BAB I
PENDAHULUAN
Tabel 1.1
Daftar Kunjungan Kapal Pesiar di Negara Indonesia
TAHUN JUMLAH KAPAL PESIAR
2011 76
2012 96
2013 116
2014 126
Sumber : http://www.bumn.go.id
2
Tabel 1.2
Daftar Kapal Pesiar yang Berkunjung ke Port of Call Negara Indonesia
NO PORT OF CALL CRUISE
1 Sabang (Aceh) MV Amadea
2 Tanjung Benoa (Bali) Princes cruises
Quick Silver
Sevenseas Voyager
Silver Shadow
Silver Whisper
Celebrity Solstice
Rotterdam Cruise
Artania
Clipper Odyssey
Zegrahm Expedition
3 Tana Ampo (Bali) Sun Pricess
4 Lembar (NTB) Sun Princess
Celebrity Millenium
Ms Seabour Odyssey
5 Belawan (Medan) Star cruise
6 Makassar (Sulawesi Aegon Odssey
Selatan) Silversea
Ms Rotterdam
Costa Romantica
MV Sevenseas Voyager
Princess Cruise
Sea Princess
7 Parepare (Sulawesi Orion Cruise
Selatan) Athena Cruises
Deutschland
MS Artania
Silver Discoverence
Silverwind
MV Minerva
Caledonian Sky
3
Dalam beberapa tahun terakhir ini Kota Parepare menjadi port of call
yang dikunjungi oleh kapal pesiar, sebagian besar wisatawan dari kapal pesiar
tersebut akan melanjutkan perjalanan mereka menuju ke Tana Toraja melalui
kegiatan shore excursion. Maka sebagian dari wisatawan yang tidak mengikuti
perjalanan wisata ke Tana Toraja dapat menghabiskan waktu mereka di kapal
pesiar atau berkeliling di Kota Parepare untuk menikmati keindahan dan daya
tarik yang dimiliki oleh Kota Parepare.
4
1. Atraksi Wisata
Atraksi wisata adalah hal yang menjadi daya tarik utama bagi
pengunjung untuk mengunjungi suatu destinasi. Yang dapat
dikategorikan ke dalam atraksi yaitu: alam (misalnya pantai,
pegunungan, taman, cuaca dan lain-lain), buatan manusia (misalnya
bangunan ikonik, monumen, bangunan keagamaan, konferensi dan
fasilitas olahraga) dan budaya (misalnya museum, teater, galeri seni
dan acara budaya).
2. Aksesibilitas
Aksesibilitas menjadi penghubung wisatawan untuk mencapai
atraksi wisata. Sebuah atraksi harus dapat diakses melalui berbagai
macam cara (jalan darat, udara, kereta api atau kapal pesiar).
5
B. Rumusan Masalah
C. Identifikasi Masalah
E. Pembatasan Masalah
Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui kesiapan Kota Parepare
dalam menangani wisata kapal pesiar dan hanya dibatasi pada perilaku
wisatawan kapal pesiar Caledonian Sky saja, karena pada saat kami melakukan
penelitian di lapangan kapal pesiar yang ada pada saat itu hanya kapal pesiar
Caledonian Sky.
H. Keterbatasan Penelitian
Keterbatasan yang tim peneliti hadapi yaitu mengenai keterbatasan
waktu yang tersedia, yakni hanya 4 minggu di lapangan sehinga kapal pesiar
yang kami jadikan bahan penelitian hanyalah Caledonian Sky saja yang
berlabuh pada tanggal 18-19 Maret 2014. Kemudian jumlah wisatawan yang
menjadi responden dalam pengisian kuesioner berjumlah lebih sedikit dari
yang kami harapkan yakni hanya berjumlah sekitar 90 wisatawan kapal pesiar.
Selain itu tim peneliti juga mengalami kesulitan dalam mencari informasi
mengenai atraksi wisata yang ada di Kota Parepare karena pengelola dari
beberapa atraksi wisata tidak dapat kami temui.
8
J. Struktur Organisasi
Adapun susunan organisasi Penelitian Industri Perjalanan ini adalah
sebagai berikut:
Desty Rahmawati
Iqlima Ramadhani
Mochamad Reza
Tabel 1.3
Agenda Kerja Lapangan Kelompok PIP Analisis Kesiapan Kota Parepare dalam
Menangani Wisata Kapal Pesiar
WAKTU
NO KEGIATAN
PELAKSANAAN
1 Administrasi Penelitian Week 1 dan 2
2 Presentasi TOR (Seminar TOR/Proposal) Week 7
3 Pemberangkatan tim ke lapangan Week 8
4 Observasi Lapangan / Pengumpulan Week 8 – 11
5 Penyusunan Laporan Penelitian Week 11 – 15
6 Seminar Internal Week 15
7 Penyempurnaan Laporan Penelitian Week 15 – 16
8 Laporan Akhir Week 22
10
L. Sistematika Penulisan
1) Bagian Awal
Cover sampul, Lembar Pengesahan, Kata Pengantar, Daftar Isi, Daftar
Tabel, Daftar Gambar, Daftar Lampiran.
2) Bagian Isi
BAB I. PENDAHULUAN
Berisi tentang latar belakang masalah, rumusan masalah,
identifikasi masalah, tujuan dan manfaat dari penelitian,
pembatasan masalah, lokus dan waktu penelitian,ruang lingkup
penelitian,keterbatasan masalah, definisi operasional variabel,
struktur organisasi,agenda kerja penelitian, serta yang terakhir
adalah sistematika penulisan.
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA
Landasan Teoritis mengenai konsep-konsep teori yang
digunakan sebagai kerangka/landasan/acuan dalam menjawab
pertanyaan masalah penelitian.
BAB III. METODOLOGI PENELITIAN
Berisi tentang paradigma penelitian, pola pikir penelitian,
metode penelitian, teknik dan alat pengumpulan data, populasi
dan sampel, teknik analisis data, unit analisis data dan matriks
operasional variabel.
BAB IV TINJAUAN UMUM DAN DATA TEMUAN
Berisi tentang tinjauan umum lokus penelitian serta data hasil
temuan di lapangan yang disajikan baik dalam bentuk tabel
maupun diagram dari hasil pengolahan data untuk keperluan
analisis.
BAB V PEMBAHASAN
Berisi pembahasan data temuan yang disesuaikan dengan teori
yang digunakan dalam penelitian.
11
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Wisata kapal pesiar menjadi salah satu aktivitas wisata yang cukup
banyak diminati oleh beberapa wisatawan di dunia. Aktivitas wisata dengan
menggunakan kapal pesiar dapat diartikan sebagai beikut :
Tabel 2.1
Tipe Port of Call Berdasarkan Fungsinya
Destination Cruise Port Gateway Cruise Port Balanced Cruise Port
The cruise port is the sole The cruise port is not a The cruise port is
destination. Limited, if any, destination, but a point of destination and a point of
excursions outside port area embarkation (turn port). transit for excursions
Excursions outside port area.
Pelabuhan dalam tipe ini hanya dijadikan sebagai pintu masuk atau
penghubung bagi para wisatawan kapal pesiar untuk melakukan
kegiatan excursion ke destinasi lain.
a) Pelabuhan
b) Destinasi
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Paradigma Penelitian
Faktor-faktor yang
membuat Kota Parepare
menjadi destinasi kapal
pesiar
Analisis SWOT
C. Metode Penelitian
Untuk melakukan suatu penelitian, terlebih dahulu harus menentukan
metode apa yang akan digunakan, penentuan metode ini dilakukan agar
mengetahui langkah-langkah apa saja yang harus dilakukan dalam melakukan
suatu penelitian, agar dapat menghasilkan kesimpulan yang merupakan
pemecahan dari masalah yang akan diteliti.
Menurut pendapat Nazir (2005:54), metode deskriptif adalah suatu
metode dalam meneliti status sekelompok manusia, suatu obyek, suatu set
kondisi, suatu sistem pemikiran, ataupun suatu kelas peristiwa pada masa
sekarang. Tujuan dari penelitian deskriptif ini adalah untuk membuat deskripsi,
gambaran atau lukisan secara sistematis, faktual dan akurat mengenai fakta-
fakta, sifat-sifat hubungan antar fenomena yang diselidiki.
