Anda di halaman 1dari 4

C.

KETERBATASAN DAN KEUNGGULAN METODE ILMIAH

1. .Keterbatasan

Dengan metode ilmiah dapat dihasilkan ilmu atau pengetahuanyang ilmiah. Dalam pengujian
hipotesis, diperlukan data. Data ini berasal dari pengamatan yang dilakukan oleh pancaindera.
Kita mengetahui bahwa panca indera mempunyai keterbatasan untuk menangkap sesuatu fakta.
Dengan demikian maka data yang terkumpul juga tidak sesuai dengan yang sebenarnya.
Kesimpulan yang diambil berdasarkan data tidak benar, tentu saja juga tidak akan benar.
Jadi,peluang terjadinya kekeliruan suatu kesimpulan yang diambilberdasarskan metode ilmiah
tetap ada.
Beberapa keterbatasan metode ilmiah :
1 metode ilmiah tidak mungkin bisa menjangkau objek yang bersifat inmateri (gaib),
dikarenakan tidak adanya wujud, ukuran dan timbangan yang jelas.
2. terlalu bergantung pada objek yang ada
3. metode ilmiah akan berubah bila objek yang di amati telah berubah.
Sebagai contoh ilmuan mengatakan bahwa suhu diatas puncak merapi adalah 35 derajat c, namun
apa yang di kemukakan oleh ilmuan akan berubah seiring berubahnya cuaca dan suhu
4. kurang valid, karena tidak semua hasil dari metode atau penelitian di suatu daerah akan bisa di
terapkan untuk daerah lain.
5. membutuhkan waktu yang lama, karena penelitian dilakukan secara berulang.
6. membutuhkan biaya yang sangat mahal, karena setiap penelitian memerlukan alat bantu
berupa peralatan yang menggunakan tehnologi canggih.
7. dapat terhapus atau tidak di pakai bila terbukti ditemukan kesalahan dan bila muncul teori lain
yang dianggap lebih berguna
8. cenderung kaku dan tidak terpengaruh oleh rasio Dari uraian di atas dapat kita simpulkan
bahwa setiap teori selalu memiliki sisi positive dan negatif. Metode ilmiah atau proses ilmiah
merupakan proses keilmuan untuk memperoleh pengetahuan secara sistematis berdasarkan bukti
fisis. Hasil eksperimen tidak pernah dapat membenarkan suatu hipotesis, melainkan
meningkatkan probabilitas kebenaran hipotesis tersebut. Hasil eksperimen secara mutlak bisa
menyalahkan suatu hipotesis bila hasil eksperimen tersebut bertentangan dengan prediksi dari
hipotesis
2.keunggulan metode ilmiah

Ciri ilmiah yaitu obyektif, metodik, sistimatik dan berlaku umum olehkarena itu orang akan
terbimbing sedemikian hingga padanyaterkembangkan suatu sikap ilmiah.Sikap ilmiah yaitu :

1). Mencintai kebenaran yang obyektif, dan bersikap adil


2). Menyadari bahwa kebenaran ilmu tidak absolut
3). Tidak percaya pada takhyul, astrologi maupun untung-untungan.
4). Ingin tahu lebih banyak
5). Tidak berpikir secara prasangka
6). Tidak percaya begitu saja pada suatu kesimpulan tanpa adanyabukti-bukti yang nyata.
7). Optimis, teliti dan berani menyatakan kesimpulan yang menurutkeyakinan ilmiahnya adalah
benar.

D.AWAL TIMBULNYA ILMU PENGETAHUAN ALAM

Ilmu pengetahuan alam merupakan suatu ilmu yang mempelajari tentang pengungkapan rahasia
dan gejala alam meliputi asal mula alam semesta dengan segala isinya, termasuk proses,
mekanisme, sifat benda maupun peristiwa yang terjadi. Pengetahuan yang diperoleh dari alam
semesta ini selanjutnya merupakan dasar dari pengembangan ilmu pengetahuan alam (IPA).

