Kecamatan Bis a
TEKNIK PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UIN ALAUDDINMAKASSAR
Kecamatan Bis a
NKaemlom apok 3
Kelompok
Salya Nabila Aulia
yyah 60800118034
60800118047
60800118002 kih 60800118050
Nurul Amalia Ina
Dia SSaeflifriaDhnringiSirha60800118051
Rn.AHAilanlnNisoadjPenagsi
60800118052
Amiluddin
aPmamauynanti
f 60800118053
RahmYua
60800118035 i
lDliteawiNMurTul
aris 60800118046
Sa
ainal 60800118048
60800118017 60800118028
60800118023
Idam Ramadhan 60800118045
Andi Farid Al Afi
Selfi Damayanti 60800118047
Indonur Alfiani
Ulul MAzumhi 60800118064
HDielsatliaAnlaW 60800118081
RachZmeaint
FAamuziannulSlah Z
Syaifullah Yusuf
TEKNIK PERENCANAAN WILAYAH DAN
KOTA FAKULTAS SAINS DAN
TEKNOLOGI UIN ALAUDDIN
Oleh:
Salya Nabila Aulia 60800118002
Dia Safirah Pamun 60800118017
Rahma Dewi MT 60800118023
Sirhan Hilal Nodjeng 60800118028
Idam Ramadhan 60800118045
Selfi Damayanti 60800118047
Ulul Azmi Destiana 60800118064
Rachmat Fauzan S 60800118081
2020
TEKNIK PERENCANAAN WILAYAH DAN
KOTA FAKULTAS SAINS DAN
TEKNOLOGI UIN ALAUDDIN
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan atas kehadirat Allah SWT, atas rahmat dan
hidayah-nya sehingga penulisan “Laporan Perencanaan Pariwisata Kabupaten
Pinrang” dapat diselesaikan dengan baik dan tepat pada waktunya.
Terselesaikannya proposal ini tidak lepas dari dukungan beberapa pihak.
Untuk itu dalam kesempatan ini, penulis mengucapkan banyak terima kasih
kepada :
1. Abd. Aziz Hatuina, S.T., M.T., selaku dosen pengampuh mata kuliah
Perencanaan Pariwisata.
2. Fadhil Surur, S.T., M.Si., selaku dosen pengampuh mata kuliah
Perencanaan Pariwisata.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa penyusunan laporan ini belum
mencapai kesempurnaan, sehingga kritik dan saran yang bersifat membangun
sangat penulis harapkan dari berbagai pihak demi kesempurnaan laporan ini.
Akhirnya, penulis berharap semoga laporan ini dapat memberikan berbagai
informasi yang bermanfaat bagi semua orang yang membacanya.
Kelompok 3
DAFTAR ISI
SAMPUL........................................................................................................i
KATA PENGANTAR..................................................................................ii
DAFTAR ISI................................................................................................iii
DAFTAR TABEL.......................................................................................vii
DAFTAR GAMBAR...................................................................................ix
BAB I PENDAHULUAN..........................................................................1
A. Latar Belakang.....................................................................................1
B. Maksud, Tujuan dan Sasaran...............................................................3
1. Maksud Penyusunan RIPPDA......................................................3
2. Tujuan Penyusunan RIPPDA........................................................3
3. Sasaran Penyusunan RIPPDA.......................................................4
C. Keluaran...............................................................................................4
D. Ruang Lingkup.....................................................................................4
1. Ruang Lingkup Wilayah...............................................................4
2. Ruang Lingkup Materi..................................................................5
E. Metodologi...........................................................................................6
1. Kerangka Pendekatan....................................................................6
2. Tahapan Pelaksanaan....................................................................7
F. Jangka Waktu Perencanaan................................................................13
G. Sistematika Pelaporan........................................................................13
A. Usaha Pariwisata................................................................................58
1. Usaha Daya Tarik Wisata...........................................................58
2. Usaha Jasa Transportasi Wisata..................................................59
3. Usaha Jasa Perjalanan Wisata.....................................................59
4. Usaha Jasa Makanan dan Minuman............................................60
5. Usaha Penyediaa Akomodasi......................................................60
1. Strategi SO..................................................................................92
2. Strategi WO................................................................................93
3. Strategi ST..................................................................................93
4. Strategi WT.................................................................................93
DAFTAR TABEL
DAFTAR GAMBAR
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Perencanaan adalah suatu proses mempersiapkan secara sistematis dan
rasional kegiatan-kegiatan yang akan digunakan untuk mencapai suatu tujuan
tertentu dan merupakan suatu cara bagaimana mencapai tujuan sebaik-baiknya
dengan sumber-sumber yang ada secara lebih efektif dan efisien. Dalam
merencanakan suatu pariwisata pada daerah yang memiliki potensi,
perkembangan pariwisata harus diselaraskan dengan pembangunan
berkelanjutan yang berfokus pada ekonomi, sosial, dan lingkungan. Di
Indonesia sendiri sudah banyak yang mengintegrasikan pariwisata dengan
lingkungan melalui konsep ekowisata, di mana pariwisata berkembang tanpa
merusak lingkungan sehingga kegiatan pariwisata tersebut berkelanjutan.
Pariwisata yang berkelanjutan memiliki tujuan antara lain mengkaji
pengembangan pariwisata alam yang bisa mendukung dan selaras dengan
pembangunan berkelanjutan. Perencanaan dasar dengan menyediakan
kerangka perencanaan yang umum dan menekankan pada konsep perencanaan
menjadi berkesinambungan, berorientasi sistem, menyeluruh, terintegrasi dan
ramah lingkungan serta fokus pada keberhasilan pengembangan yang dapat
mendukung keterlibatan masyarakat, Inskeep (1991) dalam Ridwan (2012:4).
Menurut Paturusi (2008:27), perencanaan pariwisata adalah suatu
proses pembuatan keputusan yang berkaitan dengan masa depan suatu
destinasi atau atraksi wisata. Ini merupakan suatu proses dinamis dalam
penentuan tujuan, yang secara bersistem mempertimbangkan berbagai
alternatif tindakan untuk mencapai tujuan serta implementasinya terhadap
alternatif terpilih dan evaluasinya. Proses perencanaan mempertimbangkan
lingkungan (politik, fisik, sosial dan ekonomi) sebagai suatu komponen yang
saling terkait dan saling tergantung satu dengan yang lainnya.
