Anda di halaman 1dari 10

Mahasiswi Program Studi Ilmu Komunikasi

Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik


Universitas Syiah Kuala Banda Aceh

Rini280599@gmail.com

PENDAHULUAN

Keadaan bumi dan lingkungan semakin memburuk. Aktivitas manusia menjadi penyebab
terbesar dari kerusakan lingkungan. Penebangan pohon ilegal, pencemaran sungai, polusi
udara, sampah plastik yang menumpuk, merupakan beberapa hal yang memberi kontribusi
pada kerusakan lingkungan. Kerusakan lingkungan semakin meningkat lantaran kurangnya
kepedulian manusia terhadap lingkungan.

Cara seseorang merawat dan melindungi lingkungan merefleksikan kepribadiannya, kita


cenderung memperlakukan orang lain seperti kita memperlakukan lingkungan sekitar kita, oleh
karena itu cara kita memperlakukan lingkungan sangat berpengaruh terhadap kepribadian kita.
Semakin kita memperlakukan lingkungan baik, merefleksikan kepribadian yang baik pula.

Di sisi lain manusia memiliki kewajiban moral untuk merawat lingkungan, manusia
bertanggung jawab untuk merawat lingkungannya. Melindungi lingkungan merupakan
pemenuhan kebutuhan kompulsif mereka. Maka dari itu sikap sadar akan lingkungan sangat
perlu bagi siapa saja dan mesti ditanamkan sejak dini,

PENGERTIAN SADAR LINGKUNGAN

kesadaran untuk mengarahkan sikap dan pengertian masyarakat terhadap pentingnya


lingkungan yang bersih, sehat, dan sebagainya. Pengertian yang mendalam pada seseorang atau
sekelompok orang yang terwujud dalam pemikiran, sikap, dan tingkah laku yang mendukung
pengembangan lingkungan

1
Kesadaran tentang lingkungan hidup menyangkut kesadaran akan betapa pentingnya
lingkungan hidup dalam menunjang kwalitas hidup sangat di perlukan demi terciptanya
lingkungan hidup yang harmonis dan lestari lewat tindakan-tindakan yang positif.

Hasil penelitian teoritik tentang kesadaran lingkungan hidup dari Noelaka (1991), menyatakan
bahwa kesadaran adalah keadaan tergugahnya jiwa terhadap sesuatu, dalam hal ini terhadap
lingkungan hidup dan terlihat pada perilaku dan tindakan masing-masing individu. Husserl
yang dikutip Brauwer (1986), menyatakan bahwa kesadaran adalah pikiran sadar
(pengetahuan) yang mengatur akal, hidup wujud yang sadar, bagian dari sikap/perilaku yang
di lukiskan sebagai gejala dalam alam dan harus dijelaskan berdasarkan prinsip sebab musabab.

Daniel Chiras 1985 dan 1991) menyatakan bahwa dasar penyebab kesadaran lingkungan adalah
etika lingkungan. Etika lingkungan yang sampai sekarang masih berlaku adalah etika
lingkungan yang didasarkan pada sisitem nilai yang mendudukan manusia bukan bagian dari
alam tetapi manusia sebagai pengatur dan penakluk alam. Sistem nilai ini timbul dari sifat dasar
manusia sebagai makhluk biologis. Setiap makhluk biologis memiliki sifat dasar “biological
imperialisme” , sifat yang mau makan untuk hidup bagi dirinya sendiri dan bagi keturunannya
sehingga tumbuh menjadi sikap “anthopocentric”, semuannya berpusat pada diri sendiri.

Kesadaran Lingkungan menurut M.T Zen (1985) adalah usaha melibatkan setiap warga negara
dalam menumbuhkan dan membina kesadaran untuk melestarikan lingkungan berdasarkan tata
nilai, yaitu tata nilai pada lingkungan itu sendiri dengan filsafat hidup secara damai dengan
alam lingkungannya.

