Anda di halaman 1dari 29

Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif / Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif

Tata Kelola Destinasi dalam Rangka Pengembangan


Pariwisata Daerah
RAPAT PENYUSUNAN DAN PENERAPAN RENCANA AKSI DESTINASI WISATA DAERAH

ENDAH RUSWANTI, ST, MT, M.Eng.


Analis Kebijakan Ahli Muda pada Direktorat Tata Kelola Destinasi

KEMENTERIAN PARIWISATA DAN EKONOMI KREATIF/


BADAN PARIWISATA DAN EKONOMI KREATIF

Jakarta, 17 Oktober
PARADIGMA PEMBANGUNAN PARIWISATA KE DEPAN DALAM
RPJMN 2020-2024 Cleanliness, Health, Safety,
ARAH: QUALITY TOURISM Environment

Nilai-Nilai Utama : Authenticity & Local Wisdom


PRODUK
RPJMN Pariwisata Berkelanjutan Value Based Product
& Destination
2020-2024 SDM Terampil Protection, Conservation and
Beneficiaries to Nature, Culture &
Target Utama Community
Kepuasan Pengalaman
Nilai Tambah
Quality of Hospitality
Pariwisata Diversifikasi Produk & Jasa QUALITY and Services
TOURISM
Adaptasi Teknologi

Target Utama :
• Devisa dan Nilai Tambah
• Kesiapan Destinasi, Industri & High Spending
Masyarakat
• Kapasitas SDM Parekraf MARKET Value of Experience (value for
• Daya dukung lingkungan money)
• Citra Pariwisata yang berdaya
saing Nusantara Confidence, Trust, Quality
Assurance& Responsibility
PERSEBARAN DESTINASI PARIWISATA
DALAM RPJMN 2020-2024

Diolah dari Sumber Data:


Peraturan Presiden Nomor 18 Tahun 2020 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional Tahun 2020-2024
PERFORMA INDONESIA DALAM TRAVEL AND TOURISM DEVELOPMENT
INDEX (TTDI)

31-34
Ranking/
32/117 2023
Jumlah negara
40/140
42/136 2021

50/141 2019 Target TTCI Indonesia

2017

2015

Peringkat TTCI 2021


Indonesia di Asia Tenggara
2021
Rank Score Country Rank
Singapore 9

32 nd
4.4 Indonesia
Thailand
32
36
Malaysia 38
Vietnam 52
Sumber: WEF, 2022
ARAH PEMBANGUNAN KEPARIWISATAAN NASIONAL

PEMBANGUNAN KEPARIWISATAAN NASIONAL DILAKSANAKAN :


ARAH a. dengan berdasarkan prinsip Pembangunan Kepariwisataan yang
berkelanjutan
PEMBANGUNAN b. dengan orientasi pada upaya peningkatan pertumbuhan, peningkatan
KEPARIWISATAAN kesempatan kerja, pengurangan kemiskinan, serta pelestarian lingkungan
c. dengan tata kelola yang baik
NASIONAL d. secara terpadu secara lintas sektor, lintas daerah, dan lintas pelaku
e. dengan mendorong kemitraan sektor publik dan privat

Menjadi dasar arah kebijakan, strategi, dan indikasi program pembangunan kepariwisataan
nasional dalam kurun waktu tahun 2010 sampai dengan tahun 2025 yang meliputi Pembangunan:

01 02 03 04
DESTINASI PARIWISATA PEMASARAN INDUSTRI PARIWISATA KELEMBAGAAN
NASIONAL (DPN) PARIWISATA NASIONAL NASIONAL KEPARIWISATAAN
NASIONAL

5
Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif / Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif

Kebijakan Strategis

Regulasi Parekraf Kajian dan Manajemen Strategis ORKESTRASI


PEMBANGUNAN
Pengembangan SDM & Pemberdayaan Pengembangan Industri
Masyarakat dan Investasi
DESTINASI PARIWISATA
Destinasi
• Kapasitas, kapabilitas, dan daya saing industry PRIORITAS
• Pengembangan Atraksi, Aksesibilitas, • Pendampingan Pengembangan SDM Parekraf
• Akses pembiayaan pelaku usaha Parekraf
Amenitas, Ancillary Parekraf • Investasi sektor Parekraf
• Pengembangan Desa Wisata • Pengembangan SDM Parekraf • Standar Usaha Parekraf
• Sertifikasi Desa Wisata Berkelanjutan Mandiri • Sertifikasi CHSE
• Bimtek Mitigasi dan Simulasi Kebencanaan • Sertifikasi Kompetensi • Bimbingan Teknis Penerapan Standard Usaha
• Sertifikasi Kompetensi Pariwisata Pariwisata
• Pengelolaan Sampah Destinasi Bahari • Coaching Clinic Pelayanan Perijinan Berusaha
• Penguatan Eksoistem Kab/Kota Kreatif • Pendampingan SDM Ekraf Sub- Sektor Pariwisata Melalui Online Single
• Banper Sarana Ruang Kreatif Sektor Film, Animasi, dan Video Submission (OSS)
(Videografi) • Bimbingan Teknis Tata Cara Pembuatan
• Penguatan kapasitas Pengelolaan Homestay Profiling Investasi Pariwisata dan Ekonomi
• Failitasi koordinasi dan assessment DAK • Wirausaha Mandiri (Widuri)
Kreatif
• Pelatihan online kemampuan bidang • Penyusunan Profiling Investasi Pariwisata dan
Bidang Pariwisata
parekraf Ekonomi Kreatif
• Revitalisasi sarana di destinasi wisata
• Pendampingan SDM Desa Wisata • Penyusunan Materi IPRO di Destinasi Super
• Kabupaten/Kota Kreatif Indonesia Prioritas

Product development dan Pengembangan


Pengembangan Promosi
Event Ekonomi Kreatif
• Startup lokal
DPSP dan DPP
• Komunikasi Pemasaran • Kualitas kemasan produk UMKM di
• Pariwisata Mancanegara • Pemulihan produk, citra, pasar pariwisata
• Pariwisata Nusantara
wisatawan, pengembangan produk, • Penciptaan karya kreatif
• Pemasaran Ekonomi Kreatif
perluasan pasar, digitalisasi produk dan • Digitalisasi dan Revitalisai sektor ekraf
• Promosi own media, paid media (konten
pemasaran • Fasilitasi komersialisasi HKI
promosi pariwisata)

• Perjalanan Wisata Nusantara Tematik • Pendampingan teknis terkait creative content,
publikasi media digital (medsos-
multimedia)tv luar negeri - dlm negeri, • Jalur Wisata Tematik online marketing, dan isu ekonomi digital
• Konten Promosi Wisata Minat Khusus
media cetak
di DSP
lainnya bagi pelaku kreatif
• Bedah desain kemasan (UKM)
Pengembangan Destinasi
• Pameran Wisata Destinasi Prioritas untuk
Wilayah IndonesiaMisi Penjualan • Sosialisasi CHSE MICE • Pendampingan penciptaan dan pemanfaatan Pariwisata Indonesia yang Berdaya
Destinasi Prioritas untuk Wilayah • International MICE Conference di produk kreatif di bidang musik, seni
Indonesia Destinasi Super Priotitas pertunjukan, film, animasi, fotografi, seni
Saing, Berkualitas, Tangguh, dan
• Perjalanan Wisata Pengenalan Destinasi • Publikasi Internasional Conference di rupa, penerbitan, dan ,periklanan di destinasi Berkelanjutan
Prioritas untuk Wilayah Indonesia 5 DSP super prioritas.
• Promosi Terpadu dengan Maskapai dan • Dukungan event nasional dan daerah • Penguatan Kekayaan Intelektual
Wholesaler di Wilayah Indonesia • Kelas Kekayaan Intelektual
Pengembangan Destinasi Pariwisata
Berkelanjutan
Manajemen Krisis Kepariwisataan

Sistem Informasi Kepariwisataan


PARIWISATA BERKELANJUTAN
Kemenparekraf
Permenparekraf No. 9 Tahun 2021

Kegiatan pariwisata yang memperhatikan dampak terhadap lingkungan, sosial, budaya dan
ekonomi di masa kini dan masa depan bagi masyarakat lokal dan wisatawan.
World Tourism
Organization