C. Keluaran
Keluaran yang dapat diperoleh dari penyusunan RIPPDA Kabupaten
Pinrang yaitu pemerintah dan masyarakat dapat mengetahui objek-objek
wisata yang ada di Kabupaten Pinrang, masyarakat dapat memperoleh
keuntungan dari objek wisata (lapangan pekerjaan) serta meningkatkan daya
tarik dan daya saing objek wisata yang ada di Kabupaten Pinrang.
D. Ruang Lingkup
1. Ruang Lingkup Wilayah
Lokasi pekerjaan kegiatan RIPPDA yaitu berlokasi di Kabupaten
Pinrang, Provinsi Sulawesi Selatan yang terletak kira-kira 185 Km di
sebelah utara Kota Makassar. Secara astronomis, Kabupaten Pinrang
terletak antara 3°19'13"- 4°10' 30" Lintang Selatan dan 119°26'30"-
119°47'20" Bujur Timur. Wilayah administratif Kabupaten Pinrang
terbagi dalam 12 kecamatan dan 108 Desa/Kelurahan (39 Kelurahan dan
69 Desa) dengan luas 1.961,77 Km2, masing-masing berbatasan dengan:
Sebelah Utara : Kabupaten Tana Toraja
Sebelah Timur : Kabupaten Enrekang dan Kabupaten Sidenreng
Rappang
Sebelah Selatan : Kota Pare-Pare
E. Metodologi
1. Kerangka Pendekatan
Metode pendekatan yang digunakan dalam studi ini yaitu:
a. Metode deskriptif, yang dapat diartikan sebagai prosedur pemecahan
masalah yang diselidiki dengan menggambarkan/melukiskan keadaan
subjek/objek penelitian (seseorang, lembaga, masyarakat dan lain-lain)
pada saat sekarang berdasarkan fakta-fakta yang tampak atau
sebagaimana adanya. Penelitian deskriptif adalah penelitian yang
berusaha untuk menuturkan pemecahan masalah yang ada sekarang
berdasarkan data-data; penyajian data diikuti pula oleh analisis dan
interpretasi. Penelitian deskriptif juga bisa bersifat komparatif dan
korelatif. Tujuan dari penelitian deskriptif adalah untuk memecahkan
masalah secara sistematis dan faktual mengenai fakta-fakta dan sifat
populasi.
b. Metode Pendekatan Spasial atau Spatial Approach adalah salah satu
pendekatan geografi yang digunakan untuk mengkaji
fenomenafenomena geografi. Pendekatan spasial umumnya
menganalisis ruang bumi dengan menganalisis setiap aspek yang ada
pada permukaan bumi. Konsep yang digunakan adalah konsep
keruangan dan hubunganhubungan antar ruang. Ada 3 jenis
pendekatan yang masuk kedalam pendekatan spasial yaitu, pendekatan
topik, pendakatan aktivitas manusia dan pendekatan region (wilayah).
1) Pendekatan topik, Pendekatan ini menitikberatkan pada topik utama
dari suatu gejala geografi dan masalah.
2) Pendakatan aktivitas manusia, pendekatan yang fokus utamanya
adalah aktivitas manusia (human activities). Pendekatan ini dapat
2) Sasaran
Sasaran yang akan dicapai meliputi, yaitu: sasarn fisik dan
non fisik. Ditinjau secara fisik lingkungan, adalah identifikasi
terhadap daya tarik potensi wisata, pemetaan batas-batas wilayah
perencanaan, pemetaan kondisi fisik obyek dan lingkungannya,
fasilitas penunjang, serta infrastruktur yang ada. Secara non
fisik/social budaya sasarannya adalah bagaimana perkembangan
kepariwisataan mempengaruhi kehidupan masyarakat setempat.
Sedangkan secara ekonomi, bagaimana dapat ikut menumbuhkan
tingkat ekonomi dan kesempatan kerja bagi masyarakat setempat.
3) Metode
Pengumpulan data dialakukan dengan penalaahan data
terlebih dahulu, kumpulan studi dan kompilasi informasi maupun
penelitian yang pernah diadakan oleh instansi lain pada wilayah
perencanaan.
Teknik pengumpulan data yang dilakukan yaitu data
sekunder. Data sekunder adalah data yang merupakan hasil
pengumpulan orang atau instansi lain dalam bentuk publikasi,
dapat berupa:
a) Kabupaten Pinrang Dalam Angka
b) Dokumen Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW}
c) Rencana Strategis Pembangunan
d) Peta Wilayah
G. Sistematika Pelaporan
Dalam penyusunan laporan ini dilakukan dengan mengurut data sesuai
dengan tingkat kebutuhan dan kegunaan, sehingga semua aspek yang
dibutuhkan dalam proses selanjutnya terangkum secara sistematis, dengan
sistematika pelaporan sebagai berikut:
BAB I PENDAHULUAN
BAB II
4) Masjid Tua Tondo Bunga Desa Letta, dan Benteng Paremba Desa
Benteng Paremba di Kecamatan Lembang;
5) Makam Raja – raja Kaballangan Desa Kaballangan, dan Makam
Tosalamae di Desa Massewae di Kecamatan Duampanua;
6) Masjid Tua At Taqwa Jampue dan Saoraja Datu Lanrisang di
Kecamatan Lanrisang;
7) Saoraja Datu Lanrisang di Kecamatan Lanrisang;
8) Pengrajin Sarung Sutra Mandar, Masjid Tua Ujung Lero Desa
Lero, Istana Datu Suppa dan Makam Besse Kajuara Kelurahan
Watang Suppa di Kecamatan Suppa;
9) Makam Lasinrang di Kelurahan Laleng Bata, Makam Petta Malae
di Kelurahan Temmasarangnge, Arajang Sawitto dan Pusara
Benteng Sawitto dan Makam Addatuang Sawitto Matinro
Langkara’na Kecamatan Paleteang; dan
10) Saoraja Desa Liang Garessi, Monumen Lasinrang, Istana
Addatuang Sawitto Kelurahan Sawitto dan Kompleks Makam
Raja-raja Sawitto di Kecamatan Watang Sawitto.
