jika orang tua terlanjur marah baik membentak maupun melakukan dalam bentuk fisik seperti
mencubit atau memukul, seharusnya orang tua meminta maaf. Jika bersikap keras, justru
akan menjauhkan anak tersebut dari kita sebagai orang tua. Berikut control emsoi bagi orang
tua :
1. Tentukan situasi saat anda harus marah
Bukan berarti orang tua tidak boleh marah sama sekali kepada anak. Orang tua harus dapat
menentukan batasan kapan harus marah. Misal, saat anak usia 10 tahun tidak sholat, atau
ketentuan lainnya yang menjadi batasan orang tua harus marah. Ketentuan kapan harus marah
sebaiknya dilakukan dengan konsisten dan kompak antara ayah dan ibu.
Semarah apapun orang tua kepada anak, jangan sampai mengucap kata kasar seperti bodoh,
nakal, jorok, tidak nurut. Karena ucapan adalah doa, terutama ucapan orang tua. Jadi semarah
apapun orang tua, hendaknya kata-kata yang positif yang keluar misal beristighfar bagi orang
Islam.
Menghadapi anak yang bertumbuh semakin besar, tentu makin ada-ada saja ya, Ma,
perilakunya. Sebagian dari perubahan perilaku ini seringkali juga membuat bunda
emosi.Terlebih jika kata-kata rasanya sudah tidak mempan dan kesalahan yang sama terus
dilakukan oleh anak. Saat Mama juga sedang lelah, emosi pun seperti tak bisa lagi ditahan.
Akibatnya, Mama jadi hilang kendali dan marah besar. Namun sesudahnya, tersirat rasa
menyesal dan hubungan dengan anak kadang-kadang juga ikut terpengaruh.
Simak cara-cara mengendalikan marah terhadap anak berikut ini supaya bisa lebih tahan
terhadap emosi yang datang:
1. Perhatikan nada bicara dan pemilihan kata
Penelitian menunjukkan bahwa semakin tenang berbicara, maka semakin tenang juga
perasaan kita. Selain itu, semakin tenang juga orang yang kitta ajak bicara untuk
menanggapinya.
Begitu juga sebaliknya, apabila bunda meninggikan nada bicara dan mengeluarkan kata-kata
kasar, situasi pun akan menjadi lebih tegang. Hal ini berlaku pula saat bunda bicara dengan
anak. Apabila a tetap tenang dan mampu mengendalikan marah, anak pun akan bisa lebih
tenang dan terkendali, dibandingkan jika berteriak-teriak.
Ingat ya, bunda memiliki kekuatan untuk menenangkan atau membuat marah diri sendiri,
terutama mengontrol nada suara dan memilih kata-kata.
Di momen ini, bunda juga memanfaatkan waktu untuk memikirkan secara detail apa yang
ingin dikatakan atau dilakukan.Tarik napas dalam, kemudian tahan selama 5 detik baru
kemudian hembuskan. Lakukan sampai benar-benar merasa tenang dan tak lagi diselimuti
emosi.
Misalnya ‘marah tak membuat anak menjadi mengerti’ atau ‘tetap tenang dan kendalikan
situasi. Apapun kata-kata apa yang di pahami, simpan selalu menjadi prioritas.
5. Menjauh sesaat
Saat amarah benar-benar sulit dikendalikan sementara anak terus melawan, cobalah untuk
menjauh sesaat. Salah satunya bunda bisa ke kamar mandi dan mencuci muka sejenak, baru
kemudian menghadapi anak lagi.Ini adalah cara yang bisa bunda lakukan untuk tetap
mengendalikan amarah dan tetap tenang. Ya, menenangkan diri sejenak penting dilakukan
supaya emosi bunda tidak semakin meluap-luap menghadapi anak.
Mungkin saja anak hanya ingin mencari perhatian atau tidak lagi merasa disayang sejak
kehadiran adik dalam hidupnya. Setidaknya luangkan waktu selama 10 menit untuk mencari
tahu penyebab anak melakukan kesalahan tersebut. Dengan begitu, bunda bisa menempatkan
diri di posisi anak dan tidak menuduh macam-macam. Ingat, kata-kata tuduhan juga bisa
membuat anak merasa sakit hati lho, Ma.
Journal of Psychopathology menyebutkan bahwa memukul dan semua hukuman fisik lainnya
memiliki dampak negatif pada perkembangan anak. Dampak ini bahkan bisa berlangsung
terus-menerus sepanjang hidupnya. Oleh sebab itu, American Academy of Pediatrics sangat
menganjurkan bunda untuk tidak melakukannya.
Nah, semoga cara-cara ini bisa membuat bunda lebih tenang menghadapi anak dan bisa
mengendalikan emosi lebih baik, ya.
Kita adalah contoh hidup untuk anak-anak kita. Anak boleh menjadi apa saja, tapi 100
persen harus serius. Penting untuk diketahui orang tua milenial zaman now yaitu
Membesarkan anak tidak ada yang mudah, Pengasuhan anak terdiri dari percobaan dan
kesalahan yang konstan. Jadi, semuanya tidak selalu tentang hasil, tapi juga dilihat dari
prosesnya, Cinta menjadi kunci keberhasilan dari pola asuh dan Menjadi orang tua adalah
perjalanan menuju berkah yang paling berharga.