Anda di halaman 1dari 26

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT. Yang telah
memberikan rahmat seerta hidayah-Nya. Sehingga kami dapat menyelesakan
makalah “Konsep-konsep dasar probabilitas”. Diajukan guna memenuhi tugas mata
kuliah STATISTIKA EKONOMI.
Pada kesempatan kali ini kami mengucapkan terimakasih pada semua pihak
yang turut hadir dalam penyusunan makalah ini hingga pada batas waktu yang telah
ditentukan.
Kami sebagai penyusun sangat menyadari bahwa makalah kami masih jauh
dari kata sempurna, oleh karena itu kami sangat mengharapkan kritik dan saran
para pembaca untuk kesempurnaan makalah ini dengan baik. Sehingga makalah ini
dapat memberi informasi dan berguna bagi para pembaca dan khususnya kami
sebagai penyusun.

Karawang, 15 April 2018

Penyusun,

1
DAFTAR ISI

Kata Pengantar ................................................................................................... 1

Daftar Isi ............................................................................................................ 2

BAB I PENDAHULUAN ................................................................................. 3

A. Latar Belakang ...................................................................................... 3


B. Rumusan Masalah ................................................................................. 3
C. Tujuan Masalah ..................................................................................... 3
BAB II PEMBAHASAN .................................................................................... 4
A. Pengertian Probabilitas dan Manfaat Probabilitas.................................. 4
B. Manfaat probabilitas ............................................................................... 5
C. Pendekatan terhadap Probabilitas............................................................ 6
1. Pendekatan Klasik ……………………………………………… 6
2. Pendekatan Relatif …………………………………………….. 7
3. Pendekatan Subjektif ………………………………………….. 8
D. Hukum Probabilitas ................................................................................. 8
1. Hukum Penjumlahan …………………………………………… 9
2. Peristiwa/Kejadian Bersama…………………………………….. 10
3. Kejadian Saling Lepas ………………………………………….. 12
4. Hukum Peerkalian ……………………………………………… 13
5. Probabilitas Bersyarat ………………………………………….. 14
6. Peristiwa Pelengkap ……………………………………………. 15
E. Diagram Pohon........................................................................................ 16
F. Teorama Bayes......................................................................................... 17
G. Prinsip Menghitung.................................................................................. 20
1. Faktorial. ………………………………………………………. 20
2. Permutasi ……………………………………………………… 21
3. Kombinasi ……………………………………………………… 24
BAB III PENUTUP ........................................................................................ 25
A. Kesimpulan............................................................................................ 25
B. Daftar Pustaka ...................................................................................... 26

2
BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang Masalah


Sampai saat ini statistika merupakan alat dan juga metode analisis yang dipakai
untuk mengevaluasi data yang pada akhirnya akan diperoleh suatu kesimpulan berdasarkan
sampel yang ada. Dari semua alat analisa, konsep probailitas merupakan salah satu alat
analisis yang mempunyai peran sangat penting untuk memecahkan masalah dalam
kehidupan sehari-hari mulai dari bidang ilmiah sampai pada masalah-masalah kecil, seperti
masuk kantor atau tidak, kareana awan tebal kemungkinan akan hujan deras dan banjir,
dan sebagainya. Meskipun kejadian-kejadian tersebut tidak pasti, tetapi kita bisa melihat
fakta-fakta yang ada untuk menuju derajat kepastian atau derajat keyakinan bahwa sesuatu
akan terjadi. Derajat atau tingkat kepastian atau keyakinan dari munculnya hasil percobaan
statistik disebut Probabilitas (Peluang), yang dinyatakan dengan P. Probabilitas sering
diterjemahkan sebagai peluang atau kebolehkejadian, yaitu peristiwa yang didefinisikan
sebagai peluang proses terjadinya sesuatu, baik disengaja (eksperimentasi) atau tidak. Pada
praktikum ini, akan dipelajari mengenai probabilitas yang menyatakan suatu nilai kejadian
yang dapat terjadi lagi. Konsep probabilitas ialah suatu bagian ilmu dari statistika yang
dapat meramalkan kejadian yang dapat terjadi lagi di masa mendatang , peluang ini hanya
memuat nilai antara 0 sampai dengan 1. Dalam pembuatan modul konsep probabilitas ini
akan dijelaskan beberapa hal tentang peluang dan bagaimana mencari nilai peluang,
diantaranya peluang irisan dua kejadian, peluang paduan dua kejadian, peluang bersyarat
dan menerapkan konsep kaidah bayes serta menganalisa sampai dengan menarik
kesimpulan dari hasil nilai peluang yang telah didapat. Identifikasi masalah Mencari nilai
peluang munculnya mata dadu yang dilemparkan. Mencari nilai peluang munculnya
permukaan 4 koin yang dilemparkan secara bersama-sama. Mencari nilai peluang
munculnya kelerang yang di ambil. Mencari nilai peluang pengambilan kelereng dengan
metode kaidah bayes. Perumusan masalah Dalam penyusunan Modul II ini data-data yang
kami ambil untuk dianalisa, diolah dan ditampilkan adalah sebagai berikut: Bagaimana
melakukan pengolahan data peluang dalam pelemparan mata dadu, pelemparan uang
logam dan pengambilan kelereng ? Bagaimana melakukan pengolahan dan penganalisaan