b. Kawasan peruntukan pariwisata alam sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) huruf b, terdiri atas :
1) Sungai Lue dan Sumber Air Panas Rajang Balla Desa Benteng
Paremba, Permandian Air Panas Lemo Susu, Air Terjun Karawa,
Kali Jodoh, Permandian Batu Pandan Kelurahan Betteng,
Permandian Balaloang Permai Desa Pakeng, Goa Paniki Desa
Binanga Karaeng, dan Pantai Kajuanging dan Pantai Kanipang
Desa Sabbangparu di Kecamatan Lembang;
2) Goa Batu Lappa Desa Batu Lappa Kecamatan Batulappa;
3) Bukit Tirasa Kelurahan Lampa, Air Terjun Lamoro Desa
Massewae, Permandian Pasandorang Desa Kaballangang, dan
Pantai Kappe dan Pantai Maroneng di Kelurahan Data Kecamatan
Duampanua;
BAB III
4. Kondisi Geologi
Geologi adalah Ilmu yang mempelajari bumi, komposisinya,
struktur, sifat-sifat fisik, sejarah, dan proses pembentukanya. Dalam hal
ini Jenis Batuan di Kabupaten Pinrang dapat diurakan sebagai berikut:
Tabel 3.4. Jenis Batuan di Kabupaten Pinrang
No Kondisi Geologi
1 Endapan Alluvium
2 Batuan Gunung Api
3 Batuan Aliran Lava
4 Batuan Konglomerat
5 Batuan Lava Bersusun Basol
6 Batu Pasir
Sumber : Dokumen RPIJM Kabupaten Pinrang Tahun 2019-2023
a. Endapan alluvium dan sungai, Endapan alluvium dan sungai
mempunyai ketebalan antara 100-150 meter, terdiri dari atas lempung,
lanau, pasir dan kerikil. Pada umumnya endapan lapisan ini
mempunyai kelulusan air yang bervariasi dan kecil hingga tinggi.
Potensi air tanah dangkal cukup besar tetapi sebagian wilayah
kualitasnya kurang baik. Muka air tanah dangkal 1-1,50 meter.
b. Batuan gunung api tersusun atas breksi dengan komponen bersusun
trakht dan andesit, tufa batu apung, batu pasir terfaan, konglomerat
dan breki terfaan, ketebalannya berkisar 500 meter, penyebarannya
dibagian utara Kota Pinrang, Sekitar Bulu Lemo, Bulu Pakoro
sedangkan dibagian selatan sekitar Bulu Manarang, Bulu Paleteang,
Bulu Lasako (berbatasan dengan Parepare). Kearah Bunging terdapat
batu gamping terumbu yang umumnya relative sama dengan batuan
gunung api.
c. Batuan aliran lava, Batuan aliran lava bersusun trakhit abu-abu muda
hingga putih, bekekar tiang, penyebarannya kearah daerah Kabupaten
Pinrang, yaitu sekitar Kecamatan Lembang dan Kecamatan
Duampanua.
d. Batuan konglomerat (Formasi Walanae), Batuan ini terletak dibagian
Timur Laut Pinrang, sekitar Malimpung sampai kewilayah Kabupaten
Sidrap, satua batuan ini terdiri atas konglomerat, sedikit batu pasir
glakonit dan serpih dan membentuk morfologi bergelombang dan
tebalnya kira-kira hingga 400 meter.
e. Batuan lava bersusun basol hingga andesit, Satuan batuan ini
berbentuk lava bantal, breksi andesit piroksin dan andesit trakhit
Tebalnya 50 hingga 100 meter dengan penyebaran sekitar Bulu Tirasa
dan Pakoro.
f. Batu pasir, Satuan batuan ini bersusun andesit, batu lanau,
konglomerat dan breksi. Struktur sesar diperkirakan terdapat pada
batuan aliran lava dan batu pasir bersusun andesit, berupa sesar
normal.
5. Kondisi Hidrologi
Keadaan Hidrologi Kabupaten Pinrang untuk sumber air
permukaan antara lain berasal dari aliran sungai yang mengaliri wilayah-
wilayah Kabupaten Pinrang.
Tabel 3.5. Keadaan Hidrologi Kabupaten Pinrang
No Nama Sungai
1 Sungai Massila
No Nama Sungai
2 Sungai Sibo
3 Sungai Anggalacange
4 Sungai Bungi
5 Sungai Kariango
6 Sungai Mamasa
7 Sungai Galang-Galang
8 Sungai Saddang
Sumber : RTRW Kabupaten Pinrang Tahun 2012-2032
Sungai-sungai yang ada di Kabupaten Pinrang adalah sungai
Kariango, Sungai Mamasa, Sungai Lasape, Sungai Galang-galang, Sungai
Massila, Sungai Sibo, Sungai Anggalacange, Sungai Bungi dan Sungai
Saddang. Sungai yang terbesar adalah Sungai Mamasa dan Sungai
Saddang yang berhulu di atas pegunungan, airnya mengalir dan bermuara
ke Selat Makassar. Dimana sungai Mamasa sebenarnya masih merupakan
anak sungai Saddang. Saat ini sungai Mamasa dimanfaatkan untuk
keperluan Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) Bakaru yang berlokasi
di Desa Ulu Saddang, Kecamatan Lembang. PLTA yang ada ini selain
untuk memenuhi kebutuhan listrik di Kabupaten Pinrang, juga untuk
memenuhi kebutuhan listrik di Provinsi Sulawesi Selatan. Sedangkan
Sungai Saddang dimanfaatkan untuk pengairan pertanian dengan cakupan
pelayanan selain Kabupaten Pinrang juga melayani Kabupaten Sidrap.
pantai yang jauh dari pemukiman nelayan. Pantai yang dekat dengan
pemukiman nelayan memiliki bentang darat pantai yang relatif terbatas,
sementara bentanglaut pada beberapa pantai ditandai oleh tebaran bagan-
bagan nelayan. Pantai yang relatif jauh dari pemukiman penduduk, biasanya
memiliki bentang darat pantai yang relatif lebih luas dan bentang laut
merupakan hamparan laut biru yang luas. Pada pantai yang memiliki bentang
laut yang luas maupun bentang darat pantai yang cukup memadai, dapat
dilakukan berbagai kegiatan wisata laut,seperti berenang, berlayar, menyelam,
atau snorkeling, powerboating, sky air. secara lebih bebas dan higienis.
Demikian pula pada pantai yang memiliki bentang darat pantai yang luas
dapat dilakukankegiatan rekeasi berupa olah raga susur pantai, bola voly
pantai, berjemur bebas, bersepeda pantai, bermain Iayang-Iayang, berkemah,
berkuda dan berjalan santai.
Pantai yang memiliki bentang darat yang terbatas tapi bentang Iautnya
memiliki hamparan laut biru yang luas, tetap menarik. Pantai yang memiliki
bentang laut yang luas maupun bentang darat pantai yang cukup memadai,
dapat dilakukan berbagai kegiatan wisata laut seperti berenang, berlayar,
menyelam atau snorkeling , sky air secara Iebih bebas dan higienis. Demikian
pula pada pantai yang memiliki bentang darat pantai yang luas dapat
dilakukan kegiatan rekreasi berupa olah raga susur pantai, bolavoly pantai,
berjemur bebas, bersepeda pantai, bermain layang-layang, berkemah, berkuda
dan berjalan santai. Pada pantai yang memiliki bentang darat pantai terbatas
maupun karena bentang lautnya yang memiliki banyak bagan-bagan justru
menarik untukmelakukan wisata mancing, berperahu dan menikmati pernik-
pernik kehidupan nelayan secara langsung, baik di darat maupun di laut.
