Anda di halaman 1dari 20

JURNAL MANNER VOL. 2. NO. 1.

Februari 2023 E-ISSN 2828-2760


DOI:xx.xxxxx P-ISSN 2828-3767

PENGARUH MOTIVASI TERHADAP MINAT KUNJUNGAN ULANG WISATAWAN


MANCANEGARA: PERSPEKTIF FAKTOR PENARIK (Studi Destinasi Wisata Religi
Masjid Di Kota Batam)

Hendra Syaiful1 , Agung Edy Wibowo2, Mohamad Nur Afriliandi Nasution3,


Politeknik Pariwisata Batam 1, 2, 3, 4
hendrasyaiful02@gmail.com1, agungedy@btp.ac.id 2 , m.nuranasution@btp.ac.id3

ABSTRAK
Kunjungan wisatawan mancanegara kembali meningkat seiring menurunkan kasus COVID-19,
namun belum selaras dengan minat kunjung ulang wisatawan dalam destinasi wisata religi masjid
di Kota Batam. Wisata religi adalah jenis wisata yang dikategorikan dalam wisata minat khusus.
Untuk mengetahui besarnya minat wisatawan mancanegara berkunjung kembali ke suatu objek
wisata maka diperlukan analisis mengenai pengaruh faktor pendorong edukasi, interpersonal,
fisiologis dan faktor penarik atraksi wisata, amenitas, aksesibilitas, dan ancillary service terhadap
minat kunjung ulang wisatawan mancanegara pada destinasi wisata religi masjid di Kota Batam.
Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan metode eksplanasi. Pengambilan sampel
dilakukan dengan teknik purposive sampling metode accidental sampling. Teknik penarikan
sampel dalam penelitian ini menggunakan rumus Slovin dengan margin error 10%, diperoleh
jumlah minimum sampel sebesar 100 sampel. Hasil pengumpulan data diperoleh 102 sampel
melalui kuesioner. Analisis data menggunakan regresi linear berganda. Hasil penelitian
menunjukkan faktor pendorong edukasi, interpersonal, fisiologis dan faktor penarik atraksi
wisata, amenitas, aksesibilitas, dan ancillary service berpengaruh positif dan signifikan terhadap
minat kunjung ulang wisatawan mancanegara pada destinasi wisata religi masjid di Kota Batam.
Hasil ini memberikan implikasi bahwa pihak manajemen pengelola wisata atau pemerintah daerah
dapat memperkuat faktor tarikan dengan variabel amenitas. Hal yang harus diperkuat adalah
peningkatan kelengkapan fasilitas kegiatan wisata religi.
Kata Kunci: Motivasi Perjalanan, Faktor Pendorong dan Penarik, Minat Kunjung Ulang, Wisata
Religi

PENDAHULUAN negara dengan potensi pariwisata yang


Pariwisata merupakan sektor paling besar (Harianto, Tsani, Santoso,
strategis mendukung perekonomian global Masruri, & Winarno, 2021). Laporan kinerja
(Prajawati, 2019). Pariwisata adalah Kementerian Pariwisata selama 5 (lima)
kegiatan bisnis multinasional penting di tahun menyebutkan bahwa jumlah
dunia, karena memberikan kontribusi 30% kunjungan wisatawan mancanegara
dari ekspor layanan dunia dan telah menjadi (wisman) pada tahun 2016 sebanyak 11,51
pendapatan utama banyak negara (Khuong juta kunjungan, tahun 2017 sejumlah 14,04
& Ha, 2014). Pandemi COVID-19 yang juta kunjungan, tahun 2018 sebanyak 15,81
terjadi di awal tahun 2020 seolah menjadi juta kunjungan, tahun 2019 sebanyak 16,01
fenomena yang berdampak signifikan bagi juta kunjungan, dan tahun 2020 turun drastis
seluruh negara di dunia dan berbagai sektor, menjadi 4,05 juta kunjungan. Adapun
salah satunya adalah sektor pariwisata yang wisatawan nusantara (wisnus) pada tahun
secara drastis mengalami dampak sosial 2016 melakukan 264,33 juta perjalanan,
ekonomi yang luas. Berbagai upaya tahun 2017 melakukan 270,82 juta
pemulihan sektor pariwisata diperlukan perjalanan, tahun 2018 melakukan 303,5
melalui berbagai pendekatan, termasuk juta perjalanan, tahun 2019 melakukan
Indonesia (Hermawan, Nurdin, & 722,1 juta perjalanan, dan tahun 2020
Hutagalung, 2022). melakukan 518,58 juta perjalanan (Badan
Indonesia merupakan salah satu Pusat Statistik Indonesia, 2022).

Ciptaan disebarluaskan di bawah Lisensi Creative Commons Atribusi 4.0 Internasional 54


JURNAL MANNER VOL. 2. NO. 1. Februari 2023 E-ISSN 2828-2760
DOI:xx.xxxxx P-ISSN 2828-3767

1.000.000.000

500.000.000

0
Wisman
2016 2017
2018 2019 2020 Wisnus

2016 2017 2018 2019 2020


Wisman 11.519.275 14.039.799 15.810.305 16.106.954 4.052.923
Wisnus 264.337.518270.822.003303.403.888722.158.733518.588.962

Gambar 1.1 Jumlah Kunjungan Wisman dan Perjalanan Wisnus tahun 2016-2020
Sumber: Badan Pusat Statistik Indonesia (2022) Diolah

Data di atas menunjukkan bahwa Jumlah wisatawan mancanegara


jumlah kunjungan wisman dan wisnus yang (wisman) ke Batam terus meningkat sejak
melakukan perjalanan mengalami beberapa bulan terakhir. Pembukaan
peningkatan dari tahun ke tahun kecuali gerbang perbatasan dan pelonggaran
pada tahun 2020 mengalami penurunan regulasi oleh pemerintah berdampak pada
signifikan disebabkan adanya pandemi peningkatan jumlah wisman yang masuk ke
COVID-19. Pandemi COVID-19 Batam. Badan Pusat Statistik (BPS) Batam
mengharuskan negara melakukan merilis, pada Mei 2022, terdapat 16.761
pembatasan sosial berskala besar, sehingga kunjungan wisman. Angka ini meningkat
terjadi penurunan wisman dan wisnus. signifikan dibanding bulan Maret yakni 995
Kementerian Pariwisata dan Ekonomi kunjungan dan April 8.149 kunjungan.
Kreatif (Kemenparekraf) melakukan upaya Tercatat, 10 negara utama asal wisman ke
pemulihan pariwisata dengan mendorong Kota Batam selama Januari sampai Mei
lebih banyak kunjungan dari wisnus setelah 2022 yakni Singapura 13.189 kunjungan,
COVID-19 memasuki fase endemik Malaysia 3.728 kunjungan, India 2.107
terutama menarik lebih banyak wisman kunjungan, China 583 kunjungan, Philipina
untuk berkunjung ke Indonesia 365 kunjungan, Australia 338 kunjungan,
(Kemenparekraf, 2022). Amerika Serikat 309 kunjungan, Inggris 288
Batam merupakan salah satu bagian kunjungan, Jepang 149 kunjungan, dan
dari Kepulauan Riau. Batam merupakan lainnya 5.418 kunjungan. Secara umum,
sebuah pulau di daerah Kepulauan Riau, selama Januari sampai Mei 2022, kunjungan
berlokasi di sebelah barat pulau Bintan dan wisman ke Provinsi Kepri 37.704 dan dari
sebelah selatan Singapura. Sebagai daerah jumlah tersebut, sebanyak 26.474 atau 70,21
kepulauan, Batam tentunya memiliki persennya adalah kunjungan wisman ke
berbagai keindahan alam yang dapat Kota Batam. Angka tersebut menunjukkan
dinikmati oleh siapapun yang berkunjung ke bahwa Batam masih menjadi penyumbang
Batam. Keindahan resort, laut, pantai, utama wisman terbesar bagi Kepri (Badan
hingga lapangan golf dapat dinikmati saat Pusat Statistik Kota Batam, 2022).
berada di Batam. Sebagai Kawasan Penelitian ini juga mengembangkan
Perdagangan Bebas dan Pelabuhan Bebas, motif wisata religi melalui faktor penarik
Batam dapat menjadi salah satu tujuan motivasi perjalanan wisata yang diprediksi
wisata, baik wisatawan domestik maupun mempengaruhi minat kunjung ulang
mancanegara. Dengan memanfaatkan wisatawan. Beberapa ahli merumuskan
berbagai kemudahan dan fasilitas yang ada formula komponen atau atribut dalam
di Batam, wisatawan dapat menikmati menilai destinasi wisata sebagai daya tarik
berbagai destinasi wisata di Batam dengan wisata, misalnya Chahal & Devi (2015)
mudah (Badan Pengusahaan Batam, 2022). dengan 5A (attraction, accommodation,

Ciptaan disebarluaskan di bawah Lisensi Creative Commons Atribusi 4.0 Internasional 55


JURNAL MANNER VOL. 2. NO. 1. Februari 2023 E-ISSN 2828-2760
DOI:xx.xxxxx P-ISSN 2828-3767

