Anda di halaman 1dari 14

Tugas kelompok 1

KONSEP DASAR PENELITIAN KEPERAWATAN

OLEH :
Ivoni astria guslina
Delfia netti
Netrinofnita
Lola gusendang

DOSEN PEMBIMBING :

UNIVERSITAS PERINTIS INDONESIA


BUKITTINNGI
2023
KONSEP DASAR PENELITIAN KEPERAWATAN

1. Hakikat ilmu pengetahuan dan penelitian


Ilmu pengetahuan merupakan produk kegiatan berfikir manusia untuk
meningkatkan kualitas kehidupannya dengan jalan menerapkan ilmu pengetahuan yang
diperoleh. Karena itulah ilmu pengetahuan akan melahirkan pendekatan baru dalam
berbagai penyelidikan. Hal ini menunjukkan studi tentang keilmuan tidak akan berhenti
untuk dikaji bahkan  berkembang sesuai dengan ilmu pengetahuan dan teknologi. Harus
pula diakui bahwa sejarah  perkembangan ilmu pengetahuan, tidak terlepas dari sejarah
perkembangan filsafat ilmu, sehingga muncullah ilmuan yang digolongkan sebagai
filosof dimana mereka meyakini adanya hubungan antara ilmu pengetahuan dan filsafat
ilmu. Filsafat ilmu yang dimaksud disini adalah sistem kebenaran ilmu sebagai hasil dari berfikir radikal,
sistematis dan universal.
Oleh karena itu, filsafat ilmu hadir sebagai upaya menata kembali  peran dan fungsi ilmu
pengetahua dan teknologi sesuai dengan tujuannya, yakni memfokuskan diri terhadap
kebahagiaan umat manusia. Dengan demikian kemajuan ilmu pengetahuan selama satu setengah abad
terakhir ini, lebih banyak dari pada selama berabad-abad sebelumnya. Hal ini dikarenakan semakin
berkembanya zaman, semakin berkembang pula sains dan teknologi.. 
Fenomena ini merupakan kebangkitan kesadaran manusia untuk mengkaji ilmu pengetahuan.
Filsafat dan ilmu adalah dua kata yang saling terkait, baik secara substansi maupun historis karena
kelahiran ilmu tidak lepas dari peranan filsafat, sebailknya perkembangan ilmu  pengetahuan
memperkuat keberadaan filsafat.
Pada hakikatnya upaya manusia dengan memperoleh pengetahuan hanya
didasarkan  pada tiga masalah pokok, yakni : apa yang ingin diketahui? Bagaimana
memperoleh ilmu  pengetahuan itu dan apakah nilai atau manfaat pengetahuan
itu? Ketiga persoalan ini akan menjadi kajian dalam  proses mengetahui ilmu
pengetgahuan. Karena ketiga ilmu pengetahuan diperoleh tanpa memperhatikan apa
sebenarya apa yang akan diketahui, bagaimana barusaha untuk mengetahuinya dan
bagaimana ilmu pengetahuan itu bermanfaat baik pada diri sendiri maupun kepada orang
lain.
Menyadari akan sangat luasnya uraian tentang ilmu pengetahuan dan kaitannya
uraian-uraian di atas maka masalah pokok yang dikaji dalam makalah ini adalah: “apa
ontologi dan  bagaimana epistimologi serta apa aksiologi ilmu pengetahuan dalam
perspektif filsafat ilmu”. Agar lebih sistematis makalah ini, Penulis akan merumuskan
masalah yang menjadi landasan  pijak dalam uraian yang terkait erat dengan
pembahasan-pembahasan berikutnya

2. Pendekatan penelitian ( Induktif – deduktif )

Pengertian Induktif

Penalaran induktif adalah cara berpikir yang berdasar pada kejadian yang khusus untuk
memastikan teori, hukum, konsep yang umum. induktif diawali dengan mengutarakan teori
yang memiliki batasan eksklusif pada saat membuat pernyataan yang diakhiri dengan
pernyataan yang memiliki karakter umum. Jujun.S.Suriasumantri: 2005)

Sementara itu menurut wikipedia berpikir induktif adalah cara yang dipakai dalam
bernalar atau berpikir yang berdasar pada sesuatu yang khusus mengarah ke umum. Ini
menjadikan induktif merupakan metode generalisasi.

Pendekatan induktif mementingkan pada aktivitas pemeriksaan terlebih dahulu yang


dilanjutkan dengan menarik kesimpulan berlandaskan pemeriksaan tersebut.

