Anda di halaman 1dari 19

Humaniora Mengenai Metode

Ilmu Pengetahuan

KELOMPOK 4
Elviana Prihatiningsih(P27224020 533)
Febri Fitria Anggraini (P27224020 534)
FitriaNurjamilah (P27224020 535)
Frika Mareta (P27224020 536)
Gatri Nur Fatwa (P27224020 537)
Hafifah Fatiarani Balqis (P27224020 538)
Latar Belakang
Menurut Himsworth (1997), manusia
adalah makhluk yang berpikir. Setiap saat
dari hidupnya, sejak dia lahir sampai
masuk liang lahat, dia tak pernah berhenti
berpikir.
Berpikir ilmiah adalah menggunakan akal
budi untuk mempertimbangkan,
memutuskan, mengembangkan dan
sebagainya (James, 1999).
Metode berfikir ilmiah dapat dilakukan
melalui tiga jenis penalaran, yaitu
 Penalaran Deduktif,
Penalaran Induktif, dan
Penalaran Abduktif (Redja, 2001).
Pengertian Metode Ilmiah

Metode Ilmiah Pelaksanaan metode


merupakan suatu cara ilmiah ini meliputi
sistematis yang enam tahap, yaitu:
digunakan oleh para 1. Mengumpulkan
ilmuwan untuk keterangan
memecahkan 2. Merumuskan masalah
masalah yang 3. Menyusun hipotesis
dihadapi 4. Menguji hipotesis
 5. Mengolah data (hasil)
6. Menguji kesimpulan
Salah satu hal yang penting dalam dunia
ilmu adalah penelitian (research).

research atau penelitian dapat didefinisikan


sebagai suatu usaha untuk mengembangkan
dan mengkaji kebenaran suatu pengetahuan.
Umumnya ada empat karakteristik penelitian
ilmiah, yaitu :
Sistematik.
Logis.
Empirik.
Replikatif
Sistematika Keilmuan
Sistematika keilmuan mempunyai
dwifungsi, yaitu disatu pihak berupa hasil
upaya penemuan asas pengaturan, sedang
dilain pihak menjadi titik tolak untuk
menggalakkan penemuan-penemuan baru.
kriteria dan bagaimana langkah-langkah
yang berlangsung dalam metode ilmiah
Karakteristik Metode Ilmiah

Di dalam skema di atas tampak sejumlah


kriteria pokok yang perlu diperhatikan,
kemudian dijelaskan lebih lanjut masing-masing
maknanya. Metode
Berdasarkan Fakta
Pertimbangan Obyektif
Asas Analitik
Sifat Kuantitatif
Logika Deduktif-Hipotetik
Logika Induktif-Generalisasi
Langkah-langkah Metode Ilmiah

Dari skema di atas. (Sistematika keilmuan)


terdapat lima langkah pokok dengan urutan
logis yang searah, namun tidak perlu langkah
demi langkah terikat seketat itu, melainkan
dapat saja terjadi lompatan atau jalan potong
kompas.
langkah-langkah pokok tersebut adalah unsur-
unsur peristiwa dalam struktur penelitian
ilmiah atau mempunyai analogi dengan
“events” di dalam suatu “network planning”.
Penetapan Perumusan Hipotesis
Masalah(Langkah -1) (Langkah-3)
Menyusun Kerangka Pengujian Hipotesis
Pemikiran dan (langkah-4)
Premis-Premis Penarikan
(Langkah-2) Kesimpulan
(langkah-5)
B. Metode Abduksi

Semula Pierce menganggap bahwa dalam abduksi, yang


merupakan bentuk dan cara penyimpulan, ada tiga hal yang
perlu diperhatikan yaitu proposisi tentang suatu hukum (rule),
proposisi tentang suatu kasus (case), dan yang terakhir adalah
prosposisi tentang kesimpulan (result). Ketiganya tergabung ke
dalam silogisme hipotesis jika A maka B atau Dan A Maka B.
Namun, lama-kelamaan Pierce sadar bahwa abduksi bukan
sekedar bentuk logis, tetapi mungkin merupakan tahap awal
penelitian ilmiah abduksi merupakan bentuk silogisme (yang
telah kita telaah bersama dalam logika di bab terdahulu)berawal
dari fakta atau kasus. Dikarenakan setelah itu asa dugaan
sementara dan pasti ada gerak untuk menguji hipotesis tersebut.
Syarat hipotesis yang diajukan :

Jika ada banyak hipotesis karena kayanya


imajinasi seseorang, tetap saja harus
ditentukan hipotesis yang masuk akal dan
diberi prioritas
Hipotesis juga harus mempunyai karakter
ideal dan dapat dibuktikan dan
diterangkan.
Kesimpulan: nilai teorietis fase abduksi
Metode Deduksi

Deduktif adalah proses pengambilan


kesimpulan yang didasarkan kepada
premispremis yang kebenarannya telah
ditentukan (Suriasmumantri, 1982).
Bahwa jika premis benar maka
kesimpulan akan benar. Jika kesimpulan
valid, maka premis pasti benar (Ladyman,
2002)
Metode penalaran deduksi berangkat dari
hipotesa-hipotesa yang bisa dijelaskan, lalu
pada akhirnya kemudian dilakukan
semacam menarikan kesimpulan secara
eksperiensial dari hipotesa yang ada (Keraf
dan Dua, 2001). Eksperiensial adalah
sebuah metode ilmiah melalui tahap-tahap
dalam mengambil kesimpulan, secara
sederhana bisa digambarkan sebagai berikut
;
Penalaran induktif

Penalaran induktif menurut Jen Hendrik


dalam Imron (2016) adalah cara berfikir
untuk menarik kesimpulan dari pengamatan
terhadap hal yang bersifat partikular
kedalam gejala-gejala yang bersifat umum
atau universal. Sehingga dapat dikatakan
bahwa penalaran ini bertolak dari kenyataan
yang bersifat terbatas dan khusus lalu
diakhiri dengan statemen yang bersifat
komplek dan umum.
Langkah Induktif

Pendekatan induktif terdiri dari tiga langkah sebagai berikut :


1. Observasi atau Pengamatan, Contoh :
 Penerbangan maskapai bertarif rendah ditunda
 Kucing A dan B memiliki kutu
 Kehidupan kera bergantung pada air
2. Amati polanya, Contoh:
penerbangan pada maskapai bertarif rendah ditunda
Semua kucing yang diamati memiliki kutu
Keberadaan semua hewan yang diamati bergantung pada air
3. Mengembangkan teori, Contoh :
• Maskapai berbiaya rendah selalu mengalami penundaan
Semua kucing memiliki kutu
Semua kehidupan biologis bergantung pada air
Keterbatasan induktif

Kesimpulan yang diambil atas dasar metode induktif


tidak pernah dapat dibuktikan, tetapi dapat dibatalkan.
Contoh: Peneliti telah mengamati 200 penerbangan
dari maskapai penerbangan bertarif rendah. Semuanya
mengalami penundaan, yang sesuai dengan teori
peneliti. Namun, peneliti tidak pernah bisa
membuktikan bahwa penerbangan 201 juga akan
ditunda. Namun, semakin banyak data yang
dikumpulkan maka keakuratan kesimpulan bisa
semakin bisa diandalkan.
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai