(Munari Kustanto)
Hasil Penelitian
Munari Kustanto
Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Sidoarjo
Jl. Sultan Agung No. 13, Kabupaten Sidoarjo
Jawa Timur – Indonesia
Email: munarikustanto@gmail.com
ABSTRAK
Industri kreatif menjadi salah satu sektor paling siap dalam menghadapi perubahan lingkungan
yang semakin dinamis dewasa ini. Keberadaan komunitas memegang peranan penting dalam
pengembangan industri kreatif di suatu daerah, termasuk di Kabupaten Sidoarjo. Penelitian ini
bertujuan menganalisa tantangan yang dihadapi komunitas dalam pengembangan industri kreatif
di Kabupaten Sidoarjo sekaligus merumuskan upaya pengembangan industri kreatif.
Menggunakan pendekatan kualitatif, penelitian ini memanfaatan data primer yang diperoleh
melalui FGD serta data sekunder dalam analisisnya. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dalam
perspektif komunitas, pengembangan industri kreatif di Kabupaten Sidoarjo menghadapi
beberapa tantangan terkait dengan pola pikir masyarakat dan pelaku industri kreatif, kesulitan
mengakses perbankan, kemasan kurang menarik, prasarana pendukung kurang memadai,
lemahnya pemasaran, serta ketersediaan sumberdaya baik bahan baku maupun manusia.
Pengembangan industri kreatif penduduk pariwisata di Kabupaten Sidoarjo menuntut peran
penting pemerintah baik sebagai fasilitator maupun regulator, sehingga menjadi katalisator bagi
aktor pentahelix. Strategi pengembangan industri kreatif dapat dilakukan melalui penyediaan
pelatihan pendidikan dan kurikulum, mendorong pembentukan sektor non-perbankan, hingga
memperluas jejaring.
ABSTRACT
The creative industry is one of the sectors most prepared to face today's increasingly dynamic
environmental changes. The existence of the community plays an important role in the
development of creative industries in an area, including in Sidoarjo Regency. This study aims to
analyze the challenges faced by the community in developing creative industries in Sidoarjo
Regency as well as to formulate efforts to develop creative industries. Using a qualitative
approach, this study utilizes primary data obtained through FGDs as well as secondary data in its
analysis. The results show that from a community perspective, the development of creative
industries in Sidoarjo Regency faces several challenges related to the mindset of the community
and creative industry players, difficulties in accessing banking, unattractive packaging,
inadequate supporting infrastructure, weak marketing, and the availability of resources both raw
materials and raw materials. man. The development of the creative industry of the tourism
population in Sidoarjo Regency demands an important role from the government both as a
facilitator and regulator, so that it becomes a catalyst for pentahelix actors. Creative industry
development strategies can be carried out through providing educational training and curriculum,
encouraging the formation of the non-banking sector, and expanding networks..
159
INOVASI: Jurnal Politik dan Kebijakan Vol. 19 No. 2, Oktober 2022: 159-171
160
Pengembangan Industri Kreatif di Kabupaten Sidoarjo dalam Perspektif Komunitas
(Munari Kustanto)
161
INOVASI: Jurnal Politik dan Kebijakan Vol. 19 No. 2, Oktober 2022: 159-171
“…Dengan masuknya barang-barang “…halah wes aku nang omah ae, gak
dari luar yang harus diubah pola ngunu-ngunuan tetep oleh duik…”
pikirnya bukan pelaku UKMnya saja, (halah sudah saya di rumah saja, tidak
mindset orang Indonesia juga harus begitu-begituan tetap mendapatkan
diubah. Orang Indonesia lebih memilih uang)
yang murah. Akhirnya pelaku hand
made pun juga berpikir untuk Pola pikir seperti ini menjadi tantangan
menurunkan harga jualnya…” tersendiri bagi pengembangan industri kreatif di
Kabupaten Sidoarjo. Industri kreatif yang
Kondisi ini menjadikan para pelaku menitik beratkan pada kemampuan ide kreatif
industri kreatif berada pada posisi dilematis. dan inovasi tentu membutuhan pemikiran yang
Mereka pada satu sisi dituntut untuk dapat mampu beradaptasi dengan tuntutan
menghasilkan produk kreatif yang berkualitas. lingkungan. Pelaku industri kreatif di Kabupaten
Pencurahan ide-ide kreatif untuk menghasilkan Sidoarjo dituntut mampu menyesuaikan diri
sebuah produk tentu juga menuntut adanya dengan kemajuan teknologi yang sangat cepat.
penghargaan yang sepadan. Fakta yang ada di Pola pikir yang dimiliki sebagian pelaku industri
lapangan berbeda, masyarakat ketika membeli kreatif di atas dapat menjadi bumerang bagi
produk kreatif cenderung mengabaikan modal keberlangsungan bisnis mereka.
