KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT karena atas berkah, rahmat, dan karuniaNya
penyusunan modul pembelajaran matematika kelas XII materi Peluang dapat diselesaikan.
Modul ini disusun sebagai salah satu sarana penunjang dalam pelaksanaan kegiatan belajar mengajar
mata pelajaran Matematika di madrasah, khususnya untuk kelas XII.
Modul ini menyajikan materi Peluang yang mencakup definisi peluang suatu kejadian dan peluang
kejadian majemuk, yang disesuaikan terhadap Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar Pelajaran pada
Kurikulum 2013 untuk Kondisi Khusus.
Penulis
PELUANG
Frekuensi harapan : Harapan banyaknya kemunculan suatu kejadian dari beberapa kali
percobaan
Kejadian : Himpunan bagian dari ruang sampel
Kejadian bersyarat : Kejadian munculnya suatu kejadian dengan syarat kejadian lain telah
terjadi terlebih dahulu
Kejadian majemuk : Kejadian yang dibentuk oleh dua atau lebih kejadian-kejadian
sederhana
Kejadian saling lepas : Dua atau lebih kejadian yang tidak terdapat irisan di antara kejadian-
kejadian itu
Kejadian saling bebas : Kejadian majemuk di mana kejadian yang satu tidak mempengaruhi
terjadinya kejadian yang lain, demikian juga sebaliknya
Kejadian tidak saling : Dua atau lebih kejadian yang terdapat irisan di antara kejadian-
lepas kejadian itu
Percobaan : Suatu tindakan atau kegiatan untuk memperoleh hasil tertentu
Peluang : Suatu nilai yang menyatakan kemungkinan terjadinya suatu kejadian
dan diperoleh dari banyaknya anggota suatu kejadian dibagi
banyaknya anggota dari ruang sampel
Peluang Komplemen : Peluang suatu kejadian yang berlawanan dengan suatu kejadian yang
ada
Ruang sampel : Himpunan dari semua hasil yang mungkin pada suatu percobaan
Titik sampel : Anggota-anggota dari ruang sampel
1.1 Deskripsi
Modul ini disusun untuk kelas XII dengan tujuan untuk digunakan belajar secara mandiri atau
belajar berkelompok dengan teman. Modul ini mencakup materi Peluang yang terdiri dari:
percobaan, ruang sampel, kejadian, peluang suatu kejadian, peluang komplemen suatu kejadian,
kisaran nilai peluang, frekuensi harapan, dan peluang kejadian majemuk.
1.2 Prasyarat
Untuk mendukung penguasaan materi tentang Peluang pada modul ini, siswa terlebih dahulu
perlu menguasai materi aturan penjumlahan, aturan perkalian, permutasi, dan kombinasi.
Beberapa hal yang harus dilakukan untuk mempelajari modul ini yaitu sebagai berikut.
1. Sebelum memulai menggunakan modul, berdoalah kepada Tuhan yang Maha Esa agar
diberikan kemudahan dalam memahami materi ini dan dapat mengamalkan dalam kehidupan
sehari-hari.
2. Bacalah terlebih dahulu bagian pendahuluan yang terdapat pada bagian awal modul ini
sehingga dapat memahami garis besar materi yang akan dipelajari.
3. Pelajari modul sesuai urutan, karena materi sebelumnya merupakan prasyarat untuk materi
selanjutnya.
4. Pelajari dan pahami uraian materi serta contoh soalnya dengan baik.
5. Kerjakan tugas yang terdapat pada modul ini sebagai latihan dan konsultasikan hasilnya pada
guru.
6. Setelah memahami konsep materi dalam modul ini, kerjakan tes formatif yang terdapat di
bagian akhir.
7. Cocokkan jawaban Anda, kemudian hitung skor yang diperoleh.
8. Jika menemukan kesulitan yang tidak dapat dipecahkan, bertanyalah kepada guru atau
bacalah referensi lain yang terkait dengan materi pada modul ini.
Peranan guru dalam penggunaan modul pembelajaran ini adalah sebagai berikut.
1.4 Tujuan
Setelah mempelajari modul ini diharapkan siswa mampu mendeskripsikan, menentukan, dan
menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan peluang kejadian majemuk (peluang kejadian-
kejadian saling bebas, saling lepas, tidak saling lepas, dan kejadian bersyarat).
1.5 Kompetensi
Kompetensi yang akan dicapai pada modul ini mengacu pada kurikulum 2013.
4.4 Menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan peluang kejadian majemuk (peluang kejadian-
kejadian saling bebas, saling lepas, tidak saling lepas, dan kejadian bersyarat).
Beri tanda (√) pada kolom “Ya” atau “Tidak” sebagai pernyataan apakah Anda sudah siap untuk
mempelajari modul ini.
Apabila Anda menjawab “Tidak” pada salah satu pertanyaan di atas, pelajarilah materi pada
modul ini. Apabila menjawab “Ya” pada semua pertanyaan, maka lanjutkanlah dengan
mengerjakan tugas, tes formatif, dan evaluasi yang ada pada modul ini.
