Anda di halaman 1dari 37

MENINGKATKAN KREATIVITAS ANAK DENGAN MEDIA

PERMAINAN PLAYDOUGH, DI RAUDHATUL ATHFAL (RA)

MUTIARA BUNDA JAMBI

TUGAS

Diajukan Untuk Memenuhi Tugas


Mata Kuliah Metode Penelitian Pendidikan AUD
Dosen Pengampu : Indrawati,M.Pd.I

Oleh :

NUR SODIQ
NIM : 1912000105
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami ucapkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmat-Nya
sehingga penelitian ini dapat tersusun sampai dengan selesai. Tidak lupa kami
mengucapkan terima kasih terhadap bantuan dari pihak yang telah berkontribusi
dengan memberikan sumbangan baik pikiran maupun materinya.

Penulis sangat berharap semoga penelitian ini dapat menambah pengetahuan


dan pengalaman bagi pembaca. Bahkan kami berharap lebih jauh lagi agar pembaca
dapat mempraktekkan dalam kehidupan sehari-hari.

Bagi kami sebagai penyusun merasa bahwa masih banyak kekurangan dalam
penelitian ini karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman Kami. Untuk itu
kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca demi
kesempurnaan makalah ini.

Adapun penelitain ini membahas tentang “Cara meningkatkan kreativitas


anak dengan media permainan PLAYDOUGH, di Raudhatul Athfal Mutiara
Bunda Jambi” dengan dosen pengampu Ibu Indrawati, M.Pd.I. tujuan kami
meneliti hal tersebut, kami melihat kurangnya aktif dalam aktivitas pada anak
sehingga kami mencoba meneliti untuk meningkatkan kreativitas anak melalui
permainan Playdough.

Jambi, 10 Desember 2021

Penyusun

Nur Sodiq

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................. i


DAFTAR ISI ........................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ........................................................................... 1
B. Rumusan Masalah .................................................................................... 3
C. Batasan Masalah ....................................................................................... 3
D. Tujuan dan Kegunaan Penelitian .............................................................. 3
BAB II KERANGKA TEORITIS
A. Defenisi Kreativitas .................................................................................. 5
B. Potensi Kreativitas Pada Anak ............................................................... 11
C. Bentuk Kreativitas Pada AUD................................................................ 12
D. Manfaat Kreativitas Pada AUD .............................................................. 12
E. Tujuan Permainan Playdough................................................................. 13
BAB III METODEOLOGI PENELITIAN
A. Pendekatan dan metode penelitian ......................................................... 19
B. Jenis-jenis dan sumber data .................................................................... 20
C. Setting dan Subjek Penelitian ................................................................. 21
D. Pengumpulan Data.................................................................................. 21
E. Tekhnik Analisis Data ............................................................................ 24
C. Jadwal Penelitian .................................................................................... 26
BAB IV TEMUAN DAN PEMBAHASAN
A. Temuan Umum dan Lokasi Penelitian ................................................... 27
B. Temuan Khusus ...................................................................................... 29
BAB V PENUTUP
A. KESIMPULAN ...................................................................................... 32
B. SARAN................................................................................................... 32
C. PENUTUP .............................................................................................. 32
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 34

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Kreativitas ialah suatu tuntutan pendidikan serta kehidupan yang sangat penting
pada waktu ini. Kreativitas akan membuat berbagai penemuan serta perkembangan
baru pada suatu kehiduapan. Individu serta organisasi yang kreatif akan selalu
dibutuhkan oleh lingkungannya karena mereka bisa mampu memenuhi kebutuhan
lingkungan yang terus berubah serta bisa buat bertahan pada kompetisi dunia yang
bergerak maju serta ketat.
Kemampuan kreativitas bukanlah suatu anugrah yang bersifat statis bisa dilatih
dan bisa pula dikembangkan. Setiap individu tentu memiliki kemampuan tersebut,
tidak semua individu mampu untuk mengasah kreativitasnya dalam kehidupan
sehari-hari yang dilaluinya. Oleh karena itu cara berfikir kreatif perlu ditanamkan
sejak usia dini, baik pendidikan formal maupun informal dalam kehidupan sehari-
hari.1 Kreativitas juga merupakan sifat pribadi seseorang individu yang tercermin
dari kemampuanya menciptakan sesuatu yang baru.selain itu juga dapat
mengembangkan kemampuan berfikirnya dengan baik. Perkembangan dan
kecerdasanya sering kali membuatnya bersikap dan berperilaku cukup aktif, banyak
bergerak dan bersuara.Hal ini sering pula didentifokasi sebagai kenakalan oleh
banyak orang tua.Padahal, aktivitas dan mobilitasnya yang berlebih merupakan
wujud kemampuan berfikirnya yang serba ingin tahu.2
Potensi kreatif yg sangat penting tersebut pada dasarnya dimiliki oleh setiap
anak, bahwa anak-anak memiliki karakteristik oleh para ahli seringkali digolongkan
sebagai karakteristik individu kreatif, contohnya: rasa ingin memahami yang besar,
senang bertanya, imajinasi yg tinggi, berani menghadapi resiko, suka akan hal-hal
yang baru, dan lain sebaginya. Meskipun demikian faktor orang tua, pengajar pada

1
Ayu Sri Menda Br Sitepu, Pengembangan Kreativitas Siswa (Guepedia Publisher, 2019) hal. 34
2
Nurla Isna Aunillah, Membentuk Karakter Anak ,(Yogyakarta: Flashbooks,2015), hlm.71- 72

1
2

sekolah, serta lingkungan ialah faktor krusial yang sangat mempengaruhi


perkembangan kreativitas tadi.
Bermain sangat penting untuk perkembangan anak. Dengan bermain mereka
dapat mengembangkan emosi, fisik, dan pertumbuhan kognitif nya. Bermain adalah
cara bagi anak untuk belajar mengenai tubuh mereka dan dunia ini, dan pada saat
itulah mereka akan menggunakan kelima indra yang dimilikinya.
Berdasarkan pengamatan yang peneliti lakukan di RA Mutiara Bunda Jambi,
diperoleh gambaran bahwa peserta didik yang ada disana memiliki kemampuan
kreativitas yang masih kurang begitu baik. hal ini terlihat ketika anak-anak
mengerjakan tugas keterampilan, masih banyak terlihat anak yang hanya
mencontoh dan tidak berani atau mau mencoba menambah bentuk lain dari contoh
yang sudah ada.
Metode pembelajaran untuk mengembangkan kreativitas anak yang dipilih
adalah metode yang dapat menggerakkan anak untuk meningkatkan motivasi rasa
ingin tahu dan mengembangkan imajinasinya.
Playdough merupakan permainan yang menggunakan adonan yang terbuat dari
tepung. alat permainan ini aman untuk anak dan dapat mengembangkan seluruh
aspek perkembangan anak usia dini. Membuat playdough dapat melatih motorik
halus anak usia dini. Anak-anak dapat menggunakan tangan dan peralatan untuk
membentuk adonan melalui pengalaman tersebut, anak-anak mengembangkan
koordinasi mata,tangan dan ketangkasan serta kekuatan tangan yang dapat
menstimulasi perkembangan motorik anak untuk menulis dan mewarnai.
Adapun peneliti mendapatkan beberapa masalah menyangkut hal kreativitas di
Raudatul Athfal Mutiata Bunda Jambi, minimnya kreativitas anak yang cukup
mencolok, karena kurangnya media pembelajaran.
Dari permasalahan di atas penulis mengangkat judul
“Cara Meningkatkan Kreativitas Anak Melalui Permainan PLAYDOUGH
Jambi” yang mana masalah yang terjadi adalah:
1. Kurangnya kreativitas anak dalam berimajinasi untuk menciptakan kreasi yang
menarik.
2. Kurangnya penggunaan media.
3

3. Kegiatan pembelajaran kurang bervariasi, yang mana hanya menggunakan


pewarna/pensil warna, sehingga membuat anak kurang antusias dalam kegiatan
pembelajaran.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang ada, maka dapat penulis kemukakan
permasalahan yang akan diteliti dalam penelitian ini yaitu:

1. Bagaimana pendidik meningkatkan kreativitas anak.


2. Apa kendala yang di alami pendidik dalam meningkatkan kreativitas anak
3. Bagaimana solusi untuk anak dapat meningkatkan kreativitasnya.

