Anda di halaman 1dari 17

Dosen : Ikes Dwiastuti, SKM, M.

Kes
Tugas : Epidemiologi Kesehatan Lingkungan

“Hubungan Kausal dalam Epidemiologi


Kesehatan”

DI SUSUN OLEH :
KELOMPOK III
1. HASBUL M.15.02.011
2. ISWAR M.15.02.012
3. KASRUDDIN M.15.02.013
4. MARTINA M.15.02.014
5. MEGAWATI M.15.02.015

PRODI S1 KESEHATAN MASYARAKAT


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
MEGA BUANA PALOPO
TAHUN 2018

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT. Yang telah


memberikan Rahmat serta KaruniaNya kepada kami sehingga kami berhasil
menyelesaikan tugas mata kuliah Epidemiologi Kesehatan Lingkungan ini
yang berjudul “Hubungan Kausal dalam Epidemiologi Lingkungan”
Kami menyadari bahwa, makalah ini masih jauh dari sempurna,
namun demikian kami telah berupaya dengan tetap mempertimbangkan
mutu sesuai dengan tingkat pengetahuan kami. Harapan kami, makalah ini
dapat memenuhi tujuannya dan bermanfaat bagi yang memerlukan. Saran
dan kritik yang membangun sangat kami butuhkan demi kesempurnaan
makalah ini.
Akhir kata, kami sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang
telah berperan serta dalam penyusun makalah ini dari awal sampai akhir.
Semoga Allah SWT senantiasa meridhoi usaha kita. Aamiin

Palopo, 22 Maret 2018

Penulis,

2
DAFTAR ISI

Kata Pengantar ................................................................................................... i


Daftar Isi ............................................................................................................. ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ............................................................................................ 1
B. Rumusan Masalah ....................................................................................... 3
C. Tujuan ......................................................................................................... 3

BAB II PEMBAHASAN
A. Defenisi Kausasi.......................................................................................... 7
B. Konsep kausalitas ........................................................................................ 9
C. Mengetahui teori sebab akibat dalam Epidemiologi ................................ 14
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan ............................................................................................... 16
B. Saran .......................................................................................................... 16

DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................... 17

3
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Penyakit merupakan salah satu gangguan kehidupan manusia yang

telahdikenal orang sejak dahulu. Pada mulanya, konsep terjadinya

didasarkan pada adanya gangguan makhluk halus atau karena kemurkaan dan yang

maha pencipta. Hingga saat ini, masih banyak kelompok masyarakat di

negara berkembang yang meng anut konsep tersebut. Di lain pihak masih

adagangguan kesehatan/ penyakit yang belum jelas penyebabnya, maupun

proseskejadian.

Pada tahap berikutnya, Hippocrates telah mengembangkan teori

bahwa timbulnya penyakit disebabkan oleh pengaruh lingkungan yang

meliputi air, udara, tanah, cuaca, dan lain sebagainya. Namun demikian

dalam teori tidak dijelaskan bagaimana kedudukan manusia dalam interaksi

tersebut, serta tidak dijelaskan tentang faktor lingkungan bagaimana yang

dapat menimbulkan penyakit.

Pada kehidupan masyarakat Cina dikenal pula teori terjadinya

penyakit yang timbul karena adanya gangguan keseimbangan cairan dalam

tubuh manusia (Teori Humoral). Dalam teori ini dikatakan bahwa dalam

tubuh manusia ada empat macam cairan, yakni cairan putih, kuning, merah,

dan hitam. Bila terjadi gangguan. Keseimbangan tersebut, akan

menimbulkan penyakit tertentu, (tergantung pada jenis cairan mania yang

4
bersifat dominan. Hingga hunt ml,Icon tersebut masih merupakan dasar

dalam sistem pengobatan Cina tradisional.

Kemudian berkembang teori terjadinya penyakit karena sisa

makhluk hidup yang mengalami pembusukan, sehingga meninggalkan

pengotoranudara dun lingkungan sekitarnya. Teori ini terutama pada abad

pertengahandan pada waktu itu lebih mengarah pada kebersihan lingkungan

terhadap sisa-sisa peninggalan makhluk hidup. Contoh pengaruh teori

tersebut adalah timbulnya penyakit malaria yang di kira karena sisa-sisa

pembusukan binatang dan tumbuhan yang ada di rawa-rawa (malaria artinya

daerah yang jelek) danmasih ada masyarakat yang tetap menganut teori

tersebut.

Akhirnya pada abad-abad selanjutnya, terjadi perubahan yang

cukupbesar dalam konsep terjadinya penyakit, dengan didapatkannya

mikroskop. Sehingga konsep penyebab penyakit beralih ke jasad renik Perkembangan

selanjutnya mengantar para ahli ke arah hormonal yang semakin

berkembang. Pada saat itu, orang mulai optimis dalam menghadapi berbagai

penyakit dengan antibiotika, sistem imunitas, dan lain sebagainya.

