Anda di halaman 1dari 29

No Kode: DAR 2/Profesional/180/4/2022

PENDALAMAN MATERI MATEMATIKA

MODUL 4 KOMBINATORIKA DAN STATISTIKA


KB 2. Teori Peluang

Penulis:
Dr. Scolastika Mariani, M.Si.

Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi


2022

26
DAFTAR ISI

KB 2. Teori Peluang .............................................................................................26

DAFTAR ISI .........................................................................................................27

A. Pendahuluan ....................................................................................... 28

B. Capaian Pembelajaran ........................................................................ 30

C. Pokok-Pokok Materi .......................................................................... 31

D. Uraian Materi ..................................................................................... 31

1. Percobaan dan Peluang Suatu Kejadian ...................................... 31

2. Frekuensi Harapan (Fh)............................................................... 33

3. Kepastian dan Kemustahilan ....................................................... 34

4. Komplemen dari Suatu kejadian ................................................. 34

5. Kejadian Majemuk ...................................................................... 34

E. Forum Diskusi .................................................................................... 49

F. Rangkuman......................................................................................... 50

G. Tes Formatif ....................................................................................... 51

H. Daftar Pustaka .................................................................................... 53

I. Kriteria Penilaian Tes Formatif .......................................................... 54

27
A. Pendahuluan
Salam bahagia para mahasiswa PPG yang bersemangat.

Dalam kehidupan sehari-hari kita sering dihadapkan dengan beberapa


pilihan yang harus kita tentukan memilih yang mana. Biasanya kita dihadapkan
dengan kemungkinan-kemungkinan suatu kejadian yang mungkin terjadi dan kita
harus pintar-pintar mengambil sikap jika menemukan keadaan seperti ini, misalkan
saja pada saat kita ingin bepergian, terlihat langit mendung. Dalam keadaaan ini
kita dihadapkan antara 2 permasalahan, yaitu kemungkinan terjadinya hujan serta
kemungkinan langit hanya mendung saja dan tidak akan turunnya hujan.
Matematika yang membantu permasalahan dalam hal ini adalah Teori Peluang.
Peluang atau kemungkinan suatu kejadian adalah suatu ukuran tentang
kemungkinan atau derajat ketidakpastian suatu peristiwa (event) yang akan terjadi
di masa mendatang. Rentangan peluang dari 0 sampai dengan 1. Jika kita
mengatakan peluang sebuah peristiwa adalah 0, maka peristiwa tersebut tidak
mungkin terjadi. Dan jika kita mengatakan bahwa peluang sebuah peristiwa adalah
1 maka peristiwa tersebut pasti terjadi. Serta jumlah antara peluang suatu kejadian
yang mungkin terjadi dan peluang suatu kejadian yang mungkin tidak terjadi adalah
satu, jika kejadian tersebut hanya memiliki 2 kemungkinan kejadian yang mungkin
akan terjadi.
Contoh ; Ketika Doni ingin pergi kerumah temannya, dia melihat langit
dalam keadaan mendung, awan berubah warna menjadi gelap, angin lebih kencang
dari biasanya serta sinar matahari tidak seterang biasanya. Bagaimanakah tindakan
Doni sebaiknya? Ketika Doni melihat keadaan seperti itu, maka sejenak dia berpikir
untuk membatalkan niatnya pergi kerumah temannya. Ini dikarenakan dia
berhipotesis bahwa sebentar lagi akan turun hujan dan kecil kemungkinan bahwa
hari ini akan tidak hujan, mengingat gejala-gejala alam yang mulai nampak.
Peluang dalam cerita tadi adalah peluang kemungkinan turunnya hujan dan peluang
tidak turunnya hujan.

Pada kegiatan belajar 2 ini, akan dibahas konsep Teori Peluang serta
aplikasinya. Oleh sebab itu, prasyarat dalam mempelajari pokok bahasan pada

28
kegiatan belajar 2 ini adalah saudara-saudara telah menguasai materi Kaidah
Pencacahan, Permutasi dan Kombinasi pada KB 1. Kegiatan belajar ini dikemas
dalam tiga sub kajian yang disusun dengan urutan sebagai berikut:
• Sub Kajian 1 : Percobaan dan Peluang Suatu Kejadian
• Sub Kajian 2 : Frekuensi Harapan
• Sub Kajian 2 : Kepastian dan Kemustahilan
• Sub Kajian 2 : Komplemen dari Suatu kejadian
• Sub Kajian 2 : Kejadian Majemuk

Konsep Teori Peluang digunakan dalam penyelesaian masalah antara lain :


membantu kita dalam mengambil suatu keputusan, serta meramalkan kejadian yang
mungkin terjadi. Jika kita tinjau pada saat kita melakukan penelitian, peluang
meTmiliki beberapa fungsi antara lain;
• Membantu peneliti dalam pengambilan keputusan yang lebih tepat.
Pengambilan keputusan yang lebih tepat dimaksudkan tidak ada keputusan
yang sudah pasti karena kehidupan mendatang tidak ada yang pasti kita ketahui
dari sekarang, karena informasi yang didapat tidaklah sempurna.
• Dengan teori peluang kita dapat menarik kesimpulan secara tepat atas hipotesis
yang terkait tentang karakteristik populasi. Menarik kesimpulan secara tepat
atas hipotesis (perkiraan sementara yang belum teruji kebenarannya) yang
terkait tentang karakteristik populasi pada situasi ini kita hanya mengambil
atau menarik kesimpulan dari hipotesis bukan berarti kejadian yang akan
datang kita sudah ketahui apa yang akan tertjadi.
• Mengukur derajat ketidakpastian dari analisis sampel hasil penelitian dari
suatu populasi.
Contoh:
Ketika diadakannya sensus penduduk 2000, pemerintah mendapatkan data
perbandingan antara jumlah penduduk berjenis kelamin laki-laki berbanding
jumlah penduduk berjenis kelamin perempuan adalah memiliki perbandingan 5 ∶ 6,
sedangkan hasil sensus pada tahun 2010 menunjukan hasil perbandingan jumlah
penduduk berjenis kelamin pria berbanding jumlah penduduk berjenis kelamin

29
wanita adalah 5 ∶ 7. Maka pemerintah dapat mengambil keputusan bahwa setiap
tahunnya dari tahun 2000 hingga 2010 jumlah wanita berkembang lebih pesat
daripada jumlah penduduk pria.

