Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH PROBABILITAS

Diajukan untuk memenuhi tugas pada mata kuliah Biometrik Dasar


Dosen Pengajar : Drs Slamet Abadi, M.Si

Disusun oleh:
Audina Tri Meiliansya (2110631090095)
Bryan Orlando (2110631090100)
Wafiq Anaziah (2110631090114)

Kelompok :
06
KELAS 1A
PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SINGAPERBANGSA KARAWANG
2021
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah menganugerahkan

banyak nikmat sehingga kami dapat menyusun laporan biometric dasar ini dengan baik.

Laporan ini berisi tentang uraian mengenai probabilitas (peluang). Yang bertujuan untuk

memenuhi tugas yang telah diberikan.

Dalam penyusunan laporan ini, kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata

sempurna. Sehingga kami selaku penyusun sangat mengharapkan kritik dan saran yang

membangun dari pembaca sekalian. Akhir kata Semoga makalah ini dapat memberikan

manfaat untuk kelompok kami khususnya, dan masyarakat Indonesia umumnya.

Bekasi, Oktober 2021

Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ...................................................................................................... i
DAFTAR ISI...................................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN................................................................................................. I
A Latar Belakang Masalah.................................................................................................. 1
B Rumusan Masalah……………………………………………………………..………….1
C Tujuan Pembahasan......................................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN................................................................................................... II
A Pengertian Probabilitas ................................................................................................... 3
B Eksperimen / percobaan probabilitas............................................................................... 5
C Ruang Percobaan / sampel............................................................................................... 5
D Peluang Kejadian Bersyarat............................................................................................. 6
E Peluang Bayesian............................................................................................................. 8
F Peluang Independen......................................................................................................... 9
BAB III PENUTUP........................................................................................................... III
A Kesimpulan...................................................................................................................... 10
B Saran................................................................................................................................ 10

DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Dalam hidup kita sering mengalamai hal-hal yang mungkin pernah kita alami. Dari
kejadian yang pernah kita alami tersebut kadang kita bisa memberikan pandangan
kepada orang lain yang sedang mengalami kejadian seperti kita dulu. Bagi mereka yang
lebih kreatif kejadian yang pernah dialaminya dimasa lalu atau bahkan kejadian yang
dialami orang lain dijadikan ramalan untuk masa depan seseorang yang dipandangnya
menyerupai seseorang tadi. Kadang kita dalam hidup ini perlu yakin adanya
kemungkinan-kemungkinan yang akan terjadi dikemudian hari ketika kita melakukan
suatu kegiatan. Hal ini diperlukan untuk menjadikan perhatian dan pertimbangan dalam
kita melangkah yang kita ambil dari kejadian-kejadian sebelumnya.
Sebagai gambaran yang realistis adalah ketika ada teman kita yang terjatuh ketika
melewati jembatan A, maka kita sebagai orang yang ingin melewati jembatan A mesti
perlu dipertimbangkan tentang kejadian sebelumnya. Bisa jadi kita akan mengalami
seperti orang-orang sebelumnya ketika melewati jambatan tersebut.
Probabilitas (lebih dikenal dengan peluang) pertama kali dikenalkan oleh Blaise
Pascal dan Pierre de Fermat pada abad ke-17 melalui permainan dadu. Dari permainan
dadu inilah akhirnya berkembang permainan permainan yang lain seperti pelemparan
koin, permainan kartu bridge (remi) dan permainan lainnya. Oleh karena itu, konsep
peluang lahir melalui suatu permainan. Dalam perkembangannya, perhitungan peluang
mendapatkan perhatian yang serius dari para ilmuwan karena mempunyai peran yang
sangat penting dalam perkembangan ilmu pengetahuan lainnya, seperti Ilmu fisika
modern, Statistika, dan lain-lain.
Probabilitas atau peluang adalah cara untuk mengungkapkan.pengetahuan atau
kepercayaan bahwa suatu kejadian akan berlaku atau telah terjadi. Konsep ini telah
dirumuskan dengan lebih ketat dalam matematika, dan kemudian digunakan secara lebih
luas tidak hanya dalam matematika atau statistika, tetapi juga keuangan, sains dan
filsafat. Probabilitas sangat berguna untuk pengambilan keputusan yang tepat, karena
kehidupan di dunia tidak ada kepastian, sehingga diperlukan untuk mengetahui berapa
besar probabilitas suatu peristiwa akan terjadi. Probabilitas dinyatakan dalam angka
pecahan antara 0 sampai 1 atau dalam persentase dalam kehudupan sehari-hari.

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang tersebut, masalah yang akan diidentifikasi dalam

penyusunan tugas ini adalah sebagai berikut:

1. Bagaimana konsep probabilitas (peluang)

2. Apa itu eksperimen/percobaan?

3. Apa itu ruang sampel/contoh?


4. Apa yang dimaksud peluang independen?

5. Apa yang dimaksud peluang bersyarat?

6. Apa yang dimaksud peluang Bayesian?

1.3 Tujuan Pembahasan


Setelah mengetahui latar belakang dan rumusan masalah diatas, adapun tujuan dalam

penyusunan tugas ini adalah sebagai berikut:

1. Menjelaskan konsep probabilitas (peluang)


2. Menjelaskan eksperimen/percobaan
3. Menjelaskan ruang sampel/contoh
4. Menjelaskan peluang independen
5. Menjelaskan peluang bersyarat
6. Menjelaskan peluang Bayesian
BAB II
PEMBAHASAN

 2.1 Pengertian Probabilitas

Probabilitas didefinisikan sebagai peluang atau kemungkinan suatu kejadian, suatu


ukuran tentang kemungkinan atau drajat ketidak pastian suatu peristiwa (event) yang akan
terjadi dimasa mendatang. Rentangan probabilitas antara 0 sampai dengan 1. Jika kita
mengatakan probabilitas sebuah peristiwa adalah 0, maka peristiwa tersebut tidak akan
terjadi. Dan jika kita mengatakan bahwa probabilitas sebuah peristiwa adalah 1 maka
peristiwa tersebut pasti terjadi. Serta jumlah antara peluang suatu kejadian yang mungkin
terjadi dan peluang suatu kejadian yang mungkin tidak terjadi adalah 1, jika kejadian tersebut
hanya memiliki dua kemungkinan kejadian yang mungkin terjadi.
Probabilitas adalah kemungkinan yang dapat terjadi dalam suatu peristiwa. Dalam
kehudupan sehari-hari sulit untuk mengetahui pasti apa yang akan terjadi pada waktu yang
akan datang, baik dalam jangka pendek maupun jangka panjang. Contoh sederhana adalah
jika sebuah koin dilempar, maka akan sulit memastikan bahwa muka gambar atau muka
angka yang berada diposisi atas. Jika terkait dengan suatu ujian, juga akan sulit untuk
memastikan apakah luluh atau gagal. Semua peristiwa tersebut berada dalam ketidakpastian
atau Uncertainty, dengan demikian, probabilitas atau peluang merupakan “drajat kepastian”
untuk terjadinya suatu peristiwa yang diukur dengan angka pecahan antara 0 sampai dengan
1, dimana peristiwa tersebut terjadi secara acak atau random. Dengan konsep probabilitas
tersebut maka akan dapat diusahakan untuk menarik kesimpulan tentang karakteristik dan
pupulasi dengan data sempel. Proses penarikan kesimpulan populasi atas dasar data sempel
sering disebunt dengan “induktif”
Secara umum probabilitas merupakan peluang bahwa sesuatu akan terjadi. Dalam
probabilitas ada tiga hal yang perlu diketahui
1. Eksperimen
2. Hasil (outcome)
3. Kejadian atau peristiwa (event)
Jenis-Jenis Pendekatan Probabilitas
1. Pendekatan klasik, probabilitas diartikan sebagai hasil bagi dari banyaknya peristiwa
yang dimaksud dengan seluruh peristiwa yang mungkin. Menurut pendekatan klasik
probabilitas dirumuskan dengan
x
P ( A )=
n
Keterangan:
P (A) = probabilitas terjadinya kegiatan A
x = peristiwa yang dimaksud
n = banyaknya peristiwa yang mungkin terjadi
Contoh :
Dua buah dadu dilemparkan keatas secara bersamaan. Tentuka probabilitas
munculnya angka derjumlah 5
Jawab:
Hasil yang dimaksud (x) = 4, yaitu (1,4), (4,1), (2,3), (3,2) hasil yang mungkin terjadi
(n) = 36, yaitu (1,1), (1,2), ...., (6,5), (6,6)
4
P ( x=4 )=
36
P ( x=4 )=0,1
2. Pendekan frekuensi relatif sering diartikan proporsi waktu terjadinya suatu peristiwa
dalam jangka panjang dalan jangka stabil atau frekuensi relatif dari seluruh peristiwa
dalam sejumlah besar percobaan. Probabilitas berdasarkan frekuensi relatif sering
disebut sebagai probabilitas empiris. Nilai probabilitas ditentukan melalui percobaan,
sehingga nilai probabilitas itu merupakan limit dari frekuensi relatif peristiwa
tersebut.
fi
P ( Xi )=lim
n→ n

