Anda di halaman 1dari 8

1. Jelaskan penalaran yang digunakan oleh John Stuart Mill!

jawaban :
Penalaran menurut John Stuart Mill adalah tentang system of logic yaitu cara nalar yang
benar melalui premis atau proposisi (pernyataan pengetahuan) atau bisa dikatakan hubungan
sebab-akibat, contohnya yaitu bila dikatakan premis adalah batu, pasir dan semen maka
logika (proses penalaran) adalah bagian atau arsitekturnya, premis benar dan arsitektur baik
maka dihasilkan bangunan yang indah demikian juga dengan logika. Menurut John Stuart
Mill, setiap fonomena merupakan akibat dari suatu sebab yang tersembunyi. Dalam
penalaran John Stuart Mill sangat menekankan metode induktif atau induksi. Induksi adalah
penalaran atau penelitian untuk menekankan sebab-sebab yang tersembunyi itu.

2. Jelaskan 4 metode yang digunakan oleh John Stuart Mill!


Jawaban :
John Stuart Mill membahas 4 metode induktif, yaitu:
A. Metode Persamaan
Metode persamaan adalah sebuah alat yang berguna untuk penemuan hukum-hukum
ilmiah. Tetapi John Stuart Mill mengakui bahwa metode ini terbatas kegunannya.
Metode ini akan efektif dalam pencarian hubungan-hubungan kausal, hanya apabila
inventori dan keadaan-keadaan yang relevan. Metode persamaan muncul dari adanya
kemungkinan terjadinya sebuah kejamakan. Contohnya apabila ada dua macam
peristiwa atau lebih pada gejala yang diselidiki dan masing-masing peristiwa itu
mempunyai faktor yang sama, maka faktor yang sama itu merupakan satu-satunya
sebab bagi gejala yang diselidiki.

B. Metode Perbedaan
Metode perbedaan merupakan metode terpenting di antara empat metode induksi.
Kegunaan metode perbedaaan sebagai metode penemuan bergantung pada asumsi
bahwa semua keadaan yang diteliti mempunyai tingkat yang sama. Penggunaan
metode perbedaan dalam penyelidikan ilmiah memerlukan sebuah hipotesis tentang
keadaan0-keadaan yang dapat menunjukkan kesesuaian dengan peristiwa yang
gejalanya dapat di observasi. Hipotesis ini harus dirumuskan terlebih dahulu sebelum
masuk kedalam skema. Metode persamaan dan metode perbedaan hanya mungkkin
dilakukan apabila berdasarkan hipotesis yang ateseden tentang keadaan-keadaan yang
relevan. Metode ini mengguakan hukum kontradiksi yaitu bahwa satu faktor (yang
berbeda) itu sebagai suatu sebab terjadinya suatu gejala pembeda (yang diselidiki)
dalam suatu peristiwa.
C. Metode variasi-variasi konkomitan
Metode variasi konkomitan adalah apabila suatu peristiwa berubah ketika peristiwa
lainnya berubah. Metode ini digunakan dalam kehidupan sehari-hari secara luas.
Metode persamaan variasi sangat penting dalam penyeldikan induktif yang bersifat
kuantitatif dibandingkan dengan penyelidikan yang bersifat kualitatif. Metode ini
juga penting sebagai metode kuantitatif pertama dari inferensi induktif sedangkan
metode-metode sebelumnya semuanya bersifat kualitatif.

D. Metode Residu
Metode residu bersifat spekulasi, yang belum tentu kebenarannya namun
dihubungkan dengan fonomena yang sudah terjadi. Sebuah kesimpulan yang ditarik
berdasarkan metode residu hanyalah bersifat mungkin. Metode Residu kadang-
kadang dikatakan sebagai pola penarikan inferensi deduktif dimana metode ini dapat
digunakan untuk penelahaan hanya satu kasus. Meski demikian sebuah kesimpulan
yang ditarik berdasarkan metode residu hanyalah bersifat mungkin dan tidak dapat
secara valid dideduksi dari premis-premisnya. Metode ini juga berguna dalam
penemuan-penemuan yang sifatnya ilmiah misalnya penemuan planet Neptunus.

