Anda di halaman 1dari 6

METODE ILMIAH DAN IMPLEMENTASINYA

Disusun Oleh Kelompok 3 :

Cep Imam Ashabulyamin (1191030039)

Cut Shabrina Dzati Amani (1191030040)

Destiana Rosyidah (1191030045)

Dzikra Shalsabila (1191030055)

PENGERTIAN DAN SYARAT METODE ILMIAH

Dari zaman Copernicus sampai Galileo yang mengemukakan teori-teorinya.


Dapat kita anggap sebagai permulaan abad ilmu pengetahuan modern yang
menetapkan suatu kebenaran berdasarkan induksi atau eksperimentasi. Agar
himpunan pengetahuan ini dapat disebut ilmu pengetahuan, harus digunakan
perpaduan antara rasionalisme dan empirisme yang dikenal sebagai metode
keilmuan atau pendekatan ilmiah ilmuwan.

Metode ilmiah adalah metode sains menggunakan langkah-langkah ilmiah


dan rasional untuk mengungkapkan dan membuktikan suatu permasalahan yang
muncul. Atau proses keilmuan untuk memperoleh pengetahuan secara sistematis
berdasarkan bukti fisis.

Metode ilmiah merupakan bagian yang paling penting dalam mempelajari


ilmu alamiah. Langkah-langkah dalam menerapkan metode ini tidak harus selalu
urut langkah demi langkah, yang penting ialah bahwa pemecahan masalah untuk
mendapatkan kesimpulan umum (generalisasi) hanya didasarkan atas data, dan diuji
dengan data, bukan oleh keinginan dan prasangka kepercayaan atau pertimbangan
lain. 1

1
Ahmadi, Abu. Ilmu Alamiah Dasar (Jakarta: Penerbit Rineka Cipta, 2004), 23-26
Salah satu syarat ilmu pengetahuan ialah, bahwa materi pengetahuan itu
harus diperoleh melalui metode ilmiah ini. Berarti bahwa cara memperoleh
pengetahuan itu menentukan apakah pengetahuan itu termasuk ilmiah atau tidak.
Metode ilmiah tentu saja harus menjamin akan menghasilkan pengetahuan yang
ilmiah yaitu bercirikan objektivitas, konsisten, dan sistematik.

LANGKAH METODE ILMIAH DAN IMPLEMENTASINYA

Adapun langkah metode ilmiah yang dapat disimpulkan ada empat tahapan.
Yaitu perumusan masalah, penyusunan hipotesis, pengujian hipotesis, dan
penarikan kesimpulan.

Perumusan masalah penelitian ilmiah dicerminkan dalam pengajuan


masalah yang meliputi latar belakang, identifikasi, pembatasan, dan perumusan
masalah, tujuan, serta kegunaan penelitian. Rumusan masalah merupakan
pernyataan mengenai permasalahan apa saja yang akan diteliti untuk mendapatkan
jawabannya. Bagian ini merupakan pernyataan rinci yang akan dikaji untuk
menjawab permasalahan yang lebih luas.

Yang dimaksud dengan masalah disini adalah pernyataan apa, mengapa,


ataupun bagaimana tentang objek yang dimiliki. Masalah dapat terjadi apabila ada
kesenjangan antara das sollen dan das sein ada perbedaan antara apa yang
sebenarnya dan kenyataan.

Sumber masalah penelitian ada empat yaitu ; 1.) Bacaan pustaka terutama
bacaan yang berisi laporan penelitian. 2.) Seminar diskusi pertemuan ilmiah. 3.)
Pengamatan sepintas di lapang di alam, misal tanaman padi yang tubuhnya kerdil
tanaman cabai yang layu dan lain-lain 4.) Pengalaman pribadi perasaan intuitif dan
pernyataan pemegang otoritas2

2
Sodiq, Mochammad. Ilmu Kealaman Dasar (Penerbit Prenada Media, 2017), 30
Perumusan masalah juga dapat ditemukan oleh penginderaan, setiap orang
dapat melakukan penginderaan melalui kelima indranya. Tetapi pengindraan yang
tepat sukar dilakukan karena sering adanya prasangka yang melekat pada
penginderaan itu. Seorang ahli hukum lebih tajam penginderaan nya terhadap saksi
daripada orang umum. Demikian pula ahli musik yang indera pendengarannya nya
lebih tajam namun pengindraan yang tepat dapat diperoleh dengan latihan dan
menggunakan alat-alat yang ada. Untuk meminimalkan subjektivitas penginderaan,
seringkali pengamatan menggunakan instrumen standar. Contohnya untuk
mengetahui suhu air tidak cukup dengan kulit atau tangan tetapi perlu dibantu
dengan termometer.3

Selanjutnya ada penyusunan hipotesis, dimana hipotesis merupakan dugaan


yang didukung oleh pengetahuan yang ada atau bisa disebut juga sebagai jawaban
sementara dari permasalahan yang harus diuji. Hipotesis bersifat sementara.
Pendekatan yang pertama untuk memperoleh hipotesis adalah pendekatan induksi
yang diawali dengan pengumpulan data yang didapat dari observasi. Pendekatan
yang kedua adalah pendekatan deduktif.