3
terhadap data-data yang telah diolah agar, mendapatkan kesimpulan mengenai data-data
tersebut ?

B.     Rumusan Masalah


Agar masalah atau pembahasan kita tidak melenceng dan lari dari sub judul ada
baiknya pemakalah akan merumuskan masalah-masalah yang akan dibahas dalam makalah
ini. Adapun rumusan masalahnya adalah :
1. Pengertian Probabilitas dan Manfaat Probabilitas
2. Pendekatan Terhadap Probabilitas
3. Hukum Dasar Probabilitas
4. Teorema Bayes

C.      Tujuan Penulisan


Tujuan

 Memahami dan menjelaskan konsep dasar statistika ditinjau dari terminologi dasar,
dan karakteristik.
 Memahami dan menjelaskan penerapan statistika dalam dunia nyata.

Manfaat

 Dapat menambah pengetahuan tentang statistika probabilitas


 Dapat mengetahui macam-macam pembahasan tentang statistika probabilitas secara
mendalam

4
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Probabilitas

Probabilitas adalah suatu ukuran tentang kemungkinan suatu pristiwa (event) akan terjai di
masa mendatang. Probabilitas dinyatakan antara 0 sampai 1 atau dalam persentase.

B. Manfaat Probabilitas

Probabilitas atau Peluang diperlukan untuk mengetahui ukuran atau derajad ketidakpastian
suatu peristiwa. Di dalam statistik, peluang dipakai antara lain terkait dengan cara
pengambilan sampel dari suatu populasi, mengundi dengan sebuah mata uang logam atau
sebuah dadu, membaca temperatur dengan termometer tiap hari, menghitung barang rusak
yang dihasilkan tiap hari, mencatat banyak kendaraan yang melalui pertigaan jalan

tertentu setiap jam, dan masih banyak contoh yang lain, merupakan eksperimen yang dapat
diulangi. Semua hasil yang mungkin terjadi bisa dicatat. Segala bagian yang mungkin
didapat dari hasil ini dinamakan peristiwa. Secara singkat, manfaat probabilitas adalah
untuk membantu dalam pengambilan keputusan yang tepat, karena kehidupan di dunia
tidak ada kepastian dan informasi yang tidak sempurna.

Contoh :

- Pembelian harga saham berdasarkan analisis harga saham.

- Peluang produk yang dihasilkan perusahaan (sukses atau tidak )

Ada tiga hal penting dalam rangka membicarakan probabilitas, yaitu Percobaan
(eksperimen), Hasil (outcome), dan Peristiwa (event) .

1. Percobaan:
Pengamatan terhadap beberapa aktivitas atau proses yang memungkinkan
timbulnya paling sedikit dua peristiwa tanpa memperhatikan peristiwa mana yang
akan terjadi.
2. Hasil (outcome):

5
Suatu hasil dari sebuah percobaan.
3. Peristiwa (event):
Kumpulan dari satu atau lebih hasil yang terjadi pada sebuah percobaan
atau kegiatan.
Contoh :

Percobaan / Kegiatan Pertandingan antara Timnas(Senior) Inndonesia melawan


Asean All Star di Stadion Utama Gelora Bung Karno , 11
Mei 2014
Hasil Timnas Menang
Timnas Kalah
Seri, Timnas Tidak Kalah dan Tidak Menang
Peristiwa Timnas Menang

C. Pendekatan Terhadap Probabilitas


Untuk menentukan tingkat probabilitas ada tiga pendekatan yaitu pendekatan klask,
pendekatan relatif, dan pendekatan subjektif.
1. PENDEKATAN KLASIK

Pendekatan klasik adalah setiap peristiwa mempunyai kesempatan untuk terjadi


yang sama besar (equally likely). probabilitas suatu peristiwa kemudian dinyatakan
sebagai rasio antara jumlah kemungkinan hasil dengan total kemungkinan hasil
(rasio peristiwa terhadap hasil).

Rumus :
Probabilitas = Jumlah kemungkinan hasil

S suatu peristiwa = Jumlah total kemungkinan hasil

Contoh :

Percobaan Hasil Probabilitas


Kegiatan 1. Muncul gambar
Melempar Uang 2. Muncul angka 2 ½
Kegiatan Pe 1. Menjual Saham
rdagangan saham 2. Membeli Saham 2 ½

6
Perubahan Harga 1. Inflasi (Harga Naik)
2. Deflasi (Harga Turun) 2 ½
Mahasiswa Belajar 1. Lulus Memuaskan
2. Lulus sangat memuaskan
3. Lulus terpuji 3 1/3
Peristiwa menjual dan membeli saham mempunyai kesempatan yang sama untuk
terjadi pada kegiatan jualbeli saham. Jumlah ada 2 dan hanya 1 peristiwa yang
terjadi , maka probabilitas menjual atau membeli adalah sama, yaitu ½.

Pada kegiatan mahasiswa belajar, semua hasil baik memuaskan, sangat


memuaskaan dan terpuji mempunyai probabilitas yang sama. Jumlah hasil ada 3
dan hanya 1 peristiwa terjadi, maka probabilitas setiap peristiwa adalah sama, yaitu
1/3.

Pada suatu percobaan dimana hanya ada satu peristiwa yang terjadi, sehingga
peristiwa lain tidak dapat terjadi pada suatu percobaan dengan waktu yang sama
dikenal dengan peristiwa saling lepas (mutually exclusive).

Pada suatu percobaan atau kegiatan semua hasil mempunyai probabilitas yang
sama. Demikian juga pada suatu percobaan, maka satu peristiwa akan terjadi dan
tidak mungkin dalam suatu percobaan atau kegiatan tidak terjadi peristiwa. Pada
suatu percoban yang mempunyai hasil lebih dari satu, dan semua hasil mempunyai
probabilitas sama serta hanya satu peristiwa terjadi, maka peristiwa ini dikenal
dengan lengkap terbatas kolektif (collective exhausetive).

2. PENDEKATAN RELATIF

Pendekatan Relatif adalah Probabilitas suatu kejadian tidak dianggap sama,


tergantung dari berapa banyak suatu kejadian terjadi.

Rumus :

Probabilitas = Jumlah peristiwa yang terjadi

ssuatu peristiwa Jumlah total percobaan

Pada kegiatan jual-beli saham BEI terdapat 3.000.000 transaksi yang terdiri atas
2.455.000 transaksi jual dan 545.000 transaksi beli. Peristiwa ini didorong aksi

7
profittaking. Maka probabilitas jual adalah = (2.455.000 / 3.000.000) = 0,82 dan
probabilitas beli (545.000 / 3.000.000) = 0,18.

Pada kejadian perubahan harga, mak dilihat apakah setiap bulan terjadi inflasi atau
deflasi. Data fdari BPS tahun 2011 adalah sebagai berikut :

Bulan Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agu Sep Okt Nov Des

Inflasi 0,89 0,13 -0,32 -0,31 0,12 0,55 0,67 0,93 0,27 -0,12 0,34 0,57

Dari data diatas terlihat bahwa jumlah bulan inflasi ada 9, dan jumlah bulan deflasi
3 dari total 12 bulan. Oleh sebab itu, probabilitas terjadinya inflasi adalaah = 9/12 =
0,75 dan probabilitas terjadinya bulan deflasi adalah = 3/12 = 0,25. Atau
dinyatakan dalm persen, probabilitas inflasi sebesar 75% dan probabilitas 25%.

Pada kegiatan mahasiswa berlajar terlihat bahwa pada Wisuda Sarjana 2006 dari
900 ,ahaiswa, 520 mahasiswa lulus dengan memuaskan, 295 lulus dengan sangat
memuaskan, dan 85 lulus dengan terpuji. Maha probabilitas lulus memuaskan
adalaah = 520/900 = 0,85; lulusss dengan sangat memuaskan = 295/900 = 0.33;
lulus dengan terpuji = 85/900 = 0.09.

Jadi, pendekatan relative mendasarkan besarnya probabilitas pada banyaknya suatu


peristiwa terjadi dari keseluruhan percobaan, kegiatan atau pengamatan yang
dilakukan.

3. PENDEKATAN SUBJEKTIF

Pendekatan Sujektif adalah menyatakan probabilitas suatu peristiwa terjadi


berdasarkan peniliaian pribadi.

Contoh:

a. Menurut presiden saddam Husein, Irak pasti menang melawan


Amerika
b. Anda akan mendapatkan nilai minimal B untuk mata kuliah
statistika 1.

8
Semua contoh tersebut hanya didasarkan pada penilaian pribadi dan mungkin tidak
banyak menggunakan informasi sebagai bahan pertimbangan, oleh sebab itu
dinamakan pendekatan subjektif.