utama pelaku industri kreatif. Mereka umumnya Ancaman ini bukannya tanpa alasan, pelaku
lebih mengutamakan pertimbangan harga ketika industri lain tentu berlomba-lomba untuk
membeli produk kreatif. Temuan ini sejalan menguasai pangsa pasar yang ada. Mereka yang
dengan studi yang menyatakan bahwa variabel terus melakukan inovasi dan kreatifitas untuk
harga menjadi penentu keputusan konsumen dapat beradaptasi dengan tuntutan yang ada,
untuk membeli (Gultom, 2021) maupun tentu akan memenangkan persaingan. Pelaku
membeli kembali sebuah produk industri kreatif industri kreatif di Kabupaten Sidoarjo saat ini
(Sentosa, 2019). memang masih menguasai pangsa pasar, tetapi
Pelaku industri kreatif di Kabupaten tidak akan selamanya. Zona nyaman tersebut
Sidoarjo dalam menghadapi dilema tersebut, pada suatu saat pasti akan tergantikan oleh
cenderung mengalah. Mereka rela menurunkan keberadaan para pesaing yang terus berinovasi
ego agar produk yang mereka hasilkan dapat dengan produk semakin kreatif. Saat semua itu
terserap pasar agar dapat memenuhi kebutuhan disadari tentu sudah sangat terlambat untuk
hidup sehari-hari. Keberlangsungan indutri juga berubah dan dapat bersaing.
menjadi pertimbangan lain ketika pelaku Akses Perbankan. Modal menjadi salah
industri kreatif terpaksa tidak menghargai diri satu kunci penting bagi keberlangsungan sebuah
mereka sendiri. industri, termasuk industri kreatif di Kabupaten
Pengetahuan masyarakat tentang betapa Sidoarjo. Pelaku industri kreatif di Kabupaten
berharganya ide kreatif dan inovasi, menjadi Sidoarjo sebagian besar merupakan UMKM
pekerjaan rumah yang serius di Kabupaten dengan kepemilikan modal yang terbatas.
Sidoarjo. Semua pihak yang berkepentingan Kondisi tersebut tentu menjadikan mereka sulit
dengan pengembangan industri kreatif perlu untuk mengembangkan produksi. Keterbatasan
memikirkan berbagai upaya guna mengedukasi modal yang dialami pelaku industri kreatif
masyarakat. Kegelisahan ini sebagaimana membutuhkan dukungan dari lembaga
dikemukakan oleh salah satu informan dari pembiayaan, salah satunya perbankan. Bank
komunitas seni berikut ini : “…Berbicara tentang merupakan salah satu lembaga yang bergerak
hal tersebut, edukasi di masyarakat juga perlu pada jasa keuangan yang sangat dibutuhkan
diperhatikan...”. Informan juga menambahkan, masyarakat. Keberadaan bank yang diharapkan
manakala edukasi kepada masyarakat tidak mampu memberikan solusi terhadap
berjalan dengan baik, maka penghargaan keterbatasan modal pelaku industri kreatif
terhadap produk kreatif masih tetap rendah. ternyata menjadi tantangan lain dalam
Tantangan terkait pola pikir nyatanya tidak pengembangan industri kreatif di Kabupaten
hanya terjadi pada masyarakat sebagai Sidoarjo.
konsumen produk industri kreatif. Pelaku Pelaku industri kreatif di Kabupaten
industri kreatif di Kabupaten Sidoarjo juga perlu Sidoarjo selama ini mengaku mengalami
mengubah pola pikir mereka agar industri kesulitan dalam mengakses pembiayaan dari
162
Pengembangan Industri Kreatif di Kabupaten Sidoarjo dalam Perspektif Komunitas
(Munari Kustanto)
perbankan. Kesulitan ini tentunya memberikan Informan menaruh harapan yang tinggi
dampak bagi upaya untuk mengembangkan kepada Pemerintah Kabupaten Sidoarjo untuk
usaha indutri kreatif mereka. Hal ini dapat memberikan solusi terbaik bagi
sebagaimana disampaikan beberapa informan permasalahan ini. Para pelaku industri kreatif di
berikut ini. satu sisi memiliki kemudahan dalam mengakses
permodalan dari perbankan. Pada sisi lain,
“…mohon maaf, banyak teman-teman di sektor perbankan juga mendapat jaminan atas
Sidoarjo ini berproduksi tapi tempat bantuan modal yang diberikan kepada pelaku
masih punya ayahnya, ibunya atau industri kreatif di Kabupaten Sidoarjo.
pamannya. Akhirnya mereka kesulitan Pengemasan/Packaging. Semakin
untuk akses di bank karena ketatnya persaingan di sektor industri kreatif
jaminannya…” tentu menuntut para pelakunya untuk semakin
“…Realitanya memang 5 juta aja pake kreatif agar produk yang dihasilkan dikenal dan
jaminan sepeda motor, jadi kesulitan diminati konsumen. Kemasan menjadi salah satu
teman-teman ya itu. Saya sudah upaya pelaku industri kreatif agar produk yang
mendatangkan BRI atau BNI ternyata dihasilkan semakin kompetitif. Kemasan dalam
bendol pak…” hal ini tidak semata-mata menjadi tempat dan
“…Saya sering dicurhati ibu-ibu mas pelindung, tetapi menjadi identitas produk.
lah, dari pihak dana, karena kalu Kemasan sebuah produk menyediakan informasi
mengajukan pada bank susah sekali…” yang dibutuhkan konsumen sekaligus menjadi
alat promosi. Daya tarik sebuah kemasan
Ketiadaan jaminan menjadi salah satu dengan demikian menjadi fakor kunci dalam
penyebab banyaknya pelaku industri kreatif di mempengaruhi konsumen untuk membeli
Kabupaten Sidoarjo tidak dapat mengakses sebuah produk, termasuk produk industri
modal dari perbankan. Temuan ini sejalan kreatif di Kabupaten Sidoarjo.
dengan laporan Badan Ekonomi Kreatif (2019) Tantangan pengembangan industri kreatif
yang menyebutkan bahwa belum terbangun di Kabupaten Sidoarjo selanjutnya berkaitan
akses bagi pelaku industri kreatif ke sumber- dengan kemasan, di mana banyak produk kreatif
sumber permodalan. Studi Margunani et al., yang dihasilkan tidak dibarengi dengan
(2019) juga menemukan bahwa UMKM packaging yang menarik. Fakta ini disampaikan
kesulitan mengakses permodalan dari lembaga oleh informan yang tergabung dalam Asosiasi
keuangan. Padahal pelaku industri kreatif di Makanan dan Minuman Sidoarjo berikut.
Kabupaten Sidoarjo sebagian besar adalah
UMKM. “…Nah iya produknya Sidoarjo ini
Realitas di atas sedikit banyak sebenarnya bagus pak, cuma ya
menggambarkan kepercayaan sektor perbankan memang kalo saya lihat dari
terhadap industri kreatif di Kabupaten Sidoarjo packagingnya mereka alakadarnya.
masih rendah. Pihak bank akan dengan mudah Dari distributor atau investor itu
memberikan pinjaman modal manakala pihak kebanyakan mau membeli produk tapi
yang mengajukan menjanjikan. Bank sebagai meminta untuk mengganti packaging
sebuah lembaga profit oriented tentu harus dulu…”
benar-benar selektif dalam mengelola usahanya,
termasuk dalam hal pemberian bantuan modal Informan lain dari sektor industri kreatif yang
usaha kepada pelaku ekonomi kreatif. lain juga menyampaikan pendapat serupa.
Informan yang lain mengaku sangat
memahami sikap perbankan yang sangat selektif “…Kalo sisi yang saya lihat dari produk,
dalam memberikan bantuan modal usaha. Sikap kualitasnya sudah bagus cuman
ini sedikit banyak juga banyak dipengaruhi oleh mereka masih butuh pendampingan
perilaku beberapa oknum nakal yang untuk packaging…”
menyebabkan terjadinya kerugian bank.
Pelaku industri kreatif di Kabupaten
“…Kemudian masalah permodalan, kalo Sidoarjo sejatinya memahami pentingnya
butuh modal 5-10 juta cukup kemasan dalam sebuah produk. Mereka
membantu. Tapi terkadang teman- memahami dengan kemasan yang menarik dan
teman takut ya karena ada jaminan, khas, maka sebuah produk akan memiliki
padahal kalo gak ada jaminan juga pangsa pasar tersendiri. Meskipun demikian
teman-teman suka nakal gak mau untuk mendapatkan kemasan yang sesuai
bayar cicilan…” dengan keinginan pelaku industri kreatif
163
INOVASI: Jurnal Politik dan Kebijakan Vol. 19 No. 2, Oktober 2022: 159-171
ternyata tidak mudah. Hal ini sebagaimana Prasarana yang memprihatinkan tidak
disampaikan informan berikut ini. hanya pada usaha cabut duri ikan bandeng.
Masyarakat yang membuka usaha kuliner
“…saya sendiri juga sebenarnya seafood juga kurang memperhatikan
bergerak dalam bidang usaha juga, ketersediaan prasarana yang layak. Mereka pada
namun bukan usaha mamin, saya umumnya membuka usaha kuliner di pinggir
mengkombinasikan batik. Saya aliran sungai dengan bangunan yang dibilang ala
batiknya juga buat sendiri, desain kadarnya. Konsumen saat ini mungkin masih
sendiri, saya buat menjadi sprai. Nah melimpah, tetapi seiring berjalannya waktu jika
disini saya juga terkendala di ada tempat yang lebih indah dan bersih
packaging. Saya terkendala di mana ditambah dengan produk dan harga yang
cari packaging yang bagus biar bersaing, maka akan kondisi saat ini dapat
mempunyai nilai lebih…” menjadi bumerang. Kekhawatiran ini tidak
terlepas dari sikap konsumen yang semakin
Kondisi tersebut menurut informan peduli dengan faktor keindahan dan kesehatan.
memberikan dampak signifikan bagi upaya Prasarana pendukung yang dikeluhkan
pemasaran produk industri kreatif. Pernyataan komunitas tidak selalu terkait dengan proses
ini mendukung studi Alyani (2019) yang produksi. Pelaku industri kreatif juga
menemukan bahwa terdapat hubungan yang mengeluhkan keterbatasan prasana pendukung
kuat antara kemasan dengan minat beli untuk memasarkan produk yang mereka
konsumen. Kabupaten Sidoarjo sebenarnya hasilkan. Mereka mengaku selama ini kesulitan
memiliki usaha kemasan/packaging yang dapat untuk mendapatkan tempat yang representatif
dimanfaatkan oleh pelaku industri kreatif. untuk memasarkan produk kreatif. Hal ini
Meskipun demikian, tidak semua pelaku industri sebagaimana dikemukakan oleh informan
kreatif mampu mendapatkannya. Pelaku berikut ini.
