Masa Remaja merupakan masa yang penuh gejolak, masa peralihan dari
masa kanak-kanak menuju masa dewasa. Di era globalisasi seperti sekarang ini
yang sangat pesat terhadap kebudayaan manusia. Salah satu bentuk kemajuan
dalam bidang teknologi adalah Teknologi informasi yang bisa diakses dalam
sagala bidang. Remaja harus diberikan pendidikan yang bisa mengarahkan dan
perilaku yang tidak sesuai dengan nilai, norma agama dan masyarakat. Perilaku
dalam jiwanya untuk mendapatkan suatu perhatian dari orang laian. Kondisi
semacam ini sering tidak mendapat respon dari orang tua ataupun orang yang
1
Hasan Basri, Remaja Berkualitas: Problematika Remaja dan Solusinya, ( Yogyakarta:
Pustaka Pelajar, 1996), hal . 3
2
lebih dewasa lainya dan hal tersebut sangat berpengaruh terhadap perkembagan
meminimalisir kenakalan. Dan guru bukanlah seseorang yang datang pagi hari
kesekolah, ketika bel berbunyi masuk kelas membuka pelajaran dengan salam,
Setelah itu memberikan pekerjaan rumah dan menutup pelajaran dengan salam.
2
Hadari Nawawi. Pendidikan Dalam Islam, (Surabaya: AL-IKLAS. 1993), hal. 169.
3
Suparlain, Guru Sebagai Profesi, (Yogyakarta: HIKIAYAT, 2006), . hal. 1
3
diperlukan pegangan agama bagi para remaja agar dapat mengatasi dorongan
dan keinginan tersebut sering bertentangan nilai atau norma yang ada dalam
menggantungkan bagi para remaja bahkan bisa merusak masa depanya, karena
remaja tersebut gagal dalam proses pencarian jati dirinya. Dari sinilah
(siswa).
SDN 009 Sungai Beduk Kota Batam merupakan salah satu Sekolah
Kel.Muka Kuning Kec. Sungai Beduk Kota Batam. SDN 009 Sungai Beduk
Kota Batam berdiri dibawah naungan Pemerintah Kota Batam. SDN ini Berdiri
pada 25 Juni 2012 dengan siswanya sekitar 64 orang, namun setelah beberapa
Muhadar, S. Pd. I, sebagai Guru pendidikan Agama Islam di Sekolah SDN 009
Sungai Beduk Kota Batam, beliau mengatakan bahwa Upaya guru PAI dalam
4
Zakiyah Daradjat, Ilmu Jiwa Agama, (Jakarta: Bulan Bintang, 1987), hal. 69.
4
pekerti setiap hari Jum’at dan membaca Yasin dan Do’a bersama , pesantren
kilat selama 3 hari di Bulan Ramadhan, peringatan hari besar islam (PHBI),
kegiatan Budi pekerti, baca Yasin dan Do’a Bersama, pesantren kilat, dan
Muhadar.5 Yaitu banyak peserta didik yang kurang tepat waktu dalam berangkat
Sehingga hal ini yang membuat Guru PAI harus berupaya semaksimal mungkin
menyangkut norma agama dan tingkah laku keberagaman. Guru PAI dituntut
untuk bekerja aktif baik dalam kelas ataupun luar kelas sehingga peserta didik
yang mengalami kasus dapat dilihat langsung oleh guru PAI dan ditangani
langsung. Untuk mengatasi hal tersebut bapak Sri Hastanta selaku guru PAI di
SDN 009 Sungai Beduk Kota Batam khususnya di kelas VI telah berusaha
sekolah dan guru PAI bekerjasama dengan pihak sekolah lainya untuk,
seperti ini beliau berharap bahwa ada perubahan dari peserta didik agar siswa
lebih taat dan patuh lagi terhadap peraturan yang diterapkan oleh sekolah.
5
Wawancara dengan Bapak Muhadar, S. Pd. I adalah sebagai guru Pendidikan Agama Islam SDN 009 Sungai
Beduk Kota Batam pada hari rabu, tanggal 28 Agustus 2018, jam 13. 00 WIB di Musholla.
