Anda di halaman 1dari 16

1

MAKALAH
PROSES KEPERAWATAN KELUARGA
Dosen Pengajar :Mariaty A. Sangkai, S.Pd., M.Kes.
Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Keperawatan Keluarga

DISUSUN OLEH :
KELOMPOK 6
1. Erna Sari ( 2017.C09a.0886 )
2. Sapto Widiantoro ( 2017.C09a.0908 )
3. Tirta Taruna ( 2017.C09a.0911 )
4. Veronika ( 2017.C09a.0912 )
5. Yulia Tikai ( 2017.C09a.0920 )

YAYASAN STIKES EKA HARAP PALANGKARAYA


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
PRODI SARJANA KEPERAWATAN
TAHUN 2020
2

KATA PENGANTAR

Puji syukur khadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas segala rahmat-Nya
sehingg kami dapat menyelesaikan pembuatan makalah ini. Di makalah ini
memaparkan beberapa hal terkait “Proses Keperawatan Keluarga”.Tidak lupa
kami juga mengucapkan banyak terimakasih atas bantuan dari pihak telah
memberikan motivasi baik materi maupun pikirannya.
Dan harapan kami semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi para pembaca, untuk kedepannya dapat memperbaiki bentuk
maupun menambah isi makalah agar menjadi lebih baik lagi.
Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman, kami yakin masih
banyak kekurangan dalam makalah ini, oleh karena itu kami sangat mengharapkan
saran dan kritik yang membangun dari para pembaca demi kesempurnaan
makalah ini ke depannya.

Palangka Raya, 4 Maret 2020

Penyusun

i
3

DAFTAR ISI

Halaman
KATA PENGANTAR i

DAFTAR ISI ii
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang 1
1.2 Rumusan Masalah 2
1.3 Tujuan 2
BAB 2 PEMBAHASAN
2.1 Latar Belakang Proses Keperawatan Keluarga 3
2.2 Definisi Keluarga 4
2.3 Struktur Keluarga 4
2.4 Ciri-Ciri Struktur Keluarga 5
2.5 Ciri-Ciri Keluarga Indonesia 5
2.6 Pengkajian Keluarga 5
2.6.1 Definisi Pengkajian Keluarga 5
2.6.2 Langkah-Langkah Pengkajian 6
2.6.3 Analisa Data 10
2.6.4 Perumusan Masalah 11
BAB 3 PENUTUP
3.1 Kesimpulan 12
3.2 Saran 12
DAFTAR PUSTAKA

ii
1

BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Konsep merupakan suatu ide dimana terdapat suatu kesan yang abstrak yang
dapat diorganisir menjadi simbol-simbol yang nyata, sedangkan konsep
keperawatan merupakan ide untuk menyusun suatu kerangka konseptual atau
model keperawatan. Teori ini sendiri merupakan sekelompok konsep yang
membentuk sebuah pola yang nyata atau suatu pernyataan yang menjelaskan suatu
proses, peristiwa, atau kejadian yang didasari oleh fakta - fakta yang telah
diobservasi, tetapi kurang absolut ( kurang adanya bukti ) secara langsung.
Teori keperawatan digunakan untuk menyusun suatu model konsep dalam
keperawatan, sehingga model keperawatan tersebut mengandung arti aplikasi dari
struktur keperawatan itu sendiri yang memungkinkan perawat untuk
mengaplikasikan ilmu yang pernah didapat di tempat mereka bekerja dalam batas
kewenangan sebagai seorang perawat. Model konsep keperawatan ini digunakan
dalam menentukan model praktek keperawatan yang akan diterapkan sesuai
kondisi dan situasi tempat perawat tersebut bekerja. Mengingat dalam model
praktek keperawatan mengandung komponen dasar seperti; adanya keyakinan dan
nilai yang mendasari sebuah model, adanya tujuan praktek yang ingin dicapai
dalam memberikan pelayanan ataupun asuhan keperawatan terhadap kebutuhan
semua pasien.
Keperawatan sebagai pelayanan profesional, dalam aplikasinya harus
dilandasi oleh dasar keilmuan keperawatan yang kokoh.Dengan demikian perawat
harus mampu berfikir logis, dan kritis dalam menelaah dan mengidentifikasi
fenomena respon manusia. Banyak bentuk-bentuk pengetahuan dan ketrampilan
berfikir kritis harus dilakukan pada setiap situasi klien, antara lain degan
menggunakan model-model keperawatan dalam proses keperawatan. Dan tiap
model dapat digunakan dalam praktek keperawatan sesuai dengan kebutuhan.
Pemilihan model keperawatan yang tepat dengan situasi klien yang spesifik,
memerlukan pengetahuan yang mendalam tentang variable-variable utama yang
1
2

mempengaruhi situasi klien. Langkah-langkah yang harus dilakukan perawat


dalam memilih model keperawatan yang tepat untuk kasus spesifik adalah sebagai
berikut : Mengumpulkan informasi awal tentang fokus kesehatan klien, umur,
pola hidup dan aktivitas sehari-hari untuk mengidentifikasi dan memahami
keunikan pasien. Mempertimbangkan model keperawatan yang tepat dengan
menganalisa asumsi yang melandasi, definisi konsep dan hubungan antar konsep.
1.2 Rumusan Masalah
1. Bagaimana Latar Belakang Proses Keperawatan Keluarga?
2. Bagaiaman Proses dalam Pengkajian Keluarga?
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui Latar Belakang Proses Keperawatan Keluarga.
2. Untuk mengetahui Proses dalam Pengkajian Keluarga.
3

BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Latar Belakang Proses Keperawatan Keluarga


Perawatan keluarga yang komprehensip merupakan suatu proses yang rumit,
sehingga memerlukan suatu pendekatan yang logis dan sistematis untuk bekerja
dengan keluarga dan anggota keluarga. Pendekatan ini disebut proses
keperawatan, proses keperawatan merupakan inti dan sari dari keperawatan.
Proses adalah suatu aksi gerak yang dilakukan dengan sengaja dan sadar dari satu
titik ke titik yang lain menuju pencapaian tujuan. Pada dasarnya, proses
keperawatan merupakan suatu proses pemecahan masalah yang sistematis, yang
digunakan ketika bekerja dengan individu, keluarga, kelompok atau
komunitas.Salah satu aspek terpenting dari keperawatan adalah penekanannya
pada keluarga. Keluarga bersama dengan individu, kelompok dan komunitas
adalah klien atau resipien keperawatan. Secara empiris, disadari bahwa kesehatan
para anggota keluarga dan kualitas kesehatan keluarga mempunyai hubungan
yang erat. Akan tetapi, hingga saat ini sangat sedikit yang diberikan perhatian
pada keluarga sebagai objek dari studi yang sistematis dalam bidang keperawatan.
Beberapa alasan penting meyakinkan mengapa unit keluarga harus menjadi
fokus sentral dari keperawatan keluarga, yaitu : Dalam sebuah unit keluarga,
disfungsi apa saja (penyakit, cedera, perpisahan) yang mempengaruhi satu atau
lebih anggota keluarga, dan dalam hal tertentu, sering akan mempengaruhi
anggota keluarga yang lain dan unit ini secara keseluruhan.Ada semacam
hubungan yang kuat antara keluarga dan status kesehatan anggotanya.Melalui
perawatan kesehatan keluarga yang berfokus pada peningkatan, perwatan diri (self
care), pendidikan kesehatan, dan konseling keluarga serta upaya-upaya yang
berarti dapat mengurangi resiko yang diciptakan oleh pola hidup dan bahaya dari
lingkungan.Upaya menemukan kasus merupakan suatu alasan bagus lainnya
untuk memberikan perawatan kesehatan keluarga.
Proses keperawatan keluarga akan relatif berbeda pada siapa yang menjadi f
ocus perawatan. Perbedaan focus tersebut tergantung pada keonseptualisasi keluar
ga dari perawat tersebut dalam prakteknya. Jika ia melihat keluarga sebagai latar

