Anda di halaman 1dari 30

PROBABILITAS DAN STATISTIK

Add caption

DISUSUN OLEH :
RIAN HIDAYAT
RIFQI MUAFIQ
ROYADI PUTRA LUMBANBATU
SUHARTATI S NINGRUM
DAFTAR ISI
ABSTRAK...................................................................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN.....................................................................................................................
1.1 LATAR BELAKANG..........................................................................................................
BAB II PEMBAHASAN............................................................................................................................
2.1 PENGERTIAN PROBABILITAS ..................................................................................
2.2 PENDEKATAN PERHITUNGAN PROBABILITAS..............................................
2.3 KONSEP FREKUENSI RELATIF...............................................................................
2.4 ATURAN DASAR PROBABILITAS...........................................................................
2.5 FAKTORIAL,PERMUTASI ,KOMBINASI.................................................................
2.6 PENELITIAN PADA PELEMPARAN DADU,UANG LOGAM
DAN PENGAMBILAN KELERENG PADA TEORI BAYES......................................
2.7 MANFAAT PROBABILITAS DALAM PENELITIAN................................................
2.8 PENGERTIAN STATISTIK...............................................................................................
2.9 JENIS – JENIS STATISTIK.................................................................................................
2.10 PENELITIAN STATISTIK PENGGUNAAN TENAGALISTRIKAN
TAHUN 2014........................................................................................................................
2.11 PENGERTIAN DATA..........................................................................................................
2.12 METODE PENGUMPULAN DATA...................................................................................
2.13 PENYAJIAN DATA................................................................................................................
2.14 POPULASI DAN SAMPEL...............................................................................................
2.15 SKALA PENGUKURAN ....................................................................................................
2.16 VARIABEL PENELITIAN................................................................................................
BAB III PENUTUP.........................................................................................................................................
3.1 KESIMPULAN..........................................................................................................................
3.2 SARAN......................................................................................................................................
DAFTAR
PUSTAKA.......................................................................................................................................
ABSTRAKSI
Statistik merupakan suatu ilmu tentang pengumpulan, penyusunan, penganalisaan dan
penafsiran data dalam bentuk angka untuk tujuan pembuatan suatu keputusan yang
lebih baik di dalam menghadapi ketidakpastian. Singkatnya statistika adalah ilmu yang
berkenaan dengan data..Sebagaian besar konsep dasar statistika mengasumsikan teori
probabilitas. Probabilitas atau peluang adalah cara untuk mengungkapkan pengetahuan
atau kepercayaan bahwa suatu kejadian akan berlaku atau telah terjadi. Probabilitas
suatu kejadian adalah angka yang menunjukkan kemungkinan terjadinya suatu
kejadian. Nilainya diantara 0 dan 1. Kejadian yang mempunyai nilai 1 adalah kejadian
yang pasti terjadi atau telah terjadi. Misalnya matahari yang masih terbit di timur sampai
sekarang. Sedangkan kejadian yang mempunya nilai probabilitas 0 adalah kejadian
yang mustahil atau tidak mungkin terjadi. Misalnya seekor kambing melahirkan seekor
sapi. Dalam statistika dikenal pula dengan konsep probabilitas atau peluang.
Probabilitas adalah angka yang menjukkan kemungkinan terjadinya suatu kejadian
dimasa mendatang akan terjadi, peluang ini hanya memuati nilai antara 0 sampai
dengan ~. Konsep statsitika probabilitas biasanya dinyatakan dengan pecahan seperti :
½ ; ¼ ; ¾ ataupun dalam bentuk desimal seperti: 0,25 ; 0,50 ataupun 0,75. Salah satu
contoh yang sering digunakan dalam menerangkan konsep probabilitas adalah dengan
pelemparan mata uang. Jika kita melempar mata uang, maka kenungkinan sisi gambar
untuk muncul sama dengan kemungkinan munculnya sisi angka. Dengan demikian
probabilitas munculnya sisi gambar yaitu ½ atau 0,5 dan demikian pula denga
probabilitas sisi angka. Begitu juga denga probabilitas mata dadu kemungkinan
munculnya salah satu angka adalah 1/6. Didalam modul ini diambil beberapa contoh
dalam konsep statistika probabilitas, yaitu dari percobaan pelemparan dadu,
pelemparan uang logam dan pengambilan kelereng. Dar i percobaan-percobaan
tersebut dilakukan beberapa pelemparan untuk mendapatkan hasil yang bervariasi.
Data - data yang telah terkumpul tersebut kemudian diolah sehingga dapat ditampilkan
dan dapat dianalisa serta ditarik kesimpulannya.
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 .Latar belakang

Sampai saat ini statistika merupakan alat dan juga metode analisis yang dipakai untuk
mengevaluasi data yang pada akhirnya akan diperoleh suatu kesimpulan berdasarkan sampel
yang ada. Dari semua alat analisa, konsep probailitas merupakan salah satu alat analisis yang
mempunyai peran sangat penting untuk memecahkan masalah dalam kehidupan sehari-hari
mulai dari bidang ilmiah sampai pada masalah-masalah kecil, seperti masuk kantor atau tidak,
kareana awan tebal kemungkinan akan hujan deras dan banjir, dan sebagainya. Meskipun
kejadian-kejadian tersebut tidak pasti, tetapi kita bisa melihat fakta-fakta yang ada untuk
menuju derajat kepastian atau derajat keyakinan bahwa sesuatu akan terjadi. Derajat atau
tingkat kepastian atau keyakinan dari munculnya hasil percobaan statistik disebut Probabilitas
(Peluang), yang dinyatakan dengan P. Probabilitas sering diterjemahkan sebagai peluang atau
kebolehkejadian, yaitu peristiwa yang didefinisikan sebagai peluang proses terjadinya sesuatu,
baik disengaja (eksperimentasi) atau tidak.
Pada makalah ini, akan dipelajari mengenai probabilitas yang menyatakan suatu nilai kejadian
yang dapat terjadi lagi. Konsep probabilitas ialah suatu bagian ilmu dari statistika yang dapat
meramalkan kejadian yang dapat terjadi lagi di masa mendatang , peluang ini hanya memuat
nilai antara 0 sampai dengan 1.
Dalam pembuatan modul konsep probabilitas ini akan dijelaskan beberapa hal tentang peluang
dan bagaimana mencari nilai peluang, diantaranya peluang irisan dua kejadian, peluang
paduan dua kejadian, peluang bersyarat dan menerapkan konsep kaidah bayes serta
menganalisa sampai dengan menarik kesimpulan dari hasil nilai peluang yang telah didapat.

b.Identifikasi masalah

Mencari nilai peluang munculnya mata dadu yang dilemparkan.


Mencari nilai peluang munculnya permukaan 4 koin yang dilemparkan secara bersama-sama.
Mencari nilai peluang munculnya kelerang yang di ambil.
Mencari nilai peluang pengambilan kelereng dengan metode kaidah bayes.

c.Perumusan masalah

Dalam penyusunan Modul ini data-data yang kami ambil untuk dianalisa, diolah dan
ditampilkan adalah sebagai berikut:
Bagaimana melakukan pengolahan data peluang dalam pelemparan mata dadu, pelemparan
uang logam dan pengambilan kelereng ?
Bagaimana melakukan pengolahan dan penganalisaan terhadap data-data yang telah diolah
agar, mendapatkan kesimpulan mengenai data-data tersebut ?
d. Pembatasan masalah

Mengolah perhitungan data peluang dalam pelemparan dadu, pelemparan koin, dan
pengambilan kelereng.
Pelemparan mata dadu dengan melakukan 2x percobaan. Yang pertama dengan melakukan
percobaan pelemparan sebanyak 55x dan yang kedua pelemparan sebanyak 70x.
Pelemparan uang logam. Percobaan pada uang logam dilakukan dengan menggunakan 4 buah
uang logam dengan percobaan sebanyak 50x pelemparan uang logam. Sehingga 1x pelemparan
didapatkan 4 peluang. Yaitu peluang yang sama untuk angka dan gambar.
Pengambilan kelereng. Kelereng yang digunakan pada percobaan ini ada menggunakan 3
warna kelereng, yaitu Merah, Kuning dan Hijau. Dan ada beberapa kelereng yang diberi tanda.
Sehingga peluang yang ada semakin sempit. Pada percobaan ini dilakukan 2x, yaitu 25x
pengambilan dan 35x pengambilan.

e. Tujuan penelitian

Memahami konsep dasar probabilitas.