1. Menentukan ruang sampel dari suatu percobaan sekaligus menentukan anggota kejadian dari
suatu percobaan
2. Menentukan peluang suatu kejadian.
3. Menentukan peluang komplemen suatu kejadian.
4. Menentukan frekuensi harapan dari suatu kejadian.
Percobaan adalah suatu tindakan atau kegiatan untuk memperoleh hasil tertentu. Setiap
jenis percobaan mempunyai beberapa kemungkinan hasil atau kejadian yang akan terjadi.
Ruang sampel adalah himpunan dari semua hasil yang mungkin pada suatu percobaan,
dinotasikan dengan S. Banyak anggota ruang sampel dinyatakan dengan n(S).
Titik sampel adalah anggota-anggota dari ruang sampel.
Kejadian adalah himpunan bagian dari ruang sampel. Biasanya dinotasikan dengan huruf
kapital. Banyaknya anggota kejadian A dinyatakan dengan n(A).
Contoh 1:
Misalkan Anda melempar satu keping uang logam. Setelah dilempar, sisi yang menghadap ke
atas hanya ada dua kemungkinan, yaitu angka (A) atau gambar (G). Setiap sisi mempunyai
kemungkinan muncul yang sama. Dari kegiatan tersebut, tindakan melempar satu keping uang
logam disebut percobaan, sisi-sisi uang logam berupa angka (A) dan gambar (G) disebut titik
Modul Pembelajaran Peluang Matematika Wajib XII 10
sampel, himpunan sisi uang logam {A, G} disebut ruang sampel, munculnya salah satu sisi uang
logam disebut kejadian.
Contoh 2:
Ruang sampel suatu percobaan dapat ditentukan dengan cara mendaftar, menggunakan tabel,
atau diagram.
Contoh 1:
Pada pelemparan dua keping uang logam yang dilempar bersamaan, ruang sampelnya dapat
ditentukan sebagai berikut.
a. Mendaftar
Pada pelemparan dua keeping uang logam secara bersamaan, ruang sampel dapat
didaftar sebagai S = {AA, AG, GA, GG}
b. Menggunakan tabel
Koin 2
A G
Koin 1
A AA AG
G GA GG
c. Menggunakan diagram
Koin 1 Koin 2 Ruang Sampel
A A AA
Mulai G AG
G A GA
G GG
Berdasarkan ruang sampel yang diperoleh yaitu S = {AA, AG, GA, GG} dapat diketahui bahwa:
Pada pengambilan 2 kartu sekaligus dari 9 kartu yang ada, susunan kartu yang terambil tidak
diperhatikan. Sebagai contoh, terambilnya dua kartu yang masing-masing bernomor 1 dan 4
akan dianggap sama dengan terambilnya dua kartu yang masing-masing bernomor 4 dan 1.
Sehingga banyak anggota ruang sampel dapat ditentukan menggunakan kombinasi.
Adapun 36 anggota ruang sampel pada percobaan pengambilan 2 kartu dari 9 kartu yang ada,
dapat didaftar sebagai berikut.
S = {(1, 2), (1, 3), (1, 4), (1, 5), (1, 6), (1, 7), (1, 8), (1, 9), (2, 3), (2, 4), (2, 5), (2, 6), (2, 7), (2, 8),
(2, 9), (3, 4), (3, 5), (3, 6), (3, 7), (3, 9), (3, 9), (4, 5), (4, 6), (4, 7), (4, 8), (4, 9), (5, 6), (5, 7),
(5, 8), (5, 9), (6, 7), (6, 8), (6, 9), (7, 8), (7, 9), (8, 9)}
Suatu ketika ibu akan pergi ke acara arisan yang diikuti ibu-
ibu PKK dan ingin mengenakan gamis. Di lemari, terdapat tiga
gamis dengan warna berbeda, yaitu warna hitam, mint, dan
hijau melon.
Jika S adalah ruang sampel dengan banyak anggota = n(S), dan A adalah suatu kejadian
dengan banyak anggota = n(A), maka peluang kejadian A dengan notasi P(A)
didefinisikan sebagai berikut:
𝐧(𝐀)
P(A) =
𝐧(𝐒)
Jika A adalah suatu kejadian dengan banyak anggota = n(A), maka banyak anggota A paling
sedikit adalah 0 dan paling banyak sama dengan banyak elemen ruang sampel, yaitu n(S).
Secara matematis, kisaran banyaknya anggota kejadian A dapat ditulis dalam pertidaksamaan:
0 ≤ n(A) ≤ n(S)
Jika semua ruas dibagi dengan banyak anggota ruang sampel, yaitu n(S), akan diperoleh:
( ) ( )
⇔ 0 ≤ P(A) ≤ 1
( ) ( ) ( )
Pertidaksamaan 0 ≤ P(A) ≤ 1 menyatakan bahwa kisaran nilai peluang merupakan suatu nilai
yang berada pada kisaran 0 sampai 1.
Jika n(A) = 0, maka peluang kejadian A adalah P(A) = 0, artinya kejadian A mustahil terjadi.
