1. Pak Azhari
Sudah dilakukan penilaian, bahwa pengelolaan belum optimal/belum sesuai standar tapi paling
tidak pendekatan SNI dilakukan sehingga bias disampaikan kekurangan kepada kami, bias
menjadi acuan untuk pengembangan sarana wisata
Dalam penerapan izin usaha ada 2 yaitu terkait wisata alam dan pemanfaatan wisata alamnya
Tujuannya kualitas pengunjung bukan mestourism tapi eco tourism, tidak ada izin usaha hanya
ada di taman lokasi batu amos tapi masih dalam proses pengembangan. Kami punya kerjasama
dengan walikota bitung untuk pengembangan wisata alam, berdasarkan ibu rini penataan
pengelolaannya di blok pemanfaatan, sedangkan untuk
Apa yang disampaikan pak riki terkait pemanfaat ekonomi dengan masyarakat. Masyarakat
Untuk potensi yang dibatu putih menjualnya atraksi satwa , panorama dan landscape yang
bagus ada yaki, kuskus burung, terkaitan dengan sinergi pengelolaan apa yang dilakukan , bias
menyampaikan juga ada di kota bitung jadi satu paket wisata.
Bu anita
Hasilnya cukup baik kurang sedikit ke nilai penuih , kekurangan hanya didokumen yaitu dokumen wajib
dan pelengkap. Dokumen ini alat perivier , berdasarkan penilaian , pengelolaan sudah baik. Dokumen
pelengkap, dan fasilitasnya ada tapi untuk memenuhi yang di SNI perlu ditingkatkan. Pelibatan
masyarakan oke, guide dari masyarakat, zona tata ruang secara prinsip sudah dilaksanakan, missal
papan larangan (vandalism).
Bu hesti
Sinergi dan kolaborasi dengan belum membangun PKS. Pintu akses pulau bunaken, sebetulnya sudah
diinisiasi untuk pembangunan sarana wisata alam. Tahun 2019 dibuatkan detail eginering detail,
terhambat penyusunan masterplan sehingga kami akhirnya focus PKS ke taman hutan raya gunung
tumpa untuk pembangunan sarana wisata alam.tidak memandang siapa pengelolaanya. Salah satu
persyaratan dapat dana alokasi khusus.
Lukman Yogya
Pak Riki terkait definisi dan disinsentif, data seblum pandemic Indonesia dpt 16jt sama dengan singapur
yang notaben tdk luas sperti Indonesia, Thailand 40 jt. Salah satu yang dismapaikan pak wisnu ada
restoran Thailand dan disampaikan seluruh destinasi wisata selutruh Thailand. Penerapan sni di khdtk
kaliurang dan khdtk bondowoso. Kenpa kita kalah dari Thailand apa tdk promosi atau disinsentif ,
banyak aturan, di rini juga banyak aturan, jd potensi tidak tergali optimal.
Bidang keilmuan cluster vokasi keterampilan, kualitas sdm belum berada pada posisi ideal dampaknya
serius, bu hesti memaparkan riparnas 2024, lihat bagaimana masalah nasional ada 50 dpm, 552 kppn,
bersifat
Klhk mana bu rini peraturan izin , manfaat ekonomi, tiket pnbp tunggal,
Izin turun 35 tahun kenapa dirubah ? atas dasar. Pengambil keputusan tdk disuport yg paham
disinsentif
3hal
Programnya
Interpretation . saat ini kita jor2an lewat IT promosiin, secara pemasaran dan psikologi ada bahayanya
dalam booking system ada vibesnya,, pbswa org kehutanan
LAPORAN WORKSHOP FASILITASI PENERAPAN STANDAR PENGELOLAAN PARIWISATA ALAM
BERDASARKAN SNI 8013:2014 ( Manado, 20 Oktober 2022 )
Bertujuan menjamin terpenuhinya hak publik wisatawan dan menjamin kelestarian ekosistem pada
objek wisata alam. § SNI 80113:2014 dapat menjadi pedoman untuk pengelolaan pariwisata alam secara
lestari.
Penerapan
Pelaku usaha dapat memulainya dari pemahaman terhadap prinsip prinsip pengelolaan di dalam
SNI
Melakukan penilaian kondisi pengelolaan berdasarkan kriteria dan indikator
Mengevaluasi sejauh mana arah pengelolaan yang sudah dilaksanakannya
Lokus Kegiatan
BPSILHK Manado sejak 2022 telah melakukan pengujian, penilaian, fasilitasi dan pemantauan penerapan
SNI 8013 : 2014 PPA untuk kota Manado dan Kota Bitung khususnya di Taman Wisata Alam Batu Putih
dan TWA Batu Angus serta Taman Nasional Bunaken.