Pariwisata berkelanjutan merupakan konsep pembangunan/pengembangan pariwisata yang


memperhitungkan sepenuhnya dampak ekonomi, sosial, dan lingkungan saat ini maupun masa
depan.
Pariwisata berkelanjutan diterapkan pada semua jenis destinasi dan semua aktivitas wisata agar pengelolaan
dan pengembangan destinasi, dan wisatawan yang berkunjung lebih bertanggung jawab. Konsep ini tidak
hanya ditujukan untuk pengelola destinasi seperti pemerintah, pihak swasta, atau kelompok masyarakat,
pengelola kegiatan wisata tetapi juga bagi wisatawan untuk mengendalikan pengelolaan destinasi wisata.
DUKUNGAN KEBIJAKAN
KEPARIWISATAAN BERKELANJUTAN INDONESIA
PEDOMAN DESTINASI PARIWISATA
UU KEPARIWISATAAN NO.10/2009 BERKELANJUTAN
Keberlanjutan harus mencakup lingkungan Permenparekraf No. 9 Tahun 2021 tentang Pedoman
alam, sosial, ekonon , ekonorni dan budaya Destinasi Pariwisata Berkelanjutan
(Mengacu pada UNWTO dan GSTC V.2)
RIPPARNAS 2010-2025
Pembangunan Kepariwisa sataan juga harus KEPMENPAR NO. 198/KD.00/KM/2020
didasarkan pada prinsip bahwa pariwisata harus KepMenpar No.198 / KD.00 / MENPAR / 2020
melindungi dan melestarikan lingkungan secara tentang Dewan Pariwisata Berkelanjutan
holistik Indonesia

PENGEMBANGAN GREEN HOMESTAY KEPMENPAR NO. 296


Panduan tentang cara mengembangkan Keputusan Menteri Pariwisata No. 296 tentang
homestay sebagai "usaha mikro kecil menengah" Pelaksanaan Pemban ngunan Pariwisata
(sejak 2004) Berkelanjutan di 10 Dpp dan Destinasi Wisata
Unggulan
STANDAR GREEN HOTEL
Ramah terhadap lingkungan dan mengadopsi PERMENPAREKRAF NO.5 / 2020
langkah-langkah konservasi energi terkait Permenparekraf No.5 Tahun 2020 tentang
dengan kebijakan lingkungan, produk hijau, Pedoman Pengelolaan Sampah Plastik Pada
pemberdayaan nengadopsi masyarakat, Destinasi Wisata Bahari Merujuk pada Perpres
pengelolaan limbah, efisiensi energi (dimulai Nomor 83 Tahun 2018 tentang Pengelolaan
tahun 2007) Sampah Laut
PEDOMAN DESTINASI PARIWISATA BERKELANJUTAN
Permenparekraf Nomor 9 Tahun 2021
• Pedoman ini adalah standar yang mengatur 38 kriteria, 10 subkriteria dan 174 indikator destinasi pariwisataberkelanjutan yang mengadopsi standar GSTC-
Destination Criteria Versi 2.0.
• Fungsi Pedoman: Sebagai panduan bagi destinasi menerapkan pariwisata berkelanjutan dan sebagai instrumen penilaian dalam program pengembangan
pariwisata berkelanjutan (STDev) seperti Indonesia Sustainable Tourism Awards (ISTA), Sustainable Destination Snapshot, Sertifikasi Pariwisata Berkelanjutan,
hingga Sustainable Tourism Observatories (STO).
Bagian A.

Pengelolaan Berkelanjutan (3 sub bagian - 11


kriteria)