Jika n(A) = n(S), maka peluang kejadian A adalah P(A) = 1, artinya kejadian A pasti terjadi.
Contoh kejadian yang mustahil adalah kejadian seekor ayam jantan untuk bertelur. Adapun
contoh kejadian yang pasti terjadi adalah bahwasanya semua mahluk hidup pasti akan mati.
Contoh 1:
Pada pelemparan sebuah dadu, tentukan:
a. Peluang muncul mata dadu berangka ganjil
b. Peluang muncul mata dadu berangka kurang dari 3
Contoh 2:
Dari satu set kartu bridge (52 kartu), diambil satu kartu secara acak. Berapa peluang
mendapatkan kartu:
a. As b. warna hitam c. bernomor ganjil
Penyelesaian:
Satu set kartu bridge terdiri dari 52 kartu
berbeda, sehingga banyaknya hasil yang mungkin
dari pengambilan sebuah kartu adalah 52 atau
n(S) = 52.
Banyaknya hasil yang mungkin dari pelemparan 2 dadu sekaligus adalah 36, sehingga n(S) = 36.
Penyelesaian:
Pada soal, pengambilan bola dilakukan sekaligus, sehingga tidak memperhatikan urutan
apakah bola merah atau bola biru lebih dulu terambil. Sehingga banyak anggota ruang sampel
pada kejadian ini adalah banyak cara mengambil 2 bola dari 10 bola yang tersedia tanpa
mementingkan urutan (kasus kombinasi). Dapat dituliskan:
n(S) = 10C2 = ( )
= = = = = 45
Dengan menggunakan aturan perkalian, banyak cara terambil 1 bola merah dan 1 bola biru ad
alah: 6 × 4 = 24 cara.
( )
P(E) =
( )
= =
Penyelesaian:
Banyak anggota ruang sampel adalah banyak cara pengambilan 3 bola sekaligus dari 12 bola
yang ada dengan tidak mementingkan urutan warna, yaitu:
n(S) = 12C3 = ( )
= = = = 220
n(A) = 5C3 = ( )
= = = = 10
( )
P(A) =
( )
= =
b. Peluang terambilnya ketiga bola berbeda warna
Misalnya B adalah kejadian terambil ketiga bola berbeda warna, berarti terambil bola biru,
kuning dan putih.
Banyak cara mengambil 1 bola biru dari 5 bola biru ada 5 cara.
Banyak cara mengambil 1 bola kuning dari 4 bola kuning ada 4 cara.
Banyak cara mengambil 1 bola putih dari 3 bola putih ada 3 cara.
Dengan aturan perkalian, banyak cara terambil 3 bola berbeda warna adalah 5 × 4 × 3 = 60
cara, sehingga n(B) = 60.
Banyak cara mengambil 2 bola biru dari 5 bola biru yang ada tanpa mementingkan urutan
pengambilan adalah 5C2.
Banyak cara mengambil 1 bola putih dari 3 bola putih ada 3 cara.
Dengan aturan perkalian, banyak cara terambil 2 bola biru dan 1 bola putih adalah:
n(Q) = 5C2 × 3 = ( )
×3= ×3= ×3= × 3 = 30
( )
P(Q) =
( )
= =
Misalkan A adalah kejadian munculnya mata dadu 5 pada pelemparan sebuah dadu, maka
dapat ditulis A = {5}. Kejadian munculnya angka bukan 5, dinamakan komplemen kejadian A,
dapat ditulis Ac = {1, 2, 3, 4, 6}. Ac dibaca “A komplemen”.
( ) ( ) ( )
= – ⇔ P(Ac) = 1 – P(A)
( ) ( ) ( )
Tampak bahwa hasil akhir yang diperoleh adalah P(Ac) = 1 – P(A). Jadi, dapat dituliskan bahwa:
Penyelesaian:
Misalkan M adalah kejadian terambil kartu As.
( )
Peluang kejadian terambil kartu As dapat ditulis: P(M) = = =
( )
Komplemen dari M yaitu Mc adalah kejadian terambilnya bukan kartu As. Dengan demikian,
peluang terambilnya bukan kartu As adalah:
P(Mc) = 1 – P(M) = 1 – = =
Contoh 2:
Sebuah kotak berisi 7 kelereng, yang terdiri dari 3 kelereng merah dan 4 kelereng biru. Dari
dalam kotak itu diambil dua kelereng sekaligus. Tentukan peluang terambilnya kelereng yang
dua-duanya bukan biru.
Penyelesaian:
Misalkan R adalah kejadian terambilnya kelereng yang dua-duanya berwarna biru, maka
banyak cara pengambilan 2 kelereng biru dari 4 kelereng biru yang ada adalah:
n(R) = 4C2 = ( )
= = = =6
Banyak cara pengambilan 2 kelereng dari seluruh kelereng yang ada dalam kotak adalah:
n(S) = 7C2 = ( )
= = = = 21
( )
P(R) = = =
( )
Dengan demikian, peluang kejadian terambilnya dua kelereng bukan biru adalah:
P(Rc) = 1 – P(R) = 1 – = =
Pada percobaan pelemparan sebuah dadu sisi6, peluang muncul setiap mata dadu adalah
sama, yaitu . Jika pelemparan dilakukan sebanyak 60 kali, harapan muncul suatu mata dadu
tertentu adalah dari 60 kali lemparan, yaitu 10 kali. Kemunculan 10 kali untuk suatu mata
dadu inilah yang diharapkan terjadi pada pelemparan dadu sebanyak 60 kali. Hal ini dinamakan
frekuensi harapan.
