Anda di halaman 1dari 5

Teen crimes

PENDAHULUAN
Seiring dengan berkembangnya zaman, banyaknya tindakan-tindakan kejahatan yang di
lakukan di kalangan remaja sekolah di salah satunya adalah tindakan kriminalitas. Hal ini
membuktikan bahwa remaja sekolah sangat berpengaruh terjadinya tindakan kriminalitas.
Tindak kriminalitas yang terjadi di kalangan remaja dianggap kian meresahkan publik. Tindak
kriminalitas di kalangan remaja sudah tidak lagi terkendali, dan dalam beberapa aspek sudah
terorganisir. Hal ini bahkan diperparah dengan tidak mampunya institusi sekolah dan
kepolisian untuk mengurangi angka kriminalitas di kalangan remaja tersebut.

PEMBAHASAN
Dunia pendidikan dewasa ini menghadapi berbagai masalah yang sangat komplek yang
perlu mendapatkan perhatian. Masalah-masalah tersebut antara lain kurikulum yang berubah-
ubah sehingga sekolah kurang siap dalam melaksanakan, keadaan guru yang kurang memenuhi
syarat dari segi tingkat pendidikan, fasilitas sekolah yang tidak lengkap maupun masalah
kesiswaan yang menyebabkan menurunnya tata krama sosial dan etika moral dalam praktek
kehidupan sekolah yang mengakibatkan sejumlah ekses negatif yang amat merisaukan
masyarakat. Ekses tersebut antara lain semakin maraknya berbagai penyimpangan norma
kehidupan agama dan sosial kemasyarakatan yang terwujud dalam bentuk kenakalan siswa di
sekolah seperti dibawah ini.

1. Kurang hormat kepada guru dan karyawan. Perilaku ini tampak dalam hubungan siswa
dengan guru atau karyawan di mana siswa sering acuh tak acuh terhadap keberadaan
guru dan karyawan sekolah.
2. Kurang disiplin terhadap waktu dan tidak mengindahkan peraturan. Siswa masih sering
terlambat masuk kelas, membolos, tidak memakai seragam dengan lengkap, dan
menggunakan model baju yang tidak sesuai ketentuan sekolah dan membawa senjata
tajam.
3. Kurang memelihara keindahan dan kebersihan lingkungan. Perilaku ini tampak dengan
adanya perbuatan mencorat-coret dinding sekolah atau kelas, merusak tanaman, dan
membuang sampah seenaknya.
4. Perkelahian antar pelajar, sering terjadi perkelahian antar siswa satu sekolah bahkan
perkelahian antar sekolah
5. Merokok di sekolah pada jam istirahat.
6. Berbuat asusila, seperti adanya siswa putra yang mengganggu siswa putri dan
melakukan perbuatan asusila di lingkungan sekolah.

Ditinjau dari usia remaja, usia tersebut merupakan usia sekolah bagi anak. Di lingkungan
sekolah posisi remaja adalah sebagai siswa, jadi kenakalan remaja yang dilakukan oleh peserta
didik dapat disebut sebagai kenakalan siswa. Dari pengertian ini dapat disimpulkan kenakalan
siswa adalah penyimpangan perilaku siswa yang berakibat siswa melanggar aturan, tata tertib,
dan norma kehidupan di sekolah dan masyarakat.

A. BENTUK-BENTUK KENAKALAN REMAJA


1. kenakalan biasa, seperti suka berkelahi, suka keluyuran, membolos sekolah, pergi dari
rumah tanpa pamit
2. kenakalan yang menjurus pada pelanggaran dan kejahatan seperti mengendarai sepera
motor tanpa SIM, mengambil barang orang tua tanpa ijin
3. kenakalan khusus seperti penyalahgunaan narkotika, hubungan seks diluar nikah,
pemerkosaan dll.
4. perbuatan awal pencurian meliputi perbuatan berkata bohong dan tidak jujur
5. perkelahian antar siswa termasuk juga tawuran antar pelajar
6. mengganggu teman
7. memusuhi orang tua dan saudara, meliputi perbuatan berkata kasar dan tidak hormat
pada orang tua dan saudara
8. menghisap ganja, meliputi perbuatan awal dari menghisap ganja yaitu merokok
9. menonton pornografi
10. corat-coret tembok sekolah