C. Batasan Masalah
Agar peneliti lebih focus pada penelitian dan tidak melebar kemana-mana ini
hanya mengkaji pada meningkatkan kreativitas anak usia dini melalui bermain
playdough kelas B usia 5-6 tahun di RA Mutiara Bunda Jambi.

D. Tujuan dan Kegunaan Penelitian


1. Tujuan
a. Untuk mengetahui Bagaimana pendidik meningkatkan kreativitas anak.
b. Untuk mengetahui Apa kendala yang di alami pendidik dalam
meningkatkan kreativitas anak.
c. Untuk mengetahui Bagaimana solusi untuk anak dapat meningkatkan
kreativitasnya.
2. Kegunaan
a) Kegunaan Teoritis
Penelitian ini diharapkan bisa digunakan untuk pengembangan Kreativitas
anak dalam hal:
1) Menambah wawasan penulis tentang anak usia dini terutama yang
berkaitan dengan tingkat kreativitas anak menggunakan metode proyek
melalui media Playdough di RA Mutiara Bunda Jambi.
2) Sebagai bahan kajian stimulasi bagi peneliti lain untuk mengadakan
penelitian lebih lanjut, lebih mendalam, lebih luas dari segi wilayah
4

maupun subtansi masalah tentang kreativitas dalam pembelajaran anak


usia dini di Indonesia.

b) Kegunaan Praktis
Hasil penelitian ini diharapkan secara praktis dapat bermanfaat untuk :
1.) Untuk memenuhi syarat tugas mata kuliah Metedologi penelitian
pendidikan anak usia dini.
2.) Bagi peserta didik: dapat mempermudah anak mengembangkan
kemampuan kreativitas dalam pembelajaran.
3.) Bagi guru: untuk memperbaiki metode pembelajaran yang dikelola
guru, dalam mengembangkan kemampuan kreativitas.
4.) Bagi sekolah: untuk memberikan masukan bagi sekolah sebagai
bahan refleksi untuk mengembangkan kemampuan kreativitas anak.

Masyarakat

Kepenulisan dalam manfaat praksis dalam masyarakat yang bisa dilakukan


dalam studi penelitian. Misalnya saja sebagai berikut;

1. Penelitian tersebut diharapkan bisa digunakan sebagai sumber


informasi dan masukan bagi pemerintah daerah Kabupaten Tuban
dalam pengambilan keputusan terkait rencana pengembangan
Mangrove Center Tuban dan ekowisata di Kecamatan Jenu
Kabupaten Tuban.
2. Penelitian tersebut diharapkan bisa memberikan informasi tentang
Mangrove Center Tuban dan ekowisata di Kecamatan Jenu
Kabupaten Tuban kepada masyarakat maupun wistawan.
BAB II
KERANGKA TEORITIS

A. Defenisi Kreativitas
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), kreativitas adalah
kemampuan untuk menciptakan atau sebuah daya cipta. Kreativitas juga bisa
diartikan sebagai kreasi terbaru dan masih orisinil yang tercipta. Ini karena
kreativitas suatu proses mental yang unik untuk menghasilkan sesuatu yang baru,
berbeda dan orisinil.

Kreativitas juga memiliki beragam definisi dari para ahli, diantaranya:


- James J. Gallagher (1985)
“Creativity is a mental process by which an individual creates new ideas or
products, or recombines existing ideas and product, in fashion that is novel
to him or her.” Kreativitas adalah suatu proses mental yang dilakukan
individu berupa gagasan atau produk baru, atau mengombinasikan antara
keduanya yang pada akhirnya akan melekat pada dirinya.
- Chaplin (1989)
Menurutnya kreativitas adalah kemampuan menghasilkan bentuk baru
menggunakan metode-metode baru.
- Clarkl Monstakis (dalam Munandar, 1995)
Kreativitas adalah pengalaman mengekspresikan dan mengaktualisasikan
identitas individu dalam bentuk terpadu antara hubungan diri sendiri, alam,
dan orang lain.
- Semiawan (1997)
Kreativitas adalah kemampuan untuk memberikan gagasan baru dan
menerapkannya dalam pemecahan masalah.
- Supriadi (1994)
Kreativitas adalah kemampuan seseorang melahirkan sesuatu yang baru,
baik berupa gagasan maupun karya nyata yang relatif berbeda dengan apa
yang telah ada.

5
6

- Csikzentmihalyi (dalam Munandar, 1995)


Kreativitas sebagai produk berkaitan dengan penemuan sesuatu,
memproduksi sesuatu yang baru, daripada akumulasi keterampilan atau
berlatih pengetahuan dan mempelajari buku.

Secara operasional, kreativitas dapat dirumuskan sebagai kemampuan yang


mencerminkan kelancaran, keluwesan dan orinalitas dalam berfikir, serta
kemampuan untuk mengkolaborasi (mengembangkan, memperkaya, memperinci)
suatu gagasan.3

Konsep Dasar Pengembangan Kreativitas Pada Anak Usia Dini


a. Defenisi Kreativitas Anak Usia Dini
Definisi Kreativitas Anak Usia Dini menurut para ahli, Sternberg
mengemukakan pengertian kreativitas itu sendiri memiliki perspektif yang
baru, yaitu yang bersifat orisinil, tak terduga, berguna, serta adaptif terhadap
kendala-kendala tugas. Menurut Hartiti (Masganti dkk, 2016)
mengemukakan bahwa kreativitas adalah kemampuan seseorang untuk
melahirkan sesuatu yang baru, baik berupa gagasan maupun karya nyata,
yang relatif berbeda dengan apa yang telah ada sebelumnya. Semiawan
(Rahmawati dan Kurniati, 2010) mengatakan bahwa kreativitas merupakan
kemampuan untuk memberikan gagasan baru dan menerapkannya dalam
pemecahan masalah.
Berdasarkan beberapa defenisi di atas, maka dapat disimpulkan
bahwa kreativitas merupakan suatu proses mental individu yang melahirkan
gagasan, proses, metode dan produk kreativitas yang baru bagi diri sendiri
dan tidak harus merupakan sesuatu yang baru bagi orang lain.