Seperti yang telah disampaikan di atas bahwa pendekatan ini sering dinamakan sebagai
pendekatan dari penarikan kesimpulan dari yang khusus menuju umum.

Penelitian induktif akan dilakukan ketika sumber referensi tidak ditemukan pada sebuah
topik, seringkali dilaksanakannya penelitian induktif karena tidak ada teori yang bisa diuji.

Contoh Penelitian Induktif

Langkah Induktif
Pendekatan induktif terdiri dari tiga langkah, berikut merupakan langkah beserta contoh
penelitian induktif:

1. Observasi atau Pengamatan

 Penerbangan maskapai bertarif rendah ditunda


 Kucing A dan B memiliki kutu
 Kehidupan kera bergantung pada air

2. Amati polanya

 30 penerbangan pada maskapai bertarif rendah ditunda


 Semua kucing yang diamati memiliki kutu
 Keberadaan semua hewan yang diamati bergantung pada air

3. Mengembangkan teori

 Maskapai berbiaya rendah selalu mengalami penundaan


 Semua kucing memiliki kutu
 Semua kehidupan biologis bergantung pada air

Keterbatasan induktif

Kesimpulan yang diambil atas dasar metode induktif tidak pernah dapat dibuktikan, tetapi
dapat dibatalkan.

Contoh:

Peneliti telah mengamati 200 penerbangan dari maskapai penerbangan bertarif


rendah. Semuanya mengalami penundaan, yang sesuai dengan teori peneliti. Namun,
peneliti tidak pernah bisa membuktikan bahwa penerbangan 201 juga akan ditunda.
Namun, semakin banyak data yang dikumpulkan maka keakuratan kesimpulan bisa
semakin bisa diandalkan.

Pengertian Deduktif
Penalaran deduktif adalah cara berpikir yang mengimplementasikan sesuatu yang
umum dan selanjutnya dikaitkan dengan aspek-aspek yang sesuatu yang khusus. Secara
umum arti dari deduksi itu sendiri adalah penarikan kesimpulan dari situasi yang umum,
memperoleh yang khusus dari hal yang umum.

Pendekatan atau metode deduktif merupakan sesuatu yang memakai logika untuk
membuat satu atau lebih kesimpulan berlandaskan beberapa premis yang diberikan. Pada
deduktif yang rumit peneliti bisa membuat kesimpulan lebih dari satu.

Pada metode deduktif kebenaran sudah dipahami secara umum, selanjutnya


kebenaran tersebut akan mencapai pengetahuan baru mengenai isu atau indikasi khusus.
Bila disimpulkan deduksi adalah aktivitas berpikir yang berdasar pada hal umum (teori,
konsep, prinsip, keyakinan) mengarah ke khusus.

Berlandaskan hal yang umum mengarah kepada kesimpulan yang khusus yang
adalah elemen dari masalah atau kejadian.

Saat melaksanakan penelitian deduktif, peneliti harus selalu memulai dengan teori
(hasil penelitian induktif). Maksud dari penalaran secara deduktif adalah menguji teori-
teori. Bila tidak ada teori, maka peneliti belum bisa melaksanakan penelitian deduktif.

Contoh Penelitian Deduktif

Langkah deduktif

Pendekatan penelitian deduktif terdiri dari empat langkah. Di bawah ini adalah
langkah dengan contoh penelitian deduktif:

1. Mulai dengan teori yang sudah ada

 Maskapai berbiaya rendah selalu mengalami penundaan


 Semua kucing memiliki kutu
 Semua kehidupan biologis bergantung pada air
2. Merumuskan hipotesis berdasarkan teori yang ada

 Jika penumpang terbang dengan maskapai berbiaya rendah, maka akan


selalu mengalami penundaan
 Semua kucing peliharaan yang ada di lingkungan peneliti (satu lingkungan
kos) mempunyai kutu
 Keberadaan semua mamalia darat bergantung pada air

3. Kumpulkan data untuk menguji hipotesis

 Kumpulkan data penerbangan maskapai bertarif rendah


 Uji semua kucing yang ada di sebuah lingkungan peneliti (satu lingkungan
kos) apakah ada kutu
 Pelajari semua spesies mamalia darat untuk melihat apakah mereka
bergantung pada air

4. Analisis hasil: apakah menolak atau menerima hipotesis?

 3 dari 200 penerbangan maskapai bertarif rendah tidak ditunda = tolak


hipotesis
 5 dari 10 kucing tidak memiliki kutu = tolak hipotesis
 Semua spesies mamalia darat bergantung pada air = mendukung hipotesis

Keterbatasan deduktif

Kesimpulan dari penalaran deduktif hanya bisa benar jika semua premis yang
ditetapkan pada studi induktif benar dan jelas.