3. Jelaskan 3 tahap penggunaan metode deduktif menurut Mill!


jawaban :
(1) perumusan seperangkat hukum-hukum, (2) mengemukakan tiga tahap dalam
menggunakan Metode deduksi atau penjabaran sebuah pernyataan tentang akibat rsultan dari
sebuah gabungan khusus hukum-hukum tersebut di atas, dan (3) verifikasi. Sehubungan
dengan hal ini, Mill lebih menyukai bahwa setiap hukum diturunkan atau dijabarkan dari
sebuah studi tentang sebab yang relevan, yang bekerja secara terpisah, meskipun ia
membolehkan penggunaan hipotesis-hipotesis yang tidak diturunkan dari gejala. Hipotesis-
hipotesis adalah mengusulkan hukum-hukum secara terpisah. bila akibat-akibat deduktifnya
sesuai dengan hasil-hasil observasi. Bagaimanapun, Mill menetapkan persyaratan sangat
keras untuk melakukan verifikasi penuh terhadap hipotesis-hipotesis. Ia menuntut sebuah
hipotesis yang dapat dibuktikan, tidak hanya bahwa akibat-akibat deduktifnya sesuai dengan
hasil-hasil perkiraan-perkiraan tentang sebab yang dapat diharapkan oleh seorang ilmuwan
dalam kasus-kasus yang tidak praktis untuk Mill sependapat bahwa penggunaan hipotesis
dibenarkan apabila akibat akibat hasil deduktifnya sesuai dengan observasi, tapi menuntut
juga bahwa tidak ada hipotesis lain yang menyatakan secara tidak langsung fakta-fakta yang
diterangkan. mill mempertahankan pandangan bahwa verifikasi yang lengkap tentang
sebuah hipotesis menuntut adanya hipotesis alternatif.
4. Jelaskan 3 tahap pandangan deduktif-hipotetico dari William Stanley Jevons!
jawaban :
William Stanley Jevons (1835-1882) melukiskan sebuah pandangan deduktif - hipotetico
tentang prosedur ilmiah, yang terdiri atas tiga tahap, yaitu (1) perumusan tentang sebuah
hipotesis dalam bentuk sebuah hukum umum, (2) deduksi akibat-akibat yang dijabarkan dari
hukum, dan (3) perbandingan akibat-akibat tersebut dengan hasil-hasil observasi. Jevons
menyatakan bahwa untuk membenarkan sebuah hukum umum, seseorang harus
mengerjakan dua hal. Pertama, seseorang harus menunik San bahwa hukum tersebut adalah
konsisten dengan hukum-hukum lain yang sudah sangat mantap. Kedua, seseorang harus
menon mkkan bahwa akibat-akibatnya sesuai dengan hasil-hasi observasi Atas dasar itu,
Jevons menolak pendapat Mill yang menyatakan hahwa pembenaran hukum-hukum adalah
dengan pembatasan skema induktif. Jevons menegaskan kembali peranan pengujian deduktif
dalam prosedur ilmiah seperti yang telah dikemukakan sederhleh Aristoteles, Newton,
Herschel dan tokoh-tokoh lainnya.
5. Jelaskan tentang hukum Boyle, hukum Charles, dan hukum Graham tentang difusi!
Jawaban :
Hukum Boyle, Hukum Charles dan Hukum Graham tentang difusi, semuanya merupakan akibat-
akibat dari teori kinetik dari gas. Dimana Hukum Boyle dibenarkan secara tidak langsung oleh
evidensi yang membenarkan Hukum Charles dan Hukum Graham. Hal ini merupakan tipe pertama
tentang dukungan teoretikal bagi sebuah generalisasi, yang mana dalam kasus ini, evidensi
membenarkan L2 atau L3 dipergunakan untuk membenarkan secara tidak langsung. Sehingga
keyakinan dapat terjamin dan sangat memungkinkan bahwa hukum mempunyai dukungan karena
hukum yang dibicarakan mempunyai dukungan teoritis yang dalam artian mempunyai hubungan baik
dengan hukum-hukum lainnya.

