1,2,3,4
Universitas Mercubuana
Kampus Menteng, Jl. Menteng Raya No. 29, Jakarta Pusat 10340
sugeng.santoso@mercubuana.ac.id, syafaat.pradipta@gmail.com,
trubussumantono@gmail.com, ariana.aa66@gmail.com
Abstrak
Desa Tanjungjaya merupakan salah satu desa yang terdapat di sekitar wilayah Kawasan
Ekonomi Khusus (KEK) Tanjung Lesung, Provinsi Banten. Potensi yang dimiliki oleh
Desa Tanjungjaya adalah pariwisata dan ekonomi kreatif. Tujuan dari penelitian ini adalah
mengembangkan model desa wisata berbasis Kapasitas Inovasi Daerah yang diharapkan
berkontribusi dalam kebijakan pembangunan dan pengelolaan desa wisata. Kapasitas
Inovasi Daerah (KID) dikembangkan dari teori Kapasitas Inovasi Nasional (KIN).
Pendekatan KID dilakukan melalui penyesuaian beberapa variabel terhadap faktor daerah,
klaster industri yang dikembangkan, pengembangan ide fungsi produksi, dan kebijakan
strategis daerah, terutama terkait pariwisata dan ekonomi kreatif. Survei dilakukan terhadap
responden yang terdiri atas pemangku kebijakan, pengelola tempat wisata, mitra pengelola,
pengunjung, dan pelaku ekonomi kreatif. Pengolahan data dilakukan dengan regresi
eksponensial. Model desa wisata berbasis inovasi dikembangkan dengan KID sebagai
variabel Y dan variabel X yang terdiri dari 33 variabel: 15 variabel Infrastruktur Umum
Inovasi, 13 variabel Klaster Industri, dan 5 variabel Keterkaitan antara Infrastruktur Umum
Inovasi dengan Klaster Industri. Tiga puluh tiga variabel X secara bersama-sama
mempengaruhi KID dan dapat untuk memprediksi KID sebesar 72,4% (nilai R Square
adjusted). Hasil pengolahan regresi eksponensial secara parsial dengan signifikasi 5%
menunjukkan bahwa: (i) KID akan naik sebesar e.358= 1,43 pada variabel X1.7 (proporsi
jumlah putra daerah yang bekerja di daerah sendiri dibandingkan yang berasal dari luar
daerah) akibat adanya persentase perubahan X1.7 sebesar 35,8% dan (ii) KID akan naik
sebesar e.368 = 1,44 pada variabel X2.13 (jumlah industri yang menggunakan infrastruktur
dan sumber daya yang sama dalam klaster industri kreatif dan pariwisata) akibat adanya
persentase perubahan X2.13 sebesar 36,8%.
Kata Kunci: Desa Tanjungjaya, pariwisata dan ekonomi kreatif, inovasi, regresi
eksponensial
71
P-ISSN: 1907 – 9419 Jurnal Kepariwisataan Indonesia 15 (2) (2021)
E-ISSN: 2685 - 9076
Desember 2021
Abstract
Tanjungjaya Village is one of the villages located around the Tanjung Lesung Special
Economic Zone (SEZ), Banten Province. The potential possessed by Tanjungjaya Village
is tourism and the creative economy. The purpose of this study is to develop a tourism
village model based on Regional Innovation Capacity which is expected to contribute to
tourism village development and management policies. Regional Innovation Capacity
(KID) was developed from the theory of National Innovation Capacity (KIN). KID
approach by adjusting several variables to regional factors, developing industrial clusters,
developing production function ideas, and regional strategic policies, especially related to
tourism and the creative economy. The survey was conducted on respondents consisting of
policymakers, tourist attractions managers, management partners, visitors, and creative
economy actors. Data processing is done by exponential regression. The innovation-based
tourism village model was developed with KID as the Y variable and the X variable
consisting of 33 variables: 15 Innovation General Infrastructure variables, 13 Industrial
Cluster variables, and 5 variables of Relationship between Innovation Public
Infrastructure and Industrial Clusters. The 33 variables of X together affect KID and can
predict KID by 72.4% (R Square adjusted value). The results of partial exponential
regression processing with a significance of 5% indicate that: (i) KID will increase by
e^.358 = 1.43 on the X1.7 variable (proportion of the number of regional sons who work
in their region compared to those from outside the region) due to the percentage change in
X1.7 of 35.8%; (ii) KID will increase by e^.368 = 1.44 in the X2.13 variable (number of
industries that use the same infrastructure and resources in the creative and tourism
industry clusters) due to the percentage change in X2.13 of 36.8%.