Contoh

    Semua kucing memiliki kutu (premis)


     Teguh adalah seekor kucing (premis)

    Teguh memiliki kutu (kesimpulan)

Berlandaskan premis yang telah ada, kesimpulannya pasti benar. Namun, jika
premis pertama ternyata salah, kesimpulan bahwa Teguh memiliki kutu tidak bisa
diandalkan.

Maksud Penelitian Induktif

Pengertian dari cara induktif pada penelitian, merupakan metode yang pada
proses pikirnya diawali dari sesuatu yang khusus mengarah ke umum, dimana dalam
melakukan kesimpulan menggunakan pengamatan.

Penelitian induktif mempunyai tujuan untuk menemukan pengetahuan baru. Ini


dapat diawali pada sesuatu yang menarik dan sedang digeluti peneliti. Peneliti akan
menentukan masalah penelitian berdasarkan apa yang sedang digeluti dan ditentukan
untuk menyusun pertanyaan penelitian. Selanjutnya peneliti akan berupaya untuk
memperoleh datanya.

Peneliti bisa memakai macam-macam metode penelitian untuk menghimpun data


sebagai bahan dasar pertanyaan penelitian. Pengumpulan bisa dilakukan dengan cara
observasi, wawancara dsb.

Pada langkah analisis, peneliti akan mengamati apakah ada pola tertentu dari data
yang telah dihimpunnya. Sementara pada bagian final penelitian induktif, peneliti akan
menyusun teori dengan memakai pola dan data yang telah ditemukan.

Berdasarkan teori Beralas yang diungkapkan Glaser dan Strauss menyatakan


bahwa inti dari penemuan pengetahuan baru akan berproses dengan cara siklik. Pada
penelitian induktif ini menggunakan pendekatan bottom-up.
Peneliti yang mempunyai wawasan dan pikiran terbuka, objektif dan tidak ada
gagasan idealis yang telah ada. Akan berkesempatan untuk menemukan pada penemuan
teori yang baru.

Maksud Penelitian Deduktif

Pengertian dari cara deduktif pada penelitian, merupakan metode yang pada
aktivitas berpikirnya diawali dari sesuatu yang umum mengarah ke khusus, dan pada saat
memutuskan kesimpulannya memakai logika.

Penelitian deduktif memiliki caranya tersendiri dalam melakukan prosesnya.


Selain berbeda dengan penelitian induktif, penelitian deduktif juga memakai pendekatan
yang berbeda pula yakni top-down.

Bila dipahami lebih lanjut penelitian deduktif merupakan penelitian yang memiliki
kategori untuk aktivitas pengujian hipotesis yang bertujuan untuk memvalidasi sebuah
teori. Lain halnya pada penelitian induktif yang menciptakan sebuah pengetahuan baru,
penelitian induktif lebih pada untuk menguji sebuah teori.

Penelitian deduktif tidak berupaya untuk mencari pola pada data namun memakai
observasi dengan artian untuk memverifikasi sebuah pola. Ini dipakai peneliti untuk
memanipulasi teori.

Pendekatan deduktif sangat akrab dengan penelitian kuantitatif, yang mana


peneliti akan berupaya untuk menemukan sebab akibat dan mempresentasikan sebuah
analisis statistik.

Perbedaan Penelitian Induktif dan Deduktif

Pendekatan

Pada aktivitasnya penelitian deduktif dan penelitian induktif harus dilihat dari
sudut kebalikannya atau saling berlawanan. Dimana penelitian deduktif memakai
pendekatan top-down, sementara penelitian induktif memakai pendekatan bottom-up.
Tujuan

Dari segi tujuan penelitian, penelitian induktif mempunyai tujuan untuk


menciptakan pengetahuan baru dan memproduksi teori baru. Sementara pada penelitian
induktif mempunyai tujuan untuk menguji teori atau memverifikasinya.

Pertanyaan Penelitian vs Hipotesis

Pada penelitian induktif, peneliti akan terpusat pada pencarian jawaban, yang
berfungsi untuk pertanyaan penelitian sementara pada penelitian deduktif terfokus pada
pengujian teori atau hipotesis.