6. Jelaskan pula tentang hukum Kepler dan hukum Newton!


Jawab :
Sedangkan Hukum Kepler dan Hukum Newton merupakan tipe kedua tentang dukungan teoretikal
yang timbul apabila L2 bersama-sama dengan asumsi lain yang telah tersusun dengan baik,
menyatakan secara tidak langsung mengandung L 4 karena ada dukungan evidensial terhadapnya. .
Dimana Hukum Kepler mengenai medan, yang dideduksi dari Hukum-Hukum Newton tentang gerak
dan informasi massa serta kecepatan benda-benda angkasa dalam tata surya. Sehingga evidensi yang
mendukung Hukum Kepler secara tidak langsung membenarkan Hukum-Hukum Newton tentang
gerak.

7. Jelaskan pandangan Philipp Frank tentang riset!


Jawaban:
Philipp Frank menekankan bahwa “Kesesuaian dengan hasil-hasil observasi ” dan
kesederhanaan adalah persyaratan-persyaratan yang berlawanan. Ia menegaskan bahwa
capai hanya dengan laporan dalam bentuk rangkuman data yang seorang matematikawan
untuk mencocokkan sebuah perluasan kemampuan hukum atau teori dengan data. Ketetapan
dari sebuah kesesuaian seperti itu terbatas hanya oleh jumlah istilah yang matematikawan
izinkan untuk digunakan. Tetapi, sebuah prosedur seperti itu akan mengganggu
pertimbangan-pertimbangan keindahan dan pertimbangan-pertimbangan heuristik yang
disepakati, sekurang-kurangnya secara tersirat oleh sebagian besar para ilmuwan sering
menyukai sebuah teori yang mereka percayai “lebih sederhana secara matematis ” atau “lebih
sederhana secara konseptual”, meskipun teori lainnya lebih memiliki kedekatan dalam
kesesuaiannya dengan hasil-hasil observasi.
Frank mengakui bahwa konsep keserderhanaan, yang disusun berdasarkan pertimbangan-
pertimbangan keindahan atau pertimbangan-pertimbangan heuristic adalah sebuah konsep
yang sulit untuk mengedepankan bukti-bukti, tetapi ia menekankan bahwa para ilmuwan
berupaya agar sebuah konsep menjadi menarik. Rangkuman pandangan yang dinyatakan
oleh Hempel, Nagel, dan Frank menunjukkan bahwa filsafat ilmu dewasa ini menyatakan
ada tiga macam kriteria tentang akseptabilitas hukum-hukum dan teori-teori ilmiah. Kriteria
pertama, berkenaan dengan kesesuaian antara sebuah hukum atau teori dengan data empiris.
Kriteria kedua, berhubungan dengan hubungan-hubungan logikal bahwa sebuah hukum atau
teori harus mempunyai kesesuaian dengan hukum-hukum atau teori-teori lainnya. Akhirnya,
ketiga kriteria berkenaan dengan kemampuan heuristic atau kesuburan dari sebuah hukum
atau teori.

8. Jelaskan Pandangan Ernest Mach tentang ilmu, hukum, dan teori!


Jawaban:
Ernesh Mach memberikan sumbangan pada mekanika, akoustika, thermodinamika,
psikologi ekperimental, dan filsafat ilmu, antara lain menyatakan bahwa ilmu hendaknya
tertuju pada menyusun sebuah deskripsi yang ekonomis (efisien) tentang hubungan di antara
gejala-gejala. Mach mengembangkan sebuah kritik terhadap filsafat ilmu Newton yang
sejajar dengan kritik yang dilancarkan oleh Berkeley. Ia menyebarkan pandangan
instrumentalis tentang hukum-hukum dan teori-teori ilmiah dari Berkeley, dan menyatakan
objek ilmu adalah menempatkan kembali atau menyimpan pengetahuan dengan cara
mereproduksi dan mengantisipasi fakta-fakta dalam pikiran. Menurut Mach, hukum-hukum
dan teori-teori ilmiah adalah rangkuman fakta-fakta yang tersirat. Hukum-hukum dan teori-
teori ilmiah memungkinkan kita untuk mendeskripsi dan memperkirakan gejala.