5
Kenakalan yang mencoba diminimalkan oleh guru PAI adalah terkait dengan
kedisiplinan. Kedisiplinan di sekolah ini sendiri masih sangat jauh dari kata
maksimal, karena disini masih banyak siswa yang sering melanggar peraturan
yang telah dibuat oleh sekolah. Dengan berbagai kegiatan yang dimotori oleh
guru PAI tersebut, diharapkan berbagai kenakalan siswa di sekolah ini bisa
berkurang atau bahkan bisa menghilangkan kenakalan yang ada di sekolah ini.
penelitian tentang Upaya guru PAI untuk menanggulangi kenakalan siswa kelas
1. Penulis ingin mengetahui upaya guru agama dalam mengatasi kenakalan siswa
2. Judul penelitian ini ada relevansinya dengan bidang ilmu yang penulis pelajari
3. Masalah ini menarik untuk diteliti karna mengingat masih banyaknya praktisi
4. Penegasan Istilah
menjelaskan istilah-istilah yang terdapat pada judul “ Upaya Guru PAI dalam
Batam”.
Adapun yang dimaksud daalam skripsi ini adalah Upaya guru Pendidikan
hamba dam khalifah allah Swt dan mampu sebagai makhluk social dan juga
a. Menanggualangi
yang dilakukan oleh guru PAI dalam rangka mencegah, mengatasi dan
6
Zakiyah Darajat. Ilmu Jiwa Agama. (Jakarta: Bulan Bintang, 1996). hal. 69.
7
Muhaimin dan Abdul Mujib. Pemikiran Pendidikan Islam. (Bandung: Tri Agenda
Karya. M, 1993). hal. 168.
8
Abdul Majid&Dian Andayani. PAI Berbasis Kompetensi. (Bandung: Remaja Rosda
Karya, 2005). hlm. 130.
9
Purwadarminta. Kamus Besar Bahasa Indonesia. (Jakrta: Balai Pustaka, 1985). hal,735.
7
Batam.
sanksi yang diberikan oleh guru PAI, dan tahap ketiga tindakan kuratif
b. Kenakalan Siswa
Indonesia adalah sifat nakal, tingkah laku secara ringan yang menyalahi
10
Purwadarminta. Kamus Besar Bahasa Indonesia,………hal.607
11
Kartini Kartono. Patologi Sosial Kenakalan Remaja. (Jakarta: PT. Raja Grafindo.
2006), hal. 6.
8
segala bentuk perbuatan yang tidak benar, baik dipandanng dari segi
SDN 009 Sungai Beduk Kota Batam adalah salah satu sekolah
di SDN 009 Sungai Beduk Kota Batam, yang bersifat melanggar tatatertib
yang berlaku di sekolah SDN 009 Sungai Beduk Kota Batam, seperti,
5. Permasalahan
a. Identifikasi Masalah
12
Sudarsono. Etika Islam Tentang Kenakalan Remaja. (Jakarata: Rineka Cipta. 2005),
hal. 5.
9
2. Faktor apa saja yang mendukung dan menghambat usaha Guru PAI dalam
b. Batasan Masalah
mengingat atas keterbatasan kemampuan, dana dan waktu, maka penulis hanya
c. Rumusan Masalah
dikemukakan,
Batam?
a. Tujuan Penelitian
Beduk.
b. Kegunaan Penelitian
10
a. Manfaat teoritis
kenakalan siswa di SDN 009 Sungai Beduk Kota Batam tahun ajaran
2017-2018
b. Manfaat Praktis
data awal penelitian selanjutnya. Sebagai informasi bagi guru dan siswa
kenakalan reamaja atau siswa agar dapat lebih bertakwa dan berahlakul
karimah.
a. Kajian Teoretis
masalah.13
pendidikan agama secara lebih rinci dan jelas, tertera dalam kurikulum
pendidikan agama islam ialah sebagai upaya sadar dan terencana dalam
13
Departeman Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia.(Jakarta: Balai Pustaka),
cet 3 hal 650.
11
islam dari sumber utamanya yaitu kitab suci Al – Quran dan Hadis.14
pendidikan agama islam yang atau ajaran islam dan nilai – nilai agar menjadi
pandangan dan sikap hidup seseorang. Dalam pendidikan ini segenap kegiatan
yang dilakukan seseorang atau kelompok peserta didik dalam menanamkan dan
pendidikan agama islam adalah usaha orang dewasa muslim yang bertakwa
fitrah (kemampuan dasar) anak didik melalui ajaran islam ke arah titik
agama yang deselenggarakan pada semua jalur, jenjeng dan jenis pendidikan
terutama pada pelaksanaan dan pengalaman agama peserta didik dalam seluruh
kehidupannya.
14
Heri Gunawan, S.Ag.,M.Ag, Kurikulum dan pendidikan agama islam, (Bandung: Alfabeta, 2012)
hal 198.
