ANALISIS PROBABILITAS
Untuk memenuhi tugas mata kuliah Metode Penelitian Kuantitatif
Disusun Oleh:
Kelompok 2
Nama : Agus Setiawan
NIM : 22204120006
Nama : M. Zhafran Rezky Hernato
NIM : 22204120011
Nama : Devi Rosdiana Maharani
NIM : 22204120016
Bismillahirrahmanirrahim
Assalamualaikum Wr.Wb
Puji syukur kehadirat Allah SWT Yang Maha Mendengar lagi Maha
Melihat dan atas segala limpahan rahmat, serta hidayah-Nya sehingga penulis
dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul “Analisis Probabilitas”.
Makalah ini dibuat untuk memenuhi salah satu tugas Mata Kuliah
Manajemen Keuangan yang diberikan oleh Ibu Dr. Nurul Qomariyah, MM.
Penulis menyadari bahwa makalah ini jauh dari kesempurnaan, maka saran
dan kritik dari semua pihak sangat diharapkan demi penyempurnaan selanjutnya.
Semoga makalah ini dapat dipahami bagi siapapun yang membacanya. Sekiranya
makalah yang telah disusun ini dapat berguna bagi kami sendiri maupun orang
yang membacanya. Sebelumnya kami mohon maaf apabila terdapat kesalahan
kata-kata yang kurang berkenan.
Tak lupa penulis ucapkan Terima Kasih yang sebesar-besarnya kepada
semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan tugas ini, semoga
bantuannya mendapat balasan yang setimpal dari Tuhan Yang Maha Esa. Oleh
karena itu penulis ingin menyampaikan ucapan Terima Kasih yang tiada hingga
kepada Orang tua, Dosen dan teman-teman.
Wassalamualaikum Wr. Wb
Penulis
ii
DAFTAR ISI
Contents
Table of Contents
KATA PENGANTAR.....................................................................................ii
DAFTAR ISI.................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN...............................................................................1
BAB II PEMBAHASAN................................................................................3
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1
1.2 Rumusan Masalah
Dari uraian latar belakang maka perumusan masalah adalah sebagai berikut:
1. Apa yang dimaksud probabilitas?
2. Apa manfaat yang didapat dari probabilitas?
3. Bagaimana cara menghitung probabilitas?
4. Apa yang dimaksud hubungan probabilitas antar kejadian?
5. Apa pengertian probabilitas teoritik dan empirik ?
6. Bagaimana ekspektasi dari suatu kejadian ?
7. Apa pengertian Permutasi dan Combinasi ?
2
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Probabilitas
Probabilitas adalah kemungkinan yang dapat terjadi dalam suatu peristiwa. Dalam
kehidupan sehari-hari sulit untuk mengetahui dengan “pasti” apa yang akan terjadi pada
waktu yang akan datang, baik dalam jangka pendek maupun jangka panjang.
Probabilitas adalah suatu nilai untuk mengukur tingkat kemungkinan terjadinya suatu
kejadian yang tidak pasti. (Johannes Supranto,2005). Menurut David Hume apabila
mempergunakan argument yang disusun atas dasar pengalaman kita dimasa lampau sebagai
dasar pertimbangan untuk membuat ramalan dimasa mendatang maka argument ini hanya
merupakan kemungkinan (Probabilitas). Jadi probabilitas merupakan pernyataan yang berisi
ramalan tentang tingkatan keyakinan tentang terjadinya sesuatu dimasa yang akan datang.
Tingkatan keyakinan ini bisa dinyatakan dengan angka atau tanpa dengan angka. Seperti
contoh untuk mengukur kemungkinan keluarnya sisi mata uang ketika diputar, karena sisi
mata uang ada dua maka kemungkinan keluarnya sebuah sisi mata uang bisa ditulis dengan
angka yaitu ½, yang artinya terdapat 1 kemungkinan dari 2 kemungkinan.