Proses mempelajari serangkaian peristiwa yang menyebabkan KLB

penyakit di dalam komunitas melibatkan pengembangan hubungan sebab

akibat yang menghasilkan kesimpulan. Kausalitas/hubungan kausal

berkaitan dengan hubungan sebab akibat yang digunakan untuk memastikan bagaimana

kejadian atau lingkungan yang berbeda berhubungan satu sama lain dan

/atau bagaimana kejadian tersebut bisa berhubungan.

5
B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas ditemukan beberapa


permasalahan, yakni:

1. Apa defenisi dari Kausasi?


2. Apa konsep kausalitas?
3. Bagaimana teori sebab akibat dalam Epidemiologi?
C. Tujuan
Adapun tujuannya yaitu :
1. Untuk mengetahui defenisi dari Kausasi?
2. Untuk mengetahui konsep kausalitas?
3. Untuk mengetahui teori sebab akibat dalam Epidemiologi?

6
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Defenisi Kausasi
Pada prinsipnya terdapat dua pendekatan dalam mendefinisikan

kausasi penyakit :

1. Pendekatan determinan menganggap antara variabel dependent

(penyakit) dan variabel independent (factor penelitian) berjalan

sempurna, persisi yang digambarkan dalam model matematika.

2. Pendekatan Probabilitas merupakan pemberian ruang terhadap

kemungkinan terjadinya kesalahan-kesalahan baik kesalahan random

maupun kesalahan sistematis yang dapat mempengaruhi hasil kausalitas

dari factor kausal. Dalam pendekatan probabilitas digunakan pendekatan

statistic untuk meyakinkan apakah terdapat hubungan yang valid antara

factor penelitian dengan penyakit.

Berdasarkan definisi kausalitas epidemiologi membedakan lima

definisi kausa (weed, 2001) yaitu ; produksi, Necessary causa, sufficient

component causa, kausa probabilistic, dan counter factual.

a. Produksi

7
Sesuatu yang menciptakan atau menghasilkan akibat. Kausa dipandang

sesuatu yang memproduksi hasil.

b. Kausa diperlukan dan Kausa mencukupi

Merupakan keadaaan yang mutlak diperlukan untuk terjadinya suatu

akubat. Tanpa keadaan tersebut tidak dapat dihasilkan suatu akibat.

X diperlukan dan mencukupi untuk mengakibatkan Y

X diperlukan tetapi tidak mencukupi untuk mengakibatkan Y

X tidak selalu diperlukan tetapi mencukupi untuk mengakibatkan Y

E tidak diperlukan dan tidak mencukupi untuk mengakibatkan Y

c. Sufficient Component Causa

Kausa komponen mencukupi terdiri dari sejumlah komponen, tak

satupun diantaranya secara dini mencukupi terjadinya suatu penyakit.

Tetapi ketika semua komponen hadir maka berbentuklah suatu mekanisme

kausal yang mencukupi.

d. Kausal Probabilistic

Merupakan factor yang meningkatkan probabilitas terjadinya akibat.

Menurut definisi probabilistic kejadian suatu penyakit pada seseorang

dapat disebabkan karena kemungkinan (peluang). Definisi probalistik

kausasi lebih inklusif dari pada definisi kausa komponen mencukupi

sebab mampu menjelasakan konsep kausa yang diperlukan dan mencukupi.

e. Kontra Factual

Setiap orang berbeda antara satu dan lainya dalam banyak hal. Skuen

waktu memainkan peranan yang penting untuk terjadinya perubahan

8
Hubungan kausal adalah hubungan antara dua atau lebih variabel,

dimana salah satu atau lebih variable tersebut merupakan variabel penyebab

kausal (primer dan sekunder) terhadap terjadinya variabel lainnya sebagai

hasil akhir dari suatu proses terjadinya penyakit.

B. Konsep Kausalitas.

Penyebab penyakit dapat dikategorikan menjadi model kausa

tunggal dan kausa majemuk.

1. Model Kausa Tunggal : Model tunggal (monokausal) yaitu konsep

penyakit dimana penyakit hanya disebabkan oleh satu penyebab.

2. Model Kausa Majemuk : Model kausal majemuk (multikausal)

adalah konsep penyebab penyakit dengan penyakit memiliki lebih

dari satu penyebab

Sir Austin Bradford Hill pada tahun 1965 menerbitkan 9 faktor

yang dapatdigunakan untuk mengkaji kausalitas penyakit dan KLB

penyakit.