Frekuensi harapan adalah banyak kejadian yang diharapkan dapat terjadi pada
sekian kali percobaan, dirumuskan dengan:
Fh(A) = P(A) × n
Keterangan: Fh(A) = frekuensi harapan kejadian A
P(A) = peluang kejadian A
n = banyaknya percobaan
Contoh 1:
Pada percobaan melempar 3 koin bersamaan sebanyak 120 kali, berapakah frekuensi harapan
munculnya dua gambar dan satu angka secara bersamaan?
Penyelesaian:
Ruang sampel pada pelemparan 3 koin secara bersamaan dapat dituliskan dalam bentuk tabel
berikut.
Koin Ketiga
A G
AA AAA AAG
Pertama
Kedua
AG AGA AGG
Koin
dan
GA GAA GAG
GG GGA GGG
Tampak bahwa S = {AAA, AAG, AGA, AGG, GAA, GAG, GGA, GGG}, sehingga n(S) = 8
Misalkan B adalah kejadian munculnya dua gambar dan satu angka secara bersamaan, maka
dapat dituliskan B = {AGG, GAG, GGA} dan n(B) = 3.
( )
P(B) = =
( )
Contoh 2:
Peluang terjadi hujan pada bulan November adalah 0,6. Berapa hari kemungkinan tidak hujan
pada bulan November?
Penyelesaian:
Misalkan A adalah kejadian hujan pada bulan November, maka peluang terjadinya hujan pada
bulan November dapat dituliskan P(A) = 0,6.
Dengan demikian, kemungkinan tidak hujan pada bulan November (ingat bulan November
terdiri dari 30 hari) adalah:
Percobaan adalah suatu tindakan atau kegiatan untuk memperoleh hasil tertentu.
Setiap jenis percobaan mempunyai beberapa kemungkinan hasil atau kejadian yang
akan terjadi.
Ruang sampel adalah himpunan dari semua hasil yang mungkin pada suatu
percobaan, dinotasikan dengan S. Banyak anggota ruang sampel dinyatakan dengan
n(S).
Titik sampel adalah anggota-anggota dari ruang sampel.
Kejadian adalah himpunan bagian dari ruang sampel. Biasanya dinotasikan dengan
huruf kapital. Banyaknya anggota kejadian A dinyatakan dengan n(A).
Jika S adalah ruang sampel dengan banyak anggota = n(S), dan A adalah suatu
kejadian dengan banyak anggota = n(A), maka peluang kejadian A dengan notasi P(A)
didefinisikan sebagai berikut:
𝐧(𝐀)
P(A) =
𝐧(𝐒)
Frekuensi harapan adalah banyak kejadian yang diharapkan dapat terjadi pada sekian
kali percobaan, dirumuskan dengan:
Fh(A) = P(A) × n
Dengan Fh(A) = frekuensi harapan kejadian A
P(A) = peluang kejadian A
n = banyaknya percobaan
1. Pada percobaan pelemparan sebuah dadu dan sebuah koin secara bersamaan, tentukan:
a. Ruang sampel dan banyak anggota ruang sampelnya.
b. Kejadian muncul angka dan mata dadu kurang dari 3 secara bersamaan.
2. Huruf-huruf dari kata “PROBABILITAS” ditulis pada potongan kertas lalu dimasukkan ke
dalam sebuah wadah. Kertas-kertas tersebut dikocok, kemudian diambil satu kertas secara
acak. Berapa peluang terambilnya kertas bertuliskan huruf B pada peristiwa itu?
3. Dua bola akan diambil sekaligus dari sebuah kotak berisi 3 bola ungu, 6 bola hijau, dan 1 bola
kuning. Tentukan peluang terambilnya:
a. Dua bola hijau
b. Dua hijau
4. Berikan masing-masing dua contoh kejadian yang pasti terjadi dan kejadian yang mustahil.
5. Dua dadu dilempar bersama-sama sebanyak 360 kali. Hitunglah frekuensi harapan kejadian
muncul:
a. Kedua-duanya bilangan prima
b. Jumlah keduanya lebih dari 10
1. Banyak anggota ruang sampel dari pelemparan dua dadu dan satu keping uang logam secara
bersamaan adalah …
A. 12 C. 36 E. 72
B. 24 D. 48
2. Pada percobaan lempar undi dua buah dadu, peluang muncul kedua mata dadu berjumlah
kurang dari 7 adalah ….
A. C. E.
B. D.
3. Dari seperangkat kartu bridge diambil dua kartu sekaligus secara acak. Peluang yang terambil
dua kartu King adalah ….