accessibility, awareness dan ancillaries batam juga menyiapkan amenitas, yang baru
services), Buhalis (2000) dengan 6A diresmikan yakni Masjid Tanwirun Naja
(attractions, amenities, accessibility, atau dikenal dengan nama Masjid Tanjak,
activities, available packages, dan ancillary berlokasi di kawasan Bandar Udara
services). Juga ada Holloway & Humphreys Internasional Hang Nadim.
(2016) yaitu 3A (attractions, amenities, dan Berdasarkan latar belakang
accessibility). penelitian, maka rumusan masalah dalam
Beberapa penelitian menggunakan penelitian ini adalah:
faktor penarik melalui komponen daya tarik 1. Apakah motivasi edukasi berpengaruh
wisata memprediksi minat kunjungan ulang, terhadap minat kunjungan ulang pada
seperti penelitian Ramadhani et al. (2021) destinasi wisata religi masjid di Kota
menyimpulkan atraksi wisata dan ancillary Batam?
service berpengaruh secara signifikan 2. Apakah motivasi interpersonal
terhadap minat kunjung ulang, sedangkan berpengaruh terhadap minat
amenitas dan aksesibilitas wisata tidak kunjungan ulang pada destinasi wisata
berpengaruh terhadap minat kunjung ulang. religi masjid di Kota Batam?
Penelitian Alfitriani, Putri, & Ummasyroh 3. Apakah motivasi fisiologis
(2021) menunjukkan atraksi wisata dan berpengaruh terhadap minat
amenitas berpengaruh secara signifikan, kunjungan ulang pada destinasi wisata
sedangkan aksesibilitas dan layanan religi masjid di Kota Batam?
tambahan tidak berpengaruh secara 4. Apakah atraksi berpengaruh terhadap
signifikan terhadap minat kunjung ulang minat kunjungan ulang pada destinasi
wisatawan. Penelitian lain menggunakan wisata religi masjid di Kota Batam?
aksesibilitas dan fasilitas (Lustono & 5. Apakah amenitas berpengaruh
Permatasari, 2022), atraksi wisata, terhadap minat kunjungan ulang pada
aksesibilitas dan fasilitas (Miarsih & destinasi wisata religi masjid di Kota
Anwani, 2018), atraksi, amenitas serta Batam?
ancillary berpengaruh positif terhadap minat
6. Apakah aksesibilitas berpengaruh
kunjungan wisatawan dan aksesibilitas
terhadap minat kunjungan ulang pada
berpengaruh negatif terhadap minat
destinasi wisata religi masjid di Kota
kunjungan (Mahendra & Althalets, 2022).
Batam?
Hubungan berbagai faktor penarik
7. Apakah pelayanan tambahan
dengan destinasi wisata religi masjid secara
berpengaruh terhadap minat
atraksi tergolong objek wisata yang unik.
kunjungan ulang pada destinasi wisata
Potensi wisata religi masjid adalah suguhan
religi masjid di Kota Batam?
wisata dengan konsep ikonik, unik,
bersejarah, dan syarat nilai-nilai religi yang
Minat Kunjung Ulang (Intention to
ditata sedemikian rupa sehingga mampu
Revisit)
menonjolkan daya tarik tersendiri bagi
Perilaku konsumen merupakan
wisatawan mancanegara yang berkunjung.
suatu ilmu yang mempelajari bagaimana
Untuk menunjang kenyamanan wisatawan,
perilaku manusia yang sangat kompleks
pengelola destinasi wisata religi masjid telah
yang disebabkan oleh banyak faktor yang
menyediakan berbagai fasilitas utama dan
saling mempengaruhi. Menurut Schiffman
tambahan agar wisatawan dapat menikmati
& Kanuk (2018), perilaku konsumen
kunjungannya dan memberikan pengalaman
diartikan sebagai perilaku yang
yang tidak terlupakan. Destinasi pariwisata
diperlihatkan konsumen dalam mencari,
religi ini harus didukung dengan akses yang
membeli, menggunakan, mengevaluasi, dan
mudah dan fasilitas yang lengkap.
menghabiskan produk dan jasa yang
Peningkatan infrastruktur seperti jalan
diharapkan akan memuaskan kebutuhannya.
merupakan salah satu cara pemerintah Kota
Kotler & Keller (2016)
Batam membuat turis merasa nyaman ketika
mengemukakan bahwa perilaku konsumen
berlibur ke Kota Batam. Pemerintah Kota
merupakan sebuah pembelajaran bagaimana

Ciptaan disebarluaskan di bawah Lisensi Creative Commons Atribusi 4.0 Internasional 56


JURNAL MANNER VOL. 2. NO. 1. Februari 2023 E-ISSN 2828-2760
DOI:xx.xxxxx P-ISSN 2828-3767

individu-individu, kelompok-kelompok, dan 2. Berencana untuk mengunjungi


organisasi memilih, membeli, destinasi wisata di masa depan.
menggunakan, dan membuang barang, jasa, 3. Berharap untuk mengunjungi destinasi
ide, atau pengalaman untuk memuaskan apa wisata di masa depan.
yang dibutuhkan dan diinginkan konsumen.
Terdapat tiga langkah yang menyangkut Teori Motivasi
perilaku pasca pembelian, yaitu: Penelitian berhubungan dengan
1. Kepuasan pasca pembelian (post perilaku konsumen, motivasi telah dipelajari
purchase satisfaction). oleh banyak peneliti untuk waktu yang
2. Tindakan pasca pembelian (post sangat lama. Pada tahap awal studi motivasi,
purchase actions). banyak peneliti menggunakan teori hierarki
3. Pemakaian dan pembuangan pasca kebutuhan Maslow (teori Maslow) sebagai
pembelian (post purchase use and akar kerangka teoritis (Dessler, 2015:405–
disposal). 410; Robbins & Judge, 2015:72–78).
Berdasarkan definisi yang dikemukakan Model Maslow biasanya disebut
oleh beberapa ahli di atas maka dapat model hierarki kebutuhan, karena
ditarik kesimpulan bahwa perilaku menyangkut kebutuhan masyarakat,
konsumen adalah suatu proses pengambilan sehingga teori ini digunakan untuk
keputusan konsumen dimana didalamnya menunjukkan bahwa kebutuhan seseorang
terdapat proses mencari informasi, membeli harus dipenuhi agar dapat memotivasi
barang atau jasa yang diinginkan, individu untuk bekerja. Maslow percaya
menggunakan barang atau jasa yang sudah bahwa kebutuhan manusia biasanya
dibeli dan kemudian akan melakukan memiliki struktur hierarkis, termasuk
evaluasi produk, jasa, pengalaman sesuai kebutuhan fisiologis, kebutuhan keamanan,
harapannya. kebutuhan sosial, kebutuhan rasa hormat,
Salah satu model perilaku konsumen dan kebutuhan realisasi diri. Kebutuhan
yang membedakan tipe-tipe perilaku fisiologis, keamanan, dan sosial termasuk
konsumen atas dasar situasi yang dalam kebutuhan tingkat rendah (faktor
dihadapinya adalah model Engel, Blackwell, eksternal) dan kebutuhan rasa hormat, dan
& Miniard (2013): Komponen dasar model realisasi diri termasuk dalam kebutuhan
Engel et al. adalah stimulus, proses tingkat tinggi (faktor internal). Teori ini
informasi, proses pengambilan keputusan mengasumsikan bahwa orang berusaha
dan variabel yang mempengaruhi untuk memenuhi kebutuhan yang lebih
pengambilan keputusan.Karakteristik mendasar (psikologi) sebelum memuaskan
pembeli dan proses pengambilan keputusan kebutuhan tertinggi (aktualisasi diri). Teori
menimbulkan keputusan pembelian tertentu. need ini mencakup aspek-aspek berikut
Disinilah tugas pemasaran harus benar- (Dessler, 2015, hal. 405–410; Robbins &
benar memahami apa yang terjadi dalam Judge, 2015, hal. 72–78): 1) Kebutuhan
kesadaran pembeli mulai dari datangnya fisiologis adalah kebutuhan paling dasar
rangsangan dari luar sampai pada keputusan manusia, meliputi kebutuhan akan makanan,
pembelian oleh pembeli (Engel et al., 2013). minuman dan kenyamanan. 2) Kebutuhan
Berdasarkan pengertian di atas dapat akan rasa aman adalah kebutuhan akan rasa
dikatakan bahwa minat kunjung ulang aman dan stabilitas, yaitu kebutuhan untuk
adalah keinginan atau dorongan untuk menjauhi bahaya. 3) Kebutuhan sosial
mengunjungi kembali destinasi wisata yang adalah kebutuhan untuk berkomunikasi dan
sudah pernah dikunjunginya di masa depan. bersahabat dengan orang lain, termasuk
Dorongan tersebut didasarkan atas kepuasan persahabatan dan rasa memiliki. 4)
yang pernah dirasakan pengunjung. Kebutuhan untuk dihormati adalah
Indikator minat kunjung ulang kebutuhan karyawan untuk dihormati dan
merujuk penelitian Tan (2016), yaitu: dimengerti oleh orang lain. 5) Kebutuhan
1. Dapat mengunjungi destinasi wisata di realisasi diri adalah kebutuhan individu,
masa depan. yang menunjukkan kepribadian khusus

Ciptaan disebarluaskan di bawah Lisensi Creative Commons Atribusi 4.0 Internasional 57


JURNAL MANNER VOL. 2. NO. 1. Februari 2023 E-ISSN 2828-2760
DOI:xx.xxxxx P-ISSN 2828-3767

seseorang dengan mengembangkan seluruh perjalanan dari satu tujuan ke tujuan lain.
potensi individu. Bentuk kebutuhan ini dapat Pull factor berasal dari ketertarikan pada
berupa harapan seseorang untuk suatu objek yang dipromosikan secara
menghasilkan sesuatu yang dapat dikenal publik pada penambahan atau penyiaran
masyarakat, yaitu karyanya sangat baik dan yang mencerminkan tujuan tertentu. Dalam
bermanfaat bagi masyarakat atau orang lain. konteks pariwisata, tempat dan fasilitas
Banyak peneliti di bidang pariwisata wisata menjadi kunci penting untuk menarik
mencoba untuk memodifikasi kerangka wisatawan berkunjung ke suatu destinasi.
motivasi yang sesuai dengan studi empiris Atraksi termasuk atraksi berwujud dan
yang berkelanjutan. Seperti penelitian atraksi tak berwujud seperti pantai,
Khuong & Ha (2014) menyatakan bahwa pemandangan alam atau lanskap, dan lain-
motivasi merupakan salah satu kekuatan lain (Baptista et al., 2020).
pendorong utama yang digunakan untuk Subadra et al. (2019)
menginterpretasikan perilaku seorang mendefinisikan motivasi perjalanan penarik
individu. Ini berkontribusi untuk sebagai tempat produk pariwisata yang
menjelaskan mengapa seseorang melakukan mendefinisikan suatu tujuan. Hal ini
sesuatu, bukan orang lain. Dalam konteks berkaitan dengan atraksi yang ada di
pariwisata, motivasi perjalanan destinasi yang menarik wisatawan untuk
didefinisikan sebagai “seperangkat atribut berkunjung, memandang dan mengalami.
yang menyebabkan seseorang berpartisipasi Kajian tentang pull factor mengacu pada
dalam kegiatan wisata” untuk mencapai “objektivitas” dimana kajian difokuskan
tujuannya dan mengharapkan kepuasan. Hal pada daya tarik objek wisata di destinasi
ini dianggap sebagai titik awal dan salah satu yang menarik wisatawan untuk berkunjung.
pengaruh psikologis terpenting untuk Oleh karena itu, setiap atraksi yang
memahami perilaku wisatawan. dipentaskan atau ditampilkan secara autentik
Motivasi perjalanan dipengaruhi untuk pariwisata memiliki daya tarik dan
oleh dua kekuatan, yaitu konsep faktor Push keunikan yang berbeda dengan yang
dan Pull. Konsep ini telah menjadi salah satu disajikan di destinasi lain. Lebih penting
kerangka kerja yang paling populer dan lagi, atraksi akan memungkinkan wisatawan
berguna untuk mempelajari dan untuk mempelajari sesuatu yang baru karena
menganalisis perilaku wisatawan. Kedua dapat memperluas pengetahuannya.
faktor tersebut menjelaskan orang Beberapa ahli merumuskan formula
melakukan perjalanan karena didorong oleh komponen atau atribut sebagai pull factor
kekuatan internal mereka sendiri dan ditarik dalam menilai destinasi wisata sebagai daya
oleh kekuatan eksternal dari atribut tujuan tarik wisata, misalnya Chahal & Devi (2015)
(Khuong & Ha, 2014). dengan 5A yaitu attraction (atraksi),
accommodation (akomodasi), accessibility
Pull Factor (Faktor Penarik) (aksesibilitas), awareness (kesadaran) dan
Pull motivation adalah sumber daya ancillaries services (layanan tambahan).
berwujud dan persepsi serta harapan Aksesibilitas destinasi mengacu pada sarana
wisatawan terhadap fitur, atraksi, atau prasarana seperti jalan, bandara dan kereta
atribut dari tujuan tertentu; oleh karena itu, api, sedangkan akomodasi meliputi hotel,
ini berperan penting dalam pemilihan bungalow dan tenda kemah di mana
destinasi wisatawan setelah keputusan untuk wisatawan/pengunjung dapat tinggal makan,
bepergian telah dibuat. Pull factor adalah tidur, dan merasa mudah dan nyaman untuk
kekuatan eksternal yang berhubungan bepergian. Layanan tambahan dan atribut
dengan atraksi alam dan bersejarah, kesadaran mencakup semua layanan yang
makanan, orang, fasilitas rekreasi, dan citra diberikan kepada pengunjung atau pemasok
yang dipasarkan dari destinasi (Khuong & layanan wisata dan kesadaran menyiratkan
Ha, 2014). kemampuan mengingat wisatawan tentang
Pull factor adalah faktor eksternal citra destinasi yang ada di benak
yang menarik individu untuk melakukan pengunjung.

Ciptaan disebarluaskan di bawah Lisensi Creative Commons Atribusi 4.0 Internasional 58


JURNAL MANNER VOL. 2. NO. 1. Februari 2023 E-ISSN 2828-2760
DOI:xx.xxxxx P-ISSN 2828-3767

Buhalis (2000) merumuskan Anaheim (California). Atraksi dapat berupa


formula dengan 6A, yaitu attractions atraksi situs atau atraksi acara. Atraksi situs
(atraksi), amenities (amenitas/fasilitas), bersifat permanen, sedangkan atraksi acara
accessibility (aksesibilitas), activities bersifat sementara dan sering dipasang
(aktivitas), available packages (paket yang untuk meningkatkan jumlah wisatawan ke
tersedia), dan ancillary services (layanan tujuan tertentu. Beberapa acara memiliki
tambahan). Atraksi (alam, buatan, buatan, skala waktu yang pendek, seperti
tujuan dibangun, warisan, acara khusus); pertunjukan udara; yang lain dapat
aksesibilitas (seluruh sistem transportasi berlangsung selama berhari-hari (Festival
yang terdiri dari rute, terminal dan Edinburgh, misalnya) atau bahkan berbulan-
kendaraan); amenitas (fasilitas akomodasi bulan (misalnya, Festival Taman Floriade di
dan katering, ritel, layanan wisata lainnya); Belanda). Beberapa peristiwa terjadi secara
paket yang tersedia (paket yang telah diatur berkala – tahunan, dua tahunan (pameran
sebelumnya oleh perantara dan prinsipal); patung luar ruangan di Quington di
aktivitas (semua aktivitas yang tersedia di Cotswolds, Inggris, adalah peristiwa
destinasi dan apa yang akan dilakukan semacam itu), empat tahunan (Olimpiade)
konsumen selama kunjungan); layanan atau bahkan lebih jarang (Oberammergau
tambahan (layanan yang digunakan oleh Passion Play di Jerman dan Festival Floriade
wisatawan seperti bank, telekomunikasi, yang disebutkan di atas hanya terjadi setiap
pos, agen koran, rumah sakit, dll.) sepuluh tahun sekali), sedangkan festival
Holloway & Humphreys (2016) lainnya diselenggarakan secara ad hoc dan
membuat formula 3A, yaitu attractions mungkin, memang, menjadi acara satu kali
atraksi), amenities (amenitas), dan saja. Destinasi yang mungkin tidak banyak
accessibility (aksesibilitas). Semua destinasi dipuji turis dapat, dengan cara ini, berhasil
membutuhkan atraksi, fasilitas, dan menarik turis dengan mengadakan pameran
aksesibilitas yang memadai jika ingin yang unik, sementara destinasi situs dapat
menarik banyak wisatawan. Semakin memperpanjang musimnya dengan
banyak atraksi yang ditawarkan suatu mengadakan acara di luar musim, seperti
destinasi, semakin mudah untuk festival seni.
memasarkan destinasi tersebut kepada Amenitas/fasilitas adalah layanan
wisatawan. Membuat daftar dan penting yang memenuhi kebutuhan
menganalisis atraksi bukanlah hal yang wisatawan. Ini termasuk akomodasi dan
mudah, terutama ketika seseorang makanan, hiburan malam seperti teater,
menyadari bahwa apa yang menarik bagi diskotik dan bar, transportasi lokal, dan
satu wisatawan sebenarnya dapat infrastruktur yang diperlukan untuk
menghalangi yang lain. Banyak daya tarik mendukung jalan pariwisata, layanan utilitas
suatu destinasi bergantung pada fitur umum dan fasilitas parkir. Secara alami,
fisiknya: keindahan pegunungan, udara fasilitas tersebut akan bervariasi sesuai
segar resor tepi laut dan kualitas pantai dengan sifat dari destinasi itu sendiri: jelas
tertentu, arsitektur bersejarah, peluang tidak tepat untuk menyediakan infrastruktur
belanja dan hiburan, serta 'suasana' kota yang luas di area dengan keindahan
besar. Untuk ini dapat ditambahkan berbagai pemandangan yang luar biasa, seperti taman
atraksi yang dibangun khusus untuk nasional, dan mereka yang berencana untuk
meningkatkan daya tarik destinasi. Kota dan mengunjungi destinasi tersebut akan
ibu kota utama membangun museum, galeri menyadari bahwa ketersediaan hotel dan
seni, atau pusat pameran baru, sementara restoran mau tidak mau harus dibatasi.
bekas rumah atau kastil megah diubah oleh Tempat-tempat seperti itu kemungkinan
pembangunan menjadi titik fokus untuk akan menarik para pekemah dan mereka
kunjungan turis dan pelancong harian. yang hanya mencari fasilitas terbatas
Terkadang, atraksi yang dibangun menjadi memang, ini akan menjadi bagian dari daya
tujuan tersendiri, seperti halnya taman tarik bagi mereka.
hiburan seperti kompleks Disney di Sebuah destinasi harus dapat

Ciptaan disebarluaskan di bawah Lisensi Creative Commons Atribusi 4.0 Internasional 59


JURNAL MANNER VOL. 2. NO. 1. Februari 2023 E-ISSN 2828-2760
DOI:xx.xxxxx P-ISSN 2828-3767

diakses jika ingin memfasilitasi kunjungan sebagai daya tarik wisata. Daya tarik wisata
wisatawan. Sementara pelancong yang lebih itulah yang disebut sebagai modal wisata
pemberani mungkin bersedia menempatkan atau sumber wisata. Potensi wisata suatu
diri pada ketidaknyamanan yang besar untuk daerah harus berpedoman pada kebutuhan
melihat beberapa tempat yang lebih eksotis wisatawan. Ada 3 modal atraksi untuk
di dunia, sebagian besar wisatawan tidak menarik wisatawan, yaitu 1) sumber daya
akan tertarik ke suatu tujuan kecuali jika alam (natural), 2) atraksi wisata budaya, dan
relatif mudah dijangkau. Ini berarti, dalam 3) atraksi buatan itu sendiri. Modal wisata
kasus perjalanan internasional, memiliki dapat berkembang menjadi daerah tujuan
bandara yang baik di dekatnya, transportasi wisata dimana modal tersebut berada. Ada
udara yang teratur dan nyaman ke wilayah modal wisata yang bisa dikembangkan yang
tersebut dengan harga yang terjangkau dan bisa menampung wisatawan selama
koneksi lokal yang baik ke tujuan itu sendiri beberapa hari, menikmatinya berkali-kali,
(atau, paling tidak, fasilitas penyewaan atau bahkan mengunjungi tempat yang sama
mobil yang baik). Kapal pesiar akan tertarik pada kesempatan lain. Kehadiran atraksi
dengan pelabuhan laut dalam yang disajikan menjadi alasan dan motivasi wisatawan
dengan baik dengan tambatan yang tersedia untuk berkunjung ke tempat wisata atau
dengan biaya yang wajar ke jalur pelayaran daya tarik wisata (DTW).
dan terletak mudah dijangkau dari atraksi di Amenity (Amenitas/Fasilitas)
daerah tersebut. Di sisi lain, jika akses Amenitas adalah berbagai sarana
menjadi terlalu mudah, hal ini dapat dan prasarana yang dibutuhkan wisatawan di
mengakibatkan permintaan yang terlalu suatu daerah tujuan wisata. Sarana dan
besar dan mengakibatkan kemacetan, prasarana yang terlibat meliputi: akomodasi,
membuat destinasi menjadi kurang menarik restoran, transportasi dan agen perjalanan.
bagi wisatawan. Perlu dicatat bahwa Membangun fasilitas pariwisata seperti
persepsi aksesibilitas di pihak wisatawan hotel, tempat wisata, marina, teater, dll
seringkali sama pentingnya dengan dengan menggunakan infrastruktur yang
aksesibilitas destinasi yang sebenarnya. sesuai. Prasarana yang diperlukan untuk
Persepsi seperti itu pasti akan pembangunan sarana pariwisata antara lain
mempengaruhi pengambilan keputusan jalan, air bersih, listrik, tempat pembuangan
ketika wisatawan merumuskan rencana sampah, bandara, pelabuhan, telpon, dan
perjalanan lain-lain. Mengingat hubungan antara sarana
Pada studi ini atribut pariwisata dan prasarana, jelaslah bahwa pembangunan
yang digunakan adalah dari Cooper et al., infrastruktur secara umum harus mendahului
(2008) mengemukakan bahwa terdapat 4 sarana. Ada masanya infrastruktur dibangun
(empat) (4A) komponen yang harus dimiliki bersama dalam rangka pengembangan
oleh destinasi wisata, yaitu: attraction fasilitas wisata. Jika suatu tempat atau
(atraksi), amenities (amenitas/fasilitas), wilayah memiliki aksesibilitas yang baik,
accessibility (aksesibilitas), dan ancillary maka dapat berkembang menjadi daerah
service (pelayanan tambahan). Alasan tujuan wisata. Ada hubungan timbal balik
pemilihan 4A karena relevansi dengan objek antara sarana dan prasarana. Prasarana
penelitian, misalnya accommodation sama adalah kondisi sarana dan pada gilirannya
pengertiannya dengan amenitas. Selain itu, sarana dapat mengarah pada perbaikan
accommodation tidak digunakan karena infrastruktur.
destinasi ini tidak membutuhkan Menurut Utama (2017) menyatakan
penginapan. bahwa fasilitas wisata merupakan semua
fasilitas utama maupun dasar yang
Attraction (Atraksi) memungkinkan sarana kepariwisataan dapat
Atraksi merupakan bagian penting hidup dan berkembang dalam rangka
dalam menarik wisatawan. Wilayah atau memberikan pelayanan kepada para
daerah wisata dapat menjadi tujuan wisata wisatawan. Diantaranya yaitu:
jika kondisi mendukung perkembangannya 1. Prasarana pariwisata :

Ciptaan disebarluaskan di bawah Lisensi Creative Commons Atribusi 4.0 Internasional 60


