\Setiap ilmu adalah pengetahuan, tetapi tidak setiap pengetahuan adalah ilmu. Ilmu
adalah semacam pengetahuan yang telah disusun secara sistematis. Maka seseorang yang
ingin berilmu perlu memiliki pengetahuan yang banyak dan memiliki pengetahuan tentang
logika, matematika, statistika dan bahasa. Kemudian pengetahuan yang banyak itu diolah
oleh suatu metode tertentu. Metode itu ialah metode ilmiah.
Jadi, Ilmu pengetahuan (sciece) adalah ilmu yang dapat diuji kebenarannya dan
dikembangkan secara bersistem dengan kaidah-kaidah tertentu berdasarkan kenyataan
semata, sehingga pengetahuan yang dipedomani tersebut boleh dipercayai. Tidak semua ilmu
dapat dikatagorikan sebagai sains. Sains dapat diartikan sebagai cabang ilmu yang mengkaji
sekumpulan pernyataan atau fakta-fakta dengan cara yang sistematik dan serasi dengan
hukum-hukum umum melandasi peradaban dunia modern. Sains sagat penting untuk
kemajuan teknologi
Ilmu pengetahuaan, teknologi, dan seni telah menjadi suatu hal yang tidak dapat
dipisahkan dalam kehidupan manusia di era globalisasi ini. Semua kebutuhan manusia di
sokong oleh teknologi di berbagai bidang karena fungsi teknologi merupakan alat yang
digunakan manusia untuk mempermudah dirinya. Mendapatkan apa yang diinginkannya.
Perkembangan teknologi yang pesat juga merupakam peran manusia yang memiliki
pengetahuan, dengan pengetahuan manusia mengembangkan berbagai teknologi yang
kembali lagi gunakan dalam pengembangan ilmu untuk kepentingan manusia tersebut.
Manusia sebagai objek dan subjek dalam pengembangan ilmu pengetahuaan, teknologi dan
seni menyebabkan manusia selalu mengembangkan kreasinya dalam IPTEKS sehingga
semakin dimudahkan dalam mengatasi alam.
Ditinjau dari sejarah IPTEKS, manusia bukan hanya menyumbang kreasi yang
semakin maju saja tetapi juga menyumbangkan permasalahn-permasalahan dalam
penggunakan IPTEKS tersebut. Contohnya saja, manusia menciptakan kendaran bermotor
untuk kemudahan dan kenyamanan transportasinya tetapi manusia dengan tidak sengaja juga
menciptakan permasalahn lingkungan yang cukup pelik akibat penggunaan kendaraan
bermotor tersebut.
3. Belum optimalnya mekanisme intermediasi Iptek yang menjembatani interaksi antara
kapasitas penyedia IPTEK dengan kebutuhan pengguna.
4. Lemahnya sinergi kebijakan Iptek, sehingga kegiatan Iptek belum sanggup memberikan hasil
yang signifikan.
5. Masih terbatasnya sumberdaya Iptek, yang tercermin dari rendahnya kualitas SDM dan
kesenjangan pendidikan di bidang Iptek
7. Belum optimalnya peran Iptek dalam mengatasi degradasi fungsi lingkungan hidup.
8. Masih lemahnya peran Iptek dalam mengantisipasi dan menangulangi bencana alam.