Anda di halaman 1dari 15

Peran Perawat Anak, Penerapan Caring, Tren dan Isue Pada Keperawatan Anak

LAPORAN

Diajukan untuk memenuhi tugas salah satu mata kuliah Keperawatan Anak Sehat dan Sakit
Akut

Dosen Pengampu : Ibu Agni Laili Perdani,S.Kep, Ners, MS

Nama Anggota :

1. Andika Pratama (221004)


2. Eka Meliyanti (221012)
3. Grace Parfolin Mulli (221014)
4. Yonatan Kuncoro (221038)
5. Alfina Salsabila (221041)
6. Arwinda Agustin (221043)
7. Muhamad Fauzan Firdaus (221060)
8. Agistha Tazqiroh (221078)
9. Hilda Putri Riswanti (221093)
10. Kharisma Adinda Putri (221095)

Kelompok 2

Program Studi Sarjana Ilmu Keperawatan

Sekolah Tinggi Ilmu Keperawatan PPNI Jawa Barat

Bandung

2023
KATA PENGANTAR

Syukur alhamdulillah senantiasa kami panjatkan kehadiran Allah SWT yang


telahmelimpahkan rahmat dan Karunia-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah
iniguna memenuhi tugas kelompok untuk Mata Kuliah Keperawatan Anak Sehat dan Sakit
Akut, dengan Judul : Peran Keperawatan Anak, Penerapan Caring, Tren dan Isue Pada
Keperawatan Anak.

Kami menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini tidak terlepas dari bantuan
banyak pihak yang dengan tulus memberikan doa, saran dan kritik sehingga makalah inidapat
terselesaikan.Kami menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna
dikarenakan terbatasnya pengalaman dan pengetahuan yang kami miliki. Oleh karena itu,
kami mengharapkan segala bentuk sarat serta masukan bahkan kritik yang membangun dari
berbagai pihak. Akhirnya kami berharap semoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi
perkembangan dunia Pendidikan.

Bandung, 15 Maret 2023

Penulis
Daftar Isi
BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Seorang perawat adalah individu yang bertanggung jawab dan berwenang


dalam memberikan pelayanan keperawatan. Salah satu faktor yang mempengaruhi
peran perawat pelaksana dalam memberikan asuhan keperawatan adalah tersedianya
sarana dan prasaranayang dapat memperlancar kegiatan seperti peralatan medik (obat-
obatan, set infus, kateter), peralatan keperawatan (materi pencegahan infeksi,
pencegahan trauma), dan peralatan pendukung keperawatan (Herymrt, 2008: 56)
Hospitalisasi pada anak merupakan proses karena suatu alas an yang
berencana atau darurat mengharuskan anak untuk tinggal di Rumah Sakit menjalani
terapi dan perawatansampai pemulangan kembali ke rumah. Selama proses tersebut,
anak dapat mengalami berbagai kejadian yang menunjukkan pengalaman yang sangat
trauma dan penuh stress(Nursalam, 2005: 25).
Karena anak-anak sangatlah berbeda dari orang dewasa baik secara
fisiologismaupun psikologis asuhan keperawatan pediatric merupakan fenomena yang
spasial.Untuk menghadapi tantangan berespons terhadap kebutuhan anak, banyak
fasilitas asuhankeperawatan dewasa ini diperlengkapi dengan unit pediatrik terpisah,
sehingga perawat danstaf asuhan keperawatan profesional lainnya dapat memberikan
terapi berdasarkankebutuhan individual pasiennya masing-masing.
BAB 2
PEMBAHASAN