3
4

belakang atau konteks dari pasien keperawatan yang berorientasi secara individu,
seperti pada tradisional. Dalam prakteknya, kebanyakan perawat bekerja sekaligus
dengan keluarga dan anggota keluarga secara individu. Ini berarti bahwa perawat
keluarga akan menggunakan proses keperawatan pada dua lingkaran yaitu tingkat
individu dan keluarga. Dalam hali ini, pengakjian diagnosa, perencanaan,
intervensi, dan evaluasi akan menjadi lebih luas dan rumit. Palayanan perawatan
keluarga amat khusus dan hanya bekerja pada keluarga sebagai sistem.
Dan dilain pihak, suatu pemahaman dari setiap anggota keluarga yang
tidak adekuat tidak dapat dicapai tanpa memandang anggota tersebut dalam
konteks kelompok primer-keluarga. Pendekatan kedua tingkatan ini, yang
digunakan untuk mengkaji dan melaksanakan keperawatan keluarga digambarkan
pada gambar berikut ini yang menggambarkan langkah-langkah dalam proses
keperawatan keluarga
2.2 Definisi Keluarga
Keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang terdiri atas kepala
keluarga dan beberapa orang yang terkumpul dan tinggal di suatu tempat di bawah
suatu atap dalam keadaan saling ketergantungan.
Keluarga adalah sekumpulan orang dengan ikatan perkawinan, kelahiran,
dan adopsi yang bertujuan untuk menciptakan, mempertahankan budaya, dan
meningkatkan perkembangan fisik, mental, emosional, serta sosial dari tiap
anggota keluarga.
Keluarga adalah dua atau lebih individu yang hidup dalam satu rumah
tangga karena adanya hubungan darah, perkawinan, atau adopsi. Mereka saling
berinteraksi satu dengan yang lain, mempunyai peran masing-masing dan
menciptakan serta mempertahankan suatu budaya.
Jadi, menurut beberapa pengertian tersebut, kelompok dapat menyimpulkan
Keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang terdiri atas dua atau lebih
individu yang hidup dalam satu rumah dengan ikatan perkawinan, kelahiran, dan
adopsi dalam keadaan saling ketergantungan dan mempunyai peran masing-
masing.
5

2.3 Struktur Keluarga


a. Patrilineal : keluarga sedarah yang terdiri dari sanak saudara sedarah
dalam beberapa generasi, dimana hubungan itu disusun melalui jalur
ayah
b. Matrilineal : keluarga sedarah yang terdiri dari sanak saudara sedarah
dalam beberapa generasi dimana hubungan itu disusun melalui jalur garis
ibu
c. Matrilokal : sepasang suami istri yang tinggal bersama keluarga sedarah
ibu
d. Patrilokal : sepasang suami istri yang tinggal bersama keluarga sedarah
suami
e. Keluarga kawinan : hubungan suami istri sebagai dasar bagi pembinaan
keluarga, dan beberapa sanak saudara yang menjadi bagian keluarga
karena adanya hubungan dengan suami atau istri.
2.4 Ciri-Ciri Struktur Keluarga
a. Terorganisasi : saling berhubungan, saling ketergantungan antara
anggota keluarga
b. Ada keterbatasan : setiap anggota memiliki kebebasan, tetapi mereka
juga mempunyai keterbatasan dalam mejalankan fungsi dan tugasnya
masing-masing
c. Ada perbedaan dan kekhususan : setiap anggota keluarga mempunyai
peranan dan fungsinya masing-masing.
2.5 Ciri-Ciri Keluarga Indonesia
a. Suami sebagai pengambil keputusan
b. Merupakan suatu kesatuan yang utuh
c. Berbentuk monogram
d. Bertanggung jawab
e. Pengambil keputusan
f. Meneruskan nilai-nilai budaya bangsa
g. Ikatan kekeluargaan sangat erat
h. Mempunyai semangat gotong-royong
6

