Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

“HUBUNGAN KAUSALITAS”

Makalah ini disusun guna memenuhi tugas mata kuliah Logika

Dosen Pengampu : Fatiyah, S.Hum., M.A.

Disusun Oleh :

Ulfatul Hasanah (17101020053)

Zakaria Irwanadi Sukono (17101020043)

Abdul Malik Kandiyas (17101020061)

Nur Hidayatul Ainiyah (17101020050)

PROGRAM STUDI SEJARAH DAN KEBUDAYAAN ISLAM

FAKULTAS ADAB DAN ILMU BUDAYA

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN KALIJAGA

YOGYAKARTA

2017
KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrahim

Segala puji bagi Allah Tuhan semesta alam, zat yang menciptakan dan menyempurnakan,

menentukan takdir, memberikan petunjuk dan mengajarkan manusia terhadap apa yang

diketahuinya. Maha suci Allah yang telah menciptakan iman di hati sebagai cahaya dan

ketakwaan sebagai bekal, menunjukkan kita ke jalan yang lurus dan menjelaskan kepada kita

tentang pokok-pokok kesuksesan. Shalawat dan salam senantiasa tercurahkan kepada sang

penutup nabi dan rasul, hati yang pengasih dan penyayang, yang diutus sebagai rahmat bagi

alam. Juga kepada keluarganya, para sahabatnya dan para pengikut setianya yang istiqomah

hingga akhir zaman.

Cobaan dan rintangan, kendala dan kesulitan, kami dapat rasakan dalam proses penulisan

makalah yang berjudul “Hubungan Kausalitas”, akan tetapi berkat keinginan yang luhur dan

bimbingan dari beberapa pihak, kami mampu menyelesaikan makalah ini.

Akhirnya kepada Allah SWT. kami bersyukur, semoga semua amalan yang telah

dilakukan mendapat pahala yang berlipat ganda, dan mudah – mudahan makalah ini bermanfaat

khususnya bagi kami dan umumnya pada pembaca.

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ………………………………………………………………………… i

DAFTAR ISI ………………………………………………………………………………….. ii

BAB 1 PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ………………………………………………………………………….1

B. Rumusan Masalah ……………………………………………………………………... 2

C. Tujuan Penulisan ………………………………………………………………………. 2

BAB II PEMBAHASAN

A. Pengertian Hubungan Kausalitas…………………………………………………..……3

B. Pembagian Hubungan Kausalitas ………………………………………………………3

C. Metode Induksi Mill …………………..…………………..............……………………4

D. Kekeliruan dalam Penalaran Kausalitas ……………………………………………….9

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan ……………………………………………………………………………11

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kebanyakan orang tidak suka dengan sesuatu yang masih menggantung, tidak jelas,

abstrak, dan sebagainya. Banyak orang juga tidak mau tertipu dengan sebuah pernyataan apapun

yang dia dapat. Mereka semua menginginkan sebuah kejelasan. Dan suatu apapun itu, baru bisa

dikatakan jelas dan tidak menggantung ketika semua itu memiliki alasan. Sebuah alasan atau

sebab mengapa suatu pernyataan harus dilontarkan dan sebuah alasan mengapa suatu peristiwa

itu terjadi. Sehingga, pendeknya, kebanyakan orang itu membutuhkan alasan dalam peristiwa

apapun itu. Mereka membutuhkan sebuah sebab mengapa suatu peristiwa bisa terjadi.

          Berkenaan dengan itu adalah kalimat ini: Ada asap, ada api. Banyak orang pasti sudah

sering menggunakan istilah itu sebagai apologi kalau apa yang dilakukan olehnya tidak mungkin

tidak memiliki sebab. Dan ternyata hal yang seperti ini, ribuan tahun silam sudah terlampau

sering diperbincangkan. Hal itu bisa dibuktikan dengan istilah nihil fit sine causa (sebuah

peristiwa pasti memiliki sebab) di abad ke—5 sebelum masehi. Dengan demikian, konsep yang

sampai saat ini masih digunakan sudahlah familiar beribu-ribu tahun silam.