Memahami peluang irisan dua kejadian, peluang gabungan serta peluang bersyarat.
Memahami pengaruh probabilitas dalam menentukan hasil dari setiap percobaan yang
dilakukan.
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Probabilitas

Secara umum probabilitas merupakan peluang bahwa sesuatu akan terjadi.Secara lengkap
probabilitas didefinisikan sebagai berikut :
“Probabilitas” ialah suatu nilai yang digunakan untuk mengukur tingkat terjadinya suatu
kejadian acak.”
Dalam mempelajari probabilitas, ada tiga kata kunci yang harus diketahui:
1. Eksperimen,
2. Hasil (outcome)
3. Kejadian atau peristiwa (event)
Contoh :
Dari eksperimen pelemparan sebuah koin. Hasil (outcome) dari pelemparan sebuah koin
tersebut adalah “MUKA” atau “BELAKANG”.
Kumpulan dari beberapa hasil tersebut dikenal sebagai kejadian (event).
Probabilitas biasanya dinyatakan dengan bilangan desimal (seperti 0,50 ; 0,25 atau 0,70) atau
bilangan pecahan (seperti ).
Nilai dari probabilitas berkisar antara 0 dan 1. Semakin dekat nilai
probabilitas ke nilai 0, semakin kecil kemungkinan suatu kejadian akan terjadi.
Sebaliknya semakin dekat nilai probabilitas ke nilai 1 semakin besar peluang suatu kejadian
akan terjadi.

2.2 Pendekatan Perhitungan Probabilitas

Ada dua pendekatan dalam menghitung probabilitas yaitu pendekatan yang bersifat objektif
dan subjektif. Probabilitas objektif dibagi menjadi dua, yaitu:
1. Pendekatan Klasik
Probabilitas diartikan sebagai hasil bagi dari banyaknya peristiwa yang dimaksud dengan
seluruh peristiwa yang mungkin menurut pendekatan klasik, probabilitas dirumuskan :
keterangan :
P(A) = probabilitas terjadinya kejadian A.
x = peristiwa yang dimaksud.
n = banyaknya peristiwa.
Contoh :
Dua buah dadu dilempar ke atas secara bersamaan. Tentukan probabilitas munculnya angka
berjumlah 5.
Penyelesaian :
Hasil yang dimaksud (x) = 4, yaitu (1,4), (4,1), (2,3). (3,2)
Hasil yang mungkin (n) = 36, yaitu (1,1), (1,2), (1,3). ….., (6,5), (6,6).
2.3 Konsep Frekuensi Relatif

Menurut pendekatan frekuensi relatif, probabilitas diartikan sebagai proporsi waktu terjadinya
suatu peristiwa dalam jangka panjang, jika kondisi stabil atau frekuensi relatif dari suatu
peristiwa dalam sejumlah besar percobaan.
Nilai probabilitas ditentukan melalui percobaan, sehingga nilai probabilitas itu merupakan
limit dari frekuensi relatif peristiwa tersebut.
Menurut pendekatan frekuensi relatif, probabilitas dirumuskan :
keterangan :
P(Xi) = probabilitas peristiwa i.
Fi = frekuensi peristiwa i.
n = banyaknya peristiwa yang bersangkutan.
Contoh :
Dari hasil ujian statistik, 65 mahasiswa STMIK MDP, didapat nilai-nilai sebagai berikut.
XF
5,0 11
6,5 14
7,4 13
8,3 15
8,8 7
9,5 5
x = nilai statistik.
Tentukan probabilitas salah seorang mahasiswa yang nilai statistiknya 8,3.
Penyelesaian :
Frekuensi mahasiswa dengan nilai 8,3 (f) = 15
Jumlah mahasiswa (n) = 65.

Probabilitas Subjektif
Menurut pendekatan subjektif, probabilitas diartikan sebagai tingkat kepercayaan individu
yang didasarkan pada peristiwa masa lalu yang berupa terkaan saja.
Contoh :
Seorang direktur akan memilih seorang supervisor dari empat orang calon yang telah lulus
ujian saringan. Keempat calon tersebut sama pintar, sama lincah, dan semuanya dapat
dipercaya. Probabilitas tertinggi (kemungkinan diterima) menjadi supervisor ditentukan
secara subjektif oleh sang direktur.
Dari pengertian-pengertian tersebut, dapat disusun suatu pengertian umum mengenai
probabilitas, yaitu sebagai berikut Probabilitas adalah suatu indeks atau nilai yang digunakan
untuk menentukan tingkat terjadinya suatu kejadian yang bersifat random (acak).
Oleh karena probabilitas merupakan suatu indeks atau nilai maka probabilitas memiliki batas-
batas yaitu mulai dari 0 sampai dengan 1 ( 0 £ P £ 1).
a. Jika P = 0, disebut probabilitas kemustahilan, artinya kejadian atau peristiwa tersebut tidak
akan terjadi.
b. Jika P = 1, disebut probabilitas kepastian, artinya kejadian atau peristiwa tersebut pasti
terjadi.
c. Jika 0 < P < 1, disebut probabilitas kemungkinan, artinya kejadian atau peristiwa tersebut
dapat atau tidak dapat terjadi.

2.4 Aturan Dasar Probabilitas

Aturan Penjumlahan :

Untuk menerapkan aturan penjumlahan ini, harus dilihat jenis kejadiannya apakah bersifat
saling meniadakan atau tidak saling meniadakan.
Kejadian Saling Meniadakan :
Dua peristiwa atau lebih disebut saling meniadakan jika kedua atau lebih peristiwa itu tidak
dapat terjadi pada saat yang bersamaan. Jika peristiwa A dan B saling meniadakan, probabilitas
terjadinya peristiwa tersebut adalah
P(A atau B) = P(A) + P(B) atau
P(A ¨ B) = P(A) + P(B)
Contoh :
Sebuah dadu dilemparkan ke atas, peritiwanya adalah
A = peristiwa mata dadu 4 muncul.
B = peristiwa mata dadu lebih kecil dari 3 muncul.
Tentukan probabilitas dari kejadian berikut !
- Mata dadu 4 atau lebih kecil dari 3 muncul!
Penyelesaian :
P(A) = 1/6 P(B) = 2/6
P(A atau B) = P(A) + P(B) = 1/6 + 2/6 = 0,5
P(B) = 14/36
P(A B) = 0
P(A atau B) = P(A) + P(B) – P(A ˙ B)
= 1/36 + 14/36 – 0
= 0,42

Aturan Perkalian :