Jenis data yang akan kami kumpulkan dalam penelitian ini adalah data
kuantitatif.Menurut Sugiyono, (2003:14) Penelitian kuantitatif, adalah
penelitian dengan memperoleh data yang berbentuk angka atau data kualitatif
yang diangkakan.
b) Kuesioner
Penyebaran kuesioner ini berupa daftar pertanyaan tertulis kepada
responden yakni wisatawan kapal pesiar yang mengikuti kegiatan
excursion program ke Tanah Toraja dan wisatawan yang
melakukan kegiatan city tour ke Kota Parepare. Kuesioner yang
kami buat terdiri dari kuesioner yakni:
1. Kuesioner Parepare City Tour dan Tour Tana Toraja
Terdiri dari 3 bagian yakni Profil Wisatawan (demografis
dan geografis), Aktivitas Wisatawan (menggunakan skala
guttman) menurut Sugiyono (2012 : 93 - 95) skala guttman
digunakan apabila ingin mendapatkan jawaban yang jelas
terhadap suatu permasalahan yang ditanyakan. Dan bagian
ketiga adalah Perilaku Wisatawan (menggunakan skala
likert) menurut Sugiyono (2009 : 93 - 95) Skala Likert
adalah skala yang digunakan untuk mengukur sikap,
pendapat, dan persepsi seseorang atau sekelompok orang
tentang fenomena sosial.
c) Checklist
Checklist digunakan untuk mengetahui kondisi atraksi wisata (alam,
buatan manusia, budaya), aksesibilitas (trasnportasi umum,
pelabuhan, jalan, penunjuk jalan) dan amenitas (Hotel, restaurant,
souvenir shop) di Kota Parepare (menggunakan skala likert).
Skala likert kami gunakan untuk penilaian salah satu pertanyaan dari
kuesioner dan penilaian checklist terhadap kondisi atraksi, aksesibilitas dan
amenitas. Skala ini juga digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan
persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial. Dengan
skala likert, maka variable yang akan diukur dijabarkan menjadi indikator
variable. Kemudian indikator tersebut dijadikan sebagai titik tolak untuk
menyusun item-item instrument yang dapat berupa pernyataan atau
24
b. Baik
c. Cukup
d. Kurang
e. Sangat Kurang
Catatan :
SB = Sangat Baik diberi skor 5
Dari hasil skor kuisioner yang telah kami hitung, data interval tersebut
juga dapat dianalisis dengan menghitung rata-rata jawaban berdasarkan
skoring setiap jawaban dari responden. Contoh penghitungannya adalah
sebagai berikut :
kapal pesiar yang melakukan kegiatan Parepare City Tour, maka dari itu kami
menggunakan probability sampling dengan teknik proportionate stratified
random sampling.
Menurut Sugiyono (2011:118-127) Proportionate Stratified Random
Sampling adalah teknik pengambilan sampel yang digunakan jika mempunyai
anggota atau unsur yang tidak homogen dan berstrata secara proporsional.
Berikut adalah penghitungan Proportionate Stratified Random
Sampling, untuk mengetahui keakuratan dari setiap sampel wisatawan yang
kami jadikan responden. Baik yang melakukan kegiatan tour Tana Toraja
maupun wisatawan yang melakukan kegiatan Parepare City Tour.
1) Wisatawan yang mengikuti tour ke Tana Toraja
80
Tour Tana Toraja = ( ) x 89 = 79,1 = 79
90
2) Wisatawan yang melakukan kegitan Parepare City Tour
10
Parepare City Tour = ( ) x 89 = 9,8= 10
90
a. Kekuatan-kekuatan (strengths)
b. Kelemahan-kelemahan (weaknesses)
c. Kesempatan-kesempatan (opportunities)
d. Ancaman-ancaman (threats) dalam suatu proyek, program, atau unit-
unit organisasi.
Tabel 3.1
Model Analisis Matriks Space
Posisi Faktor Rating Posisi Faktor Strategi Rating
Strategi Eksternal
Internal
Kekuatan (rating dari Peluang (rating dari
(faktor-faktor tabel IFAS (faktor-faktor yang tabel EFAS
yang menjadi dengan nilai menjadi peluang) dengan nilai
kekuatan) positif) positif)
Jumlah Jumlah rating Jumlah Jumlah rating
positif positif
Kelemahan (rating dari Ancaman (rating dari
(faktor-faktor tabel IFAS (faktor-faktor yang tabel EFAS
yang menjadi dengan nilai menjadi ancaman) dengan nilai
kelemahan) negatif) negatif)
Jumlah Jumlah rating Jumlah Jumlah rating
negative negatif
Sumber : Rangkuti (2001:22-24)
4 3 2 1
Variabel yang bersifat positif ( variabel kekuatan atau peluang )
diberi nilai dari 1 - 4 dengan membandingkan rata-rata pesaing utama.
Sedangkan variabel yang bersifat negatif diberi nilai kebalikan dari variabel
yang bersifat positif. Jika kelemahan atau ancaman besar sekali (
dibandingkan dengan rata-rata pesaing sejenis) nilainya adalah 1,sedangkan
jika nilai ancaman kecil/ dibawah rata-rata pesaing - pesaingnya nilainya 4.
Tabel 3.2
Matriks Analisis SWOT
EKSTERNAL
COMPARATIVE MOBILIZATION
ADVANTAGE
STRENGTHS
1 2
3 4
DIVESTMENT / DAMAGE
WEAKNESSES INVESTMENT CONTROL
2. Mobilization
Kotak ini merupakan kotak kajian yang mempertemukan interaksi antara
ancaman/tantangan dari luar yang diidentifikasikan dengan potensi internal
sumber daya. Disini para perencana dituntut untuk memberikan keputusan
untuk menggali sumber-sumber daya yang dapat dimobilisasikan untuk
memperlunak ancaman/tantangan dari luar tersebut dan sedapat mungkin
merubahnya menjadi sebuah peluang bagi pengembangan selanjutnya.
31
3. Investment/Divestment
Kotak ini merupakan kajian yang menuntut adanya kepastian dari berbagai
peluang dan kekurangan yang ada. Pertimbangan harus dilakukan secara
hati-hati untuk memilih keuntungan dan kerugian untuk menerima peluang
tersebut, khususnya dikaitkan dengan keterbatasan potensi yang ada.
4. Damage Control
Kotak ini merupakan tempat untuk menggali berbagai kelemahan yang
akan dihadapi dapat dilihat dari pertemuan antara ancaman dan tantangan
dari luar dengan kelemahan yang ada. Arahan yang harus ditempuh adalah
mengambil keputusan untuk mengendalikan kerugian yang akan dialami,
dengan sedikit demi sedikit membenahi sumber daya internal yang ada.
G. Unit Analisis
Unit analisis dari penelitian ini yaitu :
1. Dinas Olahraga Pemuda dan Pariwisata Kota Parepare
2. PT.PELINDO IV Kota Parepare
3. Kesyahbandaran Otoritas Pelabuhan (KSOP) Kota Parepare
4. Agen Pelayaran (PT. SURYA BINTANG TIMUR)
5. Kantor Imigrasi Kelas II Kota Parepare
6. Main Agent (DESTINATION ASIA)
7. Local Agent (WIRA TOUR)
8. Hotel Bukit Kenari
9. Restaurant Teras Empang
10. Larisa Nirwana Utama (Tour Operator)
11. Tour Guide (Tour Tana Toraja)
12. Pengelola Waterboom Parepare
13. Pengelola Hutan Jompie
14. Pengelola Pantai Lumpue & Tonrangeng
15. Ketua Adat & Masyarakat Wattang Bacukiki
16. Wisatawan Kapal Pesiar Caledonian Sky
32
MOV
34
MOV
35
MOV
36
BAB IV
TINJAUAN UMUM DAN DATA TEMUAN
A. TINJAUAN UMUM
Kota Parepare terletak di Pulau Sulawesi lebih tepatnya di Provinsi
Sulawesi Selatan. Kota Parepare berjarak sekitar 155 km dari Kota
Makassar / Ibu Kota Provinsi Sulawesi Selatan yang dapat ditempuh
dengan waktu 3 – 4 jam melalui jalur darat. Kota Parepare memiliki luas
wilayah sekitar 99,33 km² , berdasarkan Badan Pusat Statistik Provinsi
Sulawesi Selatan jumlah penduduk Kota Parepare sampai dengan tahun
2014 berjumlah 132.048 jiwa. (Sumber: Kota Parepare dalam angka 2013)
Komoditi unggulan dari Kota Parepare adalah sektor usaha dan jasa
(instansi pemerintahan dan keamanan, kebersihan, sosial, dan kebudayaan)
dan non pemerintahan. (Sumber: bappeda-pareparekota.com)
Tabel 4.1
Daftar Pelabuhan di Kota Parepare
Nama Pelabuhan Fungsi Pelabuhan
Pelabuhan Nusantara Pelabuhan utama di Kota Parepare digunakan sebagai
tempat bongkar muat barang dan orang, melayani
pelabuhan Nusantara (antar pulau) dan pelabuhan
Internasional (antar Negara)
Pelabuhan Cappa Merupakan pelabuhan perahu motor dan kapal kayu yang
Ujung melayani bongkar muat barang dan orang, melayani
pelabuhan lokal (antar daerah) dan pelayaran Nusantara
(terutama kawasan Timur Indonesia dan Kalimantan)
Pelabuhan Pertamina Merupakan pelabuhan yang dikhusukan untuk bongkar
muat bahan bakar.