D. KONSEP DASAR DAN HUKUM PROBABILITAS


Probabilitas kejadian dilambangkan dengan P, apabila kejadian jual saham
dinyatakan dengan huruf A, maka probabilitas jual sahaam dinyatakan dengan P
(A). sebaliknya apabila kejadian beli saham adalah B, makaa probabilitas beli
saham adalah P(B).
Dalam mempelajari hukum dasar probabilitas berturur-turut akan dibahas
hukum penjumlahan dan hukum perkalian.

1. HUKUM PENJUMLAHAN

Hukum penjumlahan menghendaki peristiwayang saling lepas (mutually


exclusive) yaitu apabila suatu peristiwa terjadi, maka peristiwa lain tidak dapat
terjadi pada saat bersamaan. Apabila kejadian menjual saham P(A), maka kejadian
membeli saham P(B) tidak terjadi pada waktu bersamaan. Jika kejadian A dan B
saling lepas, hokum penjumlahan menyatakan bahwa probabilitas suatu kejadian
atau probabilitas kejadian lain terjadi sama dengan penjumlahan probabilitas
masing- masing kejaian. Hukum tersebut dinyatakan sebagai berikut :

P(A ATAU B) = P(A) + P(B)


Untuk kejadian lebih banyak dilabankan sampai n yaitu :

P (A atau B atau … n) = P(A) + P(B) + ….. P(n)

Contoh:

Berikut adalah kegiatan perdagangan saham di BEJ untuk tiga perusahaan


perbankan dengan jumlah total sebanyak 200 transaksi.

Jenis Transaksi Volume Transaksi


Jual Saham 120

9
Beli Saham 80
Jumlah Total Transaksi 200

Dari tabel diatas diketahui bahwa :

120
Probabilitas Jual =P(A) = = 0,60
200

80
Probabilitas Beli= P(B) = = 0,40
200

Sehingga probabilitas A atau B :

P(A atau B) =P(A) + P(B) =

= 0,60 + 0,40

= 1,0

2. PERISTIWA ATAU KEJADIANBERSAMA


Jarang sekali dalam kehidupn sehari-hari hanya terjadi satu peristiwa. Kejadian
seperti jual atau beli saja tanpa tahu apa yang dijual dan dibeli, atau kejadian
hanya jenis banknya saja BCA, BLP, atau BNI tanpa tahu kegiatannya jarang
sekali terjadi. Kegiatan jual saham pastilah diketahui saham apa yang dibeli
atau beli saham, saham apa yang dibeli. Jadi kegiatannya sebenarnya terdiri atas
dua jenis yaitu (a) kegitan jual saham dan (b) sahamnya adalah saham BCA.
Oleh sebab itu, ada kejadian Bersama (joint event) seperti kejadian jual saham
P(A) dan sahamnya BCA P(D) atau kejadiaan beli P(B) DAN SAHAMNYA
bca p(d). probabilitas kejadian Bersama dilambangkan P(AD) untuk kejadian
jual sahm BCA dan P(BD) untuk kejadian beli saham BCA.

Contoh : Cobalah hitug berapa probabilitas jual saham BCA P(AD) dan
probabilitas beli saham BCA P(BD).

Kegiatan Perusahaan Jumlah


BCA (D) BLP(E) BNI(F)
Jual (A) 30 50 40 120
Beli (B) 40 30 10 80
Jumlah 70 80 50 200

10
Kegiatan jual saham dan sahamnya BCA ada 30 transaksi . kegiatan beli saham dan
sahamnya BCA ada 40 . sehingga probabilitas P(AD) dan P(BD) adalah :

40
P(BD) = = 0,20
200

30
P(AD) = = 0,15
200

Pada peristiwa Bersama dua atau lebih peristiwa dapat terjadi secara Bersama-sama .
peristiwa Bersama tersebut dapat lebh mudah dilihat dengan diagram venn seperti berikut
ini :

A AD D

Apabila kita ingin menjumlahkan kejadian A dan kejadian D menjadi:


P(A atau D) = P(A) + P(D)
Maka dengan diagram venn terlihat adanya perhitungan ganda yaitu kejadian AD. Kejadan
AD tersebut masuk dihitung kedalam kejadian A dan kejadian D. oleh sebab itu, untuk
penjumlaham probabilitas dengan adanya unsur kegitan Bersama , maka rumus
penjumlahan dirunuskan kembali menjadi sebagai berikut :

P(A atau D) = P(A) + P(D) – P(AD)

Berapa probabilitas kejadian jual saham atau saham BCA (BCA(P(A atau D))) ?
P(A atau D) = P(A) + P(D) -P(AD)
= 0,6 + 0,35 – 0,15
= 0,80
Berapa probabilitas kejadian beli saham atau saham BNI (P(B atau F))?

