Anda di halaman 1dari 9

Hubungan Kausalitas

Disusun Oleh :

1. NUR NASHWA AFIFAH (2106015152)


2. RIZKA PUSPITA CAHYANTO (2106015172)
3. DELIMA ASRI MUSFIRA (2106015185)

Program Studi Ilmu Komunikasi


Fakultas Ilmu Sosial Ilmu Politik
Universitas Muhammadiyah Prof. Dr. Hamka
Tahun Ajaran 2021/2022
DAFTAR ISI

BAB I.........................................................................................................................................2

PENDAHULUAN......................................................................................................................2

A. Latar Belakang................................................................................................................2

B. Rumusan Masalah...........................................................................................................2

BAB II........................................................................................................................................3

PEMBAHASAN........................................................................................................................3

1. Pengertian Hubungan Kausalitas....................................................................................3

2. Metode Induksi Miil........................................................................................................4

3. Kekeliruan dalam Penalaran Kausalitas..........................................................................5

BAB III.......................................................................................................................................7

PENUTUP..................................................................................................................................7

A. KESIMPULAN...............................................................................................................7

DAFTAR PUSTAKA................................................................................................................8

1
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Keyakinan manusia akan hukum kausalitas sudah ada sejak zaman kuno. bahwa
tidak ada satupun peristiwa terjadi secara kebetulan, melainkan semuanya mempunyai
sebab yang mendahuluinya. setiap kejadian itu tidak timbul begitu saja tanpa ada sebab
yang kemudian timbul akibat dari sebab tersebut. contoh: A menyuruh B untuk
membelikan satu buah air mineral. B membeli air mineral itu dari kedai C, dan
membayarnya dengan uang besar. Akan tetapi C tidak ada uang kecil untuk
kembaliannya, kemudian menyuruh D untuk menukar uang besar dengan uang kecil pada
kedai E yang ada di seberang jalan. Setelah D menukar uang kemudian menyeberang
jalan lagi dan terserempet oleh mobil F hingga luka-luka ringan. Karena luka itu D pergi
ke dokter untuk berobat. Oleh dokter D diberikan suntikan, tetapi malang sekali obat
suntikan itu salah mengakibatkan D mati. Untuk lebih memahami marilah kita masuk
pada materi kausalitas (sebab-akibat).

B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud Hubungan Kausalitas?
2. Jelaskan apa yang dimaksud dengan Metode Induksi Miil?
3. Bagaimana kekeliruan dalam Penalaran Kausalitas?

2
BAB II

PEMBAHASAN

1. Pengertian Hubungan Kausalitas


Keyakinan manusia akan Hukum Kausalitas sudah ada sejak zaman kuno. Bahwa tidak
ada satupun peristiwa terjadi secara kebetulan, melainkan semuanya mempunyai sebab
yang mendahuluinya, dapat kita telusuri sejak peradaban manusia tercatat dalam sejarah.
Terbukti pada abad 5 SM, yaitu pada ucapan filosof Yunani, Leucipos : Nihil Fit Sine
Causa (tidak ada peristiwa yang tidak mempunyai sebab).
Beberapa filosof terkemuka yang mendefinisikan kausalitas :
- Al-Farabi berkata, “Sebab adalah sesuatu yang niscaya ada dan hadir bersama dengan
akibat”.
- Ibnu Sina menyatakan, “Sebab adalah sesuatu yang meniscayakan sesuatu yang lain.
Dan akibat itu mesti aktual karena keaktualan sebabnya”.
- Mulla Sadra menyatakan, “sebab memiliki dua pengertian, pertama: sebab adalah
wujud sesuatu yang memancarkan realitas eksistensi yang lain, dan ketiadaan sebab
berefek pada ketiadaan realitas itu. Pengertian kedua: sebab adalah wujud yang
meniscayakan kebergantungan hakiki realitas lain, dan ketiadaan akibat karena
ketiadaan sebabnya".
Jika disimpulkan, hubungan kausalitas artinya hubungan sebab-akibat. Akan tetapi,
hubungan antara sebab dan akibat bukan hubungan urutan biasa atau hubungan yang
kebetulan. Contoh, seorang pasien meninggal setelah disuntik, belum tentu kematiannya
disebabkan oleh suntikan tersebut.
Agar hubungan antara sebab-akibat menjadi jelas, dalam logika “sebab” dipandang
sebagai suatu syarat atau suatu kondisi yang merupakan dasar adanya atau terjadinya
suatu “akibat”. Dibedakan menjadi beberapa macam kondisi :
1) Sebab yang mesti (necessary cause) dan Sebab yang menjadikan (sufficient
cause)
Sebab yang mesti, adalah suatu keadaan “bila tidak ada, maka akibatnya pun tidak
ada”. Contoh : Api menyebabkan adanya kebakaran rumah, tanpa adanya api
kebakaran rumah tidak terjadi.

