Anda di halaman 1dari 20

MANAJEMEN KEPERAWATAN

PERBEDAAN NURSING SERVICE DAN NURSING PROCESS

OLEH :
KELOMPOK 5
KELAS A12-B

1. Ni Komang Trisna Novitayanti (183212891)


2. Ni Luh Erina (183212892)
3. Ni Luh Indah Suardewi (183212893)
4. Ni Luh Nyoman Dewi Meliani (183212894)
5. Ni Luh Putri Rahayu (183212895)
6. Ni Luh Putu Dita Puspita Sari (183212896)

PROGRAM STUDI KEPERAWATAN PROGRAM SARJANA


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
WIRA MEDIKA BALI
DENPASAR
2021
KATA PENGANTAR

Puja dan puji syukur yang tiada terhingga penulis haturkan kehadapan Ida
Sang Hyang Widhi Wasa (Tuhan Yang Maha Esa), karena atas rahmat dan
karunia-Nya, karya tulis yang berjudul “Perbedaan Nursing Service Dan Nursing
Process” ini dapat diselesaikan tepat pada waktunya.
Karya tulis ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Manajemen
Keperawatan dalam menempuh Pendidikan Program Studi Keperawatan Program
Sarjana, Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Wira Medika Bali pada semester genap
tahun 2021, yang diampu oleh ibu Ns. Ni Made Nopita Wati, S.Kep.,M.Kep.
Dalam keberhasilan penyusunan karya tulis ini, tentunya tidak luput dari
bantuan beberapa pihak. Untuk itu, penulis menyampaikan terima kasih yang
setulus-tulusnya kepada pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan karya
tulis ini.
Penulis menyadari bahwa, karya tulis ini masih jauh dari yang sempurna.
Oleh kerena itu, segala kritik dan saran perbaikan sangat diharapkan demi karya-
karya penulis berikutnya. Semoga karya tulis ini ada manfaatnya.

Denpasar, 19 Februari 2021

Penulis,

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ..................................................................................... i


DAFTAR ISI .................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ........................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah ...................................................................................... 2
1.3 Tujuan ........................................................................................................ 2
1.4 Manfaat ...................................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Nursing Service .......................................................................................... 3
2.2 Nursing Process ......................................................................................... 8
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan ................................................................................................ 16
3.2 Saran ........................................................................................................... 16
DAFTAR PUSTAKA

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Keperawatan adalah suatu bentuk pelayanan profesional yang merupakan
bagian integral dari pelayanan kesehatan didasarkan pada ilmu dan kiat
keperawatan ditujukan kepada individu, keluarga, kelompok, atau masyarakat
baik sehat maupun sakit yang mencakup seluruh proses kehidupan manusia
sejak fertilisasi sampai akhir hayat, yang diberikan karena adanya
ketidaktahuan, ketidakmauan, dan karena adanya ketidaktahuan,
ketidakmauan, dan ketidakmampuan.
Perawat adalah seseorang yang memberikan pelayanan kesehatan secara
profesional dimana pelayanan tersebut berbentuk pelayanan biologis,
psikologis social, spiritual yang ditunjukan kepada individu, keluarga dan
masyarakat. Pelayanan keperawatan diberikan karena adanya kelemahan fisik
dan mental, keterbatasan pengetahuan serta kurangnya pengertian pasien akan
kemampuan melaksanakan kegiatan secara mandiri. Kegiatan itu dilakukan
dalam usaha mencapai peningkatan kesehatan dengan penekanan pada upaya
pelayanan kesehatan yang memungkinkan setiap individu mencapai
kemampuan hidup sehat dan produktif.
Sedangkan menurut Nikmatur R & Saipul W (2012) proses keperawatan
adalah serangkaian tindakan sistematik berkesinambungan, yang meliputi
tindakan untuk mengidentifikasi masalah kesehatan individu atau kelompok,
baik yang actual maupun potensial kemudian merencanakan tindakan untuk
menyelesaikan, mengurangi, atau mencegah terjadinya masalah baru dan
melaksanakan tindakan atau menugaskan orang lain untuk melaksanakan
tindakan keperawatan serta mengevaluasi keberhasilan dari tindakan yang
dikerjakan

1
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa Yang Dimaksud Dengan Nursing Service ?
2. Apa Yang Dimaksud Dengan Nursing Process ?