3
Mansur, Pendidikan Anak Usia Dini,Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2011, hal. 60
7

b. Ciri Kreativitas
Memahami ciri kreativitas sangat penting bagi pendidik anak usia dini,
karena dengan mengetahui dan memahami ciri-cirinya, maka akan
membantu anak dapat bertumbuh dan berkembang secara optimal.
Menurut Desmita (Fakhriyanti, Diana Vidya, 2010) ciri kreativitas
yaitu:
1. Mempunyai daya imajinasi yang kuat.
2. Senang mencari pengalaman baru.
3. Memiliki inisiatif.
4. Mempunyai minat yang luas.
5. Selalu ingin tahu.
6. Mempunyai kebebasan dalam berpikir.
7. Mempunyai kepercayaan diri yang kuat.
8. Mempunyai rasa humor.4

c. Faktor Pendukung dan Penghambat Kreativitas Anak


Faktor Pendukun Kreativitas Anak
Kreativitas merupakan kemampuan yang di miliki oleh setiap anak yang
dapat dikembangkan. Melihat hal tersebut proses perkembangan kreativitas
setiap anak tentu tidak akan berkembang secara maksimal tanpa adanya
dukungan dari faktor yang ada di sekitarnya. Adapun faktor pendukung
perkembangan meliputi dua hal yaitu: Faktor Internal dan Faktor Eksternal
anak.
Faktor Internal merupakan faktor yang ada dalam diri individu, faktor
ini meliputi:
1. Faktor Jasmani
a. Faktor Kesehatan

4
Anik Lestariningrum dkk. Inovasi Pembelajaran Anak Usia Dini. (CV. Bayfa Cendikia
Indonesia, 2021) hal. 41-42
8

Kesehatan merupakan modal awal bagi perkembangan potensi yang di miliki


setiap orang. Jika seseorang mampu menjaga kesehatan diri itu akan
mempermudah melakukan segala kegiatan.

b. Cacat Tubuh
Tubuh anak yang kurang sempurna tentunjuga akan mempengaruhi pada
perkembangan anak sehingga keadaan tubuh mempengaruhi cara berfikir
seseorang, karena anak yang cacat belajarnya juga akan menjadi terganggu.

2. Faktor Psikologi
a. Intelegensi
Kecerdasan pada umumnya diartikan sebagai Psiko-fisik dalam mereaksi
rangsangan atau menyesuaikan diri dengan lingkungan melalui cara yang
tepat. Bila dikaitkan dengan kecerdasan otak adalah organ yang paling
dibandingkan dengan organ lain.
Anak yang memiliki intelegensi tinggi akan lebih berhasil dibandingkan
dengan intelegensi yang rendah, seorang anak yang memiliki intelegensi yang
normal atau tinggi maka akan dapat berfikir lebih kreatif dan berhasil dengan
baik.
b. Kesiapan
Kesiapan menunjukkan kondisi anak untuk menanggapi dan mempraktekkan
suatu kegiatan yang memicu sikap mental, keterampilan dalam melakukan
kegiatan tertentu. Kesiapan ini sangat perlu di perhatikan dalam proses
belajar, karena bila anak dalam proses belajar yang sudah siap maka
kreatifitas anak akan muncul.
c. Kematangan
Suatu tingkatan dalam pertumbuhan seseorang, dimana sudah siap untuk
melakukan kecakapan baru. Dengan kata lain sudah siap (matang).
d. Motif
Proses belajar haruslah diperhatikan apa yang dapat mendorong anak agar
dapat kreatif dalam belajar, mempunyai motif dalam berfikir dan
9

memfokuskan perhatian, merencanakan dan melaksanakan kegiatan yang


berhubungan atau menunjang belajar.
e. Minat
Secara sederhana, minat (interest) berarti kecendrungan dan keinginan yang
besar terhadap sesuatu. Minat juga bisa diartikan dengan suatu sikap atau
kondisi dimana seseorang tergerak untuk berbuat karena adanya rangsangan
belajar.
f. Bakat
Bakat merupakan keahlian khusus yang dimiliki seseorang. Bakat juga dapat
berarti sebagai kemampuan alamiah yang memperoleh pengetahuan atau
keterampilan, yang relatif bisa bersifat umum atau khusus. Bakat juga dapat
mengantarkan atau mencapai prestasi dalam bidang tertentu.

3. Faktor Kelelahan
Kelelahan sangat mempengaruhi berfikir, agar dapat berfikir haruslah
mejaga diri jangan sampai kelelahan dalam belajar, berikan anak waktu untuk
istirahat saat anak merasa kelelahan sehingga anak merasa nyaman dalam
belajar.

4. Faktor Keluarga
Keluaraga (family) adalah sekolah yang utama bagi anak. Anak memulai
segala hal dari keluarga. Anak akan menjadikan orang tua atau orang yang
lebih dewasa sebagai role model di setiap tingkah laku yang ditunjukan
kepada anak.
5. Faktor Sekolah
Faktor sekolah yang mempengaruhi kreatifitas anak meliputi metode
pembelajaran, kurikulum, relasi guru dengan anak, anak dengan anak, disiplin
sekolah, pelajaran dan waktu sekolah, standar pelajaran, keeadaan gedung,
metode belajar, dan tugas rumah.
10

6. Faktor Lingkungan
Lingkungan dapat mempengaruhi perkembangan kreatifitas anak, ini
merupakan faktor yang sangat penting, karena perkembangan dan
kematangan anak sangat di pengaruhi oleh lingkungan.

Faktor Penghambat Kreativitas Anak

Selain adanya faktor pendukung dalam Kreativitas Anak, ada juga


faktor yang dapat menghambat perkembangan kreativitas anak sebagai
berikut:

1. Hadiah (Reward)
Sebagain besar banyak mengartikan bahwa hadiah sebagai suatu
apresiasi positif terhadap apa yang di capai seseorang atau anak, tahukah
bahwa hadiah dapat merusak motivasi intrinsik dan mematikan
kreativitas. Karena anak merasa menerima hadiah merupakan tujuan
utama saat akan melakukan segala sesuatu.

2. Persaingan (Kompetisi)
Anak-anak memiliki ambisi agar selalu menjadi yang terbaik
apabila pekerjaannya akan nilai. Saat itu akan menimbulkan persaingan
antar anak yang lain, kerena sudah menjadi suatu kebiasaan yang
memperoleh nilai terbaik akan menerima hadiah. Hal ini akan terjadi
dalam kehidupan sehari-hari dan sayangnya akan dapat mematikan
kreativitas.

3. Lingkungan yang membatasi


Albert Einstein yakin bahwa belajar dan kreativitas tidak dapat
ditingkatkan dengan paksaan, sebagai anak ia memiliki pengalaman
mengikuti sekolah yang sangat menekankan pada disiplin dan hafalan
semata-mata, ia selalu diberitahu apa yang harus di pelajari, bagaimana
mempelajarinya dan pada saat ujian yang harus dapat mengulanginya
11

dengan tepat, pengalaman yang biasanya amat menyakitkan dan


menghilangkan minatnya terhadap ilmu, meskipun hanya sementara.

4. Keluarga
Keluarga sangat mempengaruhi perkembangan anak, karena
keluarga sebagai tempat pembentukan watak anak selain pembentuk
kepribadian anak. Orang tua memegang peranan penting pada
perkembangan anak. Sering kali keinginan orang tua membantu anak
berpartisipasi dengan sabaik mungkin, mereka mendorong dalam
bidang-bidang yang tidak di minati oleh anak. Akibatnya mereka tidak
menyukai kegiatan tersebut sehingga tidak menghasilkan sesuatu yang
betul-betul kreatif.5

B. Potensi Kreativitas Pada Anak


Melalui pandangan secara psikologi pada dasarnya setiap manusia telah
dikaruniai potensi anak sejak dilahirkan diatas muka bumi. Hal ini dapat kita lihat
pada prilaku bayi ataupun anak yang secara alamiah gemar bertanya, gemar
mencoba, gemar memperhatikan hal baru, gemar berkarya melalui benda apa saja
yang ada dalam jangkauannya termasuk didalam nya gemar berimajinasi. potensi
kreativitas ini dapat kita lihat melalui keajaiban alamiah seorang bayi selalu ingin
tahu serta antusia dalam menjelajahi dunia di sekitarnya.

