Di susun oleh:
PROGRAMSTUDI S1 KEPERAWATAN
BANDUNG
2022
i
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
melimpahkan karunia-Nya sehingga dapat menyelesaikan penulisan makalah dengan
judul “Faktor yang mempengaruhi caring perilaku keperawatan: organisasi,
kepemimpinan, imbalan, struktur dan desain pekerjaan”sebagai pemenuhan tugas
pada mata ajar caring keperawatan sehingga makalah ini dapat selesai dengan baik.
Kami menyadari bahwa makalah ini belumlah sempurna dan masih banyak
kekurangan. Oleh karena itu, kami berharap adanya kritik dan saran yang dapat
membangun agar dalam penyusunan makalah selanjutnya menjadi lebih baik lagi.
Kami juga berharap semoga makalah ini bermanfaat bagi banyak orang.
Kelompok 4
ii
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ........................................................................................ 1
1.2 Rumusan Masalah ................................................................................... 2
1.3 Tujuan ..................................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Caring Keperawatan ............................................................. 3
2.2 Faktor yang mempengaruhi Perilaku Caring ......................................... 5
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan ............................................................................................. 20
3.2 Saran ....................................................................................................... 20
DAFTAR PUSTAKA
iii
BAB I
PENDAHULUAN
Perilaku caring perawat dalam asuhan keperawatan merupakan kinerja perawat yang
dipengaruhi oleh tiga faktor, yaitu faktor individu, faktor organisasi, dan faktor
psikologis (Gibson, 1997). Faktor individu meliputi kemampuan, keterampilan, latar
belakang pribadi, dan demografis. Faktor psikologis banyak dipengaruhi oleh
keluarga,, tingkat sosial, pengalaman kerja sebelumnya, dan demografis. Faktor
organisasi menurut Gibson (1997) terdiri atas variabel sumber daya, kepemimpinan,
imbalan, struktur, dan desain pekerjaan.
1.3 Tujuan
iv
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Perilaku Caring Perawat.
Hasil penelitian menunjukkan sebagian besar perilaku caring perawat
pelaksana masih kurang. Hal ini dapat terjadi karena kebanyakan perawat terlibat
secara aktif dan memusatkan diri pada fenomena medik,seperti cara diagnostik dan
cara pengobatan. Akibatnya, perawat kekurangan waktu dalam memberikan perhatian
pada tugas care klien. Beberapa bukti empirik yang mendukung kurangnya perilaku
caring perawat, yaitu hasil penelitian Greenhalgh, Vanhanen, dan Kyngas(1998).
Penelitian yang bertujuan menelaah perilaku perawat yang bekerja di ruang
perawatan umum menunjukkan bahwa perawat lebih menekankan perilaku caring
fisik daripada afektif. Pemenuhan kebutuhan biologis menjadi fokus utama perawat
sehingga kebutuhan lainnya seperti kebutuhan psikologis, sosial, dan spiritual klien
kurang mendapat perhatian.
v
umur seseorang semakin meningkat pula kedewasaan teknisnya, demikian pula
psikologis, menunjukkan kematangan jiwa.
terhadap pengalaman kerja. Hal ini dapat dilihat dari adanya perawat senior
berdasarkan lama kerja yang dijadikan role model dan dijadikan acuan bagi perawat
muda dalam berperilaku caring.
Hasil ini tidak sependapat dengan Siagian (1999) yang mengatakan bahwa tingkat
pendidikan memengaruhi kinerja perawat yang bersangkutan. Tenaga keperawatan
yang berpendidikan tinggi kinerjanya akan lebih baik karena telah memiliki
pengetahuan dan wawasan yang lebih luas. Pendapat peneliti berdasarkan identifikasi
dan referensi, caring merupakan ilmu tentang manusia, bukan hanya sebagai
perilaku, melainkan juga suatu cara sehingga sesuatu menjadi berarti dan memberi
motivasi untuk berbuat kepedulian terhadap klien. RS ini baru selesai menyekolahkan
perawat berpendidikan SPK sehingga belum ada tampak perbedaan perawat
vi
berpendidikan SPK dengan D-3 Keperawatan. Status perkawinan tidak berhubungan
dengan perilaku caring perawat pelaksana. Hasil ini sesuai dengan penelitian
Rusmiati (2008) yang menyatakan tidak ada hubungan status pernikahan dengan
kinerja.
nya dalam berperilaku dan bekerja. Setiap kepala ruangan harus memiliki
pengetahuan, sikap, dan berperilaku sebagai seorang pemimpin dengan mengetahui
prinsip dari kepemimpinan.
vii
Hal ini disebabkan oleh terbatasnya jumlah perawat pelaksana yang ada di
setiap rawat inap. Standar Operasional Prosedur (SOP) dan Standar Akuntansi
Keuangan (SAK) pun belum dijadikan sebagai acuan dalam melakukan pelayanan
keperawatan. Hal ini terlihat dalam melakukan tindakan keperawatan banyak yang
tidak sesuai dengan SOP dan SAK rumah sakit.
Penelitian ini dapat berdampak positif dan menjadi masukan bagi pelayanan
keperawatan khususnya dalam meningkatkan perilaku caring perawat. Kompetensi
viii
pemimpin, seperti kepala ruangan juga memengaruhi perilaku caring perawat
pelaksana. Pihak RS perlu lebih memperhatikan dan memprioritaskan kompetensi
kepala ruangan, sebagai manajer first line yang harus dapat berperan sebagai
pemimpin. Kepala ruangan yang mampu berperan sebagai role model dapat
memotivasi perawat pelaksana berperilaku caring.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
3.2 Saran
DAFTAR PUSTAKA
ix
Aminudin, T.Y. (2004). Hubungan iklim kerja dengan kinerja perawat
pelaksana di Ruang rawat Inap RSUD Dr. M. Yunus Bengkulu. (Tesis, tidak
dipublikasikan). Program Studi Magister Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas
Indonesia, Depok, Jawa Barat.