industri kreatif yang umumnya UMKM tentu
mengalami kesulitan manakala harus memenuhi “…kita memang butuh tempat lebih luas
minimum order sebesar 2.000 buah. Jumlah lagi untuk memasarkan produk-produk
tersebut tentu belum sebanding dengan jumlah kita. Kita butuh satu tempat untuk
produksi yang mereka lakukan. memasarkan produk kita. Seperti
Prasarana Pendukung. Tantangan lain Surabaya…”
yang dihadapi komunitas dalam pengembangan
industri kreatif di Kabupaten Sidoarjo berkaitan “…Jadi memang benar perkembangan
dengan prasarana pendukung. Prasarana seni rupa di Sidoarjo relatif tidak bagus,
memegang peranan penting dalam mendukung faktornya banyak. Dari faktor sarana
sarana produksi industri kreatif yang ada. dan prasarana seperti yang diceritakan
Keberadaan sarana produksi yang dimiliki oleh teman-teman. Belum adanya
pelaku industri kreatif tidak dapat memberikan tempat yang representatif…”
dampak signifikan manakala tanpa dukungan
prasarana yang memadai. Prasarana yang Informan lain menyampaikan harapan akan
memadai dalam mendukung pengembangan keberadaan prasarana yang representatif serta
industri kreatif di Kabupaten Sidoarjo mampu mengkolaborasikan berbagai komunitas
nampaknya masih jauh dari ideal. Kondisi ini yang ada.
sebagaimana dikeluhkan oleh salah satu
informan manakala menjelaskan salah satu “…Alangkah indahnya pemerintah
kegiatan kuliner berikut ini. membuat galeri yang strategis dari sisi
tempat, strategis, sehingga dari 16
“…Namun yang jadi kendala juga subsektor ini bisa dikumpulkan dalam
teman-teman cabut duri itu tempatnya satu wadah agar dapat silang produk,
kemproh (jorok). Itu yang jadi bekerja sama. Misalkan fotografi bisa
persoalan. Nyuwun sewu (minta maaf) membantu mengambil gambar produk
pak, itu sing jenenge lemek (itu yang kriya dan lain sebagainya…”.
namanya alas), telanan kandel tanah
(talenan penuh tanah). Kalau disyuting Informan berharap Kabupaten Sidoarjo memiliki
masya Allah. Tempatnya aja saya tempat khusus untuk membantu promosi
sampai seneb (sakit perut) waktu DPR produk-produk yang dihasilkan pelaku industri
datang, dibawahnya becek…” kreatif. Keberadaan prasarana yang
representatif dapat menunjukkan tingkat
kepedulian suatu daerah dalam
164
Pengembangan Industri Kreatif di Kabupaten Sidoarjo dalam Perspektif Komunitas
(Munari Kustanto)
mengembangkan industri kreatif, demikian pula tentunya akan memberikan daya dukung positif
sebaliknya. Prasarana di Kabupaten Sidoarjo bagi upaya pengembangannya.
yang kurang representatif dapat mengancam Pemasaran/Marketing. Pemasaran
keberadaan pelaku ekonomi kreatif, menjadi salah satu kunci keberhasilan sebuah
sebagaimana disampaikan informan berikut ini. produk diterima konsumen. Masyarakat sebagai
konsumen tidak akan mengenal suatu produk
“…Kalau melihat Sidoarjo sendiri, manakala tidak didukung oleh pemasaran.
belum ada tempat yang representatif Produk biasa tetapi didukung dengan
bagi kita, sehingga kalo boleh saya pemasaran yang optimal tentu dapat bersaing
bilang, banyak pelukis Sidoarjo yang dengan produk berkualitas tetapi tanpa
akhirnya memilih untuk ke luar daerah, dukungan pemasaran yang memadai.
seperti Bali, Jogja, Jakarta dan Pelaku industri kreatif di Kabupaten
Bandung. Karena di sana apa, Sidoarjo juga mengeluhkan kurang maksimalnya
kepedulian lingkungan sosialnya pemasaran terhadap produk kreatif yang
besar…” mereka hasilkan. Informan memberikan contoh
adanya workshop melukis jilbab kepada ibu-ibu.
“…yang saya soroti ruang pameran di Proses pelatihan tidak menemui banyak
Sidoarjo sebenarnya ada, tapi ya itu-itu kendala, bahkan dapat dikatakan hasilnya
aja. Impian kami yang lebih memuaskan. Tantangan muncul tatkala peserta
representatif, jujukannya orang-orang pelatihan mampu menghasilkan produk sendiri.
ada, pameran disini orang sudah tahu, Hal ini sebagaimana diungkap informan berikut
branded tempatnya mereka sudah tau. ini.
Lah selama ini banyak orang Sidoarjo
larinya ke Surabaya…” “…Namun yang jadi kendala, setelah
mereka banyak melukis jilbab, ada
Kabupaten Sidoarjo menurut informan kalanya kami bingung, hasil produksi
belum mampu menyediakan sebuah ekosistem tersebut dijual kemana?...”
yang membuat pelaku industri kreatif nyaman.