JURNAL MANNER VOL. 2. NO. 1. Februari 2023 E-ISSN 2828-2760
DOI:xx.xxxxx P-ISSN 2828-3767

2. Sarana pariwisata dikenal sebagai kunjungan dan hunian


sementara oleh individu atau kelompok
Accessibility (Aksesibilitas) selama perjalanan suatu daerah relokasi
Dalam kegiatan pariwisata, (Holloway & Humphreys, 2016).
aksesibilitas merupakan hal yang utama.
Berbagai layanan lalu lintas atau transportasi Wisata Religi
telah menjadi saluran penting bagi Menurut Padin et al. (2016)
pariwisata. Di sisi lain, akses tersebut pilgrimage (ziarah) merupakan fenomena
dianggap dapat dipindahtangankan, agama dan budaya masyarakat manusia dan
kemudahan berpindah dari satu daerah ke fitur penting dari agama-agama besar di
daerah lain. Jika suatu daerah tidak memiliki seluruh dunia. Pilgrimage diartikan sebagai
aksesibilitas yang baik ke bandara, sebuah perjalanan yang dihasilkan dari
pelabuhan, jalan, dan lain-lain, maka tidak tujuan keagamaan, secara eksternal ke
akan ada wisatawan, yang mempengaruhi tempat suci, dan secara internal untuk tujuan
perkembangan aksesibilitas daerah tersebut. spiritual dan pemahaman internal.
Jika suatu daerah memiliki potensi wisata, Pilgrimage dibagi menjadi dua komponen
maka harus menyediakan aksesibilitas yang yang terintegrasi yaitu perjalanan religi
memadai agar daerah tersebut dapat tradisional; dan perjalanan sekuler modern.
dikunjungi. Oleh karena itu harus ada:
1. Akses informasi. Masjid
2. Akses kondisi jalan menuju obyek Menurut Munawwir (2002), kata
wisata, dan jalan akses itu harus Masjid berasal dari Bahasa Arab kata – ‫سجد‬
berhubungan dengan prasarana umum. ‫ يسجد‬: sujud berarti tunduk atau hormat, dan
Kondisi jalan umum dan jalan akses kata ‫ سجد‬berubah menjadi kata ‫ مسجد‬masjid,
menentukan aksesibilitas suatu obyek yang berarti menunjukan tempat. Jadi,
wisata. masjid merupakan tempat untuk
3. Selanjutnya sebagai tempat akhir melaksanakan shalat, tunduk atau hormat
perjalanan, di tempat objek wisata kepada Allah SWT di tempat yang suci.
harus ada terminal, setidak-tidaknya Masjid bisa dikatakan tempat suci untuk
tempat parkir. bersembah kepada Allah SWT yang maha
Ancillary Service (Pelayanan Tambahan) Esa.
Pemerintah daerah tujuan wisata Secara etimologis, "masjid"
harus memberikan pelayanan tambahan bagi mengacu pada tempat di mana orang
wisatawan dan peserta pariwisata. beribadah atau tempat orang berdoa menurut
Pelayanan yang diberikan meliputi syarat dan rukun yang ditetapkan dalam
pemasaran, pembangunan fisik (jalan, rel Islam. Sedangkan menurut hadits, masjid
kereta api, air minum, listrik, telpon, dll) dan adalah setiap jengkal tanah di atas
koordinasi kegiatan dan semua peraturan permukaan bumi. Sebagaimana dijelaskan
perundang-undangan untuk jalan dan tempat dalam Syariah atau Syariah, Allah SWT
wisata. Afiliasi juga merupakan hal-hal yang adalah Tuhan umat Islam di seluruh dunia
mendukung pariwisata, seperti badan dan menyembah-Nya melalui doa, yang juga
pengatur, informasi wisata, biro perjalanan dapat dilakukan di mana saja, atau tidak
dan pemangku kepentingan yang berperan dibatasi oleh tempat (Gazalba, 1982).
dalam industri pariwisata. Dalam ajaran Islam, masjid sebagai
tempat ibadah tidak hanya berarti bangunan
Destinasi Wisata atau tempat ibadah tertentu, karena dalam
Destinasi wisata adalah kawasan ajaran Islam, Allah SWT telah menjadikan
geografis (seperti negara, pulau seluruh alam semesta sebagai masjid ibadah.
kabupaten/kota, jalan, desa, desa, atau Dalam Hadits Nabi Muhammad yang
kawasan wisata) yang menarik (seperti daya diriwayatkan oleh Syafi’i dan Ahmad,
tarik wisata, fasilitas, aksesibilitas, sumber Rasulullah SAW bersabda:
daya manusia, citra, dan harga) dalam apa Artinya: Seluruh lahan adalah Masjid,

Ciptaan disebarluaskan di bawah Lisensi Creative Commons Atribusi 4.0 Internasional 61


JURNAL MANNER VOL. 2. NO. 1. Februari 2023 E-ISSN 2828-2760
DOI:xx.xxxxx P-ISSN 2828-3767

kecuali kuburan dan tempat pemandian Populasi


(Syafi’i dan Ahmad) Populasi adalah jumlah total dari
seluruh unit atau elemen yang akan diteliti
Pengembangan Hipotesis (Silalahi, 2018). Populasi yang diamati
Pull factor atau faktor penarik dalam penelitian ini adalah wisatawan
merupakan faktor eksternal yang mancanegara yang pernah berkunjung ke
dipengaruhi oleh atribut wisatawan dan Kota Batam. Penentuan jumlah populasi
fasilitas di tempat tujuan. Atribut dan didasarkan pada data BPS Kota Batam
fasilitas wisatawan akan menarik wisatawan terbaru, yaitu pada tahun 2021 karena data
untuk melakukan perjalanan ke suatu tujuan tahun 2022 belum dirilis. Jumlah wisatawan
dan wisatawan dapat menghabiskan waktu mancanegara yang pernah berkunjung ke
di tempat tujuan dengan menikmati fitur Kota Batam menurut data BPS Kota Batam
produk dan layanan. Misalnya, wisatawan sebanyak 2046 jiwa. Alasan penentuan
dapat menghabiskan waktu untuk jumlah populasi menggunakan data BPS
mengunjungi lingkungan dengan melihat Kota Batam karena belum ada data resmi
pemandangan alam, mengunjungi dari pihak pengelola destinasi wisata religi
peninggalan warisan, bangunan bersejarah, di Kota Batam mengenai jumlah wisatawan
budaya, etnis, dan lain-lain di tempat tujuan yang pernah berkunjung ke destinasi wisata
yang disukai wisatawan untuk dikunjungi religi ke Kota Batam. Selain itu, untuk
sekarang dan di masa depan (Baptista et al., mempermudah penentuan perhitungan
2020). Studi empiris sebelumnya jumlah sampel yang akan diteliti. Dengan
mengidentifikasi bahwa pull factor tujuan memberikan kepastian data
mempengaruhi wisatawan untuk melakukan kuantitatif dan memberikan batasan minimal
perjalanan dan niat berkunjung ulang data yang akan digunakan dalam penelitian.
(Baniya, 2017; Khuong & Ha, 2014). Teknik Penentuan Sampel
Dengan demikian, pull factor merupakan Pengambilan sampel dilakukan
faktor determinan yang akan mempengaruhi dengan teknik Purposive Sampling, yaitu
niat berkunjung ulang wisatawan ke suatu menentukan sampel dengan beberapa
destinasi wisata. pertimbangan tertentu, serta penyebaran
kuesioner menggunakan metode Accidental
METODE PENELITIAN Sampling. Teknik sampling dalam penelitian
Desain Riset ini akan memakai teknik purposive sampling
Penelitian ini menggunakan dengan kriteria:
pendekatan kuantitatif. Pendekatan 1. Wisatawan mancanegara, yaitu setiap
kuantitatif yaitu pendekatan penelitian pengunjung yang mengunjungi suatu
menggunakan data hasil jawaban survei negara di luar tempat tinggalnya,
yang dianalisis menggunakan teknik analisis didorong oleh satu atau beberapa
statistik (Sugiyono, 2018). Jenis metode keperluan tanpa bermaksud
penelitian ini adalah eksplanasi. Metode memperoleh penghasilan di tempat
eksplanasi digunakan untuk yang dikunjungi dan lamanya
menggambarkan suatu generalisasi atau kunjungan tersebut tidak lebih dari 12
menjelaskan hubungan suatu variabel (dua belas) bulan.
dengan variabel lainnya. Karena itu 2. Responden yang pernah berkunjung ke
penelitian eksplanasi menggunakan destinasi wisata masjid di Kota Batam
hipotesis dan untuk menguji hipotesis minimal 1 kali.
tersebut digunakan statistik inferensial 3. Wisatawan mancanegara yang tidak
(Bungin, 2016). Statistik inferensial sedang melakukan peribadatan atau
merupakan statistik yang digunakan untuk kegiatan keagamaan murni (misal,
menganalisis data sampel dan hasilnya akan sholat, mengaji, dan sejenisnya)
digeneralisasikan (diinferensikan) untuk 4. Usia antara 17 sampai dengan 60 tahun
populasi di mana sampel diambil (Sugiyono,
2018).

Ciptaan disebarluaskan di bawah Lisensi Creative Commons Atribusi 4.0 Internasional 62


JURNAL MANNER VOL. 2. NO. 1. Februari 2023 E-ISSN 2828-2760
DOI:xx.xxxxx P-ISSN 2828-3767