Penggunaan

Pendekatan induktif sering kali dipakai dan dimanfaatkan pada penelitian


kualitatif yang didalamnya terkandung data gambaran yang luas. Sementara pendekatan
deduktif kerap kali dipakai pada penelitian kuantitatif yang berhubungan dengan numerik
(angka)

Penggunaan Observasi

Pada penelitian induktif, peneliti akan berupaya untuk mendapatkan sebuah pola
data dengan cara observasi. Sementara pada penelitian deduktif, peneliti akan berupaya
untuk memverifikasi sebuah pola dengan memakai observasi.

Itulah beberapa perbedaan dari penelitian induktif dan deduktif, dimana penelitian
pasti dipakai berdasar apa tujuan dari penelitian.

Kesimpulan

Berdasar apa yang telah dijabarkan, perbedaan mendasar dari penalaran atau
penelitian induktif dan deduktif adalah bahwa induktif berfokus untuk mengembangkan
teori sementara deduktif berfokus untuk menguji teori yang telah ada.
Penelitian induktif memiliki aktivitas untuk pengamatan yang spesifik/khusus ke
generalisasi luas, sementara deduktif adalah kebalikannya. Kedua pendekatan tersebut
dimanfaatkan untuk berbagai macam penelitian dan tidak jarang banyak peneliti
memadukan keduanya dalam aktivitas penelitian yang berskala besar.

3. Pengertian metodologi penelitian , berfikir, dan bersikap ilmiah serta urgensi


metodologi penelitian dalam pengembangan iptek
 Pengertian metodologi
penelitian Metodologi penelitian berasal dari kata “metode” yang artinya cara
yang tepat untuk melakukan sesuatu; dan “logos” yang artinya ilmu atau
pengetahuan. Jadi metodologi artinya cara melakukan sesuatu dengan
menggunakan pikiran secara saksama untuk mencapai suatu tujuan.
Secara etimologi, penelitian berasal dari bahasa Inggris research (re berarti
kembali dan search berarti mencari). Dengan demikian research berarti mencari
kembali. Penelitian adalah suatu kegiatan yang dilaksanakan dengan suatu
sistematika. Penelitian adalah suatu kegiatan untuk mencari, mencatat,
merumuskan dan menganalisis sampai menyusun laporannya.

Metodologi penelitian adalah ilmu mengenai jalan yang dilewati untuk


mencapai pemahaman dengan syarat ketelitian dalam arti kebenarannya harus
dapat dipercayai. Metode penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk
mendapatkan informasi dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Berdasarkan
pengertian dan landasan-landasan di atas dapat disimpulkan bahwa Metodologi
penelitian adalah suatu cabang ilmu pengetahuan yang menbicarakan atau
mempersoalkan mengenai cara-cara melaksanakan penelitian berdasarkan fakta-
fakta atau gejala-gejala secara ilmiah yang teiji kebenarannya.

 Pengertian berfikir ilmiah


Berfikir ilmiah adalah cara berfikir yang menggunakan aturan tertentu dari
penemuan masalah sampai di tariknya kesimpulan setelah masalah itu
dipecahkan. Dalam hal cara berfikir ilmiah, John Dewey (yang dikutip Prof.
Sutrisno Hadi) menggunakan taraf berfikir ilmiah sebagai berikut:
a) The felt need
Dalam taraf permulaan orang merasa adanya suatu masalah, untuk menyesuaikan
alat dengan tujuannya, atau untuk menerangkan kejadian yang tak terduga-duga.
b) The problem
Setelah menyadari masalahnya, dalam langkah ini pemikir ilmiah berusaha
menegaskan persoalan itu dalam bentuk perumusan masalah.
c) The hypothesis
Dalam langkah ini pemikir ilmiah mulai mengajukan kemungkinan
pemecahannya atau mencoba menerangkan; berdasarkan atas teori-teori, dugaan-
dugaan, kesan-kesan umum yang belum merupakan kesimpulan akhir.
d) Collection of data as evidence
Dalam langkah ini pemikir menganbil kesimpulan berdasarkan analisa terhadap
bukti-bukti yang dihayati untuk menguji hipotesis.
f) General value of the conclusion (T.L. Kelley)
Pemikiran untuk menilai pemecahan-pemecahan baru dari kebutuhan masa datang
yang disebut dengan ferleksi.

