Anda di halaman 1dari 11

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum wr.wb.
Dengan nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang, Syukur
Alhamdulillah Penulis ucapkan dari lubuk hati Penulis kehadirat Allah yang telah
memberikan kesempatan untuk menyelesaikan tugas ini dengan baik. Sholawat serta
salam Penulis haturkan kepada Nabi Muhammad SAW.
Makalah yang berjudul “Limbah Dan Penanganannya Di Bidang Pariwisata
Untuk Menjaga Ekosistem” ini semoga dapat menambah pengetahuan bagi para
pembaca.
Kami menyadari bahwa yang kami tulis ini masih banyak kekurangan dan
kesalahan. Dan oleh sebab itu, kami sangat mengharapkan adanya masukan dari para
pembaca, baik berupa kritikan ataupun saran yang sifatnya membangun demi
kesempurnaan makalah ini, supaya lebih baik untuk masa yang akan datang.
Dan terima kasih atas semua bantuan dari semua pihak yang terkait dalam
penyusunan ini baik secara langsung maupun tidak langsung.
Kemudian kepada Allah kami bertaubat dan kepada manusia kami memohon
maaf atas kesalahan dan kekhilafan dalam penulisan makalah ini.
Wassalamu’alaikum wr.wb.

Penulis

i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR…………............................................................ i
DAFTAR ISI........................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang...................................................................... 1
B. Rumusan Masalah................................................................. 1
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Limbah................................................................ 2
B. Dampak Limbah Bagi Pariwisata......................................... 2
C. Prinsip Pengelolaan Lingkungan Hidup Untuk Menjaga
Ekosistem.............................................................................. 4
D. Pengelolaan Limbah Cair...................................................... 4
E. Pengelolaan Sampah Padat.................................................... 5
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan........................................................................... 8
B. Saran...................................................................................... 8
DAFTAR PUSTAKA............................................................................. 9

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Kepariwisataan saat ini sangat ramai dibicarakan orang karena dengan
mengembangkan sektor pariwisata maka pengaruh terhadap sektor lainya sangat besar
oleh karena itu permintaan akan pariwisata semakin bertambah seiring dengan tingkat
kebutuhan manusia yang semakin bertambah dari tahun ke tahun.
Dalam GBHN 1999, termuat bahwa pembangunan kepariwisataan terus di
tingkatkan dan di kembangkan untuk memperbesar penerimaan devisa negara,
memperluas dan meratakan lapangan kerja, mendorong pembangunan daerah,
meningkatkan kesejahteraan dan kemakmuran rakyat, memperkaya kebudayaan
nasional, dan tetap mempertahankan kepribadian bangsa demi terpilihnya nilai-nilai
agama, mempererat persahabatan antar bangsa, memupuk cinta tanah air, serta
mempertahankan fungsi dan mutu lingkungan.
Sulawesi Selatan dengan potensi alam maupun budaya yang sangat kaya dan
beragam merupakan salah satu faktor penarik para wisatawan, dengan daya dukung
faktor-faktor tersebut maka tentunya daerah ini sangat berpeluang untuk dikembangkan
terutama dibidang pariwisata. Pengembangan pariwisata memiliki nilai yang sangat
strategi karena mendayagunakan sumber dan potensi kepariwisataan yang ada menjadi
kegiatan ekonomi dan budaya akselerasi dan ganda dalam menciptakan lapangan kerja
dan kemudian berimbas pada kesejahteraan masyarakat.
Perkembangan kawasan pariwisata tentunya tidak tumbuh begitu saja tanpa ada
suatu usaha yang dilakukan, oleh karena itu maka ketersedian sarana dan prasarana
sangat dibutuhkan untuk pengembangan sektor ini dan agar dapat menjadi salah satu
sektor andalan. Namun, Kualitas lingkungan merupakan bagian integral dari industri
wisata. Bagi pengembang dan penyelenggara kagiatan wisata, kualitas lingkungan
harus mendapat perhatian utama.

B. Rumusan Masalah
1. Apakah pengertian limbah?
2. Bagaimana dampak limbah nbagi pariwisata?
3. Bagaimanakah pengelolaan limbah di bidang pariwisata?

1
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Limbah
Limbah merupakan benda yang tidak diperlukan dan dibuang, limbah pada
umumnya mengandung bahan pencemar dengan konsentrasi bervariasi. Bila
dikembalikan ke alam dalam jumlah besar, limbah ini akan terakumulasi di alam
sehingga mengganggu keseimbangan ekosistem Alam.
Penumpukan limbah di alam menyebabkan ketidak seimbangan ekosistem tidak
dikelolah dengan baik. Pengelolahan limbah ini merupakan upaya merencanakan
melaksanakan, memantau, dan mengevaluasi pendaya gunaan limbah, serta
pengendalian dampak yang ditimbulkannya.
Upaya pengelolahan limbah tidak mudah dan memerlukan pengetahuan tentang
limbah unsur-unsur yang terkandung serta penanganan limbah agar tidak mencemari
lingkungan selain itu perlu keterampilan mengelolah limbah menjadi ekonomis dan
mengurang jumlah limbah yang terbuang ke alam.

B. Dampak Limbah Bagi Pariwisata


Pengembangan tujuan wisata dapat berdampak negatif terhadap lingkungan jika
strategi pengelolaan lingkungan tidak diantisipasi dan dilaksanakan seperti: Hilangnya
tutupan vegetasi; Hilangnya keanekaragaman hayati;  Kerusakan fisik terhadap
lingkungan air lebih jauh oleh aktivitas pengunjung dan kapal yang mengelilingi pulau;
Kontaminasi air tanah dan kerusakan pada sistem air tanah jika jamban standar lokal
tetap digunakan dan air limbah tidak dikelola dengan baik; Meningkatnya sampah dari
para pengunjung yang datang ke tempat wisata; Gangguan habitat satwa liar; Pantai
akan mengalami abrasi jika tutupan vegetasi hilang  atau proses garis pantai alami
terganggu.
Sebagian besar kegiatan penghijauan dan penanaman pohon sebaiknya
menggunakan tanaman asli kawasan Danau Toba termasuk pohon buah untuk menjaga
karakter vegetasi alami yang ada dan adaptasi terbaik terhadap iklim dan tanah.
Penebangan kayu dan pembakaran hutan yang tidak terkendali dan tidak terpantau di
kawasan Danau Toba oleh masyarakat setempat dapat menyebabkan degradasi dan
hilangnya tutupan vegetasi hutan.

2
Ekosistem hutan kawasan Danau Toba adalah habitat alami berbagai jenis satwa
liar termasuk Gajah dan Burung. Oleh karena itu, pengelolaan, perlindungan dan
keamanan di kawasan ini harus merupakan bagian dari kegiatan pengelolaan
lingkungan. Diperlukan kerja sama para pemangku kepentingan untuk menerapkan opsi
sumber kayu alternatif, menciptakan tata air yang lebih baik dalam kawasan,
memperbaiki hutan yang rusak, meningkatkan keanekaragaman hayati kawasan dan
membuka hutan bagi kegiatan eko wisata.
Untuk mengelola dampak lingkungan dari kehadiran dan aktivitas pengunjung,
maka harus:
 Dihitung kapasitas untuk menentukan batas jumlah pengunjung di lokasi yang
memiliki ekosistem rapuh (Daya Dukung Lingkungan)
 Memasang rambu tanda dan arah untuk menginformasikan pengunjung.
 Mengurangi dampak dengan jalur kecil, dermaga dan membatasi akses ke lokasi
sensitif atau penutupan sementara dan pada waktu-waktu tertentu untuk lokasi
yang diidentifikasi memiliki kebutuhan rehabilitasi.
 Menetapkan kuota dan membatasi durasi kunjungan di tempat-tempat yang
memiliki daya tarik alami yang sensitif dan sangat diinginkan, untuk
mengurangi dampak kunjungan dan aktifitas pengunjung.

Mengelola dampak kunjungan ke ekosistem tepian pantai dan perairan Danau


Toba:
 Tetapkan tambatan dan satu titik masuk untuk mengurangi dampak kapal dan
akses kapal ke danau di sekitarnya.
 Menetapkan koridor untuk lalu lintas air yang aman dengan menggunakan
pelampung penanda di luar kawasan wisata di daerah perairan.
 Bekerja sama dengan kepala daerah dan desa untuk membentuk operator
transportasi kooperatif dengan kapal / kapal yang harus terdaftar di desa
setempat yang telah menyelesaikan panduan teknis  tentang bagaimana merawat
lingkungan dan SOP untuk menangani kapal-kapal yang tidak terdaftar yang
beroperasi di wilayah tersebut.
 Menyediakan identifikasi area untuk kapal dan kapal yang berlayar mengelilingi
pulau serta tamu dan pengunjung yang melakukan kegiatan di perairan Danau
Toba.

