Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT. Yang telah
memberikan rahmat seerta hidayah-Nya. Sehingga kami dapat menyelesakan
makalah “Konsep-konsep dasar probabilitas”. Diajukan guna memenuhi tugas mata
kuliah STATISTIKA EKONOMI.
Pada kesempatan kali ini kami mengucapkan terimakasih pada semua pihak
yang turut hadir dalam penyusunan makalah ini hingga pada batas waktu yang telah
ditentukan.
Kami sebagai penyusun sangat menyadari bahwa makalah kami masih jauh
dari kata sempurna, oleh karena itu kami sangat mengharapkan kritik dan saran
para pembaca untuk kesempurnaan makalah ini dengan baik. Sehingga makalah ini
dapat memberi informasi dan berguna bagi para pembaca dan khususnya kami
sebagai penyusun.
Penyusun,
1
DAFTAR ISI
2
BAB I
PENDAHULUAN
3
terhadap data-data yang telah diolah agar, mendapatkan kesimpulan mengenai data-data
tersebut ?
Memahami dan menjelaskan konsep dasar statistika ditinjau dari terminologi dasar,
dan karakteristik.
Memahami dan menjelaskan penerapan statistika dalam dunia nyata.
Manfaat
4
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Probabilitas
Probabilitas adalah suatu ukuran tentang kemungkinan suatu pristiwa (event) akan terjai di
masa mendatang. Probabilitas dinyatakan antara 0 sampai 1 atau dalam persentase.
B. Manfaat Probabilitas
Probabilitas atau Peluang diperlukan untuk mengetahui ukuran atau derajad ketidakpastian
suatu peristiwa. Di dalam statistik, peluang dipakai antara lain terkait dengan cara
pengambilan sampel dari suatu populasi, mengundi dengan sebuah mata uang logam atau
sebuah dadu, membaca temperatur dengan termometer tiap hari, menghitung barang rusak
yang dihasilkan tiap hari, mencatat banyak kendaraan yang melalui pertigaan jalan
tertentu setiap jam, dan masih banyak contoh yang lain, merupakan eksperimen yang dapat
diulangi. Semua hasil yang mungkin terjadi bisa dicatat. Segala bagian yang mungkin
didapat dari hasil ini dinamakan peristiwa. Secara singkat, manfaat probabilitas adalah
untuk membantu dalam pengambilan keputusan yang tepat, karena kehidupan di dunia
tidak ada kepastian dan informasi yang tidak sempurna.
Contoh :
Ada tiga hal penting dalam rangka membicarakan probabilitas, yaitu Percobaan
(eksperimen), Hasil (outcome), dan Peristiwa (event) .
1. Percobaan:
Pengamatan terhadap beberapa aktivitas atau proses yang memungkinkan
timbulnya paling sedikit dua peristiwa tanpa memperhatikan peristiwa mana yang
akan terjadi.
2. Hasil (outcome):
5
Suatu hasil dari sebuah percobaan.
3. Peristiwa (event):
Kumpulan dari satu atau lebih hasil yang terjadi pada sebuah percobaan
atau kegiatan.
Contoh :
Rumus :
Probabilitas = Jumlah kemungkinan hasil
Contoh :
6
Perubahan Harga 1. Inflasi (Harga Naik)
2. Deflasi (Harga Turun) 2 ½
Mahasiswa Belajar 1. Lulus Memuaskan
2. Lulus sangat memuaskan
3. Lulus terpuji 3 1/3
Peristiwa menjual dan membeli saham mempunyai kesempatan yang sama untuk
terjadi pada kegiatan jualbeli saham. Jumlah ada 2 dan hanya 1 peristiwa yang
terjadi , maka probabilitas menjual atau membeli adalah sama, yaitu ½.
Pada suatu percobaan dimana hanya ada satu peristiwa yang terjadi, sehingga
peristiwa lain tidak dapat terjadi pada suatu percobaan dengan waktu yang sama
dikenal dengan peristiwa saling lepas (mutually exclusive).
