Anda di halaman 1dari 8

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Dikalangan remaja sering dijumpai adanya perilaku menyimpang.

Perilaku menyimpang merupakan perilaku atau tingkah laku, perbuatan atau

tanggapan seseorang terhadap lingkungan yang bertentangan dengan norma-

norma dan hukum yang ada di dalam masyarakat. Kelompok yang paling

rentan dalam proses perilaku menyimpang yaitu para remaja. Hal ini wajar

terjadi karena mereka memiliki karakteristik tersendiri, yaitu dalam masa

labil, atau sedang pada taraf pencarian indentitas, yang mengalami masa

transisi dari masa remaja meuju masa dewasa, dan sebagainya.

Hal ini dapat ditanggulangi apabila fungsi keluarga berjalan dengan

baik, karena keluarga merupakan fungsi sosialisasi bagi anggota keluarga

terutama anak. Pertama kali anak mengenal aturan, norma dan tata nilai

adalah di dalam keluarga. Bagimana anak mengetahui peran dan statusnya di

masyarakat, keluargalah yang mengajarinya. Hal ini diajarkan oleh keluarga

kepada anak agar anak dapat memainkan peran dan statusnya dengan benar di

dalam masyarakat.

Remaja yang hidup dan tinggal di dalam keluarga yang harmonis akan

membuat diri remaja semakin mampu menyukai diri secara sosial dengan

baik. Lingkungan keluarga sangat mempengaruhi penyesuaian diri remaja

karena keluarga selalu memberikan kasih sayang serta perhatian penuh

kepada remaja. Perhatian dan kasih sayang keluarga akan sangat berpengaruh

1
bagi remaja untuk mampu menyesuaikan diri, memainkan perannya dengan

benar di dalam masyarakat, dan menjadi mampu memiliki perilaku yang baik

di lingkungan sekitar.

Di masa remaja, remaja sangat membutuhkan kasih sayang, dukungan

serta perhatian dari keluarga terutama kedua orangtua, karena mereka yang

menjadi panutan dalam berperilaku yang baik. Sekarang ini, ada beberapa

remaja yang berperilaku tidak baik atau kurang baik sehingga remaja

memiliki perilaku yang menyimpang. Perilaku tersebut dimiliki oleh remaja

yang disebabkan oleh keluarga remaja yang tidak utuh atau Broken Home.

Perilaku menyimpang zaman sekarang yang dialami oleh remaja-

remaja sangatlah bermacam-macam, tidak hanya dipengaruhi oleh keluarga

yang berlatar belakang broken home dan teman sebaya, tetapi juga dorongan

dari diri sendiri untuk melakukan perilaku menyimpang tersebut. Perilaku

menyimpang yang dilakukan atas dorongan diri sendiri misalnya, melanggar

norma atau nilai aturan yang ada pada lingkungan, apalagi jika tinggal

lingkungan pedesaan, maka banyak aturan yang ada pada lingkungan

tersebut.

Contoh perilaku menyimpang yang dilakukan oleh remaja di

Kabupaten Lamongan adalah kasus menyetubuhi remaja putri hingga hamil

yang dilakukan oleh remaja putra umur 18 tahun kepada remaja putri yang

masih di bawah umur.1 Hal tersebut terjadi karena kurangnya pengawasan

orang tua terhadap anak yang telah menginjak masa remaja, serta kurangnya

1
Faisol, Ahmad. “Setubuhi Remaja Di Bawah Umur, Pemuda di Lamongan Dipolisikan” (Online)
https://faktualnews.co./2018/09/04/setubuhi-remaja-di-bawah-umur-pemuda-di-lamongan-
dipolisikan/97588/ (diakses pada 24 November 2019).

2
memberikan pengetahuan tentang bahaya pergaulan bebas, dan pengetahuan

seksualitas. Penting bagi orang tua untuk memberikan Pendidikan tersebut,

agar remaja dapat berhati-hati dalam memilih pergaulan.