B. PENYEBAB KENAKALAN REMAJA


1. Keadaan Keluarga
Keadaan keluarga yang dapat menjadikan sebab timbulnya kenakalan remaja dapat berupa
keluarga yang tidak normal (broken home) maupun jumlah anggota keluarga yang kurang
menguntungkan. Broken home terutama perceraian atau perpisahan orang tua dapat
mempengaruhi perkembangangan anak. Dalam keadaan ini anak frustasi, konflik-konflik
psikologis sehingga keadaan ini dapat mendorong anak menjadi nakal.

2. Faktor Sekolah
Anak-anak yang memasuki sekolah tidak semuanya berwatak baik, baik dari kebiasaan anak
yang negatif maupun dari faktor keluarga anak (siswa). Dengan keadaan ini akan mudah
menimbulkan konflik-konflik psikologis yang dapat menyebabakan anak menjadi nakal.
pendidik sering tidak masuk, pribadi pendidik yang tidak sesuai dengan jiwa pendidik, kesulitan
ekonomi yang dialami pendidik. kondisi sekolah yang tidak baik dapat mengganggu belajar-
mengajar anak didik, antara lain:
a. Kuantitas dan kualitas tenaga guru yang tidak memadai
b. Kuantitas dan kualitas noonguru yang tidak memadai
c. Kesejahteraan guru yang tidak memadai
d. Lokasi sekolah di daerah rawan, dan lain sebagainya

3. Faktor Masyarakat (kondisi lingkungan sosial)


Anak remaja (siswa) sebagai anggota masyarakat selalu mendapat pengaruh dari
lingkungan masyarakatnya. Di kalangan masyarakat sendiri sudah sering terjadi kejahatan
seperti pembunuhan, penganiayaan, pemerkosaan, pemerasan, gelandangan, dan pencurian.
Bagi anak remaja keinginan berbuat jahat kadang timbul karena bacaan, gambar-gambar dan
film. Kebiasaan membaca buku yang tidak baik (misal novel seks), pengaruh tontonan gambar-
gambar porno serta tontonan film yang tidak baik dapat mempengaruhi jiwa anak untuk
berperilaku negative.

faktor kondisi lingkungan sosial yang tidak sehat atau rawan dapat menjadi faktor yang
kondusif bagi anak/remaja untuk berperilaku menyimpang , di bedakan menjadi dua bagian,
antara lain :

1. Faktor kerawanan masyarakat (lingkungan)


 Tempat-tempat hiburan yang dibuka hingga larut malam bahkan sampai dini hari
 Peredaran alkohol, narkotika dan obat-obatan terlarang lainnya
 Pengangguran
 Anak-anak putus sekolah/anak jalanan

2. Daerah rawan (rawan kamtibmas)


 Penyalahgunaan alkohol, narkotika, dan zat adiktif lainnya
 Perkelahian perorangan atau kelompok/masal Kebut-kebutan
 Pencurian, perampasan, penodongan, pengompasan, perampokan.
C. CARA MENGATASI KENAKALAN REMAJA

Untuk menghindari masalah yang akan timbul akibat pergaulan, selain mengarahkan
untuk mempunyai teman bergaul yang sesuai, orang tua hendaknya juga memberikan
kesibukan dan mempercayakan sebagian tanggung jawab rumah tangga kepada si remaja.
Pemberian tanggung jawab ini hendaknya tidak dengan paksaan maupun mengada-ada. Si
remaja di beri pengertian yang jelas sekaligus diberikan teladan. Sebab dengan memberikan
tanggung jawab dalam rumah akan dapat mengurangi waktu ’ kluyuran ” tidak karuan dan
sekaligus dapat melatih anak mengetahui tugas dan kewajiban serta tanggung jawab dalam
rumah tangga. Mereka dilatih untuk disiplin serta mampu memecahkan masalah sehari-hari,
mereka di didik mandiri.