Keberadaan prasarana pendukung yang Pengelolaan usaha secara konvensional
memadai akan mempengaruhi kinerja pelaku oleh sebagian pelaku industri kreatif juga
usaha industri kreatif (Hermayanty, 2017; menjadikan pemasaran menjadi tantangan
Syamsurizal et al., 2018) termasuk di Kabupaten tersendiri. Pelaku industri kreatif yang
Sidoarjo. umumnya UMKM menjadikan mereka
Informan yang lain juga mengeluhkan menangani semuanya sendiri, mulai dari
ketiadaan ruang publik kreatif di Kabupaten produksi hingga pemasaran. Kondisi ini
Sidoarjo. Pemerintah dalam hal ini dituntut tentunya menghabiskan banyak energi para
dapat menyediakan tempat yang representatif pelaku industri kreatif yang sudah banyak
sebagai wadah bagi seluruh komunitas untuk tersita di proses produksi. Dampaknya mereka
mendiskusikan banyak hal berkaitan dengan seringkali mengalami kesulitan ketika memasuki
pengembangan industri kreatif. Kebutuhan ini proses pemasaran produk kreatif yang
sebagaimana disampaikan oleh informan dihasilkan. Kondisi ini sejalan dengan temuan
berikut ini. Fawaid (2017) yang menyatakan pemasaran
konvensional kurang optimal dalam menjual
“…Mungkin perlu banyak alternatif sebuah produk jika dibandingkan dengan
tempat yang perlu disediakan oleh pemasaran digital.
dinas Sidoarjo, khususnya yang Pemerintah Kabupaten Sidoarjo
berkaitan dengan kebudayaan, untuk diharapkan oleh komunitas dapat berperan aktif
mengembangkan, dikemas secara dalam memasarkan produk industri kreatif yang
profesional…” dihasilkan. Salah satu upaya yang dapat
ditempuh adalah membuat kebijakan untuk
“…kita butuh satu tempat untuk mendukung pemasaran produk industri kreatif.
berdiskusi, dan mensinergikan usaha Salah satu informan menjadikan Kota Surabaya
masing-masing. Kalo di Surabaya sebagai contoh.
namanya ....powerding space, tempat
para ahlinya berkumpul, sharing “…walikotanya menginstrusikan pada
session dan lain sebagainya” setiap hotel untuk meletakkan produk
UKM nya di sebuah ruangan. Wajib
Keberadaan tempat yang aktif hukumnya, seluruh corner hotel diisi
mendiskusikan permasalahan industri kreatif oleh UKM, terlebih kriya…”
165
INOVASI: Jurnal Politik dan Kebijakan Vol. 19 No. 2, Oktober 2022: 159-171
Melalui sinergitas tersebut, informan berharap kreatif tertentu seperti kriya, ketersediaan
industri kreatif di Kabupaten Sidoarjo dapat bahan baku lokal kurang mencukupi. Akibatnya
semakin berkembang serta memberikan banyak pelaku industri kreatif yang sangat
dampak signifikan bagi ekonomi daerah. tergantung dengan bahan baku dari luar negeri.
Tantangan terkait dengan pemasaran
menurut beberapa informan tidak selamanya “…masalah bidang asesoris, bahan baku
terkait dengan faktor eksternal. Mereka yang asalnya dari China berupa batu.
menyoroti networking antar komunitas yang Dengan adanya MEA pendapatan turun
belum terjalin dengan baik. Pada saat penelitian drastis…”
ini dilakukan, Kabupaten Sidoarjo masih belum
memiliki sebuah organisasi yang mewadahi Kondisi ini menjadikan produk yang
jejaring industri kreatif setempat. Pendapat ini dihasilkan para pelaku industri kreatif kurang
mendukung temuan Nurani (2019), di mana kompetitif terutama dalam aspek harga.
belum terjalinnya kemitraan menjadi salah satu Keterbatasan bahan baku menjadikan produksi
faktor penghambat UMKM. Dampaknya mereka tidak optimal serta harga jual menjadi
pengembangan industri kreatif di Kabupaten tinggi sehingga pendapatan mereka berkurang.
Sidoarjo berjalan parsial, termasuk dalam Kondisi ini sejalan dengan temuan studi yang
mendukung pemasaran. menyebutkan bahwa bahan baku berpengaruh
Kondisi tersebut tentu memberikan positif terhadap pendapatan baik secara
dampak bagi pengembangan industri kreatif di langsung (Cita dan Karmini, 2019) maupun tidak
Kabupaten Sidoarjo. Hal ini sebagaimana langsung melalui produksi (Laksana dan Jember,
dikemukakan oleh informan-informan berikut 2018). Studi yang lain juga mengkonfirmasi
ini. bahwa bahan baku memiliki pengaruh yang
signifikan (Istanti dan Karmini, 2016) dalam
“…sama halnya dengan kami yang meningkatkan kapasitas produksi suatu industri
bergerak dalam bidang asesoris, itu ada (Cahyadinata dan Darsana, 2018).
asosiasinya lagi namanya PERABA Tantangan lain yang harus dihadapi
(Perkumpulan Pengrajin Perhiasan komunitas dalam pengembangan industri kreatif
Asesoris dan Batu Mulia) Provinsi Jawa di Kabupaten Sidoarjo adalah terkait dengan
Timur. Di Kabupaten Sidoarjo, secara sumberdaya manusia/human capital. Sebagai
spesifik kami belum ada….” sebuah industri yang sangat bergantung pada
kreatifitas manusia, maka human capital
“…Kalo di Jatim ada AHJ, nah di menjadi modal penting dalam pengembangan
Sidoarjo ini memang belum ada. industri kreatif. Rosmadi (2018) menyebutkan
Sehingga teman handycraft butuh bahwa sumberdaya manusia menjadi salah satu
omah, tapi dimanakah kita melihat faktor penting dalam pengembangan industri
produk UKM-nya Sidoarjo?...” kreatif. Keberadaan sumberdaya manusia yang
kreatif dan berkompeten menjadi tantangan
Informan meyakini jika pelaku industri kreatif tersendiri bagi komunitas dalam mendukung
Kabupaten Sidoarjo memiliki wadah, maka pengembangan industri kreatif.