Struktur & Kerangka Keterlibatan Pemangku Mengelola Tekanan


Pengelolaan Kepentingan dan Perubahan
Tanggungjawab Pengelolaan a Pelibatan Badan Usaha dan a Mengelola Jumlah & Kegiatan
a
Destinasi Standar Keberlanjutan Pengunjung
Terdapat kelompok yang bertanggung jawab atas Secara teratur menginformasikan badan-badan usaha Terdapat sistem pengelolaan pengunjung yang di tinjau
koordinasi pariwisata berkelanjutan, melibatkan pariwisata tentang isu keberlanjutan, mendorong dan secara teratur serta tindakan monitor dan mengelola
berbagai sektor, didanai dengan cukup, serta staf menyokong dalam operasi berkelanjutan, jumlah dan kegiatan pengunjung, dengan upaya mencapai
kompeberprinsip transparansi. mempromosikan adopsi standar keberlanjutan GSTC-I, keseimbangan antara kebutuhan ekonomi, masyarakat,
dan mempublikasikan daftar badan-badan usaha yang warisan budaya, dan lingkungan setempat.
tersertifikasi keberlanjutan.
b Strategi & Rencana Aksi Pengelolaan
b Pelibatan & Umpan-balik b Perencanaan Peraturan &
Destinasi
Terdapat strategi pengelolaan berkelanjutan melibatkan Penduduk Setempat Pengendalian Pembangunan
Mendorong partisipasi publik, monitor aspirasi, Terdapat panduan perencanaan pengendali lokasi dan
pemangku-kepentingan, identifikasi aset pariwisata,
kekhawatiran, dan kepuasan masyarakat setempat, serta sifat pengembangan yang melibatkan analisis dampak
analisis isu sosial-ekonomi, budaya, dan lingkungan,
meresponsnya dengan tindakan. Terdapat sistem untuk serta mengintegrasikan guna lahan berkelanjutan,
serta mempengaruhi kebijakan dan tindakan
meningkatkan pemahaman dan kapasitas masyarakat rancangan, konstruksi, dan pembongkaran. Peraturan
pembangunan berkelanjutan.
terkait peluang dan tantangan pariwisata berkelanjutan. mencakup kegiatan operasional yang dibuat melalui
Pelibatan & Umpan-balik partisipasi publik dan ditegakkan secara luas.
c
c c Adaptasi Perubahan Iklim
Monitoring dan Pelaporan Pengunjung
Terdapat sistem monitoring isu dan dampak sosial- Terdapat sistem monitoring, pelaporan, serta tindakan Teridentifikasinya risiko dan peluang perubahan iklim,
ekonomi, budaya, dan lingkungan akibat pariwisata, terbuka kepuasan pengunjung terhadap mutu dan strategi adaptasi dilakukan dalam peletakan, perancangan,
dengan evaluasi dan pelaporan rutin kepada publik. keberlanjutan pengalaman di destinasi. pengembangan, dan pengelolaan fasilitas pariwisata, serta
Menginformasukan isu keberlanjutan di destinasi dan terdapat informasi mengenai prakiraan perubahan iklim,
peran mereka dalam menangani isu tersebut. risiko terkait, dan kondisi di masa depan.

d Promosi & Informasi d Pengelolaan Risiko Krisis


Promosi dan informasi tentang destinasi mengenai Terdapat rencana pengurangan risiko, pengelolaan krisis
produk, jasa, dan klaim keberlanjutan yang mencerminkan dan tanggap darurat, komunikasi elemen kundi terhadap
nilai dan pendekatan destinasi terhadap keberlanjutan penduduk, pengunjung dan badan usaha serta terdapat
serta menghormati masyarakat, aset alam, dan budaya tata cara dan sumberdaya untuk melaksanakan rencana
setempat. tersebut.
Bagian B.

Keberlanjutan Sosial dan Ekonomi (2 sub bagian - 8


kriteria)
I. Memberikan Manfaat Ekonomi Lokal II. Kesejahteraan dan Dampak Sosial
a
Mengukur Kontribusi Ekonomi a d
Dukungan bagi Masyarakat Keselamatan dan Keamanan
Pariwisata
Kontribusi ekonomi pariwisata terhadap ekonomi destinasi dimonitor dan Memiliki sistem yang mendorong badan usaha, pengunjung Terdapat sistem untuk memonitor, mencegah, melaporkan ,
dilaporkan secara terbuka. Ukuran yang relevan mencakup jumlah dan publik untuk menyumbang kepada masyarakat dan dan menanggapi bahaya kejahatan, keamanan, dan kesehatan
pengunjung, pengeluaran pengunjung, lapangan kerja dan investasi, serta prakarsa keberlanjutan. demi kebutuhan dan keamanan pengunjung dan penduduk
bukti tentang distribusi manfaat ekonomi. setempat.