Dalam konsep probabilitas, aturan perkalian diterapkan secara berbeda menurut jenis
kejadiannya. Ada dua jenis kejadian dalam hal ini, yaitu kejadian tak bebas dan kejadian bebas.
1. Kejadian Tak Bebas
Dua peristiwa atau lebih disebut kejadian tidak bebas apabila peristiwa yang satu dipengaruhi
atau tergantung pada peritiwa lainnya. Probabilitas peristiwa tidak saling bebas dapat pula
dibedakan atas tiga macam, yaitu probabilitas bersyarat, gabungan, dan marjinal.
a. Probabilitas Bersyarat :
Probabilitas bersyarat peristiwa tidak saling bebas adalah probabilitas terjadinya suatu
peristiwa dengan syarat peristiwa lain harus terjadi dan peristiwa-peristiwa tersebut saling
mempengaruhi.
Jika peristiwa B bersyarat terhadap A, probabilitas terjadinya periwtiwa tersebut adalah
P(B/A) dibaca probabilitas terjadinya B dengan syarat peristiwa A terjadi.
Contoh :
Sebuah kotak berisikan 11 bola dengan rincian :
5 buah bola putih bertanda +
1 buah bola putih bertanda –
3 buah bola kuning bertanda +
2 buah bola kuning bertanda –
Seseorang mengambil sebuah bola kuning dari kotak
- Berapa probabilitas bola itu bertanda +?
Penyelesaian :
Misalkan : A = bola kuning
B+ = bola bertanda positif
B- = bola bertanda negatif.
P(A) = 5/11
P(B+A) = 3/1
b. Probabilitas Gabungan :
Probabilitas gabungan peritiwa tidak saling bebas adalah probabilitas terjadinya dua atau lebih
peristiwa secara berurutan (bersamaan) dan peristiwa-peristiwa itu saling mempengaruhi.
Jika dua peristiwa A dan B gubungan, probabilitas terjadinya peristiwa tersebut adalah P(A dan
B) = P(A ˙ B) = P(A) x P(B/A)
Jika tiga buah peristiwa A, B, dan C gabungan, probabilitas terjadinya adalah P(A ˙ B ˙ C) = P(A)
x P(B/A) x P(C/A ˙ B)
Contoh :
Dari satu set kartu bridge berturut-turut diambil kartu itu sebanyak 2 kali secara acak.
Hitunglah probabilitasnya kartu king (A) pada pengambilan pertama dan as(B) pada
pengambilan kedua, jika kartu pada pengambilan pertama tidak dikembalikan !
Penyelesaian :
(A) = pengambilan pertama keluar kartu king.
P(A) = 4/52
(B/A) = pengambilan kedua keluar kartu as
P(B/A) = 4/51
P(A ˙ B) = P(A) x P(B/A) = 4/52 x 4/51 = 0,006
c. Probabilitas Marjinal :
Probabilitas marjinal peristiwa tidak saling bebas adalah probabilitas terjadinya suatu
peristiwa yang tidak memiliki hubungan dengan terjadinya peristiwa lain dan peristiwa
tersebut saling mempengaruhi. Jika dua peristiwa A adalah marjinal, probabilitas terjadinya
peristiwa A tersebut adalah
P(A) = SP(B ˙ A) = SP(Ai) x P(B/Ai), i = 1, 2, 3, …..
Contoh :
Sebuah kotak berisikan 11 bola dengan rincian :
5 buah bola putih bertanda +
1 buah bola putih bertanda –
3 buah bola kuning bertanda +
2 buah bola kuning bertanda –
Tentukan probabilitas memperoleh sebuah bola putih !
Penyelesaiannya :
Misalkan : A = bola putih
B+ = bola bertanda positif
B- = bola bertanda negatif
P(B+A) = 5/11
P(B-A) = 1/11
P(A) = P(B+A) + P(B-A) = 5/11 + 1/11 = 6/11
2. Kejadian Bebas :
Dua kejadian atau lebih dikatakan merupakan kejadian bebas apabila terjadinya kejadian
tersebut tidak saling mempengaruhi. Dua kejadian A dan B dikatakan bebas, kalau kejadian A
tidak mempengaruhi B atau sebaliknya.
Jika A dan B merupakan kejadian bebas, maka P(A/B) = P(A) dan P(B/A) = P(B)
P(A ˙ B) = P(A) P(B) = P(B) P(A)
Contoh :
Satu mata uang logam Rp. 50 dilemparkan ke atas sebanyak dua kali. Jika A1 adalah lemparan
pertama yang mendapat gambar burung(B), dan A2 adalah lemparan kedua yang mendapatkan
gambar burung(B), berapakah P(A1+A2)!
Penyelesaian :
Karena pada pelemparan pertama hasilnya tidak mempengaruhi pelemparan kedua dan P(A1)
= P(B) = 0,5 dan P(A2) = P(B) = 0,5, maka P(A1+A2) =P(A1) P(A2) = P(B) P(B) = 0,5 x 0,5 =
0,25.
Rumus Bayes :
Jika dalam suatu ruang sampel (S) terdapat beberapa peristiwa saling lepas, yaitu A1, A2, A3,
…., A n yang memiliki probabilitas tidak sama dengan noldan bila ada peritiwa lain (misalkan X)
yang mungkin dapat terjadi pada peristiwa-peristiwa A1, A2, A3, …., A
maka probabilitas terjadinya peristiwa-peristiwa A1, A2, A3, ….,A
dengan diketahui peristiwa X tersebut adalah
Contoh :
Tiga kotak masing-masing memiliki dua laci. Didalam laci-laci tersebut terdapat sebuah bola.
Didalam kotak I terdapat bola emas, dalam kotak II terdapat bola perak, dan dalam kotak III
terdapat bola emas dan perak. Jika diambil sebuah kotak dan isinya bola emas, berapa
probabilitas bahwa laci lain berisi bola perak?
Penyelesaian :
Misalkan :
A1 peristiwa terambil kotak I
A2 peristiwa terambil kotak II
A3 peristiwa terambil kotak III
X peristiwa laci yang dibuka berisi bola emas
Kotak yang memenuhi pertanyaan adalah kotak III (P(A3/X)).
P(A1) = 1/3 P(X/A1) = 1
P(A2) = 1/3 P(X/A2) = 0
P(A3) = 1/3 P(X/A3) = ½
Permutasi Dan Kombinasi
Pembicaraan mengenai permutasi dan kombinasi selalu berkaitan dengan prinsip dasar
membilang dan faktorial.
Prinsip Dasar Membilang :
Jika kejadian pertama dapat terjadi dalam n 1 cara, kejadian kedua dalam n 2 cara, demikian
seterusnnya, sampai kejadian k dalam n k cara, maka keseluruhan kejadian dapat terjadi dalam
:
n1 x n2 x …x n k cara
Contoh :
Seorang pengusaha ingin bepergian dari Jakarta ke Ujungpandang melalui Surabaya. Jika
Jakarta – Surabaya dapat dilalui dengan tiga cara dan Surabaya – Ujungpandang dapat dilalui
dengan dua cara, ada berapa cara pengusaha tersebut dapat tiba di Ujungpandang melalui
Surabaya?

Penyelesaian :
misalkan :
Dari Jakarta ke Surabaya (n1) = 3 cara.
Dari Surabaya ke Ujung pandang (n2) = 2 cara.
Cara pengusaha tersebut dapat tiba di Ujungpandang melalui Surabaya adalah :
n1 x n2 = 3 x 2 = 6 cara.

2.4 * Faktorial

Faktorial adalah perkalian semua bilangan bulat positif (bilangan asli) terurut mulai dari
bilangan 1 sampai dengan bilangan bersangkutan atau sebaliknya.
Faktorial dilambangkan: “!”.
Jika : n = 1,2, …., maka :
n! = n(n – 1)(n – 2) ….x 2 x 1 = n(n –1)!
Contoh :
Tentukan nilai factorial dari bilangan berikut
a. 5!
b. 3! X 2!
c. 6!/4!
Penyelesaian :
a. 5! = 5 x 4 x 3 x 2 x 1 = 120
b. 3! X 2! = 3 x 2 x 1 x 2 x 1 = 12

** Permutasi

a. Pengertian Permutasi :
Permutasi adalah suatu penyusunan atau pengaturan beberapa objek ke dalam suatu urutan
tertentu.
Contoh :
Ada 3 objek, yaitu ABC. Pengaturan objek-objek tersebut ialah ABC, ACB, BCA, BAC, CAB, CBA
yang disebut permutasi. Jadi, permutasi 3 objek menghasilkan enam pengaturan dengan cara
yang berbeda.
b. Rumus-rumus Permutasi :
Permutasi dari m objek seluruhnya tanpa pengembalian : mPm = m!
Contoh :
Pada suatu tempat terdapat 4 buku matematika yang berbeda. Buku itu akan disusun pada
sebuah rak buku. Berapa cara susunan yang mungkin dari buku-buku matematika dapat
disusun.
Penyelesaian :
Buku-buku matematika dapat disusun dalam :
4P4 = 4! = 4 x 3 x 2 x 1 = 24 cara.
Permutasi sebanyak x dari m objek tanpa pengembalian :
Contoh :
Dari empat calon pimpinan sebuah perusahaan, misalkan A, B, C, D hendak dipilih seorang
ketua, seorang sekretaris, dan seorang bendahara.
Berapa cara keempat calon tersebut dipilih?
Penyelesaian :
Misalkan :
Dari Jakarta ke Surabaya (n1) = 3 cara.
Dari Surabaya ke Ujungpandang (n2) = 2 cara.
Cara pengusaha tersebut dapat tiba di Ujungpandang melalui Surabaya adalah :
n1x n2 = 3 x 2 = 6 cara.

*** Kombinasi

a. Pengertian Kombinasi :
Kombinasi adalah suatu penyusunan beberapa objek tanpa memperhatikan urutan objek
tersebut
Contoh :
Ada 4 objek, yaitu : A, B, C, D. Kombinasi 3 dari objek itu adalah ABC, ABD, ACD, BCD. Setiap
kelompok hanya dibedakan berdasarkan objek yang diikutsertakan, bukan urutannya. Oleh
karena itu :
ABC = ACB = BAC = BCA = CAB = CBA
ABD = ADB = BAD = BDA = DAB = DBA
ACD = CAD = ADC = CDA = DAC = DCA
BCD = BDC = CBD = CDB = DBC = DCB
b. Rumus-rumus Kombinasi :
Kombinasi x dari m objek yang berbeda :
m! mCx = -------------- ; m ‡ x
(m – x)!.x!
Contoh :
Dari 5 pemain bulu tangkis, yaitu A, B, C, D, dan E hendak dipilih dua orang untuk pemain
ganda. Berapa banyak pemain ganda yang mungkin terbentuk?
Penyelesaian :
M = 5 dan x = 2
5!
5C2 = ---------------- = 10
(5 – 2)! . 2!