1.3 Tujuan
1. Untuk Mengetahui Apa Yang Dimaksud Dengan Nursing Service
2. Untuk Mengetahui Apa Yang Dimaksud Dengan Nursing Process

1.4 Manfaat
1. Agar Mampu Memahami Apa Yang Dimaksud Dengan Nursing Service
2. Agar Mampu Memahami Apa Yang Dimaksud Dengan Nursing Process

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Nursing Service


2.1.1 Pengertian Nursing Service / Pelayanan Keperawatan
Pelayanan keperawatan adalah suatu bentuk pelayanan kesehatan yang
bersifat professional dalam memenuhi kebutuhan dasar manusia meliputi bio-
psiko-sosio-kultural dan spiritual yang dapat ditunjuk pada individu dan
masyarakat dalam rentang sehat, sakit. Tugas perawat dalam memberikan
asuhan keperawatan antara lain mengkaji kebutuhan pasien, merencanakan
tindakan keperawatan, melaksanakan rencana tindakan, mengevaluasi hasil
asuha keperawatan, mendokumentasikan asuhan keperawatan, berperan serta
dalam melakukan penyuluhan.
Menurut Hidayat (2008) pelayanan keperawatan dalam pelayanan
kesehatan merupakan bagian dari pelayanan kesehatan yang meliputi
pelayanan dasar & rujukan sehingga meningkatkan derajat kesehatan. Pada
lingkup pelayanan rujukan, tugas perawat adalah memberikan askep pada
ruang atau lingkup rujukannya, seperti: asuhan keperawatan anak, askep jiwa,
askep medikal bedah, askep maternitas, askep gawat darurat, dan sebagainya.

2.1.2 Aspek Kualitas Pelayanan Keperawatan


Aspek-aspek kualitas pelayanan keperawatan menurut Parasuraman,
Berry dan Zeithaml dalam Yamit (2002) dan berbagai penelitian terhadap
beberapa jenis jasa yang telah dilakukan berhasil mengidentifikasi lima
kualitas karakteristik yang digunakan oleh pelanggan dalam mengevaluasi
kualitas pelayanan keperawatan.
Kelima karakteristik kualitas pelayana keperawatan tersebut adalah :
1. Reliability (Kehandalan)
Kualitas yang mengukur kehandalan dalam perusahaan dalam
memberikan layanan pada pelanggan. Iklan yang kreatif dan memberikan
3
janji yang lebih tidak akan efektif. Pelanggan tertarik tetapi setelah
mencoba pelayanannya, ternyatan tidak seseuai dengan yang dijanjikan,
oleh karena itu saat menentukan janji yang ditawarkan kepada pelanggan
dalam dalam suatu iklan, perlu memastikan bahwa perusahaan mampu
memberikan suatu yang dijanjikan
2. Assurance (Jaminan)
Jaminan yang mencakup kemampuan, kesopanan dan sifat dapat dipercaya
yang dimiliki staf, bebas dari bihaya, resiko atau keragu- raguan. Berkenan
dengan pengetahuan dan kesopanan karyawan serta kemampuan mereka
dalam menentukan rasa percaya dan keyakinan pelanggan
3. Tangibles (Bukti Fisik)
Untuk pasien yang menjadikan bukti fisik sebagai suatu indicator dalam
menentukan kepuasan terhadap sarana yang diterima, maka hal ini perlu
mendapat perhatian dari pihak rumah rumah sakit sebab kualitas tangible
ini merupakan suatu bukti fisik yang dapat dirasakan dan dapat diukur
oleh pasien.
4. Emphaty (Empati)
Kesenjangan antara pelayanan yang diberikan dengan pelayanan yang
dirasakan merupakan suatu pengukuran terhadap kualitas pelayanan yang
akan menimbulkan kepuasan (positif) maupun kekecewaan (negatif).
5. Responsiveness (Ketanggapan)
Menyatakan bahwa bagi pemakai jasa pelayanan kesehatan (health
costumer) kualitas pelayanan lebih terkait dengan ketanggapan petugas
memenuhi kebutihan pasien dan kelancaran komunikasi antara petugas
dengan pasien, dimana dalam hal ini kebutuhan pasien adalah menjadi
lebih sesuai atau sembuh dari keluhan/penyakit yang dideritanya.