Maka dari itu, dalam penulisan makalah ini, kami akan membahas mengenai “Hubungan

Kausalitas”

1
B. Rumusan Masalah

Melihat hal yang melatarbelakangi diatas, maka dapat dirumuskan masalah sebagai berikut :

1. Pengertian Hubungan Kausalitas ?

2. Macam – Macam Pembagian Hubungan Kausalitas ?

3. Apa yang dimaksud dengan Metode Induksi Mill ?

4. Apa penyebab dari kekeliruan dalam penalaran Kausalitas ?

C. Tujuan Penulisan

Adapun tujuan penulisan makalah ini adalah :

1. Mengetahui Pengertian Hubungan Kausalitas.

2. Mengetahui Macam – Macam Pembagian Hubungan Kausalitas.

3. Mengetahui Metode Induksi Mill.

4. Mengetahui penyebab dari kekeliruan dalam penalaran Kausalitas.

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Hubungan Kausalitas

Kausalitas merupakan prinsip sebab – akibat ilmu dan pengetahuan yang secara otomatis

bisa diketahui tanpa membutuhkan pengetahuan dan perantaraan ilmu yang lain; bahwa setiap

kejadian memperoleh kepastian dan keharusan serta kekhususan – kekhususan eksistensinya

akibat sesuatu atau berbagai hal lain yang mendahuluinya, merupakan hal – hal yang diterima

tanpa ragu dan tidak memerlukan sanggahan. Keharusan dan keaslian sistem kausal merupakan

bagian dari ilmu – ilmu manusia yang telah dikenal bersama dan tidak diliputi keraguan apapun.

Kausalitas dibangun oleh hubungan antara suatu kejadian (sebab) dan kejadian kedua

(akibat atau dampak), yang mana kejadian kedua dipahami sebagai konsekuensi dari yang

pertama.1

B. Pembagian Hubungan Kausalitas

Secara umum kausalitas di bagi menjadi 4 macam, yaitu :

1. Sebab yang mesti,

adalah keadaan bila tidak ada maka akibatnya tidak akan terjadi, tetapi bila ada akibanya

tidak harus terjadi.

Contoh: oksigen merupakan sebab adanya kebakaran. Tanpa oksigen, kebakaran tidak akan

terjadi, tetapi adanya oksigen tidak harus ada kebakaran.

2. Sebab yang menjadikan, 

1 Wikipedia, Kausalitas https://id.wikipedia.org/wiki/Kausalitas akses /05nov2017

3
adalah sesuatu yang ada atau tidaknya menentukan ada dan tidaknya akibat.

Contoh: kebakaran terjadi karena adanya ledakan kompor. Tidak adanya ledakan kompor, maka

tidak mungkin ada kebakaran.

3. Sebab langsung dan sebab jauh

bila A mengakibatkan B, B mengakibatkan C, C mengakibatkan D,D mengakibatkan E,

adalah sebab langsung. Sedang sebab jauh terjadi saat A adalah sebab E.

4. Sebab satu dan sebab banyak

sebab yang banyak dapat mengakibatkan akibat yang sama,

Contoh: malas belajar, tidak memperhatikan, dan mengantuk di kelas dapat mengakibatkan

ketidakpahaman terhadap materi yang disampaikan.

sebab yang satu dapat menjadikan akibat yang banyak,

Contoh : kemiskinan dapat mengakibatkan beberapa akibat berupa kebodohan, pencurian, dan

lain-lain.2

C. Metode Induksi Mill

        Secara prinsip metode ini adalah bentuk pengembangan dari kausalitas berdasarkan

metode induktif. Metode ini sering pula disebut sebagai metode penyimpulan induktif Mill.

Metode ini kali pertama lahir di tangan seorang filosof Inggris, John Stuart Mill (1806—1873).

Metode induksi ini memiliki empat bagian, yaitu: metode persetejuan, metode perbedaan,

metode persamaan variasi, dan metode sisasisihan. Pada penelitian selanjutnya, menambahkan

2Nur Intani, Hubungan Kausalitas kajian Logika, http://nintani.blogspot.co.id/2016/12/hubungan-kausalitas-


4
kajian-logika.html. akses 05nov2017.
satu lagi metode, adalah metode gabungan persetujuan dengan perbedaan. Untuk lebih jelasnya

bisa dilihat di bawah ini:

1. Metode persetujuan (method of agreement)

Maksud metode ini adalah apabila ada dua macam peristiwa atau lebih pada gejala yang

diselidiki dan masing-masing peristiwa itu mempunyai faktor yang sama, maka faktor itu

merupakan satu - satunya sebab bagi gejala yang diselidiki

Contoh : dalam suatu Kelas, tiba-tiba seluruh penghuninya terserang penyakit diare, separuh dari

mereka diwawancarai untuk menemukan sebab dari malapetaka itu. Mereka ditanya tentang apa

yang dimakan hari itu.

Orang pertama : Makan Nasi, Telur, Ayam, Pisang, Nughet, Pizza, Opor Kiriman.

Orang kedua : Makan Nasi, Ayam, Pisang, Nughet, Pizza, Opor Kiriman.

Orang ketiga : Makan Nasi, Telur, Pisang, Nughet, Pizza, Opor Kiriman.

Orang Keempat : Makan Nasi, Telur, Nughet, Pizza, Opor Kiriman.

Orang Kelima : Makan Nasi, Telur, Pizza, Opor Kiriman.