mereka akan memiliki bargaining power yang Tantangan tidak hanya berkaitan dengan
kuat. Dengan demikian mereka dapat kuantitas manusia kreatif di Kabupaten Sidoarjo,
menentukan nasib pengembangan industri tetapi juga kualitas mental mereka. Salah satu
kreatif di Kabupaten Sidoarjo. informan menyoroti masalah mentalitas pelaku
Sumberdaya. Sumberdaya menjadi bagian industri kreatif.
yang tidak terpisahkan dalam sebuah entitas
bisnis, termasuk dalam hal ini industri kreatif. “…ada satu masalah krafter-krafter
Sumberdaya dalam industri kreatif meliputi Sidoarjo namun ber KTP di luar
sumberdaya bahan baku dan sumberdaya Sidoarjo, sehingga mereka canggung,
manusia. Keduanya menjadi elemen tidak padahal sebenarnya kreasinya
terpisahkan dalam pengembangan industri potensial…”
kreatif. Tantangan yang dihadapi komunitas
dalam pengembangan industri kreatif di Salah satu fakta yang dikemukakan oleh
Kabupaten Sidoarjo dengan demikian berkaitan informan adalah cukup banyak para pengrajin
dengan bahan baku dan sumberdaya manusia. kriya yang bukan tercatat sebagai penduduk
Pelaku industri kreatif di Kabupaten Kabupaten Sidoarjo. Mereka acapkali
Sidoarjo menghadapi tantangan terkait menggunakan identitas daerah asal mereka,
ketersediaan bahan baku. Informasi yang padahal mereka memiliki potensi yang cukup
disampaikan menyebutkan bahwa pada industri menjanjikan. Kondisi tersebut memaksa mereka
166
Pengembangan Industri Kreatif di Kabupaten Sidoarjo dalam Perspektif Komunitas
(Munari Kustanto)
167
INOVASI: Jurnal Politik dan Kebijakan Vol. 19 No. 2, Oktober 2022: 159-171
pemerintah dapat memfasilitasi peningkatan Kabupaten Sidoarjo juga akan bergantung pada
permodalan melalui sektor non-perbankan. pemenuhan prasarana pendukung. Dalam hal ini
Pemerintah Kabupaten Sidoarjo juga dapat Pemerintah Kabupaten Sidoarjo bersama
memfasilitasi terbentuknya koperasi atau dengan aktor pentahelix tidak semata berfokus
organisasi sejenis bagi pelaku industri kreatif. pada prasarana fisik. Mereka juga perlu
Hal ini dilakukan selain untuk meningkatkan memikirkan teknik pemasaran yang efektif dan
posisi tawar juga mempermudah akses menjangkau semua sub sektor yang ada.
permodalan terhadap lembaga keuangan. Pelaku usaha industri kreatif kembali
Terdapat studi yang menunjukkan bahwa menaruh harapan besar kepada Pemerintah
UMKM yang tergabung dalam wadah koperasi Kabupaten Sidoarjo untuk memfasilitasi
memiliki peluang tiga kali lebih besar untuk pemasaran berbagai produk kreatif yang mereka
mengakses permodalan dari lembaga keuangan hasilkan. Pemerintah Kabupaten Sidoarjo dapat
(Diana, 2019). memaksimalkan kegiatan misi dagang guna
Ketiga, berkaitan dengan masalah membuka pangsa pasar bagi industri kreatif
pengemasan produk industri kreatif. Aktor- yang ada. Jejaring yang telah terbangun pada
aktor yang terlibat dalam pentahelix perlu beberapa sub sektor juga perlu diperkuat untuk
memberikan perhatian lebih kepada masalah memperluas jangkauan hasil produk kreatif
pengemasan produk. Tantangan ini memegang Kabupaten Sidoarjo dengan memanfaatkan
peranan yang tidak kalah penting bagi kemajuan teknologi informasi. Digital marketing
keberhasilan sebuah produk industri kreatif menjadi sebuah keharusan bagi pelaku industri
diterima pasar. Selain kualitas produk, kemasan kreatif di Kabupaten Sidoarjo ketika ingin
dan brand image memiliki pengaruh positif dan meningkatkan penjualan produknya. Digital
signifikan terhadap kepuasan (Pesoth, 2015) marketing menjadi media promosi yang paling
dan minat beli (Mufreni, 2016) konsumen. efektif dan efisien untuk meningkatkan volume
Kolaborasi antar pelaku usaha industri penjualan (Pradiani, 2018) serta mempengaruhi
kreatif di Kabupaten Sidoarjo dapat didorong kinerja penjualan produk UMKM (Hendrawan et
untuk mengatasi tantangan tersebut. al., 2019).