3
Sebab yang menjadikan, adalah suatu keadaan “sebab adanya akibat, tidak adanya
sebab tidak ada akibat”. Contoh : Adanya api menimbulkan panas, jika tidak ada api
maka panas pun tidak ada.
2) Sebab yang langsung (dekat) dan Sebab yang jauh.
Sebab yang langsung (dekat), adalah sebab yang langsung mengakibatkan peristiwa
setelah sebab itu terjadi.
Sebab yang jauh, adalah sebab yang mengakibatkan adanya peristiwa lain setelahnya
tapi diselingi oleh beberapa sebab yang lain.
Contoh : Penelusuran terhadap tewasnya mahasiswa dalam kecelakaan kendaraan,
maka akan didapati sebab yang berarti. Ia tewas karena menyebrang jalan dengan
cepat tanpa perhitungan sehingga mobil yang kebetulan lewat tidak dapat menghindari
tabrakan. Ia memotong jalan tanpa perhitungan, karena ia tergesa-gesa ingin sampai di
kampusnya, sebab hari itu ia harus mengikuti ujian dan hari telah siang, ia takut
terlambat. Mengapa ia terlambat? Karena ia bangun kesiangan. Mengapa ia bangun
kesiangan? karena ia belajar sampai larut malam. Mengapa ia belajar sampai larut
malam? Karena ia akan mengikuti ujian. Mengapa mengikuti ujian? dan seterusnya.
Setiap sebab ternyata merupakan akibat dari sebab yang mendahuluinya. Belajar
sampai larut merupakan sebab yang jauh, sedangkan memotong jalan tidak memakai
perhitungan merupakan sebab yang dekat.
3) Akibat yang ditimbulkan
Adalah sebab yang menimbulkan satu/banyak akibat.
Contoh satu akibat, yaitu keracunan, tertembak, penyakit livers, semua itu
menyebabkan kematian.
Contoh banyak akibat, yaitu kemiskinan, menyebabkan kelaparan, kefakiran,
pencurian, kebodohan, pelacuran.
Apapun pendapat kita tentang ‘sebab’ pada pembicaraan ini kita khususkan pada sebab
yang menjadikan (sufficient causa), yaitu ada dan tidaknya sebab ini akan menentukan
ada dan tidaknya akibat. Induksi yang mendasarkan kepada aksioma sebab bila
dirumuskan berbunyi.

2. Metode Induksi Miil


Metode ini adalah metode seorang filosof inggris bernama “John Stuart Miil” yang
mengemukakan empat metode induksi yang kemudian terkenal dengan sebutan metode
penyimpulan induktif miil. Empat metode tersebut adalah metode persetujuan, metode

4
perbedaan, metode persamaan variasi, metode siasisihan. Kemudian orang yang datang
sesudah miil menambah satu metode lagi yaitu metode gabungan persetujuan dan
perbedaan.
1) Metode Persetujuan
Apabila ada dua macam peristiwa atau lebih pada gejala yang diselidiki dan masing-
masing peristiwa itu mempunyai faktor yang sama, maka faktor itu merupakan satu-
satunya sebab gejala yang diselidiki.
2) Metode Perbedaan
Jika sebuah peristiwa mengandung gejala yang diselidiki dan sebuah peristiwa lain
yang mengandungnya, namun faktornya sama kecuali satu, dan yang satu itu
terdapat pada peristiwa pertama maka factor satu - satunya itu yang menyebabkan
peristiwanya berbeda itu adalah factor yang tidak bisa dilepaskan dari sebab
terjadinya gejala.
3) Metode Persamaan Variasi
Apabila suatu gejala yang dengan sesuatu cara berubah ketika gejala lain berubah
dengan cara tertentu, maka gejala itu adalah sebab akibat dari gejala lain, atau
berhubungan secara sebab akibat.
4) Metode Sisasisihan
Jika ada peristiwa dalam keadaan tertentu ini merupakan akibat dari faktor yang
mendahuluinya, maka sisia akibat yang terdapat pada peristiwa itu pasti disebabkan
oleh faktor lain.
5) Metode Gabungan Persetujuan dan Perbedaan
Metode ini merupakan variasi dari metode persetujuan dan perbedaan. Yang
dimaksud metode ini adalah : "jika ada sekumpulan peristiwa dalam gejala tertentu
hanya memiliki sebuah faktor yang bersamaan, sedangkan dalam beberapa peristiwa
dimana gejala itu terjadi, dijumpai faktor-faktor lainnya yang juga dijumpai pada
saat gejala itu terjadi kecuali sebuah faktor yang bersamaan, maka faktor ini
merupakan faktor yang mempunyai hubungan kausal dengan gejala itu".

