PROBABILITAS
Disusun Oleh:
Imam Baehaqi
NBI. 1461600228
Kelas: S
Alhamdulillah, segala puji dan syukur bagi Allah SWT yang telah memberikan
kemampuan, kekuatan, serta keberkahan baik waktu, tenaga, maupun pikiran kepada
penulis sehingga dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Probabilitas” tepat pada
waktunya.
Makalah yang berjudul “Probabilitas” ini telah saya susun dengan maksimal
dan mendapatkan bantuan dari berbagai pihak kedua ataupun ketiga sehingga dapat
memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu saya menyampaikan banyak terima
kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam pembuatan makalah ini.
Terlepas dari semua itu, Saya menyadari sepenuhnya bahwa masih ada
kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu
dengan tangan terbuka saya menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar saya
dapat memperbaiki makalah probabilitas ini.
Akhir kata saya berharap semoga makalah “Probabilitas” ini dapat memberikan
manfaat maupun inpirasi bagi para pembaca.
Penyusun
ii
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI
Halaman Judul ............................................................................................................. i
Kata Pengantar ........................................................................................................... ii
DAFTAR ISI ............................................................................................................... iii
BAB I ............................................................................................................................ 1
PENDAHULUAN ........................................................................................................ 1
1.1. Latar Belakang ............................................................................................... 1
1.2. Rumusan Masalah .......................................................................................... 2
1.3. Tujuan ............................................................................................................. 2
1.4. Manfaat ........................................................................................................... 2
BAB II .......................................................................................................................... 3
DASAR TEORI ........................................................................................................... 3
2.1. DEFINISI ....................................................................................................... 3
2.2. SEJARAH ...................................................................................................... 4
BAB III ......................................................................................................................... 6
PEMBAHASAN .......................................................................................................... 6
3.1. PELUANG (PROBABILITAS) KEJADIAN .................................................... 6
3.1.1. PROBABILITAS ......................................................................................... 6
3.1.2. HUBUNGAN ANTARA PROBABILITAS TEORITIS DAN EMPIRIS. . 9
3.1.3. BEBERAPA HUKUM PROBABILITAS ................................................... 9
3.2. PROBABILITAS BERSYARAT..................................................................... 18
3.2.1. Probabilitas Bersyarat ................................................................................ 18
3.3. DISTRIBUSI PROBABILITAS ...................................................................... 23
3.3.1. DISTRIBUSI PELUANG .......................................................................... 23
BAB IV ....................................................................................................................... 27
PENUTUP .................................................................................................................. 27
4.1. Kesimpulan ....................................................................................................... 27
4.2. Saran ................................................................................................................. 27
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................ 28
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1
1.2. Rumusan Masalah
1. Definisi dan Sejarah Perkembangan Probabilitas.
2. Memahami Peluang Kejadian, Probabilitas Bersyarat, dan Distribusi
Probabilitas.
1.3. Tujuan
1. Memenuhi tugas UAS mata kuliah Probabilitas dan Statistika semester ganjil
Tahun Akademik 2017/2018.
1.4. Manfaat
1. Membantu peneliti dalam pengambilan keputusan yang lebih tepat.
Pengambilan keputusan yang lebih tepat dimagsudkan tidak ada keputusan
yang sudah pasti karena kehidupan mendatang tidak ada yang pasti kita ketahui
dari sekarang, karena informasi yang didapat tidaklah sempurna.
2. Dengan teori probabilitas kita dapat menarik kesimpulan secara tepat atas
hipotesis yang terkait tentang karakteristik populasi.
3. Menarik kesimpulan secara tepat atas hipotesis (perkiraan sementara yang
belum teruji kebenarannya) yang terkait tentang karakteristik populasi pada
situssi ini kita hanya mengambil atau menarik kesimpulan dari hipotesis bukan
berarti kejadian yang akan dating kita sudah ketehaui apa yang akan tertjadi.
4. Mengukur derajat ketidakpastian dari analisis sampel hasil penelitian dari suatu
populasi.
