Anda di halaman 1dari 2

Fairuz Labibah - 11518008

A. Latar Belakang
Lahan basah adalah wilayah yang sangat produktif dan mempunyai keanekaragaman
yang tingggi, yang berasal baik dari keanekaragaman hayati maupun nonhayati. Menurut
Konvensi Ramsar, lahan basah adalah “Daerah-daerah rawa, payau, lahan gambut, dan
perairan; tetap atau sementara; dengan air yang tergenang atau mengalir; tawar, payau, atau
asin; termasuk wilayah perairan laut yang kedalamannya tidak lebih dari enam meter pada
waktu surut”. Lahan basah merupakan salah satu sistem penyangga kehidupan yang sangat
potensial (KLHK, 2004). Kawasan lahan basah juga akan sulit dipulihkan kondisinya apabila
tercemar, dan perlu bertahun-tahun untuk pemulihannya (Murdiyarso dan Suryadiputra, 2003).
Dalam peningkatan mutu lahan basah yang tadinya kurang produktif menjadi lebih
produktif, dan dalam pembangunan yang bertujuan menyokong status ekonomi bangsa,
diberikanlah kewenangan pengelolaan lahan basah kepada pihak swasta. Bentuk pemanfaatan
bisa terjadi dalam bentuk pendirian pabrik industri kertas dan perkebunan kelapa sawit. Lahan
basah adalah lahan yang cukup rentan terhadap adanya perubahan lingkungan, akibatnya dapat
terjadi kelangkaan dan/atau pencemaran air bersih. Setelah itu, masalah akan merambat pada
kesehatan masyarakat di lahan basah. Penyakit menular yang ditularkan melalui air sudah
menjadi masalah prioritas kesehatan masyarakat di Indonesia, dimana angka kejadian dan
kematiannya terjadi dalam waktu yang singkat. Malaria, demam kuning (yellow fever), demam
berdarah, filariasis dan encephalitia termasuk penyakit tropika dan subtropika yang berkaitan
dengan lahan basah.
Dusun Pulo Gombut Desa Suka Rame Baru Kecamatan Kuala Hulu Kabupaten
Labuhan Batu Utara merupakan salah satu daerah dataran rendah dan berawa yang letaknya
sangat terpencil. Hal ini menyebabkan air yang terdapat di daerah tersebut adalah air gambut.
Keseluruhan masyarakat di dusun tersebut memanfaatkan air gambut yang diambil dari Sungai
Aek Kanopan untuk memenuhi kebutuhan air mereka, seperti untuk mandi, mencuci, memasak
bahkan minum, namun terdapat juga beberapa warga yang mengambil air dari sumur galian
yang di dekat rumah mereka. Tidak tersedianya air bersih di dusun tersebut menjadi alasan
utama bagi masyarakat setempat untuk memanfaatkan air gambut yang dari segi fisik saja tidak
layak digunakan karena tidak memenuhi syarat kesehatan air bersih maupun air minum.
Menurut Suhendra (2012), penyakit yang diderita warga dusun Pulo Gombut adalah diare
(19,%), gatal-gatal (72,4%), dan kulit bersisik (8,6%).
Penelitian mengenai kesehatan masyarakat di sekitar lahan basah, dalam hal ini analisis
kualitas air dan keluhan kesehatan pada masyarakat di Dusun Pulo Gombut Desa Suka Rame
Baru Kecamatan Kuala Hulu Kabupaten Labuhan Batu Utara, Sumatera Utara, penting untuk
dilakukan agar dapat diidentifikasi penyebab dan persebaran penyebaran penyakit menular,
serta dapat ditentukan sistem pengelolaan air bersih yang tepat.
B. Tujuan Penelitian
1. Mengidentifikasi penyebab dan persebaran penyebaran penyakit masyarakat di sekitar lahan
basah di Dusun Pulo Gombut
2. Menentukan sistem pengelolaan air bersih di Dusun Pulo Gombut

Mulai

Pengumpulan
data

Jumlah Jarak pemukiman Kondisi geografis


penduduk (sehat dengan sumber dan tutupan
dan sakit) air bersih lahan

Analisis penyebab
kelangkaan dan
Tidak Penyakit pencemaran air bersih
berhubung
an dengan
penggunaa
n air? Ya Perancangan sistem
pengelolaan air bersih

Selesai

Anda mungkin juga menyukai