Anda di halaman 1dari 7

Fairuz Labibah

21322305

TUGAS EKOWISATA BERKELANJUTAN

13 September 2023

1. Pentingnya pembelajaran pada ekowisata membuat ekowisata berbeda dengan


wisata biasa
(a) Pembelajaran seperti apa yang didapatkan dari ekowisata?
Pembelajaran mengnai alam dan sumber daya alam dari suatu destinasi, serta
pembelajaran untuk melakukan perjalanan yang bertanggung jawab terhadap
alam, masyarakat setempat, dan generasi yang akan datang
(b) Apakah pembelajaran membawa perubahan bagi ecotourist saat di wilayah
ekowisata dan saat kembali ke rumah?
Ekowisata sangat berpotensi untuk membawa perubahan bagi perilaku para
turis/wisatawan ketika kembali ke tempat tinggalnya. Karena pengalaman
berkesan yang didapat seharusnya menambah kecintaan turis terhadap alam dan
lingkungan. Namun hal tersebut kembali lagi pada motivasi para turis
berekowisata.
(c) Apa yang membedakan education dan learning?
Education atau pendidikan didaprkan dari pemandu yang menyampaikan
pengetahuannya kepada turis/wisatawan. Sedangkan learning atau pembelajaran
didapatkan dengan cara yang lebih luas, secara formal maupun informal, dan
menginisiasi proses pembelajaran di suatu tempat wisata.

2. Negara mana yang berhasil memprakarsai program EcoGuide? dan apa peran
EcoGuide? Apa dimensi dari program EcoGuide?
Program EcoGuide diprakarsai oleh Ecotourism Association of Australia. EcoGuide
berperan untuk memberikan kualisifikasi yang telah dirancang untuk menghargai
guide yang memiliki kompetensi. Karena sebelumnya tidak ada spesifikasi hukum di
seluruh industri mengenai hak, kondisi kerja, upah, dan sebagainya mengenai
pemandu ekowisata. EcoGuide memiliki peran dan manfaat untuk alam dan pemandu
ekowisata, alam dan operator ekowisata, alam dan konsumen ekowisata, manajer
kawasan lindung, dan lingkungan.
Fairuz Labibah
21322305

3. Seperti apa hubungan antara Guide dan Interpretasi? Dan apa ciri-ciri
interpretasi yang baik?
Guide harus bisa memiliki komunikasi yang baik dengan para turis. Komunikasi
tersebut bertujuan untuk memberikan dampak positif pada sikap dan perilaku turis.
Maka dari itu, dari komunikasi tersebut guide harus bisa interpretasi dengan baik.
Ciri-cirinya adalah ramah, memberikan informasi umum dengan aman dan cepat,
memberikan informasi rute dan tempat wisata alternatif, memberikan informasi
tentang waktu kemacetan dan potensi adanya antrian, memberikan pendidikan
mengenai alam, budaya, dan sejarah daerah setempat, serta memberikan informasi
tentang bagaimana perilaku turis yang sesuai di daerah tersebut.

4. Jelaskan konsep Learning Drop-off dan apa dampaknya?


Learning Drop-off adalah salah satu isu yang terus ada menjadi pembahasan dalam
ekowisata. Hal ini berkaitan dengan apakah ilmu atau pengetahuan mengenai
lingkungan yang didapatkan para turis ketika berekowisata akan diaplikasikan oleh
para turis tersebut dikehidupannya. Penelitian menunjukan bahwa secara umum hanya
pemahaman saja yang meningkat, namun secara perilaku terhadap lingkungan tidak
begitu banyak berubah. Hal ini disebabkan oleh motivasi yang dimiliki para turis
ketika berekowisata adalah untuk mendapatkan hiburan dan kenyamanan. Sehingga
kita tidak bisa serta-merta berekspektasi bahwa para turis yang berekowisata akan
menjalankan kehidupan yang sustainable. Sehingga learning drop-off ini berdampak
pada adanya penurunan tindakan konservasi dari waktu ke waktu, meskipun ada niat
awal.