Pada suatu percobaan atau kegiatan semua hasil mempunyai probabilitas yang
sama. Demikian juga pada suatu percobaan, maka satu peristiwa akan terjadi dan
tidak mungkin dalam suatu percobaan atau kegiatan tidak terjadi peristiwa. Pada
suatu percoban yang mempunyai hasil lebih dari satu, dan semua hasil mempunyai
probabilitas sama serta hanya satu peristiwa terjadi, maka peristiwa ini dikenal
dengan lengkap terbatas kolektif (collective exhausetive).
2. PENDEKATAN RELATIF
Rumus :
Pada kegiatan jual-beli saham BEI terdapat 3.000.000 transaksi yang terdiri atas
2.455.000 transaksi jual dan 545.000 transaksi beli. Peristiwa ini didorong aksi
7
profittaking. Maka probabilitas jual adalah = (2.455.000 / 3.000.000) = 0,82 dan
probabilitas beli (545.000 / 3.000.000) = 0,18.
Pada kejadian perubahan harga, mak dilihat apakah setiap bulan terjadi inflasi atau
deflasi. Data fdari BPS tahun 2011 adalah sebagai berikut :
Bulan Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agu Sep Okt Nov Des
Inflasi 0,89 0,13 -0,32 -0,31 0,12 0,55 0,67 0,93 0,27 -0,12 0,34 0,57
Dari data diatas terlihat bahwa jumlah bulan inflasi ada 9, dan jumlah bulan deflasi
3 dari total 12 bulan. Oleh sebab itu, probabilitas terjadinya inflasi adalaah = 9/12 =
0,75 dan probabilitas terjadinya bulan deflasi adalah = 3/12 = 0,25. Atau
dinyatakan dalm persen, probabilitas inflasi sebesar 75% dan probabilitas 25%.
Pada kegiatan mahasiswa berlajar terlihat bahwa pada Wisuda Sarjana 2006 dari
900 ,ahaiswa, 520 mahasiswa lulus dengan memuaskan, 295 lulus dengan sangat
memuaskan, dan 85 lulus dengan terpuji. Maha probabilitas lulus memuaskan
adalaah = 520/900 = 0,85; lulusss dengan sangat memuaskan = 295/900 = 0.33;
lulus dengan terpuji = 85/900 = 0.09.
3. PENDEKATAN SUBJEKTIF
Contoh:
8
Semua contoh tersebut hanya didasarkan pada penilaian pribadi dan mungkin tidak
banyak menggunakan informasi sebagai bahan pertimbangan, oleh sebab itu
dinamakan pendekatan subjektif.
1. HUKUM PENJUMLAHAN
Contoh:
9
Beli Saham 80
Jumlah Total Transaksi 200
120
Probabilitas Jual =P(A) = = 0,60
200
80
Probabilitas Beli= P(B) = = 0,40
200
= 0,60 + 0,40
= 1,0
Contoh : Cobalah hitug berapa probabilitas jual saham BCA P(AD) dan
probabilitas beli saham BCA P(BD).
10
Kegiatan jual saham dan sahamnya BCA ada 30 transaksi . kegiatan beli saham dan
sahamnya BCA ada 40 . sehingga probabilitas P(AD) dan P(BD) adalah :
40
P(BD) = = 0,20
200
30
P(AD) = = 0,15
200
Pada peristiwa Bersama dua atau lebih peristiwa dapat terjadi secara Bersama-sama .
peristiwa Bersama tersebut dapat lebh mudah dilihat dengan diagram venn seperti berikut
ini :
A AD D
Berapa probabilitas kejadian jual saham atau saham BCA (BCA(P(A atau D))) ?
P(A atau D) = P(A) + P(D) -P(AD)
= 0,6 + 0,35 – 0,15
= 0,80
Berapa probabilitas kejadian beli saham atau saham BNI (P(B atau F))?