Untuk menjawab masalah tersebut saudara harus mempelajari konsep pada


Kegiatan Belajar ini.
Proses pembelajaran materi yang sedang saudara ikuti sekarang ini, dapat
berjalan dengan lebih lancar bila saudara mengikuti langkah-langkah belajar
sebagai berikut.
1) Ingat kembali materi prasyarat dalam mempelajari materi pada kegiatan belajar
ini.
2) Pelajari materi pada setiap kegiatan belajar dan selesaikan latihan dan tes
formatifnya secara mandiri.
3) Cocokkan jawaban tes formatif saudara dengan kunci jawaban yang diberikan.
4) Apabila tingkat penguasaan saudara 80% atau lebih, saudara dapat melanjutkan
ke kegiatan belajarberikutnya. Apabila tingkat pengusaan saudara kurang dari
80%, saudara harus mempelajari kembali materi pada kegiatan belajar ini.
5) Keberhasilan pembelajaran saudara dalam mempelajari materi pada kegiatan
belajar ini, sangat tergantung kepada kesungguhan saudara dalam belajar dan
mengerjakan tugas, latihan dan mengikuti Forum Diskusi. Untuk itu,
berlatihlah secara mandiri atau berkelompok dengan teman sejawat.
Selanjutnya kami ucapkan selamat belajar, semoga saudara sukses mampu
mengimplementasikan pengetahuan yang diberikan dalam kegiatan belajar ini.

B. Capaian Pembelajaran
Setelah mempelajari materi ini diharapkan mahasiswa mampu memahami,
mengidentifikasi, menganalisis, merekonstruksi, memodifikasi secara terstruktur
materi matematika sekolah dan advance material secara bermakna dalam
penyelesaian permasalahan dari suatu sistem (pemodelan matematika) dan
penyelesaian masalah praktis kehidupan sehari-hari melalui kerja problem solving,

30
koneksi dan komunikasi matematika, critical thinking, kreatifitas berpikir
matematis yang selaras dengan tuntutan masa depan.
Sebelum mempelajari materi pada kegiatan belajar ini, mahasiswa diminta
memperhatikan [Video Pengantar Konsep Peluang], tersedia dalam VA-M4-KB2

Agar dapat memahami lebih dalam animasi pada video tersebut, mahasiswa dapat
mempelajari lebih lanjut materi berikut.

C. Pokok-Pokok Materi
Materi yang dipelajari dalam kegiatan belajar ini antara lain:
1. Percobaan dan Peluang Suatu Kejadian
2. Frekuensi Harapan
3. Kepastian dan Kemustahilan
4. Komplemen dari Suatu Kejadian
5. Kejadian Majemuk

D. Uraian Materi
1. Percobaan dan Peluang Suatu Kejadian
Setiap proses yang menghasilkan suatu kejadian disebut percobaan.
Misalnya kita melemparkan sebuah dadu sebanyak satu kali, maka hasil yang keluar
adalah angka 1, 2, 3, 4, 5 atau 6. Semua hasil yang mungkin dari suatu percobaan
disebut ruang sampel, biasanya dinyatakan dengan S, dan setiap hasil dalam ruang
sampel disebut titik sampel. Banyaknya anggota dalam S dinyatakan dengan n(S).
Misalnya, dari percobaan pelemparan sebuah dadu, maka S = {1, 2, 3, 4, 5,
6} dan n(S) = 6. Jika dalam pelemparan dadu tersebut muncul angka {2}, maka
bilangan itu disebut kejadian. Jadi, kejadian adalah himpunan bagian dari ruang
sampel.
Jika ruang sampel S mempunyai anggota yang berhingga banyaknya dan
setiap titik sampel mempunyai kesempatan untuk muncul yang sama, dan A suatu

31
kejadian munculnya percobaan tersebut, maka peluang kejadian A dinyatakan
dengan :
n( A)
P(A) =
n( S )

P(A) = Peluang muncul A


n(A) = banyaknya titik sampel kejadian A
n(S) = banyaknya titik sampel pada ruang sampel S
Contoh 1.
Sebuah mata uang logam dilempar satu kali. Berapa peluang munculnya “Angka”?
Jawab:
Ruang sampel S = {A, G} maka n(S) = 2.
Misalkan C adalah kejadian munculnya A, maka C= {A}, sehingga n(C) = 1
𝑛(𝐶) 1
Jadi, P(C) = 𝑛(𝑆) =
2
Contoh 2.
Sebuah dadu mata enam dilempar satu kali. Berapa peluang munculnya mata dadu
ganjil ?
Jawab:
S = {1, 2, 3, 4, 5, 6} → n(S) = 6
Misalkan A kejadian peluang munculnya mata dadu ganjil, maka A = {1, 3, 5}
sehingga n(A) = 3
n( A) 3 1
Jadi, P(A) = = =
n( S ) 6 2

Contoh 3.
Dalam setumpuk kartu bridge (remi) diambil satu kartu secara random (acak).
Tentukan peluang yang terambil adalah kartu As !
Jawab:
Banyaknya kartu bridge adalah 52, berarti n(S) = 52.
Misalkan As adalah kejadian terambil adalah kartu As, maka n(As) = 4.