5. Jelaskan, bagaimana seorang ekowisata sukarela dapat memperoleh


pengalaman yang jauh berbeda secara keseluruhan dibandingkan dengan
ekowisata yang lebih konvensional!
Pengalaman yang didapatkan turis/wisatawan sangat dipengaruhi oleh motivasi yang
menyebabkan mereka berekowisata. Biasanya mereka tertarik untuk belajar tentang
alam dan sumber daya alam, dan secara alami ingin melindungi aset alam serta
budayanya. Selain itu, biasanya mereka juga mengesampingkan kenyamanan dan
ingin mencoba hidup seperti masyarakat lokal setempat.
Fairuz Labibah
21322305

6. Mengapa pariwisata begitu sulit untuk didefinisikan?


Kegiatan pariwisata sangat beragam dan belum ada definisi tetap bagi kegiatan-
kegiatan pariwisata tersebut. Selain itu kegiatan pariwisata juga sering kali tumpang
tindih, begitu juga dengan regulasi atau peraturannya.

7. Apa saja karakteristik yang telah digunakan untuk membedakan ekowisata dari
jenis wisatawan lain?
Ekowisata memiliki beberapa kriteria yang harus dipenuhi yaitu berbasis alam,
keberlanjutan, pendidikan, dan tanggung jawab moral. Ekowisata harus berbasis alam,
baik yang di dalam kawasan hutan dan di luar kawasan hutan. Keberlanjutan tempat
dan masyarakat lokalnya (misalnya buat kelompok masyarakat sadar wisata untuk
menggali potensi, tantangan, masalah dan solusi). Pendidikan: edukasi dengan
membaca sejarah alam (bukan yang buatan). Tanggung jawab moral kepada alam,
masyarakat setempat, dan generasi yang akan datang

8. Apa itu keanekaragaman hayati, dan bagaimana ekowisata dapat menjadi agen
yang efektif dalam konservasi keanekaragaman hayati?
Berdasarkan Undang-undang Nomor 5 Tahun 1994 tentang Pengesahan United
Nations Convention on Biological Diversity, keanekaragaman hayati memiliki
pengertian sebagai keanekaragaman di antara makhluk hidup yang berada di daratan,
lautan, dan ekosistem lain, dan mencakup keanekaragaman di dalam spesies, antara
spesies, dan ekosistem. Hingga saat ini keanekaragaman hayati digunakan menjadi
istilah yang umum dan komprehensif untuk menjelaskan keanekaragaman alam atau
variasi jumlah frekuensi dalam sistem alam. Hal tersebut sering dipahami masyarakat
sebagai berbagai macam tumbuhan, hewan, dan mikroorganisme termasuk gen di
dalamnya, dan ekosistem yang terbentuk (Rawat dan Agarwal, 2015).

Ekowisata sebagai wisata berbasis alam menyebabkan ekowisata sangat berkaitan


dengan keanekaragaman hayati. Ekowisata sebagai perjalanan yang bertanggung
jawab ke area-area berbasis alam yang melestarikan lingkungan, menopang
kesejahteraan masyarakat setempat, serta melibatkan interpretasi serta pendidikan
lingkungan hidup tentu dapat menjadi agen yang efektif dalam konservasi
keanekaragaman hayati. Dengan promosi dan pengelolaan ekowisata yang baik,
Fairuz Labibah
21322305

sekaligus dapat mempromosikan dan mengelola isu-isu keanekaragaman hayati.