Menurut Emil Salim (1982) Kesadaran Lingkungan adalah upaya untuk menumbuhkan
kesadaran agar tidak hanya tahu tentang sampah, pencemaran, penghijauan dan perlindungan
satwa langka, tetapi lebih dari pada itu semua membangkitkan kesadaran lingkungan manusia
Indonesia khususnya pemuda masa kini untuk mencintai tanah dan air untuk membangun tanah
air Indonesia yang adil, makmur serta utuh lestari. Selanjutnya dikatakan bahwa sadar
lingkungan ini mendorong pribadi manusia untuk hidup serasi dengan alam dan dengan begitu
menumbuhkan rasa religi dan gandrung akan kasih Allah yang sesungguhnya tertulis pada alam
dan isi bumi ini.

2
Manusia tidak bisa lepas dari lingkungan sekitar, maupun sebaliknya. Oleh karena itu,
pendidikan lingkungan hidup sangat penting diterapkan di dalam anggota masyarakat agar
terbentuk pribadi yang sadar lingkungan. Terbentuk pribadi yang mencintai lingkungan,

BEBERAPA ALASAN KENAPA KITA HARUS SADAR LINGKUNGAN

Tak bisa dipungkiri bahwa aktivitas sehari-hari manusia perlahan-lahan merusak alam dan
lingkungan. Manusia memanfaatkan sumber daya alam dan mengolahnya, namun bukan tanpa
efek samping. Semua manfaat teknologi yang kita rasakan saat ini merupakan pengembangan
yang memiliki environmental cost. Polusi air dan udara, pemanasan global, smog, hujan asam,
deforestasi hutan, dan kebakaran hutan merupakan satu dari segelintir masalah lingkungan
yang kita hadapi.

Kita tidak perlu mengeluarkan uang untuk merawat dan menjaga lingkungan, sesimpel seperti
mengubah gaya hidup untuk mengurangi jejak karbon yang kita hasilkan sehari-hari sudah
lebih dari cukup.

Berikut ini beberapa alasan kenapa kita harus sadar lingkungan:

Keanekaragaman hayati merupakan merupakan bagian penting dalam kehidupan kita –


Keanekaragaman hayati tidak hanya terdiri atas hewan-hewan yang tinggal di atas bumi,
namun juga hutan, padang rumput, tundra, yang juga penting untuk menjaga lingkaran
kehidupan dari ekosistem.

Merupakan cara untuk memberi untuk generasi kita – Dengan sadar lingkungan, Kita akan
lebih merasa bahagia bila sering memberi ketimbang mengambil. Dengan merawat lingkungan
merupakan cara kita untuk memberi kepada sesama.

Merawat hutan dapat mengurangi dampak pemanasan global – Penebangan hutan dan
deforestasi menambah jumlah karbon dioksida. Hutan memperlambat proses pemanasan
global, karena pohon menyerap gas karbon dioksida.

Hutan memberikan kita udara yang bersih – Udara yang kita hirup menjadi lebih bersih karena
pohon-pohon memiliki peran sebagai filter udara.

Perlindungan lingkungan meransang stabilitas ekonomi– Banyak orang-orang yang


mendapatkan pekerjaan karena hutan, dan banyak yang akan kehilangan pekerjaan bila hutan
dibabat habis.

3
Melindungi lingkungan membuat kita gembira – Banyak orang yang pergi ke hutan untuk
mendapatkan ketenangan dan keseimbangan jiwa. Sudah dibuktikan secara ilmiah bahwa hutan
dapat menjadi obat untuk stress mental.

Lingkungan menyediakan sumber air tanah terbaik – Sekitar 20 persen air yang kita minum
datang dari hutan. Di dalam ekosistem hutan, hujan dan kelembaban meresap ke dalam tanah
dan membentuk tubuh air.

Melindungi lingkungan membuat badan menjadi lebih sehat – Kualitas air yang ditemukan di
hutan dapat meningkatkan kesehatan paru-paru serta banyak kegiatan yang dapat dilakukan di
hutan seperti berjalan sehat maupun menapak tilas.

Hutan menyediakan sumber daya alam mentah yang dibutuhkan dalam proses produksi –
Hutan merupakan hal yang esensial di dalam lingkungan, dimana hutan menyediakan bahan
baku seperti kayu dan karet. Manajemen hutan berarti ketersediaan dan penggunaan sumber
daya alam secara berkelanjutan.