Pemerintah Kabupaten Sidoarjo dapat Selanjutnya, terkait dengan tantangan
mengambil peran sebagai fasilitator bagi sumberdaya dalam pengembangan industri
pembentukan wadah untuk mereka kreatif di Kabupaten Sidoarjo. Pemerintah
berorganisasi dan berkolaborasi. Keberadaan Kabupaten Sidoarjo dapat memainkan peran
pengusaha industri kreatif sub sektor desain sebagai regulator dalam upaya menjamin
grafis diharapkan dapat memainkan peran ketersediaan bahan baku industri kreatif.
dalam mengatasi tantangan tersebut. Pemerintah Kabupaten Sidoarjo melalui instansi
Pemerintah Kabupaten Sidoarjo juga terkait juga berupaya menjaga agar bahan baku
memainkan peran krusial untuk mengatasi tersebut tidak hanya tersedia, tetapi juga
tantangan keempat terkait dengan prasarana terjangkau. Dalam rangka menjalankan peran
pendukung. Pelaku industri kreatif di Kabupaten tersebut, Pemerintah Kabupaten Sidoarjo perlu
Sidoarjo saat ini mendapatkan momentum yang membangun jejaring dengan pemerintah daerah
sangat tepat pasca Pilkada Serentak Tahun 2020. lain baik di tingkat Kabupaten/Kota maupun
Bupati dan Wakil Bupati terpilih menjadikan Provinsi. Jejaring tersebut tentunya juga
prasarana pendukung industri kreatif sebagai melibatkan aktor-aktor pentahelix sehingga
salah satu program prioritas dalam membangun mampu memberikan kontribusi baik dari sisi
Kabupaten Sidoarjo lima tahun kedepan. demand maupun supply.
Pemerintah Kabupaten Sidoarjo berencana Strategi menghadapi tantangan di bidang
membangun Sidoarjo Youth Center guna sumberdaya manusia dapat dilakukan sejalan
mengakselerasi daya saing industri kreatif dengan upaya mengubah mindset melalui
(Dimas, 2021). penyediaan pelatihan. Pemerintah Kabupaten
Keberadaan Sidoarjo Youth Center Sidoarjo juga dapat memainkan perannya
diharapkan memberikan dampak yang dengan mendorong pembentukan lembaga
signifikan bagi penyediaan prasarana pendidikan kreatif baik formal maupun non
pendukung industri kreatif lainnya. Keberadaan formal. Keberadaan lembaga-lembaga tersebut
prasarana pendukung yang kurang memadai penting bagi penyediaan sumberdaya manusia
akan mempengaruhi pengembangan industri kreatif di Kabupaten Sidoarjo. Keberadaan
kreatif di Kabupaten Sidoarjo. Dalam ini akan sekolah-sekolah vokasi di Kabupaten Sidoarjo
mempengaruhi kinerja para pelaku usaha merupakan modal penting untuk menyediakan
ekonomi kreatif di Kabupaten Sidoarjo. sumberdaya manusia kreatif. Pemerintah
Pemasaran yang menjadi tantangan kelima Kabupaten Sidoarjo perlu memberikan masukan
dalam pengembangan industri kreatif di kepada Dinas Pendidikan dan Kebudayaan
168
Pengembangan Industri Kreatif di Kabupaten Sidoarjo dalam Perspektif Komunitas
(Munari Kustanto)
169
INOVASI: Jurnal Politik dan Kebijakan Vol. 19 No. 2, Oktober 2022: 159-171
Bahan Baku, Kewirausahaan dan Pengalaman Kerja Heryani, H., Legowo, A. C. and Nugroho, I. P. 2020.
Terhadap Produksi dan Pendapatan Industri Kuliner ‘Strategi Pengembangan Industri Kreatif untuk
Rumah Makan’, E-Jurnal Ekonomi dan Bisnis Inovasi’, Jurnal Teknologi Industri Pertanian, 30(3),
Universitas Udayana, 8(7), pp. 741–771. pp. 290–298. doi:
10.24961/j.tek.ind.pert.2020.30.3.290.
Dewanti, I. S. and Soeprapto, A. 2019. ‘Pengembangan
Pariwisata Perkotaan Berbasis Komunitas: Studi Pada International Monetary Fund. 2021. World Economy
Kampung Wisata Dipowinatan Yogyakarta’, Jurnal Outlook, April 2021: Managing Divergent Recoveries,
Administrasi Bisnis (JABis), 17(1), pp. 58–66. International Monetary Fund. Washington DC:
International Monetary Fund Publication Sevices.
Dewi, R. P. 2017. ‘Perancangan Sistem Pengelolaan
Sampah untuk Mendukung Perkembangan Industri Istanti, Y. and Karmini, N. L. 2016. ‘Pengaruh Bahan
Kreatif di Daerah Pariwisata’, in Prosiding Seminar Baku, Tenaga Kerja dan Investasi Terhadap Produksi
Nasional Multi Disiplin Ilmu & Call For Papers Serta Ekspor Keramik di Kabupaten Tabanan’, E-
UNISBANK Ke-3 (SENDI_U 3). Semarang: Universitas Jurnal EP Unud, 5(2), pp. 276–297.
Stibank Semarang, pp. 217–221.
Kreatif, Badan Ekonomi. 2019. Laporan Kinerja Badan
Diana, R. 2019. ‘Analisis Aksesibilitas Permodalan Ekonomi Kreatif Tahun 2019. Jakarta.
