Anda di halaman 1dari 4

MAKALAH

“ Peran perawat dalam keperawatan anak, Keterlibatan keluarga dalam


FCC, Atraumatic care “

DOSEN PEMBIMBING :
DISUSUN OLEH:

Aditya Setiawan

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN BANTEN

JL. RAWA BUNTU NO.1O BSD CITY-SERPONG

TAHUN AJARAN 2019/2020


PERAN PERAWAT DALAM ANAK

a. Pemberi perawatan
Merupakan peran utama perawat yaitu memberikan pelayanan keperawatan
kepada individu, keluarga,kelompok atau masyarakat sesuai dengan masalah yang
terjadi mulai dari masalah yang bersifat sederhana sampai yang kompleks. Contoh
peran perawat sebagai pemberi perawatan adalah peran ketika perawat memenuhi
kebutuhan dasar seperti memberi makan, membantu pasien melakukan ambulasi dini.

b. Sebagai Advocat keluarga


Sebagai client advocate, perawat bertanggung jawab untuk membantu klien
dan keluarga dalam menginterpretasikan informasi dari berbagai pemberi pelayanan
dan informasi yang diperlukan untuk mengambil persetujuan (inform concent) atas
tindakan keperawatan yang diberikan kepadanya. Peran perawat sebagai advocate
keluarga dapt ditunjukkan dengan memberikan penjelasan tentang prosedur operasi
yang akan dilakukan sebelum pasien melakukan operasi.

c. Pendidik
Perawat bertanggung jawab dalam hal pendidikan dan pengajaran ilmu
keperawatan kepada klien, tenaga keperawatan maupun tenaga kesehatan lainya.
Salah satu aspek yang perlu diperhatikan dalam keperawatan adalah aspek
pendidikan, karena perubahan tingkah laku merupakan salah satu sasaran dari
pelayanan keperawatan. Perawat harus bisa berperan sebagai pendidik bagi individu,
keluarga, kelompok dan masyarakat. Memberi penyuluhan kesehatan tentang
penanganan diare merupakan salah satu contoh peran perawat sebagai pendidik
( health educator ).

d. Konseling
Tugas utama perawat adalah mengidentifikasi perubahan pola interaksi klien
terhadap keadaan sehat sakitnya. Adanya perubahan pola interaksi ini merupakan
dasar dalam perencanaan tindakan keperawatan. Konseling diberikan kepada individu,
keluarga dalam mengintegrasikan pengalaman kesehatan dengan pengalaman masa
lalu. Pemecahan masalah difokuskan pada; masalah keperawatan, mengubah perilaku
hidup sehat (perubahan pola interaksi).

e. Kolaborasi
Dalam hal ini perawat bersama klien, keluarga, team kesehatan lain berupaya
mengidentfikasi pelayanan kesehatan yang diperlukan termasuk tukar pendapat
terhadap pelayanan yang diperlukan klien, pemberian dukungan, paduan keahlian dan
ketrampilan dari berbagai professional pemberi palayanan kesehatan. Sebagai contoh,
perawat berkolaborasi dengan ahli gizi untuk menentukan diet yang tepat pada anak
dengan nefrotik syndrome. Perawat berkolaborasi dengan dokter untuk menentukan
dosis yang tepat untuk memberikan Antibiotik pada anak yang menderita infeksi.
f. Peneliti
Seorang perawat diharapkan dapat menjadi pembaharu (innovator) dalam ilmu
keperawatan karena ia memiliki kreativitas, inisiatif, cepat tanggap terhadap
rangsangan dari lingkunganya. Kegiatan ini dapat diperoleh diperoleh melalui
penelitian. Penelitian, pada hakikatnya adalah melakukan evalusai, mengukur
kemampuan, menilai, dan mempertimbangkan sejauh mana efektifitas tindakan yang
telah diberikan. Dengan hasil penelitian, perawat dapat mengerakkan orang lain
untuk berbuat sesuatu yang berdasarkan kebutuhan, perkembangan dan aspirasi
individu, keluarga, kelompok dan masyarakat. Oleh karena itu perawat dituntut untuk
selalu mengikuti perkembangan memanfaatkan media massa atau media informasi
lain dari berbagai sumber. Selain itu perawat perlu melakukan penelitian dalam
rangka mengembagkan ilmu keperawatan dan meningkatkan praktek profesi
keperawatan.

KETERLIBATAN KELUARGA DALAM FCC ( FAMILY CENTERED CARE )


PENDAHULUAN
Kelahiran bayi prematur dan bayi berat lahir rendah (BBLR) di Indonesia masih
tergolong tinggi. Prevalensi BBLR di Indonesia yaitu 7-14%, bahkan dibeberapa kabupaten
mencapai 16% dan sebanyak 18 propinsi mempunyai prevalensi BBLR di atas prevalensi
nasional 11,1%. Bayi prematur yang belum cukup bulan dan biasanya diikuti dengan berat
badan kurang dari 2500 gram pada saat lahir mengakibatkan sebagian besar bayi prematur
mengalami masalah kesehatan pada awal kehidupannya, sehingga membutuhkan perawatan
intensifdi ruang Perinatologi. Hospitalisasi dan pengalaman rawat inap bayi prematur di RS
juga menimbulkan kecemasan tingkat tinggi dan gejala depresi pada orang tua, kehilangan
kepercayaan diri dalam pengasuhan bayi, pengasuhan yang over protektif bagi bayinya, serta
berdampak pada masalah kemunduran perkembangan dan tingkah laku bayi. Perawat anak
sebagai profesi yang bertugas untuk memberikan asuhan keperawatan pada klien termasuk
bayi, memiliki peran yang sangat penting untuk meningkatkan kualitas hidup bayi selama
proses perawatan di RS. Perawat anak juga beperan penting dalam memfasilitasi orang tua
untuk memberikan bonding attachment dan mengoptimalkan FCC melalui pemberian
pendidikan kesehatan dan pendampingan berkelanjutan dari awal masuk RS sampai
persiapan untuk pulang ke rumah.
Hal ini bertujuan untuk memfasilitasi berbagai pencapaian peran sebagai orang tua.
Hasil studi pendahuluan, didapatkan data bahwa rumah sakit ini mempunyai ruang rawat
Perinatologi dengan kapasitas 25 tempat tidur. Jumlah kelahiran bayi prematur yang dirawat
diruang Perinatologi pada bulan Januari sampai dengan Juni 2014 sebesar 150 kasus,
sedangkan rata - rata jumlah bayi prematur yang dirawat perbulan adalah 25
kasus.Permasalahan yang ada di ruang perawatan Perinatologi RSUD Saras Husada
Purworejo bahwa jumlah perawat sangat terbatas, beban kerja dan mobilitas fisik perawat
yang cukup berat, kehadiran orang tua yang tidak dapat diprediksi yang secara langsung
mempengaruhi komunikasi efektif antara perawat - orang tua, serta kesadaran setiap
perawat berbeda - beda dalam memberikan dukungan dan memfasilitasi orang tua selama
jam kunjungan.Berdasarkan uraian tersebut di atas, peneliti tertarik untuk meneliti pengaruh
penerapan Family Centered – Care (FCC) pada program pendam pingan keluarga terhadap
perilaku orang tua dalam merawat bayi prematur di ruang Perinatologi RSUD Saras Husada
Purworejo.

METODE

Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah quasi eksperimental pre
test and post test nonequivalent control group design. Populasi pada penelitian ini adalah
semua orang tua yang mempunyai bayi prematur di RSUD Saras Husada Purworejo.Sampel
pada penelitian ini adalah orang tua yang mempunyai bayi prematur yang sedang menjalani
perawatan di ruang Perinatologi RSUD Saras Husada Purworejo,dengan kriteria inklusi
adalah orang tua yang : mempunyai bayi prematur (umur gestasi <37 minggu tanpa
memperhitungkan BB lahir), bukan perawatan karena kunjungan ulang, dan bersedia menjadi
responden penelitian. Mempunyai pengalaman menunggu bayinya di ruang Perinatologi
minimal selama 3 hari.Mampu berkomunikasi dengan menggunakan bahasa Indonesia
ataupun bahasadaerah (bahasa jawa) yang dimengerti oleh peneliti. Metode sampling yang
digunakan dalam penelitian ini adalah non probability sampling dengan metode consecutive
sampling. Berdasarkan perhitungandidapatkan jumlah sampel minimal pada kelompok
perlakuan dan kontrol masing - masing sebesar 16 sampel.
Penambahan sampel sebesar 10% dari jumlah sampel yang diperlukan untuk
mengantisipasi kemungkinan responden drop out,sehingga jumlah sampel untuk dua
kelompok responden penelitian sebesar 36 responden. Alat yang digunakan dalam
pengumpulan data penelitian ini adalah kuesioner yang diisiole responden tentang tingkat
pengetahuan responden dan sikap responden terhadap penerapan FCC, serta lembar observasi
tindakan orang tua dalam merawat bayi prematur yang diisi oleh peneliti. Uji validitas
kuesioner penelitian berupa uji validitas isi dilakukan dengan meminta pendapat pakar
tentang cakupan isi dari item pertanyaan dan pernyataan instrumen penelitian; sedangkan
hasil uji reliabilitas terhadap pengetahuan dan sikap didapatkan hasil perhitungan pada
variabel pengetahuan sebesar 0.941 dan pada variabel sikap sebesar 0.957. Kedua nilai
Cronbach Alpha mempunyai nilai >0.8,sehingga butir pertanyaan pada kuesioner
pengetahuan dan sikap mempunyai tingkat reliabilitas yang tinggi. Lembar observasi
menggunakan uji reliabilitas dengan inter-rater reliability yaitu metode reliabilitas antara
observer atau penilai tentang kesepahaman penilaian.

Anda mungkin juga menyukai