A. C. E.
B. D.
4. Dalam sebuah kolam terdapat 4 ekor ikan nila dan 6 ekor ikan lele. Dari kolam tersebut akan
diambil empat ekor ikan secara acak. Peluang terambil dua ekor ikan nila dan dua ekor ikan
lele adalah ….
A. C. E.
B. D.
1. E 6. C
2. B 7. B
3. A 8. D
4. E 9. D
5. B 10. E
Beri tanda (√) pada kolom “Ya” atau “Tidak” sebagai pernyataan apakah Anda sudah menguasai
konsep materi pada modul ini.
Jika Jawaban Anda “Ya” untuk ketiga pertanyaan di atas, silahkan Anda lanjut ke kegiatan
pembelajaran berikutnya. Namun jika Anda menjawab “Tidak” untuk pertanyaan tersebut
silahkan Anda berhenti di sini dan kembali mengulang pembelajaran. Ajak teman untuk berdiskusi
atau konsultasikan dengan guru matematika Anda.
Beberapa kejadian bisa dikombinasikan menghasilkan satu kejadian baru. Kejadian baru yang
berupa kombinasi beberapa kejadian disebut kejadian majemuk.
Terdapat dua notasi yang biasa digunakan untuk mengkombinasikan dua kejadian atau lebih,
yaitu:
a) Notasi “∩”, disebut juga irisan, dalam logika matematika disebut operasi konjungsi yang
ditandai dengan penggunaan kata hubung “dan”.
b) Notasi “ᴜ” disebut juga gabungan, dalam logika matematika disebut operasi disjungsi yang
ditandai dengan penggunaan kata hubung “atau”.
Kejadian majemuk meliputi kejadian tidak saling lepas, kejadian saling lepas, kejadian saling
bebas, dan kejadian bersyarat.
Dua kejadian A dan kejadian B dikatakan tidak saling lepas apabila terdapat elemen yang
sama antara kejadian A dengan kejadian B.
Hubungan antara kejadian A dengan kejadian B pada kejadian tidak saling lepas dapat
digambarkan dalam bentuk diagram Venn sebagai berikut.
S S
A B A B
AᴜB A∩B
Oleh karena banyak anggota ruang sampel S adalah n(S), maka dengan cara membagi
kedua ruas dengan n(S), diperoleh:
( ) ( ) ( ) ( )
= + – ⇔ P(A ᴜ B) = P(A) + P(B) – P(A ∩ B)
( ) ( ) ( ) ( )
Contoh 1:
Sebuah dadu dilemparkan satu kali. Jika A kejadian muncul angka genap dan B kejadian
muncul angka prima, tentukan peluang muncul A atau B.
Penyelesaian:
Ruang sampel S = {1, 2, 3, 4, 5, 6} sehingga n(S) = 6
Kejadian A = {2, 4, 6} sehingga n(A) = 3
Kejadian B = {2, 3, 5} sehingga n(B) = 3
A ∩ B = {2} sehingga n(A ∩ B) = 1
= + –
Penyelesaian:
Banyak bola = 30 sehingga n(S) = 30.
Misalkan:
A = kejadian terambil bola bernomor kelipatan 5
= {5, 10, 15, 20, 25, 30} n(A) = 6
A ∩ B = {20} n(A ∩ B) = 1
Tampak bahwa terdapat anggota A dan B yang sama yaitu 20. Dengan demikian kejadian
terambil bola bernomor kelipatan 5 atau kelipatan 4 merupakan kejadian tidak saling
lepas.
= + –
Kejadian A dan B dikatakan saling lepas jika irisan kedua kejadian tersebut adalah
himpunan kosong (A ∩ B = ), atau dengan kata lain kejadian A dan B tidak mungkin
terjadi bersama-sama. A ∩ B = ø
Hubungan kejadian A dan B pada kejadian saling lepas digambarkan sebagai berikut.
S
B
A
Akibatnya:
Contoh 1:
Pada pelemparan sebuah dadu satu kali, tentukan peluang kejadian munculnya mata
dadu lebih dari 5 atau mata dadu kurang dari 4.
Penyelesaian:
Pada pelemparan dadu satu kali, dapat dituliskan:
Misalkan:
A = kejadian munculnya mata dadu lebih dari 5
= {6} n(A) = 1
A∩B=
Tampak bahwa tidak ada anggota A dan B yang sama. Dengan demikian A dan B
merupakan kejadian saling lepas.
Peluang kejadian munculnya mata dadu lebih dari 5 atau mata dadu kurang dari 4 dapat
ditulis:
P(A ᴜ B) = P(A) + P(B)
( ) ( )
= +
( ) ( )
=
Jadi, Peluang kejadian munculnya mata dadu lebih dari 5 atau mata dadu kurang dari 4
adalah .
Contoh 2:
Dalam sebuah kotak terdapat 30 bola yang diberi nomor 1 sampai dengan 30. Dari kotak
tersebut diambil sebuah bola secara acak. Tentukan peluang terambil bola bernomor
kelipatan 5 atau kelipatan 7.
Penyelesaian:
Banyak bola = 30 sehingga n(S) = 30.