Hutan merupakan habitat bagi berbagai macam spesies – Hampir setengah dari jumlah spesies
di bumi ini tinggal di hutan. Pengrusakan hutan berarti pengrusakan ekosistem yang cukup
luas.

Merawat lingkungan adalah cara kita berterima kasih kepada alam – Pada hakikatnya, manusia
merupakan makhluk konsumtif. Kita tidak dapat hidup tanpa sumber daya alam yang diberikan
oleh alam. Kita mendapatkan energi dari batubara, minyak, dan cahaya matahari.

Merawat lingkungan membantu mempertahankan ekosistem – Ekosistem saling terpengaruhi


oleh satu sama lain. Perubahan dalam ekosistem berarti menempatkan beberapa spesies dalam
bahaya kepunahan.

Merawat lingkungan berarti menyediakan sumber daya alam untuk generasi selanjutnya –
Melindungi lingkungan tidak hanya bermanfaat untuk generasi saat ini, namun juga
memberikan manfaat untuk generasi setelah kita. Bumi adalah warisan buat anak cucu kita.

KERUSAKAN LINGKUNGAN HIDUP DI INDONESIA DAN PENYEBABNYA

Kerusakan lingkungan hidup dapat diartikan sebagai proses deteriorasi atau penurunan mutu
(kemunduran) lingkungan. Deteriorasi lingkungan ini ditandai dengan hilangnya sumber daya
tanah, air, udara, punahnya flora dan fauna liar, dan kerusakan ekosistem.

4
Kerusakan lingkungan hidup memberikan dampak langsung bagi kehidupan manusia. Pada
tahun 2004, High Level Threat Panel, Challenges and Change PBB, memasukkan degradasi
lingkungan sebagai salah satu dari sepuluh ancaman terhadap kemanusiaan. World Risk
Report yang dirilis German Alliance for Development Works (Alliance), United Nations
University Institute for Environment and Human Security (UNU-EHS) dan The Nature
Conservancy (TNC) pada 2012 pun menyebutkan bahwa kerusakan lingkungan menjadi salah
satu faktor penting yang menentukan tinggi rendahnya risiko bencana di suatu kawasan.

Penyebab kerusakan lingkungan hidup secara umum bisa dikategorikan dalam dua faktor yaitu
akibat peristiwa alam dan akibat ulah manusia.

Letusan gunung berapi, banjir, abrasi, tanah longsor, angin puting beliung, gempa bumi, dan
tsunami merupakan beberapa contoh bencana alam. Bencana-bencana tersebut menjadi
penyebab rusaknya lingkungan hidup akibat peristiwa alam. Meskipun jika ditelaah lebih
lanjut, bencana seperti banjir, abrasi, kebakaran hutan, dan tanah longsor bisa saja terjadi
karena adanya campur tangan manusia juga.

Penyebab kerusakan lingkungan yang kedua adalah akibat ulah manusia. Kerusakan yang
disebabkan oleh manusia ini justru lebih besar dibanding kerusakan akibat bencana alam. Ini
mengingat kerusakan yang dilakukan bisa terjadi secara terus menerus dan cenderung
meningkat. Kerusakan ini umumnya disebabkan oleh aktifitas manusia yang tidak ramah
lingkungan seperti perusakan hutan dan alih fungsi hutan, pertambangan, pencemaran udara,
air, dan tanah dan lain sebagainya.

Kerusakan lingkungan hidup di Indonesia semakin hari kian parah. Kondisi tersebut secara
langsung telah mengancam kehidupan manusia. Tingkat kerusakan alam pun meningkatkan
risiko bencana alam.

Beberapa fakta terkait tingginya kerusakan lingkungan di Indonesia akibat kegiatan manusia
antara lain:

Laju deforestasi mencapai 1,8 juta hektar/tahun yang mengakibatkan 21% dari 133 juta hektar
hutan Indonesia hilang. Hilangnya hutan menyebabkan penurunan kualitas lingkungan,
meningkatkan peristiwa bencana alam, dan terancamnya kelestarian flora dan fauna.