3
 Mengatur pengumpulan  sampah dari garis pantai secara teratur.

C. Prinsip Pengelolaan Lingkungan Hidup Untuk Menjaga Ekosistem


Dalam pengelolaan lingkungan, perlindungan dan rehabilitasi lingkungan harus
dijadikan komitmen dan salah satu target penting. Komitmen ini bukan hanya tentang
konsep dalam rencana bisnis, tapi juga bagaimana menjalankan bisnis.
Prinsip pengelolaan lingkungan dalam manajemen operasional mencakup:
 Perlindungan dan rehabilitasi lanskap
 Perlindungan dan pemulihan air
 Promosi efisiensi energi
 Produksi dan penggunaan energi terbarukan
 Pelaksanaan kegiatan operasional yang ramah lingkungan
 Penggunaan bahan bangunan yang lestari
 Penggunaan sumber air yang berkelanjutan
 Pengurangan, pengelolaan dan pemulihan limbah
 Penggunaan sistem transportasi berkelanjutan dan aman yang melibatkan
masyarakat lokal
 Mendukung dan berinvestasi dalam berbagai bisnis ramah lingkungan
 Promosi pendidikan lingkungan untuk tamu, pengunjung dan staf.
Sistem Pengelolaan Lingkungan (SPL) dilaksanakan sebagai bagian dari
komitmen terhadap Tanggung Jawab Sosial Perusahaan (Corporate Social
Responsibility / CSR) dan untuk mematuhi peraturan dan perizinan. SPL dimulai
dengan menyusun sebuah studi baseline bekerjasama dengan mitra dan instansi teknis
pemerintah yang menggambarkan kondisi ekosistem di bidang bisnis dan kinerja
perusahaan saat ini. Perusahaan harus menyiapkan rencana pengelolaan lingkungan dan
menetapkan target lingkungan untuk kinerja berdasarkan periode tertentu dan
menetapkan strategi bagaimana perusahaan akan mencapai tujuan tersebut. Melalui
SPL, perusahaan akan secara teratur memantau dan melaporkan indikator lingkungan
yang telah disepakati dalam dokumen rencana pengelolaan yang disepakati.

D. Pengelolaan Limbah Cair


Air limbah yang dihasilkan oleh masing-masing bangunan di
industri pariwisata tersebut mesti dipisahkan dengan jenis; air limbah septic tank

4
(blackwater), air limbah domestik (greywater) dan diolah sehingga dampak terhadap
lingkungan dapat diminimalisir dan berkontribusi terhadap reboisasi dan rehabilitasi
lahan disekitar bangunan. Oleh karena itu perlu dibangun sistem sanitasi yang
terintegrasi sesuai dengan struktur tanah dan kondisi pulau. Sangat penting bahwa
limbah mentah yang tidak diolah tidak dibuang langsung dari toilet atau tangki septik
ke dalam tanah karena hal ini menciptakan kerusakan pada perairan dan lingkungan air
di sekitar kawasan.
Fokus konsep sanitasi adalah pengurangan konsumsi air, penggunaan kembali
air pada sumber dan pengelolaan air limbah berkelanjutan. Solusi inovatif dalam
pengolahan dan penggunaan kembali air limbah dapat meningkatkan kualitas sanitasi
dan meningkatkan kesadaran akan pengolahan limbah dan limbah yang memberikan
nilai ekonomi dan ekologis. Pengembangan sistem sanitasi terpadu ini diharapkan bisa
memberi contoh kepada publik mengenai implementasi solusi teknologi yang
terjangkau yang tahan lama dan terbukti.
Sistem sanitasi terpadu bertujuan untuk:
1. Minimalkan kebutuhan air untuk konsumsi air.
2. Buat strategi pengelolaan sanitasi terpadu.
Air limbah dari septic tank (blackwater) diproses dalam sistem tertutup dengan
berbagai proses anaerobik dan aerobik untuk dibersihkan dan kemudian dilepaskan ke
leachfield (lahan yang ditanami tanaman asli tertentu yang digunakan dalam proses
pengolahan limbah untuk menyerap unsur organik dalam limbah septic tank) yang bisa
digunakan untuk regreen dan mempercantik lanskap di sekitar area yang dibangun
Penggunaan sistim toilet kompos dapat dilakukan di lokasi yang spesifik untuk aerobic
dekomposisi, selain pengelolaan limbah padat organik yang dihasilkan oleh rumah
tangga. Kompos yang dihasilkan dari proses ini dapat digunakan untuk penghijauan dan
mempercantik lansekap di kawasan atau daerah tak berpenghuni lainnya. Sistem
pengelolaan sampah juga terintegrasi dengan ketentuan di atas

E. Pengelolaan Sampah Padat


Prinsip rencana pengelolaan sampah yang mesti dilakukan adalah "memikirkan
ulang (Rethink), mengurangi (Reduce), menggunakan kembali (Reuse), mendaur ulang
(Recycle) dan merespon (Response). Memikirkan ulang kebutuhan akan teknologi dan
praktik yang memerlukan input tinggi atau menghasilkan limbah yang sulit. Kurangi
penggunaan bahan dan proses yang menciptakan limbah, terutama plastik. Gunakan