Sehingga lebih banyak orang menjadi sadar akan pentingnya keanekaragaman hayati.
Ekowisata juga dapat memberikan insentif ekonomi yang efektif untuk meningkatkan
dan melestarikan keanekaragaman hayati. Salah satu contohnya adalah Taman Wisata
Alam yang memiliki tujuan perlindungan sistem penyangga kehidupan, pemanfaatan
keanekaragaman hayati secara lestari dan pengawetan keanekaragaman tumbuhan dan
satwa dalam mencegah kepunahan spesies (Ramadhani et al., 2018).
Fairuz Labibah
21322305

TUGAS EKOWISATA BERKELANJUTAN

6 September 2023

Apa itu keanekaragaman hayati dan bagaimana ekowisata dapat menjadi agen yang
efektif dalam konservasi keanekaragaman hayati?
Berdasarkan Undang-undang Nomor 5 Tahun 1994 tentang Pengesahan United Nations
Convention on Biological Diversity, keanekaragaman hayati memiliki pengertian sebagai
keanekaragaman di antara makhluk hidup yang berada di daratan, lautan, dan ekosistem lain,
dan mencakup keanekaragaman di dalam spesies, antara spesies, dan ekosistem. Hingga saat
ini keanekaragaman hayati digunakan menjadi istilah yang umum dan komprehensif untuk
menjelaskan keanekaragaman alam atau variasi jumlah frekuensi dalam sistem alam. Hal
tersebut sering dipahami masyarakat sebagai berbagai macam tumbuhan, hewan, dan
mikroorganisme termasuk gen di dalamnya, dan ekosistem yang terbentuk (Rawat dan
Agarwal, 2015).
Ekowisata sebagai wisata berbasis alam menyebabkan ekowisata sangat berkaitan dengan
keanekaragaman hayati. Ekowisata sebagai perjalanan yang bertanggung jawab ke area-area
berbasis alam yang melestarikan lingkungan, menopang kesejahteraan masyarakat setempat,
serta melibatkan interpretasi serta pendidikan lingkungan hidup tentu dapat menjadi agen
yang efektif dalam konservasi keanekaragaman hayati. Dengan promosi dan pengelolaan
ekowisata yang baik, sekaligus dapat mempromosikan dan mengelola isu-isu
keanekaragaman hayati. Sehingga lebih banyak orang menjadi sadar akan pentingnya
keanekaragaman hayati. Ekowisata juga dapat memberikan insentif ekonomi yang efektif
untuk meningkatkan dan melestarikan keanekaragaman hayati. Salah satu contohnya adalah
Taman Wisata Alam yang memiliki tujuan perlindungan sistem penyangga kehidupan,
pemanfaatan keanekaragaman hayati secara lestari dan pengawetan keanekaragaman
tumbuhan dan satwa dalam mencegah kepunahan spesies (Ramadhani et al., 2018).

Apa perbedaan antara cadangan publik dan cadangan swasta? Mengapa cagar alam
merupakan alternatif yang lebih baik untuk ekowisata di beberapa negara?
Cagar alam swasta/private reserve adalah tanah/lahan yang tidak dimiliki oleh badan
pemerintah, luasnya lebih dari 20 ha dan sebagian besarnya dipertahankan dalam keadaan
alami. Sementara cagar alam umum/public reserve lahannya masih dimiliki oleh negara dan
merupakan bidang tanah yang terletak di lahan yang tidak disewakan. Cagar alam umum
Fairuz Labibah
21322305

dipergunakan untuk umum oleh masyarakat umum. Cagar alam, terutama cagar alam swasta
mempunyai peran dalam penyediaan layanan ekowisata dengan pembiayaan yang cukup
fleksibel. Sehingga di beberapa negara cagar alam dinilai menjadi alternatif yang baik untuk
ekowisata.