b
Pencegahan Eksploitasi dan e
b Peluang Kerja dan Karir Akses untuk Semua
Diskriminasi
Mendorong peluang karir dan pelatihan bidang pariwisata, komitmen Terdapat standar hak asasi manusia yang tinggi untuk Situs, fasilitas, dan layanan destinasi terbuka untuk semua
badan usaha untuk memberikan peluang warga terkait lapangan kerja, mencegah dan melaporkan perdagangan manusia, tanpa diskriminasi melalui solusi yang dirancang dengan
pelatihan dan peningkatan, lingkungan kerja yang aman dan nyaman, dan perbudakan modern, eksploitasi komersial, diskriminasi, dan memperhatikan integritas situs dan kebutuhan aksesibilitas
upah hidup. pelecehan, LGBT, dan minoritas lainnya. khusus, serta menyediakan informasi aksesibilitas.

Menyokong Kewisausahaan Lokal Hak Kepemilikan dan


c c
& Perdagangan yang Berkeadilan Pengguna
Mendorong ekonomi dengan dukungan badan usaha, rantai pasok, dan Peraturan hak kepemilikan dan akuisisi ditegakkan. Pemangku
investasi berkelanjutan lokal, mempromosikan pembelian produk kepentingan mematuhi hak komunal, konsultasi publik,
berkelanjutan berprinsip perdagangan berkeadilan yang mencerminkan melindungi hak pengguna dan akses sumberdaya, serta
alam dan budaya setempat, yan makanan, kerajinan, seni, dll. melarang relokasi tempat tinggal tanpa persetujuan.
Bagian C.

Keberlanjutan Budaya (2 sub bagian - 7 kriteria)

I. Melindungi Budaya II. Mengunjugi Situs Budaya


a. Perlindungan Aset Budaya a. Pengelolaan Pengunjung Situs Budaya
Adanya kebijakan dan sistem untuk mengevaluasi, merehabilitasi, Adanya sistem untuk mengelola pengunjung di dalam dan di sekitar
dan mengkonservasi aset-aset budaya, termasuk bangunan situs-situs budaya yang memperhitungkan karakteristik, kapasitas,
warisan dan bentang alam budaya. dan kepekaan untuk mengatur dampak yang akan diberikan.

b. Artefak Budaya
Terdapat undang-undang yang mengatur penjualan, d. Interpretasi Situs
Tersedianya materi interpretasi yang akurat untuk
perdagangan, pameran, dan pemberian artefak sejarah dan
menginformasikan pengunjung terkait pentingnya aspek-aspek
arkeologi.
budaya dan alam dari situs yang dikunjungi.

c. Warisan tak-benda
Destinasi menyokong perayaan dan perlindungan warisan
budaya tak-benda termasuk tradisi, seni, musik, bahasa,
gastronomi setempat dan aspek lainnya.

d. Akses Tradisional
Destinasi memonitor, melindungi, dan juga merehabilitasi atau
merestorasi akses menuju situs-situs alam dan budaya.

e. Hak kekayaan intelektual


Adanya sebuah sistem untuk kontribusi kepada pelindungan dan
preservasi hak kekayaan intelektual masyarakat dan perorangan.
Bagian D.

Keberlanjutan Lingkungan (3 sub bagian - 12 kriteria)

I. Konservasi Warisan Alam II. Pengelolaan Sumberdaya III. Pengelolaan Limbah dan Emisi
a Perlindungan Lingkungan Sensitif a Air Limbah
a Konservasi Energi
Tersedianya sistem untuk memonitor, mengukur, dan
Destinasi memiliki target untuk mengurangi konsumsi energi, Destinasi memiliki panduan yang jelas dan ditegakkan untuk
menanggapi dampak pariwisata yang berkaitan dengan
meningkatkan efisiensi, dan juga peningkatan penggunaan penempatan, pemeliharaan, dan pengujian buangan dari
keberlanjutan lingkungan
energi terbarukan. septictank dan pengolahan air limbah