E. Perekonomian
Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Kabupaten Pinrang atas
dasar harga berlaku tahun 2019 sekitar 19.630,32 miliar dengan kontribusi
terbesar diberikan pada sektor Pertanian, kehutanan dan perikanan sebesar
45,03 %.
Tabel 3.6. Produk Domestik Regional Bruto Atas Dasar Harga
Berlaku Menurut Lapangan Usaha di Kabupaten Pinrang (miliar
rupiah)
Tahun 2015-2019
No Lapangan Usaha 2015 2016 2017 2018 2019
Pertanian, Kehutanan dan
1 6.410,39 7.138.38 7.935,91 8.507,08 8.839,08
Perikanan
Pertambangan dan
2 333,41 382,99 430,86 490,70 539,43
Penggalian
3 Industri Pengolaan 819,51 922,93 1.041,41 1.103,17 1.233,23
4 Pengadaan Listrik dan Gas 9,33 10,06 12,77 14,16 15,60
Pengadaan Air; Pengolaan
5 Sampah,Limbah dan Daur 0,62 0,67 0,72 0,80 0,84
Ulang
6 Konstruksi 1.364,05 1.423,62 1.581,45 1.823,21 2.130,42
Perdagangan Besar dan
7 Eceran; Reparasi Mobil 1.631,38 1.898,15 2.148,67 2.512’47 2.871,24
dan Sepeda Motor
Transprtasi dan
8 361,13 390,06 415,35 467,00 520,62
Pergudangan
Penyediaan Akomodasi
9 113,48 128,76 145,05 167.89 190,28
dan Makan Minum
10 Informasi dan Komunikasi 282,95 318,55 359,96 413,28 462,48
Jasa Keuangan dan
11 274,21 322,95 346,56 382,34 402,04
Asuransi
12 Real Estat 439,91 492,90 536,28 580,87 622,57
13 Jasa Perusahaan 14,13 15,69 17,21 19,61 21,34
Administrasi
14 Pemerintah,Pertahanan 579,93 562,34 607,01 721,62 794,17
dan Jaminan
15 Jasa Pendidikan 352,68 404,56 457,15 515,67 576,32
Jasa Kesehatan dan
16 163,82 186,82 117,40 135,93 149,58
Kegiatan Sosial
17 Jasa Lainnya 91,50 104,82 117,40 135,93 149,58
Produk Domestik Regional
13.142,42 14.703,75 16.360,56 18.087,78 19.630,32
Bruto
Sumber : Kabupaten Pinrang Dalam Angka 2020
Jika dilihat dari hasil produk Domestik Regional Bruto, kontribusi untuk
pariwisata dapat mengenai seluruh dari aspek PDRB dikarenakan pariwisata
mencakup bagian dari lapangan usaha. Berdasarkan data pada tabel di atas Produk
Domestrik Refional Bruto atas dasar harga berlaku menurut lapangan usaha di
Kabupaten Pinrang terus mengalami kenaikan dalam 5 Tahun terkahir yaitu rata-
rata tahun 2015 yaitu 13.142,42 Miliyar dan pada 5 tahun kedepan yakni 2019
tercatat adalah 19.630,32 Miliyar.
BAB IV
c. Pantai Kappe
Pantai Kappe memiliki pesona laut yang sangat indah dan
bersih. Terletak di Desa Data, Kecamatan Duampanua. Panorama
lautnya yang terhampar luas sejauh mata memandang dan dibagian
LAPORAN PERENCANAAN PARIWISATA KABUPATEN PINRANG 3
TEKNIK PERENCANAAN WILAYAH DAN
KOTA FAKULTAS SAINS DAN
TEKNOLOGI UIN ALAUDDIN
alami dan bebatuan untuk beristrahat. Dari kolam alami ini, air
mengalir melalui batu-batu gunung dan menciptakan air terjun kecil
seolah bersusun-susun. Jarak dari ibu kota Kabupaten yaitu 40 Km.
c. Wisata Religi
Masjid Agung Al-Munawwir, merupakan masjid utama di
Kabupaten Pinrang. Lokasi masjid yang digagas kelahirannya oleh
Drs. H. Andi Nawir MP, Bupati Pinrang ke-13 (kini almarhum) ini
strategis. Persis di tengah kota Pinrang, pertigaan Jalan Jenderal
Soedirman, dan Jalan Bintang di Macorawalie, Kecamatan Watan
Sawito. Tak jauh dari masjid megah ini, terlihat gedung-gedung pusat
pemerintahan. Misalnya, kantor bupati, maupun gedung wakil rakyat –
DPRD.
B. Fasilitas Pariwisata
1. Sarana Transportasi
Kabupaten Pinrang merupakan salah satu wilayah yang memiliki
sistem transportasi yang mendukung adanya pariwisata di daerah ini,
selain darat dan udara wilayah ini juga memiliki transportasi laut untuk
yang ingin mengunjungi wisata pulau di daerah ini. Sistem transportasi ini
memiliki peranan penting bagi perkembangan wilayah , termasuk
perkembangan kepariwisataan. Agar budaya masyarakat dan potensi
wilayah yang ada di Kabupaten Pinrang lebih di kenal. Kondisi
pengembangan dan peningkatan jaringan jalan dan pelayanan moda
angkutan yang menghubungkan antara PPW (Pusat Pelayanan Wilayah)
sesuai dengan arahan Rencana Struktur Tata Ruang Propinsi (RSTRP)
Sulawesi Selatan, sekaligus sebagai Pusat Pelayanan Utama Kabupaten
Pinrang sehingga dapat menghubungkan antara Kota Jenjang I, II, dan III.