Awal dari IPA dimulai pada saat manusia memperhatikan gejala-gejala alam, mencatatnya
kemudian mempelajarinya. Pengetahuan yang diperoleh mula-mula terbatas pada hasil
pengamatan terhadap gejala alam yang ada. Kemudian makin bertambah dengan pengetahuan
yang diperoleh dari hasil pemikirannya. Selanjutnya dari peningkatan kemampuan daya pikirnya
manusia mampu melakukan eksperimen untuk membuktikan dan mencari kebenaran dari suatu
pengetahuan. Dari hasil eksperimen ini kemudian diperoleh pengetahuan yang baru. Setelah
manusia mempu memadukan kemampuan penalaran dengan eksperimen ini lahirlah IPA (Ilmu
Pengetahuan Alam) sebagai suatu ilmu yang mantap

Pada mulanya ilmu pengetahuan timbul di Asia,meluas ke Yunani. Kembali ke Asia di Timur
Tengah, baru kemudian di Eropa (Febri,2009). Perkembangan IPA itu sendiri mulai berkembang
sangat lambat antara abad 15-16. Namum perkembangan IPA lebih pesat setelah adanya konsep
Copernicus yang kemudian diperkuat Galileo (konsep geosentris, konsep heliosentris), dikenal
sebagai permulaan abad ilmu pengetahuan modern (kebenaran berdasarkan induksi). Di awal
abad 20 perkembangan ipa khususnya bidang fisika makin berkembang pesat setelah konsep
fisika kuantum dan relativitas dan bermunculan beberapa fisikawan yang terkenal seperti
newton. Hal tersebut perlu di rebisi dan penyesuaian dengan konsep ilmu pengetahuan ke Era
pemikiran yang modern.

Perkembangan ipa tidak jauh dari kaitan Landasan Ilmu Pengetahuan itu sendiri antara lain :
1. Hipotesis
Merupakan strata ilmu yang paling rendah, berupa dugaan atau prediksi yang diambil
berdasarkan pengetahuan atau teori yang sudah ada untuk menjawab penelitian yang sedang
dilakukan.
2.Teori

Merupakan strata ilmu yang lebih tinggi dari hipotesis, berupa landasan ilmu yang telah teruji
kebenarannya, namun teori masih mungkin untuk dikoreksi dengan teori baru yang lebih tepat.
3.Hukum dan dalil
Merupakan strata ilmu yang paling tinggi, berupa teori yang telah diuji terus-menerus dan
diketahui tidak ditemukan adanya kesalahan.

E. PENGERTIAN IPA KLASIK DAN IPA MODERN

1.IPA KLASIK

IPA klasik merupakan suatu proses IPA di mana teori dan eksperimen memiliki peran saling
melengkapi dan memperkuat. IPA klasik memiliki kajian yang bersifat makroskopik, yakni
mengacu pada hal-hal yang berskala besar dan kaidah pengkajiannya menggunakan cara
tradisional. Di samping kajian yang bersifat makrokopis, ciri lain IPA klasik adalah lebih
mendahulukan eksperimen dari pada teori.

IPA klasik secara umum, sebagai contoh digambarkan pembuatan ragi tempe dan juga ragi tapis;
meskipun hanya berdasarkan pengalaman petani, namun tanpa disadari petani tersebut telah
berkecimpung dalam bidang mikrobiologi, mikologi, dan tentu saja tidak lepas dari ilmu fisika
yang mendasarinya.

2. Pengertian IPA Modern

IPA modern adalah suatu proses IPA di mana penekanan terhadap teori lebih banyak dari pada
praktek. IPA modern memiliki telaahan yang bersifat mikroskopik, yakni sesuatu yang bersifat
detail dan berskala kecil. Selain itu, IPA modern menerapkan teori eksperimen, di mana ia
menggunakan teori yang telah ada untuk eksperimen selanjutnya.

IPA modern muncul berdasarkan penelitian maupun pengujian dan telah diadakan pembaharuan
yang dikaitkan dengan berbagai disiplin ilmu yang ada. Proses canning, pengalengan ikan, buah-
buahan, dan berbagai kegiatan yang berkaitan dengan fisika, biologi, kimia, biokimia, dan
sebagainya merupakan hasil perkembangan IPA yang telah dinikmati oleh manusia.

Anda mungkin juga menyukai