b Pengelolaan Pengunjung Pada Situs Alam b Limbah Padat


b Penatalayanan Air
Terdapat sistem untuk mengelola pengunjung di dalam dan Adanya pengukuran dan pelaporan limbah yang
Destinasi mendorong Badan Usaha untuk mengukur,
sekitar situs yang memperhitungkan karakteristik, dihasilkan oleh suatu destinasi serta penentuan target
kapasitas, dan sensitivitas alam tersebut dengan tujuan memonitor, hingga melaporkan secara terbuka dalam
dalam pengurangan limbah tersebut.
mengontrol dampak yang akan diberikan oleh pengunjung. pengelolaan pemakaian air. Risiko air yang ada di
c Emisi GRK & Mitigasi Perubahan Iklim
destinasi juga perlu dikaji dan dikomentasikan.
c Adanya target untuk mengurangi emisi gas rumah kaca,
Interaksi dengan Kehidupan Liar
melaksanakan hingga melaporkan kebijakan dan tindak
Destinasi Memiliki sistem kepastian dan kepatuhan c Kualitas Air
Undang-undang dan standar lokal, nasional, dan mitigasi
Destinasi memonitor kualitas air untuk minum, rekreasi,
internasional untuk berinteraksi dengan kehidupan liar d Transportasi Berdampak Rendah
dan tujuan ekologi menggunakan standar baku. Hasil
yang bergerak dengan memperhitungkan dampak Tedapat target untuk mengurangi emisi transportasi dari
kumulatif yang ada. monitoring terbukan untuk umum dan destinasi memiliki
perjalan ke dan dalam destinasi. Peningkatan penggunaan
d sistem untuk menanggapi isu-isu kualitas air dengan
Eksploitasi Spesies & Kesejahteraan Satwa kendaraan rendah emisi dan berkelanjutan.
Tersedianya sistem kepastian untuk memastikan kepatuhan tepat waktu.
terhadap Undang-undang, standar lokal, nasional, hingga e Pencemaran Cahaya dan Kebisingan
internasional mengenai kepastian kesejahteraan satwa dan
Terdapat panduan dan peraturan untuk meminimalisasi
konservasi spesies. Tidak adanya satwa liar yang
pencemaran cahaya dan kebisingan.
ditangkap, disilangkan, atau ditangkar, kecuali oleh pihak
yang memiliki otoritas.
IMPLEMENTASI PROGRAM
PARIWISATA BERKELANJUTAN

]]
1. ANUGERAH DESA WISATA INDONESIA
(ADWI)
Anugerah Desa Wisata Indonesia (ADWI) memberikan apresiasi kepada
masyarakat penggerak sektor pariwisata dalam upaya percepatan
pembangunan desa, mendorong transformasi sosial, budaya dan
ADWI
2021
ADWI
2022
ADWI
2023 ekonomi desa
Fasilitasi Desa Wisata - Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif
bekerja sama dengan Mitra Strategis dalam mengembangkan Top 50
Desa Wisata ADWI 2022 bersama BCA, ASTRA, ADIRA, dan Grab
1.831 3.419 4.676 Indonesia berupa dukungan Sarana dan Prasarana Desa Wisata serta
pendampingan/pelatihan SDM Desa Wisata
MENGGERAKAN EKONOMI
DARI DESA
Visi
Mewujudkan pariwisata kelas dunia,
berdaya saing global dan berkelanjutan

Misi
Menciptakan Kesadaran Pariwisata dari Berbagai
Pelaku Usaha dan Industri Pariwisata Ekonomi
Kreatif
Pada tahun 2023, Jadesta telah mengumpulkan total
JEJARING DESA WISATA
(JADESTA)

4.705
Data desa wisata terverifikasi di Indonesia
Jadesta.kemenparekraf.go.id

Sistem Informasi Sebaran Desa Wisata dengan Profil & Indikator Kategori Desa Wisata sesuai hasil Self Assessment dari pengelola,
mendukung pengembangan Big Data Pariwisata sebagai kontribusi data untuk mendukung kegiatan pengembangan Desa Wisata