5
30% dari 2,5 juta hektar terumbu karang di Indonesia mengalami kerusakan. Kerusakan
terumbu karang meningkatkan resiko bencana terhadap daerah pesisir, mengancam
keanekaragaman hayati laut, dan menurunkan produksi perikanan laut.

Tingginya pencemaran udara, pencemaran air, pencemaran tanah, dan pencemaran laut di
Indonesia. Bahkan pada 2010, Sungai Citarum pernah dinobatkan sebagai Sungai Paling
Tercemar di Dunia oleh situs huffingtonpost.com. World Bank juga menempatkan Jakarta
sebagai kota dengan polutan tertinggi ketiga setelah Beijing, New Delhi dan Mexico City.

Ratusan tumbuhan dan hewan Indonesia yang langka dan terancam punah. Menurut catatan
IUCN Redlist, sebanyak 76 spesies hewan Indonesia dan 127 tumbuhan berada dalam status
keterancaman tertinggi yaitu status Critically Endangered (Kritis), serta 205 jenis hewan dan
88 jenis tumbuhan masuk kategori Endangered, serta 557 spesies hewan dan 256 tumbuhan
berstatus Vulnerable.

Alam dan lingkungan hidup menjadi tempat tinggal dan hidup manusia. Kondisi lingkungan
akan berpengaruh langsung terhadap kondisi manusia. Karena itu sudah selayaknya kita
menjaga bumi satu-satunya ini dari kerusakan lingkungan.

AKSI NYATA MERAWAT BUMI SEBGAI WUJUD SADAR LINGKUNGAN

Sikap kurang peduli ini kerap diiringi anggapan bahwa menyelamatkan lingkungan harus
dengan kegiatan besar dan spektakuler. Padahal dengan hal-hal sederhana, kita dapat ikut serta
dalam penyelamatan lingkungan.

Berikut langkah-langkah kecil dan sederhana ini, jika dilakukan terus-menerus, bisa
memberikan dampak baik bagi lingkungan:

Bawa Botol Air Minum

Kebiasaan membeli air minum kemasan menghasilkan sampah plastik. Plastik merupakan
sampah yang sulit terurai. Sampah plastik memerlukan waktu antara 100-500 tahun
penguraian. Artinya, selama itu sampah plastik akan mencemari lingkungan. Jika satu orang
tiap hari membeli satu botol air minum plastik, dalam sebulan akan menghasilkan 30 botol
plastik. Dan jika hal itu dilakukan oleh 100 orang tiap harinya, betapa banyaknya sampah
plastik di lingkungan.

6
Membawa botol air minum sendiri menjadi langkah bijak mengatasi sampah plastik. Selain
peduli lingkungan, tentunya lebih hemat. Jika pengeluaran untuk satu air minum kemasan 3000
rupiah tiap hari, dalam sebulan bisa menghemat pengeluaran air minum sebesar 90 ribu rupiah.
Sekarang botol air minum banyak dijual dipasaran dengan berbagai bentuk dan ukuran yang
menarik.

Bawa Tas Belanja

Sama halnya dengan botol air minum kemasan. Tas belanja yang sering digunakan adalah tas
kresek atau plastik. Pedagang-pedagang sering “membonuskan” tas kresek kepada pembeli.
Nah, sejak Februari lalu, pemerintah menetapkan kebijakan kantong plastik berbayar di
minimarket, sebesar 200 rupiah. Hal ini dimaksudkan agar masyarakat mengurangi
penggunaan kantong pasltik. Dengan gerakan “Diet Tas Kresek” diharapkan menjadi budaya
di masyarakat tentang pengurangan kantong palstik. Sudah sebaiknya kita membawa tas
belanja sendiri. Atau menyelipkan barang belanjaan berukuran kecil ke dalam tas.

Gunakan Sepeda atau Jalan Kaki

Penggunaan kendaraan bermotor menjadi sumber polusi udara. Banyaknya emisi gas
kendaraan bermotor menyebabkan kualitas udara menurun. Ribuan motor bertambah setiap
harinya. Kemacetan terjadi mana-mana. Mengurangi penggunaan kendaraan bermotor bisa
dengan beralih menggunakan kendaraan non motor atau transportasi umum. Untuk bepergian
jarak jauh, bisa menggunakan transportasi umum. Untuk jrak dekat bisa beralih ke sepeda atau
jalan kaki. Selain langkah menjaga lingkungan, juga bermanfaat bagi kesehatan tentunya.