32
n( As ) 4 1
Jadi, 𝑃(𝐴𝑠) = = =
n( S ) 52 13

2. Frekuensi Harapan (Fh)


Frekuensi harapan suatu kejadian pada suatu percbaan adalah hasil kali
peluang dengan frekuensi percobaan A, dinyatakan dengan rumus :
𝐹ℎ(𝐴) = 𝑃(𝐴) 𝑥 𝑛

Contoh 4.
Sebuah dadu mata enam dilantunkan sebanyak 360 kali. Berapakah frekuensi
harapan munculnya mata dadu prima ?

Jawab:
𝑆 = {1, 2, 3, 4, 5, 6} → 𝑛(𝑆) = 6
Misalkan A munculnya mata dadu prima, maka 𝐴 = {2, 3, 5} → 𝑛(𝐴) = 3
n( A) 3 1
P(A) = = =
n( S ) 6 2
Jadi, 𝐹ℎ(𝐴) = 𝑃(𝐴) × 𝑛
1
= x 360
2
= 180 kali.

Contoh 5.
Berapakah frekuensi harapan muncul mata kurang dari 5 dalam pelantunan dadu
mata enam sebanyak 36 kali ?

Jawab:
𝑆 = {1, 2, 3, 4, 5, 6} → 𝑛(𝑆) = 6
𝐴 = {1, 2, 3, 4} → 𝑛(𝐴) = 4
n( A) 4 2
𝑃(𝐴) = = =
n( S ) 6 3
𝐽𝑎𝑑𝑖, 𝐹ℎ(𝐴) = 𝑃(𝐴) × 𝑛

33
2
= × 36
3
= 24 kali.

3. Kepastian dan Kemustahilan


Peluang suatu kejadian mempunyai nilai 0  P  1, artinya jika P = 0 maka
kejadian dari suatu peristiwa adalah mustahil atau tidak pernah terjadi, dan jika P =
1 maka suatu peristiwa pasti terjadi.

4. Komplemen dari Suatu kejadian


Jika AC menyatakan komplemen dari kejadian A, maka :
P(AC) = 1 – P(A)

Contoh 6.
Misalkan dilakukan pengundian dua uang logam Rp 100,00 sekaligus, berapa
peluang tidak diperolehnya “Angka 100” ?
Jawab:
S = {GG, GA, AG, AA} → n(S) = 4
Misalkan M = kejadian munculnya “angka 100” = {GA, AG, AA} → n(M) = 3
n( M ) 3
P(M) = =
n( S ) 4
MC = kejadian munculnya bukan “angka 100”
3 1
P(MC) = 1 – P(M) = 1 - =
4 4

5. Kejadian Majemuk
a. Prinsip Inklusi Eksklusi
Prinsip Inklusi dan Eksklusi (PIE) adalah bentuk paling umum dari prinsip
penambahan pada himpunan.
Perhatikan gabungan dua himpunan pada diagram venn di bawah.

34
Misalkan S adalah suatu himpunan terhingga dengan A dan B sembarang dua
himpunan bagian dari S. Maka untuk mencacah banyaknya unsur di dalam A∪B,
kita dapat melakukannya dengan mencacah banyaknya unsur himpunan A dan
himpunan B − A dan kemudian menjumlahkannya. Karena |B – A| = |B| − |AB|
maka :
|AB| = |A| + |B| − |AB|
Catatan : Notasi |AB| dalam buku lain kadang-kadang ditulis dengan n(AB).
Dengan kata lain, ketika mencacah unsur-unsur A dan B sendiri-sendiri, unsur-
unsur irisan A dan B tercacah dua kali sehingga untuk mengatasi pencacahan ganda
ini, kita harus mengurangkan hasil pencacahan dari |A| + |B| dengan pada AB
sekali.
Selain rumus pada persamaan di atas, pada gabungan dua himpunan berlaku
persamaan:
|(AB)’| = |S| − |AB|
dengan tanda “ ’ ” menyatakan komplemen.
Sesuai hukum de Morgan berlaku :
(AB)’ = A’B’
(AB)’ = A’B’

Perhatikan gabungan tiga himpunan berikut :

35
Ketika mencacah unsur-unsur A (a + d + f + g), B (b + d + e + g) dan C (c + e + f
+ g) sendiri-sendiri, unsur-unsur irisan tepat A dan B (d), irisan tepat A dan C (f)
serta irisan tepat B dan C (e) tercacah dua kali sedangkan irisan A, B dan C (g)
tercacah tiga kali. Maka untuk mengatasi pencacahan ganda ini, kita harus
mengurangkan hasil pencacahan |A| + |B| + |C| masing-masing sekali dengan AB,
AC dan BC. Namun ketika kita menghitung |ABC| = |A| + |B| +|C| − |AB|
− |AC| − |BC|, irisan A, B dan C (A  B  C) belum tercacah sama sekali.
Untuk mengatasi hal tersebut kita masih harus menambahkan |A| + |B| +|C| − |AB|
− |AC| − |BC| dengan |ABC| sekali. Maka didapat rumus :
|ABC| = |A| + |B| +|C| − |AB| − |AC| − |BC| + |ABC|
|(ABC)’| = |S| − |ABC|
Jika dikembangkan untuk gabungan 4 himpunan akan didapatkan :
|ABCD| = |A| + |B| +|C| + |D| − |AB| − |AC| − |AD|− |BC| − |BD| −
|CD| + |ABC| + |ABD| + |ACD| + |BCD| − |ABCD|
|(ABCD)’| = |S| − |ABCD|
Demikian seterusnya.

