Anda di halaman 1dari 10

PROFILE PARIWISATA

MICE INDONESIA
Iqbal Alan Abdullah :
Ketua Tim Percepatan Pariwisata Indonesia
Kontribusi Pariwisata Yang Diharapkan
 Mewujudkan Pariwisata yang berdaya Kunjungan 20 juta
Perubahan saing dan berkonstribusi pada
1.

Wisman
Paradigma penguatan daya saing nasional di 2. Pergerakan 150 juta
tingkat regional (ASEAN), Asia dan
Pembangunan Global
Wisnus dan sadar
wisata versi baru
Pariwisata  Peningkatan Signifikan Wisatawan 3. Peningkatan
sebagai bagian Mancanegara dan Wisnus hingga 2020 penerimaan devisa
dari program aksi  Berkonstribusi pada peningkatan nilai 4. Peningkatan
ekonomi wisata Maritim sebagai Pengeluaran Wisnus
Ekonomi dan penguatan diplomasi maritim di 5. Peningkatan Produk
penopang tingkat global Domestik bruto
Kontribusi pada penyediaan lapangan
TRISAKSI

6. Peningkatan Tenaga
pekerjaan Kerja
(berdaulat,  Pariwisata sebagai arus utama dalam 7. Peningkatan Investasi
Mandiri dan mendorong cinta Tanah Air, Pariwisata
berkepribadian dalam kebudayaan
Berkepribadian)  Arus utama dalam mendorong nilai –
8. Usaha Pariwisata
berbendera nasional
nilai (values) Indonesia ke tingkat “Go Global”
global
Skenario Destinasi
Golden Triangle Timur dan Barat (Segitiga Merah)

 Fokus Pengembangan 2 Golden Triangle namun tanpa melupakan


destinasi lain sebagaimana diatur dalam PP No. 50 Tahun 2011 tentang
Rencana Induk Pembangunan Kepariwisataan Nasional tahun 2010 –
2025
 Fokus pada Penyiapan 2 destinasi MICE yang memiliki standard World
Class MICE Destinations dalam 5 tahun selain Bali dan Jakarta
 Perbaikan konsep DMO+ (Destination Management Organisation) akan
disinergikan dengan program aksi pembangunan 10 kawasan industri
baru, 10 bandara baru dan program pembangunan 2.000 km jalan baru
 Pengembangan struktur organisasi di Ditjen Destinasi
 Pengembangan bantuan destiansi dengan skim berdasarkan kebijakan
pemerintah baru
20 Juta Wisman di Tahun 2020
 Periodisasi Pariwisata Menuju Era Emas

Era Transisi Era Pemantapan Era Baru /Era Emas


(1999 – 2004) Landasan
(2015-2020)
(2004-2014)

Rezim Rezim Rezim


kunjungan kunjungan kunjungan 20
sampai melewati 6 juta wisman
dengan 4 – 5 juta wisman
juta wisman

 Perubahan Pendekatan
 Perubahan mentalitas

Perubahan  Sumber Daya Manusia


 Infrastructure
 Politik Anggaran
 Usaha Wisata berbendera Indonesia “Go
Global”
 Kerjasama lintas - sektor
Country

2013 2014 2015


∑ ∑ ∑
Rank Country Rank Country Rank Country
Meeting Meeting Meeting
1 USA 829 1 USA 831 1 USA 925

2 GERMANY 722 2 GERMANY 659 2 GERMANY 667

3 SPAIN 562 3 SPAIN 578 3 UK 582

4 FRANCE 525 4 UK 543 4 SPAIN 572

5 UNITED KINGDOM 527 5 FRANCE 533 5 FRANCE 522

6 ITALY 447 6 ITALY 452 6 ITALY 504

7 JAPAN 315 7 JAPAN 337 7 JAPAN 355

8 CHINA 342 8 CHINA – P.R 332 8 CHINA – P.R, 333


NETHERLAND
9 BRAZIL 302 9 NETHERLAND 307
10 CANADA 308
10 NETHERLAND 340 10 BRAZIL 291
11 BRAZIL 292
14 AUSTRIA 244 11 AUSTRIA 287
14 AUSTRIA 258
16 AUSTRALIA 231 13 AUSTRALIA 260
15 AUSTRALIA 247
21 SINGAPORE 175 29 SINGAPORE 142
24 SINGAPORE 156
29 THAILAND 136 30 MALAYSIA 133
27 THAILAND 151
35 MALAYSIA 117 33 THAILAND 118
35 MALAYSIA 113
INDONESIA
37 INDONESIA
106 42 76 INDONESIA
43 78
49 PHILLIPINES 53 50 PHILLIPINES 46
49 PHILLIPINES 57
etc etc
etc
104* 99*
105*
Highlights MICE Indonesia
 Meskipun kita memiliki sumber daya Pendukung
yang jauh lebih besar dibandingkan negara
tetangga (pertumbuhan eknomi, jumlah penduduk,
kekayaan alam, sosial budaya, venues, hotel/
akomodasi, SDM PCO/ PEO, sebaran destinasi
MICE, dukungan industri lain, penerbangan dan
lainnya) namun faktanya kita masih tertinggal
dibanding dengan negara tetangga
 Berdasarkan negara kita masih tertinggal dari
Thailand, Malaysia dan Singapore.
Highlights MICE Indonesia
 Daya angkut penumpang oleh banyak maskapai
lebih banyak ke luar negeri daripada yang masuk
ke Indonesia. Ini menunjukkan perlunya upaya
kuat untuk optimalisasi potensi daya angkut
pesawat dari luar negeri ke dalam negeri yang
selama ini lebih banyak kosong.,
Ancaman dan Tantangan

 Masih banyak pihak yang tidak memahami industri


MICE dengan baik. Misalnya dengan pegnaturan
penghentian meeting baik di Pemerintah Pusat
hingga Daerah di Hotel. Kita sangat memahami
kebutuhan akan penghematan, namun dengan
interpretasi yang keliru, bisa jadi kinerja
perhotelan, penyelenggara pertemuan dan industri
terkait lainnya akan terpuruk.
Dukungan untuk Wisata Go Global
 Regulasi yang memberi kemudahan perizinan usaha
dan investasi
 Perluasan negara dengan bebas visa (Peningkatan
dari status visa on arrival menjadi bebas visa) khusus
untuk negara yang menjadi sasaran pasar utama
pariwisata Indonesia
 Penggunaan mata uang Rupiah untuk segala bentuk
transaksi
 Tax refund untuk mendukung kota – kota utama di
Indonesia sebagai destinasi belanja (Shopping city)
Sekian
Terima kasih

Anda mungkin juga menyukai