Pelabuhan Cempae Khusus melayani pelabuhan bagi pangkalan
pendaratan ikan
Sumber : www.pareparekota.go.id
2) Athena Cruises
Kapal pesiar ini berkapasitas 300 – 500 penumpang, berasal dari
Negara Portugal. Berlabuh di Kota Parepare pada bulan Maret
tahun 2012 dengan jumlah wisatawan 360 orang.
3) Deutschland
Kapal pesiar Deutschland berasal dari Negara Jerman dengan
kapasitas 300 - 500 penumpang. Berlabuh di Kota Parepare pada
bulan Februari tahun 2014 dengan jumlah wisatawan 396
wisatawan.
4) MS Artania
Kapal pesiar ini memiliki kapasitas penumpang 800 – 1000
penumpang. Berlabuh di Kota Parepare pada bulan Januari tahun
2014 dengan jumlah wisatawan 849 orang.
5) Silver Discoverence
Silver Discoverence berkapasitas penumpang sekitar 100 – 200
penumpang. Erlabuh di Kota Parepare pada bulan Mei 2014 dengan
jumlah penumpang 99 orang.
6) Silverwind
Kapal pesiar ini memiliki kapasitas 200 - 400 penumpang, berasal
dari Bahamas. Silverwindcruise berlabuh di Kota Parepare pada
bulan Januari tahun 2015.
7) MV Minerva
Kapal pesiar MV Minervaberasal dari Bahamas dengan kapasitas
penumpang sekitar 200 – 400 penumpang. Kapal ini berlabuh di
Kota Parepare pada bulan Februari tahun 2015.
8) Caledonian Sky
Caledonian Sky berasal dari Negara Australia dengan kapasitas
penumpang 100 – 200 penumpang. Berlabuh di Kota Parepare pada
bulan Maret tahun 2015. Dengan jumlah wisatawan 90 orang,
39
B. DATA TEMUAN
1. Profil Wisatawan
Data temuan profil wisatawan berasal dari wisatawana kapal
pesiar Caledonian Sky, baik yang mengikuti Tour Tana Toraja maupun
Parepare City Tour.
a. Jenis Kelamin
DIAGRAM 1
DIAGRAM JENIS KELAMIN WISATAWAN
TOUR TANA TORAJA
Pria Wanita
DIAGRAM 2
DIAGRAM JENIS KELAMIN WISATAWAN
PAREPARE CITY TOUR
Pria Wanita
b. Usia
DIAGRAM 3
DIAGRAM USIA WISATAWAN
TOUR TANA TORAJA
DIAGRAM 4
DIAGRAM USIA WISATAWAN
PAREPARE CITY TOUR
c. Kewarganegaraan
DIAGRAM 5
DIAGRAM KEWARGANEGARAAN WISATAWAN
TOUR TANA TORAJA
DIAGRAM 6
DIAGRAM KEWARGANEGARAAN WISATAWAN
PAREPARE CITY TOUR
German lain-lain
d. Rekan Perjalanan
DIAGRAM 7
DIAGRAM REKAN PERJALANAN WISATAWAN
TOUR TANA TORAJA
DIAGRAM 8
DIAGRAM REKAN PERJALANAN WISATAWAN
PAREPARE CITY TOUR
DIAGRAM 10
DIAGRAM PENILAIAN WISATAWAN TERHADAP KEGIATAN
PAREPARE CITY TOUR
DIAGRAM 12
DIAGRAM PENILAIAN WISATAWAN TERHADAP TOURIST
ATTRACTION DIKOTA PAREPARE
tarik wisata di Tana Torja very good sebanyak 44 orang atau sekitar
55% , yang menjawab good sebanyak 27 orang atau sekitar 34 % dan
yang menjawab fair sebanyak 9 orang atau sekitar 11% . Maka
diperoleh hasil bahwa penilaian wisatawan kapal pesiar yang mengikuti
tour ke Tana Toraja berpendapat daya tarik wisata yang ada di Tana
Toraja sangat baik.
DIAGRAM 13
DIAGRAM PENILAIAN WISATAWANTOUR TANA TORAJA
TERHADAP SARANA TRANSPORTASI
DIAGRAM 14
DIAGRAM PENILAIAN WISATAWANPAREPARE CITY TOUR
TERHADAP SARANA TRANSPORTASI
DIAGRAM 16
DIAGRAM PENILAIAN WISATAWAN PAREPARE CITY TOUR
TERHADAP PELAYANAN DI PELABUHAN
DIAGRAM 18
DIAGRAM PENILAIAN WISATAWAN PAREPARE CITY TOUR
TERHADAP FASILITAS DI PELABUHAN
DIAGRAM 19
DIAGRAM PENILAIAN WISATAWAN TOUR TANA TORAJA
TERHADAP LOCAL GUIDE
DIAGRAM 23
DIAGRAM PENILAIAN WISATAWAN TOUR TANA TORAJA
TERHADAP RESTAURANT
DIAGRAM 24
DIAGRAM PENILAIAN WISATAWAN PAREPARE CITY TOUR
TERHADAP RESTAURANT
58
2) Pantai Tonrangeng
a. Letak Geografis
Pantai Tonrangeng sendiri letaknya bersebelahan dengan
Pantai Lumpue. Sama dengan Pantai Lumpue, Pantai Tonrangeng
juga terletak di Kecamatan Bacukiki barat dan dapat ditempuh
dengan waktu sekitar 15 menit dari pusat Kota Parepare.
b. Kondisi fisik
Kondisi fisik dari pantai Tonrangeng ini terlihat kurang
bersih karena banyaknya potongan kayu-kayu dengan berbagai
ukuran yang terdapat di pantai. Sehingga disarankan bagi
wisatawan yang ingin melakukan aktivitas air (berenang) untuk
lebih berhati-hati.
c. Aksesibilitas
Pantai Tonrangeng dapat dicapai dengan menggunqkan
transportasi umum seperti pete-pete maupun ojek. Namun berbeda
dengan pantai Lumpue kondisi jalan untuk menuju ke pantai
Tonrangen belum sebaik kondisi jalan ke pantai Lumpue.
d. Fasilitas / Sarana wisata yang tersedia
64
3) Goa Tompangnge
a. Letak Geografis
Goa Tompangnge atau Goa Kelelawar terletak di Kelurahan
Wattang Bacukiki, Kecamatan Bacukiki tepatnya berada didekat
65
c. Aksesibilitas
Untuk mencapai Goa Tompannge ini cukup sulit karena
ketersediaan transportasi umum yang cukup terbatas. Selian itu
jarak dari jalan raya menuju ke lokasi Goa hanya bisa dicapai
dengan berjalan kaki, namun kondisi jalan menuju Goa ini cukup
baik.
d. Fasilitas / Sarana wisata yang tersedia
Fasilitas yang ada di Goa Tompangnge sangat terbatas
karena belum tersedia area parkir, penjual makanan / minuman,
toilet, dan fasilitas lainnya.
e. Aktivitas wisata yang dapat dilakukan
Aktivitas yang dapat dilakukan di Goa Tompangnge adalah
melihat keindahan disekitar goa tompangnge, berfoto, tracking,
berkemah, serta climbing.
f. Pasar wisatawan / pengunjun
Pengunjung yang datang ke Goa Tompangnge masih berasal
dari masyarakat lokal di sekitar Kota Parepare.
66
g. Pengelola
Saat ini Goa Tompangnge masih belum dikelola secara pasti
oleh pihak manapun, tetapi secara kepemilikan lahan Goa
Tompangnge dimiliki oleh Negara / Pemerintah.
h. Latar Belakang sejarah
Goa Tompangnge memiliki cerita tersendiri di masyarakat
lokal di sekitarnya.Dalam gua tesebut terdapat batu lappa (batu
datar) yang dipergunakan untuk tempat ibadah dan terdapat
penjaga didalamnya.Goa ini mengandung fosfat yang tinggi dari
guano kelelawar yang dihasilkan yang dapat dimanfaatkan
masyarakat sebagai pupuk alami.Dengan jumlah kelelawar yang
sangat banyak maka gua Tompangeng dapat menghasilkan guano
dengan jumlah yang cukup banyak pula.Hal ini merupakan potensi
yang luar biasa yang dimiliki oleh gua ini.