2
BAB II
DASAR TEORI
2.1.DEFINISI
Probabilitas
Istilah probabilitas atau probability sebenarnya sudah sering kita
gunakan karena dapt diartikan sebagai kemungkinan, kebolehjadian, ataupun
kebarangkalian. Dalam kehidupan sehari-hari kita menggunakan istilah
tersebut secara sederhana, misalnya kita mengatakan bahwa hari ini
kemungkinan besar hujan, atau tidak mungkin dia bisa lulus ujian sarjana tahun
ini, dan masih banyak lagi.
Probabilitas biasanya diberi simbol P, dan dinyatakan dalam angka
positif, dengan minimum 0 dan maksimum 1. sedang simbol untuk
kemungkinan tidak terjadinya, biasanya dinyatakan dengan Q. yaitu =1-P
Jika P=0
Berarti peristiwa itu tidak mungkin terjadi, atau mustahil
Contoh : Matahari terbit pada malam hari adalah mustahil, maka mempunyai
probabilitas sama dengan 0
Jika P=1
Berarti peristiwa itu pasti terjadi, tidak mungkin tidak Terjadi
Contoh : Air selalu mengalir kedataran yang lebih rendah. Maka probabilitas
sama dengan 1
3
masing 1/2 atau 0,50 (Pa = 0,50 dan Pb =0,50)
Sebuah dadu yang mempunyai 6 permukaan yaitu 1,2,3,4,5,6 jika
dilemparkan satu kali. Kemungkinan salah satu permukaan tampak diatas
adalah 1/6. Pengertian klasik ini merupakan pendekaatan matematika
probabilitasnya disebut probabilitas matematis atau teoritis
b. Pendekatan Empiris atau Frekuensi ( Empirical/Frequency Approach),
menurut pendekatan ini pengertian probabilitas adalah frekuensi
relatif terjadinya suatu peristiwa didalam suatu percobaan yang berulang-
ulang yang tidak terhingga sifatnya. Karena pada hakekatnya suatu
percobaan yang berulang-ulang yang tidak terhingga tidak mungkin
dilaksanakan , maka didalam perhitungan ini jumlah percobaannya yang
dibatasi.
Contoh;
Misalkan mahasiswa Fakultas Ekonomi Universitas Tridinanti 2000
orang, maka ruang sampelnya adalah 2000 yang unsurnya terdiri dari 2000
orang mahasiswa.
c. Pendekatan subyektif ( Subjectively Approach), menurut pendekatan ini
probabilitas adalah peluang terjadinya suatu peristiwa ditentukan
berdasarkan perasaan atau kira-kira dari individu.
2.2.SEJARAH
Sejarah Perkembangan Ilmu Peluang (Probability)
Pengetahuan mengenai peluang (probability) ini diawali oleh adanya
pertanyaan seorang bangsawan Perancis yang juga penjudi bernama Chevalier
de Mere kepada Pascal (1623-1662). Penjudi tersebut ingin mengetahui
bagaimana pola pembagian uang taruhan pada suatu perjudian apabila
permainannya terpaksa dihentikan sebelum selesai. Pertanyaan ini kemudian
menjadi bahan pertukaran pikiran antara Pascal dan Fermat (1601-1665)
melalui surat. Darisurat-menyurat antara kedua pemikir inilah kemudian timbul
dasar-dasar cabang matematika yang dinamakan hitung peluang (the theory of
probability) pada tahun 1654.
4
pesatterjadi pada abad 18 yang dipelopori oleh JacobBernoulli (1654-1705) dan
Abraham de Moivre(1667-1754).
5
BAB III
PEMBAHASAN
Contoh 1.1.
Misalkan anda diminta untuk menebak malam ini hujan atau tidak, atau teman anda
bertanya kepada anda prediksi hasil pertandingan liga inggris antara Manchester
United dengan Manchester City? Apakah Jawaban Anda? Pada pertanyaan pertama,
misalkan anda menjawab Hujan, apakah pasti akan Hujan? Pertanyaan kedua misalkan
anda jawab Manchester United, apakah pasti yang menang Manchester United? Nah
Dari contoh 1.1. di atas adalah contoh Peluang Kejadian, yang akan kita pelajari
Contoh 1.2.
Contoh lagi misalkan anda melempar sebuah uang logam di mana kedua sisinya
setimbang, apakah anda bisa memastikan pada lemparan pertama muncul pasti Angka
(A)? tentu saja tidak kan? Masih banyak contoh kejadian-kejadian lain yang masih bisa
dijadikan contoh. Coba anda cari minimal 3 buah kejadian yang berhubungan dengan
peluang!
