Apa itu kausalitas? Kausalitas adalah bingkai, didalamnya seluruh realitas fenomena kita hadapi. Secara filosofis kita tidak dapat mengerti fenomena nyata apapun, tanpa meletakannya dalam kerangka prinsip kausalitas. Tak satupun didunia, begitu para filosof menegaskan, yang tak mempunyai sebab dan bersebab berarti meletakannya didalam kerangka prinsip kausalitas. Empirisme: Aliran empirisme berasumsi bahwa pengetahuan hanya dapat diperoleh melalui pengalaman indrawi. Dalam hal sebab-akibat, arah ini menekankan pentingnya pelacakan dan pengamatan peristiwa terkait untuk membangun hubungan sebab akibat.
Rasionalisme: Aliran rasionalisme menegaskan bahwa pengetahuan dapat diperoleh melalui
pemikiran dan akal. rasionalisme menekankan penggunaan pemikiran logis dan deduktif untuk menarik kesimpulan tentang hubungan sebab akibat berdasarkan prinsip-prinsip rasional.
Positivisme logis: menekankan pentingnya kontrol empiris dalam pembentukan
pengetahuan. Berkenaan dengan sebab-akibat, aliran pemikiran ini menyarankan bahwa sebab-akibat harus diuji dan diverifikasi melalui observasi dan eksperimen. Probabilitas: Pendidikan probabilitas mengakui bahwa hubungan sebab akibat dapat dinyatakan dalam bentuk probabilitas. Dalam kajian kausalitas, mazhab ini menekankan bahwa hubungan sebab akibat seringkali tidak pasti tetapi dapat dinyatakan dalam bentuk probabilitas.
Determinisme: Menurut aliran determinisme, semua peristiwa memiliki penyebab yang
sudah ditentukan sebelumnya, sehingga hubungan sebab akibat bersifat mekanis dan tak terelakkan. aliran pemikiran ini menekankan bahwa peristiwa tertentu tidak dapat dijelaskan secara kebetulan, tetapi memiliki akar penyebab. 1.Teori Hubungan Kausalitas Sederhana: teori ini berpendapat bahwa adanya hubungan sebab-akibat yang jelas antara suatu tindakan atau kejadian dengan akibat yang timbul.
2. Teori Hubungan Kausalitas Probabilistik: Teori ini menyatakan bahwa
tindakan tertentu mungkin hanya meningkatkan kemungkinan terjadinya suatu akibat, tetapi tidak secara pasti menyebabkan akibat tersebut.
3. Teori Hubungan Kausalitas Berkualifikasi: Teori ini mengakui bahwa
hubungan sebab-akibat dapat tergantung pada faktor-faktor tambahan yang memenuhi syarat tertentu. 4. Teori Hubungan Kausalitas Tertinggal: Teori ini menyatakan bahwa ada peristiwa yang terjadi sebelumnya, namun akibatnya muncul dalam waktu yang lebih lama.
5. Teori Hubungan Kausalitas Terbalik: Teori ini menyatakan bahwa sebaliknya,
akibat mempengaruhi peristiwa yang terjadi sebelumnya. Dalam konteks hukum, ini dapat berarti bahwa akibat yang terjadi dapat mempengaruhi penilaian terhadap sebab-sebab yang mungkin muncul sebelumnya. jenis - jenis hubungan kausalitas 1. Kausalitas Sebab-Langsung: Jenis hubungan ini terjadi ketika suatu peristiwa atau tindakan secara langsung menyebabkan terjadinya peristiwa atau tindakan lain. Contohnya, jika seseorang menendang bola, maka bola tersebut akan bergerak.
2. Kausalitas Sebab-Jauh: Hubungan ini melibatkan serangkaian peristiwa
yang saling terkait di mana suatu peristiwa menjadi penyebab jangka panjang terjadinya peristiwa lain. Misalnya, merokok dalam jangka waktu yang lama dapat menyebabkan penyakit paru-paru.
3. Kausalitas Bersyarat: Jenis hubungan ini terjadi ketika suatu peristiwa
menjadi penyebab terjadinya peristiwa lain hanya jika kondisi tertentu terpenuhi. Misalnya, hujan dapat menyebabkan tanah basah hanya jika tanah tersebut tidak memiliki sistem drainase yang baik. Tragedi Kanjuruhan Arema dan persebaya Tragedi ini terjadi karena adanya penembakan gas air mata yang dilakukan oleh pihak polisi ke arah tribun sehingga menyebabkan ratusan supporter panik dan terjadi kerusuhan yang mengakibatkan 130 orang tewas dalam tragedi ini.
hal ini menggambarkan hubungan kausalitas secara langsung
karena peristiwa atau tindakan secara langsung menyebabkan terjadinya peristiwa atau tindakan lain. Kausalitas dalam konteks logika dasar merupakan aspek penting dari analisis dan inferensi. Dalam hal ini, hubungan sebab akibat antara dua variabel atau peristiwa dijelaskan dan dievaluasi berdasarkan logika tetap. Sejumlah faktor seperti hubungan temporal, konsistensi, kontrol variabel dan metode penelitian eksperimental penting untuk menarik kesimpulan yang kuat. Ketika kita berbicara tentang sebab-akibat dalam konteks logika dasar, ada beberapa aspek yang perlu diperhatikan. Pertama, penting untuk memastikan bahwa ada hubungan temporal yang jelas antara sebab dan akibat. Ini berarti bahwa perubahan variabel penyebab harus terjadi sebelum perubahan variabel efek. Hubungan ini didasarkan pada urutan waktu yang logis di mana sebab harus mendahului akibat. Selain itu, konsistensi merupakan faktor penting dalam menyimpulkan sebab-akibat. Dengan kata lain, perubahan variabel kausal harus secara konsisten diikuti oleh perubahan variabel efek yang bersesuaian. Jika ada hubungan yang konsisten antara sebab dan akibat, ini dapat memberikan indikasi sebab-akibat yang kuat. Selain itu, penting untuk mengontrol variabel lain yang dapat mempengaruhi hasil untuk membuat kesimpulan kausal yang kuat. Dalam penelitian, variabel dikendalikan untuk memastikan bahwa efek dari variabel lain yang tidak terkait dengan hubungan sebab akibat tidak mempengaruhi hasil. Dengan mengontrol variabel lain, kita dapat meningkatkan keyakinan kita bahwa hubungan sebab-akibat itu nyata dan bukan hanya hasil dari beberapa faktor lain yang tidak teramati.