72
P-ISSN: 1907 – 9419 Jurnal Kepariwisataan Indonesia 15 (2) (2021)
E-ISSN: 2685 - 9076
Desember 2021
kesehatan (hasil PCR atau Antigen SARS- Inovasi dan rekayasa ulang proses
CoV-2) sebagai dokumen kelengkapan bisnis telah menjadi pendekatan yang
perjalanan, serta kewajiban karantina. diterima saat ini dalam upaya mereformasi
Berdasarkan informasi yang disampaikan organisasi sektor publik. Oleh karena itu,
oleh Kemenparekraf/Baparekraf, sejumlah birokrat di negara maju telah
kunjungan wisman ke Indonesia melalui menerapkan konsep ini pada organisasi
seluruh pintu masuk tahun 2020 berjumlah pemerintah dengan tujuan akhir
4.052.923 kunjungan atau mengalami meningkatkan kualitas kinerja
penurunan sebesar 74,84% dibandingkan kelembagaan, terutama dalam menghadapi
tahun 2019 yang berjumlah 16.108.600 berbagai tantangan di era globalisasi
kunjungan (Rahayu, 2021). (Andrea et al., 2020 dan Santoso et al.,
Pariwisata merupakan salah satu 2021). Dalam upaya meningkatkan daya
industri unggulan yang berekspansi dan saing, pemahaman terhadap peran inovasi
mengalami diversifikasi berkelanjutan menjadi sangat penting. Porter (2001)
(Friedman, 2020). Saat ini, Indonesia telah menyatakan bahwa peningkatan inovasi
mendapat pengakuan dari WTC (World dapat meningkatkan produktivitas dan
Trade Center) dengan dikeluarkannya kesejahteraan. Berdasarkan bukti empiris,
WTTC Safe Travels Stamp for Safety terdapat keterkaitan yang erat antara
Protocols untuk Indonesia pada 24 Juli inovasi dan daya saing. Pentingnya peran
2020. Hal ini menjadi potensi dan inovasi pada suatu lokasi (daerah)
kesempatan besar bagi Indonesia untuk ditentukan oleh kapasitas inovasi daerah.
menarik wisatawan, baik dalam maupun Kapasitas Inovasi Daerah dapat
luar negeri agar berkunjung ke Indonesia. diartikan sebagai kemampuan suatu daerah
Salah satu inovasi yang dapat dilakukan untuk menghasilkan aliran inovasi yang
adalah mengembangkan desa wisata di komersil. Kapasitas ini bukan hanya
Indonesia yang potensial secara budaya, tingkat inovasi yang terealisasi tetapi juga
alam, maupun pengembangan Sumber merefleksikan kondisi fundamental,
Daya Manusianya. investasi, dan pilihan kebijakan yang
Salah satu desa yang berpotensi menciptakan lingkungan untuk berinovasi
untuk dikembangkan menjadi desa wisata dalam suatu daerah. Kapasitas inovasi ini
adalah Desa Tanjungjaya yang terletak di tergantung pada teknologi, tenaga kerja,
Kecamatan Panimbang, Kabupaten dan beberapa pilihan kebijakan dan
Pandeglang, Provinsi Banten. Desa investasi yang memengaruhi produktivitas
Tanjungjaya merupakan suatu desa yang (Santoso et al., 2004).
