Anda di halaman 1dari 16

pengelolaan bisnis

dalam
pengembangan daya
tarik wisata dan
destinasi wisata
berdaya saing

DISNAS PARPORA KAB.PROBOLINGGO

Hotel NADIA 25 OKTOBER 2023

Trisno Sudigdho
Trisno Sudigdho,SE.,MMPar
+6281334065399 Emai: trisnodigdho99@gmail.com

1. Praktisi Pariwisata
2. Alumni Indonesia Leadership Program (IDLP)Kemenparekraf
3. Mentor Digital Marketing & Online Marketing Kemenparekraf
4. Mentor Quality Service Kemenparekraf
5. Tenaga Ahli Tim Kajian Feasibility Study Musium Dan Monumen Reog Ponorogo Kabupaten Ponorogo
6. Tenaga Ahli Tim Kajian Masterplan Musium Dan Monumen Reog Ponorogo Kabupaten Ponorogo
7. Tim Pendamping Kementerian PUPR Program Integrated Tourism Master Plan (ITMP) dukungan Lintas Kementerian Dan
Lembaga Percepatan 6 Destinasi Prioritas Nasional Bromo Tengger Semeru
8. Tenaga Ahli Pekerjaan Konsultansi Grand Design 100 Desa Wisata Kabupaten Trenggalek
9. Tim Pendamping Kementerian PUPR Program Rencana Pembangunan Infrastruktur Pemukiman Penataan Rest Area Dan
Tengger Cultur Center Dukungan Lintas Kementerian Dan Lembaga Percepatan 10 Destinasi Prioritas Nasional Bromo Tengger
Semeru
10. Pembina East Java Ecotourism Forum (EJEF) ,
11. Pembina Asosiasi Trainer Indonesia (ATRI) Kab.Pasuruan
12. Pembina Forum Sahabat Gunung (FSG),
13. Pembina Graha Sastra (GATRA) Kab.Lumajang
14. Badan Promosi Pariwisata Daerah Kab.Pasuruan.
15. Dewan Pakar Dan Etik DPD IATTA Jawa Timur
16. Aktif Sebagai Pendampingan BUMDES Non Struktural
17. Fasilitator Lokal Cluster BTS Program DMO Kemenparekraf,
18. Fasilitator Destinasi Percepatan Nasional BTS Kemenparekraf
19. Champion Fasilitator Destinasi 10 Percepatan Destinasi Nasional.
Tengger wong

Trisno Sudigdho Trisno_digdho99


Karakteristik Bisnis
Patiwisata Dan
Komponen
Pembentuk Nya
Bisnis pariwisata memiliki karakteristik khusus
dan komponen pembentuk yang beragam.
Berikut beberapa karakteristik bisnis pariwisata
dan komponen pembentuknya:

Karakteristik Bisnis Pariwisata:

Musiman Lokasi Tertentu Pelayanan Pelanggan Bervariasi Promosi

Bisnis pariwisata Lokasi fisik atau Pelayanan pelanggan yang Bisnis Promosi dan
seringkali bersifat geografis baik sangat penting karena pariwisata bisa pemasaran
musiman, merupakan faktor kepuasan pengunjung bervariasi berperan
tergantung pada kunci dalam bisnis berperan besar dalam mulai dari penting untuk
waktu liburan dan pariwisata. Tempat- reputasi destinasi akomodasi, menarik
cuaca. Misalnya, tempat wisata transportasi, wisatawan. Ini
destinasi musim menarik atraksi, hingga termasuk
panas atau musim pengunjung layanan iklan, situs
dingin. makanan dan web, dan
minuman kampanye
promosi.
Komponen Pembentuk Bisnis Pariwisata:

Atraksi Wisata
1 Akomodasi
2 Transportasi
3 Layanan Makanan dan Minuman
4
Tempat-tempat wisata Hotel, resort, vila, dan Penerbangan, kereta, Restoran, kafe, dan warung makan
seperti taman hiburan, penginapan lainnya bus, dan transportasi mendukung pengunjung dengan
museum, pantai, dan adalah bagian penting lokal lainnya makanan dan minuman.5
objek wisata alam dalam industri memungkinkan
yang menjadi daya pariwisata. pengunjung mencapai
tarik.4 destinasi.