Sementara itu Devito dalam supriadi yang dikutip olehYeni Rachmawati


mengemukakan bahwa kreativitas merupakan suatu kemampuan yang dimiliki oleh
setiap orang dengan tingkat berbeda-beda.Setiap orang lahir dengan potensi
kreatif.6 Dengan demikian dapat penulis ambil kesimpulan bahwa setiap manusia
lahir adalah kreatif, persoalannya tinggal bagaimana potensi ini dapat

5
Ni Luh Ika Windayani, M.Pd dkk, Teori dan Aplikasi Pendidikan Anak Usia Dini. (Yayasan
Penerbit Muhammad Zaini, 2021) hal.40-47
6
Yeni Rachmawati, Strategi Pengembangan Kreativitas pada anak usia taman kanak-kanak,
(Jakarta : Kencana, 2010), h. 13
12

dikembangkan dengan baik oleh guru dan orang tua sebagai ujung tombak dan
sebagai sekolah yang pertama bagi kehidupan anak tersebut.

C. Bentuk Kreativitas Pada AUD


Kreativitas dari aspek pribadi, muncul dari keunikan pribadi individu dalam
interaksi dengan lingkungannya. Setiap anak mempunyai bakat kreativ, namun
masing-masing dalam bidang dan kadar yang berbeda-beda. Kreativitas sebagai
kemampuan berfikir meliputi kelancaran, kelenturan, orisinilitas dan elaborasi.
Kelancaran disini berkaitan dengan kemampuan untuk membangkitkan sejumlah
besar ide-ide.

Individu yang kreatif membuahkan tanggapan yang cerdik serta mempunyai


gagasan-gagasan yang jarang diberikan orang lain. Elaborasi adalah dapat merinci
dan memperkaya suatu gagasan. Orang yang kreatif dapat mengembangkan
gagasan-gagasannya secara luas. Penilaian merupakan kemampuan dalam
mengapresiasikan sebuah ide. Orang yang kreatif memiliki cara-cara sendiri dalam
menilai sebuah ide dan hal itu berbeda dengan orang-orang pada umumnya.

Kreativitas ditinjau dari aspek pendorong menunjuk pada perlunya dorongan


dari dalam individu (berupa minat, hasrat dan motivasi) dan dari luar (lingkungan
keluarga, sekolah, dan masyarkat) agar bakat kreatif dapat diwujudkan.
Sehubungan dengan hal ini pendidik diharapkan dapat memberikan dukungan,
perhatian, serta sarana prasarana yang diperlukan.

D. Manfaat Kreativitas Pada AUD


Pentingnya pengembangan kreativitas ini memiliki 4 alasan, yaitu dengan
berkreasi orang dapat mewujudkan dirinya, perwujudan diri tersebut termasuk salah
satu kebutuhan pokok dalam hidup manusia. Menurut Maslow kreativitas juga
merupakan manifestasi dari seseorang yang berfungsi sepenuhnya dalam
perwujudan dirinya.
13

1) Kreativitas sebagai kemampuan untuk melihat kemungkinan-kemungkina


untuk menyelesaikan suatu masalah, merupakan bentuk pemikiran yang
sampai saat ini masih kurang mendapatkan perhatian dalam pendidikan
formal. Siswa lebih dituntut untuk berfikir linier, logis, penalaran, ingatan
atau pengetahuan yang menuntut jawaban paling tepat terhadap
permasalahan yang diberikan kreativitas yang menuntut sikap kreativ dari
individu itu sendiri perlu dipupuk untuk melatih anak berfikir luwes
(flexibility), lancar (fluency), asli (originality), menguraikan (elaboration),
dan dirumuskan kembali (redefinision), yang merupakan ciri berfikir kreatif
yang dikemukakan oleh Guilford.
2) Bersibuk diri dengan berkreatif tidak hanya bermanfaat, tetapi juga
memberikan kepuasan pada individu.
3) Kreativitas kemungkinan manusia meningkatkan kualitas hidupnya. 7

E. Tujuan Permainan Playdough


1. Pengertian Permainan
Game (permainan) secara umum adalah sebuah aktivitas rekreasi
dengan tujuan bersenang-senang, mengisi waktu luang, atau berolahraga
ringan. Permainan biasanya dilakukan sendiri atau bersama-sama.
Permainan merupakan aktifitas terstruktur atau semi terstruktur yang
biasanya bertujuan untuk hiburan dan kadang dapat digunakan sebagai
sarana pendidikan. Karakterisitik game yang menyenangkan, memotivasi,
membuat kecanduan dan kolaboratif membuat aktifitas ini digemari oleh
banyak orang.
Dalam setiap game terdapat peraturan yang berbeda-beda untuk
memulai permainannya sehingga membuat jenis game semakin bervariasi.
Karena salah satu fungsi game juga sebagai penghilang stress atau rasa
jenuh maka hampir setiap orang senang bermain game baik anak kecil,
remaja maupun dewasa.

7
Zain Studens. Ac/2013/04/08.Permainandan Kreativitas Anak Usia Dini
14

2. Pengertian Bermain

Bermain adalah kegiatan yang di lakukan dengan atau tidak menggunakan


alat yang menghasilkan pengertian atau memberikan informasi, memberi
kesenangan maupun mengembangkan imajinasi pada anak.

Bila pengertian bermain dipahami dan sangat kita kuasai, maka


kemampuan itu akan berdampak positif pada cara kita dalam membantu proses
belajar anak. Mengamati ketika anak bermain secara aktif ataupun pasif, akan
banyak membantu memahami jalan pikiran anak, selain itu juga meningkatkan
keterampilan komunikasi.

Menurut bahasa bermain berasal dari kata dasar main yang berarti
melakukan aktivitas atau kegiatan untuk menyenangkan hati. Dengan kata lain,
bermain merupakan serangkaian kegiatan atau aktivitas anak untuk bersenang-
senang. Adapun menurut para ahli pendidikan anak pengertian bermain adalah:

a. Menurut Piaget
Bermain adalah suatu kegiatan yang dilakukan berulang-ulang dan
menimbulkan kesenangan atau kepuasan bagi diri sendiri.
b. Menurut Parten
Bermain adalah seuatu kegiatan sebagai sarana bersosialisasi dan dapat
memberikan kesempatan anak bereksplorasi, menemukan,
mengekspresikan perasaan, berkreasi dan belajar secara
menyenangkan.
c. Menurut Buhler dan Denziger
Bermain merupakan kegiatan yang menimbulkan kenikmatan.
d. Menurut Docket dan Fleer
Bermain merupakan kebutuhan bagi anak, karena melalui bermain anak
akan memperoleh pengetahuan yang dapat mengembangkan
kemampuan dirinya.
15

e. Menurut Mayesty
Bermain adalah kegiatan yang anak-anak lakukan sepanjang hari,
karena bagi anak bermain adalah hidup dan hidup adalah permainan.8

3. Fungsi dan Manfaat Bermain bagi Anak

Bermain memiliki banyak manfaat diantaranya:

- Menimbulkan kegembiraan, kegembiraan itu menjadi rangsangan bagi


prilaku lainya.
- Sebagai pemicu kreativitas.
- Meningkatkan respon anak terhadap hal-hal baru.
- Melatih anak menyelesaikan/mengatasi konflik.
- Sarana untuk bersosialisasi dan melatih fungsi mental (berfikir, khayal,
mengingat, atau menegakkan disiplin.
- Melatih kepekaan dan empati.
- Sarana mengekspresikan perasaan.
- Membentuk kepribadian anak.
- Mengembangkan rasa percaya diri.
- Melatih perkembangan fisik, emosi dan sosial.
- Merangsang imajinasi/kreativitas anak.
- Sarana hiburan.
- Menyalurkan energi (terutama untuk anak hiperaktif)9