2.1.3 Pengertian Layanan Keperawatan Prima


Pelayanan prima merupakan yang secara harfiah berarti pelayanan terbaik
atau sangat baik. Disebut sangat baik atau terbaik karena sesuai dengan standar
pelayanan yang berlaku atau dimiliki instansi pemberi pelayanan. Pelayanan
4
prima merupakan elemen utama di rumah sakit dan unit kesehatan. Rumah
sakit dituntut untuk memberikan pelayanan kesehatan yang memenuhi standar
pelayanan yang optimal.
Untuk dapat memberikan pelayanan yang prima, sebuah rumah sakit harus
memiliki sumber daya manusia dengan kualitas baik. Pelayanan dirumah sakit
merupakan bentuk pelayanan yang diberikan oleh suatu tim tenaga kesehatan,
seperti Dokter, Perawat dan Bidan. Tim keperawatan merupakan anggota tim
garda depan yang menghadapi masalah kesehatan pasien selama 24 jam secara
terus menerus. Bentuk pelayanan dan asuhan keperawatan seyogianya
diberikan oleh perawat yang memiliki kemampuan serta sikap dan kepribadian
yang sesuai dengan tuntutan profesi keperawatan.

2.1.4 Aspek - Aspek Pelayanan Perawatan Prima


Menurut Onny (1980) yang dikutip Ana N.Z (2008) ada 5 aspek dari
kualitas pelayanan perawatan prima yaitu :
1. Aspek Penerimaan
Aspek ini meliput sikap perawat yang selalu ramah, selalu tersenyum,
menyapa semua pasien. Perawat perlu miliki minat terhadap seorang klien.
2. Aspek Perhatiaan
Aspek ini meliputi sikap perawat dalam memberikan pelayanan
keperawatan perlu bersikap sabar, murah hati dalam arti bersedia
memberikan bantuan dan pertolongan kepada pasien dengan sukarela
tanpa mengharapkan imbalan. Memiliki kepedulian terhadap setiap
perubahan pasien, mau mengerti terhadap kecemasanpasien.
3. Aspek Komunikasi
Aspek ini meliputi sikap perawat yang harus bias melakukan komunikasi
yang baik dengan pasien, dan keluarga pasien. Adanya komunikasi yang
saling berinteraksi antara pasien dengan perawat dan adanya hububgan
yang baik dengan keluarga pasien.
4. Aspek Kerjasama

5
Aspek ini meliputi sikap perawat yang harus mampu melakukan kerjsama
yang baik dengan pasien dan keluarga pasien.
Aspek Tanggung jawab Aspek ini meliputi sikap perawat yang dalam
tugas, mampu mencurahkan waktu dan perhatian, sportif dalam tugas,
konsisten dan tepat dalam bertindak.

2.1.5 Definisi Kepuasan Pasien


Kepuasan adalah bentuk perasaan atau rasa seseorang setelah
mendapatkan pelayanan yang lebih dari harapan pasien. Kepuasan pasien
sendiri dapat dinilai berdasarkan interpretasi pasien terhadap pelayanan yang
diterima sudah sesuai dengan harapan mereka seperti kelengkapan sarana dan
prasarana, keramahan dan kesopanan petugas dalam memberikan pelayanan
serta keterampilan petugas pada saat memberikan pelayanan (Hermanto, 2010).
Selanjutnya, Rama (2011) berpendapat kepuasan pasien akan terpenuhi apabila
proses penyampaian jasa pelayanan kesehatan kepada pasien sudah sesuai
dengan yang mereka harapkan atau dipersepsikan.