11
P(B atau F) = P(B) + P(F) -P(BF)
10
= 0,40 + 0,25 –
200
= 0,40 + 0,25 – 0,05
= 0,06

3. KEJADIAN SALING LEPAS

Kejadian saling lepas terjadi apabila hanya satu dari dua atau
lebih peristiwa yang dapat terjadi . oleh sebab itu, untuk peritiwa saling lepas,
kejadian Bersama dalam suatu percobaan atau ejadian tidak ada. Diagram venn
untuk kejadian saling lepas adalah sebagai berikut :

A D

Diagram Venn menunjukan bahwa peristiwa A (jual saham) dan B (beli saham)
saling lepas . tidak ada bagian A yang menjadi bagian B , sebaliknya tidak ada
bagian B yang menjadi bagian A . peristiwa atau kejadian saling lepas
dinyatakan

P(AB) = 0
Oleh sebab itu, untuk peristiwa yang saling lepas, probabilitas kejadian A atau
B yang dinyatakan P(A atau B) :

P(A atau B) =P(A) +P(B) – P(AB)

Karena P(A atau B) = 0, maka

P(A atau B) =P(A) +P(B) – 0

Sehingga P(A atau B) dinyatakan sebagai berikut :

P(A atau B) =P(A) +P(B)

CONTOH :

Cobalah hitung berapa probabilitas kejadian jual saham dan beli saham (P(AB))
dan probabilitas kejadian untuk saham BCA, BLP, dan BNI (P(DEF).

12
Kegiatan Perusahaan Jumlah
BCA (D) BLP(E) BNI(F)
Jual (A) 30 50 40 120
Beli (B) 40 30 10 80
Jumlah 70 80 50 200

Penyelesaian :
Probabilitas kejadian A dan B (P(AB))= 0, karena kejadian A dan B saling
lepas. Pada saat dan waktu yang bersamaan aktivitas yang bisa dilakukan hanya
satu, kalau tidak jual saham berarti beli saham, atau sebaliknya. Oleh karena itu,
hukum penjumlahan untuk peristiwa saling lepas adalah:
P(A atau B) = P(A) +P(B) – P(AB)
= 0,6 + 0,4 – 0
=1
Probabilitas kejadian tiga saham yaitu BCA, BLP, dan BNI (P(DEF) = 0,
karena kejadian untuk BCA, BLP, dan BNI saling lepas. Pada saat bersamaan
tidak mungkin orang dapat melakukan menjual saham tiga sekaligus. Oleh
karena itu, hukum penjumlahan untuk peristiwa saling lepas adalah:
P(D atau E atau F) = P (D) + P(E) + P(F) – P(DEF)
= 0,35 + 0,40 + 0,25 – 0
=1

Berapa probabilitas P(D atau E).


P(D atau E) = P (D) + P(E) – P(DE)
= 0,35 + 0,40 – 0
= 0,75

4. HUKUM PERKALIAN
Hukum perkalian menghendaki setiap peristiwa adalah
indepeden , yaitu suatu peristiw terjadi tanpa harus menghalangi peristiwa lain .
peristiwa A dan B terjadi independen apabila peristiwa A terjadi maka tidak
menghalangi terjadinya peristiwa B. oleh sebab itu perlu diingat bahwa untuk
penjummlahan menghendaki peristiwa saling lepas, sedang untuk erkalian
menghendaki peristiwa independen . Peristiwa independen adalah terjadinya
suat peristiwa atau kejadian tidak mempengaruhi iprobabilias terjadinya
peristiwa lainnya .Hukum perkalian untuk probabilitas kejadian A dan B yang
saaling independen dinyatakan sebagai berikut :

P(A dan B) =P(A) × P(B)

Contoh :

13
Apabila anda melemparkan uang logam dua kali ke udara, berapakah
probabilitas kedua lemparan tersebut menghasilkan gambar ?
Penyelesaian :
Probabiltas gambar = ½ dan probabilitas angka = ½ . pada lemparan pertama
probabilitas gambar P(A) = ½ . pada lemparan kedua probabilitas gambar
P(B) = ½ juga. Oleh sebab itu, probabilitas P(A) dan P(B) adalah :
P9A dan B) = P(A) × P(B)
=½×½

5. PROBABILITAS BERSYARAT(CONDITIONAL PROBABILITY)

Probabiitas bersyarat adalah probabilitas suatu peristiwa akan


terjad dengan ketentuan peristiwa yang lain telah terjadi . probabilitas bersyarat
dilambangkan P(A|B) yaitu probanilitas peristiwa A , dengan syarat peristiwa B
telah terjadi. Hukum perkalian untuk probabilitas bersyarat bahwa peristiwa B
terjadi dengan syarat peristiwa A telah terjadi dinyatakan sebagai berikut :