Orang Keenam : Makan Telur, Ayam, Pisang, Opor Kiriman.

Jika Nasi = A. Telur = B. Ayam = C. Pisang = D. Nughet = E. Pizza = F. Opor Kiriman = G.

Maka, akan terbentuk tabel sebagai berikut :

5
Peristiwa Faktor Dalam Peristiwa Gejala
1. A, B, C, D, E, F, G Diare
2. A, -, C, D, E, F, G Diare
3. A, B, -, D, E, F, G Diare
4. A, B, -, -, E, F, G Diare
5. A, B, -, -, -, F, G Diare
6. -, B, C, D, -, -, G Diare
Di sini terlihat gejala yang diselidiki adalah diare, peristiwanya adalah makan dari makan

kiriman sedangkan jumlah peristiwanya enam. Dari data tersebut maka akan tersimpulkan bahwa

G (Opor kiriman) adalah penyebab Diare.

2. Metode Perbedaan

Maksud metode ini adalah “jika sebuah peristiwa mengandung gejala yang diselidiki dan

sebuah peristiwa lain yang tidak mengandungnya, namun faktornya sama kecuali satu, dan yang

satu itu terdapat pada peristiwa pertama maka faktor satu-satunya itu yang menyebabkan

peristiwanya berbeda itu adalah faktor yang tidak bisa dilepaskan dari sebab terjadinya gejala”

Contohnya dalam suatu rumah terdapat 2 orang pemuda yang sedang berbincang – bincang

mengenai pacarnya.

6
Pemuda pertama : Pacarnya Manja, Cuek, Tidak perhatian, Sudah dijodohin oleh orang tua.

Pemuda kedua : Pacarnya Manja, Cuek, Tidak perhatian, Tidak di jodohin oleh orang tua.
Maka, akan terbentuk tabel sebagai berikut :

Peristiwa Faktor Dalam Peristiwa Gejala


1. 1.Pacarnya Manja Putus
2.Cuek
3.Tidak perhatian
4.Sudah dijodohin oleh orang tua
2. 1.Pacarnya Manja Lanjut
2.Cuek
3.Tidak perhatian
4. Tidak dijodohin oleh orang tua
Dari peristiwa di atas, bisa disimpulkan bahwa dari beberapa sebab atau faktor yang sama

dari Pemuda pertama dan pemuda kedua, ada satu sebab yang tidak dimiliki oleh salah satunya,

yaitu dijodohkan. Dengan demikian, sebab mengapa pemuda pertama memutuskan pacarnya

adalah dojodohkannya dia oleh orang tuanya.

3. Metode Persamaan Variasi

Maksud metode ini adalah : “apabila suatu gejala yang dengan sesuatu cara berubah

ketika gejala lain berubah dengan cara tertentu, maka gejala itu adalah sebab atau akibat dari

gejala lain, atau berhubungan secara sebab akibat”.

Contohnya : Dalam kehidupan sehari-hari; seorang petani dapat mengetahui dengan mudah

hubungan kausalitas antara kesuburan tanah dengan hasil pertanian. Semakin tinggi derajat

kesuburan tanah semakin bagus hasil panen dan demikian juga sebaliknya.

7
Metode variasi sangat penting dalam penyelidikan induktif yang bersifat kuantitatif,

mendahului bersifat kualitatif. Gunanya adalah sebagai peramal dalam mengukur dan menduga,

meskipun secara kasar, atas perilaku yang mempunyai feomena yang bervariasi.

4. Metode Sisasisihan

Maksud metode ini adalah Jika ada peristiwa dalam keadaan tertentu dan keadaan

tertentu ini menjadi akibat dari faktor yang mendahuluinya, maka sisa akibat yang terdapat pada

peristiwa itu pasti disebabkan oleh faktor lain.

Contoh : dalam penemuan planet Neptunus, pada tahun 1846. Penemuan ini sebagai akibat

perhitungan terhadap orbit planet Uranus. Perhitungan  terhadap orbit Uranus ini berdasarkan

atas akibat yang telah diketahui dan akibat ini berasal dari sebab yang dimiliki oleh planet-planet

yang sudah diketahui. Tetapi ternyata ditemui perbedaan antara orbit yang diperhitungkan

dengan orbit yang disaksikan melalui teleskop. Timbul pendapat bahwa tentu ada planet lain

yang menjadi sebab bagi sisa akibat itu. Berdasarkan dugaan itu maka adams dari Cambridge

dan leverrier dari perancis bekerja sama menetapkan posisi planet lain yang menyebabkan

gangguan  terhadap orbit Uranus. Pada tanggal 23 septmber 1846 Dr. Gill dari Royal Academy

Of Berlin mengarahkan teleskop kearah posisi planet pengganggu yang telah diperhitungkan dan

dalam tempo setengah jam saja ditemukan planet baru yaitu planet Neptunus.

5. Metode gabungan persetujuan dan perbedaan

Maksud metode ini adalah Jika dua atau lebih kejadian yang didalamnya gejala itu terjadi

mempunyai hanya satu keadaan yang sama, sedangkan dua atau lebih kejadian yang didalamnya

ia tidak terjadi tidak mempunyai sesuatu apapun yang sama kecuali ketidakadaan keadaan itu,

8
maka keadaan yang hanya didalamnya kedua kelompok kejadian itu berbeda adalah akibat, atau

sebab, atau suatu bagian yang tidak terpisahkan dari sebab, dari gejala itu.

Sedangkan mundiri berpendapat:

“Jika ada sekumpulan peristiwa  dalam gejala tertentu hanya memiliki sebuah factor yang

bersamaan, sedangkan dalam beberapa peristiwa dimana gejala itu tidak terjadi, digejala itu

terjadi kecuali sebuah faktor yang bersamaan, maka faktor ini merupakan faktor yang

mempunyai hubungan kausal dengan gejala itu”

Contoh : Kandiyas memberi makan pada sekelompok ayam dengan beras yang betul-betul putih.

Ternyata ayam itu semuanya terserang polyneuritis (radang saraf) dan sebagian besar mati. Ia

member makan kepada sekolompok  ayam yang lain dengan beras yang masih bercampur dedak.

Ternyata tidak satu ayampun ini sakit. Kemudian ia mengumpulkan ayam-ayam yang terkena

radang saraf dengan ayam yang sehat ini dan diberi makan beras yang bercampur dedak. Ayam-

ayam yang sakit itu kemudian sembuh.3

D. Kekeliruan dalam Hubungan Kausalitas

Suatu kekeliruan terjadi karena mengakui sesuatu yang terjadi berurutan maka peristiwa

yang kedua merupakan akibat dari peristiwa pertama atau yang mendahuluinya. Contoh:

1. Sesudah ayam berkokok maka terbitlah pagi, jadi pagi terbit karena ayam berkokok.

2. Setelah ia bermalam di sini pabrik ini kecurian setengah milyar. Karena itu pastilah dia

pencurinya.

3Misbahul Munir, Hubungan Kausalitas dan Penjelasan http://krmubtadiin.blogspot.co.id/2015/01/hubungan-


kausalitas-dan-penjelasan.html. akses 05nov2017
9
Kekeliruan ini terjadi karena melihat peristiwa secara sepintas, seharusnya kita menjelaskan

secara cermat bahwa kedua peristiwa itu memang mempunyai hubungan pasti.4

4Nur Intani, Hubungan Kausalitas kajian Logika, http://nintani.blogspot.co.id/2016/12/hubungan-kausalitas-


kajian-logika.html. akses 06nov2017.

10
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Kausalitas merupakan prinsip sebab – akibat yang ilmu dan pengetahuan yang secara

otomatis bisa diketahui tanpa membutuhkan pengetahuan dan perantaraan ilmu yang lain.

Kausalitas dibangun oleh hubungan antara suatu kejadian (sebab) dan kejadian kedua (akibat

atau dampak), yang mana kejadian kedua dipahami sebagai konsekuensi dari yang pertama.

Secara umum kausalitas di bagi menjadi 4 macam, yaitu : Sebab yang mesti, sebab yang

menjadikan, Sebab langsung dan sebab jauh, Sebab satu dan sebab banyak.

Metode ini kali pertama lahir di tangan seorang filosof Inggris, John Stuart Mill (1806-

1873). Metode induksi ini memiliki empat bagian, yaitu: metode persetejuan, metode perbedaan,

metode persamaan variasi, dan metode sisasisihan. Selanjutnya penelitian selanjutnya,

menambahkan satu lagi metode, adalah metode gabungan persetujuan dengan perbedaan.

Suatu kekeliruan terjadi karena mengakui sesuatu yang terjadi berurutan maka peristiwa

yang kedua merupakan akibat dari peristiwa pertama atau yang mendahuluinya.

11
DAFTAR PUSTAKA

Wikipedia, Kausalitas https://id.wikipedia.org/wiki/Kausalitas akses /05nov2017

Intani,Nur. Hubungan Kausalitas kajian

Logika ,http://nintani.blogspot.co.id/2016/12/hubungan-kausalitas-kajian-logika.html. akses

05nov2017.

Munir, Misbahul. Hubungan Kausalitas dan Penjelasan

http://krmubtadiin.blogspot.co.id/2015/01/hubungan-kausalitas-dan-penjelasan.html. akses

05nov2017

Anda mungkin juga menyukai