Analisis mengenai probabilitas berkembang pada abad ke-17 di kalangan para ahli
Matematika di Eropa. Sejak saat itu dan sampai sekarang, probabilitas menjadi dasar bagai
teori-teori penaksiran dan pengujian hipotesis dalam ilmu statistik murni dan beberapa ilmu
terapan. Dalam kenyataan sehari-hari kita sering mendengar istilah ‘probabilitas’ atau
kemungkinan. Kata probabilitas sering dipertukarkan dengan istilah lain seperti peluang dan
kemungkinan. Secara umum probabilitas merupakan peluang bahwa sesuatu akan terjadi.
Jadi, Probabilitas adalah suatu ukuran tentang kemungkinan suatu (event) akan terjadi di
masa mendatang. Probabilitas dinyatakan antara 0 sampai 1 atau dalam persentase. Kejadian
atau kemungkinan (event) adalah hasil tak tentu dari suatu eksperimen atau observasi.
4
Sisi muka kita sebut = m, sisi kedua kita sebut belakang = n. Maka ada dua kejadian yang
mungkin terjadi. Yaitu muncul m atau n. kedua sisi itu mempunyai kesempatan yang sama
untuk muncul. Maka probabilitas munculnya kejadian m atau n adalah :
m 1
P= =
n 2
Ingat bahwa dalam pelemparan uang logam tersebut yang muncul hanya 1, m atau n, jadi
jika muncul m maka n tidak muncul.
Pada suatu percobaan hanya 1 peristiwa yang terjadi, dan peristiwa lain tidak mungkin
terjadi pada waktu yang bersamaan maka dikenal sebagai peristiwa saling lepas. Peristiwa
saling lepas (mutually exclusive) adalah terjadinya suatu peristiwa sehingga peristiwa yang
lain tidak terjadi pada waktu yang bersamaan.
Pada suatu percobaan atau kegiatan semua hasil mempunyai probabilitas yang sama, dan
hanya satu peristiwa yang terjadi maka peristiwa ini dikenal dengan lengkap terbatas kolektif
(collection exhaustive). Lengkap terbatas kolektif (collection exhaustive) adalah sedikitnya
satu dari seluruh hasil yang ada pasti terjadi pada setiap percobaan atau kegiatan yang
dilakukan”.
b. Pendekatan Relatif
Perumusan konsep probabilitas dengan cara klasik mempunyai kelemahan karena
menuntut syarat semua hasil mempunyai kesempatan yang sama untuk muncul. Pengertian
ini mengaburkan adanya probabilitas yang sama. Sehubungan dengan itu dikembangkan
konsep probabilitas berdasarkan statistic, yaitu dengan pendekatan empiris. Probabilitas
empiris dari suatu kejadian dirumuskan dengan memakai frekuensi relatif dari terjadinya
suatu kejadian dengan syarat banyaknya pengamatan atau banyaknya sampel n adalah sangat
besar.
Bila n bertambah besar sampai tak terhingga (n -> ∞), probabilitas kejadian E sama
dengan nilai limit dari frekuensi relatif kejadian E tersebut. Dengan demikian, jika kejadian E
berlangsung sebanyak f kali dari keseluruhan pengamatan sebanyak n, dimana n mendekati
tak berhingga, probabilitas kejadian E dirumuskan sebagai berikut :
f
P ( E )=lim
n→∞ n
Walaupun mudah dan berguna dalam praktek, secara matematis perumusan konsep
probabilitas dengan frekuensi relative ini juga mempunyai kelemahan karena suatu nilai limit
yang benar-benar mungkin sebenarnya tidak ada. Oleh karena itu, konsep probabilitas
modern dikembangkan dengan memakai pendekatan aksiomatis, yaitu suatu kebenaran yang
5
diterima secara apa adanya tanpa memerlukan bukti matematis, dimana konsep probabilitas
tidak didefinisikan, seperti konsep titik dan konsep garis yang tidak didefinisikan dalam ilmu
geometri
Probabilitas berdasarkan pendekatan ini sering disebut sebagai probabilitas empiris. Nilai
probabilitas ditentukan melalui percobaan, sehingga nilai probabilitas itu merupakan limit
dari frekuensi relatif peristiwa tersebut.
Contoh : Pada suatu percobaan statistic, yaitu pelemparan sebuah dadu yang diulang
sebanyak 1000 kali (n=1000), frekuensi munculnya muka dadu X adalah seperti pada tabel
berikut ini :
Muka Dadu
1 2 3 4 5 6
(X)
16 16 16
Frekuensi ( f ) 165 167 169
4 6 8
6
c. Pendekatan Subjektif
Pendekatan subjektif yaitu menetukan besarnya probabilitas suatu peristiwa
didasarkan pada penilaian pribadi dan dinyatakan dalam derajat kepercayaan.
Penilaian subjektif diberikan karena terlalu sedikit atau tidak ada informasi yang
diperoleh atau berdasarkan keyakinan. Pendekatan subjektif menyatakan
probabilitas suatu peristiwa terjadi berdasarkan penilaian pribadi. Kadang-kadang
kita mengetahui iinformasi awal tentang suatu jenis kejadian tertentu, juga tidak
mungkin dilakukan observasi ataupun eksperimen atas kejadian tersebut.
Contoh : Seorang direktur akan memilih seorang supervisor dari empat orang
calon yang telah lulus ujian saringan. Keempat calon tersebut sama pintar, sama
lincah, dan semuanya dapat dipercaya. Probabilitas tertinggi (kemungkinan
diterima) menjadi supervisor ditentukan secara subjektif oleh sang direktur.
Dari pengertian-pengertian tersebut, dapat disusun suatu pengertian umum
mengenai probabilitas, yaitu sebagai berikut :
Probabilitas adalah suatu indeks atau nilai yang digunakan untuk menentukan
tingkat terjadinya suatu kejadian yang bersifat random (acak).
Oleh karena probabilitas merupakan suatu indeks atau nilai maka probabilitas
memiliki batas-batas yaitu mulai dari 0 sampai dengan 1 ( 0 ≤ P ≤ 1).
Jika P = 0, disebut probabilitas kemustahilan, artinya kejadian atau peristiwa
tersebut tidak akan terjadi.
Jika P = 1, disebut probabilitas kepastian, artinya kejadian atau peristiwa
tersebut pasti terjadi.
Jika 0 < P < 1, disebut probabilitas kemungkinan, artinya kejadian atau
peristiwa tersebut dapat atau tidak dapat terjadi.
7
1. Kejadian Saling Meniadakan
Dua peristiwa atau lebih disebut saling meniadakan jika kedua atau lebih
peristiwa itu tidak dapat terjadi pada saat yang bersamaan. Jika peristiwa A dan B
saling meniadakan, probabilitas terjadinya peristiwa tersebut adalah
P(A atau B) = P(A) + P(B) atau
P(A B) = P(A) + P(B)
Contoh :
Sebuah dadu dilemparkan ke atas, peritiwanya adalah
A = peristiwa mata dadu 4 muncul.
B = peristiwa mata dadu lebih kecil dari 3 muncul.
Tentukan probabilitas dari kejadian berikut !
- Mata dadu 4 atau lebih kecil dari 3 muncul!
Penyelesaian :
P(A) = 1/6 P(B) = 2/6
P(A atau B) = P(A) + P(B)
= 1/6 + 2/6
= 0,5
8
A = peristiwa mata (4, 4) muncul.
B = peristiwa mata lebih kecil dari (3, 3) muncul.
Tentukan probabilitas P(A atau B) !
Penyelesaian :
P(A) = 1/36
P(B) = 14/36
P(A B) = 0
P(A atau B) = P(A) + P(B) – P(A B)
= 1/36 + 14/36 – 0
= 0,42
b. Aturan Perkalian
Dalam konsep probabilitas, aturan perkalian diterapkan secara berbeda
menurut jenis kejadiannya. Ada dua jenis kejadian dalam hal ini, yaitu kejadian
tak bebas dan kejadian bebas.
1. Kejadian Tak Bebas
Dua peristiwa atau lebih disebut kejadian tidak bebas apabila peristiwa yang
satu dipengaruhi atau tergantung pada peritiwa lainnya. Probabilitas peristiwa
tidak saling bebas dapat pula dibedakan atas tiga macam, yaitu yaitu probabilitas
bersyarat, gabungan, dan marjinal.
a) Probabilitas Bersyarat
Probabilitas bersyarat peristiwa tidak saling bebas adalah probabilitas terjadinya
suatu peristiwa dengan syarat peristiwa lain harus terjadi dan peristiwa-peristiwa
tersebut saling mempengaruhi. Jika peristiwa B bersyarat terhadap A, probabilitas
terjadinya periwtiwa tersebut adalah P(B/A) dibaca probabilitas terjadinya B
dengan syarat peristiwa A terjadi.
Contoh :
Sebuah kotak berisikan 11 bola dengan rincian :
5 buah bola putih bertanda +
1 buah bola putih bertanda –
3 buah bola kuning bertanda +
9
2 buah bola kuning bertanda –
Seseorang mengambil sebuah bola kuning dari kotak
- Berapa probabilitas bola itu bertanda +?
Penyelesaian :
Misalkan : A = bola kuning
B+ = bola bertanda positif
B- = bola bertanda negatif.
P(A) = 5/11
P(B+ A) = 3/11
b) Probabilitas Gabungan
Probabilitas gabungan peritiwa tidak saling bebas adalah probabilitas
terjadinya dua atau lebih peristiwa secara berurutan (bersamaan) dan peristiwa-
peristiwa itu saling mempengaruhi.
Jika dua peristiwa A dan B gubungan, probabilitas terjadinya peristiwa
tersebut adalah P(A dan B) = P(A B) = P(A) x P(B/A)
Jika tiga buah peristiwa A, B, dan C gabungan, probabilitas terjadinya peristiwa
tersebut adalah P(A B C) = P(A) x P(B/A) x P(C/A B)
Contoh :
Dari satu set kartu bridge berturut-turut diambil kartu itu sebanyak 2 kali secara
acak. Hitunglah probabilitasnya kartu king (A) pada pengambilan pertama dan
as(B) pada pengambilan kedua, jika kartu pada pengambilan pertama tidak
dikembalikan !
Penyelesaian :
(A) = pengambilan pertama keluar kartu king.
P(A) = 4/52
(B/A) = pengambilan kedua keluar kartu as
P(B/A) = 4/51
P(A B) = P(A) x P(B/A)
= 4/52 x 4/51
= 0,006
10
c) Probabilitas Marjinal
Probabilitas marjinal peristiwa tidak saling bebas adalah probabilitas
terjadinya suatu peristiwa yang tidak memiliki hubungan dengan terjadinya
peristiwa lain dan peristiwa tersebut saling mempengaruhi. Jika dua peristiwa A
adalah marjinal, probabilitas terjadinya peristiwa A tersebut adalah
P(A) = P(B A)
= P(Ai) x P(B/Ai), i = 1, 2, 3, …..
Contoh :
Sebuah kotak berisikan 11 bola dengan rincian :
5 buah bola putih bertanda +
1 buah bola putih bertanda –
3 buah bola kuning bertanda +
2 buah bola kuning bertanda –
Tentukan probabilitas memperoleh sebuah bola putih !
Penyelesaiannya :
Misalkan : A = bola putih
B+ = bola bertanda positif
B- = bola bertanda negatif
P(B+ A) = 5/11
P(B- A) = 1/11
P(A) = P(B+ A) + P(B- A)
= 5/11 + 1/11
= 6/11
2. Kejadian Bebas
Dua kejadian atau lebih dikatakan merupakan kejadian bebas apabila
terjadinya kejadian tersebut tidak saling mempengaruhi. Dua kejadian A dan B
dikatakan bebas, kalau kejadian A tidak mempengaruhi B atau sebaliknya. Jika A
dan B merupakan kejadian bebas, maka P(A/B) = P(A) dan P(B/A) = P(B)
P(A B) = P(A) P(B) = P(B) P(A)
11
Contoh :
Satu mata uang logam Rp. 50 dilemparkan ke atas sebanyak dua kali. Jika A 1
adalah lemparan pertama yang mendapat gambar burung(B), dan A2 adalah
lemparan kedua yang mendapatkan gambar burung(B), berapakah P(A1 A2)!
Penyelesaian :
Karena pada pelemparan pertama hasilnya tidak mempengaruhi pelemparan kedua
dan P(A1) = P(B) = 0,5 dan P(A2) = P(B) = 0,5, maka P(A1 A2) = P(A1) P(A2) =
P(B) P(B) = 0,5 x 0,5 = 0,25.
Rumus Bayes :
Jika dalam suatu ruang sampel (S) terdapat beberapa peristiwa saling lepas, yaitu
A1, A2, A3, …., An yang memiliki probabilitas tidak sama dengan nol dan bila ada
peritiwa lain (misalkan X) yang mungkin dapat terjadi pada peristiwa-peristiwa
A1, A2, A3, …., An maka probabilitas terjadinya peristiwa-peristiwa A 1, A2, A3,
…., An dengan diketahui peristiwa X tersebut adalah
Contoh :
Tiga kotak masing-masing memiliki dua laci. Didalam laci-laci tersebut terdapat
sebuah bola. Didalam kotak I terdapat bola emas, dalam kotak II terdapat bola
perak, dan dalam kotak III terdapat bola emas dan perak. Jika diambil sebuah
kotak dan isinya bola emas, berapa probabilitas bahwa laci lain berisi bola perak?
Penyelesaian :
Misalkan : A1 peristiwa terambil kotak I
A2 peristiwa terambil kotak II
A3 peristiwa terambil kotak III
X peristiwa laci yang dibuka berisi bola emas
Kotak yang memenuhi pertanyaan adalah kotak III (P(A3/X)).
P(A1) = 1/3 P(X/A1) = 1
P(A2) = 1/3 P(X/A2) = 0
P(A3) = 1/3 P(X/A3) = ½
12
2.5 Probabilitas Teoritik dan Probabilitas Empirik
1. Probabilitas Teoritis
Kemungkinan didapatkan dengan cara berbeda dan asumsi peluang terjadinya
sesuatu dan tidak adalah sama. Contohnya pada kasus pelemparan dadu, kita
mengasumsikan bahwa peluang munculnya angka 1, 2, 3, 4, 5, dan 6 adalah sama
yaitu 1/6
2. Probabilitas Empiris
Kemungkinan terjadinya sesuatu dilihat dari pengalaman atau percobaan,
Probabilitas Empiris bisa disebut juga Eksperimental Probabilitas, dimana
Eksperimen menentukan peluang nyata dari sebuah kejadian. Pada pelemparan
dadu dimisalkan percobaan dilakukan 1000 kali. Angka 1 muncul 200 kali, berarti
peluang Empiris munculnya angka 1 adalah 200/1000 yaitu 1/5. Nilai ini berbeda
dengan probabilitas teoritis dan nilai ini dapat berubah pada percobaan 1000 kali
berikutnya.
Contoh :
Sebuah Pabrik memperkirakan peluang hasil produknya cacat akibat machine
error adalah 0.2%. Namun pada data penjualan tahun lalu, dari 2500 produk yang
dihasilkan, 20 diantaranya tidak bisa dijual akibat cacat.
Hal ini menyatakan:
13
munculnya angka dan gambar adalah sama kuat yaitu ½. 1 menyatakan hanya satu
dari muka pada koin yang mungkin muncul, entah itu gambar maupun angka
sedangkan 2 menyatakan banyaknya kejadian yang mungkin terjadi pada
pelemparan koin, yaitu munculnya gambar + munculnya angka.
Jika kita berbicara tidak lagi 2 kejadian yaitu menyangkut banyak kejadian yang
mungkin terjadi, mengingat dan dari hasil pengumpulan dan penelitian data
diperoleh suatu rumus sebagai berikut. Jika terdapat N peristiwa, dan nA dari N
peristiwa tersebut membentuk kejadian A, maka probabilitas A adalah :
P(A) = nA/N
Dimana : nA= banyaknya kejadian
N= kejadian seluruhnya/peristiwa yang mungkin terjadi
Contoh.
Suatu mata uang logam yang masing-masing sisinya berisi gambar dan angka
dilemparkan secara bebas sebanyak 1 kali.
Berapakah probabilitas munculnya gambar atau angka?
Jawab :
n=1, N=2
P (gambar atau angka)=
P (gambar atau angka)=1/2 atau 50%
Dapat disimpulkan peluang munculnya gambar atau angka adalah sama besar.
Contoh 2.
Berapa peluang munculnya dadu mata satu pada satu kali pelemparan?
Jika kita tinjau pada sebuah dadu hanya memiliki 1 buah mata dadu bermata 1,
sedangkan pada dadu terdapat 6 mata yaitu mata 1 sampai mata 6.
Maka
P(A) = nA/N
= 1/6
Berikut merupakan aturan dalam probabilitas
Jika n = 0 makka peluang terjadinya suatu kejadian pada keadaan ini adalah
sebesar P(A) = 0 atau tidak mungkin terjadi.
14
Jika n merupakan semua anggota N maka probabilitasnya adalah satu, atau
kejadian tersebut pasti akan terjadi
Probabilitas suatu kejadian memiliki rentangan nilai
Jika E menyatakan bukan peristiwa E maka berlaku
15
Contoh :
Tentukan nilai factorial dari bilangan berikut
5!
3! X 2!
6!/4!
Penyelesaian :
a. 5! = 5 x 4 x 3 x 2 x 1 = 120
b. 3! X 2! = 3 x 2 x 1 x 2 x 1 = 12
3. Permutasi
3.1 Pengertian Permutasi
Permutasi adalah suatu penyusunan atau pengaturan beberapa objek ke dalam
suatu urutan tertentu.
Contoh :
Ada 3 objek, yaitu ABC. Pengaturan objek-objek tersebut ialah ABC, ACB, BCA,
BAC, CAB, CBA yang disebut permutasi. Jadi, permutasi 3 objek menghasilkan
enam pengaturan dengan cara yang berbeda.
16
3.3 Permutasi sebanyak x dari m objek tanpa pengembalian :
Contoh :
Dari empat calon pimpinan sebuah perusahaan, misalkan A, B, C, D hendak
dipilih seorang ketua, seorang sekretaris, dan seorang bendahara.
Berapa cara keempat calon tersebut dipilih?
Penyelesaian:
m = 4 dan x = 3
4P3 =
Dengan m1 + m2 + m3 + ….= m
Contoh :
Tentukan permutasi dari kata “TAMAT”
Penyelesaian :
M = 5, m1 = 2, m2 = 2, m3 = 1
17
5! 5x4x3x2x1
5P2, 2, 1 = --------------- = -------------------- = 30
2! . 2! . 1! 2x1x2x1x1
4. Kombinasi
4.1 Pengertian Kombinasi
Kombinasi adalah suatu penyusunan beberapa objek tanpa memperhatikan
urutan objek tersebut.
Contoh :
Ada 4 objek, yaitu : A, B, C, D. Kombinasi 3 dari objek itu adalah ABC, ABD,
ACD, BCD. Setiap kelompok hanya dibedakan berdasarkan objek yang
diikutsertakan, bukan urutannya. Oleh karena itu :
ABC = ACB = BAC = BCA = CAB = CBA
ABD = ADB = BAD = BDA = DAB = DBA
ACD = CAD = ADC = CDA = DAC = DCA
BCD = BDC = CBD = CDB = DBC = DCB
18
DAFTAR PUSTAKA
Arif, Muhammad. 2012. Dasar-dasar Statistika. Makassar: Andira Pubriser.
Sudjana. 2005. Metoda Statistika. Bandung: Tarsito.
Arrosyadi. 2010. Pengertian dan Teori.
http://arrosyadi.wordpress.com/2010/04/20/pengertian-teori/
Nurrahmanarif. 2010. Pengantar Teori Peluang.
http://nurrahmanarif.wordpress.com/2010/10/30/pengantar-teori-peluang/
19