P(A dan B) =P(A) × (P(B|A)

Contoh :
Berapa probabilitas terjualnya saham BCA (P(D¿A) dan probabilitas saham
BCA terjual (P(A|D) ?
Penyelesaian :

Kegiatan Perusahaan Jumlah


BCA (D) BLP(E) BNI(F)
Jual (A) 30 50 40 120
Beli (B) 40 30 10 80
Jumlah 70 80 50 200
Jumlah transaksi jual adalah 120 dan saham BCA yang dijual ada 30, maka (P(D¿A) =
30/120 = 0,25
Jumlah transaksi beli saham BCA ada 70 dan saham BCA yang terjual ada 30, maka (P(A|
D) = 30/70 = 0,43
Dari nilai diatas terlihat bahwa probabilitas (P(D¿A) dan (P(A|D) bisa berbeda, namun
juga bisa saja sama.

6. PERISTIWA PELENGKAP (COMPLEMENTARY EVENT)

14
Peristiwa pelengkap menunjukan bahw aapabila peristiwa A dan
B yang saling melengkapi , sehingga jika peristiwa A tidak terjadi maka
peristiwa B pasti terjadi . Maka probabilitas Keduanya dapat dirumuskan
sebagai berikut :

P(A) + P(B) = 1 atau P(A) = 1 – P(B)

Dalam bentuk diagram Ven dinyatakan sebagai berikut :

Peristiwa A dan B dikatakan sebagai peristiwa komplemen.

Contoh :
(a) Kegiatan jual saham menghasilkan dua hasil yaitu kegiatan
jual P(A) atau kegiatan beli P(B), kemungkinan
peristiwanya adalah P(A) atau P(B). Apabila diketahui
bahwa P(A) 0,8 , maka secara otomatis P(B) = 1 -0,8 = 0,2
(b) Iklim di Indonesia dinyatakan dengan dua hasil yaitu hujan
(P(A)) atau kemarau (P(B)). Apabila probabilitas P(A) =
0,2 maka P(B) = 1- 0,2 = 0,8

15
E. DIAGRAM POHON
Diagram pohon merupakan suatu diagram yang menyerupai pohon dimulai dari batang
kemudian menuju ranting dan daun. diagram pohon dimaksudkan untuk membantu
menggambarkan probabilitas atau probabilitas bersyarat dan probabilitas bersama. diagram
pohon sangat berguna untuk menganalisis keputusan-keputusan bisnis dimana terdapat
tahapan-tahapan pekerjaan.
Berikut contoh diagram pohon untuk kegiatan jual beli saham di bursa.

16
F. TEOREMA BAYES

Dalam teori probabilitas dan statistika, Pengertian Teorema Bayes adalah teorema yang


digunakan untuk menghitung peluang dalam suatu hipotesis, Teorema bayes dikenalkan
oleh ilmuan yang bernama Bayes yang ingin memastikan keberadaan Tuhan dengan
mencari fakta di dunia yang menunjukan keberadaan Tuhan. Bayes mencari fakta
keberadaan tuhan didunia kemudian mengubahnya dengan nilai Probabilitas yang akan
dibandingkan dengan nilai Probabilitas. teorema ini juga merupakan dasar dari statistika
Bayes yang memiliki penerapan dalam ilmu ekonomi mikro, sains, teori permain, hukum
dan kedokteran.

Teorema Bayes akhirnya dikembangkan dengan berbagai ilmu termasuk untuk


penyelesaian masalah sistem pakar dengan menetukan nilai probabilitas dari hipotesa pakar
dan nilai evidence yang didapatkan fakta yang didapat dari objek yang diagnosa. Teorama
Bayes ini membutuhkan biaya komputasi yang mahal karena kebutuhan untuk menghitung
nilai probabilitas untuk tiap nilai dari perkalian kartesius. penerapan Teorema Bayes untuk
mencari penerapan dinamakan inferens Bayes

Contoh Soal :
Sebuah perkantoran biasanya membutuhkan tenaga listrik yang cukup agar semua aktifitas
pekerjaannya terjamin dari adanya pemutusan aliran listrik. Terdapat dua sumber listrik
yang digunakan PLN dan Generator. Bila listrik PLN padam maka secara otomatis
generator akan menyala dan memberikan aliran listrik untuk seluruh perkantoran. Masalah
yang selama ini mengganggu adalah ketidak satabilan arus (voltage) Listrik. Selama
beberapa tahun terakhir, diketahui bahwa perkantoran itu menggunakan listrik PLN adalah
0.9 dan peluang menggunakan generator adalah 0.1 peluang terjadi ketidak stabilan pada
arus PLN maupun generator masing-masing 0.2 dan 0.3.

