Anda di halaman 1dari 9

MAKALAH

Empati dalam Pelayanan Keperawatan


Disusun Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah Caring Keperawatan

Dosen pengampu : Bhakti permana M.kep

Disusun oleh :

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN


STIKEP PPNI JAWA BARAT
BANDUNG
2022
KATA PENGANTAR

Syukur Alhamdulilah senantiasa kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah
melimpahkan rahmat dan karunia-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini guna
memenuhi tugas mata kuliah Caring Keperawatan dengan judul “Empati dalam Pelayanan
Keperawatan”.
Kami mengucapkan terima kasih kepada Bapak Bhakti permana M.kep selaku Dosen
mata kuliah falsafah keperawatan yang telah memberikan tugas ini sehingga kami dapat
menambah pengetahuan dan wawasan.

Kami menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna dikarenakan
terbatasnya pengalaman dan pengetahuan yang kami miliki. Oleh karena itu, kami
mengharapkan segala bentuk saran serta masukan bahkan kritik yang membangun dari berbagai
pihak. Akhirnya kami berharap semoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi
perkembangan dan pendidikan.

Bandung, September 2022

Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ........................................................................................................i
DAFTAR ISI ........................................................................................................................ii
BAB 1 PENDAHULUAN ...................................................................................................1
A. Latar Belakang .........................................................................................................1
B. Tujuan .......................................................................................................................1
C. Manfaat .....................................................................................................................1
BAB II TINJAUAN PUSTAKA..........................................................................................2
2.1 Konsep Empati .......................................................................................................2
2.1.1 Definisi Empati...................................................................................................2
2.1.2 Komponen Empati .............................................................................................3
2.1.3 Karakteristik Empati ........................................................................................3
2.2 Konsep Kepuasan Pasien ......................................................................................4
2.2.1 Definisi Kepuasan Pasien ..................................................................................4
2.2.2 Aspek-Aspek Yang Memperngaruhi Kepuasan Pasien .................................4
BAB III Penutupan..............................................................................................................5
Kesimpulan................................................................................................................5
DAFTAR PUSTAKA ..........................................................................................................6
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Keperawatan sebagai bagian integral pelayanan kesehatan merupakan suatu bentuk
pelayanan professional yang didasarkan pada ilmu keperawatan. Pada perkembangannya ilmu
keperawatan selalu mengikuti perkembangan ilmu lain, mengingat ilmu keperawatan
merupakan ilmu terapan yang selalu berubah mengikuti perkembangan zaman.
Demikian juga dengan pelayanan keperawatan di Indonesia, kedepan diharapkan harus
mampu memberikan pelayanan kepada masyarakat secara profesional sesuai dengan tuntutan
kebutuhan masyarakat serta teknologi bidang kesehatan yang senantiasa berkembang.
Pelaksanaan asuhan keperawatan di sebagian besar rumah sakit Indonesia umumnya telah
menerapkan pendekatan ilmiah melalui proses keperawatan.
Untuk itulah Caring dalam keperawatan ini dapat dijadikan sebagai brand/merk perawat
terhadap nilai-nilai sikap dalam perawat ataupun nilai-nilai tertentu. Caring juga sebagai dasar
serta filosofi serta karakternya, sesuatu yang abstrak tetapi harus tetap dilakukan, hal-hal yang
mendasar dalam nilai-nilai kemanusiaan yang dijadikan sebuah makna tersendiri. Caring yang
dapat memotivasi dan membantu penyembuhan dan kesenangan tersendiri bagi perawat dan
pasien.
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud empati dan empati dalam keperawatan ?
2. Apa itu kepuasan dalam pelayanan kepada pasien?

C. Tujuan
- Untuk mengetahui sikap empati dalam pelayanan keperawatan, serta macam-macam
empati.
- Untuk mengetahui bagaimana kepuasan pasien dalam pelayanan keperawatan
- Untuk menambah wawasan baru kepada penyusun dan pembaca
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Konsep Empati