2.6 Manfaat Probabilitas Dalam Penelitian

Manfaat probabilitas dalam kehidupan sehari-hari adalah membantu kita dalam mengambil
suatu keputusan, serta meramalkan kejadian yang mungkin terjadi. Jika kita tinjau pada saat
kita melakukan penelitian, probabilitas memiliki beberapa fungsi antara lain;
1. Membantu peneliti dalam pengambilan keputusan yang lebih tepat. Pengambilan keputusan
yang lebih tepat dimagsudkan tidak ada keputusan yang sudah pasti karena kehidupan
mendatang tidak ada yang pasti kita ketahui dari sekarang, karena informasi yang didapat
tidaklah sempurna. 5:6, sedangkan hasil sensus pada tahun 2010 menunjukan hasil
perbandingan jumlah penduduk berjenis kelamin pria berbanding jumlah penduduk berjenis
kelamin wanita adalah 5:7. Maka pemerintah dapat mengambil keputusan bahwa setiap
tahunnya dari tahun 2000 hingga 2010 jumlah wanita berkembang lebih pesat daripada jumlah
penduduk pria.
Menghitung Probabilitas atau Peluang Suatu Kejadian
Jika tadi kita hanya memperhatikan peluang suatu kejadian secara
kualitatip, hanya memperhatikan apakkah kejadian tersebut memiliki peluang besar akan
terjadi atau tidak. Disini kita akan membahas nilai dari probabilitas suatu kejadian secara
kuantitatip. Kita bias melihat apakah suatu kejadian berpotensi terjadi ataukah tidak.
Misalkan kita memiliki sebuah dadu yang memiliki muka gambar
dan angka,jika koin tersebut kita lemparkan keatas secara sembarang, maka kita memiliki 2
pilihan yang sama besar dan kuat yaitu peluang munculnya angka dan peluang munculnya
gambar. Jika kita perhatikan secara seksama, pada satu koin hanya terddiri dari satu muka
gambar dan satu muka angka, maka peluang munculnya angka dan gambar adalah sama kuat
yaitu ½. 1 menyatakan hanya satu dari muka pada koin yang mungkin muncul, entah itu
gambar maupun angka sedangkan 2 menyatakan banyaknya kejadian yang mungkin terjadi
pada pelemparan koin, yaitu munculnya gambar + munculnya angka.
Jika kita berbicara tidak lagi 2 kejadian yaitu menyangkut banyak kejadian yang mungkin
terjadi, mengingat dan dari hasil pengumpulan dan penelitian data diperoleh suatu rumus
sebagai berikut. Jika terdapat N peristiwa, dan n A dari N peristiwa tersebut membentuk
kejadian A, maka probabilitas A adalah :
P(A) = n A/N
Dimana :
n A= banyaknya kejadian
N= kejadian seluruhnya/peristiwa yang mungkin terjadi
Contoh.
Suatu mata uang logam yang masing-masing sisinya berisi gambar dan angka dilemparkan
secara bebas sebanyak 1 kali.
Berapakah probabilitas munculnya gambar atau angka?
Jawab :
n=1, N=2
P (gambar atau angka)=
P (gambar atau angka)=1/2 atau 50%
Dapat disimpulkan peluang munculnya gambar atau angka adalah sama besar.
Contoh 2.
Berapa peluang munculnya dadu mata satu pada satu kali pelemparan?
Jika kita tinjau pada sebuah dadu hanya memiliki 1 buah mata dadu bermata 1, sedangkan pada
dadu terdapat 6 mata yaitu mata 1 sampai mata 6.
Maka:
P(A) = n A/N = 1/6
Berikut merupakan aturan dalam probabilitas
1. Jika n = 0 makka peluang terjadinya suatu kejadian pada keadaan ini adalah sebesar P(A) = 0
atau tidak mungkin terjadi.
2. Jika n merupakan semua anggota N maka pro
3. Probabilitas suatu kejadian memiliki rentangan nilai
4. Jika E menyatakan bukan peristiwa E maka berlaku.
babilitasnya adalah satu,
atau kejadian tersebut pasti akan terjadi.
Dari pengolahan data peluang yang telah dilakukan berdasarkan teori dan secara praktek
dalam pengumpulan data, diperoleh nilai nilai peluang yang benilai di antara 0 sampai dengan
1. Hal ini secara teori dikatakan bahwa nilai peluang tidak melebihi angka 1, jika nilai peluang
melebihi 1 berarti terdapat perhitungan data peluang yang tidak benar.

2.7 * PENELITIAN PELEMPARAN DADU

Peluang munculnya mata dadu pada percobaan pertama sebanyak 55x adalah:
Mata dadu 1 = 5/55
Mata dadu 2 = 8/55
Mata dadu 3 = 6/55
Mata dadu 4 = 16/55
Mata dadu 5 = 9/55
Mata dadu 6 = 11/55
Peluang munculnya mata dadu pada percobaan kedua sebanyak 70x adalah:
Mata dadu 1 = 7/70
Mata dadu 2 = 10/70
Mata dadu 3 = 15/70
Mata dadu 4 = 12/70
Mata dadu 5 = 9/70
Mata dadu 6 = 17/70
Tabel perbandingan hasil nilai peluang pada dadu.
No Peluang Teori Praktek
55x 70x
1 P(M) 0,50 0,35 0,44
2 P(N) 0,50 0,64 0,56
3 P(O) 0,50 0,36 0,44
4 P(M∩N) 0,17 0,15 0,14
5 P(M∩O) 0,33 0,20 0,31
6 P(N∩O) - - -
7 P(M∪N) 0,83 0,84 0,87
8 P(M∪O) 0,67 0,51 0,59
9 P(N∪O) 1 1 1
10 P(M∩N∩O) - - -
11 P(M∪N∪O) 1 1 1
Dari tabel diatas terlihat perbedaan nilai peluang antara secara teori dan praktek yang tidak
jauh atau nilai peluang pada praktek mendekati nilai peluang secara teori. Dari tabel tersebut
terlihat pada praktek pelemparan dadu sebanyak 55x dan 70x peluang yang akan muncul
kembali (terjadi lagi) yang paling kecil adalah P(M∩N).

** PENELITIAN PELEMPARAN UANG LOGAM


Nilai peluang pada pelemparan 4 buah uang logam yang diberi nomer 1-4 dan dilemparkan
secara bersama-sama sebanyak 50x adalah sebagai berikut:
No Peluang Hasil Teori Hasil Praktek 50x
1 P(M) 0,50 0,50
2 P(N) 0,50 0,44
3 P(O) 0,50 0,44
4 P(P) 0,50 0,44
5 P(M') 0,50 0,50
6 P(N') 0,50 0,56
7 P(O') 0,50 0,56
8 P(P') 0,50 0,56
9 P(M∩N) 0,25 0,26
10 P(M∩O) 0,25 0,28
11 P(M∩P) 0,25 0,22
12 P(N∩O) 0,25 0,26
13 P(N∩P) 0,25 0,16
14 P(O∩P) 0,25 0,16
15 P(M∩N') 0,25 0,24
16 P(M∩O') 0,25 0,22
17 P(M∩P') 0,25 0,28
18 P(N∩O') 0,25 0,18
19 P(N∩P') 0,25 0,28
20 P(O∩P') 0,25 0,28
21 P(M'∩N') 0,25 0,32
22 P(M'∩O') 0,25 0,34
23 P(M'∩P') 0,25 0,32
24 P(N'∩O') 0,25 0,38
25 P(N'∩P') 0,25 0,28
26 P(O'∩P') 0,25 0,28
27 P(M∩N∩O∩P) 0,06 0,06
28 P(M'∩N'∩O'∩P') 0,06 0,12
29 P(M∪N) 0,75 0,68
30 P(M∪O) 0,75 0,66
31 P(M∪P) 0,75 0,72
32 P(N∪O) 0,75 0,62
33 P(N∪P) 0,75 0,72
34 P(O∪P) 0,75 0,72
35 P(M∪N') 0,75 0,82
36 P(M∪O') 0,75 0,84
37 P(M∪P') 0,75 0,78
38 P(N∪O') 0,75 0,82
39 P(N∪P') 0,75 0,72
40 P(O∪P') 0,75 0,72
41 P(M'∪N') 0,75 0,74
42 P(M'∪O') 0,75 0,72
43 P(M'∪P') 0,75 0,78
44 P(N'∪O') 0,75 0,74
45 P(N'∪P') 0,75 0,84
46 P(O'∪P') 0,75 0,84
47 P(M∪N∪O∪P) 0,94 0,88
48 P(M'∪N'∪O'∪P') 0,94 0,94
49 P(M|N) 0,50 0,59
50 P(O|M) 0,50 0,64
51 P(P|M) 0,50 0,50
52 P(N|O) 0,50 0,59
53 P(N|P) 0,50 0,36
54 P(O|P) 0,50 0,36
55 P(M|N') 0,50 0,43
56 P(M|O') 0,50 0,39
57 P(M|P') 0,50 0,50
58 P(N|O') 0,50 0,32
59 P(N|P') 0,50 0,50
60 P(O|P') 0,50 0,50
61 P(M'|N') 0,50 0,57
62 P(M'|O') 0,50 0,61
63 P(M'|P') 0,50 0,57
64 P(N'|O') 0,50 0,68
65 P(N'|P') 0,50 0,50
66 P(O'|P') 0,50 0,50
Dari tabel diatas dapat ditarik sebuah analisa bahwa secara teoritis nilai peluang untuk setiap
anggota bagian (M,N,O,P,M',N',O',P') mempunyai nilai yang sama. Dan secara toritis juga nilai
peluang untuk irisan 2 kejadian, irisan 4 kejadian (jenis sama), gabungan 2 kejadian, gabungan
4 kejadian untuk setiap jenis anggota (angka dan gambar) mempunyai nilai yang sama,
begitupun dengan nilai peluang bersyarat secara teoritis juga mempunyai hasil nilai yang sama.
Namun secara praktek berbeda dengan nilai peluang yang diperoleh secara teori tetapi tidak
mengalami perbedaan yang signifikan, nilai-nilai peluang pada praktek selalu mendekati nilai
peluang pada teori baik pada peluang untuk setiap anggota bagian, irisan 2 kejadian, irisan 4
kejadian (jenis sama), gabungan 2 kejadian, gabungan 4 kejad ian untuk setiap jenis anggota
(angka dan gambar), maupun peluang bersyarat.
Dari hasil nilai peluang pada praktek pelemparan 50x yang diperoleh dapat diambil sebuah
analisa bahwa peluang untuk setiap anggota bagian yang paling terkecil adalah P(N), P(O), P(P)
dengan nilai 0,44 dan yang terbesar adalah P(N'), P(O'), P(P') dengan nilai 0,56. Untuk peluang
irisan 2 kejadian yang terkecil adalah P(N∩P) dan P(O∩P) dengan nilai 0,16, sedangkan yang
terbesar adalah P(N'∩O') dengan nilai 0,38. Untuk peluang irisan 4 kejadian yang kecil yaitu
P(M∩N∩O∩P) dengan nilai 0,06.
Sedangkan untuk peluang gabungan 2 kejadian yang terkecil adalah P(N∪O) dengan nilai 0,62,
lalu yang terbesar adalah P(M∪O'), P(N'∪P'), dan P(O'∪P') dengan nilai 0,84. Untuk peluang
gabungan 4 kejadian dengan jenis yang sama (angka/gambar) yang kecil adalah peluang untuk
gabungan 4 kejadian angka P(M∪N∪O∪P) dengan nilai 0,88. Selanjutnya untuk peluang
bersyarat yang terkecil adalah P(N|O') dengan nilai 0,32 dan yang terbesar adalah P(N'|O')
dengan nilai 0,68.
Pengambilan Kelereng
Tabel perbandingan hasil
No Peluang Teori
15x Praktek
25x 35x
1 P(KM | T) 0,43 0,30 0,29
2 P(KK | T) 0,29 0,20 0,29
3 P(KH | T) 0,29 0,50 0,43
4 P(KM | TT) 0,25 0,20 0,29
5 P(KK | TT) 0,50 0,47 0,14
6 P(KH | TT) 0,25 0,33 0,57
Dari tabel yang telah disusun untuk perbandingan hasil peluang pengambilan kelereng secara
teori dan paraktek ternyata diperoleh nilai-nilai peluang yang hampir sama atau mendekati
seperti pada P(KK | T), dan P(KM | TT) dengan nilai peluang antara 0,20 sampai dengan 0,30.
Namun untuk P(KH | T) pada praktek 25x dan 35x nilainya menalami perbedaan yang sgnifikan
dengan teori 15x yaitu 0,29 dan untuk P(KK | TT) juga mengalami perbedaan nilai hasil
peluang yang cukup signifikan, pada teori 15x dengan nilai 0,50 ,pada paktek 35x dengan nilai
0,14. Begitu juga untuk P(KH | TT) mengalami perbedaan nilai hasil peluang yang cukup
signifikan, pada teori 15x dengan nilai 0,25, pada praktek 25x dengan nilai 0,33, dan pada
praktek 35x dengan nilai 0,57.