Jadesta adalah alat dalam mengumpulkan dan menganalisis volume besar informasi
untuk mendapatkan wawasan dan mendukung pengambilan keputusan di sektor
pariwisata. Dengan memiliki data yang akurat dan terkini tentang desa-desa wisata,
pembuat kebijakan dan organisasi pembangunan dapat membuat keputusan
berdasarkan informasi untuk lebih meningkatkan pengembangan dan promosi
destinasi-destinasi ini
Top 50 Best Tourist Villages ADWI
2021
Top 50 Best Tourist Villages ADWI
2022
Top 75 Best Tourism
Villages ADWI 2023
2. SERTIFIKASI DESA WISATA BERKELANJUTAN

Sertifikasi Desa Wisata Berkelanjutan merupakan bagian dari kerangka


program Pengembangan Pariwisata Berkelanjutan Indonesia:

“Proses pemberian sertifikasi untuk menentukan status mutu, standar dan


kualitas desa wisata dengan mekanisme penilaian/audit menggunakan
kriteria dan indikator pariwisata berkelanjutan yang telah ditetapkan.”

Program sertifikasi pariwisata berkelanjutan bagi destinasi skala desa wisata,


dilakukan melalui mekanisme penilaian Lembaga Sertifikasi yang bernaung
dibawah Kemenparekraf yaitu Lembaga Sertifikasi Produk Indonesia
Sustainable Tourism Council (LS Pro-ISTC).

Tahun 2020 > 16 Desa Tersertifikasi Berkelanjutan


Tahun 2021 > 16 Desa Tersertifikasi Berkelanjutan
Tahun 2022 > 4 Desa Tersertifikasi Berkelanjutan
LOKASI DESA WISATA YANG TELAH DISERTIFIKASI
BERKELANJUTAN Desa Wisata Tersertifikasi
Berkelanjutan 2020 – 2022
TAHUN 2020-2022
36 Desa Wisata

a
Riau
1. Dewi Koto Mesjid
(2021)
Sumatra Barat
1. Dewi Kubu Gadang (2021)

Kep. Bangka Belitung


1. Dewi Kreatif Terong (2021)

DKI Jakarta
1. Dewi Pulau Untung Jawa (2021)
2

Jawa Barat
1. Dewi Batu Layang (2020)
Jawa Tengah
2. Dewi Kertayasa (2021)
1. Dewi Kandri (2020)
3. Dewi Selarasi (2021)
2. Dewi Lerep (2020) DI Yogyakarta
4. Dewi Cibuntu (2021)
3. Dewi Karangrejo (2020) 1. Dewi Nglanggeran (2020) Nusa Tenggara Timur
5. Dewi Alamendah (2022) Bali
4. Dewi Candirejo (2020) 2. Dewi Pentingsari (2020) 1. Dewi Liang Ndara (2020)
1. Dewi Pemuteran (2020)
5. Dewi Sumberbulu (2021) 3. Dewi Jatimulyo (2020)
2. Dewi Penglipuran (2020)
6. Dewi Karanganyar (2021) 4. Dewi Kebonagung (2021) Kalimantan Timur
3. Dewi Taro (2021)
7. Dewi Dieng Kulon (2022) 5. Dewi Kakilangit Mangunan (2021) 1. Dewi Pela (2021)
4. Dewi Sudaji (2022)
6. Dewi Wukirsari (2022) Nusa Tenggara Barat Papua Barat
Jawa Timur 1. Dewi Arborek (2021)
1. Dewi Sesaot (2020)
1. Dewi Kemiren Osing (2020)
2. Dewi Bilibante (2020)
2. Dewi Pujon Kidul (2020)
3. Dewi Kembang Kuning (2021)
3. Dewi Gubugklakah (2021)
4. Dewi Tamansari (2021)
3. SOSIALISASI & WORKSHOP PERMENPAREKRAF NO.
9 TAHUN 2021
Kegiatan Sosialisasi dan Workshop Permenparekraf No.9 Tahun 2021 tentang
Pedoman Destinasi Pariwisata Berkelanjutan dilaksanakan dalam rangka
mendorong desa wisata untuk mengadopsi prinsip – prinsip pengelolaan
berkelanjutan (sustainable management), social ekonomi (socio-economy),
budaya (culture) dan lingkungan (environment).
a