4. Permainan sebagai media pembelajaran


Seperti media pembelajaran, permainan atau game memiliki beberapa
Manfaat, yaitu: Permainan adalah sesuatu yang menyenangkan untuk
dilakukan, Sesuatu yang menghibur dan menarik. Permainan
memungkinkannya Partisipasi aktif siswa untuk belajar. Permainan dapat
memberikan umpan balik langsung. Permainan ini memungkinkan siswa

8
M. Fadillah, Bermain & Permainan (Jakarta: PRENADAMEDIA GROUP, 2019) hal. 22
9
Andi Yudha Asfandiyar, Kenapa Guru Harus Kreatif?(Bandung: DAR! Mizan, 2009) hal. 78-79
16

untuk menyelesaikan masalah masalah nyata. Permainan ini memberikan


pengalaman nyata dan dapat diulang sebanyak yang diperlukan, kesalahan
operasional dapat Diperbaiki. Membantu siswa meningkatkan
keterampilan komunikasi.

5. Playdough
Playdough merupakan media yang mudah didapat, tidak mahal, dan
aman bagi anak. Playdough juga dapat dibuat oleh guru yang digunakan
sebagai media pembelajaran. Selain itu playdough jenis permainan yang
sangat menyenangkan bagi anak. Menurut Diyu, playdough adalah alat
bantu pembelajaran berupa adonan mainan yang terbuat dari tepung yang
mudah dibentuk oleh anak berguna untuk melatih kegiatan koordinasi jari
jemari tangan dengan mata.10
Playdough termasuk kedalam alat permainan edukatif untuk anak usia
dini karena media ini memenuhi ciri-ciri sebagai berikut
(Eliyawati,2005:63) :
a. Ditujukan untuk anak usia dini
b. Berfungsi untuk mengembangkan aspek-aspek anak usia dini
c. Digunakan berbagai cara, bentukdan bermanfaat multi guna
d. Aman tidak berbahaya bagi anak
e. Dirancang untuk mendorong aktivitas dan kreativitas anak
f. Bersifat konstruktif atau ada sesuatu yang dihasilkan
g. Mengandung nilai pendidikan

Peran Media Playdough Terhadap Aspek Perkembangan Anak Usia


Dini. Nichols (2009:2) mengatakan bahwa media playdough memiliki peran
terhadap aspek-aspek perkembangan anak yaitu :

10
Nurnaningsih Ahmad, Rena Madina dan Samsiar Rivai “Deskripsi Pengenalan Bentuk Geometri
Pada Anak Usia 4-5 Tahun di TK Teratai Kecamatan Boliyohuto Kabupaten Gorontalo”.
(OnLine), Tersedia di: http://kim.ung.ac.id (02 Juni 2017)
17

a. Perkembangan Motorik
Penggunaan playdough dapat membantu anak melatih keterampilan
motorik dengan tangan, ketika memanipulasi playdough dengan jari-
jari mereka, contohnya keterampilan mencubit, meremas atau
menyodok saat mereka bermain dengan playdough.
b. Perkembangan Kognitif.
Dengan menggunakan playdough dapat membantu anak dalam melatih
imajinasi dan kemampuan kognitif seperti imitasi, simbolisme dan
pemecahan masalah. Hal ini membantu anak belajar lebih banyak
tentang lingkungan sekitar dan menirukan benda dengan playdough.
c. Perkembangan Emosi.
Dengan menggunakan playdough dapat membantu anak untuk tenang
disaat frustasi atau marah, Memegang dan meremas adonan bermain
dapat menghasilkan efek menenangkan pada anak dan merasa nyaman
dalam mengekspresikan diri.
d. Perkembangan Sosial
Dengan menggunakan playdough dapat membantu anak
mengembangkan keterampilan sosial saat bermain bersama dengan
anak yang lain. Selain itu bermain playdough memberikan kesempatan
bagi anak untuk latihan bekerja sama dan berbagi.

6. Cara membuat Playdough


Alat yang dibutuhkan:
- ½ kg tepung terigu
- 250 gr garam
- 200 ml air matang
- Pewarna makanan

Cara membuatnya:

1. Masukkan tepung terigu dan garam dalam wadah. Aduk hingga rata.
Sisihkan.
18

2. Tuang beberapa tetes pewarna makanan ke dalam air matang hingga


mendapatkan warna yang Anda inginkan. Aduk hingga rata.
3. Tuangkan air yang telah diberi pewarna sedikit demi sedikit ke dalam
wadah terigu sambil diuleni. Campurkan semuanya hingga terigu
membentuk adonan.
4. Uleni adonan hingga kalis. Setelah itu tuangkan minyak goreng dan
uleni lagi hingga seluruh permukaan adonan menjadi licin.

7. Kelebihan dan Kelemahan Playdough


Bermain Playdough memiliki kelebihan-kelebihan yaitu sangat
menyenangkan bagi anak dan anak dapat membentuk berbagai bentuk
sesuai dengan keinginan anak dan tema yang sedang diterapkan. Seperti,
memudahkan anak membentuk sebuah benda yang ia sukai. Membuat
tangan anak menjadi bergerak bebas. Akan tetapi Playdough memiliki
kekurangan dimana seseorang tidak dapat membentuk bentuk dengan objek
yang sangat besar karena membutuhkan ruang besar dan perawatannya
rumit.

8. Manfaat Playdough
Manfaat yang didapatkan ketika menerapkan playdough, yakni:
a. Mengembangkan Kemampuan Fisik Motorik Halus Anak
b. Memudahkan anak dalam membentuk benda yang di inginkan.
c. Meluweskan jari-jemari anak. d. Membuat otot-otot ringan bekerja
dengan baik.
BAB III
METODEOLOGI PENELITIAN

A. Pendekatan dan metode penelitian


Dilihat dari jenis datanya, metode penelitian yang digunakan dalam
penelitian ini adalah kualitatif. Pendekatan ini menyerupai metode ilmiah yang
biasa digunakan dan dipraktikkan oleh sekelompok peneliti ilmu sosial,
termasuk di bidang pendidikan, beberapa alasan juga dikemukakan, pada
intinya penelitian kualitatif memperkaya hasil penelitian kuantitatif. Penelitian
kualitatif telah dilakukan untuk memperoleh pengetahuan melalui pemahaman
dan penemuan. Pendekatan penelitian kualitatif adalah suatu proses penelitian
dan penyelidikan yang didasarkan pada metode-metode mempelajari fenomena
sosial dan masalah manusia. Dalam Studi, peneliti menciptakan gambaran yang
kompleks, memeriksa kata dari laporan yang dipicu dari perspektif respons,
dan melakukan studi terhadap situasi alami.
Penelitian kualitatif membutuhkan pengetahuan teoretis dan wawasan
yang luas agar dapat mengajukan pertanyaan, karena penelitian kualitatif
terjadi di alam dalam keadaan alaminyah dan penelitian adalah alat utama
dalam penelitian kualitatif. Analisis dan koreksi atas apa yang diselidiki
menjadi lebih jelas. Penelitian ini lebih berfokus pada bagaimana
mendefinisikan makna dan nilai.
Metode kualitatif dilakukan dengan beberapa pertimbangan, pertama
menyesuaikan metode kualitatif lebih mudah apabilah di hadapkan dengan
kenyataan ganda, kedua metode ini menyajikan secara langsung hubungan
antara peneliti dengan reponden. Ketiga metode ini lebih peka dan lebih dapat
menyesuaikan diri dengan banyak penajaman pengaruh bersama dan terhadap
pola-pola nilai yang dihadapi

19
20

B. Jenis-jenis dan sumber data


Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu data primer dan sekunder.