*** Pengambilan Kelereng Dengan Teori Bayes

Dalam teori bayes dilakukan pengambilan kelereng sebanyak 30x, lalu untuk menentukan nilai
peluangnya menggunakan nilai peluang jk dengan nilai 1/3.
No Peluang Hasil
1 P(KM) 0,33
2 P(KK) 0,33
3 P(KH) 0,33
4 P(T|KM) 0,20
5 P(T|KK) 0,70
6 P(T|KH) 0,80
7 P(TT|KM) 0,60
8 P(TT|KK) 0,50
9 P(TT|KH) 0,20
10 P(T) 0,60
11 P(KM|T) 0,11
12 P(KK|T) 0,39
13 P(KH|T) 0,44
14 P(TT) 0,43
15 P(KM|TT) 0,47
16 P(KK|TT) 0,39
17 P(KH|T) 0,16
Pada perhitungan peluang pengambilan kelereng dengan kaidah bayes digunakan rumus
peluang bersyarat untuk memperoleh hasil nilai peluangnya. Diperoleh nilai peluang yang
terkecil adalah P(KH|T) dan P(KM|TT) dengan nilai 0,16 dan 0,11, dan peluang yang terbesar
adalah P(T|KH) dengan nilai 0,80.
2.8 pengertian statistik.

Statistika adalah pengetahuan yang berkaitan dengan metode, teknik atau cara
mengumpulkan, mengolah, menganalisis dan menginterprestasikan data untuk
disajikan secara lengkap dalam bentuk yang mudah dipahami penggunan.
Berdasarkan latar belakang diatas penulis/ penyusun ingin mengetahui lebih jauh
tentang statistik termaksud juga tentang jenis-jenis berdasarkan metode yang dipakai di
dalam system statistic ini.

Metode statistik
Metode statistik merupakan ilmu pengetahuan yang meliputi segala metode
guna mengumpulkan, mengolah, menyajikan dan menganalisis data kuantitatif secara
deskriptif.
Fokus kegiatan adalah pengumpulan dan penataan data serta penggunaan pengukuran
yang sifatnya menyederhanakan.
Menurut Croxton dan Cowden definisi tersebut lebih menekankan pada teknik
mengumpulkan, mengolah, menyederhanakan, menyajikan dan menganalisis data
kuantitatif secara deskriptif untuk memberikan deskripsi terhadap suatu peristiwa. Oleh
sebab itu dinamakan metode statistik deskriptif.
Selanjutnya Croxton dan Cowden memberi definisi statistik yang lebih luas yakni
metode guna mengumpulkan, mengolah, menyajikan, menganalisis dan
menginterpretasi data yang berwujud angka-angka.
Kata interpretasi bermakna penarikan kesimpulan dari hasil analisis yang dilakukan
atas dasar data kuantitatif yang terbatas. Artinya metode statistik tidak hanya
memberikan teknik pengumpulan, pengolahan, penyajian dan analisis data semata
melainkan juga memberikan teknik penarikan kesimpulan tetntang ciri populasi dari
hasil pengukuran yang dilakukan terhadap sampel yang telah dipilih secara random.
Metode penarikan kesimpulan umum tersebut sesungguhnya merupakan inti dari
statistik modern yang kemudian populer dengan sebutan statistik inferensial.
Bidang kajian/ cakupan statistik deskriptif :
Distribusi frekuensi
Penyajian grafik, bagan dan diagram
Pengukuran tendensi sentral/ pemusatan (mean, median, modus)
Pembagian distribusi (kuartil, desil, persentil)
Variabilitas (range, mean deviasi, standar deviasi, Z score )
Angka indeks
Time series (deret waktu atau data berkala)
Bidang Kajian statistik Inferensial :
Probabilitas/ teori kemungkinan
Distribusi teoritis
Sampling dan distribusi sampling
Studi estimasi (penaksiran pada tingkat populasi )
Uji hipotesis
Analisis korelasional dan uji signifikansi
Analisis regresi untuk peramalan.

Berdasarkan bentuk distribusi parameternya statistik dibagi menjadi :


Statistik parametrik : bagian statistik di mana parameter populasi diketahui mengikuti
distribusi normal dan memiliki varians yang homogen.
Statistik non parametrik : Jenis statistik di mana parameter populasi tidak mengikuti
distribusi normal atau distribusi bebas (free distribution) dan varians tidak perlu
homogen.

2.9 JENIS - JENIS STATISTIK


Statistika dibedakan berdasarkan jenisnya menjadi dua yaitu Statistika Deskriptif dan
Statistika Inferensia.
Statistika deskriptif adalah statistika yang berkaitan dengan metode atau cara medeskripsikan,
menggambarkan, menjabarkan atau menguraikan data. Statistika deskripsi mengacu pada
bagaimana menata, menyajikan dan menganalisis data, yang dapat dilakukan misalnya dengan
menentukan nilai rata-rata hitung, median, modus, standar deviasi atau menggunakan cara lain
yaitu dengan membuat tabel distribusi frekuensi dan diagram atau grafik.
Statistika inferensia adalah statistika yang berkaitan dengan cara penarikan kesimpulan
berdasarkan data yang diperoleh dari sampel untuk menggambarkan karakteristik dari suatu
populasi. Dengan demikian dalam statistika inferensia data yang diperoleh dilakukan
generalisasi dari hal yang bersifat kecil (khusus) menjadi hal yang bersifat luas (umum).

2.10 penelitian statistik penggunaan listrik di indonesia


tahun

2014

Sektor ketenagalistrikan merupakan salah satu leading sector dalam menunjang


perekonomian dan pembangunan nasional. Listrik sudah menjadi kebutuhan vital bagi
masyarakat dalam kehidupan sehari-hari. Saat ini, hampir semua peralatan rumah
tangga membutuhkan listrik dalam penggunaannya seperti pesawat televisi, kulkas, air
conditioner (AC), mesin cuci, laptop, komputer, handphone dan lain-lain. Selain itu,
listrik juga berperan penting bagi dunia industri dan jasa dalam proses produksi untuk
dapat menggerakkan perekonomian. Tidak heran, demand terhadap listrik meningkat
setiap tahunnya sementara pasokan listrik sendiri sangat terbatas. Hal ini menyebabkan
berbagai wilayah di tanah air sering sekali mengalami pemadaman listrik bergilir
terutama di daerah-daerah pinggiran dan pedalaman. Lebih jauh, saat ini kondisi yang
sangat memprihatinkan adalah masih banyak daerah di tanah air yang sama sekali
belum teraliri listrik.
Gambar konsumsi listrik di indonesia pertahun 2015-2016. Sumber: internet/Databoks

Rasio elektrifikasi di Indonesia secara keseluruhan bila dibandingkan dengan negara-


negara kawasan masih cukup tertinggal. Pada tahun 2014, rasio elektrifikasi Indonesia
masih sekitar 84,3 persen menempati peringkat ke-6 di ASEAN setelah Singapura yaitu
100 persen, Malaysia 99,4 persen, Thailand 99,3 persen, Vietnam 97,3 persen, dan
Philipina sebesar 89,7 persen. Selain itu, konsumsi listrik penduduk per kWh per kapita
Indonesia juga masih cukup rendah bila dibandingkan dengan negara-negara tetangga
tersebut. Rata-rata konsumsi listrik Indonesia pada 2014 sebesar 0,7 kWh per kapita.
Terdapat perbedaan yang cukup signifikan bila dibandingkan dengan Singapura yaitu
sebesar 8,4 kWh per kapita, Malaysia 4,3 kWh per kapita, Thailand 2,3 kWh per
kapita dan Vitenam 1,1 kWh per kapita.