1.1 Peran Perawat Anak


Perawat merupakan anggota dari tim pemberi asuhan keperawatan anak
danorang tuanya. Perawat dapat berperan dalam berbagai aspek dalam memberikan
pelayanan kesehatan dan bekerjasama dengan anggota tim lain, dengan
keluargaterutama dalam membantu memecahkan masalah yang berkaitan dengan
perawatananak. Mari kita bahas secara jelas tentang peran perawat anak. Perawat
merupakansalah satu anggota tim kesehatan yang bekerja dengan anak dan orang tua.
Beberapa peran penting seorang perawat, meliputi :
1. Sebagai pendidik.
Perawat berperan sebagai pendidik, baik secara langsung dengan
Memberi penyuluhan/Pendidikan Kesehatan pada orang tua maupun tidak
langsung dengan menolong orang tua/anak memahami pengobatan dan
perawatan anaknya. Kebutuhan orang tua terhadap Pendidikan Kesehatan
dapat mencakup pengertian dasar penyakit yang dialami anaknya, perawatan
anak selama dirawat di rumah sakit, serta perawatan lanjut untuk persiapan
pulang ke rumah. Tiga domain yang dapat dirubah oleh perawat melalui
Pendidikan Kesehatan adalah pengetahuan, keterampilan serta sikap keluarga
dalam hal Kesehatan.
2. Sebagai konselor.
Suata waktu anak dan keluarganya mempunyai kebutuhan psikologis
berupa dukungan/dorongan mental. Sebagai konselor, perawat dapat
memberikan konseling keperawatan ketika anak dan keluarganya
membutuhkan. Hal inilah yang membedakan layanan konseling dengan
pendidikan kesehatan.Dengan cara mendengarkan segala keluhan, melakukan
sentuhan dan hadirsecara fisik maka perawat dapat saling bertukar pikiran dan
pendapat denganorang tua tentang masalah anak dan keluarganya dan
membantu mencarikanalternatif pemecahannya.
3. Melakukan koordinasi atau kolaborasi.
Dengan pendekatan interdisiplin, perawat melakukan koordinasi dan
kolaborasi dengan anggota tim kesehatan lain dengan tujuan terlaksananya
asuhan yang holistik dan komprehensif. Perawat berada pada posisi kunci
untukmenjadi koordinator pelayanan kesehatan karena 24 jam berada di
samping pasien. Keluarga adalah mitra perawat, oleh karena itu kerjasama
dengankeluarga juga harus terbina dengan baik tidak hanya saat perawat
membutuhkaninformasi dari keluarga saja, melainkan seluruh rangkaian
proses perawatananak harus melibatkan keluarga secara aktif.
4. Sebagai pembuatan keputusan etik.
Perawat dituntut untuk dapat berperan sebagai pembuat keputusan etik
dengan berdasarkan pada nilai normal yang diyakini dengan penekanan
padahak pasien untuk mendapat otonomi, menghindari hal-hal yang
merugikan pasien dan keuntungan asuhan keperawatan yaitu meningkatkan
kesejahteraan pasien. Perawat juga harus terlibat dalam perumusan rencana
pelayanankesehatan di tingkat kebijakan. Perawat harus mempunyai suara
untuk didengaroleh para pemegang kebijakan dan harus aktif dalam gerakan
yang bertujuanuntuk meningkatkan kesejahteraan anak. Perawat yang paling
mengerti tentang pelayanan keperawatan anak. Oleh karena itu perawat harus
dapat meyakinkan pemegang kebijakan bahwa usulan tentang perencanaan
pelayanan keperawatanyang diajukan dapat memberi dampak terhadap
peningkatan kualitas pelayanankesehatan anak.
5. Sebagai peneliti.
Sebagai peneliti perawat anak membutuhkan keterlibatan penuh dalam
upaya menemukan masalah-masalah keperawatan anak yang harus
diteliti,melaksanakan penelitian langsung dan menggunakan hasil
penelitiankesehatan/keperawatan anak dengan tujuan meningkatkan kualitas
praktik/asuhan keperawatan pada anak. Pada peran ini diperlukan kemampuan
berpikir kritis dalam melihat fenomena yang ada dalam layanan asuhan
keperawatan anak sehari-hari dan menelusuri penelitian yang telah dilakukan
serta menggunakan literatur untuk memvalidasi masalah penelitian yang
ditemukan. Pada tingkat kualifikasi tertentu, perawat harus dapat
melaksanakan penelitian dengan tujuan untuk meningkatkan kualitas praktik
keperawatana anak.