Misalkan:
A = kejadian terambil bola bernomor kelipatan 5
= {5, 10, 15, 20, 25, 30} n(A) = 6
A∩B=
Tampak bahwa tidak ada anggota A dan B yang sama. Dengan demikian kejadian terambil
bola bernomor kelipatan 5 atau kelipatan 7 merupakan kejadian saling lepas.
= +
Dua kejadian A dan B dikatakan saling bebas jika kejadian A tidak mempengaruhi
terjadinya kejadian B, dan kejadian B juga tidak mempengaruhi terjadinya kejadian A.
Contoh 1:
Dua kejadian A dan B dikatakan saling bebas jika P(A ∩ B) = P(A) × P(B). Pada pelemparan
dua dadu secara bersamaan satu kali, jika A adalah kejadian muncul mata dadu pertama
kurang dari 3 dan B adalah kejadian muncul mata dadu kedua lebih dari 3, selidikilah
apakah pasangan kejadian A dan B saling bebas atau tidak.
Penyelesaian:
Ruang sampel pelemparan dua dadu satu kali.
Dadu Kedua
1 2 3 4 5 6
1 (1, 1) (1, 2) (1, 3) (1, 4) (1, 5) (1, 6)
Dadu Pertama
Banyak anggota ruang sampel pada pelemparan dua dadu secara bersamaan satu kali
adalah n(S) = 36.
( )
Sehingga peluang kejadian A adalah P(A) = ( )
= =
( )
Peluang kejadian B adalah P(B) = = =
( )
Modul Pembelajaran Peluang Matematika Wajib XII 31
Dengan demikian P(A ∩ B) = P(A) × P(B) = × = …. (hasil 1)
A ∩ B = kejadian muncul mata dadu pertama kurang dari 3 dan kejadian muncul mata
dadu kedua lebih dari 3.
= {(1, 4), (1, 5), (1, 6), (2, 4), (2, 5), (2, 6)
n(A ∩ B) = 6
( )
peluang kejadian A dan B adalah P(A ∩ B) =
( )
= = …. (hasil 2)
Dari (hasil 1) dan (hasil 2) diperoleh P(A) × P(B) = P(A ∩ B). Dengan demikian, kejadian A
dan kejadian B saling bebas.
Jadi, kejadian muncul mata dadu pertama kurang dari 3 dan kejadian muncul mata dadu
kedua lebih dari 3 pada pelemparan dua dadu secara bersamaan satu kali merupakan
kejadian saling bebas.
Contoh 2:
Peluang sebuah pohon jati mampu bertahan hidup hingga 30 tahun adalah . Sedangkan
peluang sebuah pohon randu mampu bertahan hidup hingga 30 tahun adalah .
Tentukan:
a. Peluang kedua jenis pohon mampu bertahan hidup hingga 30 tahun.
b. Peluang hanya pohon jati yang bertahan hidup hingga 30 tahun.
Penyelesaian:
Misal P(A) = peluang pohon jati mampu bertahan hidup hingga 30 tahun =
Maka P(Ac) = peluang pohon jati tidak mampu bertahan hidup hingga 30 tahun.
P(Bc) = peluang pohon randu tidak mampu bertahan hidup hingga 30 tahun.
Dua kejadian A dan B dikatakan tidak saling bebas jika munculnya kejadian A bergantung
pada kejadian B atau kejadian B bergantung pada kejadian A.
Contoh 1:
Dalam sebuah kotak terdapat 7 kelereng merah dan 3 kelereng biru. Dari dalam kotak
tersebut akan diambil dua kelereng satu per satu tanpa pengembalian. Tentukan peluang
terambil kelereng merah pada pengambilan pertama dan kelereng biru pada pengambilan
kedua.
Penyelesaian:
Misalkan: M = kejadian terambil kelereng warna merah
B = kejadian terambil kelereng biru.
Jadi, peluang terambil kelereng merah pada pengambilan pertama dan kelereng biru
pada pengambilan kedua adalah .
2.2.3 Rangkuman
Kejadian baru yang berupa kombinasi beberapa kejadian disebut kejadian majemuk.
Dua kejadian A dan kejadian B dikatakan tidak saling lepas apabila terdapat elemen
yang sama antara kejadian A dengan kejadian B.
Misalkan A dan B adalah kejadian-kejadian tiak saling lepas, maka peluang kejadian A
atau B dirumuskan sebagai berikut
P(A ᴜ B) = P(A) + P(B) – P(A ∩ B)
Kejadian A dan B dikatakan saling lepas jika irisan kedua kejadian tersebut adalah
himpunan kosong (A ∩ B = ), atau dengan kata lain kejadian A dan B tidak mungkin
terjadi bersama-sama.
Misalkan A dan B adalah kejadian-kejadian dalam ruang sampel S yang saling lepas,
peluang kejadian A atau B dirumuskan dengan:
P(A ᴜ B) = P(A) + P(B)
Dua kejadian A dan B dikatakan saling bebas jika kejadian A tidak mempengaruhi
terjadinya kejadian B, dan kejadian B juga tidak mempengaruhi terjadinya kejadian A.
Jika kejadian A dan B saling bebas, peluang terjadinya kejadian A dan B dirumuskan
dengan:
P(A ∩ B) = P(A) × P(B)
Dua kejadian A dan B dikatakan tidak saling bebas jika munculnya kejadian A
bergantung pada kejadian B atau kejadian B bergantung pada kejadian A.
Peluang kejadian A dengan syarat kejadian B terjadi terlebih dahulu ditentukan
dengan:
𝐏(𝐀 𝐁)
P(A|B) = atau P(A∩B) = P(B) × P(A|B) dengan P(B) ≠ 0
𝐏(𝐁)
1. Dua dadu dilemparkan bersama-sama 1 kali. Tentukan peluang kedua-duanya prima atau
kedua-duanya ganjil.
2. Sebuah kartu diambil secara acak dari 52 buah kartu bridge. Tentukan peluang terambil
kartu spade (sekop) atau kartu berwarna merah.
3. Dalam kotak pertama terdapat 3 bola merah dan 4 bola putih, sedangkan dalam kotak
kedua terdapat 5 bola merah dan 4 bola hitam. Dari setiap kotak diambil dua buah bola
secara acak. Tentukan peluang terambil 2 bola merah dari kotak pertama dan 2 bola hitam
dari kotak kedua?
4. Sebuah kotak berisi 3 kelereng putih dan 2 kelereng merah. Pada pengambilan dua kali
berurutan tanpa pengambilan pertama dan sebuah kelereng hitam lagi pada pengambilan
kedua.
1. Sebuah dadu dilambungkan sebanyak dua kali. Jika mata dadu pada pelambungan pertama
dan pelambungan kedua dijumlahkan, peluang muncul mata dadu berjumlah 6 atau 8 adalah
….
A. C. E.
B. D.
2. Sebuah uang logam dan sebuah dadu dilempar bersama-sama. Peluang muncul sisi angka
pada uang logam dan mata dadu faktor dari 10 adalah ….
A. C. E.
B. D.
3. Sebuah kartu diambil secara acak dari kotak yang berisi seperangkat kartu yang diberi nomor
1 sampai 9. Misal A kejadian terambil kartu bernomor bilangan prima dan B kejadian terambil
kartu bernomor genap. Peluang kejadian A atau B adalah ….
A. C. E.
B. D.
4. Suatu kelas yang terdiri atas 36 siswa terdapat 20 siswa menyukai Matematika, 25 siswa
menyukai Biologi, dan 12 siswa menyukai Matematika dan Biologi. Dari seluruh siswa
tersebut, akan dipilih seorang siswa untuk mengikuti lomba menulis ilmiah. Peluang terpilih
siswa yang tidak menyukai kedua-duanya adalah ….
A. C. E.
B. D.
Dua kejadian A dan B dikatakan saling bebas jika P(A ∩ B) = P(A) × P(B).
Selidiki, manakah dari empat kejadian majemuk berikut yang saling bebas.
1. Kejadian muncul mata dadu berjumlah 7 dan kejadian muncul mata dadu yang hasil kalinya
12.
2. Kejadian muncul mata dadu pertama 4 dan kejadian muncul mata dadu yang selisihnya 1.
3. Kejadian muncul mata dadu dadu kelipatan 2 pada dadu pertama dan mata dadu prima ganjil
pada dadu kedua.
4. Kejadian muncul mata dadu pertama genap dan kejadian muncul mata dadu berjumlah 6.
Beri tanda (√) pada kolom “Ya” atau “Tidak” sebagai pernyataan apakah Anda sudah menguasai
konsep materi pada modul ini.
Jika Jawaban Anda “Ya” untuk ketiga pertanyaan di atas, silahkan Anda lanjut ke kegiatan
pembelajaran berikutnya. Namun jika Anda menjawab “Tidak” untuk pertanyaan tersebut
silahkan Anda berhenti di sini dan kembali mengulang pembelajaran. Ajak teman untuk
berdiskusi atau konsultasikan dengan guru matematika Anda.
1. Selembar kartu diambil secara acak dari setumpuk kartu bridge. Peluang kartu yang terambil
bukan kartu As adalah ….
A. C. E. 1
B. D.
2. Tiga uang logam dilempar bersama-sama. Jika A adalah kejadian muncul tepat dua angka, maka
P(A) adalah ….
A. C. E.
B. D.
3. Tiga keping uang logam dan sebuah dadu dilempar bersama-sama sebanyak 240 kali. Frekuensi
harapan muncul tiga sisi angka pada uang logam dan mata dadu genap adalah ….
A. 15 kali C. 60 kali E. 100 kali
B. 30 kali D. 90 kali
4. Tiga buah kelereng merah dan empat buah kelereng putih yang identik dimasukkan ke dalam
sebuah kotak. Peluang terambilnya sebuah kelereng merah dan dua buah kelereng putih dalam
sekali pengambilan adalah ....
A. C. E.
B. D.
5. Jika A dan B adalah kejadian dengan P(Bc) = 0,45; P(A ∩ B) = 0,45 dan P(A ᴜ B) = 0,85; maka P(Ac)
= ….