Keterangan :
P (xi) = probabilitas peristiwa i
Fi = frekuensi peristiwa
n = banyaknya peristiwa yang bersangkutan
3. Pendekatan subjektif probabilitas diartikan sebagai tingkat kepercayaan individu atau
kelompok yang didasarkan pada fakta- fakta atau peristiwa masa lalu yang ada atau
berupa terkaan saja.

Contoh :
Manfaat teori peluang dalam perkara yang cukup sederhana, misalnya peluang
seorang pelamar kerja lolos dari 100 calon lain dengan asumsi semuanya dapat
menggerakan soal ujian dengan cukup baik rata-rata dan hanya sekali tes, maka
peluangnya adalah 1/100 = 0.01, cukup kecil untuk lolos ujian karena yang diambil
dari 100 orang calon tersebut hanya satu orang. Berbeda kasusnya jika seseorang
tersebut merasa tidak cukup baik dapat mengerjakan soal ujian, feeling bisa
mengerjakan semua soal hanya 60% atau 0.6. maka peluang lulus ujian kerja
berarti 0.6 x 0.01 = 0.006. berarti bertambah kecil untuk lolos, itu dengan catatan
sesuai dengan jangkauan manusia, oleh karena itu perlu ditambah dengan doa dan
usaha.

2.2 Eksperimen/ Percobaan Probabilitas


Dalam teori probabilitas, eksperimen atau uji coba adalah prosedur apa pun yang
dapat diulangi tanpa batas dan memiliki serangkaian kemungkinan hasil yang
terdefinisi dengan baik, yang dikenal sebagai ruang sampel. Eksperimen/percobaan
probabilitas juga bisa diartikan sebagai pengamatan terhadap beberapa aktivitas atau
proses pelaksannaan observasi yang memungkinkan timbulnya paling sedikit dua
peristiwa tanpa memperhatikan mana yang terjadi.
Contoh :
Dari pelemparan sebuah koin, Hasil (outcome) dari pelemparan sebuah koin
tersebut adalah “muka gambar” atau “muka angka”. Kumpulan dari beberapa hasil
tersebut dikenal sebagai kejadian (event). Probabilitas biasanya dinyatakan dengan
bilangan desimal (seperti 0,50 ;0,25 atau 0,70) atau bilangan pecahan.
Nilai probabilitas berkisan antara 0 dan 1. Semakin dekat nilai probabilitas kenilai
0, semakin kecil nilai suatu kejadian akan terjadi, sebaliknya semakin dekat nilai
probabilitas ke nilai 1 semakin besar peluang suatu kejadian akan terjadi.

2.3 Ruang Percobaan / Sempel


Ruang sampel merupakan himpunan dari semua hasil yang mungkin muncul pada
suatu percobaan. Ruang sampel dilambangkan dengan S. misalkan, pada pelemparan
sekeping uang logam memperoleh ruang sampel yaitu {A,G} dengan A sebagai sisi
angka dan G sebagai sisi gambar.
Contoh :
Dua keeping uang logam dilempar bersamaan. Tentukan ruang sampel percobaan
tersebut!
Jawab :
Untuk menentukan ruang sampel dapat digunakan table seperti dibawah ini.
A G
Koin I
Koin II
A AA AG
G GA GG
Ruang sampel (S) = {AA,AG,GA,GG}

2.4 Peluang Kejadian Bersyarat


Peluang kejadian bersyarat merupakan bagian dari peluang kejadian mejemuk. Dua
kejadian disebut kejadian bersyarat atau kejadian yang saling bergantung apabila
terjadi atau tidak terjadinya kejadian A akan mempengaruhi terjadi atau tidak
terjadinya kejadian B.

