Istilah emosi dalam pemakaian kita sehari-hari sangat berbeda dengan pengertian emosi dalam psikologi. Emosi adalah luapan perasaan yang berkembang sebagai reaksi psikologis-fisiologis dan surut dalam waktu singkat yang bersifat subyektif. Emosi ada yang bersifat positif dan ada yang negative. Seseorang dapat menilai emosi yang sedang dialami oleh orang lain melalui ciri-cirinya. Sebagai contoh orang yang tersenyum menandakan orang tersebut sedang mengalami emosi bahagia. Begitu juga dengan emosi marah memiliki ciri-ciri untuk mengenalinya. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar masyarakat Indonesia mengenali emosi marah dari perubahan ekspresi wajah yang ditampakkan oleh seseorang. Berdasarkan analisis tematik ditemukan tujuh cara untuk mengenali emosi marah yaitu perubahan ekspresi wajah, ekspresi pasif, perubahan intonasi, ekspresi verbal, agresif, lepas kendali, dan perubahan fisiologis Emosi Pendekatan dan Pandangan Tradisional Terdapat dua bentuk pendekatan emosi menurut Matsumoto (2008) yaitu: 1. Pengalaman emosi Ialah emosi yang berfokus pada pengalaman atau perasaan, yakni kondisi subjektif yang masih berada dalam diri seseorang yang juga melibatkan bagaimana mekanisme mental yang menjadikan hal tersebut dapat terlihat atau termanifestasikan dalam bentuk raut wajah atau bahasa tubuh, baik verbal maupun nonverbal. 2. Ekspresi atau tampilan emosi lalah emosi yang berfokus pada bagaimana pengalaman emosi tersebut ditampilkan melalui suara, mimik wajah, bahasa atau gestur. Dengan kata lain, pendekatan emosi yang kedua ini lebih menyorot kepada emosi yang telah termanifestasikan secara nyata dalam bentuk raut wajah atau bahasa tubuh, baik verbal maupun nonverbal Perbedaan Kultural dalam Mendefinisikan dan Memahami Emosi Tiap budaya juga mengajarkan dari mana emosi itu berasal yakni berdasarkan apa yang diajarkan oleh pendahulu mereka dan diteruskan hingga generasi selanjutnya, salah satu contohnya ialah ada yang menganggap bahwa emosi berasal dari jantung manusia, sehingga ketika emosi jantung akan terasa sakit dan berdetak lebih cepat yang akan berdampak pada kesehatan jantung, di daerah tersebut orang yang memiliki penyakit jantung dianggap terjadi karena emosi yang berlebihan. Budaya dapat mempengaruhi persepsi seseorang terhadap emosi, hal itu akan menentukan tingkah laku seseorang mengenai penerimaan atau penolakan yang akhirnya akan menjadikan emosi yang negative atau emosi yang positif, misalnya ialah budaya di jaman dahulu dimana perempuan diwajibkan terus menerus di dalam rumah, tidak diperbolehkan untuk bisa membaca, dan tidak diperbolehkan melawan lelaki. Peneitian Psikologi Lintas Budaya Mengenai Emosi Berikut adalah berbagai penelitian di bidang psikologi mengenai emosi manusia. Berbagai penelitian ini berusaha untuk menjelaskan proses munculnya emosi pada manusia di situasi-situasi tertentu. 1. Teori somatik adalah teori James-Lange yang dikembangan secara Cannon dan Bard muncul dengan penjelasan yang berbeda mengenai hubungan antara emosi dan perilaku, di mana situasi tertentu mendorong sebuah emosi yang kemudian mengaktivasi perilaku tertentu pada manusia. 2. Teori Kognitif Scachter dan Singer (1962) melakukan penelitian eksperimen yang memperlihatkan bahwa berbagai rangsangan yang dialami partisipan dapat memunculkan senyawa kimia tertentu (adrenalin) dan menempatkan simultan. Teori ini berpendapat bahwa perubahan situasi menyebabkan terjadinya perubahan pada kondisi tubuh. Perubahan kondisi tubuh inilah yang menyebabkan munculnya emosi pada manusia. 3. Teori Cannon-Bard D. Peneitian Psikologi Lintas Budaya Mengenai Emosi Berikut adalah berbagai penelitian di bidang psikologi mengenai emosi manusia. Berbagai penelitian ini berusaha untuk menjelaskan proses munculnya emosi pada manusia di situasi-situasi tertentu.