Manajemen dan Pengelolaan


5 Kebijakan dan Regulasi
6 Promosi dan Pemasaran
7
Manajemen bisnis, perawatan, dan Regulasi pemerintah dan Upaya untuk memasarkan destinasi dan
pengembangan infrastruktur pariwisata.7 peraturan sehubungan dengan mencapai target pasar, termasuk promosi
bisnis pariwisata online dan offline.6

Ketika semua komponen ini diintegrasikan dengan baik, bisnis pariwisata dapat
berkontribusi signifikan terhadap perekonomian suatu daerah atau negara
Prinsip - prinsip dan etika dalam
penyelenggaraan bisnis pariwisata

Penyelenggaraan bisnis pariwisata yang berkelanjutan dan etis adalah penting untuk mendukung keberlanjutan
lingkungan dan kepuasan pengunjung. Berikut adalah beberapa prinsip dan etika dalam penyelenggaraan bisnis
pariwisata:
1. *Keberlanjutan Lingkungan*: Bisnis pariwisata harus berupaya melestarikan lingkungan alam.
Prinsip ini melibatkan pengelolaan limbah, konservasi sumber daya alam, dan mengurangi
dampak negatif terhadap lingkungan.
2. *Keterlibatan Masyarakat Lokal*: Menghormati budaya, tradisi, dan kehidupan masyarakat
setempat adalah prinsip penting. Bisnis pariwisata harus bekerja sama dengan komunitas
setempat, mempekerjakan penduduk setempat, dan memberdayakan mereka.
3. *Etika dalam Pemasaran*: Promosi destinasi atau layanan harus jujur dan akurat. Penggunaan
foto atau klaim palsu harus dihindari.
4. *Kesejahteraan Hewan*: Jika bisnis melibatkan interaksi dengan hewan, seperti wisata satwa
liar, perlu memastikan perlakuan etis terhadap hewan dan kesejahteraan mereka.
5. *Keadilan Sosial*: Bisnis pariwisata harus menerapkan prinsip-prinsip keadilan sosial,
termasuk pembayaran yang adil, jam kerja yang manusiawi, dan upaya untuk mengurangi
ketidaksetaraan.
6. *Pengembangan Lokal*: Mendukung perkembangan ekonomi lokal adalah prinsip
penting. Ini bisa melibatkan pembelian barang dan jasa dari bisnis setempat serta
memberikan pelatihan kepada masyarakat setempat.
7. *Pengelolaan Wisata Berkelanjutan*: Pengelolaan wisata yang baik melibatkan
pembatasan jumlah pengunjung, pengelolaan antrean, dan pemeliharaan
infrastruktur.
8. *Keamanan dan Kesehatan*: Keamanan dan kesehatan pengunjung dan karyawan
harus menjadi prioritas. Ini termasuk kepatuhan terhadap regulasi keamanan dan
kesehatan.
9. *Keragaman Budaya*: Menghormati keragaman budaya adalah prinsip penting. Ini
mencakup menghindari perilaku atau tindakan yang dapat dianggap menghina atau
merendahkan budaya lain.
10. *Transparansi dan Akuntabilitas*: Bisnis pariwisata harus transparan dalam
operasinya dan siap bertanggung jawab atas tindakan mereka.