1.2. Penerapan Caring


Caring adalah hal yang esensisal bagi perkembangan, pertumbuhan dan keberlanjutan
hidup manusia. Caring merupakan prilaku yang supportif, assistif serta fasilitatif bagi orang
atau kelompok lain dengan kebutuhan tertentu. Caring yang efektif dapat meningkatkan
kesehatan dan pertumbuhan individu serta keluarga. Nah dalam prilaku caring sendiri
mungkin tidak akan langsung terlihat hasilnya, namun manfaat caring sering ditemukan
dalam proses itu sendirisendiri, berupa keterlibatan dan keterkaitan.
Bagi anak usia sekolah, Caring Dapat ditanamkan dengan membangun kecerdasan
moral mereka. Kecerdasan moral adalah kemampuan memahami hal yang benar dan yang
salah, dalam hal ini memiliki keyakinan etika yang kuat dan bertindak berdasarkan keyakinan
tersebut, sehingga orang bersikap benar dan terhormat. Kecerdasan yang sangat penting ini
mencakup karakter-karakter utama seperti kemampuan untuk memahami penderitaan orang
lain dan tidak bertindak jahat, mampu mengendalikan dorongan dan menunda pemuasan,
mendengarkan dari berbagai pihak sebelum memberikan penilaian, menerima dan
menghargai perbedaan, bisa memahami pilihan yang tidak etis, dapat berempati,
memperjuangkan keadilan, dan menunjakkan kasih sayang dan rasa hormat terhadap orang
lain. Ini merupakan sifat-sifat utama yang akan membentuk anak menjadi baik hati,
berkarakter kuat, dan menjadi warga negara yang baik.
Perawat dalam memberikan asuhan keperawatan kepada anak harus memahami
bahwa semua asuhan Keperawatan anak harus berpusat pada keluarga ( family centercare )
dan mencegah terjadinya trauma ( atraumatik care ). Family center care ( perawatan berfokus
pada keluarga ) merupakan unsur penting dalam perawatan anak karena anak merupakan
bagian dari anggota keluarga, sehingga kehidupan anak dapat ditentukan oleh lingkungan
keluarga. Untuk itu keperawatan anak harus mengenal keluarga sebagai tempat tinggal atau
sebagai konstanta tetap dalam kehidupan anak yang dapat mempengaruhi status kesehatan
anak
Sedangkan maksud dari Atraumatic care Adalah semua tindakan keperawatan yang
ditujukan kepada anak tidak menimbulkan trauma pada anak dan keluarga dengan
memperhatikan dampak dari setiap tindakan yg diberikan. Prinsip dari atraumatic care adalah
menurunkan dan mencegah dampak perpisahan dari keluarga, meningkatkan kemampuan
orang tua dalam mengontrol perawatan pada anak, mencegah dan mengurangi cedera
( injury ) dan nyeri ( dampak psikologis ), tidak melakukan kekerasan pada anak dan
modifikasi lingkungan fisik.
Intervensi keperawatan dengan menggunakan pendekatan Family centered care
Menekankan bahwa pembuatan kebijakan, perencanaan program perawatan, perancangan
fasilitas kesehatan, dan interaksi sehari-hari antara klien dengan tenaga kesehatan harus
melibatkan keluarga. Keluarga diberikan kewenangan untuk terlibat dalam perawatan klien,
yang berarti keluarga dengan latar belakang pengalaman, keahlian dan kompetensi keluarga
memberikan manfaat positif dalam perawatan anak. Memberikan kewenangan kepada
keluarga berarti membuka jalan bagi keluarga untuk mengetahui kekuatan, kemampuan
keluarga dalam merawat anak.

a. Manfaat Penerapan Family Centered Care (FCC) sebagai berikut:


- Hubungan tenaga kesehatan dengan keluarga semakin menguat dalammeningkatkan
kesehatan dan perkembangan setiap anak.
- Meningkatkan pengambilan keputusan klinis berdasarkan informasiyang lebih baik
dan proses kolaborasi.
- Membuat dan mengembangkan tindak lanjut rencana perawatan berkolaborasi
dengan keluarga.
- Meningkatkan pemahaman tentang kekuatan yang dimiliki keluarga dankapasitas
pemberi pelayanan.
- Penggunaan sumber-sumber pelayanan kesehatan dan waktu tenaga profesional
lebih efisien dan efektif (mengoptimalkan manajemen perawatan di rumah,
mengurangi kunjungan ke unit gawat darurat ataurumah sakit jika tidak perlu, lebih
efektif dalam menggunakan cara pencegahan)
- Mengembangkan komunikasi antara anggota tim kesehatan.
- Persaingan pemasaran pelayanan kesehatan kompetitif.
- Meningkatkan lingkungan pembelajaran untuk spesialis anak dantenaga profesi
lainnya dalam pelatihan-pelatihan.
- Menciptakan lingkungan yang meningkatkan kepuasan profesional.
- Mempertinggi kepuasan anak dan keluarga atas pelayanan kesehatan yang diterima.