2.1.1. Definisi Empati
Empati adalah kemapuan untuk memahami pengalaman pribadi pasien tanpa terikat
dengan merekam empati merupakan keterampilan komunikasi yang penting bagi seorang
tenaga kesehatan. Empati adalah sebagai suatu kesediaan untuk memahami orang lain se cara
paripurna baik yang tampak maupun yang terkandung, khususnya aspek perasaan, pikiran, dan
keinginan. Seseorang dapat menempatkan diri dalam suasana mood (perasaan), pikiran dan
keinginan orang lain sedekat mungkin bila dia ingin dapat berempati bila ia ingin berempati
apabila empati tersebut tumbuh dalam proses komunikasi interpersonal, maka suasana
hubungan interpersonal dan komunikasi akan kondusif, tenang, kooperatif, saling pengertian,
dan terbuka. Seorang perawat dikatakan memiliki empati ialah perawat yang mampu
mengimple mentasi empatinya baik secara kuantitas maupun mutu pelayanan kepera watan
yang lebih baik.
Sejauh mana sikap perawat untuk mampu mendalami isi dan maksud pikiran dan
menghayati perasaan pasien (klien) itu adalah menunjukkan empati perawat. Pembentukan
empati tidak serta-merta menurut aspek kognitif, tetapi juga mengandung aspek afektif, dan
ditunjukkan dalam bentuk gerakan gerakan, cara berkomunikasi. Dengan berempati perawat
menunjukkan kemampuannya untuk mengetahui apa yang sedang dialami pasien (klien) dari
sudut pandang pasien (klien). Seorang perawat dikatakan memiliki empati terlihat dari
kemampuannya mema hami motivasi dan pengalaman, perasaan dan sikap, harapan dan
keinginan pasien (klien) yang berkaitan dengan tindakan keperawatan dan penyembuhan
penyakitnya.
Hubungan empati tenaga kesehatan dengan pengguna perawatan kesehatan
memperkuat kerja sama dalam mendesain rencana pengobatan sehingga meningkatkan
kepuasan pasien pada proses pengobatan. Empati dalam hubungan antara tenaga kesehatan dan
penerima perawatan akan membuat pengguna layanan kesehatan merasa aman dan
mempercayai kemampuan tenaga kesehatan. Tenaga kesehatan dan pasien menjadi lebih dekat
dan hubungan terjadi secara mutualisme. Pengguna layanan kesehatan yang mengalami empati
selama perawatan mereka menunjukan hasil yang lebih baik dan peningkatan perbaikan kondisi
yang lebih tinggi. Faktor faktor yang mempengaruhi empati ada usia, refleksi diri, penilaian
dan ekspresi emosi dikaitkan dengan empati pekerja sosial perempuan.