strategis karena dekat dengan Kawasan Percepatan pembangunan
Wisata Tanjung Lesung yang sudah ekonomi membutuhkan perubahan dalam
ditetapkan oleh pemerintah sebagai cara pandang dan perilaku seluruh
Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) melalui komponen dengan pemenuhan prinsip
UU RI Nomor 39 Tahun 2009, dilanjutkan dasar perubahan, diantaranya (i) perubahan
dengan PP RI Nomor 26 Tahun 2012 pola pikir (mindset) dimulai dari
tentang Kawasan Ekonomi Khusus pemerintah, baik pemerintah pusat maupun
Tanjung Lesung, serta Keputusan Ketua pemerintah daerah dengan birokrasinya,
Dewan Kawasan, Kawasan Ekonomi (ii) pemanfaatan dan penguatan modal
Khusus Banten Nomor 505/Kep.587- sosial dalam masyarakat melalui
Huk/2014 tentang Administrator Kawasan peningkatan kapasitas sumber daya
Ekonomi Khusus Provinsi Banten (Andrea manusia untuk meningkatkan kohesivitas,
et al., 2020). Selain itu, wilayah ini juga (iii) produktivitas, inovasi, dan kreativitas,
termasuk dalam kawasan yang diusulkan dan (iv) peningkatan peran dunia usaha
sebagai geopark nasional. dalam pembangunan ekonomi dengan
73
P-ISSN: 1907 – 9419 Jurnal Kepariwisataan Indonesia 15 (2) (2021)
E-ISSN: 2685 - 9076
Desember 2021
melakukan inovasi untuk mengembangkan Kapasitas Inovasi Nasional adalah (i) teori
teknologi dan metode (Perpres Nomor 80 pertumbuhan yang didorong oleh ide
Tahun 2019). (Romer, 1990) yang didasari oleh model
Desa adalah kesatuan masyarakat Solow dan ide fungsi produksi
hukum yang memiliki batas wilayah yang , teori inilah yang menjadi
berwenang untuk mengatur dan mengurus cikal bakal elemen Infrastruktur Umum
urusan pemerintahan serta kepentingan Inovasi (F2); (ii) model ekonomi mikro
masyarakat setempat (UU Nomor 6 Tahun keunggulan kompetitif nasional dan klaster
2014). Diharapkan desa menjadi pemeran industri yang diambil dari teori Porter
utama dalam pembangunan nasional. (1990), yakni teori yang digunakan dalam
Dalam rangka mengembangkan kawasan elemen Klaster Industri (F3); dan (iii)
dan klaster kreatif sebagai pusat unggulan literatur tentang Sistem Inovasi Nasional
ekonomi kreatif, sebagaimana target (Nelson, 1993). Berdasarkan kerangka
Rencana Pembangunan Jangka Menengah pemikiran inilah teori Romer (1990) dan
Nasional (RPJMN) 2020—2024, ragam Furman, Porter, & Stern (2000) tentang
kawasan dan klaster kreatif harus konsep Kapasitas Inovasi Nasional
dikembangkan tidak hanya di wilayah dimodelkan sebagai berikut.
perkotaan dan destinasi wisata
sebagaimana yang telah berjalan selama
ini. Desa, sebagai wilayah administratif
terkecil, memiliki beragam potensi untuk dimana:
dikembangkan sebagai kawasan dan : aliran teknologi baru negara j
klaster kreatif seperti yang ditargetkan pada tahun t
RPJMN. : total tingkat sumber daya
Tujuan dari penelitian ini adalah kapital dan tenaga kerja pada
melakukan pengembangan model desa sektor litbang (the ideas
wisata berbasis inovasi yang diharapkan sector)
menjadi dasar pijakan bagi pihak terkait : total pengetahuan (stock of
dalam mengembangkan kebijakan knowledge) yang dimiliki
pembangunan dan pengelolaan desa wisata pada suatu waktu yang
agar dapat meningkatkan kesejahteraaan menentukan tingkat inovasi
masyarakatnya. pada masa yang akan datang
(future ideas production)
METODE : lingkungan spesifik untuk
inovasi pada klaster industry
: kekuatan hubungan antara
Penelitian ini menggunakan
pendekatan Kapasitas Inovasi Daerah infrastruktur umum inovasi
(KID) yang dikembangkan dari teori dan klaster industri
Kapasitas Inovasi Nasional (KIN). : tingkat sumber daya dan
Pendekatan KID dilakukan dengan kebijakan yang efektif dari
menyesuaikan beberapa variabel dengan infrastruktur umum untuk
faktor daerah dan pengembangan dari ide inovasi
fungsi produksi. Kerangka Kapasitas
Inovatif Nasional berupaya Berdasarkan persamaan inilah
mengintegrasikan beberapa perspektif digunakan pendekatan kuantitatif dengan
menggunakan metode regresi eksponensial
mengenai sumber inovasi di tingkat
nasional. Beberapa teori yang digunakan karena persamaan eksponensial
sebagai acuan dalam pengembangan merupakan konsep Kapasitas Inovasi.