Contoh 7.
Siswa kelas X terdiri dari 200 siswa, dengan 115 sepak bola , 71 suka bola basket,
55 suka tenis meja, 25 suka sepak bola dan bola basket, 14 suka sepak bola dan
tenis meja, 9 suka bola basket dan tenis meja. Jika siswa paling sedikit suka olah
raga dari ketiga jenis olah raga, berapa siswa yang suka ketiga olah tersebut?

Jawab.
Misalkan

36
S=siswa yang suka sepak bola
B= siswa yang suka basket
T= siswa yang suka tenis meja
Maka dengan prinsip Inklusi-Eksklusi
|SBT| = |S| + |B| +|T| − |SB| − |ST| − |BT| + |SBT|
200=115+71+55-25-14-9 +|SBT|
|SBT| = 200-(115+71+55)+(15+14-9)=5

Contoh 8.
Siswa kelas X terdiri dari 200 siswa, dengan 115 sepak bola , 71 suka bola basket,
55 suka tenis meja, 25 suka sepak bola dan bola basket, 14 suka sepak bola dan
tenis meja, 9 suka bola basket dan tenis meja. Diketahui siswa paling sedikit suka
olah raga dari ketiga jenis olah raga tersebut. Diambil secara acak seorang siswa,
berapa peluang terpilih siswa yang suka ketiga olah tersebut?
Jawab.
Misalkan
S=siswa yang suka sepak bola
B= siswa yang suka basket
T= siswa yang suka tenis meja
n(S)=200
dari contoh 7 diperoleh n(SBT)=5
𝑛(SBT) 5 1
maka P(SBT) = = 200 = 40.
𝑛(𝑆)

37
b. Peluang Kejadian yang Saling Lepas
Dua kejadian disebut saling lepas jika irisan dari dua kejadian itu merupakan
himpunan kosong, atau dapat ditulis kejadian A dan B saling lepas jika A  B =
.
Dari sifat peluang
𝑃 (𝐴  𝐵) = 𝑃(𝐴) + 𝑃(𝐵)– 𝑃(𝐴  𝐵),
Jika A dan B lepas maka A  B = , sehingga 𝑃(𝐴  𝐵) = 0, diperolah
𝑃 (𝐴  𝐵) = 𝑃(𝐴) + 𝑃(𝐵).

Contoh 7.

Sebuah dadu bermata enam dilantunkan satu kali. Berapa peluang munculnya mata
dadu ganjil atau mata dadu genap ?
Jawab:
3 1
𝐴 = {1, 3, 5} → 𝑛(𝐴) = =
6 2
3 1
𝐵 = {2, 4, 6} → 𝑛(𝐵) = =
6 2
AB=
1 1
P (A  B) = P(A) + P(B) = + =1
2 2

Contoh 8.
Dua dadu mata enam dilempar bersama-sama. Berapa peluang muncul dua mata
dadu yang jumlahnya 3 atau 10 ?
Jawab:
2 dadu dilempar → 𝑛(𝑆) = 36
A = jumlah mata dadu 3 = {(1,2), (2,1)} → 𝑛(𝐴) = 2
B = jumlah mata dadu 10 = {(4,6), (5,5), (6,4)} → 𝑛(𝐵) = 3
AB=
2 3 5
P (A  B) = P(A) + P(B) = + =
36 36 36

38
b. Peluang Bersyarat
Jika A dan B adalah dua kejadian dalam ruang sampel S dan P(A)  0, maka
peluang bersyarat dari B yang diberikan A didefinisikan sebagai :
P(A  B)
P(BA) = atau P(A  B) = P(A). P(BA)
P(A)

P(BA) dibaca peluang kejadian B jika kejadian A sudah terjadi.

Contoh 9.
Sebuah dadu dilempar. Tentukan peluang bahwa pelemparan itu akan
menghasilkan mata dadu kurang dari 4, jika
a. tidak ada syarat lain diberikan,
b. pelemparan menghasilkan mata dadu ganjil.
Jawab:
a. Misal A adalah peristiwa munculnya mata dadu kurang dari 4,, maka:
𝐴 = {1, 2, 3},
3 1
𝑃(𝐴) = =
6 2
b. Misal G adalah peristiwa munculnya angka dadu yang ganjil
E= kejadian munculnya mata dadu 5, maka:
𝐺 = {1, 3, 5},
3 1
𝑃(𝐺) = =
6 2
𝐴  𝐺 = {1, 3}
2 1
𝑃 (𝐴  𝐺) = =
6 3
Sehingga :

P(A  B) 1
2
𝑃(𝐵𝐴) = = 3
1
= .
P(A) 2 3

39
Contoh 10.
Misalkan terdapat setumpuk kartu bridge sebanyak 52 buah. Seseorang mengambil
dua kartu secara acak dari tumpukkan itu. Berapa peluang terambilnya kartu itu
kedua-duanya adalah “As” jika kartu pertama setelah diambil :
a. dikembalikan
b. tidak dikembalikan
Jawab:
a. A = kejadian terambilnya satu kartu As pada pengambilan pertama
= {As, As, As, As}
4
n(A) = 4 → P(A) =
52
BA = kejadian terambilnya satu kartu As pada pengambilan kedua setelah
pengambilan pertama kartunya dikembalikan.
4
n(BA) = 4 → P(BA) =
52
Jadi, P(A  B) = P(A). P(BA)
4 4 16 1
= . = =
52 52 2704 169
b. A = kejadian terambilnya satu kartu As pada pengambilan pertama
4
n(A) = 4 → P(A) =
52
BA = kejadian terambilnya satu kartu As pada pengambilan kedua setelah
pengambilan pertama kartunya tidak dikembalikan.
3
n(BA) = 3 → P(BA) =
51
jadi, P(A  B) = P(A). P(BA)
4 3 12 1
= . = = .
52 51 2652 221