Permasalahan ini di ilustrasikan Sebagai berikut :

E   : Peristiwa listrik PLN digunakan


Ec : Peristiwa listrik Generator digunakan
A  :Peristiwa terjadinya ketidak stabilan arus

Peristiwa A dapat ditulis sebagai gabungan dua kejadian yang lepas

17
Dengan menggunakan probabilitas bersyarat maka :

Diketahui:
P(E)=0.9    P(E’)=0.1
P(A|E)=0.2    P(A|E’)=0/3
Sehingga:
P(A)=P(E).P(A|E)+P(E’).P(A|E’)
=(0.9).(0.2)+(0.2).(0.3)
=0.21

Kembali pada permasalahan diatas, bila suatu saat diketahui terjadi ketidak stabilan arus
listrik, maka berapakah probabilitas saat itu aliran listrik berasal dari generator ? Dengan
menggunakan rumus probabilitas bersyarat diperoleh.

P(E’|A)=P(E’∩A)/P(A)
            =P(E’).P(A|E’)/P(A)
            =0.03/0.21=0/143

Peristiwa B1,B2,….,Bk merupakan suatu sekatan(partisi) dari ruang sampel S dengan


P(Bi)≠0 untuk i=1,2,…,k maka setiap peristiwa A anggota S berlaku:

18
Digunakan bila ingin diketahui probabilitas P(B1|A),P(B2|A)….,P(Bk|A) dengan rumus
sebagai berikut :

Suatu generator telekomunikasi nirkabel mempunyai 3 pilihan tempat untuk membangun


pemancar sinyal yaitu didaerah tengah kota, daerah kaki bukit dan daerah tepi pantai,
dengan masing-masing mempunyai peluang 0.2,0.3 dan 0.5. Bila pemancar dibangun
ditengah kota, peluang terjadi gangguan sinyal adalah 0.05. Bila pemancar dibangun dikaki
bukit, peluang terjadinya gangguan sinyal adalah 0.06. Bila pemancar dibangun ditepi
pantai, peluang gangguan sinyal adalah 0.08.

A. Berapakah peluang terjadinya gangguan sinyal ?


B. Bila diketahui telah terjadinya gangguan pada sinyal, berapa peluang bahwa operator
tersebut ternyata telah membangun pemancar di tepi pantai ? 

Misal :
A          = Terjadi ganguan sinyal
B1        = Pemancar dibangun di tengah kota
B2        = ----------------------------di kaki bukit
B3        = ----------------------------di tepi pantai
Maka :
A. Peluang terjadinya ganguan sinyal
P(A)=P(B1)P(A|B1)+P(B2)P(A|B2)+P(B3)P(A|B3)
       = (0,2).(0.05)+(0.3)(0.06)+(0.5)(0.08)=0.001+0.018+0.04=0.068

B. Diketahui telah terjadi gangguan pada sinyal, maka peluang bahwa operator ternyata
telah membangun pemancar di tepi pantai.

Dapat dinyatakan dengan ,"peluang bersyarat bahwa operator membangun pemancar di


tepi pantai bila diketahui telah terjadi gangguan sinyal".

19
G. PRINSIP MENGHITUNG
Untuk membantu pemahaman konsep dasar probabilitas terlebih dahulu harus memahami
analisis kombinatorial, yaitu analisis bilangan faktorial, permutasi dan kombinasi.

1. Bilangan Faktorial

Faktorial adalah perkalian antara bilangan bulat positif (bilangan asli) yang kurang dari
atau sama dengan n. Faktorial ditulis sebagai n! dan disebut n faktorial. Secara umum
dapat dituliskan sebagai:
n! = n(n – 1) . (n – 2) . (n – 3) .   . . .3.2.1

0! = 1 dan 1! = 1

Contoh :

3!  = 3 . (3 – 1) . (3 – 2)    = 3 . 2. 1 = 6

5! = 5 . (5 – 1) . (5 – 2) . (5 – 3) . (5 – 4) = 5 . 4 . 3 . 2 . 1 = 120

Pembagian bilangan faktorial dengan bilangan faktorial dilakukan dengan cara


menyederhanakan pembilang dan penyebut.

Contoh :

20
2. Permutasi

Permutasi adalah penyusunan atau pengaturan beberapa objek dalam urutan yang berbeda
dari urutan yang semula.

