TEORI KEMUNGKINAN
DOSEN PEMBIMBING
Sri Purwati S.Pd., M.Si
UNIVERSITAS MULAWARMAN
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI
2022
KATA PENGANTAR
Puji syukur atas kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala limpahan
rahmat, taufik dan hidayahnya sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan
makalah kali ini dalam bentuk dan isinya yang sangat sederhana. Semoga makalah
ini dapat dipergunakan dengan baik sebagai salah satu acuan, petunjuk maupun
pedoman bagi pembaca dalam pendidikan, keguruan maupun umum.
Penyusunan makalah ini bertujuan untuk memenuhi tugas mata kuliah
Genetika, dari guru pengampu mata pelajaran. Selain itu, makalah ini juga
bertujuan untuk memberikan tambahan wawasan bagi kami sebagai penulis dan
bagi para pembaca.
Makalah ini kami akui masih banyak kekurangan karena ilmu yang kami
miliki sangat kurang. Oleh kerena itu kami harapkan kepada para pembaca untuk
memberikan masukan-masukan yang bersifat membangun untuk kesempurnaan
makalah ini.
Kelompok 2
ii
DAFTAR ISI
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1
Sehubungan dengan itu, teori kemungkinan sangat penting dalam
mempelajari genetika. Dalam ilmu genetika, kemungkinan ikut mengambil
peranan penting. Misalnya mengenai pemindahan gen-gen dari induk/orang
tua ke gamet-gamet, pembuahan sel telur oleh spermatozoon, berkumpulnya
kembali gen-gen di dalam zigot sehingga dapat terjadi berbagai macam
kombinasi (Suryo, 2005).
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
seorang ibu yang hendak melahirkan anak tentunya menghadapi
kemungkinan apakah anaknya nanti laki-laki atau perempuan. Masih banyak
contoh lainnya semacam itu.
Dalam ilmu genetika, kemungkinan ikut mengambil peranan penting.
Misalnya mengenai pemindahan gen dari induk orang tua ke gamet-gamet
pembuahan sel telur dari sel spermatozoa, berkumpulnya gen dari zigot
sehingga dapat terjadi berbagai macam kombunasi.
Terdapat dua prinsip peluang yang digunakan dalam memprediksi
hasil dari persilangan. Prinsip pertama adalah hukum perkalian yang
menyatakan bahwa peluang dua atau lebih kejadian independent (terpisah)
terjadi secara bersamaan adalah hasil kali dari peluang masing-masing
kejadian. Peluang seorang pasangan memiliki 2 anak dengan anak pertama
perempuan dan anak kedua laki-laki adalah 1/4. Ini diperoleh dari mengalikan
peluang anak pertama perempuan (1/2) dengan peluang anak ke dua laki laki
(1/2). Prinsip kedua dari peluang adalah hukum penjumlahan yang
menyatakan peluang terjadinya satu dari dua atau lebih kejadian adalah hasil
penjumlahan dari peluang masing-masing kejadian. Peluang seorang ibu
hamil melahirkan anak laki-laki atau perempuan adalah 1 sebab peluang
melahirkan anak laki-laki adalah 1/2 dan peluang melahirkan anak
perempuan adalah 1/2.
4
Contoh :
Uang logam mempunyai dua sisi, yaitu sísi atas (disebut juga
kepala) dan sisi bawah (disebut juga ekor). Jika kita melakukan tos
(melempar uang logam ke atas) dengan sebuah uang logam, beberapa
kemungkinan kita akan mendapat kepala?
Dapat diartikan bahwa setiap 4 kali melakukan tos dengan uang logam
bersama-sama, kesempatan untuk mendapat kepala pada dua uang logam
itu adalah satu kali saja.
c. Kemungkinan terjadinya dua peristiwa atau lebih, yang saling
mempengaruhi ialah sama dengan jumlah dari besarnya kemungkinan
untuk peristiwa-peristiwa itu.
Formula
5
Contoh:
Jika kita melakukan tos dengan 2 uang logam bersama-sama,
berapa kemungkinannya akan mendapatkan dua kepala atau dua ekor pada
kedua uang logam itu?
6
Sekarang kita masukkan perumpamaan di atas ke dalam rumus, sehingga:
K(1 kepala, 2 ekor) = 3ab² = 3(½) (½)2 = 3/8
b. Suami isteri masing-masing normal tetapi heterozigotik untuk albino
ingin mempunyai 4 orang anak. Berapa kemungkinannya bahwa:
1) semua anak itu akan normal.
2) seorang anak saja yang albino, sedang yang 3 lainnya normal.1
3) anak yang terakhir saja yang albino, jika toh ada yang akan albino?
Jawabnya: Karena diinginkan 4 orang anak, maka:
(a + b)4 = a4 + 4a3b + 6a2b2 + 4 ab3 + b4
7
Berhubung dengan itu perlu diadakan evaluasi terhadap kebenaran atau
tidaknya hasil percobaan yang kita lakukan dibandingkan dengan keadaan
secara teoretis.
Suatu cara untuk mengadakan evaluasi itu ialah melakukan tes X2
(bahasa Inggrisnya: chi-square test). Sebenarnya itu bukan huruf X tetapi
huruf Yunani "phi'. Untuk mudahnya, huruf Yunani itu lalu dianggap sebagai
huruf X.