Metode pengumpulan data primer minimal 1 kali. Pengambilan sampel


dilakukan dengan cara menyebarkan form dilakukan dengan metode aksidental
kuesioner kepada wisatawan mancanegara sampling, yaitu menemui target secara
yang berkunjung ke Masjid Sultan Mahmud kebetulan di lokasi destinasi wisata religi
Riayat Syah, Masjid Agung Batam, Masjid masjid di Kota Batam. Teknik penentuan
Jabal Arafah, dan Masjid Sukajadi secara sampel dilakukan secara purposive dengan
aksidental selama 2 minggu. dilakukan screening sesuai kriteria sampel,
Jawaban kuesioner diukur dengan yaitu wisatawan mancanegara tanpa
menggunakan skala likert dengan rentang bermaksud memperoleh penghasilan di
empat untuk menghindari bias atau tempat yang dikunjungi dan lamanya
kecenderungan jawaban responden yang kunjungan tersebut tidak lebih dari 12 (dua
terpusat. Kriteria penilaian mulai dari 1 belas) bulan, yang tidak sedang melakukan
adalah Sangat Tidak Setuju dan 4 adalah peribadatan atau kegiatan keagamaan murni
Sangat Setuju. Berdasarkan skala Likert (misal, sholat, mengaji, dan sejenisnya) dan
tersebut, maka jawaban responden terhadap usia antara 17 sampai dengan 60 tahun. Hasil
pernyataan yang terdapat pada kuesioner penyebaran kuesioner sebanyak 105
diberi nilai sebagai berikut : eksemplar, dengan melebihkan 5 lembar dari
1 = Sangat Tidak Setuju (STS) jumlah minimum sampel dengan tujuan
2 = Tidak Setuju (TS) menghindari adanya kecacatan data dalam
3 = Setuju (S) pengisian kuesioner, seperti data ada yang
4 = Sangat Setuju (SS) tidak terisi atau data pengisian salah. Hasil
penyortiran diperoleh sebanyak 102
responden yang layak digunakan.
HASIL DAN PEMBAHASAN Karakteristik responden dalam
PENELITIAN penelitian ini meliputi: jenis kelamin, usia,
Responden dalam penelitian ini pendapatan, pendidikan, negara, dan waktu
adalah pengunjung atau wisatawan kunjungan. Berikut uraian hasil persepsi
mancanegara yang pernah berkunjung ke responden terkait karakteristik responden
destinasi wisata masjid di Kota Batam
Berdasarkan Tabel 4.1 diketahui pertanyaan yang diajukan pada responden.
karakteristik responden dari 102 responden, Teknik skoring yang digunakan dalam
sebagian besar responden yang berkunjung penelitian ini adalah mengikuti rentang skala
ke destinasi wisata religi masjid di Kota masing-masing variabel. Analisa ini
Batam berjenis kelamin perempuan dilakukan untuk menganalisa index jawaban
sebanyak 58 orang (56,9%) dan laki-laki per variabel, yang bertujuan untuk
sebanyak 44 orang (43,1%), dengan usia mengetahui gambaran deskriptif mengenai
terbanyak rentang usia 25-34 tahun jawaban item-item pernyataan responden.
sebanyak 56 orang (54,9%), pendidikan Analisa statistik deskriptif dilakukan dengan
terakhir Masters (Sarjana) sebanyak 42 menggunakan analisa three box method
orang (41,2%). Secara pendapatan dengan menentukan nilai indeks seperti
responden memiliki pendapatan perbulan berikut ini
sekitar 5-10 juta rupiah atau sekitar USD 333 Maka didapatkan perhitungan batas bawah
– USD 666 sebanyak 44 orang (43,1%) dan atas, antara lain:
dengan negara asal paling banyak dari Batas atas rentang Skor: (100x4)/4 = 100
Singapura sebanyak 32 orang (31,4%) kedua Batas bawah rentang skor: (100x1)/4 = 25
terbanyak Malaysia sebanyak 21 orang Kemudian batas atas dikurangi batas
(20,6%). Waktu kunjungan terbanyak adalah bawah maka ditemukan perhitungan 100-25
2 kali kunjungan sebanyak 49 orang (48%). = 75. Dengan menggunakan three box
Analisis Indeks Jawaban Responden method, maka 75 dibagi menjadi 3 bagian,
Analisis indeks jawaban per variabel sehingga menghasilkan rentang masing-
ini bertujuan mengetahui gambaran masing bagian sebesar 25 di mana akan
deskriptif mengenai jawaban atas item-item digunakan sebagai daftar interpretasi indeks

Ciptaan disebarluaskan di bawah Lisensi Creative Commons Atribusi 4.0 Internasional 63


JURNAL MANNER VOL. 2. NO. 1. Februari 2023 E-ISSN 2828-2760
DOI:xx.xxxxx P-ISSN 2828-3767

0,1966. Adapun hasil uji validitas yang


Hasil Pengujian Kualitas Data diperoleh dalam penelitian ini adalah
Pengujian instrumen penelitian yang sebagai berikut:
digunakan dalam penelitian ini adalah uji Sajian data dalam Tabel 4.5,
validitas dan uji reliabilitas. Uji validitas menunjukkan bahwa secara pernyataan-
menggunakan korelasi pearson correlation pernyataan yang terdapat di dalam masing-
dengan ketentuan suatu variabel dapat masing variabel diketahui bahwa nilai
dikatakan valid jika nilai rhitung lebih besar rhitung lebih besar daripada rtabel. Maka
dari rtabel dengan nilai signifikan yang lebih dari itu, dapat disimpulkan bahwa semua
kecil dari 0,05, sedangkan ketentuan dalam item pernyataan variabel dalam penelitian
uji reliabilitas adalah suatu variabel dapat ini adalah valid.
dikatakan reliabel apabila angka koefisien Uji Reliabilitas
Cronbach’s Alpha lebih besar dari 0,6. Uji reliabilitas dengan ketentuan
Uji Validitas bahwa variabel yang diteliti dinyatakan
Uji validitas dilakukan pada setiap reliabel apabila nilai cronbach’s alpha ()
item pernyataan kuesioner pada masing- adalah di atas 0,6. Hasil uji reliabilitas
masing variabel. Jumlah sampel (n) = 102 masing-masing variabel sebagai berikut:
dan α = 0,05 (5%), sehingga didapat rtabel =
Hasil uji reliabilitas yang disajikan dalam memperoleh nilai Cronbach’s Alpha yang
tabel 4.6 menunjukkan bahwa semua lebih besar dari 0,6. Artinya, semua variabel
variabel yang digunakan dalam penelitian dinyatakan reliabel.

Uji Asumsi Klasik


Uji Normalitas
Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah model regresi variabel terikat dan variabel
bebas keduanya mempunyai distribusi normal ataukah tidak. Uji normalitas data dilakukan
dengan menggunakan Kolmogorov-Smirnov. Berikut hasil uji normalitas:

Tabel 4.1 Hasil Uji Regresi Normalitas


One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized
Residual
N 102
Normal Parametersa,b Mean ,0000000
Std. ,80788159
Deviation
Most Extreme Absolute ,064
Differences Positive ,064
Negative -,059
Test Statistic ,064
Asymp. Sig. (2-tailed) ,200c,d
Sumber: Data Primer diolah (2022)

Tabel 4.7. diatas diketahui bahwa Service (X7), dan Minat Kunjung Ulang (Y)
nilai statistik Kolmogorov-Smirnov yang berdistribusi normal.
diperoleh nilai Asymp. Sig. (2-tailed) yang Berdasarkan Gambar 4.1, terlihat
diperoleh nilai 0,200 lebih besar dari 0,05, bahwa tidak ada pola yang jelas serta titik-
sehingga dapat disimpulkan bahwa model titik yang menyebar di atas dan di bawah
regresi Edukasi (X1), Interpersonal (X2), angka 0 pada sumbu Y, maka dapat
Fisiologis (X3), Atraksi Wisata (X4), disimpulkan bahwa model regresi variabel
Amenitas (X5), Aksesibilitas (X6), Ancillary Edukasi (X1), Interpersonal (X2), Fisiologis

Ciptaan disebarluaskan di bawah Lisensi Creative Commons Atribusi 4.0 Internasional 64


JURNAL MANNER VOL. 2. NO. 1. Februari 2023 E-ISSN 2828-2760
DOI:xx.xxxxx P-ISSN 2828-3767

(X3), Atraksi Wisata (X4), Amenitas (X5), religi masjid di Kota Batam, hipotesis
Aksesibilitas (X6), Ancillary Service (X7), 5 diterima karena tingkat signifikansi
dan Minat Kunjung Ulang (Y) tidak terjadi 0,002 < t sig. 0,05.
heteroskedastisitas. 6. Aksesibilitas berpengaruh terhadap
Uji Multikolinearitas minat kunjungan ulang pada destinasi
Uji Multikolinearitas pendeteksiannya wisata religi masjid di Kota Batam,
dilakukan dengan menggunakan tolerance hipotesis 6 diterima karena tingkat
value dan Variance Inflation Factor (VIF). signifikansi 0,014 < t sig. 0,05.
Jika nilai tolerance value > 0.10 dan VIF < 7. Ancillary Service berpengaruh
10, maka tidak terjadi Multikolinearitas, terhadap minat kunjungan ulang pada
sebaliknya jika nilai tolerance value < 0.10 destinasi wisata religi masjid di Kota
dan VIF > 10 maka terjadi Multikolinearitas. Batam, hipotesis 7 diterima karena
Berdasarkan hasil pengujian tingkat signifikansi 0,017 < t sig. 0,05.
Multikolinearitas yang dilakukan dengan
melihat nilai VIF yang diperoleh dari Pembahasan Penelitian
pengujian, diperoleh hasil sebagai berikut: Penelitian ini mengkaji pengaruh
Berdasarkan tabel 4.8 dapat diketahui faktor pendorong dan penarik terhadap
bahwa semua variabel memiliki nilai minat kunjungan ulang wisatawan
tolerance value > 0.10 dan VIF < 10, yang mancanegara ke destinasi wisata religi
berarti bahwa pada model regresi variabel masjid Kota Batam. Studi ini memberikan
Edukasi (X1), Interpersonal (X2), Fisiologis kontribusi untuk pemahaman keseluruhan
(X3), Atraksi Wisata (X4), Amenitas (X5), tentang mengapa wisatawan mancanegara
Aksesibilitas (X6), Ancillary Service (X7) berencana untuk mengunjungi kembali
tidak terjadi Multikolinearitas. destinasi wisata religi masjid Kota Batam.
Menggambar dari struktur konseptual teori
Uji Hipotesis t Motivasi Abraham Maslow dan push and
Berdasarkan Tabel 4.9 Dari hasil uji pull dari Khuong & Ha (2014), minat
t yang telah dilakukan, dapat disimpulkan kunjungan ulang wisatawan mancanegara
bahwa: dinilai baik dari segi variabel sosio-
1. Motivasi edukasi berpengaruh psikologisnya, yang secara luas dikenal
signifikan terhadap minat kunjungan sebagai faktor pendorong dan atribut
ulang pada destinasi wisata religi destinasi wisata juga dikenal sebagai faktor
masjid di Kota Batam, hipotesis 1 penarik.
diterima karena tingkat signifikansi Dalam penelitian ini faktor
0,010 < t sig. 0,05. pendorong meliputi edukasi, interpersonal,
2. Motivasi interpersonal berpengaruh fisiologis dan faktor penarik meliputi
terhadap minat kunjungan ulang pada variabel atraksi wisata, amenitas,
destinasi wisata religi masjid di Kota aksesibilitas, dan ancillary service terhadap
Batam, hipotesis 2 diterima karena minat kunjung ulang.
tingkat signifikansi 0,018 < t sig. 0,05. Pengaruh Edukasi terhadap Minat Kunjung
3. Motivasi fisiologis berpengaruh Ulang Wisatawan
terhadap minat kunjungan ulang pada Hasil penelitian menunjukkan
destinasi wisata religi masjid di Kota bahwa motivasi edukasi berpengaruh
Batam, hipotesis 3 diterima karena signifikan terhadap minat kunjung ulang
tingkat signifikansi 0,019 < t sig. 0,05. wisatawan mancanegara ke destinasi wisata
4. Atraksi berpengaruh terhadap minat religi masjid Kota Batam, dengan nilai
kunjungan ulang pada destinasi wisata koefisien regresi 0,149 (positif). Ini berarti
religi masjid di Kota Batam, hipotesis motivasi edukasi memberikan kontribusi
4 diterima karena tingkat signifikansi nyata terhadap perubahan minat kunjung
0,001 < t sig. 0,05. ulang wisatawan mancanegara ke destinasi
5. Amenitas berpengaruh terhadap minat wisata religi masjid Kota Batam. Semakin
kunjungan ulang pada destinasi wisata tinggi motivasi edukasi maka dapat

Ciptaan disebarluaskan di bawah Lisensi Creative Commons Atribusi 4.0 Internasional 68


JURNAL MANNER VOL. 2. NO. 1. Februari 2023 E-ISSN 2828-2760
DOI:xx.xxxxx P-ISSN 2828-3767

meningkatkan minat kunjung ulang


wisatawan mancanegara ke destinasi wisata Pengaruh Fisiologis terhadap Minat Kunjung
religi masjid Kota Batam. Ulang Wisatawan
Hasil penelitian menunjukkan
Pengaruh Interpersonal terhadap Minat bahwa motivasi fisiologis berpengaruh
Kunjung Ulang Wisatawan signifikan terhadap minat kunjung ulang
Hasil penelitian menunjukkan wisatawan mancanegara ke destinasi wisata
bahwa motivasi interpersonal berpengaruh religi masjid Kota Batam, dengan nilai
signifikan terhadap minat kunjung ulang koefisien regresi 0,143 (positif). Ini berarti
wisatawan mancanegara ke destinasi wisata motivasi fisiologis memberikan kontribusi
religi masjid Kota Batam, dengan nilai nyata terhadap perubahan minat kunjung
koefisien regresi 0,120 (positif). Ini berarti ulang wisatawan mancanegara ke destinasi
motivasi interpersonal memberikan wisata religi masjid Kota Batam. Semakin
kontribusi nyata terhadap perubahan minat tinggi motivasi fisiologis maka dapat
kunjung ulang wisatawan mancanegara ke meningkatkan minat kunjung ulang
destinasi wisata religi masjid Kota Batam. wisatawan mancanegara ke destinasi wisata
Semakin tinggi motivasi interpersonal maka religi masjid Kota Batam.
dapat meningkatkan minat kunjung ulang Hasil penelitian ini menunjukkan
wisatawan mancanegara ke destinasi wisata motivasi fisiologis merupakan prediktor
religi masjid Kota Batam. penting dalam meningkatkan minat
Hasil penelitian ini menunjukkan berkunjung ulang wisatawan mancanegara
motivasi interpersonal merupakan prediktor ke destinasi wisata religi masjid Kota
penting dalam meningkatkan minat Batam. Ini karena pengelola destinasi wisata
berkunjung ulang wisatawan mancanegara religi masjid Kota Batam memberikan
ke destinasi wisata religi masjid Kota dorongan wisata religi yang memberikan
Batam. Ini karena pengelola destinasi wisata keindahan dan kemegahan masjid serta
religi masjid Kota Batam memberikan menjadikan masjid menjadi ikonik Kota
dorongan wisata religi yang memberikan Batam. Hal yang dapat ditingkatkan
nilai prestise bagi Wisman dan memberikan pengelola destinasi wisata religi masjid Kota
dorongan memperkuat hubungan dengan Batam adalah memberikan tampilan masjid
pasangan, keluarga, kerabat atau teman bagi yang tidak hanya indah dan megah serta
wisatawan. Hal yang dapat ditingkatkan ikonik namun juga memberikan stimulus
pengelola destinasi wisata religi masjid Kota relaksasi atau kenangan yang membuat
Batam adalah memberikan ruang bahagia karena wisatawan kadang
berinteraksi secara sosial dan mengenal membutuhkan penyegaran dengan ingin
budaya suatu masyarakat dan memberikan mengunjungi kembali destinasi wisata religi
pemandangan yang menarik yang dapat yang pernah dikunjunginya.
dinikmati Wisman. Kondisi ini disebabkan
bahwa suatu tempat yang dikunjungi, Pengaruh Atraksi Wisata terhadap Minat
terutama yang jauh dari tempat kelahiran Kunjung Ulang Wisatawan
dan tempat tinggalnya selalu menjadi hal Hasil penelitian menunjukkan
yang menarik. Tidak hanya sebagai bahwa atraksi wisata berpengaruh signifikan
pengalaman seru dan namun juga terhadap minat kunjung ulang wisatawan
memberikan dorongan merelaksasikan diri mancanegara ke destinasi wisata religi
dari rutinitas hidup. Sejalan pendapat Amaro masjid Kota Batam, dengan nilai koefisien
et al. (2018) wisatawan mengunjungi regresi 0,139 (positif). Ini berarti atraksi
destinasi wisata religi bukan hanya karena wisata memberikan kontribusi nyata
sentimen keagamaan, tetapi karena ingin terhadap perubahan minat kunjung ulang
menghindari rutinitas sehari-hari dari wisatawan mancanegara ke destinasi wisata
tekanan masyarakat untuk menemukan jenis religi masjid Kota Batam. Semakin banyak
kehidupan yang berbeda, sehingga daya tarik atraksi wisata maka dapat
wisatawan seperti ini dimiripkan dengan meningkatkan minat kunjung ulang
backpacker. wisatawan mancanegara ke destinasi wisata

Ciptaan disebarluaskan di bawah Lisensi Creative Commons Atribusi 4.0 Internasional 69


JURNAL MANNER VOL. 2. NO. 1. Februari 2023 E-ISSN 2828-2760
DOI:xx.xxxxx P-ISSN 2828-3767

religi masjid Kota Batam. Hasil penelitian ini menunjukkan


Hasil penelitian ini menunjukkan aksesibilitas merupakan prediktor penting
atraksi wisata merupakan prediktor penting dalam meningkatkan minat berkunjung
dalam meningkatkan minat berkunjung ulang wisatawan mancanegara ke destinasi
ulang wisatawan mancanegara ke destinasi wisata religi masjid Kota Batam. Ini karena
wisata religi masjid Kota Batam. Ini karena responden tertarik adanya lokasi bandara
pengelola destinasi wisata religi masjid Kota yang tidak jauh dari tempat tujuan wisata,
Batam memberikan tarikan wisata religi akses informasi, seperti petunjuk arah yang
yang memberikan daya tarik yang dapat jelas dan mudah dipahami, akses jalan yang
disaksikan dan adanya aktivitas wisata yang mudah menuju destinasi wisata, dan
dapat dilakukan oleh wisatawan tersedianya angkutan/kendaraan umum yang
mancanegara. Secara destinasi wisata religi, mudah ditemui di destinasi wisata.
atraksi wisata Kota Batam semakin lengkap. Aksesibilitas mencakup dukungan
Ini karena diresmikannya Masjid Sultan sistem transportasi yang meliputi: rute atau
Mahmud Riayat Syah. Masjid tersebut jalan transportasi, fasilitas terminal,
memiliki bangunan megah dengan nilai dan bandara, pelabuhan, dan moda transportasi
filosofi besar. Arsitekturnya perpaduan Arab yang lain. Hal yang dapat ditingkatkan oleh
dan Melayu dengan kiblat desainnya Masjid pengelola destinasi wisata religi masjid Kota
Nabawi di Madinah. Batam adalah membangun infrastruktur
seperti akses jalan yang memadai dan mudah
Pengaruh Amenitas terhadap Minat Kunjung terutama menghubungkan antar destinasi
Ulang Wisatawan wisata masjid ke masjid yang lain. Fasilitas
Hasil penelitian menunjukkan angkutan atau kendaraan umum menuju de
bahwa amenitas berpengaruh signifikan stinasi juga perlu ditingkatkan karena tidak
terhadap minat kunjung ulang wisatawan semua Wisman menyewa kendaraan sendiri.
mancanegara ke destinasi wisata religi fakta yang ada terminal cukup baik akan
masjid Kota Batam, dengan nilai koefisien tetapi tidak ada bus yang khusus untuk
regresi 0,144 (positif). Ini berarti amenitas pariwisata, jika wisatawan ingin ke destinasi
memberikan kontribusi nyata terhadap wisata masjid, pihak Dinas pariwisata
perubahan minat kunjung ulang wisatawan menyediakan bus dari Dinas Pariwisata,
mancanegara ke destinasi wisata religi namun biasanya wisatawan untuk sekarang
masjid Kota Batam. Semakin lengkap ini menggunakan mobil rental sendiri yan
amenitas atau fasilitas maka dapat gsudah disediakan oleh akomodasi. Untuk
meningkatkan minat kunjung ulang jalur darat perlu ditingkatkan karena letak
wisatawan mancanegara ke destinasi wisata destinasi wisata antar masjid masih terbilang
religi masjid Kota Batam. cukup jauh jaraknya.
Jalur udara melalui bandara sudah
Pengaruh Aksesibilitas terhadap Minat cukup baik karena dapat menampung
Kunjung Ulang Wisatawan banyak pesawat, akan tetapi akses ke
Hasil penelitian menunjukkan destinasi wisata religi masjid masih cukup
bahwa aksesibilitas berpengaruh signifikan jauh sehingga diperlukan adanya fasilitas
terhadap minat kunjung ulang wisatawan untuk mendukung hal tersebut. Jalur laut
mancanegara ke destinasi wisata religi juga sudah cukup baik karena memiliki
masjid Kota Batam, dengan nilai koefisien banyak jalur laut yang bisa membawa
regresi 0,134 (positif). Ini berarti wisatawan untuk berkunjung ke Kota
aksesibilitas memberikan kontribusi nyata Batam, khususnya ke destinasi wisata religi
terhadap perubahan minat kunjung ulang masjid. Kondisi pelabuhan juga sudah cukup
wisatawan mancanegara ke destinasi wisata bagus dan beraspal sehingga memudahkan
religi masjid Kota Batam. Semakin baik Wisman yang datang.
aksesibilitas maka dapat meningkatkan Hasil temuan ini menunjukkan
minat kunjung ulang wisatawan semakin mudah akses untuk mengunjungi
mancanegara ke destinasi wisata religi destinasi wisata maka dapat menarik
masjid Kota Batam.