1) Data Primer
Data primer adalah data yang diperoleh secara langsung oleh peneliti tanpa
campur tangan orang lain, yaitu peneliti yang langsung memperoleh data
dari subyek yang diteliti. Data primer dapat diperoleh melalui wawancara,
observasi dan angket.

2) Data Sekunder
Data sekunder merupakan data yang tidak langsung dari sumbernya, dapat
di contohkan seperti mendapat dari orang lain atau objek lain atau juga
dapat dari data-data dokumen yang ada.

Sumber data
Salah satu pertimbangan dalam memilih masalah penelitian adalah
ketersediaan sumber data. Penelitian kuantitatif lebih pada menjelaskan
(explaining, explain), karena lebih pada memahami orang (objek masyarakat),
sedangkan penelitian kualitatif lebih pada memahami (memahami) fenomena sosial
atau objek saat ini, karena merupakan studi tentang manusia (society as Sebuah
subjek).

Menurut sumber yang diperoleh dalam penelitian ini, adalah kata-kata dari
peristiwa dan dokumen dalam penelitian ini. Sumber data yang diperoleh adalah
catatan yang dilakukan melalui observasi dan wawancara dengan guru (Catatan
Lapangan).

a. Guru atau pendidik kelompok B, RA Mutiara Bunda Jambi, dan


b. Anak-anak murid kelompok B, RA Mutiara Bunda Jambi.
21

C. Setting dan Subjek Penelitian


1. Setting Penelitian
Setting dalam penelitian ini penulis melakukan di RA Mutiara Bunda
Jambi, salah satu alasan penulis untuk melakukan penelitian di RA Mutiara
Bunda Jambi di karenakan RA yang belum pernah menjadi objek penelitian
sehingga dapat memberikan manfaat terhadap RA tersebut dan penulis,
adapun lokasi dari RA tidak terlalu jauh dan dapat di jangkau oleh penulis
yang sehingga memudahkan penulis untuk mendapatkan informasi dan data
yang di butuhkan.

2. Subjek Penelitian
Merupakan tujuan untuk mendapatkan informasi yang mana dapat
memberikan sesuatu hal yang berhubungan dengan penelitian. Subjek
penelitian ini adalah guru dan murid dari kelompok B, guru dan murid
murupakan subjek ini dapat dikatakan sebagai informan.
Dalam studi kelas berdasarkan studi lapangan kualitatif, sampel
diperoleh dari populasi atau subjek, sampel digunakan sampling atau subjek
yang disesuaikan dengan kebutuhan. Pada umumnya objek pengambilan
sampel atau penyesuaian ini disebut ketergantungan lateral.
Pada teknik purposive sampling, yang ditekankan untuk menjadi
sampel adalah karena adanya pertimbangan karakteristik atau ciri-ciri
tertentu, pertimbangan tersebut tak lepas dari penelitian.
Berdasarkan metodologi tersebut, penelitian ini menetapkan guru RA
Mutiar Bunda sebagai keyinforman, responden tambahan sebagai siswa,
dan responden tambahan sebagai guru. Pengembangan Kreativitas anak usia
dini dalam bermain playdough.

D. Pengumpulan Data
Pengumpulan data adalah teknik atau cara-cara yang dapat digunakan peneliti
untuk mengumpulkan data. Ada beberapa teknik atau metode pengumpulan data
yang biasanya dilakukan oleh peneliti. Peneliti dapat menggunakan salah satu atau
gabungan dari metode yang ada tergantung masalah yang dihadapi.
22

Teknik yang digunakan dalam pengumpulan data dalam penelitian ini


menggunakan observasi, wawancara, dan dokumntasi:

1) Metode Observasi
Observasi adalah metode atau cara-cara menganalisis dan mengadakan
pencatatan secara sistematis mengenai tingkah laku dengan melihat atau
mengamati individu atau kelompok secara langsung. 11
Jenis observasi yang diterapkan adalah observasi nonpartisipan yaitu
peranan tingkah laku peneliti dalam kegiatan-kegiatan yang berkenaan
dengan kelompok yang diamati kurang dituntut. Artinya dimana peneliti
tidak turut ambil bagian dalam kehidupan orang yang di observasi.
Pengambilan data melalui proses observasi dilakukan oleh peneliti
sendiri. Observasi dilakukan pada kelas yang dijadikan subjek penelitian
untuk mendapatkan gambaran langsung tentang pelaksanaan
mengembangkan kemampuan motorik halus melalui playdough.

2) Metode Wawancara (interview)


Merupakan pertemuan dua orang untuk bertukar informasi dan ide
melalui tanya jawab, sehingga dapat dikonstruksikan makna dalam suatu
topik tertentu.12 Wawancara adalah suatu bentuk komunikasi verbal jadi
semacam percakapan yang bertujuan memperoleh informasi.13 Wawancara
digunakan peneliti sebagai teknik pengumpulan data apabila peneliti ingin
mengetahui hal-hal dari responden yang telah mendalam.

11
M. Ngalim Purwanto, Prinsip-Prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran (Bandung: Remaja
Rosdakarya, 2010), hal. 149.
12
Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kualitatif dan R&D, (Bandung, Alfabeta,
2010), hal. 317
13
Nasution, Metode Research (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2014), hal.113.
23

Apabila dilihat dari sifat atau teknik pelaksanaannya, maka wawancara dapat
dibagi atas tiga macam, yakni:

a. Wawancara terpimpin adalah wawancara yang menggunakan pokok-pokok


masalah yang diteliti.
b. Wawancara tidak terpimpin (bebas) adalah proses wawancara dimana
pewawancara sengaja mengarahkan tanya jawab pada pokok-pokok dari
fokus penelitian.
c. Wawancara bebas terpimpin adalah kombinasi keduanya, pewawancara
hanya membuat pokok-pokok masalah yang akan diteliti, selanjutnya dalam
proses wawancara berlangsung mengikuti situasi.

3) Metode Dokumentasi
Dokumentasi adalah “mencari data mengenai hal-hal yang menyerupai
catatan-catatan, transkip, buku, notulen, surat kabar, majalah, legger,
agenda dan sebagainya. 14 Dengan demikian metode dokumentasi adalah
bentuk sumber data tentang informasi yang berhubungan dengan
dokumentasi baik yang remi maupun tidak resmi. Metode dokumentasi ini
penulis gunakan untuk menghimpun data yang berupa catatan-catatan,
sejarah singkat sekolah, struktur organisasi sekolah, daftar nilai, tenaga
pengajar, administrasi dan data siswa atau guru serta dokumen-dokumen
lainya yang berhubungan dengan penelitian dan dibutuhkan oleh penulis.
Metode ini digunakan untuk mendapatkan dan mengenai hal-hal yang
berkenaan dengan kondisi obyektif di RA Mutiara Bunda Jambi seperti
sejarah berdirinya, visi dan misi, struktur organisasi, keadaan guru,keadaan
peserta didik, dan lain-lain.