2.1.6 Faktor Yang Mempengaruhi Kepuasan Pasien


Menurut pendapat Budiastuti (2002) mengemukakan bahwa pasien dalam
mengevaluasi kepuasan terhadap jasa pelayanan yang diterima mengacu pada
beberapa faktor, antara lain :
1. Kualitas produk atau jasa
Pasien akan merasa puas bila hasil evaluasi mereka menunjukkan bahwa
produk atau jasa yang digunakan berkualitas. Persepsi konsumen terhadap
kualitas poduk atau jasa dipengaruhi oleh dua hal yaitu kenyataan kualitas
poduk atau jasa yang sesungguhnya dan komunikasi perusahaan terutama
iklan dalam mempromosikan rumah sakitnya.
2. Kualitas pelayanan prima
Memegang peranan penting dalam industri jasa khususnya pelayanan
keperawatan. Pelanggan dalam hal ini pasien akan merasa puas jika

6
mereka memperoleh pelayanan yang prima dan baik, sesuai dengan yang
diharapkan ataupun yang di inginkan.
3. Faktor emosional
Pasien yang merasa bangga dan yakin bahwa orang lain kagum terhadap
konsumen bila dalam hal ini pasien memilih rumah sakit yang sudah
mempunyai pandangan “rumah sakit mahal”, cenderung memiliki tingkat
kepuasan yang lebih tinggi.
4. Harga
Harga merupakan aspek penting, namun yang terpenting dalam penentuan
kualitas guna mencapai kepuasan pasien. Meskipun demikian elemen ini
mempengaruhi pasien dari segi biaya yang dikeluarkan, biasanya semakin
mahal harga perawatan maka pasien mempunyai harapan yang lebih besar.
Sedangkan rumah sakit yang berkualitas sama tetapi berharga murah,
memberi nilai yang lebih tinggi pada pasien.
5. Biaya
Mendapatkan produk atau jasa, pasien yang tidak perlu mengeluarkan
biaya tambahan atau tidak perlu membuang waktu untuk mendapatkan jasa
pelayanan, cenderung puas terhadap jasa pelayanan tersebut.

2.1.7 Pengukuran Kepuasan Pasien


Menurut Zeithaml, Parasurman Berry (dalam Pasolong, 2010) untuk
mengetahui kualitas pelayanan yang dirasakan secara nyata oleh pasien, ada
indikator ukuran kepuasan pasien yang terletak pada lima dimensi kualitas
pelayanan menurut apa yang dikatakan konsumen. Kelima dimensi
SERVIQUAL tersebut, yaitu:
1. Tangibles, dimana kualitas pelayanan berupa sarana fisik rumah sakit,
komputerisasi administrasi, ruang tunggu, tempat informasi.
2. Realibility, yaitu kemampuan dan kehandalan untuk menyediakan
pelayanan yang terpercaya.

7
3. Responsivess adalah kesanggupan untuk membantu dan menyediakan
pelayanan secara cepat dan tepat, serta tanggap terhadap keinginan
konsumen/pasien.
4. Assurance, yaitu kemampuan dan keramahan serta sopan santun perawat
dalam meyakinkan kepercayaan pasien.
5. Emphaty adalah sikap tegas tetapi penuh perhatian dari perawat terhadap
pasien

