Anda di halaman 1dari 3

Cara jitu Mengendalikan Marah pada si kecil

Elly Risman, Psikolog

jika orang tua terlanjur marah baik membentak maupun melakukan dalam bentuk fisik seperti
mencubit atau memukul, seharusnya orang tua meminta maaf. Jika bersikap keras, justru
akan menjauhkan anak tersebut dari kita sebagai orang tua. Berikut control emsoi bagi orang
tua :
1. Tentukan situasi saat anda harus marah

Bukan berarti orang tua tidak boleh marah sama sekali kepada anak. Orang tua harus dapat
menentukan batasan kapan harus marah. Misal, saat anak usia 10 tahun tidak sholat, atau
ketentuan lainnya yang menjadi batasan orang tua harus marah. Ketentuan kapan harus marah
sebaiknya dilakukan dengan konsisten dan kompak antara ayah dan ibu.

2. Jika ingin marah segera tenangkan diri


Anda dapat menenangkan diri dengan cara ambil nafas lalu tahan beberapa detik dan
hembuskan. Selain itu, anda dapat menjauhkan diri sementara dengan si kecil. Misalnya
mengurung diri di kamar hingga emosi mereda.

3. Sebisa mungkin hindari memukul


Jika sudah memukul tandanya anda sedang dipuncak emosi, sehingga kemarahan tak kunjung
usai. Hal ini justru membuat emosi anda meledak dan akhirnya menyesal karena telah
memarahi buah hati anda.

4. Kendalikan nada bicara


Marahlah dengan nada rendah, meski begitu anda dapat memberitahu si kecil bahwa anda
sedang marah. Misal dengan kata, Ibu sedang marah karena kakak tidak mendengar kata ibu,
tentunya disampaikan dengan nada yang rendah. Jika marah dengan cara membentak justru
dapat menambah rasa ingin marah dengan si kecil.

5.Hindari berkata kasar

Semarah apapun orang tua kepada anak, jangan sampai mengucap kata kasar seperti bodoh,
nakal, jorok, tidak nurut. Karena ucapan adalah doa, terutama ucapan orang tua. Jadi semarah
apapun orang tua, hendaknya kata-kata yang positif yang keluar misal beristighfar bagi orang
Islam.

6. Hindari mengancam dengan hal yang mustahil


Hindari mengancam anak dengan hal yang mustahil, misalkan jika tidak menurut akan
diancam ditinggalkan di rumah nenek padahal orang tua sendiri tidak tega meninggalkanya di
rumah neneknya. Karena, jika ancaman tidak dilakukan justru akan membuat si kecil
beranggapan setiap orang tua memberi ancaman maka hal tersebut tidak akan terjadi dan
membuat si kecil justru tidak.
Kendalikanlah Amarahmu Terhadap Anak Bunda
Sumber: popmama

Menghadapi anak yang bertumbuh semakin besar, tentu makin ada-ada saja ya, Ma,
perilakunya. Sebagian dari perubahan perilaku ini seringkali juga membuat bunda
emosi.Terlebih jika kata-kata rasanya sudah tidak mempan dan kesalahan yang sama terus
dilakukan oleh anak. Saat Mama juga sedang lelah, emosi pun seperti tak bisa lagi ditahan.
Akibatnya, Mama jadi hilang kendali dan marah besar. Namun sesudahnya, tersirat rasa
menyesal dan hubungan dengan anak kadang-kadang juga ikut terpengaruh.

Simak cara-cara mengendalikan marah terhadap anak berikut ini supaya bisa lebih tahan
terhadap emosi yang datang:
1. Perhatikan nada bicara dan pemilihan kata
Penelitian menunjukkan bahwa semakin tenang berbicara, maka semakin tenang juga
perasaan kita. Selain itu, semakin tenang juga orang yang kitta ajak bicara untuk
menanggapinya.

Begitu juga sebaliknya, apabila bunda meninggikan nada bicara dan mengeluarkan kata-kata
kasar, situasi pun akan menjadi lebih tegang. Hal ini berlaku pula saat bunda bicara dengan
anak. Apabila a tetap tenang dan mampu mengendalikan marah, anak pun akan bisa lebih
tenang dan terkendali, dibandingkan jika berteriak-teriak.

Ingat ya, bunda memiliki kekuatan untuk menenangkan atau membuat marah diri sendiri,
terutama mengontrol nada suara dan memilih kata-kata.