5) Pantai Mattirotasi
a. Letak Geografis
Pantai Mattirotasi berada di Kelurahan Cappa Ujung,
Kecamatan Bacukiki. Letaknya sangat strategis karena berada
tepat dipinggir jalan raya, dapat ditempuh dengan wkatu sekitar 10
menit dari pusat Kota Parepare.
b. Kondisi Fisik
Kondisi fisik dari pantai mattirotasi ini sudah sangat baik,
tetapi masih banyak sampah-sampah yang berserakan meskipun
telah disediakan tempat sampah dengan jumlah yang cukup.
c. Aksesibilitas
Untuk mencapai ke Pantai Mattirotasi, dapat menggunakan
transportasi umum yaitu pete-pete, becak maupun ojek.
d. Fasilitas / Sarana wisata yang tersedia
Fasilitas yang tersedia di Pantai Mattirotasi antara lain
yakni: jogging track, gazebo-gazebo, tempat sampah, dan tersedia
lahan parkir yang cukup luas.
e. Aktivitas wisata yang dilakukan
Disini para pengunjung tidak dapat melakukan aktivitas air
seperti berenang karena sebenarnya pantai ini hanya diperuntukan
untuk menikmati suasana sunset di sore hari, selain itu di Pantai
69
Karena jarak tempat ini dari pusat kota tidak terlalu jauh
yaitu hanya sekitar 700m dan waktu yang dapat di tempuh dari
pusat kota menuju tempat ini adalah hanya 5 menit. Para
pengunjung dapat mencapai tempat ini dengan menggunakan mobil
pribadi, becak, ojek, atau bahkan pete-pete. Jika para pengunjung
ingin berjalan kaki menuju tempat ini juga disarankan untuk
berjalan kaki pada sore hari sambil menikmati suasanaKota
Parepare dan menikmati pemandangan pantai.
d. Fasilitas/Sarana wisata yang tersedia
Fasilitas yang ada di kawasan kuliner ini adalah deretan para
pedagang menyediakan layar besar yang bisa pengunjung gunakan
untuk berkaraoke atau kegiatan nonton bersama acara sepak bola
atau acara-acara lainnya. Sarana parkir pun tersedia cukup luas
yang tersedia di sepanjang pantai bibir ini.
e. Aktivitas wisata yang dilakukan
Aktivitas yang dapat dilakukan di kawasan ini yakni para
pengunjung dapat berjalan-jalan sore dan menikmati pemandangan
di sepanjang pantai bibir bersama keluarga dan teman-teman sambil
menikmati pemandangan matahari terbenam. Pada saat malam hari
para pengunjung dapat berkaraoke atau bahkan nobar (nonton
bareng) di sepanjang kawasan kuliner ini.
f. Pasar wisata/Pengunjung
Pengunjung yang datang ke tempat ini adalah masyarakat
setempat dan wisatawan domestik serta mancanegara.
g. Pengelola
Sampai dengan saat ini kawasan kuliner di Parepare Beach
ini di kelola oleh pemerintah.
h. Latar Belakang Sejarah
Pada awalnya kawasan ini dibangun dan disediakan untuk
masyarakat Kota Parepare yang menjalankam UKM (Usaha Kecil
75
g. Pengelola
Sampai dengan saat ini Bendungan Lappa Anging dikelola
oleh pemerintah Kota Parepare.
h. Latar belakang sejarah
4) Waterboom Parepare
a. Lokasi geografi
Waterboom ini terletak di Jalan Abu Bakar Lambogo,
Parepare. Dapat ditempuh dengan watu 10 menit dari pusat Kota
Parepare.
b. Kondisi Fisik
Waterboom ini memang tidak begitu luas, namun tetap
menjadi atraksi wisata yang cukup diminati oleh masyarakat Kota
Parepare maupun masyarakat dari kabupaten-kabupaten di sekitar
77
2) Festival Mappadendang
Festival Mappadendang merupakan upacara syukuran panen
padi dan merupakan salah satu adat dari masyarakat bugis sejak
jaman dahulu. Pesta adat ini diselenggarakan pada saat panen raya
atau memasuki musim kemarau. Pada dasarnya Mappadendang
sendiri merupakan bunyi tumbukan lesung dan alu yang silih
berganti sewaktu menumbuk padi. Dalam melakukan
Mappadendang ini dibutuhkan sekiranya 6 orang perempuan dan 3
orang pria, beberapa alat yang dibutuhkan seperti bilik baruga,
lesung, alu, dan pakaian tradisional yakni baju bodo. Pesta ini
merupakan bentuk pagelaran seni tradisional bugis Makassar,
karena merupakan sebuah pertunjukan unik yang menghasilkan
bunyian dengan irama yang teratur. Mappadendang sendiri
ditujukan untuk mengajak para anak-anak muda di Kota Parepare
untuk mengetahui kebudayaan serta seni tradisional yang dimiliki
Kota Parepare.
4) Masyarakat To Lotang
Masyarakat To Lotang berjumlah sekitar 15 ribu jiwa yang
tersebar di Amparita, Otting (Sidrap) dan Bacukiki (Parepare) serta
yang tersebar di Pinrang , Wajo dan daerah-daerah lainnya. Pada
mulanya masyarakat To Lotang adalah masyarakat pengungsi dari
daerah asal mereka yakni Wani di Kerajaan Wajo (sekarang
Kabupaten). Ketika masa penyebaran Agama Islam mulai masuk di
Sulawesi Selatan pada permulaan abad ke – 17 yang dibawa oleh
para ulama yang dibantu oleh Kerajaan Gowa , pada tahun 1610
Kerajaan Wajo yang pada saat itu diperintah oleh Raja Matoa Wajo
menyatakan bahwa memeluk Agama Islam bersama seluruh
rakyatnya. Bagi mereka yang tidak mau memeluk Agama Islam
harus meninggalkan tanah kekuasaan Kerajaan Wajo. Maka
81
penduduk kampung Wani (To Wani) yang pada saat itu masih setia
terhadap kepercayaan leluhurnya harus meninggalkan kampungnya
dan mengungsi ke daerah lain. Mereka berangkat dalam dua
kelompok, kelompok pertama dipimpin oleh I Goliga yang berjalan
sampai daerah Bacukiki Kota Parepare dan kelompok kedua
dipimpin oleh I Pakbere dan akhirnya toba di Amparita Kabupaten
Sidenreng Rappang (Sidrap). Nama To Lotang sendiri adalah
panggilan Raja jika ingin berkomunikasi kepada orang-orang Wani
yang ada di Amparita. Masyarakat To Lotang ini dipimpin oleh
seorang pemimpin tertinggi yang disebut dengan Uwatta dan Uwa-
uwa yang memimpin kelompok-kelompok kecil di bawahnya.
Masyarakat To Lotang adalah masyrakat yang menganut
kepercayaan bugis kuno. Penganut To Lotang mengakui dan
mempercayai adanya Tuhan yang disebut Dewata SeuwaE. Mereka
juga mempercayai adanya hari kiamat yang akan mengantarkan
manusia kepada kehidupan periode berkutnya yang disebut Lino
Paimeng. Masyarakat To Lotang memiliki adat atau kebiasan
dimana sampai dengan saat ini masih sering melakukan ziarah di
Buluroangne, yang ada di daerah pegunungan Bacukiki, tradisi ini
mereka lakukan tiap tahunnya. Tidak banyak penjelasan dan data
yang peneliti dapat mengenai masyarakat To Lotang ini, karena
sebenarnya masayarakat To Lotang ini bukan berasal dari Kota
Parepare. Kemudian wisatawan tidak dapat melihat aktivitas
kebudayaan dan prosesi aliran kepercayaan yang mereka lakukan.
b. Pelabuhan (port)
a) Pelabuhan Nusantara
Pelabuhan Nusantara merupakan pelabuhan utama di Kota
Parepare. Berdasarkan informasi yang didapat dari Pelindo luas
daratan dari pelabuhan ini mencapai 5,40 ha sedangkan luas
lautan mencapai 2,778 ha. Di pelabuhan ini terdapat gedung
kantor dengan luas 500 m². Fasilitas lainnya yang terdapat disini
83
d) Sign Board
Sign board atau papan penunjuk jalan yang terdapat di Kota
Parepare keadaannya cukup banyak dan kondisinya cukup baik.
Beberapa sign board yang ada di Kota Parepare yakni sign
board yang menunjukan jalan menuju ke tempat-tempat yang
cukup penting seperti terminal, pelabuhan dan juga pasar
tradisional. Selain itu juga terdapat sign board yang
menunjukan arah atau jalan menuju ke daerah atau kabupaten
lain di sekitar Kota Parepare seperti Kabupaten Sidrap dan
daerah-daerah lainnya.Serta ada jugasign board yang
84
a) Resume Wawancara :
1) Hotel Bukit Kenari
Hotel Bukit Kenari terletak di Jl. Jendral Sudriman no 65.
Hotel ini telah dibangun sejak 28 tahun yang lalu dan
memiliki 20 staff karyawan. Jumlah kamar yang tersedia
yakni 36 kamar dengan klasifikasi 16 kamar tipe deluxe, 15
kamar tipe standartwin dan 2 kamar tipe cottage. Harga
kamar di Hotel ini bervariasi mulai dari Rp.200.000,- hingga
Rp.300.000,- per/malam. Saat ini sedangdilakukan
pembangunan di Hotel Kenari dalam upaya untuk
menambah fasilitas bagi para tamu yang menginap,
pembangunan inimeliputi penambahan jumlah kamar
dengan fasilitas yang lebih baik dari type kamar
sebelumnya. Tidak hanya pengembangan untuk fasilitas
kamar, Hotel Kenari juga menambah fasilitas swimming
85
b. Restaurant
Jumlah restaurant yang tersedia di Kota Parepare berjumlah
sekitar 49 restaurant, dengan berbagai jenis makanan yang tersedia,
seperti : seafood, chineese food, makanan bercitarasa nusantara dan
jajanan khas Parepare itu sendiri.
a) Resume Wawancara
1) RestaurantTeras Empang
Salah satu restaurant yang banyak diminati oleh wisatawan
maupun masyarakat lokal di Kota Parepare adalah
Restaurant Teras Empang. Teras Empang teletak di Jalan
Andi Dewan, Teras empang merupakan restaurant yang baru
berdiri selama satu tahun . Namun perkembangan dari
restaurant ini terhitung sangat cepat. Jumlah pekerja
direstaurant ini kurang lebih 10 orang. Setiap weekendTeras
Empang rutin mengadakan acara life music yang
86
lain-lain. Travel ini juga telah memiliki izin resmi dari ASITA
Provinsi Sulawesi Selatan.
d. Souvenir Shop
Sampai dengan saat ini kota Parepare belum memiliki souvenir
shop, namun pemerintah sedang melakukan kegiatan untuk membina
dan memberikan pelatihan kepada masyarakat lokal agar dapat memulai
usaha kecil menengah dengan baik.
e. Stakeholders (Instansi Terkait)
Dalam menjalankan kegiatan pariwisata disuatu daerah atau
wilayah tentunya melibatkan beberapa pihak dan juga instansi yang
terkait yang memiliki peranannya masing-masing.
a) Resume wawancara
1) DPOP (Dinas Olahraga Pemuda dan Pariwisata Kota
Parepare)
Sampai dengan saat ini Kota Parepare hanya memposisikan
diri sebagai kota transit dan belum menjadi kota destinasi.
Potensi Kota Parepare sebenarnya cukup banyak jika dilihat
dari segi wisata alam namun belum terkelola secara
profesional terutama dari segi pengembangan. Permasalahan
yang dihadapi di setiap atraksi wisata adalah belum adanya
pegelolaan yang sepenuhnya ditangani oleh pemerintah.
Misalnnya di Pantai Lumpue, Pantai ini di claim oleh
masyarakat sebagai pantai yang dimiliki oleh masyarakat
sendiri (pribadi) sehingga dalam hal ini pemerintah belum
bisa turun tangan langsung untuk melakukan pengelolaan dan
pengembangan pantai ini.Atraksi wisata selanjutnya adalah
88
Maret 2015 pada pukul 06.00 . Tugas utama dari agent ini
adalah untuk menghandle kapal pesiar ketika akan masuk
kepelabuhan. Kebanyakan tourist yang menjadi penumpang
dari kapal pesiar adalah penumpang yang berusia lanjut.
Biasanya melakukan tour ke Tana Toraja, namun biasanya
tidak menginap tetapi untuk wisatawan dari kapal pesiar kali
ini menginap. Karena yang menentukan hal tersebut adalah
wisatawannya sendri. Jika tidak menginap biasanya pergi
pada pagi hari ke Tana Toraja dan kemudian pada sore hari
kembali lagi ke kapal dan pada malam hari sekitar pukul
20.00 atau 21.00 mereka kembali melanjutkan pelayaran.
Biasanya kapal pesiar yang akan berlabuh di dermaga
membutuhkan bantuan dari petugas dermaga lokal yang
memandu dengan menggunakan tathbooth yang juga
berfungsi untuk mendorong bagian depan atau bagian
beakang kapal agar dapat berlabuh dengan sempurna di
dermaga. Karena kru kapal tidak memahami keadaan
pelabuhan secara mendetail mengenai keadaan dan
situasinya. Hal ini juga berlaku untuk proses kapal pesiar
yang berlayar meninggalkan dermaga dan di lepas ketika
sudah sejauh 2 mill. Pada bulan Februari kemarin Kota
Parepare kedatangan kapal pesiar Silver Wind. Apabila
adapelabuhan yang tidak mempunyai dermaga maka kapal
pesiar tidak bisa bersandar melainkan hanya bisa berlabuh.
Tidak semua wisatawan yang mendatangi Parepare
melakukan kegiatan excursion ke Tana Toraja sebelum
Caledonian Sky ini terdapat kapal pesiar yang hanya
melakukan kegiatan city tour di Parepare dengan alasan
waktu yang tersedia hanya sebentar dan tidak menginap,
alternative lain selain ke Tana Toraja yaitu menuju ke
94
BAB V
PEMBAHASAN
A. PROFIL WISATAWAN
Profil wisatawan ini diambil dari penilaian 90 wisatawan kapal pesiar
Caledonian Sky yang terdiri dari 80 wisatawan yang melakukan kegiatan Tour
Tana Toraja dan 10 wisatawan yang melakukan kegiatan Parepare City Tour.
Penilaian dari responden tersebut menggambarkan keadaan mengenai atraksi,
amenitas, dan aksesibilitas baik di Kota Parepare maupun di Tana Toraja.
Kemudian penilaian tersebut dilakukan untuk mengetahui kegiatan apa saja
yang wisatawan lakukan dan apa saja atraksi wisata yang mereka kunjungi
selama berada di Kota Parepare. Wisatawan yang berkunjung ke Kota
Parepare memilki karakteristik yang beragam .
96
2. Usia
Dari data 90 wisatawan yang terdiri dari 80 wisatawan kapal pesiar
Caledonian Sky yang mengikuti tour ke Tana Toraja dan 10 wisatawan yang
mengikuti kegiatan Parepare City Tour.Wisatawan yang mengikuti Tour Tana
Toraja didominasi oleh usia 65 tahun keatas tahun . Sedangkan 10 wisatawan
kapal pesiar Caledonian Sky yang melakukan Paraepare City tour
didominasioleh wisatawan berusia 25 – 34 tahun. Maka dapat disimpulkan
bahwa wisatawan yang berusia lanjut yakni 65 tahun ke atas lebih berminat
untuk mengunjungi Tana Toraja, sedangkan wisatawan dengan usia 25 – 34
tahun lebih berminat melakukan kegiatan Parepare City Tour.
97
3. Kewarganegaraan
Berdasarkan data yang telah diperoleh, wisatawan kapal pesiar
Caledonian Sky yang mengikuti tour ke Tana Toraja berasal dari beberapa
Negara di dunia namun di dominasi oleh wisatawan dengan kewarganegaraan
Inggris Raya (British). Sedangkan untuk wisatawan yang melakukan kegiatan
Parepare City Tour di dominasi oleh wisatawan dengan kewarganegaraan
Jerman. Sehingga dapat dilihat bahwa peminat kegiatan wisata kapal pesiar
kebayakan berasal dari Benua Eropa.
4. Rekan Perjalanan
ada di negara mereka sendiri. Disamping itu mereka juga menyukai keramahan
dari penduduk yang mereka temui disekitar objek wisata.
8. Sarana Tranportasi
Berdasarkan data yang telah diperoleh, dari 80 wisatawan kapal pesiar
Caledonian Sky yang mengikuti tour ke Tana Toraja, sebanyak 52 orang
wisatawan atau dengan presentase sebanyak 65% menilai sarana transportasi di
Tana Toraja dengan very good atau sangatbaik. Maka dapat di simpulkan
bahwa wisatawan menilai sarana transportasi di Tana Toraja dengan sangat
baik, karena mereka berpendapat bahwa jalan yang ditempuh selama menuju
Tana Toraja cukup sulit untuk ditempuh namun para wisatawan tersebut kagum
dengan kecekatan para driver dalam mengemudikan bus.
9. Port Service
100
facilities atau fasilitas pelabuhan di pelabuhan Cappa Ujung ini di nilai cukup
oleh wisatawan.
13. Restaurant
Dari 80 wisatawan yang mengikuti tour Tana Toraja, mereka
memberikan penilaian mengenai restaurant yang sempat mereka kunjungi
dengan nilai sangat baik (very good), karena beberapa dari restaurant tersebut
mempunyai pemandangan yang indah dengan fasilitas yang cukup serta
pelayanan yang baik. Contohnya adanya pertunjukan seni tari khas Tana toraja.
pandu dan agen pelayarannaik ke atas kapal dengan membawa warta kapal
untuk diisi oleh nahkodayang kemudian akan diserahkan kepada KSOP
(Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan). Lalu proses selanjutnya adalah
nahkodaakan membawa kapal ke dermaga yang telah ditunjuk oleh KSOP,
pelabuhan yang ditunjuk oleh KSOP adalah Pelabuhan Cappa Ujung Kota
Parepare.
Tabel 5.2
Proses Penanganan Shore Excursion
NO ASPEK YA TIDAK
1 Jadwal perjalanan (itinerary) telah di persiapkan oleh perusahaan √
kapal pesiar
2 Adanya kerjasama antara tour operator dan perusahaan kapal pesiar √
dalam merancang program tour
3 Adanya time managing saat wisatawan berada di pelabuhan √
Pihak tour operator juga sudah menyiapkan tour guide dari HPI
(Himpunan Pramuwisata Indonesia) yang berkompeten untuk menemani selama
tour berlangsung. Tour Guide yang di pilih pun tentu dapat berkomunikasi
secara baik dengan wisatawan dan paham mengenai Tana Toraja, karena
sebagian tour guide berasal dari kota tersebut. Sebelum kapal datang, pihak
tour operator dan perusahaan kapal pesiar melakukan pengecekan ulang ada
berapa jumlah wisatawan yang akan mengikuti kegiatan shore excursion. Pihak
perusahaan kapal pesiar telah memberitahukan kepada para wisatawan kapal
pesiar yang akan mengikuti shore excursion tentang komponen tour tersebut,
kemana mereka akan pergi, atraksi wisata apa saja yang akan mereka kunjungi,
serta berapa lama mereka melakukan tour tersebut. Tim shore excursion kapal
juga mengkonfirmasi kembali apa saja yang dibutuhkan wisatawan saat
melakukan tour dan menyiapkan kebutuhan bagi wisatawan yang berkebutuhan
khusus.
Pada saat kapal akan berangkat dari pelabuhan ada beberapa proses
yang dilakukan yakni, pemenuhan semua persyaratan termasuk surat-surat yang
diperlukan seperti surat pernyataan dari nahkoda, imigrasi, kesehatan
pelabuhan, bea cukai, PELINDO serta daftar muatan barang dari kapal pesiar
tersebut. Kemudian setelah surat-surat tersebut terpenuhi dengan lengkap,
KSOP akan mengeluarkan port clearance yang diperlukan kapal pesiar.
Sebelum kapal meninggalkan pelabuhan, akan ada petugas pandu yang
membantu nahkoda sampai batas perairan wajib pandu. Kemudian petugas
pandu juga kembali memeriksa keadaan kapal pesiar tersebut, apabila
ditemukan hal-hal yang membahayakan kesalamatan kapal dan penumpang
maka petugas pandu akan mencabut portclearance dan mengembalikannya
kepada KSOP.
dijadikan sebagai port of call yang baik serta dapat memberikan kesan yang
unik dan menarik bagi wisatawan kapal pesiar, dari segi pelabuhan sendiri Kota
Parepare memenuhi beberapa faktor yang menentukan bahwa suatu port of call
dapat dijadikan sebuah destinasi bagi wisatwan. Pelabuhan yang dimaksud
disini adalah pelabuhan Nusantara dan juga pelabuhan Cappa ujung yang
sebenarnya merupakan pelabuhan cadangan yang digunakan pada saat
pelabuhan utama penuh. Berikut adalah faktor-faktor yang dimaksud :
a) Pelabuhan
b) Destinasi
Dalam hal ini Kota Parepare sendiri belum memiliki fasilitas bandara,
bandara Internasional yang jaraknya paling dekat dengan Kota
Parepare adalah Bandara Sultan Hassanudin yang berada di Kabupaten
Maros dekat Kota Makassar. Waktu tempuh dari Kota Parepare
menuju ke Bandara ini adalah sekitar 3 – 4 jam.
11 Tempat parkir √ 4
JUMLAH 23
Sumber : Hasil Olahan Data
Keterangan :
11 22 33 44 55
(Sangat Kurang) (Kurang) (cukup) (Baik) (Sangat Baik)
b. Pantai Tonrangeng
115
Tabel 5.5
Penilaian Pantai Tonrangeng
No Aspek Kondisi Nilai
Sangat Baik Cukup Kurang Sangat
baik kurang
(5) (4) (3) (2) (1)
1 Daya Tarik √ 4
2 Kebersihan √ 2
3 Local Guide √ 1
4 Information centre √ 1
5 Klinik √ 1
6 Tempat sampah √ 3
7 Tempat ibadah √ 1
8 Restaurant √ 1
9 Souvenir Shop √ 1
10 Toilet √ 3
11 Tempat parkir √ 4
JUMLAH 22
Sumber : Hasil Olahan Data
Dari segi daya tarik, Pantai Tongrangeng memiliki bobot nilai 4 karena
merupakan pantai yang masih cukup alami. Tetapi kebersihan Pantai hanya
mendapat bobot nilai 2 karena banyaknya sampah yang berserakan di sekitar
pantai. Untuk local guide, information centre, dan klinik hanya mendapat
bobot nilai 1 karena tidak tersedianya fasilitas tersebut. Untuk tempat sampah
mendapat bobot nilai 3 karena sudah tersedia dengan jumlah cukup. Untuk
tempat ibadah, restaurant , dan souvenir shop mendapat bobot nilai 1 karena
tidak tersedianya fasilitas tersebut. Sedangkan tempat parkir memiliki bobot
nilai 2, karena mampu menampung banyak kendaraan yang dibawa wisatawan.
Jumlah nilai bobot dari pantai Tongrangeng ini ialah 22 yang berarti kurang.
Ukuran dari pantai ini memang agak kecil, oleh karena itu disini belum
116
c. Goa Tompangnge
Tabel 5.6
Penilaian Goa Tompangnge
No Aspek Kondisi Nilai
Sangat Baik Cukup Kurang Sangat
baik kurang
(5) (4) (3) (2) (1)
1 Daya Tarik √ 4
2 Kebersihan √ 2
3 Local Guide √ 3
4 Information centre √ 1
5 Klinik √ 1
6 Tempat sampah √ 3
7 Tempat ibadah √ 1
8 Restaurant √ 1
9 Souvenir Shop √ 1
10 Toilet √ 1
11 Tempat parkir √ 1
JUMLAH 19
Sumber : Hasil Olahan Data
Goa Tompangnge dari segi daya tarik mendapat bobot nilai 4 karena
wisatawan bisa melihat ratusan bahkan ribuan kelelawar yang ada di dalam goa.
Untuk kebersihan sendiri hanya mendapat bobot nilai 2 karena banyaknya
kotoran kelelawar yang menimbulkan aroma tidak sedap bagi wisatawan yang
berkunjung. local guide sendiri mendapat bobot nilai 3 karena guide lokal
memiliki pengetahuan yang cukup baik pada saat memandu wisatawan ke
dalam goa.
ketersediaan tempat sampah sudah baik, karena itu mendapat bobot nilai 3.
Untuk fasilitas lain seperti tempat ibadah, restaurant, souvenir shop, toilet, dan
tempat parkir hanya mendapat bobot nilai 1 karena tidak adanya fasilitas
tersebut di area Goa Tompangnge. Maka dapat disimpulkan atraksi wisata Goa
Tompangnge ini memiliki jumlah bobot nilai 19, yang artinya kurang. Hal
tersebut dikarenakan masih banyaknya fasilitas wisata yang belum tersedia
ditempat tersebut.
e. Pantai Mattirotasi
Tabel 5.8
Penilaian Pantai Mattirotasi
JUMLAH 24
Sumber : Hasil Olahan Data
Hutan raya jompie menjadi hutan kota satu-satunya yang berada dikota
Parepare. Hutan ini memiliki bobot daya tarik 5 karena jika dilihat dari jalan
raya maka pengunjung dapat melihat dua pemandangan sekaligus yaitu
pemandangan hutan serta pemandangan laut. Selain itu banyak jenis pohon
atau tanaman yang terdapat dihutan ini. Kebersihan dari hutan ini juga dinilai
kurang karena banyak sekali lumut disepanjang jalan setapak yang bisa
membahayakan pengunjung serta kondisi hutan yang juga belum begitu
terawat maka kami memberi bobot nilai 2 pada kolom kebersihan. Bobot nilai
5 kami berikan pada kolom local guide karena Jika terdapat wisatawan yang
ingin mengunjungi hutan ini terdapat local guide atau pemandu yang berasal
dari perhutani yang siap memberikan penjelasan mengenai apa saja yang
terdapat dihutan ini.
Fasilitas lainnya pun cukup lengkap seperti ketersediaannya
information centre dengan bobot nilai 4, parkir yang cukup luas dengan bobot
4 serta toilet yang kurang baik karena kondisinya yang kotor maka kami beri
121
bobot nilai 1 sedangkan fasilitas lainnya kami beri bobot 1 karena ketidak
tersediaannya fasilitas-fasilitas terkait dihutan ini. Maka dapat disimpulkan
bahwa hutan jompie ini memiliki nilai 27 yang memiliki arti cukup, karena
walaupun hutan jompie ini memiliki daya tarik yang sangat baik namun
pengelolaan di hutan ini masih harus ditingkatkan.
Makam Datu Lacincing ini merupakan atraksi wisata yang cukup unik,
dapat di lihat dari tabel di atas bahwa untuk keunikan makam ini memiliki
bobot nilai 3, yang artinya cukup. Makam ini merupakan bukti sejarah
penyebaran agama Islam di Kota Parepare, oleh karena itu makam ini
merupakan situs sejarah yang masih di jaga oleh masyarakat hingga saat ini.
Untuk aspek kebersihan makam ini memiliki bobot nilai 3 juga, yang artinya
cukup. Karena penjaga makam ini yang rumahnya tepat berada di depan
kompleks makam, penjaga makam ini selalu rutin untuk membersihkannya.
Local Guide dapat dinyatakan baik dengan memiliki bobot nilai 4, local guide
dari makam ini adalah seorang warga yang merangkap sekaligus sebagai
penjaga makam. Rumah sang local guide pun sangat dekat dengan kompleks
makam, yaitu hanya berjarak 100m. Information Centre dan Klinik masih di
nyatakan sangat kurang dengan memiliki bobot nilai 1, karena di sekitar
komplek makam tidak ada information centre dan klinik. Pengunjung dapat
mendapatkan informasi tentang makam dari sang penjaga makam. Aspek
tempat sampah memiliki bobot nilai 3, yang artinya cukup. Di kompleks
makam ini terdapat tempat sampah, entah di dalam kompleks makam atau di
luar kompleks makam itu sendiri. Tempat ibadah, restaurant, souvenir shop,
dan toilet memiliki bobot nilai 1 yang artinya sangat kurang, karena di area
kompleks makam ini tidak tersedia restaurant, souvenir shop dan toilet. Para
pengunjung dapat memarkirkan kendaraan roda empat mereka di jalanraya
depan kompleks masyarakat, karena untuk menuju kompleks makam ini
haruslah berjalan kaki atau menaiki kendaraan rodadua. Sehingga pada
checklist penilaian di atas tempat parkir memiliki bobot nilai 2 yang artinya
kurang. Secara keseluruhan penilaian untuk makam Datu Lacincing ini
memiliki jumlah nilai 19 yang memiliki arti kurang, karena makam ini berada
ditengah-tengah pemukiman warga dengan lokasi yang tidak begitu luas maka
fasilitas yang tersediapun hanya fasilitas seadanya.
Tabel 5.11
Penilaian Kawasan Kuliner Parepare Beach
Tempat ibadah dan restaurant di nilai sangat baik dengan bobot nilai
4, tempat ibadah tepat berada di ujung kawasan kuliner ini atau berada di tepat
di depan pintu masuk pasar senggol. Tempat ibadah ini tidak hanya berbentuk
mushola namun berbentuk masjid. Sepanjang garis pantai ini adalah tempat
yang disediakan untuk menjajakan makanan yang secara otomatis pengunjung
akan sangat mudah mencari makanan jika mereka merasa lapar. Di daerah
kawasan kuliner ini souvenir shop masih di nilai kurang dengan memiliki
bobot nilai 2, di daerah ini tersedia toko yang menjual pakaian batik khas
Provinsi Sulawesi (Bugis) namun toko yang tersedia hanya ada satu sehingga
masih di nilai kurang. Bagi para pengunjung yang mencari toilet, fasilitas
toilet ini berada di dekat Pasar Senggol sehingga masih di nilai cukup dengan
memiliki bobot nilai 2, meskipun lebih baik jika jumlahnya di tambah.
Tempat parkir di nilai baik dengan bobot nilai 3, yang berarti kawasan kuliner
ini memiliki area parkir yang luas. Dapat disimpulkan bahwa jumlah bobot
nilai dari kawasan kuliner Parepare beach ini adalah 21 yang mempunyai arti
sangat kurang, karena kawasan kuliner Parepare ini hanyalah tempat makan
dipinggir pantai yang mempunyai fasilitas seadanya dan kebersihan yang
terhitung kurang bersih. Selain itu pasar yang terdapat didekat kawasan
kuliner ini pun hanyalah pasar yang menjual pakaian bekas dan kecil
kemungkinan bagi wisatawan kapal pesiar untuk mendatangi pasar ini.
6 Tempat sampah √ 1
7 Tempat ibadah √ 1
8 Restaurant √ 1
9 Souvenir Shop √ 1
10 Toilet √ 1
11 Tempat parkir √ 1
JUMLAH 14
Sumber : Hasil Olahan Data
Bendungan Lappa Angin adalah salah satu atraksi wisata yang ada di
Kota Parepare. Kedalaman dari bendungan ini berkisar antara 3 – 4 meter.
Dari sisi daya tarik Bendungan Lappa Angin ini memiliki bobot nilai 2
(kurang), karena keunikan yang dimiliki oleh atraksi ini kurang menarik bagi
wisatawan, karena bendungan ini hampir sama seperti bendungan-bendungan
lain pada umumnya dan juga tidak memiliki keunikan tersendiri diantara
bendungan-bendungan yang lain. Untuk aspek kebersihan, bendugan ini
memiliki bobot nilai 3 (cukup) karena kami hanya melihat sedikit sampah-
sampah yang berserakan dan juga kondisi dari airnya tidak terlalu keruh
ataupun cokelat. Di bendungan Lappa Angin ini wisatawan juga dapat
berenang maupun berendam. Untuk local guide, berbobot nilai 1 (sangat
kurang) karena disana tidak terdapat local guide. Untuk information center,
klinik, tempat ibadah, restaurant, souvenir shop, tempat sampah, dan toilet
kami juga memberikan nilai 1 (sangat kurang) karena di bendungan Lappa
Angin tersebut sama sekali tidak memiliki fasilitas-fasilitas tersebut.
Sebenarnya lokasi ini juga sangat cocok untuk dijadikan tempat untuk
melakukan kegiatan outbound karena memiliki area yang cukup luas dan
menarik. Maka dapat disimpulkan bahwa jumlah bobot nilai dari bendungan
ini yaitu 14 yang berarti sangat kurang, sama halnya dengan atraksi wisata
lainnya kekurangan dari atraksi wisata ini adalah ketersediaan fasilitas wisata
yang dinilai kurang dan bahkan ada beberapa yang belum tersedia.
126
j. Waterboom Parepare
Tabel 5.13
Penilaian Waterboom Parepare
Waterboom Kota Parepare adalah salah satu atraksi wisata buatan yang
saat ini sangat digandrungi oleh masyarakat lokal di Kota Parepare maupun
masyarakat dari kabupaten-kabupaten sekitar. Waterboom ini memiliki tingkat
keunikan yang cukup karena pada dasarnya waterboom ini hanya kolam
renang yang memiliki wahana seluncur untuk anak-anak maupun untuk
dewasa. Untuk daya tarik memiliki bobot nilai 3 (cukup) karena dari segi
kedalaman kolam memiliki berbagai variasi yakni untuk anak kecil, remaja
hingga orang tua. Untuk aspek kebersihan, waterboom ini memiliki bobot
nilai 4 (baik),karena air didalam kolam renang ini cukup jernih dan bersih.
Local guide tidak tersedia di waterboom ini, sehingga nilai bobot yang
diberikan adalah 1 (sangat kurang). Dari fasilitas pendukung seperti
127
k. Festival Mappadendang
Tabel 5.14
Penilaian Festival Mappadendang
b) Ojek
Tabel 5.16
Penilaian Ojek
c) Becak
Tabel 5.17
Penilaian Becak
Becak yang terdapat di Kota Parepare tidak jauh berbeda dengan becak
yang ada di Kota lainnya. Namun beberapa becak yang ada di Kota Parepare
juga mendapatkan penyuluhan dari Dinas Olahraga, Pemuda, Pariwisata
131
2) Pelabuhan
a) Pelabuhan Nusantara
Tabel 5.18
Penilaian Palabuhan Nusantara
Tabel 5.20
Penilaian Kondisi Jalan & Sign Board
3) Jalan
Salah satu infrastruktur yang berada di kota Parepare adalah jalan.
Keadaan jalan di Parepare cukup baik. Hanya saja masih terdapat beberapa
jalan yang belum diperbaiki, seperti jalan penghubung antara pelabuhan
Nusantara dengan pelabuhan Pertamina. Selebihnya jalan-jalan yang terdapat
disana dalam kondisi yang cukup baik. Kondisi jalan di Kota Parepare, sudah
dapat dikategorikan memiliki jalan yang baik dan layak untuk jalan Kota
134
maupun jalan antar Provinsi yang sering dilewati oleh bus besar yang mau
mengarah ke Tana Toraja.
Kondisi fisik dari hotel ini cukup baik dalam kelas melati. Selain itu,
hotel ini juga mempunyai lokasi yang cukup strategis dengan view
menghadap langsung ke pantai serta dapat dijangkau dengan mudah. Kurang
lebih 10 menit dari pusat kota. Harga yang telah ditentukan sudah termasuk
breakfast. Disamping itu, hotel ini juga menyediakan fasilitas seperti
restaurant, airconditioner disetiap kamar, wifi, swimming pool serta tempat
parkir yang luar.
2) Restaurant
Nama restaurant : Teras Empang
Tabel 5.22
Penilaian Restaurant
G. ANALISIS SWOT
1. Faktor Internal
a) Strengths
1. Kota Parepare memiliki atraksi wisata yang cukup beragam
mulai dari alam ( Pantai Lumpue, Pantai Tonrangeng, Pantai
Mattirotasi, Pantai Bibir, Sungai Karajae, Gua dan Air terjun
Tompangnge dan Hutan Jompie) buatan manusia (Komplek
Pemakaman Dattu Lacincin, kawasan kuliner Pantai Bibir) dan
kebudayaan (Festival Mappadendang, Festival Saloq Karajae).
2. Kota Parepare memiliki Pelabuhan yang cukup luas dan
strategis sehingga kapal-kapal dengan ukuran yang besar
sekalipun dapat berlabuh disini, serta didukung dengan fasilitas
yang baik bagi penumpang dan kapal-kapal yang ingin
bersandar atau bahkan untuk berlabuh.
138
b) Weaknesses
1. Masih banyak atraksi wisata yang ada di Kota Parepare
keadaannya masih kurang terawat dan kurang terpelihara
dengan baik. Serta ada beberapa atraksi wisata yang ada di
Kota Parepare seperti Pantai Lumpue dan Pantai Tonrangeng
yang masih di kelola oleh masyarakat lokal sehingga
pengelolaannya kurang terorganisir dengan baik. Beberapa
atraksi wisata tersebut dikelola oleh masyarakat lokal karena
adanya permasalahan mengenai sengketa lahan, dimana
masyarakat lokal mengaku memiliki sertifikat kepemilikan
tanah atas lahan Pantai tersebut.
2. Ketersediaan transportasi umum yang masih terbatas untuk
mengunjungi setiap atraksi wisata. Sarana tranportasi umum
yang tersedia hanya pete-pete, becak, ojek (angkutan umum
tradisional) dengan fasilitas dan daya angkut yang terbatas.
Serta masih kurangnya papan penunjuk jalan menuju atraksi
wisata yang masih sangat minim.
3. Restaurant yang ada di Kota Parepare rata-rata tidak begitu luas
dan belum memiliki daya tampung yang cukup besar untuk
menampung wisatawan dengan jumlah yang cukup banyak.
4. Di Kota Parepare sendiri belum tersedia kegiatan shore
excursion misalnya paket wisata Parepare City Tour bagi
wisatawan.
c) Opportunities
139
d) Threats
1. Lebih banyak wisatawan kapal pesiar yang berkunjung ke
atraksi wisata yang ada di Tana Toraja dibandingkan dengan
atraksi wisata yang ada di Kota Parepare.
2. Di Provinsi Sulawesi Selatan sendiri terdapat 3 pelabuhan
internasional, selain Kota Parepare terdapat 2 pelabuhan lain
yang merupakan pelubahan internasional yang juga dikunjungi
oleh kapal pesiar yakni pelabuhan di Kota Makassar dan
pelabuhan di Kabupaten Palopo. Data ini peneliti peroleh
berdasarkan hasil wawancara dengan PT.PELINDO IV Kota
Parepare dan website Provinsi Sulawesi Selatan yakni
sulsesprov.go.id.
3. Ketika kapal pesiar berlabuh di suatu port of call mereka akan
melakukan kegiatan shore excursion, pihak main agent akan
memilih local agent manakah yang dirasa mampu untuk
140
Posisi Faktor Strategi Internal Rating Posisi Faktor Strategi Eksternal Rating
Tabel 5.23
Matriks Space Analisis
141
Grafik 5.1
Kuadran
Peluang
Kuadran III Kuadran I
(-,+) (+,+)
Kelemahan Kekuatan
-0,25 0,80
(-,-) (+,-)
Kuadran IV Kuadran II
Ancaman
Kuadran I (Peluang-Kekuatan)
BAB VI
156
A. KESIMPULAN
1. Atraksi Wisata
Kelebihan dari atraksi wisata yang terdapat di Kota Parepare adalah
memiliki atraksi wisata yang beragam diantaranya wisata alam, wisata
buatan serta wisata budaya. Namun, atraksi wisata tersebut masih memiliki
beberapa kekurangan yaitu masih adanya atraksi wisata yang kurang
terawat dan tidak terkelola dengan baik. Bahkan terdapat dua objek wisata
yang mengalami permasalahan sengketa lahan antara masyarakat dan
pemerintah daerah. Pada kenyataannya berdasarkan penelitian yang peneliti
lakukan sebenarnya Kota Parepare ini memiliki potensi yang cukup, namun
belum meiliki daya tarik yang dapat ditawarkan kepada wisatawan
khususnya wisatawan kapal pesiar.
2. Aksesibilitas
Untuk mengetahui sejauh mana kesiapan Kota Parepare dalam
mengangani wisata kapal pesiar, kondisi aksesibilitas menjadi salah satu
aspek penting yang harus diperhatikan. Berdasarkan hasil pengamatan
peneliti selama berada dilapangan, dapat disimpulkan bahwa kondisi
aksesibilitas di Kota Parepare terbilang baik, aksesnya dapat ditempuh
melalui jalur darat maupun laut. Adapun transportasi umum yang dapat
ditemui di Kota Parepare adalah petepete, ojek maupun becak. Kondisi dari
seluruh transportasi tersebut dapat dikatakan cukup namun kekurangan dari
transportasi darat di Kota Parepare adalah kurangnya jumlah trayek
khususnya petepete . Selain itu, Kota Parepare memiliki transportasi laut
beserta 4 pelabuhan yang diantaranya adalah Pelabuhan Nusantara yang
berfungsi sebagai pelabuhan utama, pelabuhan pertamina yang
dikhususkan untuk bahan bakar minyak , pelabuhan Cempae yang
dijadikan untuk penampungan ikan-ikan laut serta Pelabuhan Cappa Ujung
157
3. Amenitas
Fasilitas wisata yang dimiliki oleh kota Parepare sampai saat ini
masih dinilai kurang, hal tersebut dapat dilihat dari beberapa faktor yang
peneliti temukan selama melakukan kegiatan dikota Parepare, faktor
tersebut berupa kekurangan seperti, belum tersedianya souvenir shop.
Menurut Philip Gibson (2006:71) Souvenir shop merupakan salah satu
aspek yang harus ada jika suatu port of call ingin dijadikan sebagai suatu
destinasi. Selain itu, hotel yang dimiliki oleh kota Parepare masih
diklasifikasikan sebagai hotel kelas melati, serta tour operator yang masih
kalah bersaing dengan kota-kota sekitar di Sulawesi Selatan seperti
Makassar, hal tersebut dapat dibuktikan dari beberapa informasi yang
peneliti dapat mengenai mayoritas tour operator dari Makassar yang
melakukan penanganan wisata kapal pesiar pada saat berlabuh di Kota
Parepare.
B. REKOMENDASI
Grafik 6.1
Rekomendasi Pengembangan Port of Call
Gateway
Cruise Port
nn
Pengembanga
Rekomendasi
Instansi Terkait
Grafik di atas saja yang perlu dikembangkan agar Kota Parepare yang
awalnya adalah tipe gateway cruise port menjadi tipe balanced cruise port, hal
yang dapat dilakukan yakni dengan melihat kesiapan Kota Parepare dari aspek
atraksi wisata, aksesibilitas, amenitas dan proses penanganan. Berdasarkan hasil
161
Tabel 6.1
Rekomendasi
INSTANSI
NO ASPEK REKOMNEDASI
TERKAIT
Menentukan atraksi wisata mana yang (DOPP)
cukup berpotensi untuk dikunjungi
wisatawan.
Memperbaiki sarana dan prasarana
atraksi wisata yang ada di Kota (DOPP)
Parepare, terutama atraksi wisata yang
ATRAKSI dinilai berpotensi untuk dikunjungi
1
WISATA oleh wisatawan.
Melakukan promosi kepada wisatawan
mengenai atraksi wisata yang ada di (DOPP)
Kota Parepare agar lebih dikenal oleh
wisatawan.
Memperbaiki setiap monumen / tugu
yang ada di Kota Parepare sehingga (DOPP)
162