11
P(B atau F) = P(B) + P(F) -P(BF)
10
= 0,40 + 0,25 –
200
= 0,40 + 0,25 – 0,05
= 0,06
Kejadian saling lepas terjadi apabila hanya satu dari dua atau
lebih peristiwa yang dapat terjadi . oleh sebab itu, untuk peritiwa saling lepas,
kejadian Bersama dalam suatu percobaan atau ejadian tidak ada. Diagram venn
untuk kejadian saling lepas adalah sebagai berikut :
A D
Diagram Venn menunjukan bahwa peristiwa A (jual saham) dan B (beli saham)
saling lepas . tidak ada bagian A yang menjadi bagian B , sebaliknya tidak ada
bagian B yang menjadi bagian A . peristiwa atau kejadian saling lepas
dinyatakan
P(AB) = 0
Oleh sebab itu, untuk peristiwa yang saling lepas, probabilitas kejadian A atau
B yang dinyatakan P(A atau B) :
CONTOH :
Cobalah hitung berapa probabilitas kejadian jual saham dan beli saham (P(AB))
dan probabilitas kejadian untuk saham BCA, BLP, dan BNI (P(DEF).
12
Kegiatan Perusahaan Jumlah
BCA (D) BLP(E) BNI(F)
Jual (A) 30 50 40 120
Beli (B) 40 30 10 80
Jumlah 70 80 50 200
Penyelesaian :
Probabilitas kejadian A dan B (P(AB))= 0, karena kejadian A dan B saling
lepas. Pada saat dan waktu yang bersamaan aktivitas yang bisa dilakukan hanya
satu, kalau tidak jual saham berarti beli saham, atau sebaliknya. Oleh karena itu,
hukum penjumlahan untuk peristiwa saling lepas adalah:
P(A atau B) = P(A) +P(B) – P(AB)
= 0,6 + 0,4 – 0
=1
Probabilitas kejadian tiga saham yaitu BCA, BLP, dan BNI (P(DEF) = 0,
karena kejadian untuk BCA, BLP, dan BNI saling lepas. Pada saat bersamaan
tidak mungkin orang dapat melakukan menjual saham tiga sekaligus. Oleh
karena itu, hukum penjumlahan untuk peristiwa saling lepas adalah:
P(D atau E atau F) = P (D) + P(E) + P(F) – P(DEF)
= 0,35 + 0,40 + 0,25 – 0
=1
4. HUKUM PERKALIAN
Hukum perkalian menghendaki setiap peristiwa adalah
indepeden , yaitu suatu peristiw terjadi tanpa harus menghalangi peristiwa lain .
peristiwa A dan B terjadi independen apabila peristiwa A terjadi maka tidak
menghalangi terjadinya peristiwa B. oleh sebab itu perlu diingat bahwa untuk
penjummlahan menghendaki peristiwa saling lepas, sedang untuk erkalian
menghendaki peristiwa independen . Peristiwa independen adalah terjadinya
suat peristiwa atau kejadian tidak mempengaruhi iprobabilias terjadinya
peristiwa lainnya .Hukum perkalian untuk probabilitas kejadian A dan B yang
saaling independen dinyatakan sebagai berikut :
Contoh :
13
Apabila anda melemparkan uang logam dua kali ke udara, berapakah
probabilitas kedua lemparan tersebut menghasilkan gambar ?
Penyelesaian :
Probabiltas gambar = ½ dan probabilitas angka = ½ . pada lemparan pertama
probabilitas gambar P(A) = ½ . pada lemparan kedua probabilitas gambar
P(B) = ½ juga. Oleh sebab itu, probabilitas P(A) dan P(B) adalah :
P9A dan B) = P(A) × P(B)
=½×½
=¼
5. PROBABILITAS BERSYARAT(CONDITIONAL PROBABILITY)
Contoh :
Berapa probabilitas terjualnya saham BCA (P(D¿A) dan probabilitas saham
BCA terjual (P(A|D) ?