14
Suharsimi Arikunto. Prosedur Penelitian suatu Pendekatan Praktek. (Jakarta: Rineka Cipta,
2013) hal. 274
24

E. Tekhnik Analisis Data


Analisis data adalah proses mengorganisasikan dan mengurutkan data kedalam
pola, kategori, dan satuan uraian dasar, sehingga dapat ditemukan tema dan dapat
dirumuskan hipotesis kerja seperti yang disarankan oleh data. Analisis data dalam
penelitian kualitatif dilakukan sejak sebelum memasuki lapangan, selama di
lapangan, dan setelah selesai di lapangan. Namun dalam penelitian kualitatif,
analisis data lebih difokuskan selama proses di lapangan bersamaan dengan
pengumpulan data. Dalam kenyataannya, analisis data kualitatif berlangsung
selama proses pengumpulan data dari pada setelah selesai pengumpulan data.

Dalam proses analisis data, peneliti menggunakan model Miles dan Huberman,
yaitu ada tiga macam kegiatan:

1) Reduksi Data
Mereduksi data berarti merangkum, memilih hal-hal yang pokok,
memfokuskan pada hal-hal yang penting, dicari tema dan polanya dan
membuang yang tidak perlu. Dengan demikian, data yang direduksi akan
memberikan gambaran yang jelas dan mempermudah peneliti untuk
melakukan pengumpulan data selanjutnya dan mencarinya bila diperlukan.
Karena pada dasarnya data yang terkumpul dari lapangan begitu kompleks,
rumit dan belum bermakna, kemudian direduksi. data yang dianggap
pentinga dan relevan yaitu yang berkaitan dengan hasil mengembangkan
motorik halus melalui playdough.
2) Penyajian Data
Setelah data direduksi, maka langkah selanjutnya adalah
mendisplaykan data. Melalui penyajian data tersebut, maka data
terorganisasikan, tersusun dalam pola hubungan, sehingga akan mudah
dipahami. Penyajian data bisa dilakukan dalam bentuk uraian singakat,
bagan, hubungan antara kategori, flowchat dan sejenisnya.
Bentuk yang paling sering dari model data kualitatif selama ini adalah
teks naratif. Supaya data yang banyak dan telah direduksi mudah dipahami
baik oleh peneliti maupun orang lain, maka data tersebut perlu disajikan,
25

bentuk penyajiannya adalah teks naratif (pengungkapan secara tertulis)


Tujuannya adalah untuk memudahkan dalam mendeskripsikan suatu
pristiwa, sehingga dengan demikian, memudahkan untuk mengambil suatu
kesimpulan.
3) Verifikasi
Kesimpulan awal yang dikemukakan masih bersifat sementara, dan
akan berubah bila tidak ditemukan bukti-bukti yang kuat yang mendukung
pada tahap pengumpulan data berikutnya. Tetapi apabila kesimpulan yang
ditemukan pada tahap awal, didukung oleh bukti-bukti yang valid dan
konsisten pada saat peneliti kembali ke lapangan mengumpulkan data,
maka kesimpulan yang dikemukakan merupakan kesimpulan yang
kredibel.
Dengan demikian dalam penelitian kualitatif mungkin dapat menjawab
rumusan masalah yang dirumuskan sejak awal. Kesimpulan dari penelitian
ini, diharapkan merupakan temuan baru yang sebelumnya belum ada.
Temuan dapat berupa deskripsi atau gambaran suatu obyek yang
sebelumnya belum jelas sehingga setelah diteliti menjadi jelas. Dalam
penarikan kesimpulan, peneliti menggunakan pendekatan berfikir induktif
yaitu pemikiran yang berangkat dari fakta-fakta atau peristiwa-peristiwa
khusus kemudian dari fakta-fakta yang khusus tersebut ditarik generalisasi-
generalisasi yang mempunyai sifat umum.
26

C. Jadwal Penelitian
Tabel 1
Jadwal Penelitian
September Oktober November Desember
No Jenis Kegiatan Penelitian
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
Menyusu Rancangan
1 
Penelitian
1. Perumusan Masalah  
2
2. Tujuan Penelitian  
1. Kerangka Teori  
3
2. Metodologi  
1. Menyusun Hasi
 
4 Temuan
2. Kesimpulan  
BAB IV
TEMUAN DAN PEMBAHASAN

A. Temuan Umum dan Lokasi Penelitian


a. Sejarah berdirinya RA Mutiara Bunda Jambi
RA Mutiara Bunda Jambi berdiri sejak tahun 2019 dan berlokasi di
kelurahan Lingkar Selatan Kecamatan Paal Merah. Awal mula berdirinya
RA Mutiara Bunda ini di latar belakangi oleh kepedulian salah seseorang
yang bernama ibu Yundra Yani, S.Pd, yang ingin membantu pemerintah
untuk membantu mensukseskan program pendidikan nasional khususnya
program pendidikan untuk anak usia dini. Maka dengan diawali membentuk
lembaga pendidikan yang di beri nama RA Mutiara Bunda Jambi.

b. Visi dan Misi RA Mutiara Bunda Jambi


1) Visi

Membentuk anak yang beriman, cerdas, mandiri dan kreatif.

2) Misi
- Menanamkan pengetahuan dasar tentang Ketuhanan Yang Maha
Esa
- Meningkatkan kualitas pelaksanaan kegiatan belajar mengajar
- Menanamkan rasa hormat dan berbakti kepada orangtua dan patuh
kepada guru
- Menciptakan lingkungan RA Mutiara Bunda yang harmonis.

c. Proses belajar dan pembelajaran


Waktu pelaksanaan kegiatan belajar mengajar di RA Cendikia Almadani
Ngambur Pesisir Barat adalah sebagai berikut :
1. Hari Senin, selasa, rabu, kamis dimulai pukul 07.30 s/d 10.00
2. Hari jum’at dimulai pukul 07.30 s/d 09.30
3. Hari sabtu dimulai pukul 07.30 s/d 10.00

27
28

d. Kondisi Guru RA Mutiara Bunda Jambi


Jumlah tenaga pengajar di Ra Cendikia Almadani Pesisir Barat ada 5
Orang, secara terperinci dapat dilihat pada table berikut :

Tabel 2:
Kondisi Guru RA Mutiara Bunda Jambi
No Guru Jumlah
1 Kepala Sekolah 1
2 Guru 3
Jumlah 4
Sumber: Dokumen RA Mutiara Bunda Jambi

e. Data Umum RA Mutiara Bunda Jambi


No Identitas Sekolah Keterangan
1 Nama Sekolah RA Mutiara Bunda
2 NPSN 69994305
3 Alamat Jl. Lingkar Selatan II
4 Desa/Kelurahan Lingkar Selatan
5 Kecamatan Paal Merah
6 Kabupaten/Kota Kota Jambi
7 Provinsi Jambi
8 Kode Pos 36139
9 Telepon/Hp 0852-6688-9548
10 Status Akreditasi -
29

Tabel 3
Keadaan Sarana dan Prasarana RA Mutiara Bunda Jambi
Kondisi
No Jumlah Barang Jumlah
Baik Kurang Baik
1 Ruang Kepala Sekolah 1 
2 Ruang Guru 1 
3 Ruang Kelas 2 
4 Kamar Mandi 1 
5 Area Bermain 1 
6 Papan Tulis 2 

f. Jumlah Peserta didik di RA Mutiara Bunda Jambi


Tabel 4
Jumlah Peserta didik
Kelas Laki-laki Perempuan Jumlah Anak
A - -
B 4 13 17
Jumlah 17

B. Temuan Khusus
Temuan khusus ini merupakan hasil peneliti dilapangan untuk menggali data,
mengungkap fakta-fakta yang terjadi di lapangan, dan menemukan jawaban serta
isu-isu kunci yang diangkat oleh peneliti.
1) Bagaimana cara guru merencanakan Kreativitas Anak Melalui
Bermain Plaudough.