15
Aminuddin dkk, Pendidikan Agama islam, (Jakarta : PT raja Grafindo persada, 2005) hal 6.
16
Ahmas Faiz Asifuddin, M. A, Pendidikan Agama islam Berbasis Pembangunan Umat, (Solo :
Naashirussunnah, 2012) hal 20.
12
patologis sosial pada remaja yang disebabkan oleh satu bentuk pengabaian
menyimpang.17
tingkah laku, perbuatan atau tindakan remaja yang bersifat asocial bahkan anti
social yang melanggar norma-norma social, agama serta ketentuan hukum yang
pelanggaran yang dilakukan olaeh anak remaja yang bersifat melawan hukum,
dilakukan oleh anak remaja yang bersifat melawan hukum, anti sosial, anti
mempelajari beberapa skripsi yang dapat dijadikan sebagai bahan acuan dan
17
Kartono, Kartini 2003. Patologi Sosial 2. Kenakalan Remaja. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada
13
teliti dalam skripsi tersebut adalah tentang tata cara penanganan terhadap tingkah
Boyolali. kenakalan siswa masih terdapat adanya kenakalan siswa dan juga
sedangkan penulis mengacu kepada peran guru Pendidikan Agama Islam dalam
Qur’annya, Sholat duhur berjamaah, sholat duha, mengadakan extra BTA dan
Kedua, skripsi ditulis oleh saudari: Nina Unun Yulista (2011) dalam
dan (2) program pencegahan sedangkan penulis mengacu kepada peran guru
Ketiga, skripsi di tulis oleh saudari: Atika Oktaviani palupi (2013) dalam
kelas VI SMP N 02 Slawi kab. tegal, UIN Semarang masih teradapat kenakalan
18
Achmad Suroji, Problem dan Strategi Penanggulangan siswa MTs Muhammadiyah
cekelan kemusu boyolali, 2014.
19
Nina Unun Yulista ,Upaya Sekolah dalam menanggulangi kenakalan siswa di SMP N 1 Panji
Situbondo,2011
14
oleh (saudari Siti Laelatul Mubarokah dan Saudari Nina Unun Yulista) terdapat
20
Atika Oktaviani palupi , Pengaruh Religius Terhadap kenakalan Remaja Pada siswa kelas
VI SMP N 02 Slawi kab. tegal,2013.
15
(Achmad Suroji) dan juga ada perbadaan yang membahas tentang pengaruh
religius terhadap kenakalan remaja pada siswa yang ditulis oleh (Atika
pada pembahasan mengenai kenakalan siswa jadi dalam skripsi ini akan di
timbulnya kenakalan siswa atau remaja, dan upaya yang digunakan oleh guru
PAI untuk menanggulangi kenakalan siswa. Dari uraian di atas penulis tertarik
8. Definisi Variabel
Devinisi Variabel adalah objek penelitian yang berupa teori – teori yang akan ditulis
Untuk mengetahui upaya guru agama dalam Menanggulangi kenakalan siswa SDN
009 Sungai beduk. Penulis memberikan variabel, sub variabel dan indikator sebagai
berikut:
Tuhan.
21
Muhammad Faisal dkk, Diklat Metodologi Penelitian, (Batam : Sekolah Tinggi Agama islam Ibnu Sina
Batam, 2015) hal 12.
16
7. Meningkatkan kepedulian
terhadap sesama.
tanggungjawab.
terhadap sesama.
bershodaqah.
3. Ketangguhan Pribadi
dan Sosial
9. Metodologi Penelitian
Metode penelitian adalah cara ilmiah untuk mendapatkan data valid dengan
mendapatkan data yang diperlukan. Dalam hal ini yang menjadi subjek
penelitian adalah guru pendidikan agama Islam dan siswa di SDN 009 Sungai
Beduk.
beralamatkan Jl. Suprapto komplek DAM ATB Kel. Mukakuning Kec. Sungai
Beduk
Sungai Beduk Kota Batam. Karena populasi terhingga dan subjeknya tidak
22
Ibid, hal 13.
18
A. Interview/wawancara
dipandang sebagai metode pengumpulan data dengan jalan tanya jawab sepihak
penyelidikan”.
B. Observasi
C. Dokumentasi
P = F x 100 %
Dimana :
P = Prosentase
20
F = Frekuensi
N = Jumlah Subjek
penelitian. Sistematika pembahasan skripsi ini terdiri dari. tiga bagian awal, isi
dan akhir
kenakalan siswa
23
Ibid, hal 19.
21
DAFTAR PUSTAKA