Kabupaten Pinrang merupakan kota yang cukup potensial, karena selain
dilintasi jalan propinsi, kabupaten ini juga menghubungkan dengan Kota
Parepare sebagai pusat KAPET dan kawasan industri lainnya. Terminal
yang terdapat di Kabupaten Pinrang adalah terminal regional yang
berlokasi di Kecamatan Paleteang. Sedangkan sub terminal berlokasi di
jalan Baronang (sebelah selatan Pasar Sentral). Pelabuhan yang ada di
Kabupaten Pinrang yaitu pelabuhan Kajuangin di Kecamatan Lembang
dan Pelabuhan Marombang di Kecamatan Suppa dan pemanfaatan kedua
pelabuhan ini belum optimal. Prasarana transportasi udara yang ada di
Kabupaten Pinrang adalah berupa bekas lapangan terbang tentara Jepang
yang berada di Kecamatan Patampanua seluas + 500 Ha yang belum
difungsikan dan peruntukan lahannya saat ini berupa padang rumput.
2. Sarana Pendidikan
satu bangunan yang dapat dilengkapi dengan jasa pelayanan makan dan
minum, kegiatan hiburan dan atau fasilitas lainnya. Hotel terdiri dari hotel
berbintang dan hotel non-bintang.
Tabel 4.9. Jumlah Hotel dan Akomodasi Lainnya di Kabupaten
Pinrang Tahun 2012-2019
Hotel
Akomodasi
No Tahun Bintang Bintang Bintang Bintang Bintang
1 2 3 4 5 lainnya
1 2012 - - - - - 9
2 2013 - - - - - 8
3 2014 - - - - - 10
4 2015 - - 1 - - 13
5 2016 1 - 1 - - 13
6 2017 1 - 1 - - 13
7 2018 1 - 2 - - 15
8 2019 1 - 2 - - 15
Sumber : Kabupaten Pinrang Dalam Angka 2020
BAB V
INDUSTRI PARIWISATA
A. Usaha Pariwisata
Industri Pariwisata adalah kumpulan usaha pariwisata yang saling
terkait dalam rangka menghasilkan barang dan/ jasa bagi pemenuhan
kebutuhan wisatawan dalam penyelenggaraan pariwisata. Dalam UU No 10
tahun 2009 tentang kepariwisataan menjelaskan bahwa Usaha pariwisata
adalah usaha yang menyediakan barang dan/ jasa bagi pemenuhan kebutuhan
wisatawan dan penyelenggaraan pariwisata. Usaha pariwisata meliputi, antara
lain: (1) daya tarik wisata; (2) kawasan pariwisata; (3) jasa transportasi wisata;
(4) jasa perjalanan pariwisata; (5) jasa makanan dan minuman; (6) penyediaan
akomodasi; (7) penyelenggaraan kegiatan hiburan dan rekreasi; (8)
penyelenggaraan pertemuan, perjalanan insentif, konferensi, dan pameran; (9)
jasa informasi pariwisata; (10) jasa konsultan pariwisata; (11) jasa
pramuwisata; (12) wisata tirta; dan (13) spa.
1. Usaha Daya Tarik Wisata
Daya tarik wisata adalah segala sesuatu yang memiliki keunikan,
keindahan, dan nilai yang berupa keanekaragaman kekayaan alam, budaya,
dan hasil buatan manusia yang menjadi sasaran atau tujuan kunjungan
wisatawan. Daya tarik wisata yang ada di Kabupaten Pinrang meliputi:
a. Daya Tarik Wisata Alam
1) Pantai Dewata Wakka
2) Pantai Kanipang
3) Pantai Kappe
4) Pantai Ujung tape
5) Air Terjun Karawa
6) Air Terjun Kali Jodoh
7) Permandian Air Panas Lemo Susu
8) Permandian Air Panas Sulili
9) Pulau Kamarrang
10) Permandian Balaloang Permai
11) Bukit Tirasa
12) Pantai Maroneng
13) Pantai Ammani
b. Daya Tarik Wisata Budaya
1) Rumah Adat Saoraja
2) Ujung Lero
3) Wisata Religi Dusun Tanreassona
4) Benteng Paremba
5) Saoraja Datu Lanrisang
6) Istana Datu Suppa
7) Monumen Lasinrang
8) Istana Addatuang Sawitto
c. Daya Tarik Wisata Buatan
1) Bendungan Benteng
2) Rumah Makan Terapung
2. Usaha Jasa Transportasi Wisata
Usaha jasa transportasi wisata adalah usaha khusus yang
menyediakan angkutan untuk kebutuhan dan kegiatan pariwisata, bukan
angkutan transportasi reguler/ umum. Usaha jasa transportasi yang ada di
Kabupaten Pinrang adalah BMA Trans Pinrang yang terletak di Jl. Sultan
Hasanuddin Kecamatan Watang Sawitto.
3. Usaha Jasa Perjalanan Wisata
Usaha jasa perjalanan wisata adalah usaha biro perjalanan wisata
(meliputi: usaha penyediaan jasa perencanaan perjalanan dan/ jasa
pelayanan dan penyelenggaraan pariwisata, termasuk penyelenggaraan
perjalanan ibadah) dan usaha agen perjalanan wisata (meliputi: usaha jasa
pemesanan sarana, seperti pemesanan tiket dan pemesanan akomodasi
Selain itu, UMKM adalah salah satu pilar utama ekonomi nasional
yang harus memperoleh kesempatan utama, dukungan, perlindungan dan
pengembangan seluas-luasnya sebagai wujud keberpihakan yang tegas kepada
kelompok usaha ekonomi rakyat, tanpa mengabaikan peranan Usaha Besar
dan Badan Usaha Milik Negara.
Jumlah Usaha Mikro dan Kecil di Kabupaten Pinrang dapat dilihat
pada tabel 5.6. dan tabel 5.7. berikut ini:
Tabel 5.6. Jumlah Usaha Mikro Dan Kecil Menurut Kecamatan Pada Dinas
Koperasi Dan Ukm Kabupaten Pinrang Tahun 2019
Sektor
Industri
No Kecamatan Perdaga- Industri Aneka
Non
ngan Pertanian Jasa
Pertanian
1 Suppa 1 030 41 55 100
2 Mattiro Sompe 949 47 89 122
3 Lanrisang 694 45 67 129
4 Mattiro Bulu 833 97 79 156
5 Watang Sawitto 9 670 43 111 504
6 Paleteang 7 513 39 61 110
7 Tiroang 795 79 55 81
8 Patampanua 776 93 55 108
9 Cempa 823 57 77 82
10 Duampanua 1 923 98 87 100
11 Batulappa 287 43 36 69
12 Lembang 563 57 38 81
Jumlah 25 856 739 810 1 642
Sumber : Kabupaten Pinrang Dalam Angka 2020
Tabel 5.6. Jumlah Usaha Mikro Dan Kecil Menurut Jenis Usaha Pada Dinas
Koperasi Dan Ukm Kabupaten Pinrang Tahun 2019
Sektor
Industri
No Usaha Industri Aneka
Perdagangan Non
Pertanian Jasa
Pertania
n
1 Mikro 18 450 451 659 1 207
2 Kecil 7 349 265 133 435
3 Menengah 57 23 18 0
Jumlah 25 856 739 810 1 642
Sumber : Kabupaten Pinrang Dalam Angka 2020
BAB VI
3. Musiman
Terjadi pola kunjungan musiman, seperti musim kunjungan tinggi
(peak season) dan musim kunjungan rendah (low season). Musim-musim
kunjungan tersebut terjadi karena diakibatkan oleh perubahan situasi baik
situasi di daerah asal pengunjung seperti hari-hari libur besar (holiday),
liburan sekolah, serta situasi di destinasi seperti iklim, cuaca dan atau
terdapat acara-acara atau kejadian tertentu (event).