Orangtua mempunyai peranan penting dalam hal mendidik anak, dari

orangtualah anak belajar tentang nilai-nilai dan sikap yang terdapat dan

dianut oleh masyarakat di sekitar mereka. Oleh karena itu, peranan kedua

orangtua yang utuh sangatlah dibutuhkan oleh remaja. Salah satu faktor yang

dapat menyebabkan remaja melakukan penyimpangan sosial adalah gagalnya

salah satu keluarga atau beberapa keluarga dalam menjalankan kewajibannya.

Menurut Matinka (2011:6) “Broken Home” adalah istilah yang

digunakan untuk menggambarkan suasana keluarga yang tidak harmonis dan

tidak berjalannya kondisi keluarga yang rukun dan sejahtera yang

menyebabkan terjadinya konflik dan perpecahan dalam keluarga tersebut.2

Banyak juga keluarga yang awalnya baik-baik saja kemudian menjadi

berantakan seiring munculnya permasalahan dalam rumah tangga. Hal ini

ditandai dengan mulai sering terjadinya pertengkaran orangtua perbedaan

pendapat, hubungan keluarga yang tidak lagi harmonis, adanya masalah

ekonomi, perselingkuhan, hingga berakhir dengan perceraian.

Keluarga yang mengalami broken home seringkali berdampak pada

anak-anaknya, terkadang orangtua tidak memikirkan, memperhatikan akibat

atau konsekuensi dari perbuatan yang dilakukan. Remaja yang menjadi

korban broken home seringkali memiliki perilaku yang kurang baik di

lingkungan masyarakat. Namun, tidak semua remaja yang keluarganya

2
Maurinta, Latifah. “Broken home, Jangan Sampai Broken Kids” (online)
https://www.kompasiana.com./latifahmaurintawigati/5d648b45097f362afe0d1125/broken-home-jangan-
sampai-broken-kids?page=all (diakses pada 25 November 2019).

3
broken home itu berperilaku tidak baik. Banyak juga remaja yang

keluarganya broken home menjadi remaja yang mampu bersosialisasi, dan

bergaul dengan baik di masyarakat di lingkungannya sendiri, maupun di

lingkungan orang lain. Dan juga mampu mentaati tata aturan norma yang ada

di masyarakat, mengikuti segala kegiatan yang ada di masyarakat berperan

aktif dalam kegiatan sosial di lingkungannya.

Orangtua mempunyai tugas untuk mengarahkan remaja untuk tumbuh

dan berkembang menjadi remaja yang mempunyai perilaku yang baik di

lingkungan sekitar. Remaja masih sangat menggantungkan diri, memerlukan

perhatian, membutuhkan kasih sayang orangtua karena orangtua menjadi

panutan bagaimana berperilaku yang baik. Pada zaman sekarang ini, masih

banyak orangtua yang sama-sama berkarier sehingga mereka sibuk dengan

pekerjaannya, dan terkadang mereka lupa akan kewajibannya sebagai

orangtua yang mendidik, memberikan perhatian, memberikan kasih sayang

pada anaknya. Pada keadaan seperti ini, remaja sering merasa kurangnya

perhatian dan kasih sayang dari orangtuanya karean orangtuanya yang sibuk

dengan pekerjaannya sama halnya dengan keluarga yang mengalami broken

home.

Keluarga yang broken home, seringkali membuat orangtua lebih

berfokus pada masalah yang sedang dialami, sehingga terkadang lupa untuk

memperhatikan anaknya, dan bisa jadi anak akan menjadi sasaran orantuanya

untuk melampiaskan amarahnya. Remaja sering merasa kurang perhatian dan

kasih sayang kedua orangtuanya. Kondisi seperti ini membuat remaja menjadi

kurang bisa mengontrol dirinya di lingkungan. Remaja sekarang ini seringkali

4
mudah terpengaruh dengan pergaulan bebas. Kondisi keluarga memang

sangat berpengaruh pada perkembangan remaja dalam berinteraksi dengan

orang lain.