Mengikuti prinsip-prinsip dan etika ini dalam penyelenggaraan bisnis pariwisata akan membantu memastikan bahwa
bisnis tersebut memberikan manfaat jangka panjang bagi masyarakat setempat, lingkungan, dan pengunjung, sambil
tetap menghormati nilai-nilai etika dan moral.
Dukungan sumber daya manusia dalam
penyelenggaraan bisnis pariwisata yang
berdaya saing
Sumber daya manusia (SDM) yang berkualitas dan terlatih dengan baik adalah salah satu faktor
kunci dalam menjaga daya saing bisnis pariwisata. Dukungan SDM dapat mencakup berbagai aspek,
termasuk rekrutmen, pelatihan, pengembangan, dan retensi. Berikut adalah beberapa langkah
untuk mendukung SDM dalam penyelenggaraan bisnis pariwisata yang berdaya saing:

1. *Rekrutmen dan Seleksi yang Cermat*: Pilih karyawan dengan cermat, sesuaikan dengan
kebutuhan bisnis, dan pastikan mereka memiliki keterampilan dan kompetensi yang sesuai
dengan posisi yang mereka isi.
2. *Pelatihan Berkelanjutan*: Berikan pelatihan berkelanjutan kepada karyawan untuk
memperbarui pengetahuan mereka tentang industri pariwisata, teknologi, dan tren terbaru.
3. *Kepemimpinan yang Efektif*: Kepemimpinan yang kuat dan efektif adalah kunci dalam
mengarahkan tim SDM menuju pencapaian tujuan bisnis. Pastikan manajer dan pemimpin tim
memiliki keterampilan kepemimpinan yang baik.
4. *Pengembangan Karir*: Berikan jalur pengembangan karir kepada karyawan. Ini dapat mencakup
peluang promosi internal, pengakuan pencapaian, dan dukungan untuk pertumbuhan
profesional.
5. *Penghargaan dan Insentif*: Berikan penghargaan dan insentif kepada karyawan yang
berprestasi untuk memotivasi mereka dan meningkatkan kinerja.
6. *Keseimbangan Kerja-Hidup*: Pastikan adanya keseimbangan antara pekerjaan dan kehidupan
pribadi karyawan. Karyawan yang bahagia cenderung lebih produktif.
7. *Kepatuhan Hukum*: Pastikan bahwa semua praktik SDM sesuai dengan hukum dan peraturan
yang berlaku, termasuk masalah upah, jam kerja, dan perlindungan pekerja.
8. *Komitmen terhadap Keamanan dan Kesehatan*: Keamanan dan kesehatan karyawan harus
menjadi prioritas utama, terutama dalam bisnis pariwisata yang mungkin melibatkan risiko
tertentu.
9. *Diversitas dan Inklusi*: Beragam tim SDM dapat membawa beragam pandangan dan ide, yang
dapat meningkatkan inovasi dan pemahaman terhadap berbagai pasar.
10. *Umpan Balik Terbuka*: Dukung budaya umpan balik yang terbuka, di mana karyawan merasa
nyaman memberikan masukan dan ide.
11. *Adaptabilitas*: Bisnis pariwisata bisa sangat berubah-ubah, jadi pastikan karyawan memiliki
kemampuan untuk beradaptasi dengan perubahan dan tantangan yang mungkin muncul.

Dengan memberikan dukungan SDM yang baik dan menjaga kualitas serta keberlanjutan dalam
pengelolaan sumber daya manusia, bisnis pariwisata dapat mempertahankan daya saing mereka di pasar
yang kompetitif.
Praktek bisnis pariwisata di Indonesia dan
dunia

Praktek bisnis pariwisata di Indonesia dan dunia memiliki perbedaan dan persamaan tergantung pada banyak
faktor, termasuk budaya, regulasi, geografi, dan tujuan pariwisata yang ada. Berikut adalah beberapa perbedaan
dan persamaan dalam praktek bisnis pariwisata di Indonesia dan secara global:

*Indonesia*:
1. *Kepemilikan Usaha*: Di Indonesia, banyak bisnis pariwisata, terutama restoran, hotel, dan
toko suvenir, dimiliki oleh pengusaha lokal atau keluarga. Namun, terdapat juga hotel dan
merek internasional yang beroperasi di negara ini.
2. *Keberlanjutan Alam*: Indonesia memiliki kekayaan alam yang luar biasa, seperti hutan hujan
tropis, terumbu karang, dan gunung berapi. Banyak upaya dilakukan untuk melindungi dan
melestarikan lingkungan alam ini.
3. *Kebudayaan yang Kuat*: Indonesia kaya akan keragaman budaya, dan praktek bisnis pariwisata
sering kali mencakup promosi budaya lokal seperti tarian, musik, dan kuliner.
4. . *Keragaman Wisata*: Indonesia menawarkan berbagai jenis pariwisata, termasuk wisata alam,
budaya, petualangan, dan kuliner. Hal ini mencerminkan keragaman geografi dan budayanya.*
Praktek bisnis pariwisata di Indonesia dan
dunia

Dunia*:
1. *Branding Internasional*: Di tingkat global, merek-merek besar di industri pariwisata seperti Marriott, Hilton,
Airbnb, dan Booking.com mendominasi. Merek-merek ini hadir di berbagai negara di seluruh dunia.
2. *Tantangan Keberlanjutan*: Di seluruh dunia, bisnis pariwisata sedang berusaha mengatasi tantangan
keberlanjutan, termasuk masalah berkurangnya daya dukung lingkungan alam dan dampak sosial.
3. *Penggunaan Teknologi*: Teknologi seperti platform pemesanan online, aplikasi perjalanan, dan media sosial
memainkan peran besar dalam bisnis pariwisata di seluruh dunia.
4. *Kerja Sama Antardestinasi*: Banyak negara dan destinasi berusaha meningkatkan kerja sama antardestinasi
untuk mempromosikan perjalanan lintas batas dan membagi pengalaman wisatawan.
5. *Krisis dan Keamanan*: Di tingkat global, bisnis pariwisata harus menghadapi tantangan yang datang dari krisis
seperti pandemi, konflik, atau bencana alam. Keamanan wisatawan menjadi fokus utama.
6. *Peraturan dan Visa*: Setiap negara memiliki peraturan dan persyaratan visa yang berbeda untuk masuk. Ini
memengaruhi cara wisatawan internasional merencanakan perjalanan mereka.

Meskipun ada perbedaan signifikan dalam praktek bisnis pariwisata antara Indonesia dan dunia, baik tingkat lokal
maupun global, tujuan akhirnya adalah memberikan pengalaman yang memuaskan bagi pengunjung, menjaga
keberlanjutan, dan mempromosikan kekayaan budaya dan alam yang unik di setiap destinasi.
Permasalahan dan tantangan dalam
pengembangan bisnis pariwisata di Indonesia

Pengembangan bisnis pariwisata di Indonesia menghadapi sejumlah permasalahan dan tantangan yang
perlu diatasi untuk mencapai pertumbuhan yang berkelanjutan dan berdaya saing. Beberapa
permasalahan dan tantangan utama termasuk:

1. *Keberlanjutan Lingkungan*: Pengembangan pariwisata dapat memberikan tekanan berat pada