3. Kekeliruan dalam Penalaran Kausalitas


Kekeliruan yang sering terjadi di kalangan orang-orang yang kurang cermat
berpikir adalah Post hoc propter hoc artinya suatu penalaran yang menyatakan bahwa ini
terjadi sesudah itu terjadi, maka ini merupakan akibat dari itu. Dengan kata lain, suatu

5
kekeliruan karena mengakui sesuatu yang terjadi berurutan maka peristiwa yang kedua
merupakan akibat dari peristiwa yang pertama atau yang mendahuluinya. Kita telah
mengetahui bahwa untuk membuktikan hubungan sebab akibat suatu peristiwa tentu
tidak sekedar menyimpulkan bahwa peristiwa kedua merupakan akibat dari peristiwa
pertama. Contoh kasar dari cara penalaran ini adalah:
● Sesudah ayam berkokok maka terbitlah siang, jadi siang terbit karena ayam berkokok.
● Setelah ia bermalam di sini, pabrik ini kecurian setengah milyar, karena itu pastilah
dia pencurinya.
Kekeliruan ini terjadi karena melihat peristiwa secara sepintas, seharusnya kita
menjelaskan secara cermat bahwa kedua peristiwa itu memang mempunyai hubungan
pasti. Untuk menentukan bahwa suatu peristiwa itu merupakan sebab bagi peristiwa
lainnya tidaklah sekedar menunjuk bahwa peristiwa pertama adalah sebab dari peristiwa
yang kedua. Kita harus dapat menjelaskan secara cermat bahwa kedua peristiwa itu
memang mempunyai hubungan yang pasti (necessary connection). Apabila peristiwa
kedua tidak mempunyai hubungan relevan dan pasti dengan peristiwa pertama, maka
bertentangan dengan hukum-hukum yang telah diketahui.

6
BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN
Kausalitas merupakan prinsip sebab-akibat yang mana sebab adalah peristiwa
mengapa sesuatu itu terjadi, sedangkan akibat adalah efek suatu peristiwa. Metode
Induksi Miil (1806-1873) seorang filosof inggris ada empat metode induksi yang
kemudian terkenal dengan sebutan Metode Penyimpulan Induksi Miil. empat metode
tersebut yaitu:
1) Metode persetujuan
2) Metode perbedaan
3) Metode persamaan variasi
4) Metode sisasisihan
Kemudian orang yang datang sesudah Miil menambahkan satu metode lagi yaitu Metode
Gabungan Persetujuan dan Perbedaan. Kekeliruan yang sering terjadi di kalangan
orang-orang yang kurang cermat berpikir adalah Post hoc propter hoc artinya suatu
penalaran yang menyatakan bahwa ini terjadi sesudah itu terjadi, maka ini merupakan
akibat dari itu. Dengan kata lain, suatu kekeliruan karena mengakui sesuatu yang terjadi
berurutan maka peristiwa yang kedua merupakan akibat dari peristiwa pertama atau yang
mendahuluinya. Apabila peristiwa kedua tidak mempunyai hubungan relevan dan pasti
dengan peristiwa pertama, maka bertentangan dengan hukum-hukum yang telah
diketahui.

7
DAFTAR PUSTAKA

https://www.academia.edu/10739345/
Hubungan_Kausalitas_dalam_Dasar_Logika_A_Aulia_Hardina_Hakim diakses pada 22
Desember 2021 pukul 17.20

http://ruang-coretan.blogspot.com/2017/12/makalah-hubungan-kausalitas.html?m=1
diakses pada 23 Desember pukul 14.38

Anda mungkin juga menyukai