Perlu anda ketahui ada beberapa istilah yang bisa dipakai untuk menyebut
atau peluang dalam handout ini adalah 𝑃 dan dinyatakan dalam angka positif, dengan
6
𝑃 = 0; berarti suatu kejadian tidak mungkin terjadi, atau mustahil. Sebagai contoh
adalah matahari bersinar di malam hari, maka karena hal tersebut tidak mungkin
𝑃 = 1; berarti suatu kejadian yang pasti terjadi. Sebagai contoh adalah setiap manusia
pasti akan mati, hal ini pasti terjadi karena tidak ada manusia yang tidak akan
mati, sehingga peluang kejadian setiap manusia pasti akan mati adalah 1.
peluang antara 0 sampai dengan 1. Pertanyaannya adalah berarti tidak tepat 0 atau 1
dong? Ya, jarang sekali kejadian atau peristiwa sehari-hari yang kita jumpai yang
ini berarti kejadian terswbut mempunyai kemungkinan kecil terjadi atau cenderung
untuk tidak terjadi. Sebaliknya apabila suatu kejadian mempunyai peluang mendekati
Dalam (Djarwanto dan Subagyo,1998 hal 8-9) Ada tiga macam pendekatan
1) Pengertian klasik
7
Contoh 1.3.
Sebagai contoh adalah ketika sebuah mata uang logam dilemparkan sekali
karena simetris. Dalam hal ini baik permukaan Angka (A) maupun Gambar (G)
mempunyai kemungkinan yang sama yaitu atau 0,5 untuk kelihatan dari atas,
Keterangan:
yang telah terjadi. Pendekatan empiris juga bisa disebut sebagai pendekatan
katakanlah kejadian 𝐴 sama dengan nilai limit dari frekuensi relatif (𝑓) kejadian
Contoh 1.4.
Seandainya saja Anda melemparkan bola dari jarak 3 meter untuk mengenai
suatu obyek tertentu sebanyak 100 kali dan ternyata mengenai benda tersebut
dientukan dengan .
8
3) Pengertian berdasarkan pendekatan subyektif.
perkiraan dari si Peneliti. Jadi cara ini dipengaruhi oleh pribadi masingmasing
Contoh 1.5.
Misalkan secara klasik atau teori, menurut pendekatan ini apabila kita melemparkan
sebuah mata uang logam yang simetris peluang munculnya gambar adalah 0,5 dan
peluang munculnya angka adalah 0,5. Jadi apabila kita melempar sebanyak 100 kali,
Lain halnya dengan pendekatan empiris, bisa saja dalam 100 kali pelemparan, kita
empiris peluang muncul permukaan angka adalah 0,55 dan peluang muncul
Bukti:
Dengan menggunakan ilustrasi gambar 1.1. dan Gambar 1.2., anda akan memulai
9
S A B S
A B
Dari gambar 1.1. diperoleh daerah yang diarsir merupakan gabungan himpunan 𝐴
Perhatikan bahwa, apabila apabila kedua ruas anda bagi dengan 𝑛(𝑆), diperoleh
Akibat 1.1.
Bukti:
S A B
10
Dari gambar 1.3.diperoleh
Bukti:
S A
𝐴 ∪ 𝐴𝑐 = 𝑆
𝑛(𝐴 ∪ 𝐴𝑐) = 𝑛(𝑆)
𝑃(𝐴 ∪ 𝐴𝑐) = 1
𝑃(𝑆) = 1
11
Contoh 1.6.
Apabila 𝐴 dan 𝐵 dua kejadian saling lepas, dengan 𝑃(𝐴) = 0,3 dan 𝑃(𝐵) = 0,25 𝑃(𝐵) =
Penyelesaian:
Diketahui 𝑃(𝐴) = 0,3; 𝑃(𝐵) = 0,25; 𝐴 dan 𝐵 dua kejadian saling lepas.
Berarti
𝑃(𝐴 ∪ 𝐵) = 𝑃(𝐴) + 𝑃(𝐵)
= 0,3 + 0,25 = 0,55.
Contoh 1.7.
Peluang kejadian munculnya mata dadu berjumlah 5 dan 8 apabila dua buah dadu
Penyelesaian:
Misalkan,
𝑆 = Semesta kejadian, atau kemungkinan semua yang akan muncul apabila dua
12
Sehingga,
Jadi .
dependen. Dua atau peristiwa dikatakan bersifat independent jika terjadinya suatu
peristiwa tidak mempengaruhi terjadinya peristiwa yang lain. Sebaliknya, dua atau
lebih peristiwa atau kejadian akan mempengaruhi terjadinya peristiwa lain. Dapat
dikatakan bahwa dua kejadian 𝐴 dan 𝐵 dalam ruang sampel 𝑆 dikatakan saling bebas
13
Contoh 1.8.
Jika diketahui dua kejadian 𝐴 dan 𝐵 saling bebas dengan 𝑃(𝐴) = 0,3 dan 𝑃(𝐵) =
= (0,3) ∙ (0,4)
= 0,12
Contoh 1.9.
Pada pelemparan dua buah dadu, apakah kejadian munculnya muka 𝑋 ≤ 3 dadu
Jawab:
Misalkan
𝑆 = ruang sampel
Berarti
𝑛(𝑆) = 36
𝑛(𝐴) = 18
𝑛(𝐵) = 12
𝑛(𝐴 ∩ 𝐵) = 6
Sehingga diperoleh,
14
Perhatikan, dari contoh 1.9. juga berlaku 𝑃(𝐴 ∩ 𝐵) = 𝑃(𝐴) ∙ 𝑃(𝐵)
Kenapa?
Karena ternyata contoh 1.9 adalah contoh kejadian saling bebas.
Konsep dua kejadian saling bebas di atas juga dapat dikembangkan untuk tiga
kejadian saling bebas antara 𝐴, 𝐵 dan 𝐶 . Apabila 𝐴, 𝐵 dan 𝐶 adalah tiga kejadian saling
bebas, berlaku rumus probabilitas 𝐴 ∩ 𝐵 ∩ 𝐶, yaitu
𝑃(𝐴 ∩ 𝐵 ∩ 𝐶) = 𝑃(𝐴) ∙ 𝑃(𝐵) ∙ 𝑃(𝐶)
berlaku
Contoh 1.10.
Apabila 3 Mata Uang Logam dilemparkan sekali, tunjukkan bahwa munculnya muka
Penyelesaian:
Misalkan,
𝑆 = ruang sampel
15
𝐴 = kejadian munculnya muka pada uang logam I.
Berarti,
𝑛(𝐴) = 4
𝑛(𝐵) = 4
𝑛(𝐶) = 4
𝐴 ∩ 𝐵 ∩ 𝐶 = {(𝑚1,𝑚2,𝑚3)}
𝑛(𝐴 ∩ 𝐵 ∩ 𝐶) = 1
Sehingga,
16
Hukum Total Probabilitas.
Masih ingatkah, bahwa 𝐵 dan 𝐵𝑐 merupakan dua kejadian yang saling asing, begitu
1. 𝐵 ∩ 𝐵𝑐 = ∅
2. 𝐵 ∪ 𝐵𝑐 = 𝑆
3. 𝐴 ∩ 𝐴𝑐 = ∅
4. 𝐴 ∪ 𝐴𝑐 = 𝑆
5. 𝐴 ∩ 𝑆 = 𝐴
6. 𝐴 ∪ 𝑆 = 𝑆
Perhatikan bahwa,
𝐴∩𝑆=𝐴
(𝐴 ∩ (𝐵 ∪ 𝐵𝑐)) = 𝐴 ∩ 𝐵 ∪ 𝐴 ∩ 𝐵𝑐
𝐵1 ∪ 𝐵2 ∪ 𝐵3 ∪ … ∪ 𝐵𝑘
Sehingga
𝐴 ∩ 𝑆 = 𝐴 ∩ (𝐵1 ∪ 𝐵2 ∪ 𝐵3 ∪ … ∪ 𝐵𝑘)
= 𝐴 ∩ 𝐵 1 ∪ 𝐴 ∩ 𝐵2 ∪ … ∪ 𝐴 ∩ 𝐵 𝑘
17
3.2. PROBABILITAS BERSYARAT
3.2.1. Probabilitas Bersyarat
Dalam hubungan peristiwa-peristiwa bersyarat, suatu peristiwa hanya bisa
terjadi kalau ada peristiwa yang mendahului-nya terjadi. Misalkan peristiwa B hanya
akan terjadi kalau peristiwa A telah terjadi. Untuk mempelajari probabilitas bersyarat,
Secara umum, jika dua peristiwa 𝐵1 dan 𝐵2 saling asing (𝐵1 ∩ 𝐵2 = ∅), maka:
Contoh 2.1.
Misalkan sebuah dadu bersisi 6 dilempar, dan 𝐴 kejadian muncul mata dadu kurang
dari 6, dan 𝐵 adalah kejadian muncul mata dadu Genap. Apabila kejadian 𝐴 dan 𝐵
dilakukan secara berurutan, maka berapakah kemungkinan muncul mata dadu Genap
Penyelesaian:
18
𝐵 adalah kejadian muncul mata dadu Genap; 𝐵 = {2,4,6}
Ditanya 𝑃(𝐵|𝐴) = ⋯ ?
Jawab
Jadi probabilitas muncul mata dadu genap apabila didahului kejadian munculnya mata
dadu
Contoh 2.2.
Diberikan populasi calon mahasiswa STKIP SURYA yang dibagi menurut jenjang
kelamin dan status latar belakang pendidikan mereka, dirangkum dalam tabel 1.1
berikut,
Misalkan dari pendaftar akan dipilih calon mahasiswa dengan criteria bahwa dari
banyaknya calon mahasiswa yang diutamakan adalah dari IPA, maka hitung
probabilitas bahwa,
19
b) Wanita.
Penyelesaian:
a) 𝑛(𝐴) = 610
Sehingga,
b) 𝑛(𝑊) = 610
𝑛(𝑆) = 900
Sehingga,
20
Jadi probabilitas terpilihnya wanita dengan syarat pendidikan IPA adalah .
Akibat 2.1.
Contoh 2.3.
matematika STKIP SURYA adalah sebesar 0,40 dan apabila dia sudah menjadi
mahasiswa di STKIP SURYA, kemungkinan dia lulus sarjana sebesar 0,70. Berapakah
Penyelesaian:
Diketahui,
𝑃(𝐴) = 0,40
𝑃(𝐵|𝐴) = 0,70
Ditanya, 𝑃(𝐵) ?
21
Jadi probabilitas calon mahasiswa tersebut lulus sarjana adalah 0,28.
1. 𝑃(𝐵|𝐴) = 𝑃(𝐵̅|𝐴)
3. 0 ≤ 𝑃(𝐵|𝐴) ≤ 1
4. 𝑃(𝐴 ∩ 𝐵 ∩ 𝐶) = 𝑃(𝐴)𝑃(𝐵|𝐴)𝑃(𝐴 ∩ 𝐵)
Contoh 2.4.
Empat buah kartu remi diambil secara random satu per satu tanpa pengembalian.
KERITING (ASkr)!
Penyelesaian:
22
Contoh 2.5.
Kotak A berisi 10 bola merah (Ma) dan 15 bola hijau (Ha). Kotak B berisi 12 bola
merah (Mb) dan 17 bola hijau (Hb). Sebuah bola diambil secara acak dari kotak A
kemudian dikembalikan ke kotak B. Dari kotak B diambil sebuah bola secara acak.
Penyelesaian:
= 0,36
2. ∑𝑛𝑥=0 𝑓(𝑥) = 1
3. 𝑃(𝑋 = 𝑥) = 𝑓(𝑥)
Karena 𝑋 variabel random diskrit, maka distribusi peluangnya disebut distribusi
peluang diskret.
Contoh 3.1.
Pada percobaan pelemparan mata uang 3𝑋, misalkan 𝑋 adalah variable random yang
menyatakan banyaknya angka pada setiap hasil yang mungkin maka distribusi peluang
𝑋 dapat ditulis dalam tabel berikut.
𝑋 0 1 2 3
𝑓(𝑥)
23
Diperiksa
1. 𝑓(𝑥) ≥ 0, dipenuhi
2. , dipenuhi
3. 𝑃(𝑋 = 0) = 𝑓(0); 𝑃(𝑋 = 1) = 𝑓(1); 𝑃(𝑋 = 2) = 𝑓(2); 𝑃(𝑋 = 3) = 𝑓(3) Maka 𝑓
fungsi distribusi peluang.