lingkungan alam Indonesia yang rapuh, termasuk hutan hujan tropis, terumbu karang, dan taman
nasional. Kerusakan lingkungan dan hilangnya habitat alam menjadi ancaman serius.
2. *Overkapasitas dan Ketidakseimbangan*: Beberapa tujuan pariwisata di Indonesia mungkin
mengalami overkapasitas sementara destinasi lain kurang dikembangkan. Ketidakseimbangan ini
dapat mengakibatkan kerusakan di beberapa daerah sementara daerah lain kurang mendapatkan
manfaat.
3. *Infrastruktur*: Kekurangan infrastruktur, seperti jalan raya, bandara, dan pelabuhan, dapat
menjadi penghambat perkembangan bisnis pariwisata. Diperlukan investasi yang signifikan untuk
memperbaiki infrastruktur ini.
4. *Sumber Daya Manusia*: Kualitas dan keterampilan sumber daya manusia dalam industri
pariwisata mungkin bervariasi. Pelatihan dan pengembangan karyawan serta pendekatan yang
lebih profesional diperlukan untuk memastikan pengalaman pelanggan yang baik.
5. *Regulasi dan Birokrasi*: Beberapa aspek regulasi dan birokrasi di Indonesia mungkin kompleks dan
menghambat pertumbuhan bisnis pariwisata. Diperlukan kerangka kerja yang lebih kondusif untuk
investasi dan pengembangan.
6. *Tantangan Keamanan*: Keamanan, termasuk gangguan keamanan dan bencana alam, dapat
mempengaruhi kunjungan wisatawan. Krisis global, seperti pandemi, juga telah mempengaruhi
industri pariwisata secara signifikan.
7. *Promosi dan Pemasaran*: Perlu perencanaan promosi dan pemasaran yang efektif untuk menarik
lebih banyak wisatawan baik domestik maupun internasional. Promosi yang baik dapat membantu
meningkatkan kesadaran tentang destinasi Indonesia.
8. *Perubahan Iklim*: Perubahan iklim dapat mempengaruhi cuaca, cuaca ekstrem, dan kesehatan
lingkungan, yang semuanya dapat memengaruhi pariwisata.
9. *Isu Sosial dan Budaya*: Konflik sosial, isu-isu budaya, dan ketidaksetaraan dalam distribusi manfaat
dari pariwisata juga merupakan permasalahan yang perlu diperhatikan.
10. *Ketidakpastian Politik dan Hukum*: Ketidakpastian dalam politik dan hukum dapat mengganggu
investasi dan pengembangan bisnis pariwisata.

Untuk mengatasi permasalahan dan tantangan ini, diperlukan kerja sama antara pemerintah, sektor swasta, dan masyarakat lokal.
Peningkatan pengelolaan keberlanjutan, investasi dalam infrastruktur, perbaikan regulasi, dan promosi yang efektif adalah beberapa
langkah yang dapat membantu memajukan bisnis pariwisata di Indonesia.
Contoh penyelenggaraan bisnis pariwisata yang
berhasil dan bertanggung jawab terhadap
lingkungan alam, sosial dan budaya di
Indonesia

Ada beberapa contoh penyelenggaraan bisnis pariwisata yang berhasil dan bertanggung jawab
terhadap lingkungan alam, sosial, dan budaya di Indonesia. Berikut beberapa contoh:

*Misool Eco Resort, Raja Ampat*: Misool Eco


Resort di Raja Ampat adalah contoh nyata
tentang pengelolaan bisnis pariwisata yang
berkelanjutan. Mereka aktif dalam
konservasi terumbu karang dan melindungi
ekosistem laut di sekitarnya. Selain itu,
mereka memberdayakan masyarakat lokal
dengan pelatihan dan pekerjaan, serta
mendukung pendidikan dan kesehatan di
pulau-pulau sekitarnya.
Green School Bali*: Green School di
Bali adalah sekolah internasional
yang fokus pada pendidikan
lingkungan dan keberlanjutan.
Mereka juga memiliki program tur
pariwisata yang bertujuan untuk
mengedukasi pengunjung tentang
praktik keberlanjutan, termasuk
pembangkit listrik tenaga surya dan
pengelolaan sampah.

Desa Wisata Panglipuran, Bali*: Desa


Panglipuran adalah contoh desa wisata yang
mempertahankan budaya lokal dan
memasukkan keberlanjutan. Mereka
mengatur kunjungan yang mendukung mata
pencaharian masyarakat setempat,
mendorong pelestarian lingkungan, dan
mempromosikan kebudayaan Bali.
terimakasih

Trisno Sudigdho,SE,.MMPar
Pembina

Anda mungkin juga menyukai