2.2 Nursing Process


2.2.1 Pengertian Nursing Process
Proses keperawatan adalah faktor kunci dalam kelangsungan hidup pasien
pasien dan dalam aspek pemeliharaan, pemeliharaan, rehabilitasi, rehabilitasi,
dan pencegahan pencegahan dari perawatan perawatan kesehatan. kesehatan.
Untuk tujuan ini, profesi profesi keperawatan keperawatan telah
mengidentifikasi proses penyelesaian masalah yang “menggabungkan elemen
seni keperawatan yang paling diinginkan dengan elemen teori sistem yang
paling relevan, menggunakan metode ilmiah.
Ketika pasien memasuki sistem perawatan kesehatan, perawat
menggunakan langkah-langkah proses keperawatan: mengumpulkan data,
mengidentifikasi masalah atau kebutuhan (diagnosis keperawatan),
menetapkan tujuan, mengidentifikasi hasil, dan memilih intervensi
keperawatan untuk mencapai tujuan hasil ini. Setelah intervensi dilakukan,
perawat mengevaluasi efektivitas rencana perawat mengevaluasi efektivitas
rencana perawatan perawatan dalam mencapai hasil dalam mencapai hasil dan
tujuan dan tujuan yang diingin yang diinginkan dengan menentukan apakah
masalah tukan apakah masalah telah diselesaikan atau tidak. Jika beberapa
masalah yang diidentifikasi tetap tidak terselesaikan pada saat dipulangkan,
rencana harus dibuat untuk penilaian lebih penilaian lebih lanjut, identifikasi
lanjut, identifikasi masalah masalah tambahan, perubahan tambahan,
perubahan hasil dan hasil dan tujuan, dan / atau perubahan intervensi dalam
pengaturan perawatan di rumah.
8
Elemen penting untuk memberikan asuhan keperawatan yang terencana
dan efektif adalah relevansinya seperti yang diidentifikasi dalam asesmen
pasien. Menurut American American Nurses Association Association Standar
Standards of Clinical Nursing , penilaian pasien diperlukan dalam bidang
berikut: fisik, psikologis, psikologis, sosial budaya, budaya, spiritual,
spiritual, kognitif, kognitif, kemampuan kemampuan fungsional, fungsional,
pengembangan, pengembangan, ekonomi, ekonomi, dan gaya hidup. penilaian
penilaian ini, dikombinasikan dikombinasikan dengan hasil, dari temuan medis
dan studi diagnostik, didokumentasikan 3 dalam basis data pasien dan
membentuk dasar yang kuat untuk mengembangkan rencana perawatan pasien.
Dalam asuhan keperawatan terbagi menjadi 5 tahap, yaitu tahap
pengkajian, diagnosis, interpretasi, implementasi, dan evaluasi. Proses
keperawatan bertujuan untuk:
1. Menggunakan metode pemecahan masalah
2. Menggunakan standar untuk praktek keperawatan
3. Memperoleh metode yang baku dan sesuai, rasional (logis) dan sistematis
(urut, rapi).
4. Memperoleh metode yang dapat dipakai dalam segala situasi.
5. Mempunyai hasil asuhan keperawatan yang berkualitas tinggi.

2.2.2 Tahapan Nursing Process


1. Tahap Pengkajian
Pengkajian keperawatan ditujukan pada respon klien terhadap
masalah-masalah kesehatan yang berhubungan dengan pemenuhan
kebutuhan dasar manusia. Misalnya, dapatkah klien melakukan
aktivitas sehari-h sehari-hari. Sehingga fokus ari. Sehingga fokus
pengkajian klien adalah kajian klien adalah respon klien yang respon
klien yang nyata maupun potensial terhadap masalah-masalah aktifitas
harian.
Dalam proses pengumpulan data, perawat harus dapat mengklasifik
lasifikasikan data. asikan data. Halini bertujuan untuk mengetahui data
9
Metahui data yang lebih akurat agar tahap asuhan keperawatan yang
selanjutnya tidak terjadi kesalahan. Berikut adalah dua tipe data dalam
proses pengkajian.
1) Data Subjektif Data subjektif adalah data yang didapatkan dari
klien sebagai suatu pendapat terhadap suatu situasi dan kejadian.
Informasi tersebu tersebut tidak dapat tidak dapat ditentukan oleh
tukan oleh perawat secara independ secara independen tetapi
melalui suatu interaksi atau komunikasi. Data subjektif didapatkan
dari riwayat keperawatan termasuk persepsi klien, perasaan, dan
ide tentang status kesehatannya.
2) Data Objektif Data objektif adalah data yang dapat diobservasi dan
diukur. Informasi tersebut biasanya diperoleh melalui “ senses”: 2S
( sight,smell) dan HT ( Hearing Hearing and Touch or Taste)
selama pemeriksaan pemeriksaan fisik. Contoh data objektif
objektif adalah frekuensi frekuensi pernapasan, tekanan darah,
edema, dan berat badan.
Metode pengumpulan data dalam tahap pengkajian adalah sebagai
berikut.
1) Komunikasi atau Interaksi Interaksi perawat dengan klien adalah
berdasarkan komunikasi. Istilah komuni Istilah komunikasi
terapeutik adalah utik adalah suatu teknik dimana suatu teknik
dimana usaha mengajak klien dan keluarga untuk bertukar pikiran
dan perasaan atau dapat diartikan sebagai komunikasi yang dapat
menyembuhkan.
2) Observasi atau Pengamatan Observasi adalah mengamati perilaku
dan keadaan klien untuk memperoleh data tentang masalah
kesehatan dan keperawatan klien. Observasi memerlukan suatu
keterampilan disiplin dan praktik klinik sebagai bagian dari tugas
perawat.
3) Pemeriksaan Fisik atau Pengukuran Pemeriksaan atau pengkajian
fisik dalam keperawatn dipergunakan untuk memperoleh data
10
objektif dari riwayat keperawatan klien. Pemeriksaan fisik
sebaiknya dilaksanakan bersamaan dengan wawancara.
2. Tahap Diagnosis
Definisi diagnosis keperawatan muncul dari definisi tentang
keperawatan. Menu watan. Menurut American American Nurse
Association Association, keperawatan adalah diagnosis dan terapi
respon manusia terhadap masalah-masalah kesehatan yang sifatnya
aktual atau potensial
1) Setiap tindakan yang dilakukan dalam proses keperawatan tentunya
memiliki tujuan. Berikut ini adalah tujuan dari diagnosa
keperawatan. Mengidentifikasi masalah dimana adanya respon
klien terhadap status kesehatan atau penyakit.
2) Mengidentifikasi fa fikasi faktor-faktor y -faktor yang menunjang
atau menyebabkan suatu masalah (etiologis).
3) Mengidentifikasi kemampuan klien untuk mencegah atau
menyelesaikan masalah.
Penentuan diagnosa akan mempengaruhi tindakan yang akan diberikan
kepada pasien. Untuk mencegah hal-hal yang tidak diinginkan, maka
ada beberapa tahap yang beberapa tahap yang harus dikuasai perawat
harus dikuasai perawat dalam merumuskan diagnosa. dalam
merumuskan diagnosa. Berikut adalah tahapan diagnosa keperawatan.
1) Klasifikasi dan Analisis Data Klasifikasi data adalah proses
mengelompokkan data-data klien atau keadaan tertentu dimana
klien mengalami permasalahan kesehatan atau keperawatan
berdasarkan kriteria permasalahannya.
2) Interpretasi Dalam mengidentifikasi kelebihan dan masalah klien,
ada beberapa tahap. Pertama, menentukan kelebihan klien,
menentukan masalah klien, masalah klien yang pernah dialami
guna menentukan masalah potensial klien, dan yang terak ghir
adalah penentuan keputusan.