Ciptaan disebarluaskan di bawah Lisensi Creative Commons Atribusi 4.0 Internasional 70


JURNAL MANNER VOL. 2. NO. 1. Februari 2023 E-ISSN 2828-2760
DOI:xx.xxxxx P-ISSN 2828-3767

wisatawan untuk berkunjung kembali ke masjid saja tanpa ada pos yang menjaga
destinasi yang sama, yang sebelumnya Wisman.
mungkin belum ada akses yang mudah. Hal yang dapat ditingkatkan oleh
Hasil penelitian Miarsih & Anwani (2018) pengelola destinasi wisata religi masjid Kota
menunjukkan aksesibilitas berpengaruh Batam terutama tingkat keamanan
positif terhadap minat berkunjung pengunjung dengan memberikan pos-pos
wisatawan. penjagaan. Hal lain adalah memberikan
fasilitas tambahan jaringan komunikasi yang
Pengaruh Ancillary Service terhadap Minat lancar, tempat sampah yang banyak, dan
Kunjung Ulang Wisatawan ketersediaan ATM atau alat tukar yang
Hasil penelitian menunjukkan mudah dijangkau.
bahwa ancillary service (pelayanan Variabel yang paling bermakna
tambahan) berpengaruh signifikan terhadap kedua adalah faktor penarik amenitas. Hal
minat kunjung ulang wisatawan ini menjelaskan bahwa tujuan utama
mancanegara ke destinasi wisata religi wisatawan tertarik untuk mengunjungi ulang
masjid Kota Batam, dengan nilai koefisien destinasi wisata religi masjid Kota Batam
regresi 0,081 (positif). Ini berarti ancillary karena sarana dan prasarana yang
service (pelayanan tambahan) memberikan dibutuhkan wisatawan di suatu daerah
kontribusi nyata terhadap perubahan minat tujuan wisata terpenuhi. Temuan ini sejalan
kunjung ulang wisatawan mancanegara ke dengan penelitian Alfitriani et al. (2021) dan
destinasi wisata religi masjid Kota Batam. Lustono & Permatasari (2022) bahwa
Semakin lengkap ancillary service amenitas berpengaruh secara signifikan
(pelayanan tambahan) maka dapat terhadap minat kunjung ulang wisatawan.
meningkatkan minat kunjung ulang Amenitas adalah peningkatan kelengkapan
wisatawan mancanegara ke destinasi wisata fasilitas pendukung kegiatan wisata.
religi masjid Kota Batam. Amenitas merupakan segala fasilitas yang
Hasil penelitian ini menunjukkan digunakan untuk memenuhi kebutuhan
ancillary service (pelayanan tambahan) wisatawan saat melakukan kegiatan wisata
merupakan prediktor penting dalam di suatu objek wisata, seperti fasilitas makan
meningkatkan minat berkunjung ulang dan minum, hiburan, pusat perbelanjaan dan
wisatawan mancanegara ke destinasi wisata lain sebagainya. Hal ini diperkuat dengan
religi masjid Kota Batam. Ini karena Peraturan Pemerintah No. 50 Tahun 2011
responden tertarik karena ada sarana mengenai Rencana Induk Pembangunan
penunjang tambahan yang mampu Kepariwisataan Nasional 2010-2025 secara
menambah rasa nyaman wisatawan saat implisit memperhatikan bahwa amenitas
melakukan aktivitas wisata ke destinasi produk destinasi terdiri dari tiga kategori
wisata religi masjid di Kota Batam, seperti yaitu prasarana umum, fasilitas umum dan
adanya pemandu wisata yang memberikan fasilitas pariwisata.
petunjuk atau informasi mengenai tempat Hasil ini memberikan implikasi
tujuan wisata, tersedianya jaringan bahwa pihak manajemen pengelola wisata
komunikasi, jaminan keamanan dalam atau pemerintah daerah dapat memperkuat
berkunjung, tempat sampah, dan tersedianya faktor tarikan dengan variabel amenitas. Hal
ATM. yang harus diperkuat adalah peningkatan
Kondisi yang ada mengenai kelengkapan fasilitas pendukung kegiatan
pelayanan tambahan, misalnya bank masih wisata religi seperti tersedianya fasilitas
ada kesenjangan antara destinasi wisata makan dan minum bagi wisatawan,
masjid yang satu dengan lainnya sehingga tersedianya loket bagi wisatawan destinasi
ada yang mudah dijangkau dan ada yang wisata religi masjid, adanya pusat informasi
sulit dijangkau oleh Wisman. Kondisi pos di destinasi wisata, tersedianya fasilitas
yang disediakan di sekitar masjid juga tidak toilet umum bagi wisatawan, tersedianya
ada, yang ada hanya rumah nuje (pesuruh area parkir yang luas, dan terdapat adanya
masjid). Artinya, yang menjadi pusat penjual cinderamata di sekitar destinasi
keamanan dan menjaganya adalah pesuruh

Ciptaan disebarluaskan di bawah Lisensi Creative Commons Atribusi 4.0 Internasional 71


JURNAL MANNER VOL. 2. NO. 1. Februari 2023 E-ISSN 2828-2760
DOI:xx.xxxxx P-ISSN 2828-3767

wisata religi. Selain itu, fasilitas juga perlu religi masjid di Kota Batam, semakin
diperhatikan menyangkut ketersediaan lengkap amenitas maka semakin tinggi
akomodasi di sekitar lokasi, pusat informasi, minat kunjung ulang Wisman pada
dan fasilitas kenyamanan lainnya. Hasil destinasi wisata religi masjid di Kota
observasi menunjukkan bahwa Pusat Batam
Informasi Wisata (TIC) tidak berjalan f) Aksesibilitas berpengaruh terhadap
dengan baik karena kegiatan yang dilakukan minat kunjungan ulang pada destinasi
seperti brosur dan kegiatan famtrip wisata religi masjid di Kota Batam,
(familiarization trip) belum efektif semakin mudah aksesibilitas maka
meningkatkan kunjungan. Dinas pariwisata semakin tinggi minat kunjung ulang
seharusnya menggunakan cara lain untuk Wisman pada destinasi wisata religi
pusat informasi wisata misalnya membuat masjid di Kota Batam
film tentang wisata religi tersebut dan segera g) Ancillary Service berpengaruh terhadap
dijalankan TIC di daerah pelabuhan. minat kunjungan ulang pada destinasi
wisata religi masjid di Kota Batam,
KESIMPULAN semakin lengkap fasilitas tambahan
Berdasarkan hasil analisis dan maka semakin tinggi minat kunjung
pembahasan yang sudah dilakukan maka ulang Wisman pada destinasi wisata
dapat disimpulkan hasil temuan ini sebagai religi masjid di Kota Batam
berikut:
a) Motivasi edukasi berpengaruh DAFTAR PUSTAKA
signifikan terhadap minat kunjungan Abdullah, T. (2017). Penilaian Wisatawan
ulang pada destinasi wisata religi akan Atribut Pariwisata di Kota Batu.
masjid di Kota Batam, semakin tinggi Tourism and Hospitality Essentials
motivasi edukasi maka semakin tinggi (THE) Journal, 7(2), 91–96.
minat kunjung ulang Wisman pada Afriesta, C. L. B., Kurniawan, H. E., &
destinasi wisata religi masjid di Kota Ekasiwi, S. N. N. (2020). Korelasi
Batam Antara Push dan Pull Factor Wisata
b) Motivasi interpersonal berpengaruh Kawasan dan Bangunan Bersejarah.
terhadap minat kunjungan ulang pada Jurnal Pariwisata Terapan, 4(1), 1–
destinasi wisata religi masjid di Kota 11.
Batam, semakin tinggi motivasi Ajzen, I. (2012). The theory of planned
interpersonal maka semakin tinggi behavior. Handbook of Theories of
minat kunjung ulang Wisman pada Social Psychology: Volume 1, (July),
destinasi wisata religi masjid di Kota 438–459.
Batam https://doi.org/10.4135/978144624921
c) Motivasi fisiologis berpengaruh 5.n22
terhadap minat kunjungan ulang pada Alfitriani, Putri, W. A., & Ummasyroh.
destinasi wisata religi masjid di Kota (2021). Pengaruh Komponen 4A
Batam, semakin tinggi motivasi Terhadap Minat Kunjung Ulang
fisiologis maka semakin tinggi minat Wisatawan Pada Destinasi Wisata
kunjung ulang Wisman pada destinasi Bayt Al-Qur’an Al-Akbar Kota
wisata religi masjid di Kota Batam. Palembang. JAMB: Jurnal Aplikasi
d) Atraksi berpengaruh terhadap minat Manajemen & Bisnis, 1(2), 66–77.
kunjungan ulang pada destinasi wisata Amaro, S., Antunes, A., & Henriques, C.
religi masjid di Kota Batam, semakin (2018). A closer look at Santiago de
banyak atraksi wisata maka semakin Compostela’s pilgrims through the
tinggi minat kunjung ulang Wisman lens of motivations. Tourism
pada destinasi wisata religi masjid di Management, 64, 271–280.
Kota Batam https://doi.org/10.1016/j.tourman.201
e) Amenitas berpengaruh terhadap minat 7.09.007
kunjungan ulang pada destinasi wisata Badan Pengusahaan Batam. (2022). Batam

Ciptaan disebarluaskan di bawah Lisensi Creative Commons Atribusi 4.0 Internasional 72


JURNAL MANNER VOL. 2. NO. 1. Februari 2023 E-ISSN 2828-2760
DOI:xx.xxxxx P-ISSN 2828-3767

adalah pulau dengan sejuta peluang Attributes and Destination Image


pada berbagai sektor. Salah satu yang Relationship in Volatile Tourist
tidak boleh terlewatkan adalah sektor Destination: Role of Perceived Risk.
pariwisata. Diambil 8 September 2022, Metamorphosis, 14(2), 1–19.
dari https://bpbatam.go.id/tentang- https://doi.org/10.1177/097262252015
batam/destinasi-wisata/ 0203
Badan Pusat Statistik Indonesia. (2022). Chaliq, A. (2011). Manajemen haji dan
Pariwisata. Diambil 8 September 2022, wisata religi. Jakarta: Mitra Cendekia.
dari Cooper, C., Fletcher, J., Gilbert, D., Fyall,
https://www.bps.go.id/subject/16/pari A., & Wanhill, S. (2008). Tourism:
wisata.html#subjekViewTab3 Principles and Practice (4 ed.).
Badan Pusat Statistik Kota Batam. (2022). London: Pearson Education, Inc.
Wisatawan Mancanegara Ke Kota Dessler, G. (2015). Fundamentals of Human
Batam Menurut Kebangsaan. Diambil Resource Management. England:
8 September 2022, dari Pearson.
https://batamkota.bps.go.id/indicator/1 Engel, J. F., Blackwell, R. D., & Miniard, P.
6/91/1/wisatawan-mancanegara-ke- W. (2013). Perilaku Konsumen.
kota-batam-menurut-kebangsaan.html Tangerang: Binarupa Aksara.
Bahrudin, A. (2017). Inovasi Daerah Sektor Gazalba, S. (1982). Mesjid, pusat ibadat dan
Pariwisata (Studi Kasus Inovasi kebudayaan Islam. Jakarta: Pustaka
Pembangunan Pariwisata Kab Antara.
Purworejo Jawa Tengah). Mimbar Ghozali, I. (2016). Aplikasi Analisis
Administrasi, 1(1), 50–69. Multivarians Dengan Program IBM
Baniya, R. (2017). Push and Pull Factors and SPSS 23, Cetakan III. Semarang:
their effects on International Tourists ’ Badan Penerbit Undip.
Revisit Intention to Nepal. The GAZE Harianto, S. P., Tsani, M. K., Santoso, T.,
Journal of Tourism and Hospitality, Masruri, N. W., & Winarno, G. D.
8(July), 20–39. (2021). Penilaian Wisatawan Terhadap
https://doi.org/10.3126/gaze.v8i0.178 Komponen Destinasi Wisata: Atraksi,
30 Amenitas, Aksesibilitas dan Pelayanan
Baptista, E. A., Saldanha, E. D. S., & Vong, Tambahan Pada Objek Wisata Kebun
M. F. (2020). The Mediating Effect of Raya Liwa. Jurnal Ilmu Kehutanan,
Tourist Satisfaction among Pull and 15(1), 13–27.
Push Factors on Tourists’ Behavioural https://doi.org/10.22146/jik.v15i1.151
Intentions. Timor-Leste Journal of 5
Business and Management, 2(1), 66– Hermawan, D., Nurdin, B. V., &
70. Hutagalung, S. S. (2022). Changes in
Bond, N., Packer, J., & Ballantyne, R. Tourist Interests During a Pandemic: A
(2014). Exploring Visitor Experiences, Study of Travel Choices and
Activities and Benefits at Three Motivations Post COVID-19
Religious Tourism Sites. International Pandemic. Proceedings of the
Journal of Tourism Research, 17(5), Universitas Lampung International
471–481. https://doi.org/10.1002/jtr Conference on Social Sciences
Buhalis, D. (2000). Marketing the (ULICoSS 2021), 628, 1–5.
competitive destination of the future. https://doi.org/10.2991/assehr.k.22010
Tourism Management, 21, 97–116. 2.069
Bungin, B. (2016). Penelitian Kualitatif: Holloway, J. C., & Humphreys, C. (2016).
Komunikasi, Ekonomi, Kebijakan The business of tourism. New York:
Publik, dan Ilmu Sosial lainnya. Pearson Education, Inc.
Jakarta: Kencana Prenada Media Judisseno, R. K. (2017). Aktivitas dan
Group. kompleksitas kepariwisataan: suatu
Chahal, H., & Devi, A. (2015). Destination tinjauan tentang kebijakan