Dalam membuat hipotesis tidak asal saja walaupun dalam sejarah pernah
terjadi, yaitu ketika Kekule seorang ahli ilmu kimia bangsa jerman membuat
hipotesis tentang struktur zat kimia benzena. Pada suatu malam setelah menghadiri
pesta yang banyak menghilangkan alkohol. Kekule bermimpi adanya enam ekor
kera yang menyusun diri saling menggigit ekor, sehingga terbentuk konfigurasi
lingkaran segi enam rumus benzena. Hipotesis Kekule itu pada saat ini merupakan
rumus yang dapat menghasilkan 400 jenis senyawa yang banyak diproduksi dalam
industri kimia. Keadaan yang ideal untuk membuktikan kebenaran suatu hipotesis
adalah melalui pengujian dengan eksperimen.

Sebagai ulasan akan dikemukakan hal berikut. Pada permulaan musim


hujan kita melihat gejala bahwa beberapa jenis lampu bisa lampu pijar neon atau

3
Jasin, Maskoeri. Ilmu Alamiah Dasar (Penerbit Rajagrafindo Persada, 1997), 12-13
lainnya, dan merkuri, pada malam hari dikerumuni berbagai jenis serangga. Gejala
ini membangkitkan suatu hipotesis, bahwa serangga tertarik pada sinar tertentu
tetapi tidak tertarik pada sinar yang lain.

Untuk membuktikan hipotesis tersebut dirancang suatu eksperimen di


laboratorium dengan menggunakan berbagai jenis serangga misalnya laron, lalat
rumah lalat buah, nyamuk, belalang dan sebagainya. Sedangkan untuk sinarnya
dipakai berbagai sinar misalnya merah, biru, hijau, kuning, dan sebagainya. Dari
hasil percobaan ternyata serangan serangga tertarik pada sinar biru dan tidak tertarik
pada sinar lain.

Hal tersebut adalah contoh dari langkah berikutnya, yaitu pengujian


masalah yang merupakan berbagai usaha pengumpulan fakta-fakta yang relevan
dengan hipotesis yang telah diajukan, untuk memperlihatkan apakah fakta-fakta itu
mendukung hipotesis atau tidak. Fakta dapat diperoleh melalui pengamatan
langsung, eksperimentasi dan dikumpulkan melalui pengindraan. Segala sesuatu
yang tidak dapat di indra maka tidak dapat diselidiki oleh ilmu alamiah walaupun
pengindraan tidak selalu langsung dan perlu melakukan pengulangan agar
pengindraan tepat dan benar.

Eksperimen merupakan langkah ilmiah dalam pengujian hipotesis. Fungsi


eksperimen adalah memberikan bukti sehingga jawaban yang bersifat dugaan itu
menjadi jawaban yang benar dan alamiah. Hipotesis juga bisa diuji kebenarannya
melalui metode bagi penelitian yang meliputi teknik pengambilan, sampel teknik,
pengumpulan data, teknik penagolahan, atau tabulasi data, dan analisis data.
Pengujian hipotesis dalam metode ilmiah pada penelitian ilmiah dicerminkan oleh
hasil penelitian yang meliputi kesimpulan.

Contohnya serangga yang telah dikemukakan menunjukkan bukti


kebenaran hipotesis dan disokong oleh bukti dari berbagai pengujian. Lalu
disusunlah suatu teori serangga tertarik pada sinar yang memiliki panjang
gelombang tertentu tetapi tidak tertarik pada sinar yang memiliki panjang
gelombang tertentu lainnya.
Pernyataan ini lebih luas daripada yang didasarkan eksperimen di
laboratorium. Selanjutnya teori itu berlaku di berbagai tempat dengan keterbatasan
tertentu yakni kondisi lainnya harus sama, bila teori tersebut memiliki ramalan atau
prediksi tinggi kemungkinan berlakunya menjadi lebih luas. Beberapa teori
menunjukkan validitas yang umum sehingga memiliki rangkuman yang tinggi
maka teori itu menjadi hukum alam.

Hukum gravitasi juga ditemukan dari penginderaan oleh Newton


berdasarkan hukum gravitasi itulah manusia dapat meninggalkan bumi dengan
roket menuju benda-benda angkasa lainnya dari teori hubungan sinar dengan
serangga di atas dikembangkan teori-teori baru atau memanfaatkan teori itu untuk
bidang pertanian dan kesehatan misalnya dikembangkan lampu pengusir serangga
yang dipasang di sekitar gudang biji-bijian lampu perangkap nyamuk dan
sebagainya. 4

Langkah yang terakhir adalah kesimpulan dimana dari penelitian ini dapat
menghasilkan suatu teori. Teori ini masih selalu dapat diuji dalam hal kemantapan
nya artinya bilamana diadakan penelitian ulang yang dilakukan oleh siapapun
dengan langkah-langkah yang serupa dan pada kondisi yang sama akan diperoleh
hasil yang konsisten. Metode keilmuan ini bersifat objektif bebas keyakinan
perasaan dan prasangka pribadi serta bersifat terbuka artinya dapat diuji oleh ulang
oleh siapapun.

Dengan demikian kesimpulan yang diperoleh lebih dapat diandalkan dan


hasilnya lebih mendekati kebenaran, jika suatu himpunan pengetahuan dapat
digolongkan sebagai ilmu pengetahuan bilamana cara memperolehnya
menggunakan metode keilmuan, yaitu gabungan antara rasionalisme dan
empirisme, atau gabungan deduktif dengan induktif secara lengkap dapat dikatakan
bahwa suatu himpunan pengetahuan dapat disebut IPA (ilmu pengetahuan alam),
bilamana memenuhi syarat berikut objek yang dikumpulkan melalui keilmuan
metode keilmuan serta mempunyai manfaat untuk kesejahteraan manusia.

4
Maskoeri, Op.Cit., 13-14

Anda mungkin juga menyukai