2.6 Pengkajian Keluarga


2.6.1 Definisi Pengkajian Keluarga
Pengkajian Keluarga merupakan suatu tahapan dimana perawat dimana
suatu perawat mengambil informasi dari keluarga dengan pendekatan sistematis
untuk mengumpulkan data dan menganalisa, sehingga dapat di ketahui kebutuhan
keluarga yang di binanya. Metode dalam pengkajian bisa melalui wawancara,
observasi vasilitas dan keadaan rumah, pemeriksaan fisik dari anggota keluarga
dan measurement dari data sekunder (hasil lab, papsmear, dll).(Susanto, 2012).
2.6.2 Langkah-Langkah Pengkajian
Pengkajian adalah tahapan dimana seseorang perawat mengambil
informasi secara terus menerus terhadap anggota keluarga yang dibinanya. Hal-
hal yang dikaji dalam keluarga adalah:
2.6.2.1 Pengumpulan Data
Pengumpulan data adalah upaya pengumpulan semua data, fakta, dan
informasi yang mendukung pemecahan maslah klien. Jenis data yang
dikumpulkan adalah sebagai berikut:
a. Data Umum
Meliputi nama kepala keluarga, alamat, pekerjaan dan pendidikan kepala
keluarga, komposisi keluarga yang terdiri dari nama, jenis kelamin, hubungan
dengan dengan KK, umur, pendidikan, dan status imunisasi dari masing-masing
anggota keluarga serta genogram.Tipe keluarga (Menjelaskan mengenai jenis tipe
keluarga beserta kendala atau masalah yang terjadi dengan jenis tipe keluarga
tersebut), Suku bangsa (Mengkaji asal suku bangsa keluarga tersebut serta
mengidentifikasi budaya suku bengsa tersebut terkait dengan kesehatan). Agama
(Mengkaji agama yang dianut oleh keluarga serta kepercayaan yang dapat
mempengaruhi kesehatan).
Status sosial ekonomi keluarga. Status sosial ekonomi keluarga ditentukan
oleh pendapatan baik dari kepala keluarga maupuan anggota keluarga lainnya.
Selain itu status sosial ekonomi keluarga ditentukan pula oleh kebutuhan-
kebutuhan yang dikeluarkan oleh keluarga serta barang-barang yang dimiliki oleh
keluarga.
7

Aktivitas rekreasi keluarga. Rekreasi keluarga tidak hanya dilihat kapan saja
keluarga bersama-sama untuk mengunjungi tempat rekreasi tertentu namun
dengan menonton TV dan memdengarkan radio juga merupakan aktivitas
rekreasi.

b. Riwayat dan Tahap Perkembangan Keluarga


Tahap perkembangan keluarga saat ini ditentukan oleh anak tertua dari
keluarga inti. Tahap perkembangan keluarga yang belum terpenuhi. Menjelaskan
bagaimana tugas perkembangan yang belum terpenuhi oleh keluarga serta
kendalanya. Riwayat keluarga inti. Menjelaskan mengenai riwayat kesehatan pada
keluarga inti, yang meliputi riwayat penyakit keturunan, riwayat kesehatan
masing-masing anggota dan sumber pelayanan yang digunakan keluarga.

c. Kegiatan sehari-hari
1) Kebiasaan tidur (apakah terdapat waktu tertentu untuk tidur/istirahat
dan bangun sesuai kemampuan setiap anggota? Apakah terdapat waktu
setiap siang untuk istirahat sebentar? Apakah anggota keluarga tidur
bersama-sama?
2) Kebiasaan makan (berapa kali makan setiap hari? Siapa yang terlihat
terlalu gemuk, terlalu kurus?
3) Waktu senggang/libur (bagaimana setiap anggota keluarga memakai
waktu senggang? Apakah penggunaan waktu senggang cocok dengan
jenis kelamin dan usia individu? Apakah ada anggota keluarga yang
hiburannya sangat memakan waktunya? Bila ada, apa dampaknya
terhadap keluarga? Apakah keluarga mempunyai hiburan bersama?)
d. Faktor sosial-budaya-ekonomi
1) Penghasilan dan pengeluaran
2) Pekerjaan, tempat tinggal, dan penghasilan setiap anggota yang sudah
bekerja.
3) Sumber penghasilan.
4) Berapa jumlah yang dihasilkan oleh setiap anggota keluarga yang
bekerja.
5) Kesanggupan untuk memenuhi kebutuhan primer seperti makan,
pakaian, dan perumahan.
8

6) Apakah ada tabungan untuk keperluan mendadak.


7) Jam kerja ayah dan ibu
8) Siapa pembuat keputusan mengenai keuangan dan bagaimana uang
digunakan.
e. Faktor lingkungan
1) Perumahan
a) Luas rumah (apakah luasnya memadai?)
b) Pengaturan kamar tidur
c) Kelengkapan perabotan rumah tangga
d) Serangga dan binatang pengerat
e) Adanya bahaya kecelakaan
f) Tempat penyimpanan makanan dan alat masak
g) Persediaan air (sumber, kepemilikan, apakah air dapat diminum)
h) Pembuangan kotoran (jenis, kepemilikan, apakah memenuhi syarat)?
i) Pembuangan sampah (jenis, apakah memenuhi syarat)
j) Pembuangan air kotor (jenis, apakah memenuhi syarat)
k) Kondisi lingkungan tempat tinggal: apakah komplek rumahan,
daerah kumuh, dll
l) Fasilitas sosial dan fasilitas kesehatan
m) Fasilitas transportasi dan komunikasi
f. Riwayat kesehatan/riwayat medis:
1) Riwayat kesehatan setiap anggota
2) Penyakit yang pernah diderita
3) Keadaan sakit yang sekarang (telah didiagnosis atau belum)
4) Nilai yang diberikan terhadap penjegahan penyakit
5) Status imunisasi anak
6) Pemanfaatan fasilitas lain untuk pencegahan penyakit
7) Sumber pelayanan kesehatan: apakah pelayanan kesehatan sama atau
berbeda untuk setiap anggota keluarga?
8) Saat kondisi sakit atau kritis, anggota keluarga pergi ke siapa?
9