b. Prinsip-prinsip Family Centered Care (FCC) Meliputi:


- Menghormati setiap anak dan keluarganya.Perawat dalam melaksanakan asuhan
keperawatan pada anakmenghormati anak dan keluarga sebagai subjek perawatan.
Perawatmenghormati anak dan keluarga memiliki pilihan yang terbaik bagi perawatan
mereka. Menghargai perbedaan suku, budaya, sosial,ekonomi, agama, dan pengalaman
tentang sehat sakit yang ada pada anakdan keluarga. Perawat menghargai perbedaan suku,
budaya, sosialekonomi, agama dan pengalaman tentang sehat sakit anak dan keluargadalam
memberikan asuhan keperawatan. Pelayanan yang diberikanmengacu kepada standar asuhan
keperawatan dan diperlakukan sama pada semua pasien dan keluarga.
- Mengenali dan memperkuat kelebihan yang ada pada anak dan keluarga.Mengkaji
kelebihan keluarga dan membantu mengembangkan kelebihankeluarga dalam proses asuhan
keperawatan pada klien.
- Mendukung dan memfasilitasi pilihan anak dan keluarga dalam memilih pelayanan
kesehatannya. Memberikan kesempatan kepada keluarga dananak untuk memilih fasilitas
kesehatan yang sesuai untuk mereka,menghargai pilihan dan mendukung keluarga.
- Menjamin pelayanan yang diperoleh anak dan keluarga sesuai dengankebutuhan, keyakinan,
nilai, dan budaya mereka. Memonitor pelayanankeperawatan yang diberikan sesuai dengan
kebutuhan, nilai, keyakinandan budaya pasien dan keluarga.
- Berbagi informasi secara jujur dan tidak bias dengan anak dan keluargasebagai cara untuk
memperkuat dan mendayagunakan anak dan keluargadalam meningkatkan derajat kesehatan.
Petugas kesehatan memberikaninformasi yang berguna bagi pasien dan keluarga, dengan
benar dan tidakmemihak. Informasi yang diberikan harus lengkap, benar dan akurat.
- Memberikan dan menjamin dukungan formal dan informal untuk anak dan keluarga.
Memfasilitasi pembentukan Support Grup untuk anak dan keluarga, melakukan
pendampingan kepada keluarga, menyediakanakses informasi suport grup yang tersedia
dimasyarakat.
- Berkolaborasi dengan anak dan keluarga dalam penyusunan dan pengembangan program
perawatan anak di berbagai tingkat pelayanan kesehatan. Melibatkan keluarga dalam
perencanaan program perawatan anak, meminta pendapat dan ide keluarga untuk
pengembangan program yang akan dilakukan. Mendorong anak dan keluarga untuk
menemukan kelebihan dan kekuatan yang dimiliki, membangun rasa percaya diri, dan
membuat pilihan dalam menentukan pelayanan kesehatan anak. Petugas kesehatan berupaya
meningkatkan rasa percaya diri keluarga dengan memberikan Pengetahuan yang keluarga
butuhkan dalam perawatan anak.

c. Perawat ketika memberi asuhan keperawatan kepada anak juga harus


memperhatikan hal hal sebagai berikut :
- Anak bukan miniatur orang dewasa
- Anak sebagai individu unik dan mempunyai kebutuhan sesuai tahap perkembangan
- Pelayanan keperawatan anak berorientasi pada pencegahan & peningkatan derajat
kesehatan bukan mengobati anak sakit.
- Keperawatan anak merupakan disiplin ilmu kesehatan yang berfokus pada
kesejahteraan anak sehingga perawat bertanggung jawab secara komprehensif dalam
memberikan askep anak
- Praktik keperawatan anak harus sesuai dengan moral (etik) & aspek hukum (legal)