Jelaskan perbedaan antara perspektif konservasi berdasarkan penggunaan yang


efisien, spiritual, dan harmoni!
Penggunaan yang efisien artinya adalah penggunaan secara tepat dan cermat. Maka dari itu
untuk bisa melakukan penggunaan secara efisien, masyarakat perlu menyadari keterbatasan
sumber daya alam, sehingga apa yang dimanfaatkan di masa kini bisa berpengaruh ke masa
yang akan datang. Sedangkan berdasarkan perspektif spiritual, konservasi dikaitkan dengan
kondisi filosofis yang lebih mendalam secara spiritual dan bukan hanya berkaitan dengan
kondisi “fisik”. Sementara itu, berdasarkan perspektif harmoni, dijelaskan bahwa terdapat
harmoni dalam pengaruh atau modifikasi manusia terhadap alam yang bisa dicapai melalui
komitmen dan tanggung jawab moral masyarakat untuk generasi yang akan datang.

Mengapa zona taman begitu penting, dan apa implikasinya bagi penggunaan manusia
di taman dan kawasan lindung?
Zona pada taman dan kawasan lindung berfungsi untuk membedakan batasan-batasan
wilayah dan untuk menentukan sejauh mana manusia beraktivitas pada wilayah tersebut.
Misalnya special preservation zone yang di dalamnya terdapat spesies unik, langka, atau
terancam punah. Zona tersebut sangat terancam oleh aktivitas manusia, sehingga tidak boleh
ada akses kendaraan bermotor atau fasilitas bermesin dalamnya. Selanjutnya ada wilderness
zone yang merupakan representasi dari setiap kondisi alam liar, dan akan tetap dibiarkan
menjadi alam liar. Pada zona ini diperbolehkan adanya fasilitas sederhana. Selanjutnya ada
outdoor recreation zone yang merupakan area terbatas yang dapat mengakomodasi
pendidikan dan rekreasi outdoor. Di zona ini diperbolehkan adanya akses kendaraan
bermotor. Sedangkan yang terakhir adalah park services zone yang merupakan fasilitas untuk
melayani pengunjung, sehingga pengunjung dapat lebih leluasa berada di zona ini.
Fairuz Labibah
21322305

Bagaimana pengelolan taman berkembang dari waktu ke waktu? Apa perbedaan


antara ancaman internal dan eksternal taman dan apa implikasinya terhadap
pengelolaan taman?
Pengelolaan taman dari waktu ke waktu berubah secara signifikan berdasarkan peran yang
dimilikinya. Awalnya taman hanya berperan untuk tujuan rekreasi saja, namun saat ini fungsi
utama taman adalah untuk merawat fungsi ekologi terlebih dahulu. Berdasarkan Dearden dan
Rollins (1993), pengelolaan taman berdasarkan perannya dimulai sejak abad 19 yang diawali
dengan kemunculan Taman Nasional Yellowstone pada tahun 1872. Pada saat itu, taman
nasional dikelola sesuai fungsinya yaitu pengawetan. Selanjutnya berkembang menjadi
perlindungan, kemudian manajemen sampai tahun 1950. Pada tahun 2000-an ini, taman
dikelola dengan manajemen yang terintegrasi. Karena fungsi taman terus bertambah tidak
hanya pengawetan saja, atau perlindungan saja.
Begitu juga dengan ancamannya yang terus bertambah baik dari internal maupun eksternal.
Ancaman eksternal datang faktor luar taman, sedangkan ancaman internal datang dari dalam
taman itu sendiri.

Referensi
Dearden, P. and Rollins, R. (eds) (1993). Parks and Protected Areas in Canada: Planning and
Management. Toronto: Oxford University Press.
Fennell, D. A. (2015). Ecotourism Fourth Edition. New York: Routledge.
Ramadhani, N. H., A. Pati., dan T. Tulung. (2018). Politik Ekologi Ekowisata di Taman
Wisata Alam Batuputih Kelurahan Batu Putih Bawah. Jurnal Jurusan Ilmu
Pemerintahan, 1 (1), 1-14.
Rawat, U. S. and Agarwal, N. K. (2015) ‘Biodiversity: Concept, threats and conservation’,
Environment Conservation Journal, 16(3), pp. 19–28. doi: 10.36953/ecj.2015.16303.

Anda mungkin juga menyukai