Gambar statistik penggunaan listrik di asia. Sumber: internet

Di Indonesia sendiri, dilihat dari statistik yang dikeluarkan oleh pemerintah, terdapat
kesenjangan yang cukup lebar antara pulau Jawa dan luar pulau Jawa dalam
penyediaan listrik. Hal ini dapat dilihat dari perbandingan rasio elektrifikasi antara
Sumatera, Jawa-Bali dan Indonesia Timur. Pada tahun 2009, rasio elektrifikasi pulau
Jawa adalah 67,6%, Sumatera 62,7%, dan Indonesia Timur hanya sebesar 50,6%.
Sedangkan pada tahun 2014, rasio elektrifikasi di pulau Jawa meningkat menjadi 87%,
Sumatera menjadi 85,5%, sementara untuk Indonesia Timur menjadi 73,9%. Kondisi ini
juga mencerminkan adanya perbedaan yang cukup signifikan terutama antara Jawa
dan Indonesia Timur dalam penyediaan tenaga listrik yang adil dan merata bagi
masyarakat.
Berdasarkan data statistik yang dirilis oleh PLN, ada enam golongan pelanggan yang
menikmati aliran listrik antara lain
· kelompok rumah tangga,
· kelompok bisnis,
· kelompok industri,
· transportasi atau penerangan jalan.
Dari berbagai kelompok tersebut, kelompok terbesar pengguna listrik adalah rumah
tangga.

Pertumbuhan konsumen rumah tangga setiap tahunnya meningkat rata-rata 3,5 juta
pelanggan, diikuti oleh sektor bisnis 140 ribu pelanggan, sektor publik 82 ribu
pelanggan, dan sektor industri meningkat rata-rata 2 ribu pelanggan setiap tahunnya.
Adanya peningkatan tersebut yang tidak diimbangi dengan pertumbuhan kapasitas
pembangkit berakibat kepada pasokan listrik yang semakin terbatas.
Kondisi kelistrikan yang belum optimal menimbulkan berbagai kerugian dan masalah
bagi masyarakat dan pengguna listrik. Dampak kurangnya ketersediaan listrik sangat
dirasakan oleh kalangan masyarakat di wilayah-wilayah remote area yang belum teraliri
listrik maupun wilayah-wialyah yang pasokan listriknya terbatas. Kurangnya pasokan
listrik menyebabkan banyak rumah tangga belum bisa menikmati listrik untuk kebutuhan
sehari-hari seperti penerangan.
Di daerah-daerah yang pasokan listriknya terbatas, masyarakat harus mengalami
pemadaman listrik berkali-kali setiap harinya. Selain merugikan masyarakat karena
waktu operasional yang kurang, pemadaman yang dilakukan secara rutin dan tiba-tiba
juga dapat merugikan konsumen akibat kerusakan peralatan rumah tangga karena
korsleting arus listrik. Kondisi seperti ini sangat sering terjadi terutama di daerah-daerah
luar pulau Jawa yang pasokannya terbatas seperti sebagian Sumatera dan Kalimantan,
serta Indonesia Timur.

2.11 PENGERTIAN DATA

Dalam statistika dikenal beberapa jenis data. Data dapat berupa angka dapat pula
bukan berupa angka. Data berupa angka disebut data kuantitatif dan data yang bukan
angka disebut data kualitatif.
Berdasarkan nilainya dikenal dua jenis data kuantitatif yaitu data diskrit yang diperoleh
dari hasil perhitungan dan data kontinue yang diperoleh dari hasil pengukuran.
Menurut sumbernya data dibedakan menjadi dua jenis yaitu data interen adalah data
yang bersumber dari dalam suatu instansi atau lembaga pemilik data dan data eksteren
yaitu data yang diperoleh dari luar.
Data eksteren dibagi menjadi dua jenis yaitu data primer dan data sekunder. Data
primer adalah data yang langsung dikumpulkan oleh orang yang berkepentingan
dengan data tersebut dan data sekunder adalah data yang tidak secara langsung
dikumpulkan oleh orang yang berkepentingan dengan data tersebut.
Dalam statistika dikenal beberapa jenis data. Data dapat berupa angka dapat pula bukan
berupa angka. Data berupa angka disebut data kuantitatif dan data yang bukan angka disebut
data kualitatif.
Berdasarkan nilainya dikenal dua jenis data kuantitatif yaitu data diskrit yang diperoleh dari
hasil perhitungan dan data kontinue yang diperoleh dari hasil pengukuran.
Menurut sumbernya data dibedakan menjadi dua jenis yaitu data interen adalah data yang
bersumber dari dalam suatu instansi atau lembaga pemilik data dan data eksteren yaitu data
yang diperoleh dari luar.
Data eksteren dibagi menjadi dua jenis yaitu data primer dan data sekunder. Data primer
adalah data yang langsung dikumpulkan oleh orang yang berkepentingan dengan data tersebut
dan data sekunder adalah data yang tidak secara langsung dikumpulkan oleh orang yang
berkepentingan dengan data tersebut.
2.12 CARA PENGUMPULAN DATA
Untuk memperoleh data yang benar dan dapat dipertanggung jawabkan keabsahannya, data
harus dikumpulkan dengan cara dan proses yang benar. Terdapat beberapa cara atau teknik
untuk mengumpulkan data yaitu :
1) Wawancara (interview)
Yaitu cara untuk mengumpulkan data dengan mengadakan tatap muka secara langsung.
Wawancara harus dilakukan dengan memakai suatu pedoman wawancara yang berisi daftar
pertanyaan sesuai tujuan yang ingin dicapai.
Ada dua jenis wawancara yaitu wawancara berstruktur (structured interview) dan wawancara
takberstruktur (unstructured interview). Wawancara berstruktur adalah wawancara yang
jenis dan urutan dari sejumlah pertanyaannya sudah disusun sebelumnya, sedangkan waw
ancara takberstruktur adalah wawancara yang tidak secara ketat ditentukan sebelumnya.
Wawancara takberstruktur lebih fleksibel karena pertanyaannya dapat dikembangkan
meskipun harus tetap pada pencapaian sasaran yang telah ditentukan.
Ciri-ciri pertanyaan yang baik adalah :
a. Sesuai dengan masalah atau tujuan penelitian.
b. Jelas dan tidak meragukan.
c. Tidak menggiring pada jawaban tertentu.
d. Sesuai dengan pengetahuan dan pengalaman orang yang diwawancarai.
e. Pertanyaan tidak boleh yang bersifat pribadi.
Kelebihan dari wawancara adalah data yang diperlukan langsung diperoleh sehingga lebih
akurat dan dapat dipertanggung jawabkan.
Kekurangannya adalah tidak dapat dilakukan dalam skala besar dan sulit memperoleh
keterangan yang sifatnya pribadi.

2) Kuesioner (angket)
Adalah cara mengumpulkan data dengan mengirim atau menggunakan kuesioner yang berisi
sejumlah pertanyaan.
Kelebihannya adalah dapat dilakukan dalam skala besar, biayanya lebih murah dan dapat
memperoleh jawaban yang sifatnya pribadi.
Kelemahannya adalah jawaban bisa tidak akurat, bisa jadi tidak semua pertanyaan terjawab
bahkan tidak semua lembar jawaban dikembalikan.

3) Observasi (pengamatan)
Adalah cara mengumpulkan data dengan mengamati obyek penelitian atau kejadian baik
berupa manusia, benda mati maupun gejala alam. Data yang diperoleh adalah untuk
mengetahui sikap dan perilaku manusia, benda mati atau gejala alam.
Kebaikan dari observasi adalah data yang dieroleh lebih dapat dipercaya.Kelemahannya adalah
bisa terjadi kesalahan interpretasi terhadap kejadian yang diamati.

4) Tes dan Skala Obyektif


adalah cara mengumpulkan data dengan memberikan tes kepada obyek yang diteliti. Cara ini
banyak dilakukan pada tes psikologi untuk mengukur karakteristik kepribadian seseorang.
Beberapa contoh tes skala obyektif yaitu :
a. Tes kecerdasan dan bakat.
b. Tes kepribadian.
c. Tes sikap.
d. Tes tentang nilai.
e. Tes prestasi belajar, dsb.