9) Bagaimana keluarga melihat peranan petugas kesehatan dan pelayanan


yang mereka berikan serta harapan mereka terhadap pelayanan petugas
kesehatan?
10) Pengalaman mengenai petugas kesehatan profesional: memuaskan atau
tidak?
Setiap keluarga mempunyai cara sendiri untuk menghadapi dan mengatasi
situasi merreka. Tipe data lain yang dikumpulkan pada tahap penjajahan kedua
menggambarkan sampai mana keluarga dapat melaksanakan tugas kesehatan yang
berhubungan dengan ancaman kesehatan, kurang/tidak sehat, atau krisis yang
dialami oleh keluarga itu pada waktu tahap penjajahan pertama.data ini
menggambarkan ketidakmampuan keluarga untuk melaksanakan tugas kesehatan.
Perhatian utama perawat pada tahap penjajahan kedua adalah penentuan
kesanggupan keluarga dalam melaksanakan tugas kesehatan untuk menghadapi
masalah kesehatan. (Zaidin Ali, 2010)
Data pengkajian didapat dengan menggunakan beberapa cara. Berikut ini
adalah metode pengumpulan data yang digunakan:
a. Wawancara
Wawancara dilakukan untuk mengetahui data subjektif dalam aspek fisik,
mental, sosial budaya, ekonomi, kebiasaan, adat istirahat, agama,
lingkungan, dan sebagainya
b. Pengamatan/observasi
Pengamatan/observasi dilakukan untuk mengetahui hal yang secara
langsung bersifat fisik (ventilasi, kebersihan, penerangan, dll) atau benda
lain (data objektif).
c. Pemeriksaan fisik
Pemeriksaan fisik dilakukan pada anggota keluarga yang mempunyai
masalah keluarga dan keperawatan yang berkaitan dengan keadaan fisik,
misalnya kehamilan, mata, telinga, tenggorokan, dll. (data objektif)
d. Studi dokumentsi
Studi dilakukan dengan jalan menelusuri dokumen yang ada, misalnya
catatan kesehatan, kartu keluarga, kartu menuju sehat, literatur, catatan
pasien, dll. (data subjektif). Data yang perlu dikumpulkan dapat dilihat pada
10

Tabulasi data. Data yang ada disusun dalam tabel, grafik, genogram,
gambar, dan lain-lain untuk memudahkan proses analisis.Analisis
data.Setelah ditabulasi data langsung dapat dianalisis sengingga
menghasilkan satu kesimpulan tentang permasalahan yang ada. Hsil analisis
data juga memperlihatkan penyebab, tanda-tanda, dan pengaruh masalah
pada masa yang akan datang, dan Perumusan massalah. Dari analisis data
ditemukan beberapa informasi yang berguna untuk merumuskan maslah
klien tersebut. Masalah adalah kesenjangan yang terjadi dari apa yang
“seharusnya” terjadi dan apa yang “nyata” terjadi. Kesenjangan tersebut.
2.6.3 Analisa Data
Kegiatan yang dilakukan :
1. Menetapkan masalah kesehatan keluarga
2. Menetapkan prioritas masalah kesehatan yang akan dipecahkan,
dengan mempertimbangkan :
a. Sifat masalah
b. Kemungkinan masalah dapat diatasi
c. Potensi pencegahannya
d. Persepsi keluarga terhadap masalah
3. Menetapkan diagnosis keperawatan
Di dalam menganalisis data, terdapat 2 norma yang perlu
diperhatikan dalam melihat perkembangan kesehatan keluarga, yaitu :
1) Keadaan kesehatan yang normal dari setiap anggota keluarga,
meliputi :
a. Keadaan kesehatan fisik, mental, dan sosial dari anggota
keluarga
b. Keadaan pertumbuhan dan perkembangan anggota keluarga
c. Keadaan gizi anggota keluarga
d. Status imunisasi anggota keluarga
e. Kehamilan dan keluarga berencana (KB)
2) Keadaan rumah dan sanitasi lingkungan, meliputi :
11