A. Peluang kejadian B dengan syarat  A terjadi

P ( BA )=¿
P ( A ∩B)
P( A)

dimana  P ( BA ) adalah peluang kejadian bersyarat B dengan syarat  A terjadi, P( A ∩ B) 


adalah peluang kejadian  A irisan B dan P( A) adalah peluang kejadian  A
Contoh

Berikut ini adalah tabel status alumni sebuah perguruan tinggi yang lulus tahun
2017 menurut status bekerja dan jenis kelamin.

Bekerja Belum Jumlah


Bekerja
Laki-laki 800 100 900
Perempua 400 700 1100
n
Jumlah 1200 800 2000

Jika seorang alumni dipilih secara acak, berapakah peluang terpilih:

a. alumni laki-laki?
b. alumni yang bekerja?
c. alumni laki-laki dan bekerja?
d. alumni yang bekerja dengan syarat dia adalah-laki-laki?
e. alumni yang bekerja dengan syarat dia adalah perempuan?
f. alumni perempuan dengan syarat dia belum bekerja?

Jawab:

Sebelum menjawab pertanyaan tersebut, buatlah tabel dalam bentuk peluang.

B1 B2 B
A1 0,4 0,05 0,45
A2 0,2 0,35 0,55
A 0,6 0,4 1

a. peluang terpilih alumni laki-laki

P ( A 1 )=0,45

b. peluang terpilih alumni yang bekerja

P ( B 1 )=0,6

c. peluang terpilih alumni laki-laki dan bekerja

P ( A 1 ∩ B1 ) =0,4

d. peluang terpilih alumni yang bekerja dengan syarat dia adalah-laki-laki

B1 P ( A1 ∩B 1) 0,4
P ( )
A1
=
P ( A1 )
=
0,45
=0,889

e. peluang terpilih alumni yang bekerja dengan syarat dia adalah perempuan

B1 P ( A2 ∩B 1) 0,2
P ( )
A2
=
P ( A2 )
=
0,55
=0,364

f. peluang terpilih alumni perempuan dengan syarat dia belum bekerja


A2 P ( A2 ∩B 2) 0,35
P ( )
B2
=
P(B 2)
=
0,4
=0,875

B. Peluang terjadinya A bila kejadian B sudah diketahui terjadi


P( A ∩B)
P ( A|B )= , P( B)>0
P( B)

Contoh Soal
Bila ruang sampel S terdiri dari lulusan Sarjana Matematika di Propinsi Jawa Timur.
Suatu pengkategorian disusun berdasarkan gender dan melanjutkan ke Pasca Sarjana
atau tidak.
Melanjutkan ke Pasca Tidak melanjutkan ke
Sarjana Pasca Sarjana
Laki – laki 450 50
Perempuan 150 250

Misalkan diberikan notasi kejadian sebagai berikut


L : kejadian yang terpilih laki - laki
K: kejadian yang terpilih adalah orang yang melanjutkan ke Pasca Sarjana
Misalkan akan diambil sacara acak individu dari populasi di atas, sehingga apabila
akan dihitung peluang suatu kejadian yang terpilih adalah laki-laki dengan syarat
bahwa yang terpilih adalah yang melanjutkan ke Pasca Sarjana maka akan didapat :

P ( KL )= 600
450 3
=
4

Dengan memakai definisi peluang persyarat:

P ( KL )= n (nK( K∩)L ) = n(Kn( K∩)/L)/n


n(S)
(S) P ( K ∩ L )
=
P(K)
,

Nilai dari P( L ∩ K ) dan P( K ) dihitung dari ruang sampel S.


600 2 450 1
P ( K )= = dan P ( K ∩ L ) = =
900 3 900 2
1/2 3
Dengan demikian P ( L| K )= = , sama dengan nilai yang telah diperoleh
2/3 4
sebelumnya.

2.5 Peluang Bayesian


Teorema Bayes, diambil dari nama Rev. Thomas Bayes, menggambarkan hubungan
antara peluang bersyarat dari dua kejadian A dan B sebagai berikut:

P ( B| A ) P( A)
P (A|B) =
P( B)

Atau

P (B ∣ A) P( A)
P(A∣B) =
P (B ∣ A) P( A)+ P(B∣ ¯ ¯ ¯ A)P (¯ ¯ ¯ A)

Contoh aplikasi dari Teorema Bayes


Di sebuah negara, diketahui bahwa 2% dari penduduknya menderita sebuah penyakit
langka. 97% dari hasil tes klinik adalah positif bahwa seseorang menderita penyakit
itu. Ketika seseorang yang tidak menderita penyakit itu dites dengan tes yang sama,
9% dari hasil tes memberikan hasil positif yang salah.

Jika sembarang orang dari negara itu mengambil tes dan mendapat hasil positif,
berapakah peluang bahwa dia benar-benar menderita penyakit langka itu?

Secara sepintas, nampaknya bahwa ada peluang yang besar bahwa orang itu memang
benar-benar menderita penyakit langka itu. Karena kita tahu bahwa hasil tes klinik
yang cukup akurat (97%) untuk kasus positif. Tetapi apakah benar demikian? Marilah
kita lihat perhitungan matematikanya.

Marilah kita lambangkan informasi di atas sebagai berikut:

 BB = Kejadian tes memberikan hasil positif


 ¯¯¯BB‾ = Kejadian tes memberikan hasil negatif.
 AA = Kejadian seseorang menderita penyakit langka itu.
 ¯¯¯AA‾ = Kejadian seseorang tidak menderita penyakit langka itu.

Kita ketahui juga peluang dari kejadian-kejadian berikut:

 P(A)=2%P(A)=2%
 P(¯¯¯A)=98%P(A‾)=98%
 P(B∣A)=97%P(B∣A)=97%
 P(B∣¯¯¯A)=9%P(B∣A‾)=9%

Misalnya seseorang menjalani tes klinik tersebut dan mendapatkan hasil positif,
berapakah peluang bahwa ia benar-benar menderita penyakit langka tersebut?
Dengan kata lain, kita mencoba untuk mencari peluang dari AA,
dimana BB atau P(A∣B)P(A∣B).

Dari tabel di atas, dapat kita lihat bahwa P(A∣B)P(A∣B) adalah peluang dari positif
yang benar dibagi dengan peluang test positif (benar maupun salah), yaitu

1,94%1,94%+8,82%=18,03%

Kita bisa juga mendapatkan hasil yang sama dengan menggunakan rumus teorema
Bayes di atas:

P (B ∣ A) P( A)
P(A∣B) =
P (B ∣ A) P( A)+ P(B∣ ¯ ¯ ¯ A)P (¯ ¯ ¯ A)

97 % ×2 %
=
( 97 % × 2% ) +(9 % ×98 %)

1,94 %
=
1,94 %+ 8,82%
1,94 %
=
10,76 %

= 18,03%

Hasil perhitungan ini sangat berbeda dengan intuisi kita di atas. Peluang bahwa orang
yang mendapat hasil tes positif itu benar-benar menderita penyakit langka tidak
sebesar yang kita bayangkan. Cuma ada sekitar 18% kemungkinan bahwa dia benar-
benar menderita penyakit itu.

Mengapakah demikian?

Ketika mengira-ngira peluangnya, seringkali kita lupa bahwa dari seluruh populasi
negara itu, hanya 2% yang benar-benar menderita penyakit langka itu. Jadi, walaupun
hasil tes adalah positif, peluang bahwa seseorang menderita penyakit langka itu
tidaklah sebesar yang kita bayangkan.

Kita bisa juga meninjau situasi di atas sebagai berikut. Misalnya populasi negara
tersebut adalah 1000 orang. Hanya 20 orang yang menderita penyakit langka itu (2%).
19 orang dari antaranya akan mendapat hasil tes yang positif (97% hasil positif yang
benar). Dari 980 orang yang tidak menderita penyakit itu, sekitar 88 orang juga akan
mendapat hasil tes positif (9% hasil positif yang salah).

Jadi, 1000 orang di negara itu dapat kita kelompokkan sebagai berikut:

 19 orang mendapat hasil tes positif yang benar


 1 orang mendapat hasil tes negatif yang salah
 88 orang mendapat hasil tes positif yang salah
 892 orang mendapat hasil tes negatif yang benar

Bisa kita lihat dari informasi di atas, bahwa ada (88 + 19) = 107 orang yang akan
mendapatkan hasil tes positif (tidak perduli bahwa dia benar-benar menderita penyakit
langka itu atau tidak). Dari 107 orang ini, berapakah yang benar-benar menderita
penyakit? Hanya 19 orang dari 107, atau sekitar 18%.