Tabel di atas dapat ditulis dengan
Contoh
Pada percobaan melempar sebuah dadu sebanyak dua kal. Misal 𝑋 menyatakn
jumlah mata dadu pada lemparan 1 dan ke 2, maka distribusi peluang 𝑋 dapat
disajikan dalam tabel berikut:
𝑋 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
P(X=x)
Contoh:
Dalam sebuah kotak tersedia 8 bola lampu, 3 diantaranya rusak. Secara acak
diambil 3 bola lampu tersebut. Jika 𝑋 menyatakan banyaknya bola lampu rusak
yang terambil, tentukan distrbusi peluang 𝑋.
Penyelesaian:
24
Sehingga distribusi peluang 𝑋:
𝑋 0 1 2 3
𝑓(𝑥) 10/56 30/56 15/36 1/56
Suatu variable random kontinu mempunyai peluang pada setiap titik 𝑋. Oleh karena itu
distribusi peluangnya tikdak mungkin disajikan dalam bentuk tabel, tetapi hanya
berupa rumus secara terurut. Fungsi distribusi peluang variable random kontinu biasa
disebut fungsi padat/fungsi densitas peluang.
Definisi
Mialkan X variable random kontinu, suatu fungsi 𝑓 disebut fungsi peluang atau
distribusi peluang X jika untuk ssetia hasil 𝑥 yang mungkin memenuhi,
1. 𝑓(𝑥) ≥ 0
2. ∫−∞∞ 𝑓(𝑥) 𝑑𝑥 = 1
Contoh:
25
Tentukan:
Penyelesaian:
b.
Contoh:
Penyelesaian:
a.
b.
26
BAB IV
PENUTUP
4.1. Kesimpulan
1. Probabilitas atau Peluang adalah suatu ukuran tentang kemungkinan suatu
peristiwa (event) akan terjadi di masa mendatang. Probabilitas dapat juga diartikan
sebagai harga angka yang menunjukkan seberapa besar kemungkinan
suatu peristiwa terjadi, diantara keseluruhan peristiwa yang mungkin terjadi.
Probabilitas dilambangkan dengan P.
2. Irisan dua kejadian yaitu kejadian yang mengandung semua unsur persekutuan
kejadian A dan B. dilambangkan dengan 𝐴 ∩ 𝐵. Unsur – unsur dalam himpunan
𝐴 ∩ 𝐵 mewakili terjadinya secara sekaligus kejadian A dan B, oleh karena itu
haruslah merupakan unsur – unsur, dan hanya unsur – unsur yang termasuk dalam
A dan B sekaligus. Unsur – unsur itu dapat dirinci ataupun didefinisikan menurut
kaidah 𝐴 ∩ 𝐵 = { 𝑥|𝑥 𝜖 𝐴 𝑑𝑎𝑛 𝑥 𝜖 𝐵}, sedangkan lambang ∈ berarti “adalah
anggota” atau “termasuk dalam.” Dalam diagram venn pada gambar daerah yang
mewakili menyatakan kejadian A ∩ B, Sedangkan Paduan / gabungan dua kejadian
adalah kejadian yang mencangkup semua unsur atau anggota A dan B atau
keduanya .
4.2. Saran
Menyadari bahwa penulis masih jauh dari kata sempurna, kedepannya penulis
akan lebih fokus dan details dalam menjelaskan tentang makalah di atas dengan sumber
– sumber yang lebih banyak yang tentunga dapat di pertanggung jawabkan.
Semoga di mata kuliah Probabilitas dan Statistika selanjutnya bisa lebih baik
lagi dan bisa menjadi yang terbaik dari mata kuliah yang lain. Karena Probabilitas
merupakan sumber dari Informatika itu sendiri. –,
27
DAFTAR PUSTAKA
http://dokumen.tips/documents/makalah-konsep-dasar-probabilitas.html
https://rullybelajar.files.wordpress.com/2014/09/pengantar-probabilitas-dan-teori-
peluang.pdf
https://www.academia.edu/12291758/makalah_dasar-dasar_statistik_dan_probabilitas
28