Tetapi pada situasi seperti ini, masih ada juga beberapa remaja yang

berlatar belakang broken home yang dapat menyesuaikan dirinya pada

lingkungan masyarakat sekitar. Remaja yang dapat mengontrol dirinya akan

dapat berperan di lingkungan masyarakat yang sesuai dengan porsi dan

statusnya sebagai remaja. Terkadang juga aktif dalam kegiatan masyarakat

serta organisasi yang ada di lingkungan masyarakat.

Dari kasus yang telah diamati oleh peneliti di tempat tinggal peneliti

yang bertempat di Desa Pataan Kecamatan Sambeng Kabupaten Lamongan

Jawa Timur, ada remaja yang berlatar belakang dari keluarga yang broken

home. Kedua orantuanya sudah bercerai, dan remaja ini tinggal bersama

ibunya. Remaja ini sangat kurang perhatian dari keluarganya terutama dari

kedua orangtua kandungnya, mendapat perhatian dan kasih sayang hanya dari

ibunya.

Remaja sebagai korban broken home ada umumnya memiliki perilaku-

perilaku sosial yang kurang baik di lingkungannya. Remaja kurang mampu

mengontrol perilakunya, karena kurangnya perhatian dari orangtuanya remaja

ini sering kali pulang larut malam, dan berani membatahnya orangtuanya.

Perilaku-perilaku tersebut muncul mungkin karena pengaruh dari keluarga

yang broken home, pengaruh lingkungan teman-temannya. Faktor lain

mungkin karena orang tuanya tunggal yang tidak utuh memberikan kasih

sayang, dan perhatian terhadap remaja ini. Namun tidak semua remaja yang

5
berlatar belakang dari keluarga broken home mempunyai perilaku yang

kurang baik. Masih ada remaja yang keluarganya broken home tetapi

mempunyai kepribadian yang baik mampu berperilaku yang positif

mempunyai sikap yang dewasa, mempunyai kepribadian yang tegas dan

bertanggungjawab dan peduli dengan kehidupan disekitarnya.

Dari uraian latar belakang diatas peneliti menentukan judul “Perilaku

Sosial Menyimpang Remaja Broken Home di Desa Pataan Kec. Sambeng

Kab. Lamongan”. Yang membuat peneliti tertarik untuk meneliti hal ini

dikarenakan akan mengetahui bentuk-bentuk perilaku menyimpang serta

alasan remaja melakukan perilaku menyimpang.

B. Rumusan masalah

Masalah-masalah perilaku menyimpang remaja berlatar belakang

keluarga broken home sebagai berikut :

1. Apa bentuk perilaku sosial menyimpang yang dilakukan oleh remaja

broken home?

2. Mengapa remaja keluarga broken home melakukan perilaku sosial

menyimpang?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan pernyataan peneliti yang telah disampaikan diatas,

adapun tujuan penelitian ini yaitu :

1. Mengetahui bentuk perilaku sosial menyimpang yang dilakukan remaja

keluarga broken home.

2. Mengetahui alasan remaja keluarga broken home melakukan perilaku

sosial menyimpang.

6
D. Manfaat Penelitian

Peneliti berharap muncul beberapa manfaat sebagai berikut :

1. Manfaat Akademis

Memberikan sumbangan literasi pengetahuan terutama tentang kondisi

keluarga broken home terhadap perilaku-perilaku menyimpang yang

dialami oleh remaja, agar orangtua lebih mengutamakan kondisi

keluarga, psikologi anaknya dan tidak mementingkan ego.

2. Manfaat Praktis

a. Bagi orangtua

Penelitian ini dapat digunakan sebagai referensi dalam mendidik anak,

dan pentingnya peran orangtua dalam memberikan perhatian dan kasih

sayang kepada anak.

b. Bagi para remaja

Penelitian ini dapat digunakan sebagai referensi agar mampu

berperilaku baik di lingkungan masyarakat dan dapat menghargai

orang lain.

7
c. Bagi masyarakat

Penelitian ini dapat digunakan sebagai referensi dalam memberikan

kasih sayang dan perhatian pada anak dan agar masyarakat lebih

memperhatikan pergaulan remaja di lingkungan sekitar.

Anda mungkin juga menyukai