1.3. Trend dan Isue Pada Keperawatan Anak


Trend dan isu keperawatan adalah sesuatu yang sedang dibicarakan banyak
orang tentang praktek/ mengenai keperawatan baik itu berdasarkan fakta maupun
tidak, trend dan isu tentunya menyangkut tentang aspek legal dan etis
keperawatan. Trend an isu keperawatan anak di antaranya adalah :
1. Atraumatic Care
Atrumatic care adalah perawatan yang tidak menimbulkan trauma pada anak
dan keluarga. Atraumatik care sebagai bentuk perawatan terapeutik dapat
diberikan kepada anak dan keluarga dengan mengurangi dampak psikologis dari
tindakan keperawatan yang diberikan., seperti memperhatikan dampak psikologis
dari tindakan keperawatan yang diberikan dengan melihat prosedur tindakan atau
aspek lain yang kemungkinan berdampak adanya trauma untuk mencapai
perawatan tersebut beberapa prinsip yang dapat dilakukan oleh perawat antara
lain :
1) Menurunkan atau mencegah dampak perpisahan dari keluarga
Dampak perpisahan dari keluarga akan menyebabkan kecemasan pada anak
sehingga menghambat proses penyembuhan dan dapat mengganggu
pertumbuhan dan perkembangan anak.
2) Meningkatkan kemampuan orang tua dalam mengontrol perawatan pada
anak. Kemampuan orang tua dalam mengontrol perawatan pada anak dapat
meningkatkan kemandirian anak dan anak akan bersikap waspada dalam
segala hal.
3) Mencegah atau mengurangi cedera (injuri) dan nyeri (dampak psikologis)
Proses pengurangan rasa nyeri sering tidak bisa dihilangkan secara cepat akan
tetapi dapat dikurangi melalui berbagai tenik misalnya distraksi, relaksasi dan
imaginary. Apabila tindakan pencegahan tidak dilakukan maka cedera dan
nyeri akan berlangsung lama pada anak sehingga dapat mengganggu
pertumbuhan dan perkembangan anak.
4) Tidak melakukan kekerasan pada anak
Kekerasan pada anak akan menimbulkan gangguan psikologis yang sangat
berarti dalam kehidupan anak, yang dapat menghambat proses kematangan
dan tumbuh kembang anak.
5) Modifikasi lingkungan
Melalui modifikasi lingkungan yang bernuansa anak dapat meningkatkan
keceriaan dan nyaman bagi lingkungan anak sehingga anak selalu berkembang
dan merasa nyaman dilingkungan.
2. Imunisasi
Imunisasi adalah upaya pencegahan penyakit menular yang diterapkan dengan
memberikan vaksin sehingga orang tersbut imun atau resisten terhadap penyakit
tersebut. Anak yang diberi imunisasi akan terlindung dari infeksi penyakit-
penyakit.Yang dapat menyebabkan infeksi sebelum mikroorganisme tersebut
memiliki kesempatanuntuk menyerang tubuh kita. Dengan imunisasi tubuh kita akan
terlindungi dari infeksi begitu pula orang lain. Tujuan dari imunisasi adalah untuk
menguranggi angka penderitaan suatu penyakit yang sangat membahayakan kesehatan
bahkan bisa menyebabkan kematian pada penderitanya.
2.1 Macam-Macam Imunisasi
1. Imunisasi Aktif. Adalah kekebalan tubuh yang di dapat seorang karena
tubuh yang secara aktif membentuk zat antibodi, contohnya: imunisasi polio
ataucampak . Imunisasi aktif juga dapat di bagi dua macam:Imunisasi aktif alamiah
dan Imunisasi aktif buatan
2. Imunisasi Pasif. Adalah kekebalan tubuh yang di dapat seseorang yang zat
kekebalan tubuhnya di dapat dari luar. Contohnya : ATC (Anti Tetanus Serum). Pada
orang yang mengalami luka kecelakaan. Imunisasi pasif ini dibagi yaitu: Imunisasi
pasif alamiah dan Imunisasi pasif buatan
3. Terapi pijat anak-anak maupun bayi
a. Pijat pada bayi
Pijat bayi sangat membantu dalam meningkatkan fisik bayi, emosional,
