Anda di halaman 1dari 12

KAUSALITAS

Pengertian
• Ajaran yang berupaya untuk mencari sebab
dari timbulnya akibat
• Dalam hukum pidana, sebab yang dicari
adalah suatu perbuatan
• Dengan ditemukannya sebab, maka dapat
ditemukan siapa yang dapat dipersalahkan
dan diminta pertanggungjawabannya
Kapankah diperlukan ajaran Kausalitas/ Jenis
delik apa yang memerlukan ajaran kausalitas?

• Delik Materiil : Delik yang perumusannya


melarang timbulnya akibat. Delik ini selesai ketika
akibat timbul. mis. Ps. 338, Ps 359, Ps 360, Ps. 368
• Delik Omisi tak murni/semu (delicta commissiva
per omissionem/ Oneigenlijke Omissiedelicten) :
Delik yang terjadi dengan dilanggarnya suatu
larangan yang menimbulkan akibat yang dilakukan
dengan perbuatan pasif. Ps. 194 KUHP
• Delik yang dikwalifisir : Delik yang sanksinya mjd
lebih berat krn ada penambahan unsur berupa
timbulnya akibat. Misal: Ps 351 (1)  Ps 351 (2)/
 Ps 351 (3)
Teori Kausalitas
• Conditio Sine Qua Non/ Ekuivalensi (Von Buri)
• Teori-teori Individualisasi / Causa Proxima :
Birkmeyer , Mulder
• Teori-teori menggeneralisasi : teori Adequat
(Von Kries, Simons, Pompe, Rumelin)
Teori Conditio Sine Qua Non
Teori dari Von Buri

• Semua faktor yaitu semua syarat, yang turut serta


menyebabkan suatu akibat dan yang tidak dapat
dihilangkan dari rangkaian faktor-faktor ybs. Harus
dianggap causa (sebab) akibat itu.
• Semua syarat nilainya sama (ekuivalensi)
• Ada beberapa sebab
• Syarat = sebab
 Teori yang Mengindivualisir
Birkmeyer

Teori yang dalam usahanya mencari faktor penyebab dari tiombulnya suatu
akibat dengan hanya melihat pada faktor yang ada atau terdapatt setelah
perbuatan dilakukan, dengan kata lain setelah peristiwa itu beserta akibatnya
benar benar terjadi secara konkret.

Menurut teori ini setelah peristiwa terjadi maka di antara sekian faktor yang
terkait dalam peristiwa itu, tidak semuanya merupaka faktor penyebab.

Faktor penyebab itu adalah hanya beruipa faktor yang paling berperan atau
paling dominan atau mempunya andil yang paling kuat terhadap timbulnya
suatu akibat, sedangkan faktor lain dianggap sebagai faktor syarat saja dan
bukan faktor penyebab.
 Teori yang Menggenaralisir
• (VON KRIS)
Yaitu musabab dari suatu kejadian adalah syarat yang
ada umumnya menurut jalannya kejadian yang
normal dapat menimbulkan akibat atau kejadian
tertentu berpijak pada fakta sebelum kejadian
a. Teori Adequat Subjektif
• Dipelopori oleh Von Kries yang menyatakan bahwa faktor penyebab
adalah faktor yang menurut kejadian normal adalah adequat (sebanding)
atau layak dengan akibat yang timbul, yang faktor mana diketahui atau
disadari oleh si pembuat sebagai adequat untuk menimbulkan akibat. Jadi
dalam teori ini faktor subjektif dan sikap batin sebelum si pembuat berbuat
adalah amat penting dalam menentukan adanya hubungan kausal.

b. Teori Adequat Objektif


Teori ini dipelopori oleh Rumelin, pada ajaran ini
• tidak memperlihatkan bagaimana sikap batin si pembuat sebelum berbuat,
akan tetapi pada faktor-faktor yang ada setelah peristiwa beserta akibatnya
terjadi, yang dapat dipikirkan secara akal (objektif) faktor-faktor itu dapat
menimbulkan akibat.

• Tentang bagaimana alam pikiran/sikap batin si pembuat sebelum ia berbuat


tidaklah penting, melainkan bagaimana kenyataan objektif setelah peristiwa
terjadi setelah akibatnya, apakah faktor tersebut menurut akal dapat
dipikirkan untuk menimbulkan akibat.
Contoh

seorang bapak mengendarai sepeda motor hendak


menyebrang, dengan mengambil jalur yang lain dengan
berbelok ke kanan tanpa memperhatikan kendaraan dari
arah belakang, dan ketika itu ada sebuah mobil melaju dari
arah belakang. Menghadapi situasi seperti itu si
pengendara menginjak rem sekuat tenaga dan
menghasilkan suara gesekan ban di jalan yang keras, yang
menyebabkan bapak tadi terkejut. Walaupun mobil tidak
sampai menabrak keras sepeda motor, namun tiba-tiba
bapak itu jatuh pingsan. Kemudian segera dilarikan ke
rumah sakit, dan tidak lama kemudian meninggal.
Penyidikan dilakukan terhadap pengendara bermotor dengan
sangkaan kurang hati-hati menyebabkan orang lain meninggal
(359).

Hasil otopsi menyebtukan bahwa kematian korban disebabkan


serangan jantung.

Dan terbukti secara medis bapak tadi pengidap penyakit jantung.

Dengan berdasarkan hasil otopsi tersebut penyidikan dihentikan.

Akan tetapi ahli waris korban tidak menerima penghentian


penyidikan, dan mengajukan upaya praperadilan (77KUHAP)
terhadap penyidik agar pengadilan menetapkan bahwa
penghentian penyidikan tidak sah dan memerintahkan penyidikan
untuk meneruskan perkara.
Ada 6 faktor tentang kasus diatas :
1. Korban berbelok kanan menyebrang dengan tiba-
tiba
2. Pengemudi mobil sekuat tenaga menginjak rem
3. Adanya bunyi keras karena gesekan ban dengan
aspal
4. Korban terkejut; menyebabkan
5. Kambuhnya penyakit jantung korban
6. Tidak segera mendapatkan pertolongan medis.
A menampar B sehingga menyebabkan B pingsan karena
B menderita penyakit jantung

kemudian C menolong B dgn membawa ke RS,


diperlajalanan C yg membawa B dg mobilnya mengalami
kecelekaan krn ngebut sehingga menyebabkan B terluka
dan jantung tambah sekarat

kemudian C tetap melanjuttkan menolongnya dan


membawa ke RS ,

Sesampainya di RS dokter belum ada krn menangani


operasi orang lain , dan akhirnya B meninggal.

Anda mungkin juga menyukai