40
Contoh 11.
Endah mempunyai 3 kotak yang masing masing berisi lampu. Kotak nomor 1 berisi
10 lampu, 4 diantaranya rusak. Kotak nomor 2 berisi 6 lampu, 1 diantaranya rusak.
Kotak nomor 3 berisi 8 buah lampu, 3 diantaranya rusak. Endah memilih 1 kotak
secara acak, lalu mengambil 1 lampu dari kotak yang terpilih. Berapa peluang
lampu yang diambil itu rusak?

Jawab.

Misalkan,

K1 = Kejadian kotak 1 yang terpilih

K 2 = Kejadian kotak 2 yang terpilih

K 3 = Kejadian kotak 3 yang terpilih

R = Kejadian terambil lampu tersebut rusak

R|K1 = Kejadian lampu rusak yang terambil berasal dari kotak 1

R|K 2 = Kejadian lampu rusak yang terambil berasal dari kotak 2

R|K 3 = Kejadian lampu rusak yang terambil berasal dari kotak 3

Kotak 1, 2, dan 3 memiliki peluang yang sama untuk terpilih. Sehingga :


1
P(K1 ) = P(K 2 ) = P(K 3 ) = 3

4
P(R|K1 ) = 10

1
P(R|K 2 ) =
6
3
P(R|K 3 ) =
8

Sehingga peluang terambilnya lampu yang rusak dari kotak yang terpilih adalah
P(R) = P(K1 ). P(R|K1 ) + P(K 2 ). P(R|K 2 ) + P(K 3 ). P(R|K 3 )
1 4 1 1 1 3 113
= 3 . 10 + 3 . 6 + 3 . 8 = 360 .

41
c. Kejadian Saling Bebas (Stokastik)
Jika dua keping mata uang yang homogen dilantunkan bersama-sama, maka
kejadian yang mungkin adalah : S = {(G1,G2), (G1,A2), (A1,G2), (A1,A2)} → n(s) =
4.
Pada kejadian mata uang pertama muncul G1 dan mata uang kedua muncul
1 1
G2, maka P(G1) = dan P(G2) = . Kejadian G1 dan G2 adalah dua kejadian yang
2 2
1 1 1
saling bebas. P(G1,G2) = P(G1G2) = P(G1) x P(G2) = x = . Secara umum,
2 2 4
jika A dan B merupakan dua kejadian yang saling bebas maka peluang kejadian A
dan B adalah :
P(A  B) = P(A) x P(B)

P( A  B)
Perhatikan pengertian peluang bersyarat P(BA) = , atau dapat ditulis
P( A)

P(AB)=P(A) P(BA). Jika A dan B saling bebas maka apapun hasil kejadian A
tidak mempengaruhi B atau dapat ditulis P(BA)=P(B), sehingga diperoleh jika A
dan B saling bebas maka P(AB)=P(A) P(B).

Contoh 12.
Dua buah dadu bermata enam, yang terdiri atas warna merah dan putih, dittos
bersama-sama satu kali. Berapa peluang munculnya mata lebih dari 4 untuk dadu
merah dan kurang dari 3 untuk dadu putih ?
Jawab:
Jika A kejadian muncul mata > 4, maka n(A) = 2
2 1
P(A) = =
6 3
Jika B kejadian muncul mata < 3, maka n(B) = 2
2 1
P(B) = =
6 3
Jadi, P(A  B) = P(A) x P(B)

42
1 1 1
= x =
3 3 9
Contoh 13.
Dalam sebuah kantong terdapat sepuluh kelereng yang terdiri dari 6 kelereng merah
dan 4 kelereng putih, diambil dua kelereng. Berapa peluang terambilnya kedua-
duanya kelereng putih ?
Jawab:
Jika A kejadian terambilnya kelereng putih pada pengambilan pertama maka P(A)
4
= .
10
Jika B kejadian terambilnya kelereng putih pada pengambilan kedua maka P(B) =
3
.
9
Jadi, P(A  B) = P(A) x P(B)
4 3 12 2
= x = =
10 9 90 15

Contoh 14.
Dari setumpuk kartu bridge, diambil satu kartu secara berturut-turut sebanyak dua
kali. Tentukan peluang bahwa yang terambil pertama As dan yang terambil
berikutnya King !
Jawab:
𝑛(𝑆) = 52
n( As ) 4
𝑛(𝐴𝑠) = 4 → 𝑃(𝐴𝑠) = =
n( S ) 52

n( K ) 4
𝑛(𝐾) = 4 → 𝑃(𝐾) = =
n( S ) 51

Jadi, P(As  K) = P(As) x P(K)


4 4 16 4
= x = = .
52 51 2652 663

43
Contoh 15.
Andra dan Burhan merupakan siswa yang dinyatakan layak mendaftar (eligible)
SNMPTN. Peluang Indra lulus SNMPTN 0,4 dan peluang Farhan lulus SNMPTN
0,6. Tentukan peluang keduanya lulus SNMPTN.
Penyelesaian:
Misalkan:
A = kejadian Andra lulus SNMPTN
P(A) = 0,4
B = kejadian Burhan lulus SNMPTN
P(B) = 0,6
Peluang keduanya lulus = 𝑃(𝐴 ∩ 𝐵), karena Andra dan Burhan lulus
SNMPTN saling bebas maka
𝑃(𝐴 ∩ 𝐵) = P(A) × P(B)
= 0,4 × 0,6
= 0,24
Jadi, peluang keduanya lulus SNMPTN adalah 0,24.