perkembangan mental dan sosial. Bayi cenderung banyak menangis karena satu-
satunya cara mereka mengekspresikan diri selama tahap awal masa bayi. Sebuah
pijatan lembut dapat menenangkan bayi yang menangis dan juga meringankan
setiap penyakit kolik, peredaran darah dan pencernaan. Selain itu, membantu
orang tua baru menjadi nyaman dengan anak mereka sehingga merupakan situasi
win-win untuk semua orang. Pijat sesi tiga puluh menit untuk bayi harus menjadi
bagian dari rutinitas harian setiap orangtua.
b. Pijat pada anak-anak
Pijat anak berbeda dari bayi dalam banyak cara dan menawarkan banyak
manfaat. Perhatian-deficit hyperactivity disorder juga dikenal sebagai ADHD,
adalah gangguan kejiwaan yang cepat meningkat di kalangan anak-anak.
Perkiraan umum menempatkan 3-7% dari semua anak usia sekolah dan remaja
sebagai penderita ADHD. Studi telah membuktikan terapi pijat sebagai alat yang
efektif untuk melawan gangguan ini. Sebuah penelitian baru mengungkapkan
bahwa remaja laki-laki yang menerima 10-15 menit terapi alternatif pijat setiap
hari menunjukkan peningkatan fokus dan terlalu kelelahan. Mereka juga dinilai
sendiri lebih bahagia dan menunjukkan tanda-tanda luar biasa dari mood positif.
Manfaat lain jangka panjang dari terapi pijat pediatrik adalah bahwa hal itu
merintangi setiap potensi masalah yang mungkin ditemui anak selama masa
dewasanya.
4. Pelayanan kesehatan bagi balita
1) Pemantauan pertumbuhan balita dengan KMS
KMS (Kartu Menuju Sehat) untuk balita adalah alat yang sederhana dan
murah, yang dapat digunakan untuk memantau kesehatan dan pertumbuhan anak.
Manfaat KMS adalah :
a. Sebagai media untuk mencatat dan memantau riwayat kesehatan balita
secara lengkap, meliputi : pertumbuhan, perkembangan, pelaksanaan
imunisasi, penanggulangan diare, pemberian kapsul vitamin A, kondisi
kesehatan pemberian ASI eksklusif, dan Makanan Pendamping ASI
b. Sebagai media edukasi bagi orang tua balita tentang kesehatan anak
c. Sebagai sarana komunikasi yang dapat digunakan oleh petugas untuk
menentukan penyuluhan dan tindakan pelayanan kesehatan dan gizi.
2) Pemberian Kapsul Vitamin A
Vitamin A adalah salah satu zat gizi dari golongan vitamin yang sangat
diperlukan oleh tubuh yang berguna untuk kesehatan mata ( agar dapat melihat
dengan baik ) dan untuk kesehatan tubuh yaitu meningkatkan daya tahan tubuh,
jaringan epitel, untuk melawan penyakit misalnya campak, diare dan infeksi lain.
Vitamin A terdiri dari 2 jenis :
a. Kapsul vitamin A biru ( 100.000 IU ) diberikan pada bayi yang berusia 6-11
bulan satu kali dalam satu tahun
b. Kapsul vitamin A merah ( 200.000 IU ) diberikan kepada balita
5. Pelayanan Posyandu
Posyandu merupakan salah satu bentuk Upaya Kesehatan Bersumberdaya
Masyarakat (UKBM) yang dikelola dan diselenggarakan dari, oleh, untuk dan
bersama masyarakat dalam penyelenggaraan pembangunan kesehatan guna
memberdayakan masyarakat dan memberikan kemudahan kepada masyarakat
dalam memperoleh pelayanan kesehatan dasar untuk mempercepat penurunan
angka kematian ibu dan bayi.
Adapun jenis pelayanan yang diselenggarakan Posyandu untuk balita mencakup :
1. Penimbangan berat badan
2. Penentuan status pertumbuhan
3. Penyuluhan
4. Jika ada tenaga kesehatan Puskesmas dilakukan pemeriksaan kesehatan,
imunisasi dan deteksi dini tumbuh kembang, apabila ditemukan kelainan,
segera ditunjuk ke Puskesmas.
6. Manajemen terpadu balita sakit
Manajemen Terpadu Balita Sakit (MTBS) atau Integrated Management of