Berikut sepuluh konsep kausalitas penyakit yang sudah

dikembangkan dan diperbaharui.

1. Konsistensi

Jika variabel,faktor/peristiwa yang sama muncul dan muncul lagi

dalam keadaan yang berbeda dan memiliki hubungan yang berulang

yang sama dengan penyakit.

9
Contoh : pada penyakit Kuru di Papua Nugini dimana penduduk asli

tanpa memandang pria, wanita atau usianya yang selalu memakan

otak kerabatnya yang sudah meninggal akan memperlihatkan gejala

penyakit Kuru.

2. Kekuatan

Jika hubungan menunjukkan faktor tertentu menyebabkan beberapa

penyakit atau KLB penyakit lebih mungkin terjadi akibat keberadaan

satu faktor dibandingkan keberadaan faktor atau peristiwa lain dan

penyakit itu terjadi dalam tahap yang lebih parah/dalam jumlah yang

lebih besar. (hasil pengamatan dr. john snow dalam epidemi kolera

tahun 1854 memperlihatkan bahwa semakin banyak bakteri kolera

yang ada, semakin parah penyakit yang diderita atau semakin besar

kemungkinan terkena penyakit.

3. Spesifitas

Jika hubungan sebab akibat dari suatu KLB berhubungan secara

khusus dengan satu atau dua penyakit yang saling berkaitan.

Hubungan sebab akibat itu memang memiliki kemampuan untuk

mengahasilkan hubungan negatif sejati, yang dalam sebuah KLB,

pengkajian sebab akibat difokuskan pada mereka yang tidak

terjangkit penyakit. Kelompok masyarakat dalam populasi selama

KLB berlangsung tampaknya termasuk dalam mereka yang tidak

terkena penyakit dan dikategorikan sebagai populasi yang tidak

10
terkena penyakit. Dalam sebuah studi tentang kanker paru, hampir

semua bukan perokok ditetapkan tidak mengidap kanker paru.

4. Hubungan Waktu

Jika hubungan sebab akibat suatu kejadian atau pajanan secara logis

terjadi sebelum penyakit atau kondisi berkembang, faktor waktu

dipertimbangkan.

Contoh : gigitan nyamuk terjadi sebelumnya dan mengakibatkan

malaria.

5. Koherensi

Jika suatu hubungan sebab akibat dicurigai, apakah hubungan

tersebut sesuai dengan pengetahuan yang ada dan apakah observa

dan pengkajian yang logis secara ilmiah masuk akal?

Contoh : koherensi dalam istilah yang ada pada awalnya dipakai

untuk menunjukkan hubungan dan bagaimana hubungan itu

seharusnya sejalan dengan riwayat alamiah penyakit dan fakta yang

diketahui tentang penyakit misalnya makan daging ayam mentah

yang secara alamiah sering terjadi kontaminasi bakteri salmonella

menyebabkan keracunan makanan salmonellosis.

6. Sensivitas

Jika terjadi KLB, apakah analisis sebab akibat mengandung

kebenaran dan apakah pengkajian memiliki kemampuan untuk

mengidentifikasi dengan benar bahwa mereka yang sakit karena

11
penyakit pada kenyataannya memang sakit akibat penyebab yang

dicurigai.

Contoh : kelompok buruh menjalani screening kanker paru.

Sejumlah 50% kasus mengidap kanker paru dan disimpulkan bahwa

kanker paru berhubungan dengan merokok. Investigasi selanjutnya

mengungkap bahwa 80% pekerja yang mengidap kanker paru

bekerja dalam sebuah gedung yang terisolasi oleh asbestos selama 3

tahun. Setelah menjalani pemeriksaan asbestosis, dipastikan bahwa

kanker paru berhubungan dengan pajanan asbestos.

7. Biologis/Medis

Jika hubungan didasarkan pada virilitas patogen atau faktor risiko

dan pada kemampuannya untuk menyebabkan penyakit atau suatu

kondisi (hubungan respon dosis) serta tingkat kerentanan pejamu,

hubungannya adalah kausal (orang yang tidak divaksinasi dipajankan

pada poliovirus dan kemudian akan memperlihatkan gejala awal

penyakit).

8. Plausabilitas (Kelogisan)

Hubungan harus dibuktikan sebagai hubungan kausal dan didasarkan

pada ilmu pengetahuan biologis, kedokteran, epidemiologi dan

pengetahuan ilmiah.analisis logis yang didasarkan pada pengetahuan

yang baru jangan sampai mencampuri atau membatasi kesimpulan

kausal yang jelas dan masuk akal.

12
Contoh : konsumsi air yang mengandung bibit penyakit kolera akan

menyebabkan munculnya penyakit kolera.