Dalam Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Pinrang pada
pasal 35, kawasan peruntukan pariwisata meliputi :
a. Kawasan pariwisata budaya
b. Kawasan pariwisata alam
c. Kawasan Pariwisata buatan
Untuk aktivitas pariwisata budaya yaitu Rumah adat seroja, dan
daerah ujung lero yang membuat wisata di Kabupaten Pinrang lebih
menarik untuk dikunjungi dengan kekayaan akan budaya dan tradisi dan
segala keindahan dan keramahan penduduknya sungguh adalah pesona
yang tersembunyi.
Untuk wisata alam Kabupaten Pinrang yang merupakan wilayah
pesisir yang memiliki pantai nan indah yang aktifitas ini bisa dinikmati
ketika wisatawan berkunjung ke kawasan pantai dewata. Adapun aktifitas
wisata alam yang dimiliki Kabupaten Pinrang yaitu Permandian air panas.
Sehingga aktivitas yang bisa dilakukan oleh wisatawan yaitu berenang dan
bermain air menikmati keindahan alam yang ada untuk melepas penat dan
menikmati kuliner yang ada diwiliyah tersebut.
Sedangkan untuk wisata buatan yaitu Danau Buatan PLTA,
Bendungan Benteng dan Rumah Makan Terapung yang ada di Kabupaten
Pinrang dapat menjadi tujuan pengunjung untuk menikmati keindahan dan
berwisata kuliner.
BAB VII
KELEMBAGAAN KEPARIWISATAAN
B. Asosiasi Pariwisata
Asosiasi adalah perkumpulan orang yang mmeiliki kepentingan yang
sama sehingga dibutuhkan pembentukan hubungan atau pertalian antara
gagasan, ingatan, atau kegiatan yang melibatkan seluruh panca indra. Asosiasi
menitikberatkan pada persatuan antara rekan usaha atau persekutuan dagangh
yang membutuhkan sebuah proses interaksi yang akan mendasari
terbentuknya berbagai lembaga sosial. Pada dasarnya, setiap negara yang
membangun dan mengembangkan kepariwisataan memerlukan suatu
organisasi atau wadah yang dapat berfungsi membina kepariwisataan, baik
secara nasional, regional maupun internasional, dalam bentuk organisasi
pemerintah, semi pemerintah dan bukan pemerintah. Dalam pembentukan
organisasi kepariwisataan diperlukan suatu kebijakan atau aturan yang
LAPORAN PERENCANAAN PARIWISATA KABUPATEN PINRANG 7
TEKNIK PERENCANAAN WILAYAH DAN
KOTA FAKULTAS SAINS DAN
TEKNOLOGI UIN ALAUDDIN
sektor lain kecuali bila diartikan sebagai alternatif terhadap terjadinya praktek
berbahaya atau ilegal seperti halnya pengrusakan lingkungan.
Isunya adalah bagaimana fasilitasi dilakukan sedemikian rupa agar
pariwisata dapat menghasilkan nilai tambah terhadap mata pencaharian yang
ada. Perbaikan kualitas produk lokal atau penyesuaian lain mungkin
diperlukan, akses terhadap informasi dan peluang merupakan hal yang paling
penting. Berbagai lembaga pendukung yang terdapat di Kabupaten Pinrang
memiliki tugas dan kewenangan yang saling terkait dan memberikan pengaruh
pada kondisi perkembangan pariwisata. Lembaga-lembaga tersebut dapat
berasal dari kalangan instansi pemerintah. Beberapa instansi pemerintah yang
dapat memberikan pengaruh pada perkembangan pariwisata di Kabupaten
Pinrang adalah :
1. Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda);
2. Dinas Pariwisata, Pemuda dan Olahraga;
3. Dinas Tenaga Kerja;
4. Dinas Pendidikan dan Kebudayaan;
5. Dinas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi dan UKM;
6. Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil;
7. Dinas Peternakan dan Perkebunan;
8. Dinas Perikanan;
9. Dinas perpustakaan dan kearsipan;
10. Dinas Lingkungan Hidup;
11. Dinas Penanaman Modal, Pelayanan Terpadu Satu Pintu;
12. Dinas Koperasi dan UMKM;
13. Dinas Perhubungan;
14. Dinas pengelolaan dan Sumberdaya Air;
15. Dinas Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat;
16. Badan Pemberdayaan Masyarakat;
17. Dinas Pertanian dan Hortikultura;
18. Badan Lingkungan Hidup;
BAB VIII
D. Visi
Visi merupakan cara pandang jauh ke depan mengenai gambaran
keberhasilan yang ingin dicapai pada kurun waktu tertentu . Visi Kabupaten
Pinrang adalah :
“Terwujudnya Masyarakat Kabupaten Pinrang Yang Sejahtera, Mandiri
Dan Tangguh Mengelola Potensi Daerah Sehingga Tercapainya
Pembangunan Pariwisata Berkelanjutan”
E. Misi
Misi adalah upaya umum yang akan dilakukan untuk mewujudkan visi.
Berdasarkan VISI pembangunan pariwisata tersebut, disusun MISI
Pengembangan Pariwisata Kabupaten Pinrang sebagai berikut :
1. Meningkatkan daya tarik wisata.
2. Mengotimalkan sistem birokrasi yang baik, serta pelayanan prima dengan
didukung oleh teknologi dan informasi.
3. Meningkatkan kapasitas sumber daya manusia (SDM) dan profesionalisme
secara khusus dalam pembangunan daerah.
4. Meningkatkan kontribusi pariwisata terhadap PDRB Kabupaten Pinrang.
5. Meningkatkan investasi di sektor wisata.
6. Meningkatkan kualitas infrastruktur.
Kualitas daya tarik wisata yang ada belum Perkembangan industri pariwisata yang belum berkembang dan kurangnya kerjasama kemitraa
sepenuhnya dengan
dikembangkan
baik dandikelola
Kurangnya produk wisata yang ditawarkan Masih rendahnya kualitas dan kuantitas SDM di sektor pariwisata.
Kurangnya minat sebagian pengusaha untuk berinvestasi di bidang pariwisata
Peran
Kualitas SDM sektor
Pelaku pariwisata
usaha terhadap
pariwisata pertumbuhan
yang belum ekonomi daerah yang masih kurang, hal ini ditandai kontribusi sektor pariwisata terhadap PDRB Kab
profesional
Informasidanpromosipariwisatadaerah masih kurang
Masih Rendahnya kuantitas dan kualitas fasilitas sarana dan prasarana pariwisata.
1. Meningkatkan pengelolaan, pelayanan berupa Belum optimalnya pemanfaatan teknologi informasi dan multimedia terkait promosi dan pemasaran pa
sarana dan prasarana memadai yang diberi
kepada wisatawan.
2. Pembangunan Pariwisata perlu melibatan peran Belum adanya event pariwisata yang mampu menjadi magnet untuk manarik wisatawan untuk
aktif masyarakat lokal dan pemberdaan
masyarakat.
3. Memanfaatkan kemajuan teknologi komunikasi dan
informasi untuk memasarkan produk wisata. “Terwujudnya Masyarakat Kabupaten Pinrang Yang Sejahtera, Mandiri
4. Menguatkan kemitraan antara Industri Dan Tangguh Mengelola Potensi Daerah Sehingga Tercapainya
Pariwisata lokal dan pemerintah dalam Pembangunan Pariwisata Berkelanjutan”
pembangunan kepariwisataan kabupaten.
5. Memanfaatkan peluang sebagai promosi
pariwisata baik regional dan nasional.
TUJUAN
(1) Meningkatkan daya tarik wisata; (2) Mengotimalkan sistem birokrasi yang baik, serta pelayanan prima
dengan didukung oleh teknologi dan informasi; (3) Meningkatkan kapasitas sumber daya manusia (SDM)
dan profesionalisme secara khusus dalam pembangunan daerah; (4) Meningkatkan kontribusi pariwisata
LAPORAN
terhadap PDRB Kabupaten Pinrang. (5) Meningkatkan investasi di sektor wisata; dan (6) PERENCANAAN
Meningkatkan PARIWISATA86
KABUPATEN PINR
kualitas infrastruktur.
TEKNIK PERENCANAAN WILAYAH DAN
KOTA FAKULTAS SAINS DAN
TEKNOLOGI UIN ALAUDDIN
F. Tujuan
Tujuan merupakan penjabaran atau implementasi dari pernyataan Misi,
yaitu sesuatu (apa) yang akan dicapai atau dihasilkan dalam jangka waktu
tertentu. Sebagaimana telah dijelaskan pada bagian sebelumnya. Berikut
tujuan pembangunan pariwisata Kabupaten Pinrang yang ingin dicapai :
1. Meningkatkan pendapatan daerah maupun masyarakat lokal;
2. Meningkatkan citra kawasan pariwisata daerah agar mampu menarik
kunjungan wisatawan mancanegara;
3. Meningkatkan pelestarian, pemeliharaan budaya dan kearifan lokal;
4. Meningkatkan kualitas Informasi potensi pariwisata daerah dalam rangka
menarik kunjungan wisatawan;
5. Meningkatkan pengelolaan akan penataan ruang fasilitas pariwisata,baik
kuantitas maupun kualitas;
6. Menguatkan pelayanan kepada wisatawan agar tercipta rasa aman, nyaman
dan kepuasan bagi wisatawan selama berkunjung.
BAB IX
b. Ancaman (threats)
1) Perkembangan industri pariwisata yang belum berkembang dan
kurangnya kerjasama kemitraan dalam meningkatkan sektor
pariwisata
2) Masih rendahnya kualitas dan kuantitas SDM di sektor
pariwisata
3) Peran sektor pariwisata terhadap pertumbuhan ekonomi daerah
yang masih kurang, hal ini ditandai kontribusi sektor pariwisata
terhadap PDRB Kabupaten Pinrang yang masih rendah
4) Masih Rendahnya kuantitas dan kualitas fasilitas sarana dan
prasarana pariwisata
5) Belum optimalnya pemanfaatan teknologi informasi dan
multimedia terkait promosi dan pemasaran pariwisata daerah
6) Belum adanya event pariwisata yang mampu menjadi magnet
untuk manarik wisatawan untuk berkunjung.
BAB X
a. Kecamatan Lanrisang
Terdapat kegiatan wisata di Kecamatan Lanrisang. Arahan rencana
pembangunan daya tarik wisatanya yaitu berupa wisata budaya.
Tabel 10.17. Daya Tarik Wisata Kecamatan Lanrisang
No Nama DTW Jenis DTW Arahan Rencana
Pengembangan fasilitas
Saoraja Datu
1 Budaya wisata
Lanrisang
Pengembangan Sarana
2 Monumen Lasinrang Budaya Pengembangan Sarana
Sumber: RTRW Kabupaten Pinrang Tahun 2012-2032
b. Kecamatan Cempa
Rencana pembangunan daya tarik wisata utamanya adalah wisata
alam dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel 10.18. Daya Tarik Wisata di Kecamatan Cempa
Jenis
No Nama DTW Arahan Rencana
DTW
1 Pantai Dewata Wakka Alam Pembangunan sarana DTW
2 Bukit Tirasa Alam Penyediaan fasilitas wisata
Sumber: RTRW Kabupaten Pinrang Tahun 2012-2032
c. Kecamatan Lembang
Rencana pembangunan daya tarik wisata utamanya adalah wisata
alam dan budaya yaitu dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel 10.19. Daya Tarik Wisata di Kecamatan Lembang
Jenis
No Nama DTW Arahan Rencana
DTW
1 Benteng Paremba Budaya Penyediaan fasilitas wisata
2 Pantai Kanipang Alam Mengembangkan DTW
3 Air Terjun Kali Jodoh Alam Penyediaan fasilitas wisata
Permandian Air Panas
4 Alam Penyediaan fasilitas wisata
Lemo Susu
5 Air Terjun Karawa Alam Penyediaan fasilitas wisata
Permandian Balaloang
6 Alam Penyediaan fasilitas wisata
Permai
Sumber: RTRW Kabupaten Pinrang Tahun 2012-2032
d. Kecamatan Suppa
Rencana pembangunan daya tarik di Kecamatan Suppa yaitu
memiliki wisata utamanya adalah wisata alam, dan wisata budaya.