Tes X2 dinyatakan dengan rumus sebagai berikut:
8
saja untuk menetapkan siapa yang akan keluar sebagai "runner-up" I (yaitu
pemenang II). Untuk memilih "runner up^ prime prime II dewan juri tinggal
mem punyai kesempatan memilih di antara 8 orang finalis. Demikianlah
seterusnya. Jelaslah kiranya bahwa kebebasan untuk memilih bagi dewan juri
selalu berkurang dengan satu.
➢ Tes 𝑋 2 untuk dua kelas fenotip
Contoh:
a. Misalnya sekarang kita mengadakan percobaan dengan melakukan
testcross pada tanaman berbatang tinggi heterozigotik (Tt) itu. Hasilnya
misalnya berupa 40 tanaman berbatang tinggi dan 20 tanaman berbatang
pendek (Sengaja di sini dipakai angka-angka yang sama dengan contoh
pertama, sekedar untuk perbandingan saja). Apakah data hasil testcross itu
dapat dianggap baik dan dipercaya?
Jawabnya: Teoretis testcross pada monohibrid (Tt x tt) akan menghasilkan
keturunan dengan perbandingan 1 batang tinggi : 1 batang pendek.
Karena nilai kemungkinan kurang dari 0,05 (yaitu angka yang dianggap
sebagai batas signifikan), maka deviasi cukup berarti. Berhubung dengan
itu data hasil percobaan testcross tersebut tidak baik dan tidak dapat
dipercaya. Tentu ada faktor lain di luar faktor kemungkinan yang
berperanan di situ.
➢ Tes X2 untuk tiga kelas fenotip atau lebih
Contoh:
a. Misalnya kita melakukan percobaan dengan membiarkan suatu tanaman
bunga menyerbuk sendiri. Setelah tanaman ini menghasil kan buah dan
9
biji-bijinya ditanam didapatkan keturunan yang terdiri dari 72 tanaman
berbunga ungu, 28 tanaman berbunga merah dan 28 tanaman berbunga
putih. Menurut dugaan saudara, peristiwa apakah yang berperan di sini dan
apakah hasil percobaan itu dapat di anggap benar?
Jawabnya: Melihat hasil itu dapat diduga bahwa ada peristiwa epistasi
resesip, yang secara teoretis seharusnya menunjukkan perbandingan
fenotip 9:3:4.
Karena nilai kemungkinan di sini jauh lebih besar daripada. 0,05 maka
tidak ada faktor lain yang mempengaruhi hasil tersebut, kecuali faktor
kemungkinan. Jadi adanya deviasi itu hanya karena kebetulan saja, dan
deviasi itu sendiri tidak berarti. Maka hasil per cobaan tersebut baik dan
dapat dianggap benar.
10
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Dari paparan diatas maka dapat disimpulkan bahwa teori
kemungkinan adalah dasar untuk menentukan keturunan yang diharapkan dari
tipe-tipe persilangan genotip yang berbeda-beda. Penggunaan teori
kemungkinan ini memungkinkan untuk menduga kemungkinan diperolehnya
suatu hasil tertentu dari persilangan tertentu.
Probabilitas atau kemungkinan ikut mengambil peranan penting
dalam ilmu genetika, misalnya mengenai pemindahan gen-gen dari
induk/orang tua ke gamet-gamet, pembuahan sel telur oleh spermatozoon,
berkumpulnya kembali gen-gen di dalam zigot sehingga dapat terjadi
berbagai macam kombinasi.
Untuk mencari kemungkinan biasanya dapat ditempuh jalan yang
lebih mudah, yaitu dengan menggunkan rumus binomium (𝑎 + 𝑏)𝑛 . Uji Chi-
square (X2) adalah uji nyata data yang diperoleh benar menyimpang dari
nisbah yang diharapkan, tidak secara kebetulan. Perbandingan yang
diharapkan (hipotesis) berdasarkan pemisahan alel secara bebas, pembuahan
gamet secara rambang dan terjadi segregasi sempurna. Tes X2 (Chi-square
test) dibedakan menjadi 2 yaitu Tes X2 untuk 2 kelas fenotipe dan Tes
X2 untuk 3 kelas fenotipe atau lebih.
3.2. Saran
Menyadari bahwa penulis masih jauh dari kata sempurna, kedepannya
penulis akan lebih fokus dan dalam menjelaskan tentang makalah di atas
dengan sumber–sumber referensi yang lebih banyak yang tentungnya dapat di
pertanggung jawabkan.
11
DAFTAR PUSTAKA
Artadana, I.B.M dan Savitri. W.N. 2018. Dasar-Dasar Genetika Mendel dan
Pengembangannya. Yogyakarta: Graha Ilmu
Erwinsyah, R., dkk. 2016. Relevansi Praktikum Dan Perkuliahan Teori Pada Mata
Kuliah Genetika. Proceeding Biology Education Conference. 13
(1):549. https://jurnal.uns.ac.id/prosbi/article/view/5826. Diakses pada
14 Februari 2022.
Hanany., M., dkk. 2020. Worlwide Carrier Frequency and Genetic Prevelance of
Autosomal Recessive Inherited Retinal Diseases. Proc Natl Sci USA.
117 (5): 2715. https://pubmed.ncbi.nlm.nih.gov/31964843/. Diakses
pada 14 Februari 2022.
12