2.1.2. Komponen Empati


Komponen empati terdiri dari dua komponen, yaitu komponen kognitif dan komponen
afektif, komponen kognitif merupakan komponen yang menimbulkan pemahaman terhadap
perasaan orang lain. Komponen kognitif ini berkaitan dengan kepekaan interpersonal dan
kemaampuan untuk memahamimpsis orang lain. Dalam pernyataanpernyataan tersebut tersirat
bahwa komponen kognitif seperti kemampuan seseorang dalam menjelaskan suatu perilaku,
kemampuan untuk mengingat jejak-jejak intelektual dan verbal tentang orang lain, dan
kemampuan untuk membedakan atau menselaraskan kondisi emosional dirinya dengan orang
lain.
Komponen afektif dalam empati cenderung pada kepedulian (caring) dan penerimaan
yang tlus terhadap pengguna layanan keperawatan. Kepedulian mengacu pada asistensi dan
dukungan sebagai dampak dari interaksi emosiona. Konsep penerimaan yang tulus mengacu
pada persetujuan terhadap orang lain tanpa stereotif terentu.
Menurut (Eisenberg, dalam Panuntun, 2018), menyatakan bahwa dalam proses individu
berempati melibatkan aspek afektif dan kognitif. Secara afektif, seserang lebih cenderung pada
kemampuan seseorang untuk menyesuaikan perasaan orang lain dengan perasaannya sendiri
yang pada akhirnya menghubungkan empati dengan perilaku menolong sebagai bentuk rasa
kepedulian pada perasaan orang lain., sedangkan secara kognitif, seseorang cenderung
memahami perasaan orang lain dengan membayangkan dan juga memikirkan suatu situasi dari
sudut pandang orang lain.
2.1.3. Karakteristik Empati
Untuk memahami empati, maka kita harus mengetahui ciri – ciri atau karakteristik dari
empati itu sendiri. Adapun menurut T. Safaria (2005: 105) mengemukakan ciri atau indikator
empati terdiri dari:
1) Ikut merasakan, merasakan apa yang dirasakan oleh orang lain;
2) Dibangun berdasarkan kesadaran diri, ada kemauan dalam diri seseorang untuk peka
terhadap perasaan orang lain;
3) Peka terhadap bahasa non verbal, seseorang dapat dikatakan berempati apabila orang
tersebut mampu merasakan bahasa non verbal yang diperlihatkan oleh orang lain;
4) Mengambil peran, artinya seseorang mampu mengambil tidakan atas permasalahan yang
sedang dihadapinya;
5) Tidak larut atau tetap kontrol emosi diri, artinya seseorang dapat mengendalikan diri dalam
membantu memecahkan masalah.
Cara berempati tidak harus dilakukan dengan memahami feeling/perasaan orang lain
saja, akan tetapi dapat dinyatakan dengan cara verbal dan tingkah laku. Menurut Gazda dalam
buku Asri Budiningsih (2017) ada 3 ciri berempati, yaitu :
1) Mendengarkan dengan seksama apa yang di ceritakan orang lain, bagaimana perasaannya,
apa yang terjadi pada dirinya,
2) Menyusun kata - kata yang sesuai untuk menggambarkan perasaan dan situasi orang
tersebut,
3) Menggunakan susunan kata - kata tersebut untuk mengenali orang lain dan berusaha
memahami perasaan serta situasinya
2.2 Konsep Kepuasan Pasien
2.2.1 Definisi Kepuasan Pasien
Kepuasan atau dalam Bahasa Inggris disebut satisfaction berasal dari bahasa latin, yaitu
“satis” yang berarti cukup dan “fecere” yang berarti melakukan, sehingga Kepuasan dapat
diartikan sebagai kemampuan produk ataupun jasa. Sementara itu Pohan (2017)
mendefinisikan kepuasan pasien sebagai suatu tingkat perasaan pasien yang timbul sebagai
akibat dari kinerja pelayanan kesehatan yang diperolehnya setelah pasien membandingkan
dengan apa yang diharapkannya.
2.2.2 Aspek - Aspek yang Mempengaruhi Kepuasan Pasien
Pengalaman pasien juga dapat dijadikan sebagai penilaian pasien. Juga dapat diartikan
dengan perlakuan ataupun tindakan perawat yang sedang/pernah dijalani, dilakukan, dirasakan,
serta ditanggung oleh seorang pasien/klien yang memakai jasa pelayanan perawat. Menurut
Zeitham dan Berry (dalam Tjiptono,2017), aspek-aspek kepuasan pasien meliputi:
a. Keistimewaan, yaitu dimana pasien merasa diperlakukan secara istimewa oleh
b. perawat selama proses pelayanan.
c. Kesesuaian, yaitu sejauh mana pelayanan yang diberikan perawat sesuai dengan keinginan
pasien, selain itu ada ketepatan waktu dan harga.
d. Keajegan dalam memberikan pelayanan, artinya pelayanan yang diberikan
e. selalu sama pada setiap kesempatan dengan kata lain pelayanan yang diberikan selalu
konsisten.
f. Estetika, estetika dalam pelayanan berhubungan dengan kesesuaian tata letak
BAB III
PENUTUP

Demikian yang dapat kami jelaskan mengenai materi-materi yang atas, yang menjadi
pokok bahasan dalam makalah ini, tentunya masih banyak kekuarangan dan kelemahanya,
karena terbatasnya pengetahuan dan kekurangan rujukan atau referensi yang ada hubungannya
dengan judul makalah ini.

Kami banyak berharap kepada para pembaca yang budiman untuk memberi kritik dan
saran yang membangun kami semua dalam membuat makalah dan penulisan yang lebih
sempurna. Semoga makalah ini berguna bagi kami dan khususnya bagi para pembaca.

3.1 Kesimpulan
Dapat disimpulka bahwa mutu pelayanan perawat kepada pasien di rumah sakit dapat
ditingkatkan. Dengan cara para perawat dapat memberikan pelayanan yang berempati,
bermutu dan profesional
DAFTAR PUSTAKA
Desdiani. 2022. Buku Ajar Empati, Etika dan Profesionalisme dalam Bidang Kedokteran.
Bandung. Media Sains Indonesia. Hal 95
Trifiana Azelia . 2020. Cara Mengembangkan Sikap Empati yang Baik Bagi Diri Sendiri dan
Orang lain. Accessed September 15, 2022. https://www.sehatq.com/artikel/cara-
mengembangkan-sikap-empati-yang-baik-bagi-diri-sendiri-dan-orang-lain
Astarani, Pradinata J. 2015. Pentingnya Perilaku Empati Perawat Dalam Melaksanakan
Asuhan Keperawatan. JURNAL STIKES RS Baptis Kediri. Accessed September 15,
2022. https://jurnal.stikesbaptis.ac.id/index.php/STIKES/article/view/109

Anda mungkin juga menyukai