Contoh 16.
Perhatikan 2 kejadian A dan B yang saling lepas, maka berlaku 𝑃 (𝐴  𝐵) =
𝑃(𝐴) + 𝑃(𝐵) serta pada kejadian A dan B kejadian yang bebas maka berlaku P(A
 B) = P(A).P(B). Analisislah apakah jika A dan B saling lepas maka A dan B
saling bebas, ataukah sebaliknya atau tidak berlaku keduanya.

Fungsi Distribusi Peluang Seragam Diskret.


Perhatikan pada percobaan pelantunan sebuah dadu bermata enam sekali, maka
1
ruang sampel S={1, 2, 3, 4, 5, 6}. Peluang munculnya setiap mata dadu adalah 6,
1
artinya peluang munculnya mata dadu 1 adalah 6, peluang munculnya mata dadu 2
1 1
adalah 6, peluang munculnya mata dadu 3 adalah 6 dan seterusnya, atau dapat ditulis

44
1
𝑓(𝑥) = 6 , 𝑥 = 1,2,3,4,5,6. Fungsi peluang semacam ini disebut fungsi distribusi

peluang peluang seragam.

Definisi

Bila peubah acak X yang bernilai x1, x2, . . . , xk, dengan peluang yang sama maka
fungsi distribusi seragam diskret diberikan oleh
1
𝑓(𝑥, 𝑘) = 𝑘 , 𝑥 = 𝑥1 , 𝑥2 , . . . , 𝑥𝑘 .

Fungsi Distribusi Peluang Binomial


Misalkan ada permasalahan tentukan peluang mendapat tepat dua angka pada
pelantunan koin sebanyak tiga kali. Pada permasalahan ini mudah dijawab dengan
mendaftar semua hasil yang mungkin muncul pada percobaan itu, yaitu ruang
sampel S = {AAA, AAG, AGA, GAA, GGA, GAG, AGG, GGG}, dari ruang
sampel S ini terlihat ada tiga titik sampel untuk kejadian mendapat tepat dua angka
yaitu AAG, AGA,GAA, sehingga peluang peluang mendapat tepat dua angka pada
3
pelantunan koin sebanyak tiga kali adalah 8. Misalkan kita perluas pelantunan

koinnya sebanyak 8 kali, diminta menentukan peluang mendapat tepat dua angka,
jika menentukan peluang ini dengan mendaftar maka membutuhkan waktu yang
lama, yang kadang ada titik sampel yang terlewat. Menggunakan logika pelantunan
koin sebanyak tiga kali kita bisa menentukan banyaknya titik sampel pada kejadian
mendapat tepat dua angka. Perhatikan titik sampel AAG, maka posisi 2 angka dan
1 gambar bisa terjadi pada AGA, dan GAA sehingga ada 3 posisi. Ini dapat dicari
dengan cara ada 3 elemen dengan 2 elemen yang kembar maka banyaknya susunan
3!
yang dapat terjadi 2!1!=3. Jika pelantunan koinnya sebanyak 8 kali, maka salah satu
8!
posisi adalah AAGGGGGG. Posisi 2A dan 6G dapat terjadi sebanyak 2!6! yaitu ada

8 elemen dengan 2 elemen dan 6 elemen yang kembar, jadi posisi 2A dan 6G dapat
11 111111 12 16
terjadi sebanyak 28. Peluang mendapat 2A dan 6G adalah( )(
22 222222
)= 2 2
,

45
jadi peluang mendapat tepat dua angka pada pelantunan koin sebanyak 8 kali adalah
8! 12 16 12 16
, atau dapat ditulis 8C2 2 , ini adalah salah satu contoh menentukan nilai
2!6! 2 2 2

peluang menggunakan fungsi distribusi peluang Binomial. Dalam fungsi distribusi


peluang Binomial, dikenal dengan percobaan Binomial.

Suatu percobaan dikatakan sebagai percobaan binomial jika memenuhi empat


syarat berikut.
1. Terdapat n kali percobaan.
2. Masing-masing percobaan hanya dapat menghasilkan dua kemungkinan, atau
hasil yang diperoleh dapat disederhanakan menjadi dua kemungkinan. Hasil
yang diperoleh tersebut dapat dianggap sebagai hasil yang sukses atau gagal.
3. Hasil dari masing-masing percobaan haruslah saling bebas.
4. Peluang untuk sukses harus sama untuk setiap percobaan.

Pada percobaan pelantunan sebuah koin sebanyak 8 kali pada contoh diatas jelas
merupakan percobaan Binomial, sebab

1. ada 8 percobaan,
2. masing-masing percobaan hanya dapat menghasilkan dua kemungkinan, yaitu
menculnya sisi Angka atau Gambar,
3. hasil dari masing-masing percobaan haruslah saling bebas
1
4. peluang untuk sukses (sisi angka) h sama untuk setiap percobaan yaitu 2.

Definisi
Banyaknya sukses X dalam n usaha suatu percobaan binomial disebut suatu
peubah acak binomial.

Bila suatu usaha binomial dapat menghasilkan sukses dengan peluang p dan
gagal dengan peluang q=1-p, maka fungsi distribusi peluang peubah acak
binomial X, yaitu banyaknya sukses dalam n usaha bebas, ialah

46
𝑛
𝑏(𝑥; 𝑛, 𝑝) = ( ) 𝑝 𝑥 𝑞 𝑛−𝑥 , 𝑥 = 0, 1, 2, . . . , 𝑛.
𝑥

Contoh 16.
Tentukan peluang mendapat mata dadu tepat 3 kali pada pelemparan dadu bermata
enam sebanyak 7 kali.
Jawab.