A. 0,15 C. 0,45 E. 0,75
B. 0,25 D. 0,55
6. Dari 36 siswa di sebuah kelas terdapat 18 siswa suka olahraga renang, 15 siswa suka olahraga
basket, dan 8 siswa tidak suka kedua-duaanya. Apabila dipilih 2 siswa secara acak, peluang
terpilih kedua siswa tersebut menyukai olahraga renang dan basket sebesar ….
A. C. E.
B. D.
SOAL URAIAN
1. Suatu toko menjual 100 ban mobil yang terdiri dari 17 ban merek Uniroyal, 22 ban merek
Goodyear, 3 ban merek General, 29 ban merek Continental, 21 ban merek Bridgestone, dan 8
ban merek Amstrong.
Hitunglah:
a. Peluang ban yang terjual merek Goodyear atau Bridgestone.
b. Peluang ban yang terjual merek Uniroyal, Continental, atau Bridgestone.
2. Sebuah dompet berisi 4 buah uang logam seribu rupiah dan 3 buah uang logam lima ratus
rupiah. Dompet yang kedua berisi 3 buah uang logam seribu rupiah dan 5 buah uang logam lima
ratus rupiah. Sebuah uang logam diambil dari dompet pertama kemudian dimasukkan ke
dompet kedua. Jika kemudian diambil sekeping uang logam dari dompet kedua, berapa
peluangnya bahwa uang logam yang diambil dari dompet kedua tersebut adalah uang logam
lima ratus rupiah?
1. A 6. D
2. D 7. C
3. A 8. A
4. C 9. B
5. E 10. E
a. Peluang diperoleh orang yang tidak merokok tetapi mengidap penyakit paru-paru
didapatkan dengan cara:
P(TM ∩ BP) = P(TM) . P(BP)
=
Jadi, peluang diperoleh orang yang tidak merokok tetapi mengidap penyakit paru-paru
adalah .
b. Peluang diperoleh orang yang merokok atau orang yang mengidap penyakit paru-paru
didapatkan dengan cara:
P(M ᴜ BP) = P(M) + P(BP) – P(M ∩ BP)
= + –
=
=
Jadi, peluang diperoleh orang yang tidak mengidap penyakit paru-paru dari orang yang tidak
merokok adalah .
5. Misalkan A1 = Kejadian pemain A menang pada babak 1
A2 = Kejadian pemain A menang pada babak 2
A3 = Kejadian pemain A menang pada babak 3
B1 = Kejadian pemain B menang pada babak 1
B2 = Kejadian pemain B menang pada babak 2
B3 = Kejadian pemain B menang pada babak 3
a. Peluang pemain A dan B menang bergantian diperoleh dengan cara:
P(A dan B menang bergantian)
= P(A1 ∩ B2 ∩ A3) + P(B1 ∩ A2 ∩ B3)
= P(A1) . P(B2) . P(A3) + P(B1) . P(A2) . P(B3)
= . . + . .
= . . + . .
= +
= +
=
Jadi, peluang pemain A dan B menang bergantian adalah .
b. Peluang pemain B menang paling sedikit satu babak diperoleh dengan cara:
1 – P(B tidak menang pada babak 1, babak 2, dan babak 3)
= 1 – P(B1c ∩ B2c ∩ B3c)
= 1 – P(B1c) . P(B2c) . P(B3c)
=1– . .
=1–
=
Jadi, peluang pemain B menang paling sedikit satu babak adalah .
Media pembelajaran merupakan sarana untuk membantu guru dan siswa dalam kegiatan
belajar/mengajar sehingga siswa lebih mudah untuk menerima dan memahami konsep atau prinsip
yang diberikan. Dengan adanya modul ini, diharapkan siswa dapat memahami dan mampu
mengaplikasikan pengetahuan dan keterampilan dalam menyelesaikan masalah yang berkaitan
dengan peluang.
Kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu penyusunan modul ini.
Demi perbaikan modul ini, kami mengharapkan kritik dan masukan dari semua pihak selaku pembaca
dan pengguna modul ini.
Aksin, Nur dkk. 2020. PR Matematika untuk SMA/MA Mata Pelajaran Wajib Kelas XII. Yogyakarta:
Intan Pariwara.
Ari Y, Rosihan dan Indiyastuti. 2012. Perspektif Matematika 2 untuk Kelas XI SMA dan MA Program
Ilmu Pengetahuan Alam. Solo: Platinum.
Sulistiyono dkk. 2007. Matematika SMA dan MA 2A untuk Kelas XI Semester 1 Program IPA. Jakarta:
Erlangga.
Yuniarti, Yuyun Sri. 2020. Modul Pembelajaran SMA Matematika Umum Kelas XII. Karawang:
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
https://sumberbelajar.belajar.kemdikbud.go.id/sumberbelajar/tampil/Peluang-Kejadian-Majemuk-
2016-2016/menu2.html
https://www.konsep-matematika.com/2016/01/peluang-kejadian-saling-lepas-dan-saling-
bebas.html