2.6 PELUANG INDEPENDEN (SALING BEBAS)


Dua kejadian dikatakan saling bebas (independen) jika terjadinya kejadian yang satu
tidak mempengaruhi kemungkinan terjadinya kejadian yang lain.

Contoh:

 Ketika melempar koin dua kali, hasil dari lemparan pertama tidak mempengaruhi
hasil dari lemparan kedua.
 Ketika mengambil dua kartu dari satu set kartu permainan (52 kartu), kejadian
'mendapatkan raja (K)' pada kartu pertama dan kejadian 'mendapatkan kartu hitam'
pada kartu kedua adalah tidak saling bebas. Peluang pada kartu kedua berubah setelah
kartu yang pertama diambil. Kedua kejadian di atas akan menjadi saling bebas jika
setelah mengambil kartu yang pertama, kartu tersebut dikembalikan ke set semula
(sehingga set kartu itu lengkap kembali, 52 kartu).

Untuk dua kejadian saling bebas, A dan B, peluang untuk keduanya terjadi, P(A∩B)


adalah hasil perkalian antara peluang dari masing-masing kejadian. ∩ adalah simbol
matematika untuk "dan" atau "irisan".

P(A∩B)=P(A)×P(B)

Misalnya, ketika melempar koin dua kali, peluang mendapat 'kepala' (K) pada
lemparan pertama lalu mendapat 'ekor' (E) pada lemparan kedua adalah

P(K∩E)= P(K)×P(E)
= 0.5×0.5 = 0.25
BAB III
A.Kesimpulan
Probabilitas didefinisikan sebagai peluang atau kemungkinan suatu kejadian, suatu
ukuran tentang kemungkinan atau drajat ketidak pastian suatu peristiwa (event) yang
akan terjadi dimasa mendatang. Sedangkan pengertian Eksperimen/percobaan
probabilitas juga bisa diartikan sebagai pengamatan terhadap beberapa aktivitas atau
proses pelaksannaan observasi yang memungkinkan timbulnya paling sedikit dua
peristiwa tanpa memperhatikan mana yang terjadi. Dan ruang sampel merupakan
himpunan dari semua hasil yang mungkin muncul pada suatu percobaan. Peluang
kejadian bersyarat merupakan bagian dari peluang kejadian mejemuk, peluang
bersayarat juga memiliki dua kemungkinan yang menggunakan dua rumus yang
berbeda. Yang pertama adalah kemungkinan kejadian B dengan syarat A terjadi, yang
kedua adalah peluang kejadian A dengan kejadian B sudah diketahui. Peluang
Bayesian berasal dari ilmuan yang bernama Teorema Bayes, diambil dari nama Rev.
Thomas Bayes, menggambarkan hubungan antara peluang bersyarat dari dua
kejadian A dan B. Peluang kejadian independen (saling bebas) adalah dua kejadian
dikatakan saling bebas (independen) jika terjadinya kejadian yang satu tidak
mempengaruhi kemungkinan terjadinya kejadian yang lain.
B. Saran

Demikianlah Makalah BIOMETRIK ini kami buat, Makalah ini tentunya masih

banyak kekurangan yang harus dilengkapi,untuk mencapai kesempurnaan. Kami hanyalah

manusia biasa yang penuh dengan kekurangan, untuk itu penulis mohon dengan segala

kerendahan hati, untuk memberikan Saran dan Kritiknya yang bersifat membangun,

dengan harapan agar makalah ini bisa lebih sempurna.


DAFTAR PUSTAKA
http://adjifern.lecture.ub.ac.id/files/2016/09/Modul-03-Peluang-Bersyarat.pdf
https://www.indomaths.com/id.peluang5.php
https://www.rumusstatistik.com/2012/07/rumus-peluang-kejadian-bersyarat.html
https//:www.indomaths.com/id.peluang3.php
https://emanmendrofa.blogspot.com/2019/06/konsep-dasar-probabilitas.html?
m=1#:~:text=Probabilitas%20adalah%20suatu%20indeks%20atau,yang%20bersifat%20random
%20%5Bacak%5D.&text=jika%20P%20%3D%201%2C%20disebut%20probabilitas,atau
%20peristiwa%20tersebut%20pasti%20terjadi
https://muhammadyaniishak.blogspot.com/2014/08/makalah-probabilitas.html?m=1
https://id.scribd.com/doc/254848418/MAKALAH-TEORI-Konsep-Probabilitas

Anda mungkin juga menyukai