Pada percobaan pelantunan sebuah dadu sebanyak 7 kali jelas merupakan


percobaan Binomial, sebab

a. ada 7 percobaan,
b. masing-masing percobaan hanya dapat menghasilkan dua kemungkinan,
yaitu menculnya mata dadu dua atau bukan dua,
c. hasil dari masing-masing percobaan saling bebas,
d. peluang untuk sukses (mata dadu dua) sama untuk setiap percobaan yaitu
1
.
6

Sehingga untuk menyelesaikan permasalahan contoh 12 kita bisa menggunakan


1
fungsi distribusi binomial, dengan x=3, n=7, p=6.
3
1 7 1 5 7−3
𝑏 (3; 7, ) = ( )
6 3 6 6
7! 13 54
=3!4! 6 .
6

Fungsi Distribusi Peluang Hipergeometri.


Misalkan ada permasalahan sebagai berikut.

Sebuah kotak berisi 50 kelereng, 10 di antaranya berwarna merah. Apabila


diambil 5 kelereng sekaligus berapa peluang dua diantaranya berwarna merah?

Permasalahan ini dapat diselesaikan dengan peluang yang sudah dipelajari.

n(S)= 𝐶550

47
Misalkan A kejadian terambil 2 kelereng berwarna merah dari pengambilan 4
kelereng. Berarti terambil 2 kelereng merah dan 2 kelereng bukan merah,
sehingga n(A)= 𝐶210 𝐶340

𝑛(𝐴) 𝐶210 𝐶340


P(A)= = = 0,66605.
𝑛(𝑆) 𝐶550

Contoh permasalahan diatas merupakan contoh aplikasi Fungsi Distribusi Peluang


Hipergeometri.

Definisi

Fungsi Distribusi Peluang Hipergeometri dinyatakan dalam bentuk:

𝐶𝑥𝑘 𝐶𝑛−𝑥
𝑁−𝑘
𝑝(𝑥) = 𝑃(𝑋 = 𝑥) = ; 𝑥 = 0, 1, 2, 3, … , 𝑛
𝐶𝑛𝑁

Keterangan:

𝑁 = ukuran populasi

𝑛 = ukuran sampel

𝑘 = banyaknya unsur yang sama populasi

𝑥 = banyaknya peristiwa sukses

Untuk memperjelas pemahaman saudara, saudara dapat melihat PPT berikut


ini. PPT-M4-KB2

48
E. Forum Diskusi
1. Sebuah mata uang logam dan dadu dilantunkan bersama-sama satu kali,
tentukan hasil berikut !
a. n(S) b. P(A, bilangan ganjil) c. P(G, bilangan ganjil)
2. Dalam sebuah kotak terdapat 4 bola hijau, 6 bola merah, dan 2 bola kuning.
Diambil 2 bola secara acak. Tentukan peluangnya jika yang terambil bola
dengan ketentuan berikut !
a. Keduanya merah
b. Hujau dan merah
3. Dua buah dadu dilempar bersama-sama, tentukan peluang munculnya
kejadian berikut !
a. Mata dadu berjumlah genap.
b. Mata dadu berjumlah prima.
c. Mata dadu berjumlah genap atau berjumlah prima.
4. Pelemparan dua buah dadu dilakukan sebanyak 720 kali. Tentukan
frekuensi harapan munculnya mata dadu berjumlah 6 atau prima !
5. Sebuah kantong berisi kelereng dengan dua buah berwarna merah dan tiga
buah berwarna hijau. Dengan cara acak diambil dua kelereng. Tentukan
peluang terambilnya kelereng dengan ketentuan berikut !
a. Merah dan hijau.
b. Merah dan merah.
c. Hijau dan hijau.
6. Berdasarkan pengalamannya, seorang peternak pembibit mencatat bahwa
dari 100 butir telur itik yang ditetaskan 25 butir diantaranya tidak menetas.
Dari telur yang menetas diperoleh itik jantan dan itik betina dengan
perbandingan 2 : 3. Hitunglah kebutuhan minimum telur untuk memenuhi
pesanan 1.500 ekor bibit itik betina !

49
F. Rangkuman
Selamat ya ...... saudara telah berhasil menyelesaikan kegiatan belajar tentang
turunan dan aplikasinya. Hal-hal penting yang telah saudara pelajari dalam
kegiatan belajar ini dapat dibaca pada rangkuman berikut ini.
1. Jika ruang sampel S mempunyai anggota yang berhingga banyaknya dan
setiap titik sampel mempunyai kesempatan untuk muncul yang sama, dan A
suatu kejadian munculnya percobaan tersebut, maka peluang kejadian A
dinyatakan dengan :
n( A)
P(A) =
n( S )
2. Frekuensi harapan suatu kejadian pada suatu percbaan adalah hasil kali
peluang dengan frekuensi percobaan A, dinyatakan dengan rumus :
Fh(A) = P(A) x n
3. Peluang suatu kejadian mempunyai nilai 0  P  1, artinya : jika P = 0
maka kejadian dari suatu peristiwa adalah mustahil atau tidak pernah
terjadi, dan jika P = 1 maka suatu peristiwa pasti terjadi.
4. Jika AC menyatakan komplemen dari kejadian A, maka :
P(AC) = 1 – P(A)
5. Jika ada kejadian A dan B maka :
P (A  B) = P(A) + P(B) – P(A  B)
6. Jika kejadian A dan B saling lepas maka :
P (A  B) = P(A) + P(B)
7. Jika A dan B adalah dua kejadian dalam ruang sampel S dan P(A)  0, maka
peluang bersyarat dari B yang diberikan A didefinisikan sebagai :
P(A  B)
P(BA) = atau P(A  B) = P(A). P(BA)
P(A)
8. Jika A dan B merupakan dua kejadian yang saling bebas maka peluang
kejadian A dan B adalah :
P(A  B) = P(A) x P(B)
9. Prinsip Inklusi dan Esklusi
a. |ABC| = |A| + |B| +|C| − |AB| − |AC| − |BC| + |ABC|.

