Fisika adalah cabang ilmu pengetahuan alam yang mempelajari materi dan perilakunya dalam
lingkup ruang dan waktu. Tidak sedikit ilmuwan yang menafsirkan bahwa ilmu fisika
merupakan ilmu dasar setelah matematika.
Pada hakikatnya, fisika adalah suatu gabungan dari pengetahuan, cara menganalisis, dan cara
berpikir.
Menurut para ahli, hakikat Fisika dipecah menjadi tiga, yaitu fisika sebagai produk atau a
body knowledge, fisika sebagai sikap atau a way of thinking, dan fisika sebagai proses atau a
way of investigating.
Berikut penjelasan masing-masing hakikat fisika:
Hakikat fisika yang pertama adalah a body knowledge atau yang selanjutnya disebut fisika
sebagai produk. Artinya fisika adalah kumpulan pengetahuan yang terjadi di alam semesta.
Contohnya ada cahaya yang ditangkap oleh mata manusia.
Untuk lebih jelasnya, perhatikan diagram di bawah ini dan penjelasannya.
Hakikat fisika berikutnya adalah a way of thinking atau yang kemudian disebut sebagai fisika
sebagai sikap. Untuk menciptakan produk fisika, diperlukan kreatifitas, pemikiran, dan sikap
ilmiah.
Dengan pemikiran, seseorang akan bisa bersikap dan bertindak sehingga bisa melakukan
kegiatan ilmiah yang menciptakan produk fisika. Dalam melakukan kegiatan ilmiah,
diperlukan sikap-sikap sebagai berikut.
Dan hakikat fisika yang terakhir adalah a way of investigating atau yang selanjutnya disebut
fisika sebagai proses. Hakikat fisika sebagai proses adalah bagaimana cara ilmuwan
melakukan penelitian, percobaan, atau kegiatan ilmiah sampai mereka menghasilkan produk
atau menemukan fakta.
Metode ilmiah merupakan langkah kerja yang dilaksanakan oleh para peniliti untuk
menjawab perkara yang timbul dan diselesaikan secara berurutan dan sistematis.
Metode ilmiah harus memenuhi beberapa krtieria. Setidaknya berikut 5 kriteria metode
ilmiah.
1. Menurut teknik kuantitatif, yaitu data yang diperoleh memakai data ukuran
kuantitatif.
2. Menurut prinsip-prinsip analisis, artinya semua perkara dicari sebab akibat dan
penyelesaiannya dengan analisis yang masuk di akal atau logis.
3. Menurut fakta dan bersifat objektif, yang berarti keterangan yang didapat melalui
penelitian berupa fakta-fakta, bukan halusinasi atau khayalan.
4. Bebas dari prasangka, berarti jauh dari pertimbangan subjektif.
5. Melalui proses hipotesis, artinya hipotesis yang dipakai untuk membimbing cara
berpikir ke tujuan yang ingin dicapai, kemudian memperoleh hasil yang optimal.
Contoh: Sebagai zat cair, air bisa dimanfaatkan menjadi sumber energi pembangkit listrik.
Agar tepat guna, maka karakteristik air perlu diketahui.
2. Merumuskan Masalah
Masalah adalah pertanyaan yang berdasarkan 5W +
1H, what (apa), who (siapa), when (kapan), where (dimana), why (mengapa),
dan how (bagaimana) tentang objek yang akan diteliti.
Contoh: Bagaimana hubungan antara lama pemanasan suatu zat cair dengan suhu zat cair itu
sendiri?
4. Membuat Hipotesis
Hipotesis adalah gagasan atau dugaan sementara tentang perkara yang diteliti. Dan jika telah
diuji hipotesis tidak diterima, kamu harus mengubah gagasan sementara tersebut hingga
akhirnya dapat ditarik kesimpulan.
Contoh: Semakin lama zat cair dipanaskan, maka semakin tinggi juga kenaikan suhu zat cair
tersebut.
5. Melakukan Percobaan atau Eksperimen
Eksperimen atau percobaan dilaksanakan untuk menguji benar atau tidaknya hipotesis. Pada
suatu percobaan kita harus memperhatikan tiga jenis variabel, yaitu:
Variabel kontrol, adalah variabel yang dipertahankan tetap selama percobaan
berlangsung
Variabel bebas, adalah variabel yang dapat diubah kapanpun
Variabel terikat, adalah variabel yang perubahannya tergantung pada variabel bebas.
6. Menganalisis Data
7. Menarik Kesimpulan
Dan langkah metode ilmiah yang terakhir adalah menarik kesimpulan. Kesimpulan
merupakan penilaian dalam suatu hipotesis, apakah yang diajukan dapat diterima atau
ditolak.