· METODE PROYEKTIF
Adalah cara mengumpulkan data dengan mengamati atau menganalisis suatu obyek melalui
ekspresi luar dari obyek tersebut dalam bentuk karya lukisan atau tulisan. Metode ini dipakai
dalam psikologi untuk mengetahui sikap, emosi dan kepribadian seseorang. Kelemahan dari
metode ini adalah obyek yang sama dapat disimpulkan berbeda oleh pengamat yang berbeda.

2.13 PENYAJIAN DATA


Secara garis besar ada dua cara penyajian data yaitu dengan tabel dan grafik. Dua
cara penyajian data ini saling berkaitan karena pada dasarnya sebelum dibuat grafik
data tersebut berupa tabel. Penyajian data berupa grafik lebih komunikatif.
Dilihat dari waktu pengumpulannya, dikenal dua jenis data yaitu : Cross section data
adalah data yang dikumpulkan pada suatu waktu tertentu. Data berkala adalah data
yang dikumpulkan dari waktu ke waktu. Dengan data berkala dapat dibuat garis
kecenderungan atau trend.
1) Penyajian data dengan table
Tabel atau daftar merupakan kumpulan angka yang disusun menurut kategori atau
karakteristik data sehingga memudahkan untuk analisis data.
Ada tiga jenis tabel yaitu :
a. Tabel satu arah atau satu komponen adalah tabel yang hanya terdiri atas satu
kategori atau karakteristik data. Tabel berikut ini adalah contoh tabel satu arah.

b. Tabel dua arah atau dua komponen adalah tabel yang menunjukkan dua
kategori atau dua karakteristik. Tabel berikut ini adalah contoh tabel dua arah

2.Penyajian data dengan grafik/diagram


Penyajian data dengan grafik dianggap lebih komunikatif karena dalam waktu singkat
dapat diketahui karakteristik dari data yang disajikan.
Terdapat beberapa jenis grafik yaitu :

· Grafik garis

· Grafik Batang
2.14 POPULASI DAN SAMPEL
Populasi adalah keseluruhan pengamatan atau obyek yang menjadi perhatian sedangkan
Sample adalah bagian dari populasi yang menjadi perhatian.
Populasi dan sample masing-masing mempunyai karakteristik yang dapat diukur atau dihitung.
Karakteristik untuk populasi disebut parameter dan untuk sample disebut statistik.
Contoh parameter adalah mean (µ), standar deviasi ( ), proporsi (P) dan koefisien korelasi ( ),
sedangkan statistik adalah nilai rata-rata ( ), standar deviasi (s), proporsi (p) dan koefisien
korelasi (r).
Populasi dibedakan menjadi dua jenis yaitu :
Populasi orang atau individu adalah keseluruhan orang atau individu (dapat pula berupa
benda-benda) yang menjadi obyek perhatian.
Populasi data adalah populasi yang terdiri atas keseluruhan karakteristik yang menjadi obyek
perhatian.
Sampel juga dibedakan menjadi dua jenis yaitu :
Sampel orang atau individu adalah sampel yang terdiri atas orang-orang (dapat pula berupa
benda-benda) yang merupakan bagian dari populasinya yang menjadi obyek perhatian.
Sampel data adalah sebagaian karakteristik dari suatu populasi yang menjadi obyek perhatian.
Meskipun populasi merupakan gambaran yang ideal, tetapi sangat jarang penelitian dilakukan
memakai populasi. Pada umumnya yang dipakai adalah sample. Ada beberapa alasan mengapa
penelitian dilakukan menggunakan sample :
1. Waktu yang diperlukan untuk mengumpulkan data lebih singkat.
2. Biaya lebih murah.
3. Data yang diperoleh justru lebih akurat.
4. Dengan statistika inferensia dapat dilakukan generalisasi.

2.15 SKALA PENGUKURAN


Salah satu aspek penting dalam memahami data untuk keperluan analisis terutama statistika
inferensia adalah Skala Pengukuran. Secara umum terdapat 4 tingkat/jenis skala pengukuran
yaitu :

1. Skala nominal
Adalah skala yang hanya mempunyai ciri untuk membedakan skala ukur yang satu dengan
yang lain. Contoh skala nominal seperti tabel dibawah ini :
Jenis dan jumlah buah-buahan yang diproduksi suatu daerah pada tahun 1998

Jenis buah jumlah


Apel 2 ton
Mangga 1,5 ton
Durian 4 ton
Anggur 6,5 ton

sumber: Data buatan

2. Skala Ordinal
Adalah skala yang selain mempunyai ciri untuk membedakan juga mempunyai ciri
untuk mengurutkan pada rentang tertentu. Contoh skala ordinal seperti tabel
dibawah ini.

Penilaian Anggota Kelompok Belajar Teknik Elektro UNIVERSITAS PAMULANG.


Kategori Nilai Banyaknya Mahasiswa
Istimewa 5 orang
Baik 15 orang
Cukup 5 orang
Kurang 3 orang
Kurang Sekali 0 orang

Sumber: Data buatan

2.16 VARIABEL PENELITIAN


Pengertian Variabel Penelitian
Variabel merupakan sesuatu yang menjadi objek pengamatan penelitian, sering juga
disebut sebagai faktor yang berperan dalam penelitian atau gejala yang akan diteliti.
Menurut Kerlinger (2006: 49), variabel adalah konstruk atau sifat yang akan dipelajari
yang mempunyai nilai yang bervariasi. Kerlinger juga mengatakan bahwa variabel
adalah simbol/lambang yang padanya kita letakan sebarang nilai atau bilangan.
Menurut Sugiyono (2009: 60), variabel adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja
yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal
tersebut, kemudian ditarik kesimpulannya. Selanjutnya menurut Suharsimi Arikunto
(1998: 99), variabel penelitian adalah objek penelitian atau apa yang menjadi perhatian
suatu titik perhatian suatu penelitian. Bertolak dari pendapat para ahli di atas maka
dapat disimpulkan bahwa variabel penelitian adalah suatu atribut dan sifat atau nilai
orang, faktor, perlakuan terhadap obyek atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu
yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.

Jenis-Jenis Variabel Penelitian


Variabel dapat dikelompokkan menurut beragam cara, namun terdapat tiga jenis tiga
jenis pengelompokkan variabel yang sangat penting dan mendapatkan penekanan.
Karlinger, (2006: 58) antara lain:

Variabel bebas dan variabel terikat


Variabel bebas sering disebut independent, variabel stimulus, prediktor, antecedent.
Variabel bebas adalah variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab
perubahannya atau timbulnya variabel terikat. Variabel terikat atau dependen atau
disebut variabel output, kriteria, konsekuen, adalah variabel yang dipengaruhi atau yang
menjadi akibat, karena adanya variabel bebas. Variabel terikat tidak dimanipulasi,
melainkan diamati variasinya sebagai hasil yang dipradugakan berasal dari variabel
bebas. Biasanya variabel terikat adalah kondisi yang hendak kita jelaskan.

Dalam eksperimen-eksperimen, variabel bebas adalah variabel yang dimanipulasikan


(“dimainkan”) oleh pembuat eksperimen. Misalnya, manakala peneliti di bidang
pendidikan mengkaji akibat dari berbagai metode pengajaran, peneliti dapat
memanipulasi metode sebagai (variabel bebasnya) dengan mengggunakan berbagai
metode. Dalam penelitian yang bersifat tidak eksperimental, yang dijadikan variabel
bebas ialah yang “secara logis” menimbulkan akibat tertentu terhadap suatu variabel
terikat. Contohnya, dalam penelitian tentang merokok dan kanker paru-paru, merokok
(yang memang telah dilakukan oleh banyak subyek) merupakan variable bebas,
sementara kangker paru-paru merupakan akibat dari merokok atau sebagai variabel
terikat. Jadi variabel bebas adalah variabel penyebab, sadangkan variabel terikat yang
menjadi akibatnya. Dalam bidang pendidikan variabel terikat yang paling lazim adalah,
misalnya prestasi, atau “hasil belajar”. Untuk mengetahui prestasi belajar peserta didik,
peneliti memiliki sejumlah besar kemungkinan variabel bebasnya, antara lain:
kecerdasan, kelas sosial, metode pembelajaran, tipe kepribadian, tipe motivasi
(imbalan/hadiah dan hukuman), sikap terhadap sekolah, suasana kelas dan seterusnya.
Untuk lebih mudah dipahami berikut ini ditampilkan skema mengenai penjelasan di
atas.

Variabel aktif dan variabel atribut


Variabel aktif adalah variabel bebas yang dimanipulasi. Sebarang variabel yang
dimanipulasikan merupakan variabel aktif. Misalnya peneliti memberikan penguatan
positif untuk jenis kelakuan tertentu dan melakukan hal yang berbeda terhadap
kelompok lain atau memberikan instruksi yang berlainan pada kedua kelompok tersebut
atau peneliti menggunakan metode pembelajaran yang berbeda, atau memberikan
imbalan kepada subyek-subyek dalam kelompok lain, atau menciptakan kecemasan
dengan instruksi-instruksi yang meresahkan, maka peneliti secara aktif memanipulasi
variabel metode, penguatan, dan kecemasan.