Berfikir ilmiah adalah berfikir yang logis dan empiris. Logis: masuk akal,
empiris: Dibahas secara mendalam berdasarkan fakta yang dapat dipertanggung
jawabkan. Untuk melakukan kegiatan ilmiah secara baik diperlukan sarana beerpikir.
Tersedianya sarana tersebut memungkinkan dilakukannya penelaahan ilmiah secara
teratur dan cermat. Penguasaan sarana berpikir ilmiah ini merupakan suatu hal yang
bersifat imperatif bagi seorang ilmuwan. Penguasaan sarana berpikir ilmiah tidak akan
dapat melaksanakan kegiatan berpikir ilmiah yang baik. Untuk dapat melakukan kegiatan
berpikir ilmiah dengan baik diperlukan sarana berpikir ilmiah berupa: “[1] Bahasa Ilmiah,
[2] Logika metematika, [3] Logika statistika. Bahasa ilmiah merupakan alat komunikasi
verbal yang dipakai dalam seluruh proses berpikir ilmiah. Bahasa merupakan alat berpikir
dan alat komunikasi untuk menyampaikan jalan pikiran seluruh proses berpikir ilmiah
kepada orang lain. Logika matematika mempunyai peran penting dalam berpikir deduktif
sehingga mudah diikuti dan dilacak kembali kebenarannya Sedangkan logika statistika
mempunyai peran penting dalam berpikir induktif mencari konsep- konsep yang berlaku
umum”.

• Pengertian bersikap ilmiah

Bersikap ilmiah adalah merupakan salah satu sikap tanggung jawab seorang
peneliti untuk berperan serta mengembangkan ilmunya. Sikap ilmiah menurut Harsojo
(1972) adalah sebagai berikut:

 Berpikir sederhana
Dimaksudkan cara berpikir, cara menyatakan pendapat atau cara
pengujian dilkukan dengan cara sederhana. Apabila suatu gejala dapat
dijelaskan secara memadai oleh suatu penjelasan yang sederhana, tidak
perlu dilakukan secara berputar-putar dan dipandang rumit.
 Sikap tidak memihak
Ilmu tidak dimaksudkan membuat penilaian baik atau buruk, tetapi
semata-mata mencari kebenaran. Seorang peneliti tidak boleh memutar
balikkan fakta dan berpihak pada preferensi politik, agama, maupun moral
tertentu.
 Sikap sabar
 Seorang peneliti tidak boleh mudah menyerah dan kuat menerima tekanan
dalam usaha mempertahankan pendapatnya dan tetap berusaha mencari
fakta yang lain sebagai dukungan pernyataan dimaksud
 Bersikap skeptic
Skeptis diartikan yaitu harus tetap bersikap tidak mudah percaya pada
pernyataan selama hal tersebut belum didukung oleh data yang cukup
kuat. Seorang peneliti harus berhati-hati dan teliti dalam memberikan
penilain pada pernyataan ilmiah. Sikap ini yang menyebabkan seorang
peneliti selalu kritis terhadap persoalan yang di hadapi.
 Bersikap obyektif
 Yaitu menilai suatu masalah atau gejala sebagimana adanya. Hindarkan
pengaruh yang bersikap subyektif akibat adanya muatan tertentu.
 Bersifat relative
Seorang peneliti harus mengusai ilmunya, tidak memihak pada suatu
kepentingan tertentu diluar konteks dan harus mempunyai keyakinan
berdasarkan atas fakta yang diperoleh.

Beberapa sikap ilmiah dikemukakan oleh Mukayat Brotowidjoyo (1985 :31-34)


yang biasa dilakukan para ahli dalam menyelesaikan masalah berdasarkan metode ilmiah,
antara lain :

a. Memiliki rasa ingin tahu yang tinggi

b. Jujur

c. Terbuka

d. Toleran

e. Optimis

f. Pemberani

• Urgensi metodologi penelitian dalam pengembangan IPTEK


Metodologi penelitian sangat erat hubungannya dengan perkembangan IPTEK,
dikarenakan dalam perkembangan IPTEK di butuhkan proses yang membutuhkan data
atau fakta yang mendukung. Kemajuan IPTEK tidak jauh dari penelitian, dimana dalam
penelitian membutuhkan komunikasi untuk suatu proses mengalihkan suatu ide dari
sumber ke satu penerima atau lebih dengan maksud dapat merubah perilaku, persepsi
tentang sesuatu. Komunikasi di tekankan sebagai pemindahan ide, gagasan, lambang dan
didalam prose situ melibatkan orang lain dalam suatu penelitian.
IPTEK dapat berperan sebagai media dalam penelitian yaitu dengan perkembangan
IPTEK seorang peneliti dapat mempulikasikan temuanya kepada masyarakat banyak,
serta begitu juga sebaliknya yaitu dengan penelitian para peneliti atau ilmuan dapat
membuat suatu teknologi sebagai sarana untuk kemudahan masyarakat, sehingga dengan
begitu IPTEK akan meningkat.

Anda mungkin juga menyukai