Ciptaan disebarluaskan di bawah Lisensi Creative Commons Atribusi 4.0 Internasional 73


JURNAL MANNER VOL. 2. NO. 1. Februari 2023 E-ISSN 2828-2760
DOI:xx.xxxxx P-ISSN 2828-3767

pengembangan kepariwisataan. motivations and behavior–the case of


Jakarta: Gramedia Pustaka Utama. the pilgrimage center in Krakow
Juliadi. (2007). Masjid Agung Banten, Nafas (Poland). Journal of Tourism and
Sejarah dan Budaya. Yogyakarta: Cultural Change, 16(4), 416–435.
Ombak. https://doi.org/10.1080/14766825.201
Kemenparekraf. (2022). Tahun pemulihan 7.1332068
pariwisata, 550 juta wisatawan Liro, J., Sołjan, I., & Bilska-Wodecka, E.
nusantarabakal wara-wiri tahun ini. (2018). Spatial changes of pilgrimage
Diambil 8 September 2022, dari centres in pilgrimage studies: A review
https://pedulicovid19.kemenparekraf.g and contribution to future research.
o.id/tahun-pemulihan-pariwisata-550- International Journal of Religious
juta-wisatawan-nusantara-bakal-wara- Tourism and Pilgrimage, 6(3), 5–17.
wiri-tahun-ini/ Lustono, & Permatasari, K. D. (2022).
Kepri.antaranews.com. (2022). Batam Pengaruh Media Sosial, Aksesibilitas,
Perbanyak destinasi Wisata Seiring Fasilitas, Event Pariwisata, dan Daya
Peningkatan Wisman. Diambil 25 Tarik Wisata Terhadap Minat Kunjung
Oktober 2022, dari Wisatawan di Desa Wisata Pagak,
https://kepri.antaranews.com/berita/12 Banjarnegara. MEDIKONIS: Jurnal
2481/batam-perbanyak-destinasi- Media Komunikasi dan Bisnis, 13(1),
wisata-seiring-peningkatan-wisman 41–52.
Khuong, M. N., & Ha, H. T. T. (2014). The Mahendra, D. M., & Althalets, F. (2022).
Influences of Push and Pull Factors on Pengaruh Pengembangan Destinasi
the International Leisure Tourists’ Wisata Terhadap Minat Kunjungan
Return Intention to Ho Chi Minh City, Wisatawan Pada Desa Pela Kecamatan
Vietnam — A Mediation Analysis of Kota Bangun Kabupaten Kutai
Destination Satisfaction. International Kartanegara. ETNIK: Jurnal Ekonomi
Journal of Trade, Economics and - Teknik, 1(4), 306–316.
Finance, 5(6), 490–496. Marpaung, B. (2019). Pengaruh Daya Tarik,
https://doi.org/10.7763/ijtef.2014.v5.4 Kualitas Pelayanan, Fasilitas Dan
21 Keselamatan Dengan Kepuasan
Kim, S., Park, J. H., Lee, D. K., Son, Y., Wisatawan Sebagai Variabel
Yoon, H., Kim, S., … Yoon, H. (2017). Intervening Terhadap Minat
The impacts of weather on tourist Kunjungan Ulang Wisatawan. Jurnal
satisfaction and revisit intention: a Penelitian Manajemen, 1(2), 144–156.
study of South Korean domestic Diambil dari file:///C:/Users/Perpus
tourism. Asia Pacific Journal of STIE/Downloads/294-Article Text-
Tourism Research, 0(0), 1–14. 848-1-10-20200611.pdf
https://doi.org/10.1080/10941665.201 Marsono, Prihantara, F., Irawan, P., & Sari,
7.1357640 Y. K. (2016). Dampak Pariwisata
Kotler, P., & Armstrong, G. (2016). Prinsip- Religi Kawasan Masjid Sunan Kudus
prinsip Pemasaran. Jakarta: Erlangga. Terhadap Ekonomi Lingkungan Dan
Kotler, P., & Keller, K. (2016). Marketing Sosial Budaya. Yogyakarta: Gadjah
management (15 ed.). England: Mada University Press.
Pearson Education, Inc. Miarsih, G. S., & Anwani. (2018). Analisis
Liro, J. (2020). Visitors ’ motivations and Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi
behaviours at pilgrimage centres : push Minat Berkunjung Wisatawan Ke
and pull perspectives. Journal of Obyek Wisata Religi Masjid Gedhe
Heritage Tourism, 1–22. Kauman Yogyakarta. Journal of
https://doi.org/10.1080/1743873X.202 Tourism and Economic, 1(2), 117–123.
0.1761820 Munawwir, A. W. (2002). Kamus Al
Liro, J., Sołjan, I., & Bilska-Wodecka, E. Munawwir ;Arab Indonesia
(2017). Visitors’ diversified terlengkap. Surabaya: Pustaka

Ciptaan disebarluaskan di bawah Lisensi Creative Commons Atribusi 4.0 Internasional 74


JURNAL MANNER VOL. 2. NO. 1. Februari 2023 E-ISSN 2828-2760
DOI:xx.xxxxx P-ISSN 2828-3767

Progressif. Empat.
Muthmainnah, S. R., & Rubiyanti, R. N. Santoso, S. (2016). Panduan Lengkap SPSS
(2020). Pengaruh Faktor Pendorong Versi 23. Jakarta: Elex Media
Dan Penarik Minat Wisata Halal Ke Komputindo.
Luar Negeri Dengan Religiusitas Schiffman, L., & Kanuk, L. L. (2018).
Sebagai Variabel Moderator. Jurnal Perilaku Konsumen. Jakarta Barat: PT
Penelitian Ilmu Manajemen (JPIM), INDEKS.
5(3), 274–285. Sihombing, D. A., & Misna. (2021). Analisis
Naumov, N. (2020). Contemporary Niat Kunjungan Kembali Wisatawan
Christian travel – pilgrimage, practice Domestik Ke Kota Batam. Jurnal
and place. Current Issues in Tourism, Pemasaran Kompetitif, 04(2), 143–
23(3), 390–392. 156.
https://doi.org/10.1080/13683500.201 Silalahi, U. (2018). Metode Penelitian
9.1637106 Sosial. Bandung: Refika Aditama.
Nikjoo, A. H., & Ketabi, M. (2015). The role Sołjan, I., & Liro, J. (2020). The changing
of push and pull factors in the way roman catholic pilgrimage centres in
tourists choose their destination. Europe in the context of contemporary
Anatolia : An International Journal of socio-cultural changes. Social and
Tourism and Hospitality Research, Cultural Geography, 23(3), 380–403.
(April), 1–12. https://doi.org/10.1080/14649365.202
https://doi.org/10.1080/13032917.201 0.1739322
5.1041145 Subadra, I. N., Sutapa, I. K., Artana, I. W.
Ningtiyas, E. A., Alvianna, S., Hidayatullah, A., Yuni, L. K. H. K., & Sudiarta, M.
S., & Sutanto, D. H. (2021). Analisis (2019). Investigating Push And Pull
pengaruh attraction, accessibility, Factors Of Tourists Visiting Bali As A
amenity, ancillary terhadap minat World Tourism Destination.
berkunjung wisatawan melalui International Journal Of
loyalitas wisatawan sebagai variabel Multidisciplinary Educational
mediasi. Media Wisata, 19(1), 83–96. Research, 8(8), 253–269.
https://doi.org/10.36275/mws https://doi.org/10.6084/m9.figshare.99
Padin, C., Svensson, G., & Wood, G. (2016). 16247
A model of pilgrimage tourism: Sugiyono. (2018). Metode Penelitian
process, interface, people and Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D.
sequence. European Business Review, Bandung: Alfabeta.
28(1), 77–95. Tan, W. (2016). Repeat visitation : A study
https://doi.org/10.1108/EBR-01-2015- from the perspective of leisure
0003 constraint, tourist experience,
Prajawati, M. I. (2019). Competitiveness of destination images, and experiential
Sharia Tourism Destination. familiarity. Journal of Destination
Management and economics journal, Marketing & Management, 1–10.
4(1), 73–80. https://doi.org/10.1016/j.jdmm.2016.0
https://doi.org/10.18860/mec- 4.003
j.v4i1.5824 Terzidou, M., Scarles, C., & Saunders, M. N.
Ramadhani, S. A., Setiawan, H., & Rini. K. (2018). Annals of Tourism
(2021). Analisis Pengaruh Atraksi Research The complexities of religious
Wisata, dan Ancillary Service terhadap tourism motivations: Sacred places,
Minat Kunjung Ulang pada Objek vows and visions. Annals of Tourism
Wisata Bukit Siguntang. Jurnal Research, 70(February), 54–65.
Terapan Ilmu Ekonomi, Manajemen https://doi.org/10.1016/j.annals.2018.
dan Bisnis, 1(3), 124–133. 02.011
Robbins, S. P., & Judge, T. A. (2015). Utama, I. G. B. R. (2017). Pemasaran
Perilaku Organisasi. Jakarta: Salemba Pariwisata. Yogyakarta: Andi.

Ciptaan disebarluaskan di bawah Lisensi Creative Commons Atribusi 4.0 Internasional 75


JURNAL MANNER VOL. 2. NO. 1. Februari 2023 E-ISSN 2828-2760
DOI:xx.xxxxx P-ISSN 2828-3767

Wang, W., Chen, J. S., & Huang, K. (2015). https://doi.org/10.1080/10941665.201


Religious Tourist Motivation in 5.1016443
Buddhist Mountain: The Case from
China. Asia Pacific Journal of Tourism
Research, 21(1), 57–72.

Ciptaan disebarluaskan di bawah Lisensi Creative Commons Atribusi 4.0 Internasional 76

Anda mungkin juga menyukai