Matikan Lampu saat tidur

Mengurangi penggunaan plastik dan kendaraan bermotor, hal lain sebagai langkah peduli
lingkungan adalah menghemat energi. Matikan listrik jika sudah tidak ada aktivitas. Seperti
saat tidur. Selain menghemat energi, tidur tanpa nyala lampu membuat mata beristirahat
dengan baik. Mungkin ada beberapa orang yang tidak terbiasa dengan tidur tanpa lampu,
namun ada baiknya mencoba menerapkan sebagai langkah kecil untuk peduli terhadap
lingkungan.

7
Sediakan Lahan untuk Tanaman

Tumbuhan meyerap karbondioksida dan menghasilkan oksigen.. Mengisi pekarangan rumah


dengan tumbuhan, tidak hanya bermanfaan untuk lingkungan, tetapi juga diri sendiri. Misalnya
tanaman obat-obatan, sayuran, atau buah-buahan, jika ingin mendapatkan hasilnya. Namun,
tanaman hias juga tidak kalah menarik untuk dilihat. Bagi yang tidak memiliki pekarangan,
bisa menaruh di pot-pot kecil.

Nah, itulah beberapa langkah kecil yang bermanfaat bagi lingkungan. Untuk bisa mengubah
hal besar, mulailah untuk mengubah diri sendiri. Semakin banyak orang sadar tentang
pentingnya menjaga lingkungan, maka semakin mudah langkah-langkah besar untuk
menyelamatkan bumi.

Semoga tulisan ini dapat menambah pengetahuan kita tentang hubungan interaksi antara
spesies yang terjadi alam dan di lingkungan sekitar kita.

8
DAFTAR PUSTAKA

Azhar., Basyir, Djahir, M., & Alfitri. (2015). Hubungan Pengatahuan dan Etika
Lingkungan dengan Sikap dan Perilaku Menjaga Kelestarian Lingkungan. Jurnal Ilmu
Lingkungan, Vol. 13, hlm. 37-38.

Ariwidodo, Eko, (2014). Relevansi Pengetahuan Masyarakat Tentang Lingkungan dan Etika
Lingkungan dengan Partisipasinya dalam pelestarian lingkungan. jurnal Nuansa, vol. 11. No.
1 Januari-Juni 2014, hlm. 7.

Djaelani, S. M. (2011). Etika Lingkungan dalam Pembangunan Berkelanjutan. Jurnal Econo


Sains, vol 9, hlm. 23-25.

Gusmadi, Setiawan. (2018). Keterlibatan Warga Negara (Civic Engagement) dalam Penguatan
Karakter Peduli Lingkungan. Jurnal Pendidikan Ilmu-Ilmu Sosial, vol. 10, hlm. 33.

Iskandar, Zulrizka. (2013). Pskilogi Lingkungan. Bandung: PT Refika Aditama.

Mukani., & Sumarsono, Teto. (2017). Pendidikan Karakter Peduli Lingkungan Berbasis
Adiwiyata pada Mata Pelajaran Fiqih di MTsn Tambakberas Jombang. Jurnal Pendidikan
Agama Islam, vol. 5, hlm. 5-6. DOI: http://dx.doi.org/10.15642/jpai.2017.5.2.181-200

Purwanti, Dwi. (2017). Pendidikan Karakter Peduli Lingkungan dan Implementasinya. Jurnal
Riset Pedagogik, vol. 1, hlm. 15-16.

Rusdina, A. (2015). Membumikan Etika Lingkungan Bagi Upaya Membudayakan Pengelolaan


Lingkungan yang Bertanggung Jawab. Jurnal Kajian Islam, Saisn, dan Teknologi, vol 9, hlm.
247-248.

Neolaka, A . 2008. Kesadaran Lingkungan . Rineka Cipta. Jakarta.

Indriyanto.2006.Ekologi Hutan. Bumi Aksara. Jakarta.

9
10

Anda mungkin juga menyukai