Tujuan Workshop
Mensosialisasikan pentingnya penerapan SNI 8013:2014 tentang Pengelolaan Pariwisata Alam kepada
para pelaku usaha di bidang pariwisata alam. 2. Mendorong para pelaku usaha di bidang pariwisata alam
untuk segera menerapkan dan mengajukan sertifikasi SNI 8013: 2014 tentang Pengelolaan Pariwisata
Alam. 3. Meningkatkan kompetensi SDM pengelola wisata alam dalam menghadapi tantangan industri
pariwisata
Hasil penilaian keseuaian penerapan SNI 8013:2014 menunjukkan nilai yang cukup baik karena
pengelola pada dasarnya sudah menerapkan prinsip-prinsip konservasi untuk menjamin kualitas
ekosistem q Untuk mencapai nilai penuh sesuai panduan SNI 8013 : 2014, perlu sedikit lagi melengkapi
kekurangan dokumen/rekaman/laporan ataupun petunjuk teknis yang dipersyaratkan. q Untuk
mencapai kondisi pengelolaan wisata alam yang ideal, pengelola perlu menerapkan kolaborasi
multipihak
Narasumber 1 : Dr. Ir. Ricky Avenzora, M.ScF - IPB University
RUANG LINGKUP SNI 8013:2014 (PENGELOLAAN PARIWISATA ALAM) : Standar ini menetapkan prinsip,
kriteria dan indikator pengelolaan pariwisata alam sebagai panduan pengelolaan pariwisata alam di
kawasan hutan dan/atau kawasan lainnya yang dikelola dengan prinsip-prinsip pariwisata alam
1. Masyarakat
Pengelolaan kawasan dapat meningkatkan nilai ekonomi dan peluang usaha bagi
masyarakat dan menjamin terciptanya peluang/kesempatan kerja sumber-sumber
ekonomi masyarakat
Pengelolaan pengunjung dan Pengelolaan sarana dan prasarana dapat menciptakan
peluang/kesempatan kerja bagi masyarakat
2. Pengusaha
Pengelolaan kawasan dapat meningkatkan sumber pendapatan dan menjamin
kelangsungan kegiatan usaha
Pengelolaan produk wisata alam dapat menjamin kelangsungan kegiatan usaha dan
meningkatkan sumber pendapatan dan efisiensi kegiatan usaha.
Pengelolaan pengunjung dapat menciptakan citra (brand image) perusahaan dan
menjamin kelangsungan kegiatan usaha
3. Pemerintah
Pengelolaan kawasan dan Pengelolaan produk wisata alam dapat memelihara potensi
nilai ekonomi Kawasan hutan dan meningkatkan sumber pendapatan negara bukan
pajak (PNBP) dan atau sumber pendapatan yang lain.
Pengelolaan pengunjung dapat meningkatkan sumber pendapatan negara bukan pajak
(PNBP) dan atau sumber pendapatan yang lain.
3. SNI Pariwisata Alam dan Permenparekraf No. 9 Tahun 2021 ttg Pedoman Destinasi Pariwisata
Berkelanjutan
Daya Tarik Wisata yaitu Segala sesuatu yang memiliki keunikan, keindahan dan nilai yang berupa
keanekaragaman kekayaan alam budaya dan hasil buatan manusia yang menjadi sasaran atau
tujuan kunjungan wisatawan meliputi Wisata Budaya(Gereja Gmim Sentrum Manado,Monumen
Perang Dunia II, dll), Wisata Alam (Pulau Bunaken, Air terjun Kima Atas, Hutan Wisata Mangrove
Tongkaina, dll) dan Wisata Buatan (Malalayang Beach Walk, GPI Waterpark, dll).
SNI Pengelolaan Pariwisata Alam 8013:2014 Permenparekraf No. 9 Tahun 2021 tentang
Pedoman Destinasi Pariwisata Berkelanjutan
Kelestarian Fungsi Ekosistem Pengelolaan Berkelanjutan
a. Terpeliharanya lansekap alami I. Struktur kerangka pengelolaan
b. Terpeliharanya keberadaan spesies endemik/langka/ II. Keterlibatan pemangku kepentingan
dilindungi III. Mengelola tekanan dan perubahan
Karakteristik Kawasan Konservasi sebagai Lokasi Wisata, karena: Keanekaragaman Hayati yang tinggi
Panorama Alam yang indah Keutuhan Ekosistem dan beragam (daratan&perairan) Kesegaran udara
bersih yang berlimpah Suasana Alami cocok untuk “forest healing” Kehidupan sosial budaya & kearifan
lokal masyarakat setempat. Sumberdaya alamnya krn kita punya tropical rainforest yg terluas ke 3 di
dunia. Kita jg punya berbagai macam tipe ekosistem, termasuk ekosistem laut yg jd destinasi wisata.
Biodiversity, banyak satwa (utamanya) yang merupakan satwa endemik Indonesia dan jadi daya tarik
kunjungan wisata. Culture and tradition, Indonesia memiliki lebih dar 800 suku dengan budaya khas
masing-masing. Wisata berbasis budaya menjadi salah satu magnet pengunjung wisata alam di Kawasan
Konservasi. Fasilitas, kawasan konservasi dengan panorama alam yang indah didukung pula dengan
fasilitas yang alami.
Kegiatan Wisata di Kawasan Konservasi itu mencakup 3 Hal : Conservation, Community, dan Comodity
yang berjalan secara berkelanjutan. Quality Tourism di KK yaitu perubahan perilaku wisatawan,
perubahan manajemen destinasi wisata, perubahan design srpras dan infrastruktur, perubahan metode
promosi pemasaran.
Quality Tourism
Jenis Usaha Bidang Wisata Alam Yang Diproses Melalui Sistem Oss