a. Rumah : ventilasi, penerangan, kebersihan, konstruksi, luas


rumah dibandingkan dengan jumlah  anggota keluarga, dsb
b. Sumber air minum
c. Jamban keluarga
d. Tempat pembuangan air limbah
e. Pemanfaatan pekarangan yang ada, dsb.
4. Karakteristik keluarga :
a. Sifat-sifat keluarga
b. Dinamika dalam keluarga
c. Komunikasi dalam keluarga
d. Interaksi antar anggota keluarga
e. Kesanggupan keluarga dalam membawa perkembangan anggota
keluarga
f. Kebiasaan dan nilai-nilai yang berlaku dalam keluarga.
2.6.4 Perumusan Masalah
Setelah data dianalisis, maka selanjutnya dapat dirumuskan masalah
kesehatan dan keperawatan keluarga. Rumusan masalah kesehatan keluarga dapat
menggambarkan keadaan kesehatan dan status kesehatan keluarga, karena
merupakan hasil dari pemikiran dan pertimbangan yang mendalam tentang situasi
kesehatan, lingkungan, norma, nilai, dan kultur yang dianut oleh keluarga
tersebut.
Perumusan masalah kesehatan dan keperawatan keluarga yang diambil
didasarkan kepada penganalisaan praktek lapangan yang didasarkan kepada
analisiskonsep, teori, prinsip dan standart yang dapat dijadikan acuan dalam
menganalisis, sebelum mengambil keputusan tentang masalah kesehatan dan
keperawatan keluarga.Disamping itu, keputusan dapat diambil setelah perawat
dan keluarga, atau antar perawat itu sendiri melakukan diskusi-diskusi untuk
mengambil keputusan dengan mempertimbangkan situasi dan sumber daya yang
ada pada keluarga.
Dalam menetapkan masalah kesehatan dan keperawatan keluarga, perawat
selalu mengacu kepada tipologi masalah kesehatan dan keperawatan, serta
12

berbagai alasan dari ketidamampuan keluarga dalam melaksanakan tugas-tugas


keluarga dalam bidang kesehatan. 

BAB 3
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Pengkajian Keluarga merupakan suatu tahapan dimana perawat dimana suatu
perawat mengambil informasi dari keluarga dengan pendekatan sistematis untuk
mengumpulkan data dan menganalisa.
Dalam prakteknya, proses keperawatan keluarga menggunakan dua tingkatan yaitu
tingkatan ini digunakan untuk mengkaji dan melaksanakan keperawatan keluarga dengan
mengikuti langkah-langkah dalam proses keperawatan keluarga yaitu, Pengkajian
(pengkajian terhadap keluarga dan pengkajian dan anggota keluarga secara individu),
identifikasi masalah keluarga dan individu (diagnosa keperawatan ), rencana perawatan,
intervensi dan evaluasi perawatan. Perawatan keluarga yang komprehensip
merupakan suatu proses yang rumit, sehingga memerlukan suatu pendekatan yang
logis dan sistematis untuk bekerja dengan keluarga dan anggota keluarga.
3.2 Saran
Perawat mengetahui fungsi dan peran seorang perawat dan di sarankan bekerja
dengan memperhatikan peran dan fungsinya tersebutDalam prakteknya, proses
keperawatan keluarga menggunakan dua tingkatan yaitu tingkatan ini digunakan
untuk mengkaji dan melaksanakan keperawatan keluarga dengan mengikuti
langkah-langkah dalam proses keperawatan keluarga
13

12
DAFTAR PUSTAKA

Freadman, M. M. (2013). Buku Ajar Keperawatan Keluarga. Jakarta: EGC.


Makhfudli, (2013). Keperawatan Kesehatan Komunitas. Jakarta: Salemba Medika
Mubarok, W. I. (2010). Ilmu Keperawatan Komunitas. Jakarta: Salemba Medika.
Susanto, T. (2012).Buku Ajar Keperawatan Keluarga. Jakarta: TIM.
Zaidin Ali, S. M. (2010). Keperawatan Keluarga. Jakarta: EGC.

Anda mungkin juga menyukai