Penyelesaian :
14
Peristiwa pelengkap menunjukan bahw aapabila peristiwa A dan
B yang saling melengkapi , sehingga jika peristiwa A tidak terjadi maka
peristiwa B pasti terjadi . Maka probabilitas Keduanya dapat dirumuskan
sebagai berikut :
Contoh :
(a) Kegiatan jual saham menghasilkan dua hasil yaitu kegiatan
jual P(A) atau kegiatan beli P(B), kemungkinan
peristiwanya adalah P(A) atau P(B). Apabila diketahui
bahwa P(A) 0,8 , maka secara otomatis P(B) = 1 -0,8 = 0,2
(b) Iklim di Indonesia dinyatakan dengan dua hasil yaitu hujan
(P(A)) atau kemarau (P(B)). Apabila probabilitas P(A) =
0,2 maka P(B) = 1- 0,2 = 0,8
15
E. DIAGRAM POHON
Diagram pohon merupakan suatu diagram yang menyerupai pohon dimulai dari batang
kemudian menuju ranting dan daun. diagram pohon dimaksudkan untuk membantu
menggambarkan probabilitas atau probabilitas bersyarat dan probabilitas bersama. diagram
pohon sangat berguna untuk menganalisis keputusan-keputusan bisnis dimana terdapat
tahapan-tahapan pekerjaan.
Berikut contoh diagram pohon untuk kegiatan jual beli saham di bursa.
16
F. TEOREMA BAYES
Contoh Soal :
Sebuah perkantoran biasanya membutuhkan tenaga listrik yang cukup agar semua aktifitas
pekerjaannya terjamin dari adanya pemutusan aliran listrik. Terdapat dua sumber listrik
yang digunakan PLN dan Generator. Bila listrik PLN padam maka secara otomatis
generator akan menyala dan memberikan aliran listrik untuk seluruh perkantoran. Masalah
yang selama ini mengganggu adalah ketidak satabilan arus (voltage) Listrik. Selama
beberapa tahun terakhir, diketahui bahwa perkantoran itu menggunakan listrik PLN adalah
0.9 dan peluang menggunakan generator adalah 0.1 peluang terjadi ketidak stabilan pada
arus PLN maupun generator masing-masing 0.2 dan 0.3.
17
Dengan menggunakan probabilitas bersyarat maka :
Diketahui:
P(E)=0.9 P(E’)=0.1
P(A|E)=0.2 P(A|E’)=0/3
Sehingga:
P(A)=P(E).P(A|E)+P(E’).P(A|E’)
=(0.9).(0.2)+(0.2).(0.3)
=0.21
Kembali pada permasalahan diatas, bila suatu saat diketahui terjadi ketidak stabilan arus
listrik, maka berapakah probabilitas saat itu aliran listrik berasal dari generator ? Dengan
menggunakan rumus probabilitas bersyarat diperoleh.
P(E’|A)=P(E’∩A)/P(A)
=P(E’).P(A|E’)/P(A)
=0.03/0.21=0/143
18
Digunakan bila ingin diketahui probabilitas P(B1|A),P(B2|A)….,P(Bk|A) dengan rumus
sebagai berikut :
Misal :
A = Terjadi ganguan sinyal
B1 = Pemancar dibangun di tengah kota
B2 = ----------------------------di kaki bukit
B3 = ----------------------------di tepi pantai
Maka :
A. Peluang terjadinya ganguan sinyal
P(A)=P(B1)P(A|B1)+P(B2)P(A|B2)+P(B3)P(A|B3)
= (0,2).(0.05)+(0.3)(0.06)+(0.5)(0.08)=0.001+0.018+0.04=0.068
B. Diketahui telah terjadi gangguan pada sinyal, maka peluang bahwa operator ternyata
telah membangun pemancar di tepi pantai.
19
G. PRINSIP MENGHITUNG
Untuk membantu pemahaman konsep dasar probabilitas terlebih dahulu harus memahami
analisis kombinatorial, yaitu analisis bilangan faktorial, permutasi dan kombinasi.