Tabel 10.20. Daya Tarik Wisata di Kecamatan Suppa
No Nama DTW Jenis DTW Arahan Rencana
1 Pulau Kamarrang Alam Peningkatan fungsi DTW
Peningkatan fasilitas obyek
2 Istana Datu Suppa Budaya
wisata
3 Ujung Lero Budaya Peningkatan fungsi DTW
Sumber: RTRW Kabupaten Pinrang Tahun 2012-2032
e. Kecamatan Duampanua
Rencana pembangunan daya tarik wisata utamanya adalah wisata
alam yaitu Pantai Kappe dan Pantai Maroneng.
Tabel Daya 10.21. Daya Tarik Wisata di Kecamatan Duampanua
Jenis
No Nama DTW Arahan Rencana
DTW
Penyediaan fasilitas wisata
1 Pantai Kappe Alam
Mengembangkan daya tarik wisata
Mengembangkan Daya Tarik
2 Pantai Maroneng Alam
Wisata; Peningkatan fasilitas wisata
Sumber: RTRW Kabupaten Pinrang Tahun 2012-2032
f. Kecamatan Mattiro Sompe
Kecamatan Mattiro Sompe memiliki Rencana pembangunan daya
tarik wisata utamanya adalah wisata alam yaitu.
Tabel 10.22. Daya Tarik Wisata di Kecamatan Mattiro Sompe
No Nama DTW Jenis DTW Arahan Rencana
1 Pantai Ujung Tape Alam Penyediaan fasilitas wisata
Mengembangkan Daya Tarik
2 Pantai Ammani Alam Wisata; Peningkatan fasilitas
wisata
Sumber: RTRW Kabupaten Pinrang Tahun 2012-2032
g. Kecamatan Watang Sawitto
Rencana pembangunan daya tarik wisata utamanya adalah wisata
budaya yakni dapat dilihat pada tabel berikut:
No DPK KPPK
4 Batu Lappa Bukit Tirasa
5 Watang Wasitto Monumen Lanrisang
6 Duampanua Pantai Maroneng
Sumber: RTRW Kabupaten Pinrang Tahun 2012-2032
3. Rencana Kawasan Strategis Pariwisatan Kabupaten (KSPK)
Kawasan strategis pariwisata adalah kawasan yang memilki fungsi
utama pariwisata atau memiliki potensi untuk pengembangan pariwisata
yang mempunyai pengaruh penting dalam satu atau lebih aspek seperti
pertumbuhan ekonomi, sosial dan budaya, pemberdayaan sumber daya
alam, daya dukung lingkungan hidup, serta pertahanan dan keamanan.
Adapun Rencana Kawasan Strategis Pariwisata Kabupaten Pinrang dapat
dilihat pada tabel berikut ini.
Tabel 10.26. Kawasan Strategis Pariwisata Kabupaten (KSPK)
No DPK KSPK
Permandian Air panas Lemo Susu
1 Lembang Air Terjun Kali Jodoh
Pantai Kanipang
Pantai Kappe
2 Duampanua
Permandian Balaloang Permai
3 Batu Lappa Bendungan Benteng
4 Rumah Makan Terapung Rumah Makan Terapung
Pantai Ammani
5 Pesisir Mattiro sompe Pantai Dewata Wakka
Pantai Ujung Tape
Istana Addatuang Wasitto
6 Watang Wasitto
Rumah Adat Saoraja
7 Kawasan Religi Wisata Religi
8 Permandian Sulli Permandian Air panas Sulli
Pulau Kamarrang
10 Suppa
Ujung Lero
Sumber: RTRW Kabupaten Pinrang Tahun 2012-2032
BAB XI
INDIKASI PROGRAM
Tahun Pelaksanaan
Kebijakan Strategi Program Indikator Capaian 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Stakeholder
Dinas
Pariwisata
Memberdayakan UMKM
Berkembangnya Pemuda dan
yang merupakan modal
Terwujudnya kemitraan industri kecil Olaraga
Mengembangkan utama dalam usaha
keterpaduan dan pariwisata Pengelola
pengelolaan industri wisata
keterlibatan antar Daya Tarik
pariwisata dalam
Wisata
jaringan kemitraan, menmggerakkan
adanya partisipasi kemitraan antara baik
usaha lokal dalam tingkat lokal, nasional Masyarakat
dan internasional danya peningkatan Lokal
industri pariwisata Meningkatkan kerja sama
kontribusi sektor Dinas
pemerintah dan
pariwisata terhadap Koperasi dan
masyarakat dan pelaku
PDRB Kabupaten UKM
usaha dalam
Pinrang Kabupaten
Pinrang
Mengoptimalkan Adanya perubahan Pemanfaatan pengunaan
Dinas
program promosi strategi dalam kemajuan teknologi
Meningkatnya jumlah Pariwisata
memasarkan produk dalam mempromosikan
dan pemasaran yang kunjungan wisatawan. Pemuda dan
wisata melalui tempat-tempat wisata ke
memberikan kemajuan teknologi. Olaraga
luar negeri.
Tahun Pelaksanaan
Kebijakan Strategi Program Indikator Capaian 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Stakeholder
kontibusi positif Mengembangkan Masyarakat
terhadap Pendapatan keanekaragaman Meningkatkan Jumlah Lokal
Asli Daerah yang destinasi wisata meliputi perjalanan wisatawan Swasta
wisata alam,budaya dan Nusantara. Media
diharapkan menjadi
buatan. Massa
alat utama untuk
Mengembangkan
melakukan destinasi Meningkatnya jumlah
kreativitas masyarakat
di Kabupaten pengeluaran wisatawan
dalam memasarkan
Pinrang nusantara.
usahanya.
Mengembangkan Adanya kegiatan
kapasitas Meningkatkan kualitas pelatihan kepada tenaga Meningkatnya kapasitas
peran pelaku Sumber kerja sektor pariwisata dan profesionalisme SDM Pemerintah
kelembagaan
Daya Manusia tentang standarisasi pariwisata. Masyarakat
Pariwisata pariwisata yang pelayanan. Lokal
profesional, termasuk Terbentuknya Terwujudnya Pengelola
dukungan pemerintah kelembagaan pemerintah kelembagaan pemerintah Daya Tarik
dalam mendukung terkait dengan pariwisata terkait dengan pariwisata Wisata
kemajuan pariwisata. untuk menunjang untuk menunjang
keberhasilan pariwisata. keberhasilan pariwisata.
Sumber: Hasil Diskusi Kelompok