11
3) Validasi Pada tahap ini, perawat memvalidasi data yang ada secara
ada secara akurat yang dilakukan bersama klien atau keluarga atau
masyarakat. Validasi dilakukan dengan mengajukan pertanyaan
yang refleksi kepada klien tentang kejelasan interpretasi data.
Begitu diagnosa keperawatan disusun, maka harus dilakukan
validasi.
4) Perumusan Diagnosa Rumus-rumus diagnosa keperawatan dapat
berbentuk diagnosis aktual, risiko, sindrom, potensial, dan aktual,
risiko, sindrom, potensial, dan kemungkinan kemungkinan.
3. Tahap Perencanaan atau Intervensi
Perencanaan meliputi pengembangan strategi untuk mencegah,
mengurangi atau mengoreksi masalah masalah-masalah yang -masalah
yang diidentifikasi oleh 7 diagnosa keperawatan. Rencana 996).
Rencana keperawatan diartikan sebagai suatu dokumen tulisan tangan
dalam menyelesaikan masalah, tujuan dan intervensi. Sebagaimana
disebutkan sebelumnya, rencana keperawatan merupakan metode
komunikasi tentang asuhan keperawatan kepada klien. Adapun tujuan
perencanaan dalam asuhan keperawatan adalah sebagai berikut.
1) Tujuan Administrasi
- Untuk mengidentifikasi fokus keperawatan kepada klien atau
kelompok.
- Untuk membedakan tanggung edakan tanggungjawab perawat
dengan model profesi kesehatan lainnya.
- Untuk menyediakan suatu kriteria guna pengulangan dan
evaluasi keperawatan.
- Untuk menyediakan kriteria klasifikasi klien.
2) Tujuan Klinik
Adapun langkah-langkah yang dilakukan selama yang dilakukan selama
tahap perencanaan tahap perencanaan adalah sebagai berikut.
1) Menentukan prioritas masalah Melalui pengkajian perawat kajian
perawat akan mampu mengiden mampu mengidentifikasi respon
12
klien yang aktual atau potensial. Dalam menentukan perencanaan
perencanaan perlu menyusun menyusun suatu “sistem” “sistem”
untuk menentukan menentukan diagnosa yang akan diambil
tindakan pertama kali
2) Menentuka kriteria hasil (outcome) Tujuan klien dan tujuan
keperawatan adalah standar atau ukuran yang digunakan untuk
mengevaluasi kemajuan klien atau keterampilan perawat.
3) Perencanaan tindakan Rencana tindakan adalah desain spesifik
intervensi untuk membantu klien dalam mencapai kriteria hasil.
Rencana tindakan dilaksanakan berdasarkan komponen penyebab,
rencana 8 mengidentifikasikan suatu aktivitas yang diperlukan
untuk membatasi faktor-faktor pendukung terhadap suatu
permasalahan.
4. Tahap Implementasi
Pelaksanaan adalah inisiatif dari rencana tindakan untuk mencapai
tujuan yang spesifik. Oleh karena itu, rencana tindakan yang spesifik
dilaksanakan untuk memodifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi
masalah kesehatan klien.
Tujuan dari pelaksanaan adalah membantu klien dalam mencapai
tujuan yang telah ditetapkan, yang mencakup peningkatan kesehatan,
pencegahan pencegahan penyakit, penyakit, pemulihan pemulihan
kesehatan kesehatan dan memfasilitasi memfasilitasi koping. koping.
Perencanaan tindakan keperawatan akan dapat dilaksanakan dengan
baik, jika klien berkeinginan berkeinginan untuk berpatisipasi
berpatisipasi dalam pelaksanaan pelaksanaan tindakan tindakan
keperawatan.
Ada tahap dalam melakukan implementasi
1) Tahap Persiapan
2) Tahap Perencanaan
3) Tahap Dokumentasi