Orang tua hendaknya membantu memberikan pengarahan masa depan si remaja,


mereka diarahkan agar dapat memilih sekolah yang diharapkan serta mengembangkan bakat
yang ada, untuk pemilihan study lanjut tidak semata-mata karena keinginan orang tua dan
pilihan orang tua. Pemaksaan ini justru akan berakhir dengan kekecewaan, sebab meski ada
sebagian anak yang berhasil mengikuti kehendak orang tuanya, tetapi tidak sedikit yang frustasi
dan akhirnya tidak ingin bersekolah sama sekali. Mereka malah pergi bersama kawan-
kawannya, bersenang-senang tanpa mengenal waktu bahkan mungkin kemudian menjadi salah
satu pengguna obat-obat terlarang.

Dalam memberikan pengarahan dan pengawasan terhadap remaja yang sedang jatuh
cinta, orang tua hendaknya bersikap seimbang, seimbang antara pengawasan dengan
kebebasan. Semakin muda usia anak, semakin ketat pengawasan yang diberikan tetapi anak
harus banyak diberi pengertian agar meraka tidak ketakutan dengan orang tua yang dapat
menyebabkan mereka berpacaran dengan sembunyi-sembunyi. Apabila usia makin meningkat,
orang tua dapat memberi lebih banyak kebebasan kepada anak. Namun harus tetap dijaga agar
mereka tidak salah jalan, menyesali kesalahan yang telah dilakukan sesungguhnya kurang
bermanfaat.

Penyelesaian masalah dalam pacaran membutuhkan kerja sama orang tua dengan anak.
Apabila orang tua tidak setuju hendaknya diutarakan dengan bijaksana jangan hanya dengan
kekuasaan dan kekerasan. Berilah pengertian sebaik-baiknya, bila tidak berhasil, gunakanlah
pihak ketiga untuk menengahinya. Hal yang penting disini adalah adanya komunikasi dua arah
antara orang tua dan anak. Orang tua hendaknya menjadi sahabat anak Orang tua hendaknya
selalu menjalin dan menjaga komunikasi dua arah dengan sebaik-baiknya sehingga anak tidak
merasa takut mengutarakan masalahnya kepada orang tua.

KESIMPULAN
Kriminalitas atau tindak kriminal segala sesuatu yang melanggar hukum atau sebuah
tindak kejahatan. Pelaku kriminalitas disebut seorang kriminal. Sementara itu, kriminalitas
yang akhir-akhir ini marak dilakukan oleh pelajar merupakan suatu fenomena yang membuat
hati kita miris.

Para pelajar yang masih tergolong anak dibawah umur tersebut telah berani melakukan
tindakan yang sangat tidak terpuji. Mereka mencuri, merusak, memperkosa bahkan membunuh.
Tindakan mereka ini sudah merupakan hal yang melanggar hukum.

Segala penyimpangan yang terjadi ini sebenarnya diakibatkan oleh beberapa faktor,
diantaranya adalah faktor internal dalam keluarga, selanjutnya yaitu faktor dari sekolahnya
sendiri yang kurang kondusif, serta yang terakhir adalah faktor dari masyarakat/lingkungan
sosialnya. Untuk itu peranan orang tua dan lingkungan sekitar harus memberikan contoh-
contoh yang baik sebagai kepribadian yang terbentuk akan baik pula.
CONTOH TINDAAKAN KRIMINALITAS PELAJAR SEKOLAH
NAME GROUP :

1. LUGHINA A’YUN ZAHROTU NAJMA


2. NOVIT KHARISMA DWI AG
3. RIVA FADILATUL AB’ROR

CLASS : IX A

Anda mungkin juga menyukai