Childhood Illness (IMCI) adalah suatu pendekatan yang terintegrasi/terpadu
dalam tatalaksana balita sakit dengan fokus kepada kesehatan anak usia 0-59
bulan (balita) secara menyeluruh. Kegiatan MTBS memliliki 3 komponen khas
yang menguntungkan, yaitu:
1. Meningkatkan ketrampilan petugas kesehatan dalam tatalaksana kasus balita
sakit (selain dokter, petugas kesehatan non-dokter dapat pula memeriksa dan
menangani pasien asalkan sudah dilatih).
2. Memperbaiki sistem kesehatan (perwujudan terintegrasinya banyak program
kesehatan dalam 1 kali pemeriksaan MTBS).
3. Memperbaiki praktek keluarga dan masyarakat dalam perawatan di rumah
dan upaya pencarian pertolongan kasus balita sakit (meningkatkan
pemberdayaan masyarakat dalam pelayanan kesehatan).
7. Penggunaan Gadget
Penggunaan gadget pada anak usia dini biasanya dipakai untuk bermain
game dari total keseluruhan pemakaian. Sedangkan yang cukup banyak juga
dikalangan anak usia dini adalah pemakaian gadget untuk menonton animasi
atau serial kartun anak – anak. Sedangkan hanya sedikit sekali yang
menggunakannya untuk berkomunikasi dengan orang tua mereka atau untuk
meilhat video pembelajaran.
Gadget memiliki banyak manfaat apalagi digunakan dengan cara yang
benar dan semestinya diperbolehkan orang tua mengenalkan gadget pada
anak usia dini memang perlu tetapi harus diingat terdapat dampak positif dan
dampak negatif pada gadget tersebut. Menurut (M. Hafiz Al-Ayouby, 2017),
mengatakan bahwa, gadget memiliki dampak positif dan juga negatif.
Dampak tersebut antara lain adalah:
A. Dampak positif penggunaan gadget
1. Berkembangnya imajinasi, (melihat gambar kemudian menggambarnya
sesuai imajinasinya yang melatih daya pikir tanpa dibatasi oleh
kenyataan).
2. Melatih kecerdasan, (dalam hal ini anak dapat terbiasa dengan tulisan,
angka, gambar yang membantu melatih proses belajar).
3. Meningkatkan rasa percaya diri. (saat anak memenangkan suatu
permainan akan termotovasi untuk menyelesaikan permainan).
4. Mengembangkan kemampuan dalam membaca, matematika, dan
pemecahan masalah. (dalam hal ini anak akan timbul sifat dasar rasa
ingin tahu akan suatu hal yang membuat anak akan muncul kesadaran
kebutuhan belajar dengan sendirinya tanpa perlu dipaksa).
B. Dampak negatif dari gadget adalah:
1. Penurunan konsentrasi saat belajar (pada saat belajar anak menjadi tidak
fokus dan hanya teringat dengan gadget, misalnya anak teringat dengan
permainan gadget seolah-olah dia seperti tokoh dalam game tersebut).
2. Malas menulis dan membaca, (hal ini diakibatkan dari penggunaan
gadget misalnya pada saat anak membuka vidio di aplikasi Youtube anak
cendeung melihat gambarnya saja tanpa harus menulis apa yang mereka
cari).
3. Penurunan dalam kemampuan bersosialisasi, (misalnya anak kurang
bermain dengan teman dilingkungan sekitarnya, tidak memperdulikan
keadaan disekelilingnya.)
4. Kecanduan, (anak akan sulit dan akan ketergantungan dengan gadget
karena sudah menajadi suatu hal yang menjadi kebutuhan untuknya).
5. Dapat menimbulkan gangguan kesehatan, (jelas dapat menimbulkan
ganggunan kesehatan karena paparan radisasi yang ada pada gadget, dan
juga dapat merusak kesehatan mata anak).
6. Perkembangan kognitif anak usia dini terhambat, (kognitif atau pemikiran
proses psikologis yang berkaitan bagaimana individu mempelajari,
memperhatikan, mengamati, membayangkan, memperkirakan, menilai
dan memikirkan lingkungannya akan terhambat).

Anda mungkin juga menyukai