Metode analisis KID (Kapasitas Inovasi
74
P-ISSN: 1907 – 9419 Jurnal Kepariwisataan Indonesia 15 (2) (2021)
E-ISSN: 2685 - 9076
Desember 2021
Daerah) merupakan turunan dari analisis ekonomi digital, akses permodalan, rantai
KIN (Kapasitas Inovasi Nasional) dengan nilai dan nilai tambah, business process
penyesuaian beberapa variabel terhadap reengineering, dan daya saing produk.
karakteristik daerah, klaster industri yang Masing-masing variabel diberikan
berkembang di daerah dan pengembangan skor untuk mendapatkan gambaran
dari ide fungsi produksi, serta kebijakan kondisi. Pengolahan statistik yang
dan program strategis daerah. Aplikasi digunakan dalam tulisan ini adalah regresi
pada penelitian ini menggunakan beberapa eksponensial sehingga pola variabel
variabel bebas sebagai (X) dan Kapasitas dependent (criteria) bisa diprediksi
Inovasi Daerah sebagai (Y), dengan melalui variabel independent (predictor)
menekankan variabel-variabel inovasi (Supardi, 2011).
daerah yang diidentifikasi dan pada Secara umum model eksponensial
umumnya terkait klaster industri dirumuskan sebagai berikut (Sudjana,
pariwisata dan ekonomi kreatif. Empat 2003 dalam Sofita, 2015).
elemen yang menentukan Kapasitas
Inovasi Daerah adalah data baseline, i=1,2,...,n
infrastruktur umum inovasi, klaster (1)
industri, dan keterkaitan antara dimana:
infrastruktur umum inovasi dan klaster X : variabel bebas
industri (Santoso et al., 2004). Infrastruktur β : parameter model regresi
umum inovasi terdiri atas sumber daya : 2,71828
inovasi, persediaan pengetahuan, dan e : residual
kebijakan inovasi. Klaster industri terdiri Model regresi eksponensial
atas kondisi input, kondisi permintaan ditransformasikan dengan transformasi
tingkat lokal, strategi perusahaan dan logaritmik dari bentuk nonlinier menjadi
persaingan lokal, serta ketersediaan dan persamaan bentuk linier untuk melakukan
kualitas pemasok lokal. Keterkaitan antara pengujian regresi linier (Saputra, 2015).
infrastruktur umum inovasi dan klaster Bentuk model regresi eksponensial pada
industri merupakan kualitas hubungan persamaan (1) diformulasikan menjadi
keduanya. fungsi Ln (Wibowo, 2001) dan dinyatakan
Penelitian ini menggunakan empat sebagai:
elemen dan 33 variabel (Tabel 1).
(2)
Sejumlah 33 variabel penelitian
dimodifikasi dan disitasi dari artikel jurnal
dan buku yang terdapat pada pustaka yang
terkait pariwisata, ekonomi kreatif,
kebijakan, inovasi, ekonomi syariah,
75
P-ISSN: 1907 – 9419 Jurnal Kepariwisataan Indonesia 15 (2) (2021)
E-ISSN: 2685 - 9076
Desember 2021
F3. Lingkungan X2.1 Jumlah klaster industri/nilai tambah disepanjang rantai nilai
Klaster Industri X2.2 Tingkat pengembangan klaster industry
(Pariwisata dan X2.3 Jumlah pemasok lokal bahan baku yang berkualitas
Ekonomi Kreatif) X2.4 Intensitas riset dan pelatihan
X2.5 Tingkat kecanggihan teknologi/inovasi
X2.6 Tanggapan konsumen/pengunjung dalam melakukan adaptasi pada
teknologi/inovasi
X2.7 Tingkat dengan memprioritaskan klaster industri spesifik
(pariwisata dan ekonomi kreatif)kompetisi lokal di tingkat penyedia
bahan baku
X2.8 Tingkat kompetisi dengan industri lain yang menggunakan bahan
baku yang sama
X2.9 Tingkat kecanggihan proses produksi
X2.10 Tingkat keunikan desain produk
X2.11 Tingkat penggunaan internet dalam mendukung kinerja
perusahaan
X2.12 Layanan pembiayaan untuk industri barang dan jasa
X2.13 Jumlah industri yang menggunakan infrastruktur dan sumber
daya yang sama dalam klaster industri
76
P-ISSN: 1907 – 9419 Jurnal Kepariwisataan Indonesia 15 (2) (2021)
E-ISSN: 2685 - 9076
Desember 2021
Penelitian ini dilakukan di Lesung. Jika kita lihat dari pantauan udara,
Kabupaten Pandeglang dengan fokus monografi Desa Tanjungjaya seperti
penelitian, yaitu Desa Tanjungjaya. Dinas kepala lesung. Oleh karena itu, diberi nama
Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Tanjungjaya oleh penggagas pemekaran
Pandeglang dan Pemerintah Desa Desa Tanjungjaya. Pemekaran ini
Tanjungjaya merupakan salah satu bertujuan untuk memudahkan pelayanan
pemangku kebijakan yang berwenang administratif kepada masyarakat.
dalam pengembangan desa wisata di Desa Desa Tanjungjaya memiliki
Tanjungjaya sehingga diharapkan potensi wisata, mulai dari pertanian, alam,
pengembangan desa wisata ini dapat dan pantai di desa tersebut. Akan tetapi
meningkatkan kesejahteraan masyarakat potensi ini memerlukan perhatian serius
Desa Tanjungjaya dan pada akhirnya agar menjadi destinasi wisata alternatif.
meningkatkan PDRB Kabupaten Pada wilayah yang masuk ke dalam KEK
Pandeglang. Berdasarkan lokasi penelitian Tanjung Lesung ini juga banyak berdiri
ini, klaster industri spesifik yang penginapan yang diresmikan oleh Presiden
dikembangkan terkait pariwisata dan Joko Widodo, 23 Februari 2015.
ekonomi kreatif.
Metode pengambilan sampel
dilakukan dengan menyampaikan link
kuesioner yang diberikan secara daring
melalui Google Form guna meningkatkan
efektivitas dan efisiensi di tengah Pandemi
Covid-19 kepada (i) perwakilan
Pemerintah Kabupaten Pandeglang agar
diteruskan kepada pihak terkait, (ii)
pengelola tempat wisata, (iii) mitra
pengelola, (iv) wisatawan yang pernah
mengunjungi Kawasan Wisata KEK Gambar Potensi Desa Tanjungjaya
Sumber: Dok. Pribadi (2021)
Tanjung Lesung, dan (v) pelaku ekonomi
kreatif Kampung Cikadu Desa
Tanjungjaya.
77
P-ISSN: 1907 – 9419 Jurnal Kepariwisataan Indonesia 15 (2) (2021)
E-ISSN: 2685 - 9076
Desember 2021
78
P-ISSN: 1907 – 9419 Jurnal Kepariwisataan Indonesia 15 (2) (2021)
E-ISSN: 2685 - 9076
Desember 2021
79
P-ISSN: 1907 – 9419 Jurnal Kepariwisataan Indonesia 15 (2) (2021)
E-ISSN: 2685 - 9076
Desember 2021
80
P-ISSN: 1907 – 9419 Jurnal Kepariwisataan Indonesia 15 (2) (2021)
E-ISSN: 2685 - 9076
Desember 2021
81
P-ISSN: 1907 – 9419 Jurnal Kepariwisataan Indonesia 15 (2) (2021)
E-ISSN: 2685 - 9076
Desember 2021
82
P-ISSN: 1907 – 9419 Jurnal Kepariwisataan Indonesia 15 (2) (2021)
E-ISSN: 2685 - 9076
Desember 2021
-------. (2021b). Telaah Kebijakan dan Strategi Ety, S. A. (2019). Implementasi Model
Pengembangan Ekosistem Makanan Diamond Porter dalam Membangun
Dan Minuman Halal. Kementerian Keunggulan Bersaing pada Kawasan
Koordinator Bidang Kemaritiman dan Agrowisata Kebun Belimbing
Investasi. Ngringginrejo Bojonegoro. Jurnal
-------. (2021c). Telaah Kebijakan Dan Strategi Ilmu Manajemen (JIMMU), 4(2),
Pengembangan Ekosistem 108-132.