Usaha Mikro Kecil Pada Lembaga Keuangan Formal Di
Provinsi Sumatera Barat’, Jurnal Ekonomi Laksana, I. N. B. and Jember, I. M. 2018 ‘Pengaruh
Pembangunan, 27(1), pp. 67–80. doi: Tenaga Kerja, Bahan Baku dan Produksi terhadap
10.14203/jep.27.1.2019.67-80. Pendapatan Pengrajin Industri Kerajinan Kayu di
Kabupaten Gianyar’, E-Jurnal EP Unud, 7(8), pp. 1679–
Dimas. 2021. ‘Pemkab dan DPRD Sidoarjo Matangkan 1707.
Pembahasan Program Youth Center’, Sidoarjonews.id,
29 June. [Online] Dari: Margunani, Setiawan, A. B. and Kistanti, N. R. 2019.
https://sidoarjonews.id/pemkab-dan-dprd-sidoarjo- ‘Kajian Aksesibilitas UMKM dan IKM Terhadap
matangkan-pembahasan-program-youth-center/. Lembaga Keuangan di Kota Semarang’, Jurnal Riptek,
13(2), pp. 147–157.
Fawaid, A. 2017. ‘Pengaruh Digital Marketing System,
Terhadap Daya Saing Penjualan Susu Kambing Etawa’, Muchlashin, A. 2021. ‘Strategi Pemberdayaan
IQTISHADIA: Jurnal Ekonomi & Perbankan Syariah, Ekonomi Komunitas Berkebutuhan Khusus Melalui
4(1), pp. 104–119. doi: Industri Kreatif di Sidosermo Indah , Surabaya’,
10.19105/iqtishadia.v4i1.1134. Equilibrium : Jurnal Pendidikan, IX(2), pp. 134–142.
Gultom, M. D. 2021. Pengaruh Harga dan Gaya Hidup Mufreni, A. N. 2016. ‘Pengaruh Desain Produk, Bentuk
Terhadap Keputusan Pembelian Konsumen pada Kemasan dan Bahan Kemasan Terhadap Minat Beli
Produk Fashion Wanita di Rynboutique Medan. Konsumen (Studi Kasus Teh Hijau Serbuk Tocha)’,
Universitas Sumatera Utara. Jurnal Ekonomi Manajemen, 2(2), pp. 48–54.
Handayani, T. and Sari, R. A. 2020. ‘Ekonomi Kreatif: Nurani, M. 2019. Analisis Faktor-faktor Penghambat
Pemetaan Kendala dan Analisis Strategi Kebijakan Pengembangan Usaha Mikro Kecil Dan Menengah
Pemerintah Studi Kasus pada Kota Bengkalis’, Jurnal Dalam Perspektif Ekonomi Islam (Studi Pada Sentra
Ekonomi dan Manajemen Teknologi (EMT), 4(1), pp. UMKM Keripik Pisang Jalan ZA. Pagar Alam Kota
19–29. doi: 10.35870/emt.v4i1.126. Bandar Lampung), Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam.
Universitas Islam Negeri Raden Intan Lampung.
Handini, Y. D. 2020. ‘Pengembangan Industri Kreatif
Kafe Kopi Dalam Meningkatkan Sektor Pariwisata di Nurcahyati and Ratnawati, A. T. 2016. ‘Strategi
Kabupaten Bondowoso’, Journal of Tourism and Pengembangan Industri Kreatif Sebagai Penggerak
Creativity, 4(1), pp. 73–84. doi: Destinasi Pariwisata Di Kabupaten Semarang’, in
10.19184/jtc.v4i1.14557. Soeparno et al. (eds) Prosiding Seminar Nasional Multi
Disiplin Ilmu dan Call For Papers UNISBANK (SENDI_U)
Hendrawan, A. et al. 2019. ‘Pengaruh Marketing Ke-2 : Kajian Multi Disiplin Ilmu Dalam Pengembangan
Digital Terhadap Kinerja Penjualan Produk UMKM IPTEKS untuk Mewujudkan Pembangunan Nasional
Asti Gauri di Kecamatan Bantarsari Cilacap’, Jurnal Semesta Berencana (PNSB) sebagai Upaya
Administrasi dan Kesekretarisan, 4(1), pp. 50–61. Meningkatkan Daya Saing Global. Semarang:
Univesitas Stikubank Semarang, pp. 810–819.
Herlano, D. and Kurniawan, P. A. (2021) Pertumbuhan
Ekonomi Indonesia Triwulan IV-2020. Jakarta. Peraturan Daerah Kabupaten Sidoarjo Nomor 6 Tahun
2014 tentang Rencana Induk Pembangunan
Hermayanty, I. 2017. ‘Pengaruh Sarana dan Prasarana Kepariwisataan Daerah Tahun 2014-2025. Indonesia.
Terhadap Efektivitas Kerja Pegawai di Dinas
Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana Perdana, F. R. 2019. ‘Ketahanan Keluarga Berbasis
Kabupaten Sumedang’, Journal of Regional Public Kearifan Lokal Penunjang Industri Kreatif Pariwisata’,
Administration (JRPA), 2(1), pp. 43–48. SOSIOHUMANIORA: Jurnal Ilmiah Ilmu Sosial Dan
Humaniora, 5(2), pp. 1–13. doi:
170
Pengembangan Industri Kreatif di Kabupaten Sidoarjo dalam Perspektif Komunitas
(Munari Kustanto)
171