5
kembali bahan yang memungkinkan umur pakai lebih lama. Daur ulang limbah menjadi
produk baru. Tanggapi secara proaktif terhadap ancaman dan gejala limbah dan
degradasi seperti plastik air atau tanda-tanda pencemaran atau pemborosan. Sejauh ini
kelima strategi ini bertujuan mengurangi sampah mendekati nol.
Rencana pengelolaan limbah sebaiknya dilakukan melalui:
 Melakukan pemisahan limbah menurut jenisnya, organik dan anorganik, apa
yang bisa didaur ulang dan tidak bisa didaur ulang. Mencoba untuk
menghilangkan bahan yang tidak dapat didaur ulang dari penggunaan di daerah
tersebut
 Ajari staf, tamu dan pengunjung untuk menggunakan tempat penyortiran.
 Menyediakan fasilitas yang memadai yang memungkinkan pemisahan sampah
langsung oleh karyawan dan tamu / pengunjung.
 Menetapkan sarana untuk pembuangan dan penyimpanan bahan yang dapat
didaur ulang dan diproses atau dikirim ke kolektor di wilayah ini.
 Mendorong penggunaan wadah kokoh yang bisa digunakan kembali / didaur
ulang dan terbuat dari bahan yang aman (Kaca, plastik bebas BPA, kertas)
 Melarang pembakaran sampah, mengoperasikan api atau api unggun untuk
meminimalkan polusi asap
 Menyediakan sarana dan tempat untuk pengomposan sampah organik di tempat
penampungan untuk digunakan kembali dalam kegiatan reboisasi dan
rehabilitasi lahan di kawasan tersebut.
 Sediakan sarana yang diperlukan untuk mengumpulkan bahan-bahan beracun
dan berbahaya sebelum diproses lebih lanjut.
Penerapan asas 5R (Rethink, Reduce, Reuse, Recycle, Response)  digunakan
secara konsisten untuk mengelola limbah di wilayah tersebut. Untuk limbah padat non
organik yang bisa diolah atau digunakan, maka akan terkumpul dengan aman dan
dikirim ke kolektor. Sedangkan untuk sampah / limbah yang tergolong B3 akan
dikumpulkan secara terpisah dan dibuat sesuai dengan peraturan yang berlaku. Selain
aplikasi 5R, diharapkan penduduk lokal, tamu dan pengunjung akan menerima
pendidikan tentang penerapan pengelolaan limbah dan penggunaan air limbah yang
diterapkan baik di fasilitas akomodasi, bangunan umum maupun di lingkungan sekitar.
Ini akan menjadi bagian dari informasi yang diberikan kepada tamu melalui
situs pemesanan, informasi kamar dan informasi pengguna. Fasilitas pembuangan

6
sampah harus disediakan di pantai dan tempat umum. Pantai dibersihkan dari sampah
yang dibawa oleh air dan dipisahkan sesuai dengan jenisnya. Kegiatan pembersihan
juga akan dilakukan dengan petani dari desa setempat secara reguler, terutama untuk
tidak membuang sampah plastik ke air yang banyak terbawa oleh arus danau.

7
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Keindahan dan kenyamanan daerah tujuan wisata, seperti keindahan
pemandangan alam, sturuktur hidrologi almiah seperti air terjun dan sungai, air bersih,
udara segar, dan keanekaragaman spesies, kuailitasnya bisa memburuk karena aktifitas
manusia, tidak terkecuali aktifitas wisata itu sendiri. kualitas lingkungan merupakan
bagian integral dari suguhan-suguhan alamiah. Dengan demikian, pemeliharaan
terhadap kualitas lingkungan menjadi syarat mutlak bagi daya tahan terhadap kompetisi
pemilihan tujuan wisata oleh wisatawan. Jika kualitas suatu daerah tujuan wisata
menurun, maka tempat tersebut cenderung diabaikan. aktifitas wisata dapat peran yang
signifikan dalam pembiayaan program-program konservasi lingkungan hidup. Namun,
tetap harus diperhatikan bahwa aktifitas wisata juga mempunyai potensi untuk ikut
serta mengarahkan pada kerusakan lingkungan.

B. Saran
Dari Hasil Pembahasan dan kesimpulan diatas, maka penulis dapat memberikan
tanggapan mengenai dampak wisata terhadap lingkungan melalui saran sebagai
berikut :
1. Perlu adanya pengendalian diri dalam meminimalisir dampak dari aktifitas
wisata.
2. Perlu adanya peningkatan dalam menjaga kualitas lingkungan yang
dilaksanakan oleh pengelola pariwisata.
3. Perlu adanya peningkatan konservasi lingkungan hidup yang dilaksanakan
oleh pihak-pihak yang terkait.

8
DAFTAR PUSTAKA

Supardi, Imam.2003.Lingkungan Hidup Kelestariannya.Bandung: PT ALUMNI


Memanik, Karden Eddy Sontang. 2007. Pengelolaan Lingkungan Hidup. Jakarta:
Jambatan
Syamsudin dkk.2009. Pendidikan Lingkungan Hidup. Gersik: Tiga Serangkai

Anda mungkin juga menyukai