Pembiayaan Ekonomi Kreatif. Fatmawati, A., & Santoso, S. (2020).
Kementerian Koordinator Bidang Penguatan Rantai Nilai Pariwisata
Kemaritiman dan Investasi. sebagai Strategi Pengembangan
Sudjana, P. D. (2003). Teknik Analisis Regresi Kawasan Kota Tua Jakarta Menjadi
dan Korelasi. Bandung: PT. Tarsito. Kawasan Wisata Ramah Muslim.
Supardi. (2011). Aplikasi Statistika dalam Jurnal Ilmiah Manajemen dan Bisnis,
Penelitian. Jakarta: PT Ufuk 6(3), 284-304.
Publishing House. doi:10.22441/jimb.v6i3.9825
World Tourism Organization. (2021). Friedman, C. (2020). Strategi Pengembangan
International Tourism Highlights Daya Tarik Wisata Alam yang
(2020 ed.). Madrid: UNWTO. Berkelanjutan di Setu Cileunca,
doi:10.18111/9789284422456 Kabupaten Bandung. Jurnal
. Kepariwisataan Indonesia, 14(2), 125-
Jurnal/Prosiding/Skirpsi/Tesis/Disertasi. 140.
Alika, V. A., Santoso, S., Nurmaliki, S., & Redata, L., Kezia, R., Solaiman, K. H., &
Anisa, N. (2021). Marketing Strategy Santoso, S. (2021). Analisis Korelasi
Sharia Financial Institutions to Pendampingan Komunitas terhadap
Promote Sharia Fintech and Micro Inovasi Pelaku Ekonomi Kreatif dan
and Small Enterprises (MSES). Pemenuhan Kebutuhan Konsumen:
Proceedings of the 1st MICOSS Studi Kasus pada Komunitas
Mercu Buana International Tangerang Berdaya dan Pelaku
Conference on Social Sciences, Ekonomi Kreatif Kuliner Tangerang.
MICOSS 2020, EAI. Business Management Journal, 16(1),
doi:10.4108/eai.28-9-2020.2307373 1-19. doi:10.30813/bmj
Andrea, G., & Santoso, S. (2020). Improving Romer, P. M. (1990). Endogenous
Economy of the Community Based on Technological Change. Journal of
Sustainable Tourism and Creative Political Economy, 98 (5), 71-102.
Economy through Business Process Santoso, S. (2020). Optimizing Access to
ReEngineering (BPR) With Geopark Financial Capital of Creative
Development in Lebak Regency Economy for Startups Towards
Banten Province. IJISRT, 5(1), 2165- Global Competitiveness. BECOSS
2456. (Business Economic,
Dumilah, D. R; Komarudin, M.; Ubaidillah, R.; Communication, and Social
Siagian, S.; Santoso, S. (2021). Peran Sciences), 2 (2), 13-21.
Ekonomi Kreatif dalam doi:10.21512/becossjournal.v2i2.624
Meningkatkan Industri Pariwisata di Santoso, S., Natanael, A., Fatmawati, A. A.,
Seaworld Ancol. Jurnal Master Griselda, A., Khoirunnisa, J.,
Pariwisata (JUMPA), 7(2), 558-583. Simanjuntak, M., & Bagus, A. A.
Endri, Syafarudin, A., Santoso, S., Imaningsih, (2021). Analisis Pengembangan
E. S., Suharti, T., & Rinda, R. T. Platform Ekspor Subsektor Kuliner
(2020). Consumption Behavior Tinjauan dari Model Sistem Inovasi.
Patterns Of Generations Y Halal Jurnal Distribusi, 9(1), 29-38.
Products In Indonesia. Academy of doi:10.29303/distribusi.v9i1.151
Entrepreneurship Journal, 26, (2), 1- Santoso, S., Natanael, A., Griselda, A.,
10. Khoirunnisa, J., Simanjuntak, M.,
Bagus, A. R., & Merry, L. Z. (2021).
83
P-ISSN: 1907 – 9419 Jurnal Kepariwisataan Indonesia 15 (2) (2021)
E-ISSN: 2685 - 9076
Desember 2021
84
P-ISSN: 1907 – 9419 Jurnal Kepariwisataan Indonesia 15 (2) (2021)
E-ISSN: 2685 - 9076
Desember 2021
85