Anda di halaman 1dari 9

R 9 •K

TE

AF
I
JUP

E JUPIT
E
AF
ER
9 • K

dasar logika komunikasi


Apa itu kausalitas?
Kausalitas adalah bingkai, didalamnya seluruh
realitas fenomena kita hadapi. Secara filosofis kita
tidak dapat mengerti fenomena nyata apapun,
tanpa meletakannya dalam kerangka prinsip
kausalitas. Tak satupun didunia, begitu para
filosof menegaskan, yang tak mempunyai sebab
dan bersebab berarti meletakannya didalam
kerangka prinsip kausalitas.
Empirisme: Aliran empirisme berasumsi bahwa pengetahuan hanya dapat diperoleh melalui
pengalaman indrawi. Dalam hal sebab-akibat, arah ini menekankan pentingnya pelacakan
dan pengamatan peristiwa terkait untuk membangun hubungan sebab akibat.

Rasionalisme: Aliran rasionalisme menegaskan bahwa pengetahuan dapat diperoleh melalui


pemikiran dan akal. rasionalisme menekankan penggunaan pemikiran logis dan deduktif
untuk menarik kesimpulan tentang hubungan sebab akibat berdasarkan prinsip-prinsip
rasional.

Positivisme logis: menekankan pentingnya kontrol empiris dalam pembentukan


pengetahuan. Berkenaan dengan sebab-akibat, aliran pemikiran ini menyarankan
bahwa sebab-akibat harus diuji dan diverifikasi melalui observasi dan eksperimen.
Probabilitas: Pendidikan probabilitas mengakui bahwa hubungan sebab akibat dapat
dinyatakan dalam bentuk probabilitas. Dalam kajian kausalitas, mazhab ini menekankan
bahwa hubungan sebab akibat seringkali tidak pasti tetapi dapat dinyatakan dalam bentuk
probabilitas.

Determinisme: Menurut aliran determinisme, semua peristiwa memiliki penyebab yang


sudah ditentukan sebelumnya, sehingga hubungan sebab akibat bersifat mekanis dan tak
terelakkan. aliran pemikiran ini menekankan bahwa peristiwa tertentu tidak dapat
dijelaskan secara kebetulan, tetapi memiliki akar penyebab.
1.Teori Hubungan Kausalitas Sederhana: teori ini berpendapat bahwa adanya
hubungan sebab-akibat yang jelas antara suatu tindakan atau kejadian dengan
akibat yang timbul.

2. Teori Hubungan Kausalitas Probabilistik: Teori ini menyatakan bahwa


tindakan tertentu mungkin hanya meningkatkan kemungkinan terjadinya
suatu akibat, tetapi tidak secara pasti menyebabkan akibat tersebut.

3. Teori Hubungan Kausalitas Berkualifikasi: Teori ini mengakui bahwa


hubungan sebab-akibat dapat tergantung pada faktor-faktor tambahan yang
memenuhi syarat tertentu.
4. Teori Hubungan Kausalitas Tertinggal: Teori ini menyatakan bahwa ada
peristiwa yang terjadi sebelumnya, namun akibatnya muncul dalam waktu
yang lebih lama.

5. Teori Hubungan Kausalitas Terbalik: Teori ini menyatakan bahwa sebaliknya,


akibat mempengaruhi peristiwa yang terjadi sebelumnya. Dalam konteks
hukum, ini dapat berarti bahwa akibat yang terjadi dapat mempengaruhi
penilaian terhadap sebab-sebab yang mungkin muncul sebelumnya.
jenis - jenis hubungan kausalitas
1. Kausalitas Sebab-Langsung: Jenis hubungan ini terjadi ketika suatu
peristiwa atau tindakan secara langsung menyebabkan terjadinya peristiwa
atau tindakan lain. Contohnya, jika seseorang menendang bola, maka bola
tersebut akan bergerak.

2. Kausalitas Sebab-Jauh: Hubungan ini melibatkan serangkaian peristiwa


yang saling terkait di mana suatu peristiwa menjadi penyebab jangka
panjang terjadinya peristiwa lain. Misalnya, merokok dalam jangka waktu
yang lama dapat menyebabkan penyakit paru-paru.

3. Kausalitas Bersyarat: Jenis hubungan ini terjadi ketika suatu peristiwa


menjadi penyebab terjadinya peristiwa lain hanya jika kondisi tertentu
terpenuhi. Misalnya, hujan dapat menyebabkan tanah basah hanya jika
tanah tersebut tidak memiliki sistem drainase yang baik.
Tragedi Kanjuruhan Arema dan persebaya
Tragedi ini terjadi karena adanya penembakan gas air mata yang
dilakukan oleh pihak polisi ke arah tribun sehingga
menyebabkan ratusan supporter panik dan terjadi kerusuhan
yang mengakibatkan 130 orang tewas dalam tragedi ini.

hal ini menggambarkan hubungan kausalitas secara langsung


karena peristiwa atau tindakan secara langsung menyebabkan
terjadinya peristiwa atau tindakan lain.
Kausalitas dalam konteks logika dasar merupakan aspek penting dari analisis dan inferensi. Dalam hal
ini, hubungan sebab akibat antara dua variabel atau peristiwa dijelaskan dan dievaluasi berdasarkan
logika tetap. Sejumlah faktor seperti hubungan temporal, konsistensi, kontrol variabel dan metode
penelitian eksperimental penting untuk menarik kesimpulan yang kuat.
Ketika kita berbicara tentang sebab-akibat dalam konteks logika dasar, ada beberapa aspek yang perlu
diperhatikan. Pertama, penting untuk memastikan bahwa ada hubungan temporal yang jelas antara
sebab dan akibat. Ini berarti bahwa perubahan variabel penyebab harus terjadi sebelum perubahan
variabel efek. Hubungan ini didasarkan pada urutan waktu yang logis di mana sebab harus mendahului
akibat.
Selain itu, konsistensi merupakan faktor penting dalam menyimpulkan sebab-akibat. Dengan kata lain,
perubahan variabel kausal harus secara konsisten diikuti oleh perubahan variabel efek yang
bersesuaian. Jika ada hubungan yang konsisten antara sebab dan akibat, ini dapat memberikan
indikasi sebab-akibat yang kuat. Selain itu, penting untuk mengontrol variabel lain yang dapat
mempengaruhi hasil untuk membuat kesimpulan kausal yang kuat. Dalam penelitian, variabel
dikendalikan untuk memastikan bahwa efek dari variabel lain yang tidak terkait dengan hubungan
sebab akibat tidak mempengaruhi hasil. Dengan mengontrol variabel lain, kita dapat meningkatkan
keyakinan kita bahwa hubungan sebab-akibat itu nyata dan bukan hanya hasil dari beberapa faktor
lain yang tidak teramati.

Anda mungkin juga menyukai