Anda di halaman 1dari 4

REVIEW ARTIKEL JURNAL

Judul : Emorional Expression: Advances in Basic Emotion Theory

Jurnal : Journal of Nonverbal Behavior

Penulis : Dacher Keltner, Disa Sauter, Jessica Tracy, Alan Cowen

Tahun Terbit : Februari 2019

DOI : 10.1007/s10919-019-00293-3

Tanggal Review : 12 Juni 2019

Tujuan :

Artikel ini bertujuan untuk meninjau perkembangan terbaru dalam studi


ekspresi emosional yang didalamnya menyangkut kerangka kerja emosi dasar.

Metode :

Penulis mempertimbangkan studi baru yang mendokumentasikan tentang


pengaruh kontekstual pada pengakuan emosi. Lalu penulis menyimpulkannya dengan
cara memperluas temuan baru tersebut ke dalam pertanyaan tentang fisiologi terkait
emosi dan precursor mamalia pada emosi manusia.

Isi Jurnal :

Jurnal ini diawali dengan Teori Dasar Emosi (Basic Emotion Theory/BET) teori
tersebut dipandu oleh analogi konvergen yang ditemukan dalam tulisan ilmuwan:
Emosi adalah “tata bahasa dalam kehidupan sosial” yang ada dalam tatanan sosial dan
moral manusia. Dalam istilah yang lebih spesifik, BET dianggap sebagai keadaan yang
berbeda dan singkat yang melibatkan fisiologis, komponen subyektif, dan ekspresif
yang memungkinkan manusia merespon masalah. Ekspresi emosional memiliki
banyak jenis, baik dalam perilaku yang dipancarkan orang dan bagaimana mereka
menilai hal tersebut ataupun sekedar gambar statis tentang konfigurasi otot wajah dan
kata-kata manusia. Emosi memungkinkan orang untuk bereaksi terhadap rangsangan
yang signifikan (di lingkungan atau di dalam diri mereka sendiri). Studi awal ekspresi
emosional Sebagian besar berfokus pada apakah pengamat dapat menyimpulkan
emosi dari penggambaran otot wajah seseorang.

Manusia juga dapat mengutarakan emosi melalu suara, terdapat dua metode
dalam hal ini. Metode pertama adalah peserta diberikan sebuah rekaman seorang
aktor yang membacakan narasi menggunakan nada suara yang berbeda. Setelah itu
para peserta diajak untuk menebak emosi apa saja yang timbul dalam nada-nada suara
tersebut. Metode kedua adalah dengan ledakan vokal. Peserta mengutarakan
emosinya melalui ledakan vokal seperti tertawa, jeritan, geraman, desahan, ooh, dan
ahh. Peserta biasanya diberikan situasi yang menghasilkan emosi dan diminta untuk
mengutarakan emosi tersebut dengan ledakan vokal singkat tanpa kata-kata. Lalu
suara-suara tersebut dimainkan kepada pendengar dan pendengar diajak untuk
menebak suara tersebut dengan emosi yang sesuai. Dua metode diatas menyimpulkan
bahwa manusia cukup mahir dalam mengutarakan emosi dengan suara.

Ekman mengamati bahwa ekspresi kemarahan tidak selalu alis berkerut,


mengangkat kelopak mata atas, mengencangkan bibir dan menekannya secara
bersamaan. Melainkan ada lebih dari 60 varian ekspresi marah begitu pula ekspresi
emosi lainnya. Orang-orang dari budaya yang berbedapun cenderung memiliki
ekspresi yang berbeda juga saat diajak untuk mengekspresikan emosinya. Hasilnya
terlihat bahwa di setiap emosi memiliki dialek khusus dalam budaya yang berbeda,
dan beberapa dari emosi tersebut memiliki kemiripan dalam pengekspresiannya.

Saat seseorang mengamati atau melihat perilaku ekspresif orang lain, hal
pertama yang diterima pengat adalah penilaiannya terhadap emosi tersebut. Apakah
seseorang ini baru saja menerima pesan singkat yang mengejutkan? Atau baru saja
menerima hadiah yang tak diduga-duga oleh orang terdekatnya. Biasanya pengamat
memberi penilaian terhadap emosi yang dilihatnya terlebih dahulu sebelum
menunjukkan balasan emosi.

Scarantino telah mensintesis studi persepsi emosi dalam teori pragmatic


afektfif. Ia menyatakan bahwa ekspresi emosional (wajah/tubuh) mengkomunikasikan
empat jenis informasi:

1. Perasaan individu saat ini (fungsi ekspresi ekspresif)


2. Apa yang terjadi dalam konteks saat ini (fungsi deklaratif ekspresi)
3. Tindakan yang diinginkan dari orang lain setelah melihat ekspresi (fungsi
imperative ekspresi)
4. Niat dan rencana tentang apa yang mungkin dilakukan orang tersebut (fungsi
komisif ekspresi)

Ekspresi emosi seseorang dapat mengkoordibasikan suatu interaksi sosial. Hal


tersebut dapat dibuktikan bahwa ekspresi emosional dengan cepat memberikan
informati penting yang relevan pada pengamat dan berguna dalam membimbing
perilaku selanjutnya. Studi lain juga mengatakan bahwa ekspresi emosional memicu
emosi yang saling melengkapi pada sang pengamat dalam persepsi sosial, contohnya
tampilan wajah kemarahan meningkatkan kondisi rasa takut pada pengamat, bahkan
ketika tampilan kemarahan tidak dirasakan secara sadar (Ohman & Dimberg, 1978).
Begitu pula dengan ekspresi kesusahan dapat meningkatkan simpati para pengamat.
Kelebihan :

1. Penjelasan mengenai teorinya sangat rinci dan lengkap.


2. Sumber yang tertera dimasukkan dalam referensi selengkap-lengkapnya.

Kekurangan :

Penulisannya terlalu berputar-putar sehingga sulit untuk mencari inti dari


penyampaian penulis pada jurnalnya.

Saran :

Saran untuk penelitian lebih lanjut adalah menjelaskan apakah ada persamaan
emosi manusia dengan non-manusia atau mamalia seiring berjalannya evolusi. Karena
dalam beberapa kalimat dalam jurnal menjelaskan adanya hubungan emosi manusia
dengan mamalia tetapi tidak dijelaskan secara rinci mengenai hal tersebut.

Referensi :

Keltner, D., Sauter, D., Tracy, J., & Cowen, A. (2019). Journal of Nonverbal
Behavior, Emotional Expression: Advances in Basic Emotion Theory. Doi:10.1007/s10919-
019-00293-3
LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai