KALIMANTAN SELATAN
NURLAILI SYADELLA
NIM. A040420016
BANJARMASIN
2023
KEMENTERIAN PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN, RISET DAN TEKNOLOGI
POLITEKNIK NEGERI BANJARMASIN
JURUSAN TEKNIK SIPIL DAN KEBUMIAN
Jl. Brigjen H. Hasan Ba sri (Kampus Unlam), Kayutangi, Banjarmasin 70123.
Telp /. Fax : (0511) 3305052.Website : www.poliban.ac.id ; e-mail : poliban@poliban.ac.id
LEMBAR PERSETUJUAN
Laporan Magang Industri ini dibuat sebagai persyaratan yang harus dipenuhi
mahasiswa pada kurikulum Program Studi Sarjana Sains Terapan Teknik
Bangunan Rawa Jurusan Teknik Sipil Dan Kebumian Politeknik Negeri
Banjarmasin.
Menyetujui,
ii
KEMENTERIAN PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN, RISET DAN TEKNOLOGI
POLITEKNIK NEGERI BANJARMASIN
JURUSAN TEKNIK SIPIL DAN KEBUMIAN
Jl. Brigjen H. Hasan Ba sri (Kampus Unlam), Kayutangi, Banjarmasin 70123.
Telp /. Fax : (0511) 3305052.Website : www.poliban.ac.id ; e-mail : poliban@poliban.ac.id
BIODATA
NIM : A040420016
NURLAILI SYADELLA
NIM. A040420016
iii
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena atas
rahmat, taufik dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat melaksanakan dan
menyelesaikan Praktik Kerja Lapangan serta menyelesaikan laporan ini tepat
waktu. Laporan Praktik Kerja Lapangan ini disusun berdasarkan kegiatan yang
dilakukan di lapangan yakni pada “Proyek Penggantian Jembatan Sulawesi 2”.
Laporan ini merupakan salah satu syarat wajib yang harus ditempuh dalam
program studi Sarjan Sains Terapan Teknik Bangunan Rawa Politeknik Negeri
Banjarmasin.
iv
DAFTAR ISI
LEMBAR PERSETUJUAN...............................................................................I
BIODATA..............................................................................................................II
KATA PENGANTAR.........................................................................................III
DAFTAR ISI........................................................................................................IV
DAFTAR TABEL..................................................................................................V
DAFTAR GAMBAR..........................................................................................VII
DAFTAR LAMPIRAN....................................................................................VIII
DAFTAR SINGKATAN DAN LAMBANG......................................................IX
BAB I.......................................................................................................................1
PENDAHULUAN...................................................................................................1
1.1. LATAR BELAKANG PROYEK....................................................................1
1.2. TUJUAN PROYEK......................................................................................2
1.3. TUJUAN MAGANG INDUSTRI....................................................................2
BAB II.....................................................................................................................3
DESKRIPSI PROYEK KONSTRUKSI..............................................................3
2.1. LOKASI PROYEK...........................................................................................3
2.2. DATA UMUM PROYEK..................................................................................3
BAB III....................................................................................................................5
PELAKSANAAN PROYEK.................................................................................5
3.1. ADMINISTRASI DOKUMEN KONTRAK..........................................................5
3.2 TEKNIK PELAKSANAAN KONSTRUKSI.....................................................15
3.3. MANAJEMEN SUMBER DAYA PROYEK......................................................43
3.4. GAMBAR DAN BILL OF QUANTITY.............................................................67
3.5. MONEV PROYEK..........................................................................................69
BAB IV..................................................................................................................78
KESIMPULAN DAN SARAN............................................................................78
4.1. KESIMPULAN...............................................................................................78
4.2. SARAN.........................................................................................................78
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................79
v
DAFTAR TABEL
vi
Tabel 3.22 Kemajuan Pekerjaan................................................................75
vii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Lokasi Proyek...........................................................................3
viii
Gambar 3.20 Teknik Pelaksanaan pada Pengujian CBR........................42
DAFTAR LAMPIRAN
GAMBAR KERJA
PERHITUNGAN KUANTITAS
LAPORAN HARIAN
LAPORAN MINGGUAN
LAPORAN BULANAN
LOOG BOOK
ix
DAFTAR SINGKATAN DAN LAMBANG
KD : Kempuan Dasar
QA : Quality Assurance
QC : Quality Control
PA : Personal Account
x
BAB I
PENDAHULUAN
1
1.2. Tujuan Proyek
Tujuan dari proyek ini adalah untuk meningkatkan pelayanan lalu lintas
sekaligus sebagai penghubung dari dua area yang terpisah, serta memperlancar
arus lalu lintas dan mengurangi kemacetan.
2
BAB II
DESKRIPSI PROYEK KONSTRUKSI
Data umum proyek pada Praktik Kerja Lapangan ini adalah sebagai berikut :
3
9. Kontraktor Pelaksana PT. HASRAT JAYA UTAMA
10. Konsultan CV. FIAZTA MATRIX CONSULTANT
11. Wakktu Pelaksana 1. 180 Hari Kalender
4
BAB III
PELAKSANAAN PROYEK
B. Tujuan Pelelangan
Tujuan lelang adalah sebagai tolak ukur dan perbandingan owner
dalam memilih pelaksana penerima barang atau jasa. Adapun
mengenai jenis perusahaan yang bisa menjadi peserta
lelang/tender ialah seluruh badan usaha berskala mikro, kecil,
menengah atau besar yang legal secara administrasi.
5
Selain itu, jika perusahaan akan mengikuti tender, maka harus siap
untuk rawasan dan pengetanuan akan oeroagal nal terutama yang
berkaitan dengan informasi harga-harga.Untuk metode
penyampaian dokumen penawaran berdasarkan Keppres
No.80/2003 adalah :
1. Metode satu sampul
2. Metode dua sampul
3. Metode dua tahap
6
6. Tahap terakhir, auction. Inilah kesempatan perusahaan pemberi
tender untuk mencari pemenang dengan solusi paling bagus
dengan harga paling bagus Pemenang auction inilah yang secara
resmi ditunjuk sebagai pemenang tender. Pada tahap ini baru
muncul agreement untuk pelaksanaan proyek, yang terdiri dari
beberapa hal. Biasanya soal garansi, pernyataan bahwa harganya
normal, dan persyaratan sejenisnya.
7
2. Persyaratan Kualifikasi Lain
Mempunyai pajak tahun 2021 serta Nomor NPWP Peserta,
dengan status valid keterangan Wajib Pajak berdasarkan hasil
Konfirmasi Status Wajib Pajak dibuktikan dengan tangkapan layar
status valid KSWP pada DJP online yang diunggah pada fasilitas
pengunggahan lainnya.
3. Persyaratan Kualifikasi Teknis
1). Syarat kualifikasi lain
2). Memenuhi ketentuan lainnya sesuai dokumen yang terpilih.
E. Proses Pelelangan
Tahap awal persiapan lelang adalah pembentukan panitia lelang.
Panitia lelang ditunjuk oleh Unit Layanan Pengadaan (ULP).
Panitia lelang dapat mengajukan pemenang lelang yang benar –
benar berkompeten kepada Pejabat Pembuat Komitmen dan dalam
proses pelelangannya benar – benar melalui prosedur yang benar.
Jadwal tahapan lelang menampilkan informasi pengumuman
lelang, untuk jadwal yang dilaksanakan pada proyek Penggantian
Jembatan Sulawesi 2 yang diambil dari website LPSE
https://lpse.banjarmasinkota.go.id, berikut adalah jadwal tahapan
lelang :
Sumber:https://lpse.banjarmasinkota.go.id/eproc4/lelang/68660 4/jadwal
8
3.1.2. Metode evaluasi penawaran
9
dari pagu anggaran karena jika pagu anggaran yang tersedia lebih
rendah dari nilai total HPS dan HPS tersebut dijadikan rujukan
oleh peserta lelang/seleksi dalam mengajukan penawaran,
permasalahannya tidak hanya terjadi pada saat penetapan
pemenang tetapi juga terjadi pada saat pembayaran.
Nilai HPS yang lebih rendah dari pagu anggaran justru
dapat menyesatkan dan dapat berakibat melanggar ketentuan pada
pasal 49 ayat (1) huruf c Perpres nomor 70 tahun 2012 karena
dengan menetapkan nilai total HPS lebih kecil dari pagu anggaran
maka ketentuan bahwa batas penawaran tertinggi adalah pagu
anggaran menjadi kehilangan makna. Dengan nilai total HPS
lebih rendah dari pagu anggaran peserta dengan nilai kualitas
teknis terbaik kemungkinan harus gugur karena jika
penawarannya lebih tinggi dari nilai total HPS walaupun tidak
melebihi pagu anggaran. Akibatnya pemenang seleksi bukan
peserta yang dengan kualitas terbaik di antara peserta yang
mengajukan penawaran tidak melebihi pagu anggaran.
Perserta pada lelang/tender proyek Penggantian Jembatan
Sulawesi 2 adalah perusahaan yang memiliki kualifikasi yang
telah ditentukan pada LPSE. Adapun hasil evaluasi lelang pada
proyek ini dapat dilihat pada laman LPSE Banjarmasin Kota dan
ditunjukkan pada gambar berikut :
10
11
Sumber :https://lpse.banjarmasinkota.go.id/eproc4/evaluasi/6866024/hasil
12
perjanjian. Biasanya addendum muncul karena adanya perubahan
dari isi perjanjian pokoknya. Berdasarkan peraturan Presiden
(Perpres) No.16 Tahun 2018 pasal 54 ada empat hal yang
menyebabkan addendum. Pertama penambahan atau mengurangi
volume dari kontrak, kedua menambah atau mengurangi jenis
pekerjaan, ketiga mengubah spesifikasi teknis sesuai dengan
kondisi lapangan, keempat mengubah jadwal. Dampak yang
diakibatkan dari adanya addendum adalah menimbulkan
perubahan pada pembiayaan karena akan menghitung ulang.
Secara prinsif addenduim harus dihindar untuk menjaga kualitas
sasaran pekerjaan bisa lebih optimal.
B. CCO (Contract Change Order)
Pada Perpres 16/2018 pasal 54 perubahan kontrak atau CCO
(Contract Change Order) dijelaskan seperti di bawah ini;
1. Dalam hal terdapat perbedaan antara kondisi lapangan pada
saat pelakasanaan dengan gambar dan/atau spesifikasi
teknis/KAK yang ditentukan dalam dokumen kontrak, PPK
bersama penyedia dapat melakukan perubahan kontrak, yang
meliputi;
a. Menambah atau mengurangi volume yang tercantum
dalam kontrak,
b. Menambah dan/atau mengurangi hari pekerjaan
c. Mengubah spesifikasi teknis sesuai dengan kondisi
lapangan; dan/atau Mengubah jadwal pelaksanan.
2. Dalam perubahan kontrak sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) mengakibatkan penambahan nilai kontrak, perubahan
kontrak dilaksanakan dengan ketentuan penambahan nilai
kontrak akhir tidak melebihi 10% dari harga yang tercantum
dalam kontrak awal.
Dalam pelaksanaan pekerjaan konstruksi dapat dipastikan
akan terjadi CCO atau perubahan kontrak yang biasanya
didasarkan pada kebutuhan pekerjaan dilapangan yang
mengakibatkan berkurang ataupun bertambahnya pekerjaan.
CCO dilakukan agar suatu proyek dapat terselesaikan dengan
tujuan memenuhi keinginan dan harapan pengguna jasa tanpa
merubah kontrak pekerjaan. Kalaupun nilai kontrak berubah
biasanya tidak boleh meleihi dari nilai nego proyek pekerjaan
tersebut. Oleh karena itu meskipun diperbolehkan, CCO juga
memiliki prasyarat yaitu diperlukan usaha untuk
meminimalkan perubahan beserta dampak CCO, yakni harus
ada pengelolaan/pengendalian CCO yang paling efektif dan
tepat sasaran agar tercapai tujuan dari proyek konstruksi.
13
a. Harga Pagu
Harga tertinggi yang ditetapkan untuk barang atau jasa
tertentu. Penjual tidak diizinkan menjual lebih tinggi dari
harga itu.
b. Harga Perkiraan Sendiri ( HPS )
Harga Perkiraan Sendiri (HPS) yaitu proses “developing
an approximating” dari biaya yang dikalkulasikan secara
keahlian sebagai acuan dalam melakukan evaluasi
penawaran yang dibentuk berdasarkan Kerangka Acuan
Kerja (KAK) serta untuk mencapai tujuan pengadaan
barang/jasa. Penyusunan dan penetapan HPS bertujuan
untuk menilai kewajaran harga ppenawaran dan/atau
kewajaran harga satuan, dasar untuk menetapkan batas
tertinggi penawaran yang sah dan dasar untuk
menetapkan besaran nilai jaminan pelaksanaan bagi
penawaran yang kurang dari 80% (delapan puluh persen)
dari nilai HPS.
c. Harga Satuan Timpang
Harga satuan timpang adalah harga satuan penawaran
yang melebihi 110% dari harga satuan HPS, setelah
dilakukan klarifikasi oleh pokja dan disetujui risikonya
oleh penyedia. Harga Satuan Timpang adalah harga yang
wajar dan dapat dibayar sesuai dengan nilai yang
disepakati dalam kontrak.
Ketentuan tentang pengadaan barang/jasa mengenai harga
timpang terdapat dalam Peraturan Kepala LKPP nomor
14 tahun 2012 yang menyebutkan “harga satuan
penawaran yang nilainya lebih besar dari 110% (seratus
sepuluh perseratus) dari harga satuan yang tercantum
dalam HPS, dilakukan klarifikasi. Apabila setelah
dilakukan klarifikasi, ternyata harga satuan tersebut
dinyatakan timpang maka harga satuan timpang hanya
berlaku untuk volume sesuai dengan Daftar Kuantitas dan
Harga. Jika terjadi penambahan volume, harga satuan
yang berlaku sesuai dengan harga dalam HPS”.
Ketentuan tersebut mengandung arti bahwa:
a). Harga satuan barang dalam surat penawaran yang
lebih besar dari 110% dari harga satuan barang dalam
HPS dianggap tidak wajar dan disebut harga timpang.
b). Harga timpang hanya dapat diberlakukan untuk
volume sesuai dengan Daftar Kuantitas dan Harga.
Volume yang ada dalam Daftar Kuantitas dan Harga
adalah jumlah unit barang yang akan diadakan.
14
c). Jika terjadi perubahan kontrak yang berupa tambahan
jumlah barang, maka khusus untuk barang yang harga
satuannya timpang tidak dibolehkan mengikuti harga
penawaran. Untuk tambahan unit barang tersebut
harus mengikuti harga satuan dalam HPS.
Selama melaksanakan praktek kerja lapangan mahasiswa
menemui CCO 01. Dimana nilai kontrak tidak berubah tetapi
terdapat item pekerjaan yang tambah kurang, dan terdapat Harga
Timpang di beberapa item pekerjaan seperti Galian selokan air
drainase yang dikarenakan kuantitas yang bertambah. Pada saat
kontrak awal kuantitas senilai 96,50 𝑚3 dengan harga satuan
Rp. 141.661.51 kemudian ada penambahan kuantitas pada CCO
01 senilai 93,63 𝑚3 dengan harga satuan Rp. 131.450.56 dan
dengan total kuantitas adalah 190,13 𝑚3. Dikatakan harga
timpang dikarenakan harga satuan yang ditawarkan pada
kontrak lebih besar dari harga yang ditetapkan owner.
15
Ruang lingkup PHO/FHO mencakup mutu dalam hal
administrasi, visual dan kuantitas. Nah, Panitia Pemeriksa Hasil
Pekerjaan (PPHP) ini lah yang bertugas memeriksa administrasi
hasil pekerjaan Pengadaan Barang/Jasa mulai dari identifikasi
kebutuhan hingga serah terima pembayaran.
16
NO URAIAN PEERJAAN BOBOT SATUAN VOLUME
DIVISI 1. UMUM
1.2 Mobilisasi
1.2 Mobilisasi 1.28 Ls 1,00
Time Schedule
17
Sesuai dengan Time schedule yang sudah dibuat oleh pelaksana,maka
penulis dapat menguraikan Teknik Pelaksanaan pada pekerjaan divisi 7 yaitu
Struktur. Berikut langkah-langkah dalam pekerjaan tersebut.
3.2.1 Teknik Pelaksanaan Pada Pekerjaan Pemancangan Tiang Beton ukuran
Diameter ø500MM/50 CM
18
adalam Pemancangan spun pile beton K-600 yang dipukul/ditumbuk
menggunakan diesel hammer(M2.1 Arcon DD 4,5 ton) pada pilar
sedalam 42m yang berjumlah15 titik, pada pile slab sedalam 46m
berjumlah 9 titik, dan pada abutment sedalam 42m berjumlah 8 titik.
Dengan Cycle Time sebagai berikut : Pemancangan Bot : 1,20 menit
(M4.4),Pemancangan Middle 3,40 menit (M4.6),Pemancangan Top 1 :
4,20 menit (M4.7) ,Pemancangan Top 2 : 15 menit (M4.8).
g. Kalendering
Proses terakhir adalah Kalendering untuk mengetahui pemancangan
spun pile yang telah mencapai kedalaman rencana dengan goresan
garis garis coretan spidol dikertas milimeterblok yang menunjukkan
penurunan tiang pada saat dipukul 10 kali terakhir dengan maksimal
tinggi garis 3cm
(a) stake out titik (b) pelubangan titi (c) pengangkatan spun
pancang pancang pile
19
(d) setting titik pancang (e) pemancangan spun (f) penyambungan
pile spun pile
(g) kalendering
Gambar 3.3 Teknik Pelaksanaan pada Pekerjaan Pemancangan
Tiang Beton ukuran diameter ø500MM/50 CM
3.2.2 Teknik Pelaksanaan Pada Pekerjaan Pemancangan Mini Pile Beton ukuran
Diameter ø200MM/20 CM
20
35 ton) lalu memasukkan spunpile ke lubang diesel hammer(M2.1
Arcon DD 4, 5 ton) dengan cycle time selama 2 Menit (M4.1 Angkat).
21
(a) pelubangan titik (b) pengangkatan (c) setting mini pile
pancang mini pile
22
dipotong. Pada proses ini dilakukan oleh pekerja pemancangan
(M3.2), 1 orang surveyor (M3.14) dan dibantu oleh tenaga kerja
harian (M3.11) dengan estimasi waktu :
Gerinda tangan : 30 menit/tiang (M4.10)
Palu beton : 45 menit/tiang (M4.11)
Waterpass Sokkia : 1 jam/pemakaian (M4.12)
23
total BJTP 280 = 108,677kg. Lalu dibawahnya ada memakai plat besi
berdiameter 30-35cm (M1.8) memiliki tebal 6mm.
Pada proses ini dilakukan oleh tukang besi (M3.8), tukang batu
(M3.9) dan pekerja harian(M3.11). Tulangan dibengkokkan
menunggakan pleser/alat pembengkok besi.
f. Pembesian pilar
Pembesian Pilar menggunakan Tulangan BjTS 420A =675kg dan
berat total BJTP 280 = 108,677kg.
24
(M3.9), Pekerja harian (M3.11) dan operator excavator (M3.4) dengan
estimasi waktu :
Excavator :
Mengangkat bucket cor : 5 menit/bucket
Swing : 30 detik
Truck Ready Mix 6m3 dan 8m3 : (M4.15)
Perjalanan dari batching plant ke area : 1jam/siklus
Pengecoran per mmenggunakan bucket cor : 20 menit
Pengecoran per m3 menggunakan concrete pump : 10 menit
Bucket Cor : (M4.16)
Pengisian beton : 2 menit/bucket
Penumpahan beton : 3 menit/bucket
25
(d) pemasangan isian (e) pembesian pilar (f) pemasangan
tulangan bekisting
(g) pengecoran
footing
Gambar 3.5 Teknik Pelaksanaan pada Pekerjaan Pilar
26
untuk memukul atau membobok yang ingin dipotong dengan cara
ayunkan atau catuk palu ke spun pile (M1.1 PPK,K600 ) yang ingin
dipotong. Pada proses ini dilakukan oleh pekerja pemancangan
(M3.2), 1 orang surveyor (M3.14) dan dibantu oleh tenaga kerja
harian (M3.11) dengan estimasi waktu :
Gerinda tangan : 30 menit/tiang (M4.10)
Palu beton : 45 menit/tiang (M4.11)
Waterpass Sokkia : 1 jam/pemakaian (M4.12)
27
2m berjarak 20cm dengan berat total per titik 7,245kg. Jadi berat total
tulangan isian untuk pilar 2 adalah BjTS 420A =675kg dan berat
total BJTP 280 = 108,677kg. Lalu dibawahnya ada memakai plat besi
berdiameter 30-35cm (M1.8) memiliki tebal 6mm.
Pada proses ini dilakukan oleh tukang besi (M3.8), tukang batu
(M3.9) dan pekerja harian(M3.11). Tulangan dibengkokkan
menunggakan pleser/alat pembengkok besi.
28
membantu mengangkat bucket cor (M2.9 berkapasitas 0,5m). Pada
proses ini dilakukan oleh pekerja 1 orang mandor (M3.7), tukang batu
(M3.9), Pekerja harian (M3.11) dan operator excavator (M3.4) dengan
estimasi waktu :
Excavator :
Mengangkat bucket cor : 5 menit/bucket
Swing : 30 detik
Truck Ready Mix 6m3 dan 8m3 : (M4.15)
Perjalanan dari batching plant ke area : 1jam/siklus
Pengecoran per mmenggunakan bucket cor : 20 menit
Pengecoran per m3 menggunakan concrete pump : 10 menit
Bucket Cor : (M4.16)
Pengisian beton : 2 menit/bucket
Penumpahan beton : 3 menit/bucket
29
(d) pembesian pilar (e) pemasangan (f) pengecoran
abutment bekisting footing
Gambar 3.6 Teknik Pelaksanaan pada Pekerjaan Abutment +
Sayap
b. Pemasangan bekisting
Proses ini menggunakan plywood 9mm (M1.9) 100x40cm dengan
penyangga menggunakan Wing Nut 94 Bekisting, yang dilakukan
oleh tukang kayu (M3.10) dengan waktu Pemasangan bekisting :
(M4.19)
Wing Nut Merakit : 10 menit/batang
30
Meteran Saku : 1 menit/penggunaan
31
alat Concrete Pump (M2.12) yang berkapasitas panjang belalai
18m Mendorong beton yang sudah diolah dari ready mix yang
dikendalikan operator. Pada proses ini dilakukan oleh pekerja 1
orang mandor (M3.7), tukang batu (M3.9), Pekerja harian (M3.11)
dan Operator concrete pump (M3.6) dengan estimasi waktu :
Truck Ready Mix 6m3 dan 8m3 : (M4.15)
Perjalanan dari batching plant ke area : 1jam/siklus
Pengecoran per m3 menggunakan concrete pump : 10 menit
32
c. Pengecoran ini menggunakan Concrete Pump. Campuran beton yang
ada diready mix dituang ke concrete pump lalu operator concrete
pump dapat menyalurkan ke area pengecoran menggunakan pipa
concete pump. Sesambil mencor tukang beton memadatkan
campuran beton yang ada didalam bekisting menggunakan cocrete
vibrator. Jika sudah padat, lalu beton diratakan menggunakan
roskam.
d. Ketika beton lantai sudah kering lakukan pemasangan tulangan
pabrikasi BjTP 280/Tulangan Polos (M1.7) pagar jembatan dan
bekisting trotoar jembatan.
e. Pengecoran ini menggunakan concrete Pump. Campuran beton yang
ada diready mix dituang ke concrete pump lalu operator concrete
pump dapat menyalurkan ke area pengecoran menggunakan pipa
concete pump. Sesambil mencor tukang beton memadatkan
campuran beton yang ada didalam bekisting menggunakan cocrete
vibrator. Jika sudah padat, lalu beton diratakan menggunakan
roskam.
33
a. Gali tanah sedalam kurang lebih 1 meter menggunakan excavatoer
(M2.10) dan untuk mengetahui tinggi rendahnya galian gunakanlah
waterpass sokkia (M2.6).
b. Jika sudah digali, lalu pancang galam sedalam kurang lebih 4m
berdiameter 12cm.
c. Pengecoran lantai kerja menggunakan beton Fc’10 MPa (M1.4)
setebal 10cm, pengecoran ini menggunakan truck readymix (M2.11)
dan menggunakan bucket excavator (M2.9).
d. Rakit tulangan BjTS 420A/Tulangan Sirip pabrikasi (M1.6) dan
BjTP 280/Tulangan Polos (M1.7) dengan diameter yang sudah
ditentukan lalu ikat kawat bendrat menggunakan tang kakatua
(M2.15).
e. Pengecoran ini menggunakan Concrete Pump (M2.12). Campuran
beton Fc’10 MPa ((M1.10) yang ada diready mix (M2.11) dituang ke
concrete pump (M2.12) lalu operator concrete pump (M3.6) dapat
menyalurkan ke area pengecoran menggunakan pipa concete pump.
Sesambil mencor tukang beton (M3.9) memadatkan campuran beton
yang ada didalam bekisting menggunakan cocrete vibrator. Jika
sudah padat, lalu beton diratakan menggunakan roskam.
c.2.8
Teknik
34
a. Pengangkatan girder per segment menggunakan operator crane, Girder
P&H Kabelco 335-AS kapasitas 3,5ton (M2.2) diangkat 1 per 1 di
letakkan ke soring.
b. Disisi kanan dan kiri girder diberi balok (M1.17) dibawah girder untuk
mempermudah menggeser girder ke tempatnya.
c. Kabel strand (M1.18) dimasukan ke dalam 3 lubang girder ,untuk
lubang atas 16 kabel, lubang tengah 11 kabel dan lubang bawah 11
kabel.
d. Dorong kabel strand (M1.18) dari lubang segment 1 ke lubang
segment 5 sejauh 30 sepanjang 30m ,setelah itu kabel dipotong dengan
gerinda tangan (M2.16).
e. Setelah itu masuk ke tahap Stressing girder, hidupkan pump stressing
(M2.13) untuk menjalankan proses stressing setelah alat jacking fource
(M2.14) di pasang.
f. Jika girder sudah didiamkan selama 1 hari (24 jam), lalu pindah girder
ke tempat yang sudah ditentukan dengan menggunakan dongkrak
(M2.15) manual horizontal dan dongkrak manual vertikal.
g. Berikutnya grouting, grouting ialah mengisi rongga udara antara strand
dengan duct dan rongga pada bagian dalam casting dengan bahan
grout. Tujuannya adalah untuk menjaga bahaya korosi serta untuk
mengikat strand dengan beton sekelilingnya menjadi satu kesatuan.
h. Langkah terakhir ialah finishing girder yaitu untuk menutupi lubang
selang yang sudah digrouting
(
b )
36
(d) merakit tulangan (e) pengecoran
Gambar 3.11 Teknik Pelaksanaan pada Pekerjaan Lantai Girder
3.2.10 Teknik Pelaksanaan Pada Pekerjaan Saluran Uditch dan Box
a. Gali tanah sedalam kurang lebih 1m sesuai ukuran yang sudah
dileveling menggunakan waterpass sokkia (M2.6).
b. Pancang galam dengan panjang kurang lebih 4m berdiameter 12cm
c. Pengecoran lantai kerja menggunakan Beton Fc’ 10 MPa (M1.4)
dengan tebal 10cm, pengecoran ini menggunakan truck ready mix
(M2.11)
d. Pasang saluran box atau uditch menggunakan excavator (M2.10)
dengan total uditch sebanyak 71 buah dan box sebanyak 24 buah
dengan panjang 90 cm dan lebar 130 cm
37
b. Pengecoran lantai kerja menggunakan Beton Fc’ 10 MPa (M1.4)
dengan tebal 10cm, pengecoran ini menggunakan truck ready mix
(M2.11).
c. Susun batu diatas lantai kerja dan isikan adukan semen dalam celah
celah batu tersebut sehingga tidak ada rongga antar batu.
38
c. Hamparkan aspal dari drump truck (M2.17) ke alat finisher dengan
tebal yang sudah ditentukan.
d. Padatkan aspal menggunakan tandem roller (M2.18) agar aspal
menjadi rata.
e. Padatkan lagi aspal menggunakan PTR (Pneumatic Tyred Roller)
(M3.19) agar aspal menjadi mulus.
39
(a) pengeboran tiang (b) memasukkan data (c) pembacaan hasil
pancang data tiang pancang uji
Gambar 3.16 Teknik Pelaksanaan pada Pengujian Test PDLT
40
Z
3.2.16 Teknik Pelaksanaan pada Pengujian Test Hammer
a. Tekan alat secara perlahan menghadap kearah permukaan meda uju
sampai palu menumbuk hulu palu.
b. Setelah menumbuk, tahan tekanan dan jika perlu kunci hulu pada
posisinya, dengan cara menekan tombol pada bagian sisi.
c. Lihat angka hasil pengujian yang tertera di alat dan catat.
41
(a) pembentukan lokasi (b) timbang tanah c) isi galian dengan
uji galian pasir
42
(a) menyiapkan truk
dan peralatan uji
c) pembacaan hasil
(a) penggalian titik uji
(b) pengukuran hasil uji
kedalaman galian
Gambar 3.21 Teknik Pelaksanaan pada Pengujian Test Pit
43
3.3. Manajemen Sumber Daya Proyek
Sumber daya proyek adalah mengorganisasikan dan mengolah atau
menempatkan orang – orang yang terlibat dalam proyek. Sehingga orang
tersebut dapat dimanfaatkan potensinya secara efektif dan efesien.
3.3.1. Sumber Daya Material
Dalam setiap proyek konstruksi pemakaian material merupakan bagian
terpenting yang mempunyai perentase cukup besar dari total biaya proyek.
Oleh karena itu penggunaan Teknik manajemen yang sangat baik dan tepat
untuk membeli, menyimpan, mendistribusikan dan menghitung material
konstruksi menjadi sangat penting.
3.c.1.1. MEMBUAT TABEL KEPERLUAN JENIS MATERIAL,
SPESIFIKASI DAN FUNGSINYA.
N
Material Spesifikasi Fungsi
O
Tiang
Pancang Untuk menerima
1
Beton Beton K-600 panjang Bottom dan menyalurkan
Pratekan 12m,Middle 10m-12m,dan top beban dari
Pracetak 10m-12m struktur atas ke
diameter 500 tanah
mm
Mini Pile Untuk menerima
Panjang Bottom 6m dan Top 6m
2 Beton dan menyalurkan
Pratekan beban dari
Pracetak struktur atas ke
ukuran 200 tanah
mm x 200 mm
3 Beton f'c 10 Beton fc’10 MPa dalam 1m3 Untuk material
MPa menggunakan= pengecoran lantai
Semen gresik 289,06kg kerja
44
Pasir sei barito 823,84 kg
1
Batu pecah ketunan 492,36
2
kg
Batu pecah 2/3 ketunan
622.24 kg
Air PDAM 185 liter
45
420A Regangan dalam 200 mm
daya lekat batang
Min. 9 (d≤19mm)
terhadap beton
Tumpuan untuk tulangan
harus di bentuk dari batang
besi ringan atau bantalan
beton pracetak dengan mutu
beton fc’20 MPa
46
A Fondasi Agregat tidak boleh sebelum lapis
terdapat ketidakrataan yang dapat aspal. Letaknya
menampung air dan semua berada di bawah
punggung (camber) permukaan lapis aspal dan di
itu harus sesuai dengan yang atas LFB atau
ditunjukkan dalam Gambar. eksisting.
Tebal total minimum Lapis
Fondasi Agregat tidak boleh
kurang satu sentimeter dari tebal
yang disyaratkan.
Tebal minimum Lapis Fondasi
Agregat Kelas A tidak boleh
kurang satu sentimeter dari tebal
yang disyaratkan.
Pada permukaan Lapis Fondasi
Agregat Kelas A yang disiapkan
untuk lapisan resap pengikat atau
pelaburan permukaan, bilamana
semua bahan yang terlepas harus
dibuang dengan sikat yang keras,
maka penyimpangan maksimum
pada kerataan permukaan yang
diukur dengan mistar lurus
sepanjang 3 m, diletakkan sejajar
atau melintang sumbu jalan,
maksimum satu sentimeter.
Lapis Fondasi Agregat tidak
boleh ditempatkan, dihampar,
atau dipadatkan sewaktu turun
hujan, dan pemadatan tidak boleh
dilakukan segera setelah hujan
47
rentang yang ditentukan dalam
Pasal 5.1.3.3).
Lapis Pondasi
11 Sebagai lapis
Agregat Kelas Pada permukaan semua
pondasi jalan
B Lapis Fondasi Agregat tidak
sebelum lapis
boleh terdapat ketidakrataan
LFA. Letaknya
yang dapat menampung air
berada di bawah
dan semua punggung
lapis LFA dan di
(camber) permukaan itu
atas lapis
harus sesuai dengan yang
timbunan atau
ditunjukkan dalam Gambar.
eksisting.
Tebal total minimum Lapis
Fondasi Agregat tidak boleh
kurang satu sentimeter dari
tebal yang disyaratkan.
Lapis Fondasi Agregat tidak
boleh ditempatkan,
dihampar, atau dipadatkan
sewaktu turun hujan, dan
pemadatan tidak boleh
dilakukan segera setelah
hujan
12 Lataston Ukuran maksimum agregat Sebagai lapisan
Lapis Aus campuran = 19 mm paling atas lapis
(HRS-WC) Toleransi tebal Lataston Lapis aspal, berfungsi
Fondasi = - 3,0 mm untuk menerima
Tebal nominal minimum dan menyebarkan
campuran Lataston Lapis beban kendaraan.
Fondasi = 3,0 cm Lapis ini juga
48
Kerataan melintang bila diukur
dengan mistar lurus sepanjang 3
m di atas permukaan jalan tidak berfungsi sebagai
49
Tabel 3.2 Keperluan Jenis Material, Spesifikasi dan Fungsi
BULAN AGUSTUS BULAN SEPTEMBER BULAN OKTOBER BULAN NOVEMBER BULAN DESEMBER
NO Material
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1 Tiang Pancang Beton Pratekan Pracetak diameter 500 mm
2 Mini Pile Beton Pratekan Pracetak ukuran 200 mm x 200 mm
3 Beton f'c 10 MPa
4 Beton f'c 30 MPa
5 Baja Tulangan Polos-BjTP 280
6 Baja Tulangan Sirip BjTS 420A
7 Gelagar Tipe I Bentang 30 meter
8 PC Strand
9 Saluran berbentuk U Tipe DS 5a (dengan tutup)
10 Lapis Pondasi Agregat Kelas A 50
11 Lapis Pondasi Agregat Kelas B
12 Lataston Lapis Aus (HRS-WC)
13 Lataston Lapis Fondasi (HRS-Base)
Gambar 3.3 Jadwal Keperluan Bahan
DIREKTUR UTAMA
H. M. FAISAL RIDHANY, SH
Kantor
Lapangan
Keterangan :
Garis Printah/Komando
Garis Koordinasi
51
Tabel 3.4 Struktur Organisasi Proyek
52
TUGAS DAN WEWENANG
JABATAN
TUGAS WEWENANG
Paling Bertanggung Jawab Mengkoordinasi Semua Kegiatan
Dalam Suatu Proyek Konstruksi
DIREKTUR
Mengawasi, Memantau, dan
UTAMA Menyetujui Anggaran Tahunan
Mengelola dari Tingkat
Prusahaan
Eksekutif
Mengendalikan Biaya, waktu, Mengesahkan Pengeluaran Biaya
dan Mutu Pekerjaan Sesuai yang telah ditetapkan
MANAJER
Memimpin Prencanaan Menetapkan Hasil Pelaksanaan, Baik
PELAKSANAA
Kegiatan dari segi volume maupun biaya
N PROYEK
Merencanakan Kebutuhan Menandatangani kontrak kerja
Biaya Secara Periodik dengan tenaga kerja
Membantu Tenaga kerja
Menyusun Prosedur Pelaksanaan K3
menerapkan Prosedur K3 di
di Proyek
lapangan
AHLI K3
Mengumpulkan seluruh Menetapkan Evaluasi Penerapan K3
KONSTRUKSI
informasi tetang K3 di lapangan
Memonitor seluruh kegitan K3 Melaporkan Kegiatan Penerapan K3
di lapangan pada Penanggung Jawab
Membantu Manajer Pelaksana Melaporkan pekerjaan yang ada
dalam pelaksanaan pekerjaan dilapangan
Merencanakan kebutuhan Menetapkan perencanaan
MANAJER
material penggunaan alat
TEKNIK
Melakukan kegiatan
Mengarahkan pekerjaan agar sesuai
pengawasan dan pengendalian
dengan rencana
pelaksanaan pekerjaan
MANAJER Menyusun Rencana Anggaran Mengkoordinasi Semua Rencana
KEUANGAN dan Biaya (RAB) untuk setiap Anggaran dan Biaya (RAB) untuk
pekerjaan setiap pekerjaan
Bertanggung jawab terhadap Menyusun dan Melaporkan semua
pengelolaan pengadaan, kegiatan pengelolaan
administrasi dan keuagan
53
proyek
Melakukan pencatatan atas
Melaporkan hasil transaksi dan
semua transaksi atau
pembayaran
pembayaran
Tabel 3.5 Tugas Struktur Organisasi
3.3.2.1. IDENTIFIKASI (PENDAPATAN) TENAGA KERJA SETIAP
ITEM PEKERJAAN
N
TENAGA KERJA FUNGSI & TUGASNYA
O
PEKERJAAN
I
PEMANCANGAN
Membantu operator dalam mengikat spun pile ke tali
-
Pekerja yang dipasang ke crane
- Tukang las Menyambung spun pile/mini pile
Mengarahkan dan membimbing tukang girder agar
-
Mandor hasil pekerjaan sesuai dengan rencana
- Operator Alat Mengoprasikan alat pancang
Mengarahkan jalannya pekerjaan dengan sesuai
-
Kontraktor Pelaksana rencana
Menentukan stake out titik pancang dan melihat
-
Surveyor kelurusan tiang pancang
- Konsultan Supervisi Mengawasi jalannya pekerjaan
- Ahli K3 Mengawasi keselamatan jalannya pemancangan
PEKERJAAN
II
GALIAN
- Operator Alat Mengoprasikan alat backhoe loader untuk menggali
Menentukan tinggi rendahnya galian menggnakan
-
Surveyor waterpass
Mengarahkan jalannya pekerjaan dengan sesuai
-
Kontraktor Pelaksana rencana
- Konsultan Supervisi Mengawasi jalannya pekerjaan
54
- Ahli K3 Mengawasi keselamatan jalannya pekerjaan
PEKERJAAN
III
PEMBESIAN
Mengarahkan dan membimbing tukang besi agar
-
Kepala Tukang hasil pekerjaan sesuai dengan rencana
- Tukang Besi Memasang/merakit tulangan
Mengarahkan jalannya pekerjaan dengan sesuai
-
Kontraktor Pelaksana rencana
- Konsultan Supervisi Mengawasi jalannya pekerjaan
- Ahli K3 Mengawasi keselamatan jalannya pekerjaan
PEKERJAAN
IV
BEKISTING
Mengarahkan dan membimbing tukang besi agar
-
Kepala Tukang hasil pekerjaan sesuai dengan rencana
- Tukang Kayu Memasang bekisting
Mengarahkan jalannya pekerjaan dengan sesuai
-
Kontraktor Pelaksana rencana
- Konsultan Supervisi Mengawasi jalannya pekerjaan
- Ahli K3 Mengawasi keselamatan jalannya pekerjaan
PEKERJAAN
V
PENGECORAN
- Operator Alat Mengoperasikan alat concrete pump
Mengarahkan dan membimbing tukang batu agar
-
Kepala Tukang hasil pekerjaan sesuai dengan rencna
- Tukang Batu Melakukan pengecoran
Mengarahkan dan mengkoordinasi jalannya pekerjaan
-
Kontraktor Pelaksana agar sesuai dengan rencana
- Konsultan Supervisi Mengawasi jalannya pekerjaan
- Ahli K3 Mengawasi keselamatan jalannya pekerjaan
PEKERJAAN
VI
GIRDER
55
- Operator Alat Mengoperasikan alat crane
Mengarahkan dan membimbing tukang girder agar
-
Mandor hasil pekerjaan sesuai dengan rencana
- Tukang Girder Menyusun girder dan menggeser girder
- Pekerja Stressing girder dan menggrouting girder
Mengarahkan dan mengkoordinasi jalannya pekerjaan
-
Kontraktor Pelaksana agar sesuai dengan rencana
- Konsultan Supervisi Mengawasi jalannya pekerjaan
- Ahli K3 Mengawasi keselamatan jalannya pekerjaan
PEKERJAAN
VI
PASANGAN BATU
- Tukang Batu Memasang batu kali
Mengarahkan dan membimbing tukang besi agar
-
Kepala Tukang hasil pekerjaan sesuai dengan rencana
Mengarahkan dan mengkoordinasi jalannya pekerjaan
-
Kontraktor Pelaksana agar sesuai dengan rencana
- Konsultan Supervisi Mengawasi jalannya pekerjaan
- Ahli K3 Mengawasi keselamatan jalannya pekerjaan
PEKERJAAN LPA
VII
DAN LPB
- Operator Alat Mengoperasikan alat vibro roller dan motor grider
Mengarahkan dan mengkoordinasi jalannya pekerjaan
-
Kontraktor Pelaksana agar sesuai dengan rencana
- Konsultan Supervisi Mengawasi jalannya pekerjaan
- Ahli K3 Mengawasi keselamatan jalannya pekerjaan
PEKERJAAN HRS-
VII
BASE DAN HRS-WC
- Operator Alat Mengoperasikan alat pinisher, tandem roller dan ptr
- Pekerja Menghampar aspal
Mengarahkan dan mengkoordinasi jalannya pekerjaan
-
Kontraktor Pelaksana agar sesuai dengan rencana
56
- Konsultan Supervisi Mengawasi jalannya pekerjaan
- Ahli K3 Mengawasi keselamatan jalannya pekerjaan
Tabel 3.6 Identifikasi (Pendapatan) Tenaga Kerja
57
6. Operator concrete pump
Pekerjaan Lantai Pile
5
Slab 1. Kepala tukang
2. Tukang batu
3. Tukang besi
4. Tukang kayu
5. Operator concrete pump
6 Pekerjaan Gider 1. Pekerja
2. Mandor
3. Operator Crane
4. Tukang girder
5. Tukang besi
6. Tukang kayu
7. Tukang batu
7 Pekerjaan Lantai Tengah 1. Tukang kayu
2. Tukang besi
3. Tukang batu
4. Operator concrete pump
8 Pekerjaan Pasangan Batu 1.Operator Excavator
2. Pekerja
3. Kepala tukang
4. Tukang batu
9 Pekerjaan Retaining Wall 1.Operator Excavator
2. Pekerja
3. Kepala tukang
4. Tukang batu
5. Tukang besi
6. Tukang kayu
7. Operator concrete pump
Pekerjaan HRS-Base dan
10 HRS-WC 1. Operator Finisher
58
2. Operator Tandem Roller
3. Operator PTR
4. Pekerja
Tabel 3.7 Tenaga Kerja yang dibutuhkan
3.3.2.3. JUMLAH TENAGA KERJA
TENAGA KERJA
N URAIAN
KEPALA TUKANG TUKANG TUKANG TUKANG OP
O PEKERJAAN MANDOR PEKERJA
TUKANG BATU BESI KAYU LAS
Pekerjaan
2
1 Pemancangan 1 5
Pekerjaan
2 Galian
Pekerjaan
3 Pembesian 1 5
Pekerjaan
4 Bekisting 1 4
Pekerjaan
5 Pengecoran 1 10
Pekerjaan
6 Gider 1 6
Pekerjaan
Pasangan
7 Batu 1 8
Pekerjaan
7 LPA dan LPB
Pekerjaan
HRS-Base
8 dan HRS-WC 8
59
- Lantai kerja 1 hari
- Pembesian 3 hari
- Bekisting 2 hari
- Pengecoran 1 hari
3 Pekerjaan Abutment
- Pemotongan spun pile 1 hari
- Galian tanah 1 hari
- Lantai kerja 1 hari 2 minggu
- Pembesian 3 hari
- Bekisting 2 hari
- Pengecoran 1 hari
4 Pekerjaan Pile Slab
- Pemotongan spun pile 1 hari
- Pembesian 2 hari 1 minggu
- Bekisting 1 hari
- Pengecoran 1 hari
5 Pekerjaan Lantai Pile Slab
- Pembesian 3 hari
1 minggu
- Bekisting 2 hari
- Pengecoran 1 hari
6 Pekerjaan Gider
- Penyusunan 2 hari
1 minggu
- Stressing 1 hari
- Penggeseran 2 hari
7 Pekerjaan Lantai Tengah
- Bekisting 2 hari
1 minggu
- Pembesian 4 hari
- Pengecoran 1 hari
8 Pekerjaan Retaining Wall 1 minggu
- Galian tanah 1 hari
60
- Pemancangan galam
- Lantai kerja 1 hari
- Pembesian 2 hari
- Bekisting 2 hari
- Pengecoran 1 hari
9 Pekerjaan Pasangan Batu
- Galian tanah
1 hari
- Pemancangan galam 1 minggu
- Lantai kerja 1 hari
- Memasang batu 3 hari
10 Pekerjaan LPA dan LPB 3 hari 1 minggu
Pekerjaan HRS-Base dan
2 hari 1 minggu
11 HRS-WC
Tabel 3.9 Penjadwalan Hari Kerja
61
.3.2.4. TABEL PENJADWALAN TENAGA KERJA
PEKAN KE
NO URAIAN
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24
1 Tukang las
Menyambung
2 2 2 2 2 2
spun pile
2 Tukang Kayu
Pemasangan 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
3 Tukang Besi
Pemasangan 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 3
4 Tukang Batu
Pengecoran 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10
Pemasangan
8 8
batu
Tabel 3.10 Penjadwalan Tenaga Kerja
62
3.c.3. Sumber Daya Alat
Sumber Daya Alat merupakan salah satu sumber daya terpenting yang dapat
mendukung tercapainya suatu tujuan yang diinginkan oleh karenanya
penentuan kebutuhan alat, keputusan pembelian atau sewa peralatan dalam
proyek harus direncanakan dengan baik.
3.3.3.1. MENENTUKAN TABEL KEPERLUAN JENIS ALAT,
SPESIFIKASI DAN FUNGSINYA.
63
dari PT. Hasrat lokasi proyek
Jaya Utama yang
menyuplai beton
siap pakai.
Nama alat :
Truck mixer
Merk :
Mitsubishi
Kapasitas : 3 m3
– 6 m3
6 Wadge plat Anchor wedge Untuk memasukan kabel
plate at rs 1400 strand ke dalam lubang
wadge plat dengan posisi
yang pas agar kabel tidak
terjepit.
Untuk membantu proses
7 Jacking fource pelengkungan girder
dengan cara jacking
fource di masukkan ke
dalam wadge plat yang
sudah ter cor manual dan
Jacking fource di
sambungkan ke pump
stressing,
8 Mesin Pump Untuk menarik kabel
stressing strand membantu proses
pelengkungan girder
9 Dongkrak Menggeser girder pada
horizontal posisi sesuai perencanaan
64
10 Dongkrak vertical Agar bias terpasang rel
dan polywod dua lapis di
- bawah girder
Campuran
Campuran air dan semen
11 Mesin grouting obat ; Fosroc
dimasukkan ke mesin
Cebex 100
grouting dan disuntikan ke
2gelas per
dalam girder dengan
segment,
menggunakan lubang
Semen: satu
selang Untuk mengisi
segment
celah atau rongga udara
girder ada 4
antara strand dengan duck
sak semen
untuk menjaga bahaya
Air ; 5 ember
korusi serta mengikat
per segment
strand dengan beton
sekelilingnya supaya
menjadi satu ke satuan.
65
SV526D
15 Motor Grider KOMATSU Untuk meratakan LPB dan
LPA yang sudah
hamparkan
16 Finisher HA 60W Untuk menghamparkan
SUMITOMO campuran aspal panas di
atas permukaan badan
jalan yang akan di aspal
17 Tandem Roller SAKAI Untuk memadatkan
SW652H-1K campuran aspal yang
sudah di hamparkan
18 PTR (Pneumatic PTR SAKAI Untuk merapikan dan
Tyred Roller) T600c mempadatkan lagi aspal
yang sudah di padatkan
Tandem Roller
Tabel 3.11 Keperluan Jenis Alat, Spesifikasi dan Fungsinya
3.3.3.2. MEMBUAT TABEL KEPERLUAN JUMLAH ALAT
N JUMLAH
ALAT SATUAN
O ALAT
66
11 Mesin grouting 1 Buah
12 Concrete Pump 1 Buah
13 Concrete vibrator 2 Buah
14 Vibro Roller 1 Buah
15 Motor Girder 1 Buah
16 Finisher 1 Buah
17 Tandem Roller 1 Buah
18 PTR (Pneumatic Tyred Roller 1 Buah
Tabel 3.12 Keperluan Jumlah Alat
BULAN AGUSTUSBULAN SEPTEMBERBULAN OKTOBERBULAN NOVEMBERBULAN DESEMBER
NO ALAT JUMLAH ALAT
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1 Crawl Crane 3
2 Excavator 2
3 Backhoe Loader 1
4 Gerinda Tangan 2
5 Truck Ready Mix -
6 Wadge Plat 2
7 Jacking Fource 1
8 Mesin Pump Stressing 2
9 Dongkrak Horizontal 1
10 Dongkrak Vertikal 1
11 Mesin grouting 1
12 Concrete Pump 1
13 Concrete Vibrator 2
14 Vibro Roller 1
15 Motor Grider 1
16 Finisher 1
17 Tandem Roller 1
18 PTR (Pneumatic Tyred Roller) 1
3.c.4. Produktivitas
Produktivitas, Daya Produksi, atau Keproduktivitasan merupakan istilah
dalam kegiatan produksi sebagai perbandingan antara luaran dengan
masukan. Produktivitas merupakan suatu ukuran yang menyatakan
bagaimana baiknya sumber daya diatur dan dimanfaatkan untuk mencapai
hasil yang optimal.
a. Cycle Time
Berikut perhitungan cycle time pada pekerjaan pemancangan tiang
pancang beton dan pengecoran :
67
WAKTU KERJA LAPANGAN ( MENIT )
No PEKERJAAN SATUAN ALAT KAPASITAS CT Keterangan
T1 T2 T3 T4 TOTAL
1 Pemancangan
Pemancangan m 42
Setting (T1) Hammer 20
Moving (T2) Hammer 15
Pemancangan (T3) Hammer 18
Penyambungan (T4) Alat las 15
Total m 42 20 15 18 15 68 37 m/jam
2 Pemancangan
Pemancangan m 46
Setting (T1) Hammer 20
Moving (T2) Hammer 15
Pemancangan (T3) Hammer 25
Penyambungan (T4) Alat las 15
Total m 46 20 15 25 15 75 36,8 m/jam
3 Pengecoran
Pengecoran m3 6
Pengantaran (T1) Truck Ready Mix 60
Pengecoran (T2) Concrete Pump 40
Total m3 6 60 40 0 0 100 3,6 m3/jam
4 Pengecoran
Pengecoran m3 6
Pengantaran (T1) Truck Ready Mix 60
Pengecoran (T2) Bucket Excavator 90
Total m3 6 60 90 0 0 150 2,4 m3/jam
68
= 71,95 jam
71 , 95
Dalam Hari =
8 jam/hari
= 9 hari
69
3.4. Gambar dan Bill Of Quantity
Rencana Anggaran Biaya adalah perhitungan banyaknya biaya yang
diperlukan untuk bahan, alat, dan upah, serta biaya-biaya lain yang
berhubungan dengan pelaksanaan pekerjaan atau proyek tersebut.