1. Bilangan Faktorial
Faktorial adalah perkalian antara bilangan bulat positif (bilangan asli) yang kurang dari
atau sama dengan n. Faktorial ditulis sebagai n! dan disebut n faktorial. Secara umum
dapat dituliskan sebagai:
n! = n(n – 1) . (n – 2) . (n – 3) . . . .3.2.1
0! = 1 dan 1! = 1
Contoh :
3! = 3 . (3 – 1) . (3 – 2) = 3 . 2. 1 = 6
5! = 5 . (5 – 1) . (5 – 2) . (5 – 3) . (5 – 4) = 5 . 4 . 3 . 2 . 1 = 120
Contoh :
20
2. Permutasi
Permutasi adalah penyusunan atau pengaturan beberapa objek dalam urutan yang berbeda
dari urutan yang semula.
r=1
A B c
ada 3 susunan
r=2
Ab Ac bc
Ba Ca cb
ada 6 susunan
r=3
ada 6 susunan
Bila himpunan itu terdiri atas n anggota dan diambil sebanyak r, tentu r £ n, maka banyak
susunan yang dapat dibuat dengan permutasi adalah…
Contoh : Dari empat calon pimpinan sebuah perusahaan, misalkan A, B, C, dan D, hendak
diplilh ketua, sekretaris dan bendahara.
1. n = 4 r = 3
21
jadi ada 24 susunan
Jenis-Jenis permutasi
1. Permutsi melingkar (keliling)
Yaitu suatu permutasi yang dibuat dengan menyusun anggota-anggota suatu himpunan
secra melingkar.
Contoh : Sekelompok mahasiswa yang terdiri 7 orang duduk mengelilingi sebuah meja
bundar. Dalam beberapa cara ketujuh mahasiswa itu dapat diatur sekelilig meja bundar
tersebut!
Jawab :
(n-1)!, n = 7
Jadi = (7-1)!= 6!
22
Contoh : Tentukan permutasi dari A, B, C sebanyak 2 unsur, dengan pengembalian unsur
yang dipilih
Jawab :
n = 3 r = 2
Kemungkinan susunannya
AA AB AC
BB BA BC
CC CA CB
Contoh : Berapa banyak susunan yang dapat dibuat dari katai “TAMAT”
Jawab
n = 5,
n1 = 2 (T)
n2 = 2 (A)
n3 = 1 (M)
Jadi
3. Kombinasi
Kombinasi adalah suatu penyusunan beberapa objek tanpa memperhatikan urutan objek
tersebut.
Rumus:
23
Contoh : Dalam suatu ruangan terdapat 50 orang yang sedang menghadiri halal bil hala.
Acara penutupan adalah saling bersalaman. Berapa banyak salaman yang dilakukan
seluruhnya!
Jawab
n =50, r = 2
BAB III
PENUTUP
24
A. KESIMPULAN
Statistika dapat dibedakan sebagai statistika teoritis dan statistika terapan. Statistika teoritis
merupakan pengetahuan yang mengkaji dasar-dasar teori statistika, teori penarikan contoh,
distribusi, penaksiran dan peluang. Statistika merupakan sarana berpikir yang diperlukan
untuk memproses pengetahuan secara ilmiah. Statistika membantu untuk melakukan
generalisasi dan menyimpulkan karakteristik suatu kejadian secara lebih pasti dan bukan
terjadi secara kebetulan.
Probabilitas adalah harga angka yang menunjukkan seberapa besar kemungkinan suatu
peristiwa terjadi, di antara keseluruhan peristiwa yang mungkin terjadi.
B. DAFTAR PUSTAKA
25
Bursa Efek Indonesia. Laporan Keuangan Kuartalan PT Telekomunikasi Indonesia Tbk.
Darmadji, Tj., Fakhruddin, H.M. (2001). Pasar modal di Indonesia: Pendekatan Tanya
jawab. Jakarta: PT Salemba Emban Patria
Helfert, E. A. (2003).Technique of financial analysis: A guide to value creation.
New York: The McGraw-Hill Companies, Inc.
Indriantoro, N., Supomo, B.(2002). Metodologi penelitian bisnis: Untuk akuntansi &
manajemen. Yogyakarta: BPFE-Yogyakarta.
Suharyadi, & Purwanto S. K. (2007). Statistika: Untuk Ekonomi dan Keuangan Modern,
Edisi 2. Jakarta: Penerbit Salemba Empat.
26