9. Eksperimen dan Penelitian

Pengetahuan dan kesimpulan tentang hubungan sebab akibat yang

didasarkan pada penelitian dan eksperimen menambah bukti

pendukung subtansial dan bobot sifat kausal dari hubungan tersebut.

Contoh : demonstrasi ekperimental yang memperlihatkan bahwa

cacar dapat dicegah melalui imunisasi.

10. Faktor Analogi

Jika hubungan yang sama ternyata bersifat kausal dan

memperlihatkan hubungan sebab akibat, transfer pengetahuan harus

berguna dan secara analogis hubungan tersebut dapat dievaluasi

sebagai hubungan kausal.

Contoh : pengamatan historis bahwa vaksinasi dengan cowpox dapat

mencegah smallpox.

Dalam penentuan hubungan kausal terdapat penilaian hubungan

kausal yang merupaka faktor yang harus dijumpai pada hubungan kausal

a. Faktor keterpaparan memegang peranan penting dalam timbulnya

penyakit.

13
b. Setiap perubahan pada variabel yang merupakan unsur penyebab

akan diikuti oleh prubahan pada variabel lainnya sebagai akibat/hasil

akhir proses.

c. Hubungan antara timbulnya penyakit (hasil akhir) serta proses

keterpaparan tidak tergantung atau tidak harus dipengaruhioleh faktor

lainnya diluar variabel hubungan tersebut.

C. Teori Sebab Akibat dalam Epidemiologi.

Dalam hal ini berkaitan dengan “Apakah penyebab penyakt?”.

Selain itu yang tidak dapat dikesampingkan adalah yang menimbulkan

akibat (outcome) atau berperan penting dalam kejadian penyakit

(Sanitasi iar mencegah penularan polio).

Contoh kausa yang menjadi tolok ukur adalah : tanpa X, penyakit

tak terjadi. Diketahui bahwa X : menjamin penyait terjadi.

Tabel tolok ukur :

Asosiasi yang memperlihatkan kecenderungan monoton pada

frekuensi penyakit dengan meningkatnya level eksposur adalah

bukan necessary causa; faktor perancu dapt menimbulkan hubungan

monoton antara faktor risiko nonkausa dan penyakit jika faktor

14
perancu itu sendiri memperlihatkan biological gradient dalam

hubungannya dengan penyakit.

Contoh-contoh Hill yang memberikan koherensi, seperti efek

histopatologi merokok terhadap epitelium bronkial (dalam acuan

hubungan antara merokok dan kanker paru-paru) atau perbedaan

insiden kanker paru-paru menurut jenis kelamin, dapat dijadikan

contoh yang baik dari plausibilitas seperti koherens; perbedaan

tampak seperti menjadi satu. Hill menekankan bahwa tidak adanya

informasi yang bertalian, seperti perbedaan, tampaknya, dari adanya

informasi yang bertentangan, tidak harus dijadikan sebagai bukti

menolak suatu asosiasi yang dianggap kausa.

15
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

Hubungan Kausal adalah Pendekatan determinan menganggap

antara variabel dependent (penyakit) dan variabel independent (factor

penelitian) berjalan sempurna, persisi yang digambarkan dalam model

matematika. Penyebab penyakit dapat dikategorikan menjadi model

kausa tunggal dan kausa majemuk.

Sir Austin Bradford Hill pada tahun 1965 menerbitkan faktor yang

dapat digunakan untuk mengkaji kausalitas penyakit dan KLB penyakit ;

Konsisten, kekuatan, spesifitas, hubungan waktu, koherensi, sensifitas,

biologi, kelogisan, eksperimen, analogi.

B. Saran

Berdasarkan pembahasan diatas kita sudah dapat melihat bahwa

penyakit muncul dikarenakan gaya hidup yang tidak sehat, maka dari itu,

agar tubuh kita tidak terserang penyakit kita harus menerapkan pola hidup

sehat serta melakukan pemeriksaan secara berkala.

16
DAFTAR PUSTAKA

Dian Friska Yanty Lubis. 2014. Kausalitas dalam Epidemiologi. Link :

https://dokumen.tips/documents/kausalitas-dalam-epidemiologi-

567ffd6cd14e8.html. Diakses pada tanggal 22 April 2018.

Harna. 2012. Kausalitas dalam Epidemiologi. Link :

https://www.scribd.com/doc/111514049/Makalah-Fix-Kausalitas. Diakses

pada tanggal 22 April 2018.

Sisri Haye. 2017. Hubungan Kausal (Dasar Teori dan Aplikasi). Link :

https://caridokumen.com/download/hubungan-kausal

_5a4504dfb7d7bc7b7a9cc659_pdf. Diakses pada tanggal 22 April 2018.

17

Anda mungkin juga menyukai