3.4.1. Gambar Kerja
Gambar Kerja adalah Teknik penggambaran yang digunakan untuk
menerangkan secara jelas persyaratan item yang akan direkayasa, aktifitas
menggambar menghasilkan dokumen gambar yang berfungsi untuk media
atau Bahasa untuk menyampaikan ide, gagasan, ataupun informasi dari
insinyur yang mendesain kepada para pembuat yang akan membuat
konstruksi tersebut. Berikut adalah daftar gambar kerja yang ada pada proyek
penggantiann jembatan Sulawesi 2.
70
Tabel 3.15 Skala Gambar
3.c.4.1. Perhitungan Volume Rencana
Perhitungan Volume Rencana ditetapkan sebelum pekerjaan dilakukan
sebagai acuan dalam penggunaan keuangan sesuai dengan volume
pekerjaan.
Berikut adalah contoh perhitungan volume recana di proyek Penggantian
Jembatan Sulawesi 2.
DIVISI ITEM PEMBAYARAN URAIAN PEKERJAAN SKETSA NO VOLUME SATUAN
DIV 1. UMUM PENGUJIAN TANAH 1. BH Titik 1 Depth : 50 Meter
1.20.(1)
PENGEBORAN, TERMASUK SPT Bore Hole
(1 Titik x 50 Meter) = 50 m
v = 50 M1
1.20.(2) SONDIR
1. Sondir Titik 1 Titik 1 = 50 m
2. Sondir Titik 2 Titik 2 = 50 m
v = 100,00 M1
71
Tabel 3.16 ContohPerhitungan Volume Rencana
Perhitungan Volume Rencana selengkapnya ada di lampiran.
(1 Titik x 50 Meter) = 50 m
v = 50 M1
1.20.(2) SONDIR
1. Sondir Titik 1 Sisi Masjid Jami Titik 1 = 40 m
2. Sondir Titik 2 Sisi Pasar Lama Titik 2 = 40 m
v = 80,00 M1
72
3.5.1. Laporan Harian
Laporan Harian merupakan semua pekerjaan yang dilaksanakan pada hari
tersebut.
Kegiatan : Pergantian Jembatan
Nama Paket : Penggantian Jembatan Sulawesi 2
Nilai Kontrak : 15,4 Milyar
Sumber Dana : APBD
Tahun Anggaran : 2022
Hari/Tanggal : Senin, 08 Agustus 2022
A. PEKERJAAN
No. Jenis Pekerjaan Volume Satuan Lokasi
Pemancangan tiang pancang
1 42 m1
beton diameter 500mm
Jalan Sulawesi
73
3.5.2. Laporan Mingguan
Laporan Mingguan berisi rangkuman dari laporan harian pada minggu
tersebut.
A. PEKERJAAN
No. Jenis Pekerjaan Volume Satuan Harga Satuan Jumlah Harga Bobot Lokasi
Pemancangan tiang pancang beton diameter
1 728 m1 420.419 306.064.718 5,1030
500mm
Pengujian pembebanan dinamis jenis PDLT pada Jalan Sulawesi
2 2 buah 13.795.540 27.591.080 0,18
tiang diameter 500mm
3 Fondasi cerucuk, penyediaan dan pemancangan 14,328 11.565 318.494.777,78 0,43
74
3.5.3. Laporan Bulanan
Laporan Bulanan merupakan resuman dari laporan mingguan selama
empat minggu.
75
Kegiatan : Pergantian Jembatan
Nama Paket : Penggantian Jembatan Sulawesi 2
Nilai Kontrak : 15.328.378.000
Sumber Dana : APBD
Tahun Anggaran : 2022
BOBOT 13,94
BULAN 1
TANGGAL 8 agustus - 31 Agustus 2022
A. PEKERJAAN
No. Jenis Pekerjaan Volume Satuan Lokasi
Pemancangan tiang pancang beton diameter
1 1298 m3
500mm
Pemancangan tiang pancang beton diameter
2 0,58 m1
200mm
Pengujian pembebanan dinamis jenis PDLT
3 1,00 buah
pada tiang diameter 500mm
4 Test Hammer
76
industri. Untuk laporan mingguan, harian dan bulanan
terlampir di lampiran.
77
5. 5 September - 11 September 21,50 37,06 15,56
2022
6. 12 September - 18 September 28,02 39,99 11,97
2022
7. 19 September - 25 September 35,38 42,50 7,12
2022
8. 26 September - 2 Oktober 42,90 45,14 2,24
2022
9. 3 Oktober - 9 Oktober 2022 51,63 53,17 1,54
10. 10 Oktober - 16 Oktober 2022 61,18 64,55 3,37
11. 17 Oktober - 23 Oktober 2022 70,91 73,42 2,51
78
3. Minggu ke 18 pada tanggal 7 November - 13 November 2022, Progres
pekerjaan dilakukan lebih lambat karena kecelakaan kerja pada minggu
sebelumnya, sehingga menghasilkan deviasi -11,79%.
4. Minggu ke 19 pada tanggal 14 November 2022 – 20 November 2022,
Progres pekerjaan dilakukan lebih lambat karena kecelakaan kerja pada
minggu sebelumnya, sehingga menghasilkan deviasi -11,89%.
5. Minggu ke 20 pada tanggal 21 November 2022 – 27 November 2022,
Progres pekerjaan dilakukan lebih lambat karena kecelakaan kerja pada
minggu sebelumnya, sehingga menghasilkan deviasi -10,60%.
6. Minggu ke 21 pada tanggal 28 November 2022 – 4 Desember 2022, Progres
pekerjaan dilakukan lebih lambat karena kecelakaan kerja pada minggu
sebelumnya, sehingga menghasilkan deviasi -6,12%.
7. Minggu ke 22 pada tanggal 5 Desember 2022 – 11 Desember 2022, Progres
pekerjaan dilakukan lebih lambat karena kecelakaan kerja pada minggu
sebelumnya, sehingga menghasilkan deviasi -2,94%.
8. Minggu ke 23 pada tanggal 12 Desember 2022 – 18 Desember 2022,
Progres pekerjaan dilakukan lebih lambat karena kecelakaan kerja pada
minggu sebelumnya, sehingga menghasilkan deviasi -0,01%.
79
DOKUMENTASI HARI/TANGGAL PROGRESS
Progres Seluruh Pekerjaan
8 Agustus 2022 0%
80
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
4.1. Kesimpulan
Pada pembahasan laporan ini dapat ditarik beberapa kesimpulan, yaitu :
81
DAFTAR PUSTAKA
https://lpse.banjarmasinkota.go.id/eproc4/lelang/6866024/pengumumanlelang
https://www.blog.bekasirayaputra.co.id/2020/01/mengenal-jenis-jenis-gambar-kerja-
di.html
http://aniza.blog.widyatama.ac.id/2019/12/02/sumber-daya-proyek/
82
GAMBAR KERJA
83
PERHITUNGAN KUANTITAS
84
REKAP PERHITUNGAN
KUANTITAS
85
LAPORAN HARIAN
86
LAPORAN MINGGUAN
87
88
LAPORAN BULANAN
89
SURAT PERMOHONAN
MAGANG
90
SURAT BALASAN
PERMOHONAN MAGANG
93
DAFTAR ASISTENSI MAGANG
INDUSTRI
94
PENILAIAN PRAKTEK KERJA
LAPANGAN
95