Target Peserta Kegiatan Sosialisasi


1. Peserta sosialisasi melibatkan 50 besar desa wisata pemenang ADWI tahun
2021 dan 50 besar ADWI tahun 2022.

2. Kegiatan dibagi menjadi 3 wilayah Indonesia, yaitu barat, tengah, dan timur:
• Barat > Medan (Desa wisata di Daerah Provinsi Aceh, Sumut, Sumbar, Riau,
Jambi, Sumsel, Bengkulu, Lampung, Kep Bangka Belitung dan Kep Riau.
Total 23 desa wisata.)
• Tengah > Denpasar (Desa wisata di Provinsi Banten, DKI Jakarta, Jabar, DIY,
Jateng, Jatim, Kaltara, Kalbar, Kalteng, Kalsel dan Bali. Total 36 desa wisata)
• Timur > Makassar (Desa wisata di Provinsi NTB, NTT, Sulut, Sulteng, Sulbar,
Sulsel, Sulra, Gorontalo, Maluku, Malut, Papua dan Papua Barat. Total 28
desa
2 wisata)
4. PROGRAM PENDAMPINGAN PENGELOLAAN SAMPAH PLASTIK
DI DESTINASI WISATA TAHUN 2023
LOKASI PROGRAM PENDAMPINGAN PENGELOLAAN SAMPAH
PLASTIK DI DESTINASI WISATA TAHUN 2023

Danau Toba Likupang


Pantai Lumban Bulbul Desa Serawet

Labuan Bajo
Pantai Gorontalo

Borobudur
Desa Borobudur Lombok - Mandalika
Bali
Desa Tumpak
Pantai Kuta
5. PARIWISATA AMAN BENCANA DI DESTINASI
WISATA
Kesiapsiagaan Pemulihan dan Normalisasi Tanggap Darurat
1 Pemahaman Risiko Bencana Manajemen Kedaruratan
Business Continuity Planning
• Pemahaman tentang ancaman bahaya lokal baik • Ketersediaan jaringan komunikasi taktis dan hotline
• Perencanaan alternatif aktivitas ekonmi paskabencana
historis maupun potensi ke depan yang memadai
• Perencanaan alternative supply chain industry pariwisata
• Pemahaman tentang jumlah masyarakat dan aset • Ketersediaan infrastruktur trasnportasi taktis untuk
paskabencana
terpapar evakuasi
• Perencanaan pemulihan objek tujuan wisata
2 Fasilitas Aman Bencana • Kesiapan personil, SOP, dan prasarana evakuasi yang
paskabencana
• Perencanaan re-branding kawasan destinasi pariwisata memadai
• Pemahaman mengenai potensi dampak bencana
• Ketersediaan cadangan makanan dan minuman di
terhadap manusia dan asset
tempat evakuasi sementara
• Ketersediaan saran dan prasarana evakuasi yang
memadai
• Ketersediaan SOP dan regulasi bangunan atau
c
building code (khususnya hotel di kawasan pantai)

3 Tata Kelola Risiko Bencana


d
• Penetapan aturan tata ruang berbasis mitigasi
• Penetapan sempadan pantai
• Simulasi atau drill evakuasi berkala semua
stakeholder
• Penetapan Batas-batas keselamatan di lokasi wisata
berpotensi bencana tinggi
• Rencana kontijensi
• Sarana dan Prasarana kedaruratan dan perangkat
penunjang pengambilan keputusan
MODEL PENGEMBANGAN PARIWISATA AMAN
BENCANA

1 1

3
d
PENERAPAN MANAJEMEN KRISIS DI DESTINASI WISATA

Profilling Sarana dan prasarana Program pembinaan aspek CHSE dan Penyusunan Pedoman
mitigasi bencana di destinasi kebencanaan di desa wisata untuk Pengembangan Dsestinasi Wisata
pariwisata (100 Desa Wisata ADWI penignkatan kapasitas pelaku usaha Aman Bencana
2021-2023) di desa wisata.

Pengembangan Shelter Tourism yang Kerjasama dan kolaborasi lintas


dapat Berfungsi menjadi tempat kementerian dan Lembaga (Basarnas,
evakuasi saat bencana terjadi. BNPB, Kemenko Perekonomian)
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai