Anda di halaman 1dari 8

AJARAN

KAUSALITAS

Oleh:
Dr. M. Hamdan, SH., MH.
Eva Nasution, S.H., M.H.
SUATU UNSUR YANG BANYAK TERDAPAT DALAM
TINDAK PIDANA IALAH AKIBAT DARI SUATU
PERBUATAN.

Pada delik materil akibat itu merupakan


essential dari delik tersebut. Sebab jika
tidak terjadi akibat yang dilarang dalam
delik itu maka delik (materil) itu tidak
ada, paling hanya dalam percoban.
Dengan demikian persoalan sebab akibat
(kausalitas) ini penting dalam delik
materil.
TEORI-TEORI DALAM AJARAN
KAUSALITAS

1 •Teori CONDITIO SINE QUANON

2 •Teori Individualisasi

3 •Teori generalisasi
TEORI CONDITIO SINE QUANON (OLEH VON BURI)

Suatu tindakan dapat dikatakan menimbulkan akibat tertentu,


sepanjang akibat tersebut tidak dapat dipikirkan terlepas dari
tindakan pertama tersebut.

Karenanya, suatu tindakan harus merupakan conditio sine qua


non (syarat mutlak) bagi keberadaan akibat tertentu. Karen itu teori
ini disebut dengan teori equivalensi.

Perlu ditambahkan bahwa conditio sine qua non menjadi relevan


apabila sebelumnya dikonstatansi adanya hubungan faktual (fisik).

Ini menjadi alat uji untuk memeriksa eksistensi dan membuktikan


adanya relasi demikian.
TEORI INDIVIDUALISASI

Teori ini memilih secara post factum,


artinya melihat kepada peristiwa pidana
yang konkrit terjadi, yang paling
berpengaruh/ menentukan dari peristiwa
tersebut, sedangkan faktor-faktor lain
hanya sebagai syarat belaka.
A. BIRK MEYER
SEBAB-SEBAB YANG PALING KUAT.

B. BINDING
SEBAB-SEBAB ITU ADALAH PERBUATAN YG
IDENTIK DGN PERUBAHAN DALAM
KESEIMBANGAN ANTARA FAKTOR YANG
MENAHAN (NEGATIF) DAN FAKTOR YG
POSITIF, DIMANA FAKTOR YANG POSITIF
LEBIH UNGGUL. SATU-SATUNYA SEBAB IALAH
FAKTOR ATAU SYARAT TERAKHIR YANG
MENGHILANGKAN KESEIMBANGAN DAN
MEMENANGKAN FAKTOR POSITIF ITU.
TEORI GENERALISASI

Teori ini melihat secara ante factum (sebelum


kejadian/abstrak) apakah dari serentetan syarat itu ada
perbuatan manusia yang pada umumnya menurut
pengalaman manusia, menurut perhitungan yang layak
dapat dipandang sebagai sebab terjadinya peristiwa pidana.
A. SUBJEKTIF ADEQUAT (VON KRIES)
YANG DIANGGAP SEBAB ADALAH APA YANG OLEH SI
PEMBUAT DAPAT DIKETAHUI DIPERKIRAKAN
SEBELUMNYA, PADA UMUMNYA DAPAT MENIMBULKAN
AKIBAT.

B. OBYEKTIF (RUMELING)
ADALAH HAL-HAL YANG SECARA OBYEKTIF
KEMUDIAN DIKETAHUI ATAU PADA UMUNYA
DIKETAHUI. JADI BUKAN PENGETAHUAN DARI SI
PEMBUAT, MELAINKAN PENGETAHUAN HAKIM

C. TRAEGER
AKIBAT YANG PADA UMUMNYA DAPAT DIDASARKAN
SEBAGAI SUATU YANG MUNGKIN SEKALI DAPAT
TERJADI (VON KRIES).

Anda mungkin juga menyukai