Anda di halaman 1dari 12

SAP IX

AJARAN KAUSALITAS
1. Pentingnya Ajaran Kausalitas
• Pada delik materil perlu menentukan sebab
yang pasti dari akibat yang terjadi
• 3 syarat penting terwujudnya delik materil:
1.Terwujudnya perbuatan/tingkah laku
2.Terwujudnya akibat (konstitutif)
3.Ada hubungan kausal antara perbuatan
dengan akibat.
2. Ajaran Kausalitas
1. Teori Sine Qua Non (von Buri)
• Penyebab delik adalah semua faktor yang ada
dan tidak dapat dihilangkan untuk timbulnya
suatu delik.
• Tidak membedakan faktor syarat dengan faktor
penyebab.
• Semua faktor bernilai sama.
• Tanpa salah satu faktor, tidak akan terjadi akibat
menurut waktu, tempat dan keadaan saat delik
itu terjadi.
• Teori ekivalensi : karena menilai semua faktor
adalah sama pentingnya terhadap timbulnya
suatu akibat.
• Bedingungstheorie : karena ajaran ini tidak
membedakan antara faktor syarat (bedingung)
dengan faktor penyebab (causa).
• Terjadi perluasan dalam pertanggungjawaban
pidana karena semua faktor harus ber TJ.
• Kelemahan : menimbulkan ketidakadilan karena
tidak membedakan antara faktor syarat dengan
faktor penyebab.
• Karena juga memidana orang yang tidak
melakukan kesalahan (geen straf zonder schuld)
• Van Hamel memperbaiki kelemahan teori ini
dengan menambahkan ajaran tentang kesalahan.
• Tidak semua orang yang terkait dalam sekian
faktor penyebab, bertanggungjawab terhadap
delik yang terjadi. Hanya orang yang memiliki
kesalahan (kesengajaan/kealpaan) saja yang
harus bertanggungjawab.
• Teori von Buri merupakan ajaran awal yang
membahas tentang sebab kejahatan, teori
lainnya kemudian mengembangkannya termasuk
teori yang mengindividualisir dan teori yang
menggeneralisir.
2. Teori-teori yang mengindividualisir
• Intinya: melihat pada faktor yang ada atau
terdapat setelah perbuatan dilakukan. Atau
setelah peristiwa itu beserta akibatnya benar-
benar terjadi secara kongkrit.
• Menurut teori ini setelah akibat terjadi, maka
diantara semua faktor yang terkait tidak
semuanya merupakan faktor penyebab.
• Faktor penyebab : faktor yang paling berperan
atau dominan terhadap timbulnya akibat.
• Faktor lain dianggap faktor syarat saja.
De meest werkzame factor theorie
olah Birkmayer
• Tidak semua faktor yang tidak bisa dihilangkan dapat
dinilai sebagai faktor penyebab. Hanya terhadap
faktor yang menurut kenyataannya setelah peristiwa
itu terjadi secara konkret adalah merupakan faktor
yang paling dominan atau paling kuat pengaruhnya
terhadap timbulnya akibat.
• Inti: faktor penyebab adalah faktor yang paling
banyak membantu terjadinya delik.
• Kelemahan: bgm mengukur kekuatan suatu syarat
untuk menentukan faktor yang paling kuat atau
paling banyak membantu pada timbulnya delik.
Theory Art des Werden
(sifatnya kejadian) oleh Kohler
• Sebab adalah syarat yang menurut sifatnya
menimbulkan akibat.
• Masalahnya bukan pada sisi kuantitatif, mana
yang paling banyak membantu terjadinya
akibat, tetapi mana yang segi kualitatif, menurut
sifatnya, menurut “arti” yang paling penting
untuk timbulnya akibat.
• Contoh: kuda penarik kereta oleh van Hamel
yang kemudian diperbaiki oleh teori Kohler ini.
Ubergewichts theorie
oleh Karl Binding
• Faktor penyebab: faktor yang terpenting dan
seimbang atau sesuai dengan akibat yang timbul.
• Sebab suatu perubahan adalah sama dengan
perubahan daripada keseimbangan antara syarat-
syarat yang membantunya, sehingga lebih berat
syarat-syarat yang disebut belakangan.
• Contoh : apakah tetes air terakhir yang
menyebabkan tumpahnya air dari ember?
3. Teori-teori Menggeneralisir
• Inti: sebab adalah faktor mana yang secara
wajar dan menurut akal serta pengalaman pada
umumnya dapat menimbulkan suatu akibat.
• Jadi, mencari faktor penyebab bukan pada
faktor setelah peristiwa terjadi beserta akibatnya
(inconcreto), tetapi pada pengalaman pada
umumnya menurut akal dan kewajaran manusia
(inabstracto).
• Persoalannya: bagaimana menentukan bahwa
suatu sebab itu pada umumnya secara wajar
dan menurut akal dapat menimbulkan suatu
akibat?
Teori Adequat Subjektif oleh J.von Kries
• Penyebab adalah faktor yang menurut kejadian
yang normal adalah adequat (seimbang) atau
layak dengan akibat yang timbul, yang faktor
mana diketahui atau disadari oleh si pembuat
sebagai adequat untuk menimbulkan akibat
tersebut.
• Jadi faktor subjektif atau sikap batin sebelum si
pembuat berbuat amat penting dalam menentukan
adanya hubungan kausal.
• Juga disebut teori subjective prognose (mencari
faktor penyebab dengan membayangkan faktor
yang dapat menimbulkan akibat).
• Contoh : bapak yg kena serangan jantung.
Teori Adequat Objektif oleh Rumelin
• Seringkali disebut juga sebagai teori objectif
nachtragliche prognose atau peramalan yang
objektif.
• Inti : mengingat keadaan2 sesudah terjadinya
akibat, dapat diramalkan akan timbul dari
kelakuan itu.
• Contoh: juru rawat yang memberi obat.

Anda mungkin juga menyukai