9. Jelaskan pandangan Henri Poincare tentang hukum ilmiah!


Jawaban :
Henri Poincare (1854-1912) memberi sumbangan pada matematika murni,
mekanika angkasa, dan filsafat ilmu, yang antara lain menekankan peranan konvensi
dalam perumusan teori-teori ilmiah. Ia mempertahankan pendapat bahwa sebuah hukum
ilmiah dipandang benar, tidak bergantung pada setiap keputusan yang didasarkan
pengalaman, tetapi hanya menggambarkan keputusan tersirat dari para ilmuwan dalam
menggunakan hukum sebagai konvensi yang bersifat menentukan makna dari sebuah
konsep ilmiah. Menurut Poincare, hukum-hukum ilmiah yang bersifat umum hanyalah
konvensi-konvensi yang mendefinsikan konsep-konsep ilmiah yang pokok. Hukum-
hukum tersebut tidak hanya mempunyai sebuah fungsi yang sah sebagai konvensi-
konvensi, tetapi juga mempunyai sebuah fungsi sebagai generalisasi-generalisasi empiris.
Poincare mencatat bahwa dalam perjalanan perkembangan ilmu, hukum-hukum
ilmiah tertentu muncul memperagakan dua aspek. Mula-mula hukum-hukum tersebut
dikerjakan semata-mata sebagai generalisasi-generalisasi eksperimental misalnya, sebuah
hukum mungkin menyatakan sebuah hubungan antara istilah A dengan istilah B.
Berpegang pada hubungan yang hanya bersifat kira-kira itu, para ilmuwan dapat
memperkenalkan istilah C yang didefinisikan mempunyai hubungan dengan istilah A
yang dinyatakan dalam hukum. Hukum eksperimental yang pertama (hubungan A dan
B) sekarang dibagi menjadi dua bagian, yaitu (1) sebuah prinsip a priori yang
menyatakan sebuah hubungan antara A dengan C, dan (2) sebuah hukum eksperimental
yang menyatakan sebuah hubungan antara B dengan C.

10. Jelaskan tentang metode operasionalisme menurut Percy Williams Bridgman!


Operasionalisme merupakan sebuah pandangan tentang demokrasi konsep ilmiah,
sebuah pandangan yang sebagian bersumber pada tuntutan Newton bahwa “ilmu
eksperimental hanya berhubungan dengan sifat-sifat yang nilainya dapat diukur”.
Bridgman mengungkapkan bahwa pendapatnya tentang metodologi merupakan
penegasan lebih lanjut tentang sebuah metodologi yang telah dipraktekkan oleh para
ilmuan tertentu seperti Mach, Poincare, Dukem, dan Einstein.
Pada akhirnya, Bridgman menegaskan kembali ukuran operasional tentang
demarkasi bagi konsep-konsep ilmiah. Sebuah konsep ilmiah yang dapat dipercaya harus
dihubungkan, berapa pun hubungan tersebut bersifat tidak langsung, dengan prosedur
pengukuran. Bagaimanapun ia memperbaiki pernyataan terakhirnya bahwa pengertian
suatu konsep adalah sinonim dengan operasi yang dilakukan untuk menggunakannya
dalam situasi-situasi khusus. Pandangan terakhirnya menyatakan bahwa konsep-konsep
dapat dikatakan sinonim dengan operasi hanya apabila sebagai operasi-operasi dari setiap
kegiatan sungguh-sungguh dilakukan dimanapun.

11. Jelaskan tentang teori relativitas khusus!


Jawab :
Teori Relativitas Khusus dikemukakan oleh Albert Einstein pada tahun 1905 dan
merupakan landasan bagi konsep-konsep baru tentang ruang dan waktu. Teori relativitas
khusus disandarkan pada postulat bahwa kecepatan cahaya akan sama terhadap semua
pengamat yang berada dalam kerangka inersia. Dari sini disimpulkan bahwa kecepatan
cahaya adalah batas kecepatan bagi segala sesuatu di alam semesta ini. Selain itu, relativitas
khusus menyatakan bahwa massa dan energi pada kenyataannya adalah setara.
Dalam karya Einstein pertama, keserempakan dianggap sebagai sebuah sifat objektif
dari dua peristiwa atau lebih. Peristiwa-peristiwa A dan B diyakini mempunyai satu
kemungkinan dan hanya satu dari tiga kemungkinan hubungan-hubungan temporal : A
terjadi sebelum B, A terjadi setelah B, atau A dan B terjadi serempak. Pertimbangan tentang
kejadian serempak dari dua peristiwa harus bergantung pada gerak-gerak relative dari sistem
yang berisi peristiwa-peristiwa dari para pengamat. Berilah seperangkat keterangan tentang
gerak, pengamat Ayfa pada sistem 1 mungkin menilai bahwa peristiwa A pada sistem 1 dan
peristiwa B pada sistem 2 adalah serempak. Pengamat Fadel pada sistem 2 mungkin menilai
lain. Dan tiada alasan a priori untuk lebih penilaian Ayfa daripada Fadel.
Salah satu kesimpulan yang penting dari Einstein adalah bahwa konsep keserempakan
absolut tidak mempunyai makna empiris.

12. Jelaskan tentang pandangan Carnap dan Alfred J. Ayer!


Jawab :
Pandangan Rudolf Carnap
Keberhasilannya terletak pada usahanya menyusun sebuah “bahasa kaum empiris ”, dan
mensyaratkan bahwa pernyataan-pernyataan yang bermakna empiris harus diterjemahkan
dalam bahasa tersebut. Carnap mencoba menyusun sebuah bahasa kaum empiris yang
didasarkan pada predikat-predikat yang dapat diamati dengan perbendaharaan kata yang
bersifat empiris, misalnya “merah” dan “halus”.
Carnap menyatakan bahwa ukuran kemungkinan penerjemahan ke dalam bahasa kaum
empiris harus diperbaiki, sehingga pernyataan-pernyataan tentang istilah-istilah teoritis
memenuhi persyaratan sebagai pernyataan yang bermakna empiris. Ia sampai pada
menyadari adanya 3 cara menghubungkan predikat-predikat yang tidak dengan sendirinya
dapat diobservasi dengan kalimat-kalimat dalam bahasa kaum empiris. Ketiga cara tersebut
merupakan cara menggunakan :
Definisi tersurat
Definisi operasional
Definisi berdasarkan postulat (postulasional)

Pandangan Alfred J. Ayer


Mensyaratkan bahwa pernyataan-pernyataan yang bermakna empiris harus dapat
dipastikan kebenarannya. Meskipun sebuah persyaratan tentang pemastian kebenaran
(confirmability) telah dinyatakan oleh beberapa filosof ilmu, logika penggunaannya tidaklah
selalu jelas. Dalam Language, Truth, and Logic, Ayer berusaha menjelaskan hubungan logis
antara pernyataan-pernyataan yang bermakna empiris dengan pernyataan-pernyataan yang
merekam hasil-hasil observasi.
Bagaimanapun, Ayer segera menyadari bahwa Ukuran Pendeduksian (Deducibility
Criterion) adalah sangat inklusif. Ukuran ini mengandung rumusan yang bertujuan
menetapkan perbatasan antara pernyataan-pernyataan yang bermakna empiris dengan
pernyataan-pernyataan metafisis yang bersifat spekulatif. Dalam terbitan kedua dari
Language, Truth, and Logic, Ayer merevisi konsep Ukuran Pendeduksian untuk dapat
mengatasi kesulitan dalam pemilihan premis tambahan. Ia membatasi hipotesis-hipotesis
tambahan yang dapat digunakan dalam penalaran yang tepat, menjadi 4 kelompok
pernyataan sebagai berikut :
Pernyataan-pernyataan analitik
Pernyataan-pernyataan observasi
Pernyataan-pernyataan yang apabila dipadukan dengan pernyataan-pernyataan observasi
Oi, memerlukan pernyataan observasi lanjutan O j, yang tidak diperlukan oleh O i bila
berdiri sendiri
Pernyataan-pernyataan yang dapat secara bebas menjadi penentu kepastian kebenaran

13. Jelaskan pula tentang metode impiris menurut Popper!


Jawaban:
Menurut Popper,metode empiris yang benar adalah yang terus menerus membuka sebuah
interpretasi yang mengandung kemungkinan adanya kepalsuan. Oleh karena itu, ia menganjurkan
tingkat kepalsuan sebagai ukuran demakrasi. Demakrasi yang dicapai merupakan demakrasi antara
metode empiris dengan berbagai strategi stategi kaum konvensionalis yang mungkin dipergunakan
untuk menghindari pemalsuan

Anda mungkin juga menyukai