Cara guru merencanakan pengembangan Kreativitas anak melalui


permainan playdough di RA Mutiara Bunda Jambi. Adapun langkah-
langkah tindakan, adalah: perencanaan, tahapan dalam perencanaan
meliputi kegiatan-kegiatan sebagai berikut: kelas penelitian ditetapkan
yaitu kelas B RA Mutiara Bunda Jambi. Guru dan peneliti membuat
rencana kegiatan harian (RKH) sesuai dengan kegiatan yang akan
dilakukan pada siklus penelitian. Guru dan peneliti menentukan
tempat/lokasi anak melakukan kegiatan pada pratindakan, siklus I dan
30

siklis II yaitu dilingkungan sekolah tempatnya di dalam kelas B RA


Mutiara Bunda Jambi.
Berdasarkan hasil wawancara yang diutarakan oleh Ibu Putri, guru
telah menyediakan semua bahan yang diperlukan untuk kegiatan
Playdough, maka guru menjelaskan cara melakukan tugas masing-masing
kelompok. Setelah semua dijelaskan guru mempersilahkan setiap anak
untuk membuat sesuai imajinasi mereka dengan playdough yang telah
disediakan. Guru tidak serta merta melepaskan anak-anak sendiri setelah
guru menjelaskan, tetapi guru tetap memberi arahan dan bimbingan kepada
anak-anak. Sehingga anak dapat mengembangkan kreativitasnya dengan
kemampuan yang dimiliki anak-anak. Hal ini dimaksud kan agar anak
mengembangkan ide kreativitas nya tanpa harus dibatasi oleh guru.
Terkadang anak-anak yang sebenarnya sudah mampu menyelesaikannya,
namun mereka kurang mempunyai rasa percaya diri untuk memperlihat
kanya kepada orang lain. Disaat inilah guru dapat memberikan bimbingan
untuk membangkitkan rasa percaya diri mereka.

2) Kendala Guru Dalam Pelaksanaan Kreativitas Anak Melalui Bermain


Playdough.
a) Tidak lengkapnya sarana dan prasarana di RA.
Kurangnya sarana dan prasarana dapat menghambat kreativitas pada
anak dan ini mengakibatkan menurunkan daya ingin terhadap sesuati.
b) Kurangnya pengetahuan mengenai permainan.
Guru di anjurkan dapat menguasai dan memiliki kreativitas dalam
permaianan yang akan di mainkan atau yang sudah di rencanakan, jika
tidak mengeuasai ini akan dapat berpengaruh kepada anak seperti
kebosanan.
c) Keterbatasan Waktu
Di saat sedang asiknya melakukan permainan di dalam kelas, dan waktu
menunjukan sudah mau selesai. Sehingga krativitas anak terbatas.
31

3) Solusi Untuk Meningkatkan Kreativitas Anak Melalui Bermain


Playdough
Berdasarkan identifikasi masalah di atas peneliti memiliki solusi
agar siswa dapat mengembangkan kreativitasnya diantaranya:
1. Hargai pertanyaan dan khayalan tidak biasa siswa. Banyak bertanya
adalah salah satu bentuk kreativitas siswa.
2. Memanfaatkan visual. Biar bagaimanapun, melihat gambar dan warna
akan jauh lebih menarik ketimbang hanya sekedar tulisan.
3. Permainan kreatif. Kegiatan belajar mengajar dapat dibuat lebih
bervariasi dengan mengaplikasikan permainan kreatif.
4. Perbanyak project. Bapak/Ibu bisa menyeimbangkan teori dan praktek
dengan memberikan project.
Pasang karya siswa di kelas. Sebagai apresiasi, pajanglah hasil karya
siswa di sepanjang kelas, bahkan sekolah.
BAB V
PENUTUP

A. KESIMPULAN
Bedasarkan hasil analisis dan pembahasan sebelumnya, maka dapat penulis
simpulkan bahwa tingkat kreativitas anak usia dini di RA Mutiara Bunda Jambi
sudah baik. Hal ini menunjukkan bahwa perkembangan kreativitas anak dapat
ditingkatkan dengan metode proyek melalui kegiatan bermain Playdough. Dilihat
dari adanya semangat dan antusias peserta didik dalam melakukan kegiatan melalui
bermain Playdough. Memang tidak semua peserta didik mempunyai semangat dan
minat yang sama, tetapi sebagian besar mereka sudah menggunakan imajinasinya
dengan baik. Dilihat dari kekreativan anak dalam membuat sebuah karya dari
adonan Playdough. Selain daripada itu sebagian anak dapat melakukan kegiatan
bermain dengan tidak meniru hasil karya temannya sendiri dan dapat mengikuti
instruksi dari guru.

B. SARAN
Berdasarkan kesimpulan dari hasil penelitian dan pembahasan, maka penulis
mengemukakan saran sebagai berikut :

1. Pihak Sekolah Kegiatan bermain dengan Permainan Playdough dapat


digunakan sebagai salah satu alternatif untuk mengembangkan kreativitas
anak terutama dalam mengembangkan imainasi anak. Sehingga menjadi
suatu kegiatan yang menyenangkan dan bermakna bagi anak.
2. Guru hendaknya lebih menginfestasikan pembelajaran melalui kegiatan
yang menyenangkan.

C. PENUTUP
Alhamdulillahhirobbil’alamin segala puji hanya milik Allah SWT, karena
berkat kasih sayang serta rahmat Nya lah sehingga penulis dapat menyelesaikan
penulisan penelitian ini sebagai salah satu syarat untuk tugas perkuliahan

32
33

Pendidikan Islam Anak Usia Dini (PIAUD) di Sekolah Tinggi Agama Islam
Ma’arif Jambi.
DAFTAR PUSTAKA

Aunillah Nurla Isna, 2015. Membentuk Karakter Anak ,(Yogyakarta: Flashbooks)


Asfandiyar Andi Yudha, 2009. Kenapa Guru Harus Kreatif?(Bandung: DAR!
Mizan)
Arikunto Suharsimi. 2013. Prosedur Penelitian suatu Pendekatan Praktek.
(Jakarta: Rineka Cipta)
Fadillah M. 2019. Bermain & Permainan (Jakarta: PRENADAMEDIA GROUP)
Lestariningrum Anik dkk. 2021. Inovasi Pembelajaran Anak Usia Dini. (CV.
Bayfa Cendikia Indonesia)
Mansur, 2011. Pendidikan Anak Usia Dini,Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Nasution. 2014. Metode Research (Jakarta: PT Bumi Aksara)
Ni Luh Ika Windayani, M.Pd dkk, 2021. Teori dan Aplikasi Pendidikan Anak
Usia Dini. (Yayasan Penerbit Muhammad Zaini)
Nurnaningsih Ahmad, Rena Madina dan Samsiar Rivai “Deskripsi Pengenalan
Bentuk Geometri Pada Anak Usia 4-5 Tahun di TK Teratai Kecamatan
Boliyohuto Kabupaten Gorontalo”. (OnLine), Tersedia di:
http://kim.ung.ac.id (02 Juni 2017)
Purwanto M. Ngalim, 2010. Prinsip-Prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran
(Bandung: Remaja Rosdakarya)
Rachmawati Yeni, 2010. Strategi Pengembangan Kreativitas pada anak usia
taman kanak-kanak, (Jakarta : Kencana)
Sitepu Ayu Sri Menda Br, 2019. Pengembangan Kreativitas Siswa (Guepedia
Publisher)
Sugiyono, 2010. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kualitatif dan R&D,
(Bandung, Alfabeta)
Zain Studens. Ac/2013/04/08.Permainandan Kreativitas Anak Usia Dini

34

Anda mungkin juga menyukai