Misalkan suatu himpunan [a, b, c] punya 3 anggota/objek yaitu a, b, c banyak anggota


himpunan tersebut disebut n = 3. Bila mengambil seluruh anggota maka r = 3. Jika 2 data
yang diambil maka r = 2. Dan jika hanya 1 yang diambil maka r = 1

r=1

A B c

ada 3 susunan

r=2

Ab Ac bc

Ba Ca cb

ada 6 susunan

r=3

Abc Bac cab

Acb Bca cba

ada 6 susunan

Bila himpunan itu terdiri atas n anggota dan diambil sebanyak r, tentu r £ n, maka banyak
susunan yang dapat dibuat dengan permutasi adalah…

Contoh : Dari empat calon pimpinan sebuah perusahaan, misalkan A, B, C, dan D, hendak
diplilh ketua, sekretaris dan bendahara.

1. Berapa susunan yang dapat dibuat jika data yang diambil 3


2. Buat kemungkinan susunannya
Jawab

1.    n = 4             r = 3

21
jadi ada 24 susunan

2.   Kemungkinan susunannya :

ABC ABD ACB ACD ADB ADC

BAC BAD BCA BCD BDA BDC

CAB CAD CBA CBD CDA CDB

DAC DAB DBA DBC DCA DCB

Jenis-Jenis permutasi
1. Permutsi melingkar (keliling)
Yaitu suatu permutasi yang dibuat dengan menyusun anggota-anggota suatu himpunan
secra melingkar.

Rumus banyak permutasi : (n-1)!

Contoh : Sekelompok mahasiswa yang terdiri 7 orang duduk mengelilingi sebuah meja
bundar. Dalam beberapa cara ketujuh mahasiswa itu dapat diatur sekelilig meja bundar
tersebut!

Jawab :

(n-1)!,    n = 7

Jadi = (7-1)!= 6!

 = 6.5.4.3.2.1 = 720 cara

2. Permutasi dari objek dengan pengembalian


dirumuskan :

22
Contoh : Tentukan permutasi dari A, B, C sebanyak 2 unsur, dengan pengembalian unsur
yang dipilih

Jawab :

n = 3     r = 2

Kemungkinan susunannya

AA AB AC

BB BA BC

CC CA CB

3. Permutasi n objek yang sama


Dirumuskan

Contoh : Berapa banyak susunan yang dapat dibuat dari katai “TAMAT”

Jawab

n = 5,
n1 = 2 (T)
n2 = 2 (A)
n3 = 1 (M)

Jadi

3. Kombinasi

Kombinasi adalah suatu penyusunan beberapa objek tanpa memperhatikan urutan objek
tersebut.

Rumus:

23
Contoh : Dalam suatu ruangan terdapat 50 orang yang sedang menghadiri halal bil hala.
Acara penutupan adalah saling bersalaman. Berapa banyak salaman yang dilakukan
seluruhnya!

Jawab

n =50,  r = 2

BAB III
PENUTUP

24
A. KESIMPULAN

Statistika dapat dibedakan sebagai statistika teoritis dan statistika terapan. Statistika teoritis
merupakan pengetahuan yang mengkaji dasar-dasar teori statistika, teori penarikan contoh,
distribusi, penaksiran dan peluang. Statistika merupakan sarana berpikir yang diperlukan
untuk memproses pengetahuan secara ilmiah. Statistika membantu untuk melakukan
generalisasi dan menyimpulkan karakteristik suatu kejadian secara lebih pasti dan bukan
terjadi secara kebetulan.
Probabilitas adalah harga angka yang menunjukkan seberapa besar kemungkinan suatu
peristiwa terjadi, di antara keseluruhan peristiwa yang mungkin terjadi.

B. DAFTAR PUSTAKA

Boediono, Koster, A. (2004). Teori dan aplikasi: Statistika dan probabilitas. Bandung: PT


Remaja Rosdakarya
Bodie, Z., Kane, A., Marcus, A. J. (2002). Investment: International edition (5th ed.). New
York:The McGraw-Hill Companies, Inc.

25
Bursa Efek Indonesia. Laporan Keuangan Kuartalan PT Telekomunikasi Indonesia Tbk.
Darmadji, Tj., Fakhruddin, H.M. (2001). Pasar modal di Indonesia: Pendekatan Tanya
jawab. Jakarta: PT Salemba Emban Patria
Helfert, E. A. (2003).Technique of financial analysis: A guide to value creation.
New York: The McGraw-Hill Companies, Inc.
Indriantoro, N., Supomo, B.(2002). Metodologi penelitian bisnis: Untuk akuntansi &
manajemen. Yogyakarta: BPFE-Yogyakarta.
Suharyadi, & Purwanto S. K. (2007). Statistika: Untuk Ekonomi dan Keuangan Modern,
Edisi 2. Jakarta: Penerbit Salemba Empat.

26

Anda mungkin juga menyukai