50
b. |ABCD| = |A| + |B| +|C| + |D| − |AB| − |AC| − |AD|− |BC| −
|BD| − |CD| + |ABC| + |ABD| + |ACD| + |BCD| −
|ABCD|.

G. Tes Formatif
1. Dua buah dadu dilempar bersamaan. Peluang jumlah angka yang muncul 6
atau 8 adalah . . . .
5 14
a. d.
36 36
57 35
b. e.
36 36
10
c. 36

2. Dalam sebuah kotak terdapat 5 bola merah dan 10 bola putih. Jika diambil 2
bola secara bersamaan, peluah memperoleh dua bola berwarna sama adalah .
...
1 10
a. d.
2 21
1 11
b. e.
4 21
2
c. 21

3. Dua buah dadu yang identic (sama persis) dilemparkan bersamaan. Angka
yang muncul adalah a dan b. peluang a dan b terletak pada sisi-sisi yang
bertolak belakang (di dadu yang sama) adalah . . . .
5 14
a. d.
36 36
6 35
b. e.
36 36
10
c. 36

4. Diantara 6 buah kartu bernomor 1 sampai 6, diambil kartu secara acak. Peluang
terambilnya dua kartu yang jumlah nomornya adalah 6 sebesar

51
1 2
a. d.
36 15
1 11
b. e.
4 15
2
c. 21

5. Dalam kantong I terdapat 5 kelereng merah dan 3 kelereng putih, dalam kantong
II terdapat 4 kelereng merah dan 6 kelereng hitam. Dari setiap kantong diambil
satu kelereng secara acak. Peluang terambilnya kelereng putih dari kantong I
dan kelereng hitam dari kantong II adalah ….
39
a. /40
9
b. /13
1
c. /2
9
d. /20
9
e. /40

6. A,B,C, dan D akan berfoto secara berdampingan. Peluang A dan B selalu


berdampingan adalah ….
1
a. /2
1
b. /6
1
c. /3
1
d. /12
2
e. /3

7. Sebuah kotak berisi 5 bola merah, 4 bola biru, dan 3 bola kuning. Dari dalam
kotak diambil 3 bola sekaligus secara acak, peluang terambil 2 bola merah dan
1 bola biru adalah ….
1
a. /10
5
b. /36
1
c. /6
2
d. /11
4
e. /11

52
8. Dalam suatu populasi keluarga dengan tiga orang anak, peluang keluarga
tersebut mempunyai paling sedikit dua anak laki – laki adalah ….
1
a. /2
1
b. /3
3
c. /8
1
d. /8
3
e. /4

9. Sebuah dompet berisi uang logam, 5 keping lima ratusan dan 2 keping ratusan
rupiah. Dompet yang lain berisi uang logam 1 keping lima ratusan dan 3 keping
ratusan rupiah. Jika sebuah uang logam diambil secara acak dari salah satu
dompet, peluang untuk mendapatkan uang logam ratusan rupiah adalah ….
3
a. /56
6
b. /28
8
c. /28
29
d. /56
30
e. /56

10. Suatu kelas terdiri dari 40 siswa. 25 siswa gemar matematika, 21 siswa gemar
IPA, dan 9 siswa gemar matematika dan IPA. Peluang seorang tidak gemar
matematika maupun IPA adalah ….
25
a. /40
12
b. /40
9
c. /40
4
d. /40
3
e. /40

H. Daftar Pustaka
[1] Bain & Engelhardt. 1993. Introduction to Probability And Mathematical
Statistics. Duxbury Press. California.

53
[2] Djauhari, M. A. 1990. Statistika Matematika. Jurusan Matematika FMIPA-ITB.
Bandung.
[3] Ronald E Walpole & Raymond H Myers. 1986. Ilmu Peluang dan Statistika
Untuk Ilmuwan dan Insinyur. ITB. Bandung
[4] Agoestanto, A 2017. Pengantar Probabilitas. FMIPA Unnes. Semarang.

I. Kriteria Penilaian Tes Formatif


Cocokkanlah jawaban Saudara dengan Kunci Jawaban Tes Formatif yang
terdapat di bagian akhir kegiatan belajar ini. Hitunglah jawaban yang benar.
Gunakan rumus berikut untuk mengetahui tingkat penguasaan Saudara terhadap
materi pada kegiatan belajar ini.
banyaknya jawaban benar
Tingkat Penguasaan (TP) = x 100%.
banyaknya soal

Arti tingkat penguasaan:


90% ≤ TP ≤ 100%: sangat baik
80% ≤ TP < 90%: baik
70% ≤ TP < 80%: cukup
TP < 70%: kurang
Apabila tingkat penguasaan Saudara 80% atau lebih, Saudara dapat
melanjutkan ke kegiatan belajar berikutnya. Bagus! Saudara telah berhasil
mempelajari materi pada kegiatan belajar ini.
Apabila tingkat penguasaan saudara kurang dari 80%, Saudara harus
mempelajari kembali materi pada kegiatan belajar ini.

54

Anda mungkin juga menyukai