Variabel atribut adalah yang tidak dapat dimanipulasi atau kata lain variabel yang sudah
melekat dan merupakan ciri dari subyek penelitian. Misalnya: Intelegensi, bakat jenis
kelamin, status sosial-ekonomi, sikap, daerah geografis suatu wilayah, dan seterusnya.
Ketika kita melakukan penelitian atau kajian subyek-subyek penelitian kita sudah
membawa variabel-variabel (atribut-atribut) itu. Yang membentuk individu atau subyek
penelitian tersebut adalah lingkungan, keturunan, dan situasi-situasi lainnya.

Perbedaan variabel aktif dan variabel atribut ini bersifat umum. Akan tetapi variabel
atribut dapat pula menjadi variabel aktif. Ciri ini memungkinkan untuk penelitian relasi
“yang sama” dengan cara berbeda. Misalnya kita dapat mengukur kecemasan subyek.
Jelas bahwa dalam hal ini kecemasan merupakan atribut. Akan tetapi kita dapat pula
memenipulasi kecemasan. Kita dapat menumbuhkan kecemasan dengan tingkat yang
berbeda, dengan mengatakan kepada subyek-subyek yang termasuk dalam kelompok
eksperimen (kelompok yang diteliti) bahwa yang harus mereka kerjakan sulit, maka
tingkat kecerdasan mereka akan diukur dan masa depan mereka tergantung pada skor
tes itu. Sedangkan kepada subyek lainya dipesan bahwa kerja sebaik-baiknya tetapi
santai saja; hasil tes tidak terlalu penting dan sama sekali tidak mempengaruhi hari
depan mereka.

Variabel kontinu dan variabel kategori

Sebuah variabel kontinu memiliki sehimpunan harga yang teratur dalam suatu cakupan
(range) tertentu. Arti defenisi ini ialah:
1. Harga-harga suatu variabel kontinu mencerminkan setidaknya suatu urutan
peringkat. Harga yang lebih besar untuk variabel itu berarti terdapatnya lebih banyak
sifat tertentu (sifat yang dikaji) yang dikandungnya, dibandingkan dengan variabel
dengan harga yang lebih murah. Misalnya, harga-harga yang diperoleh dari suatu skala
untuk mengukur ketergantungan (depedensi) mengungkapkan ketergantungan dengan
kadar yang berbeda-beda, yakni mulai dari tinggi, menengah/sedang, sampai rendah.
2. Ukuran-ukuran kontinu dalam penggunaan nyata termuat dalam suatu range,
dan tiap individu mendapatkan skor yang ada dalam range tersebut. Misalnya suatu
skala untuk mengukur ketergantungan mungkin memiliki range dari 1 hingga 7.
3. Secara teoritis terdapat himpunan harga atau nilai yang tak berhingga
banyaknya dalam range itu. Demikianlah maka skor seseorang individu mungkin sekali
adalah 4,72 dan bukan 4 atau 5.

Variabel kategori variabel yang berkaitan dengan suatu jenis pengukuran yang
dinamakan pengukuran nominal. Dalam pengukuran nominal terdapat dua himpunan
bagian (subset) atau lebih yang merupakan bagian dari himpunan (set) obyek yang
diukur. Individu-individu dikategorisasikan berdasarkan pemilikan ciri-ciri tertentu yang
merupakan penentu suatu himpunan bagian. Jadi persoalah variabel ini adalah antara
“ya” atau “tidak”. Contoh paling mudah adalah variabel kategori dikotomis: jenis
kelamin, republik-demokrat, kulit putih-kulit hitam, dan sebagainya. Politomi, yakni
pilihan (partisi) cukup lazim terdapat khususnya dalam sosiologi dan ilmu ekonomi:
anutan agama, pendidikan, kewarganegaraan, pilihan pekerjaan, dan seterusnya.

Syarat-syarat yang dituntut variabel kategori dan variabel nominal, adalah semua
anggota himpunan bagain dipandang sama. Misalnya, kalau variabel itu adalah anutan
agama, semua penganut protestan adalah sama; semua penganut katolik adalah sama;
dan semua penganut “lain-lain” pun sama. Jika seorang agama katolik, dia dimasukan
dalam kategori “katolik” dan diberi angka (nomor) “1” dalam katergori tersebut. Variabel
ini bersifat “demokratis” artinya, tidak mengenal tatanan peringkat atau ungkapan “lebih
besar” maupun “lebih kecil” daripada di antara kategorinya. Semua anggota kategori
memiliki nilai atau harga sama, yakni:
Ungkapan variabel kualitatif kadang-kadang digunakan untuk menunjuk variabel-
variabel kategori ini, khusunya dikotomi, barangkali juga untuk mengkontraskanya
dengan variabel kuatitatif (variabel kontinu). Penggunaan ungkapan itu mencerminkan
adanya gagasan yang agak menyimpang mengenai hakikat variabel. Variabel selalu
dapat dikuantisasikan; jika tidak demikian, tentunya bukanlah variabel.

Sebelummnya dijelaskan bahwa konstruk adalah hal-hal yang tak teramati (non
observable) sedangkan defenisi variabel secara operasional adalah hal-hal yang
teramati (observable). Kerlinger (2006: 66) menambahkan bahwa hal yang dimaksud
adalah “variabel laten”. Variabel laten adalah suatu utuhan obyek (entity) tak teramati
yang diduga melandasi variabel amatan. Peneliti cenderung lebih berminat pada
variabel-variabel laten, daripada relasi antara variabel-variabel amatan; sebab peneliti
berupaya menjelaskan fenomena dan relasinya.

Istilah-istilah lain untuk mengungkapkan gagasan yang kira-kira sama misalnya


konstruk disebut dengan variabel intervensi (intervening variabel). Variabel intervensi
adalah istilah yang dibuat untuk menunjuk pada proses-proses psikologis yang internal
dan tak teramati, yang pada gilirannya mengacu pada perilaku. suatu variabel intervensi
ini “hanya ada di otak peneliti” tidak dapat dilihat, didengar, atau diraba; disimpulkan
dari perilaku.

Kegunaan dan Kriteria Variabel Penelitian

1. Kegunaan Variabel
1. Untuk mempersiapkan alat dan metode pengumpulan data
2. Untuk mempersiapkan metode analisis/pengolahan data
3. Untuk pengujuian hipotesis

2. Variabel penelitian yang baik


1. Relevan dengan tujuan penelitian
2. Dapat diamati dan dapat diukur
3. Dalam suatu penelitian, variabel perlu diidentifikasi, diklasifikasi, dan
didefenisikan secara operasional dengan jelas dan tegas agar tidak menimbulkan
kesalahan dalam pengumpulan dan pengolahan data serta dalam pengujian hipotesis.
BAB III

PENUTUP

3.1 KESIMPULAN

Dari jabaran diatas dapat kita simpulkan bahwa:


1. Probabilitas adalah kemungkinan yang terjadi berdasarkan keadaan yang telah
ada.

2. Probabilitas ada dua macam, yaitu: Probabilitas a priori dan Probabilitas relative
frekuensi.

3. tindakan yang kita ambil berdasarkan resiko yang mungkin timbul dari pilihan
kita berkaitan dengan probabilitas yang ada

4. Metode statistik prosedur – prosedur atau cara-cara penyajian dan penafsiran


data. Penyajiannya meliputi : penyajian, pengorganisasian, peringkasan dan
penyajian data. Sedangkan penafsiran data meliputi : pengdugaan, pengujian
dugaan dan penarikan kesimpulan.

5.

6. Jenis Metode Statistik ada 2 yaitu :

7. Statistik deskriptif (Descriptive Statistics) adalah metode pengumpulan,


peringkasan dan penyajian data. Descriptive bersifatmemberi gambaran.

8. Statistik Inferensia (Inferential Statistics) adalah metode statistik peramalan,


pendugaan dan penarikan kesimpulan. Inferential bersifat melakukan
generalisasi (penarikan kesimpulan.
3.2 saran

Statistic dan probabilitas adalah suatu ilmu pengetahuan sangat dibutuhkan untuk
perkembangan dunia banyak sekali orang ingin mengetahui cabang ilmu ini sehingga
banyak yang mengetahui ilmu statistik namun karena kesukaran sehingga banyak yang
terkadang enggan atau malas untuk mempelajari ilmu ini sebenarnya statistik mudah
untuk dipelajari yang penting ada niat dari kita untuk mau mendalami ilmu ini pasti akan
tahu dan paham sebagai ntang ilmu statistik ini. Dengan demikian saran kami kami
sebagai penyusun sebagai mahasiswa fakultas ekonomi agar lebih memberikan sedikit
motivasi dalam diri untuk mempelajari ilmu ini “ilmu yang lain juga” agar kedepannya
apabila telah selesai dapat mempertanggunga jawabkan semua ilmu yang kita
dapatkan. Sekian terima kasih.

Sumber: https://lumbanbatuuuu.blogspot.com/2018/04/makalah-statistik-dan-
probabilitas.html

Anda mungkin juga menyukai