13
5. Tahap Evaluasi
Evaluasi adalah tindakan intelektual untuk melengkapi proses
keperawatan yang menandakan seberapa jauh diagnosa keperawatan,
rencana tindakan, dan kan, dan pelaksanaannya sudah berhasil dicapai.
sudah berhasil dicapai. Melalui evaluasi memungkinkan perawat untuk
memonitor ”kealpaan” yang terjadi selama tahap pengkajian, analisa,
perencanaan, dan pelaksanaan tindakan.
Tujuan evaluasi adalah untuk melihat kemampuan klien dalam
mencapai tujuan. Hal ini bisa dilaksanakan dengan hubungan dengan
klien berdasarkan berdasarkan respon klien terhadap terhadap
tindakan tindakan keperawatan keperawatan yang diberikan diberikan
sehingga perawat dapat mengambil keputusan:
Tahap-tahap dalam melakukan evaluasi ahap-tahap dalam melakukan
evaluasi adalah sebagai adalah sebagai berikut. berikut.
1) Mengukur Pencapaian Tujuan Perawat menggunakan keterampilan
pengkajian untuk mendaoatkan data yang data yang akan digunaka
akan digunakan dalam evaluasi. Faktor dalam evaluasi. Faktor
yang dievalua yang dievaluasi mengenai status kesehatan klien,
yang status kesehatan klien, yang terdiri dari beberapa beberapa
komponen komponen meliputi: meliputi: KAAP (Kognitif,
(Kognitif, Affektif, Affektif, Psikomotor Psikomotor, Perubahan
fungsi dan tanda , Perubahan fungsi dan tanda dan gejala yang
spesif dan gejala yang spesifik).
2) Pencatatan Keputusan Keputusan dapat berupa:
- Mengakhiri rencana tindakan keperawatan (klien telah
mencapai tujuan yang ditetepkan).
- Memodifikasi rencana tindakan keperawatan (klien mengalami
kesulitan untuk mencapai tujuan).
- Meneruskan rencana tindakan keperawatan (klien memerlukan
waktu yang lebih lama untuk mencapai tujuan) (lyer et al.,
1996).
14
Komponen evaluasi menurut Pinnell & Meneses,1986 terbagi menjadi
lima, yaitu:
1) Menentukan kriteri kriteria, stan a, standar, dan pertanyaan
evaluasi.
2) Mengumpulkan data mengenai klien
3) Menganalisa dan membandingkan data
4) Merangkum hasil dan m l dan membuat kesimpulan
5) Melaksanakan tindakan yang sesuai berdasarkan kesimpulan.

15
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Pelayanan kesehatan adalah yang menunjukkan tingkat kesempurnaan
pelayanan kesehatan dalam menimbulkan rasa puas pada diri pasien.Makin
sempurna kepuasan tersebut, makin baik pula kualitas pelayanan
kesehatan.Dalam menyelenggarakan upaya menjaga kualitas pelayanan
kesehatan di rumah sakit tidak terlepas dari profesi keperawatan yang
berperan penting
Proses Keperawatan adalah metode sistematis yang memanfaatkan
penalaran penalaran ilmiah, ilmiah, pemecahan pemecahan masalah,
masalah, dan berpikir berpikir keritis keritis untuk perawat perawat langsung
dalam merawat pasien secara efektif. Proses keperawatan adalah pendekatan
pendekatan pemecahan pemecahan masalah masalah yang sistematis
sistematis yang digunakan digunakan untuk mengidentifikas, mencegah, dan
mengobati masalah kesehatan actual atau potensial dan mempromosikan
kesehatan.
3.2 Saran
Jika dalam penulisan makalah ni terdapat kekurangan dan kesalahan, kami
mohon maaf. Untuk itu kami mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya
membangun agar kami dapat membuat membuat makalah lebih baik di
kemudian hari

16
DAFTAR PUSTAKA

Diagnosa Diagnosa Keperawatan Keperawatan Aplikasi Aplikasi Nanda dan Nic


Noc.2011.Yogyakarta;Modya Karya Gelsster

Hermanto. (2010). Pengaruh Persepsi Mutu Pelayanan Kebidanan terhadap


Kepuasan Pasien Rawat Inap Kebidanan di RSUD Dr. H. Suemarno
Sosroatmodjo Bulungan Kalimantan Timur. Tesis Undip Semarang.

Konsep Dasar Keperawatan.2017.Yogyakarta;PT. Anak Hebat Indonesia


RochimahSuliswati.2011. Dokumentasi Keperawatan Dokumentasi
Keperawatan dengan Kurikulum dengan Kurikulum Berbasis Berbasis
Kompetensi.Jakarta;Trans Info Media

Nikmatur, R., & Saiful, W. (2012). Proses Keperawatan Teori & Aplikasi.
Jogjakarta: AR-Ruz Media.

Pohan, I (2012). Jaminan Mutu Layanan Kesehatan Dasar-dasar pengertian dan


penerapan, EGC. Jakarta

Rama M, Kanagaluru. 2011. A Study On The Satisfaction of Patients With


Reference To Hospital Service. International Journal Of Business Economic
and Management Research, Vol: 1, No: 3.

Anda mungkin juga menyukai