2. Tarik napas dalam


Cara ampuh lainnya untuk mengendalikan amarah adalah dengan menarik napas dalam,
terutama saat emosi sudah mulai semakin tinggi. Luangkan waktu sejenak untuk memikirkan
semuanya.

Di momen ini, bunda juga memanfaatkan waktu untuk memikirkan secara detail apa yang
ingin dikatakan atau dilakukan.Tarik napas dalam, kemudian tahan selama 5 detik baru
kemudian hembuskan. Lakukan sampai benar-benar merasa tenang dan tak lagi diselimuti
emosi.

3. Buat slogan antimarah di pikiran Mama


Apa kalimat yang paling bisa mengetuk hati bunda agar tak meluapkan emosi secara
menggebu-gebu? Simpan slogan tersebut dalam pikiran dan ingatlah saat rasa marah mulai
datang.

Misalnya ‘marah tak membuat anak menjadi mengerti’ atau ‘tetap tenang dan kendalikan
situasi. Apapun kata-kata apa yang di pahami, simpan selalu menjadi prioritas.

4. Pikirkan tentang efek marah pada anak


Marah dan berteriak sesaat sampai si Kecil terdiam mungkin rasanya melegakan.Tapi ingat,
ini hanya berefek sesaat. Bisa jadi ada rasa sedih atau kecewa yang tersimpan dalam diri
anak,
Apabila anak terus mengingatnya, bukan tidak mungkin ini menjadi trauma dan mengubah
hubungan bunda dengannya di kemudian hari. Anak juga bisa jadi tertutup dan tidak percaya
diri apabila terus mendapatkan perlakuan kasar dan dimarahi terus-menerus. Jadi, coba tahan
dulu amarah Mama dan ingat kembali tentang efek emosi berlebihan pada anak.

5. Menjauh sesaat
Saat amarah benar-benar sulit dikendalikan sementara anak terus melawan, cobalah untuk
menjauh sesaat. Salah satunya bunda bisa ke kamar mandi dan mencuci muka sejenak, baru
kemudian menghadapi anak lagi.Ini adalah cara yang bisa bunda lakukan untuk tetap
mengendalikan amarah dan tetap tenang. Ya, menenangkan diri sejenak penting dilakukan
supaya emosi bunda tidak semakin meluap-luap menghadapi anak.

6. Pelajari lagi penyebab anak melakukan kesalahan


Anak terus-menerus mengganggu adiknya, bahkan sampai menangis? Sebelum memarahi dan
menuduh anak yang tidak-tidak, coba pikirkan dulu apa sebenarnya yang menjadi pemicu hal
itu terjadi.

Mungkin saja anak hanya ingin mencari perhatian atau tidak lagi merasa disayang sejak
kehadiran adik dalam hidupnya. Setidaknya luangkan waktu selama 10 menit untuk mencari
tahu penyebab anak melakukan kesalahan tersebut. Dengan begitu, bunda bisa menempatkan
diri di posisi anak dan tidak menuduh macam-macam. Ingat, kata-kata tuduhan juga bisa
membuat anak merasa sakit hati lho, Ma.

7. Hindari hukuman fisikGuevara


Apapun kesalahan yang dilakukan anak dan seberapa besar pun rasa marah, hindari
melakukan hukuman fisik pada anak. Termasuk di antaranya memukul, mencubit atau
bahkan melempar benda.

Journal of Psychopathology menyebutkan bahwa memukul dan semua hukuman fisik lainnya
memiliki dampak negatif pada perkembangan anak. Dampak ini bahkan bisa berlangsung
terus-menerus sepanjang hidupnya. Oleh sebab itu, American Academy of Pediatrics sangat
menganjurkan bunda untuk tidak melakukannya.

Nah, semoga cara-cara ini bisa membuat bunda lebih tenang menghadapi anak dan bisa
mengendalikan emosi lebih baik, ya.

4 Pesan Penting buat Orang Tua Milenial

Ratih Ibrahim, Psikolog

Kita adalah contoh hidup untuk anak-anak kita. Anak boleh menjadi apa saja, tapi 100
persen harus serius. Penting untuk diketahui orang tua milenial zaman now yaitu
Membesarkan anak tidak ada yang mudah, Pengasuhan anak terdiri dari percobaan dan
kesalahan yang konstan. Jadi, semuanya tidak selalu tentang hasil, tapi juga dilihat dari
prosesnya, Cinta menjadi kunci keberhasilan dari pola asuh dan Menjadi orang tua adalah
perjalanan menuju berkah yang paling berharga.

Anda mungkin juga menyukai