Anda di halaman 1dari 14

PENGARUH KREATIVITAS DAN INOVASI TERHADAP KEBERLANJUTAN

BISNIS
(Studi Kasus pada UMKM Kuliner di Kota Bandung)

Feggy Dwi Lestari, Finddy Wong, Maharani Agistian Leonita,


Brian Garda Muchardie
Management Department,
BINUS Online Learning
Bina Nusantara University
Jakarta, Indonesia 11480
feggy.lestari@binus.ac.id; finddy.wong@binus.ac.id; Maharani.leonita@binus.ac.id;
brian_muchardie@binus.ac.id

ABSTRAK
Persaingan industri kuliner terus meningkat karena peran dan potensi industri kuliner di Kota
Bandung khususnya di kalangan UMKM. Berdasarkan data setidaknya terdapat 358 UMKM
kuliner yang terdaftar pada Dinas Koperasi dan UMKM Kota Bandung dan 100 UMKM
Kuliner diantaranya menjadi responden untuk penelitian. Penelitian ini menggunakan metode
kuantitatif dengan harapan dapat memberikan gambaran akan hubungan penting dari setiap
indikator untuk kemudian diolah menjadi data dan selanjutnya dilakukan suatu analisis
sehingga pada akhirnya dihasilkan suatu kesimpulan. Secara keseluruhan, penelitian ini
bertujuan untuk mengetahui pengaruh variabel kreativitas dan inovasi terhadap
keberlangsungan bisnis UMKM sektor kuliner Bandung. Penelitian ini pun menggunakan
bantuan SEMPLS dalam pengolahan data kuesioner supaya hasil dapat lebih akurat.
Hasilnya, ditemukan bahwa faktor kreativitas dan inovasi berpengaruh positif dan signifikan
terhadap keberlangsungan bisnis.

Kata Kunci : Kreativitas; Inovasi; Keberlangsungan Bisnis

PENDAHULUAN

World Health Organization (WHO) telah menyatakan bahwa pandemi Covid-19 kini
telah menjadi wabah global di beberapa negara, termasuk Indonesia, dan wabah tersebut
semakin meningkat. Pada 12 Juni 2021, jumlah kematian mencapai 52,73 juta, angka
kesembuhan 1,74 juta, dan kasus aktif Covid-19 sebanyak 1,9 juta. Di saat angka kesembuhan
Covid-19 terus meningkat, penyebaran kasus Covid-19 juga meningkat hingga mencapai titik
ketidakpastian dan akan mempengaruhi laju perekonomian global. Pandemi COVID-19 telah
memberikan dampak ekonomi, sosial, dan politik di hampir semua negara, termasuk Indonesia
(Pakpahan, 2020).
Keadaan ini tentunya akan berdampak pada berbagai sektor perekonomian salah
satunya keberadaan usaha mikro, kecil dan menengah, mengingat usaha mikro, kecil dan
menengah merupakan salah satu bidang usaha dalam perekonomian nasional yang dapat
berkembang dan berkembang. tetap konsisten dan menjadi penyumbang produk domestik
bruto terbesar, salah satu penyumbang produk (PDB) dan pilar penyerapan pengangguran.
Dengan peran dan potensi industri masakan khususnya dalam lingkup usaha kecil, menengah,
dan mikro, maka tidak heran jika bermunculan usaha kecil, menengah, dan mikro yang secara
langsung akan meningkatkan persaingan dalam industri tersebut. Gambar di bawah ini
menjelaskan perkembangan UMKM.:

1
Jumlah UMKM
66000000

65500000

65000000

64500000

64000000

63500000
2018 2019 2020 2021

Gambar 1. Perkembangan UMKM di Indonesia Tahun 2018-2021


Sumber: Databoks, 2022

Gambar 1. menyajikan perkembangan UMKM di Indonesia sejak Tahun 2018 sampai dengan
Tahun 2021. UMKM di Indonesia mengalami kenaikan dari tahun ke tahun. Dengan kenaikan
jumlah UMKM di Indonesia ini akan mengakibatkan persaingan yang semakin ketat pula
persaingan untuk mendapatkan pasar.
Sementara COVID-19 berdampak pada hampir semua individu dan organisasi di
seluruh dunia, ada kekhawatiran khusus tentang bagaimana dampak dari pandemi dan berbagai
tanggapan pemerintah terhadapnya akan memengaruhi usaha kecil dan menengah (UMKM).
UMKM mewakili lebih dari 90% dari semua perusahaan di seluruh dunia, menjadikannya
tulang punggung ekonomi dunia baik di sektor bisnis formal maupun informal. (Thorgren &
Williams, 2020)
Sejalan dengan itu, arus ekonomi sangat berkurang di semua jenis perusahaan. Bahkan
untuk negara-negara dengan ekonomi yang kuat, seperti Inggris, periode lockdown
diperkirakan menyebabkan penurunan PDB sebesar 3,0%. Pandemi COVID-19 telah
menyebabkan perubahan lingkungan yang menimbulkan banyak tantangan yang membutuhkan
solusi inovatif, menghasilkan lanskap inovasi yang berubah. (Ebersberger & Kuckertz, 2021).

Tabel 1. Dampak COVID-19 ke UMKM


Dampak Persentase (%)
Penurunan Penjualan 59,0
Kesulitan Permodalan 24,0
Hambatan distribusi produk 11,0
Kesulitan bahan baku 6,0
Sumber: Kemenkop-UKM, 2020

Tabel 1. memperlihatkan bahwa dari keempat persoalan tersebut, dampak penurunan


penjualan menjadi persoalan terbesar yang dirasakan oleh pelaku UMKM. Dampak pandemi
terhadap UMKM diyakini dapat lebih besar, karena tingginya tingkat kerentanan dan
minimnya ketahanan akibat keterbatasan sumber daya manusia, supplier, dan opsi dalam
merombak model bisnis. (Kemenkop-UKM, 2021)
Rendahnya daya saing UMKM kuliner di Indonesia khususnya di Kota Bandung
disebabkan oleh lambannya inovasi dan kreativitas destruksi persaingan yang tinggi antar
perusahaan. (Hutahayan & Yufra, 2019) Dengan demikian, daya saing UMKM kuliner dapat
ditingkatkan melalui kecepatan pengembangan inovasi dan kreativitas. Usaha mikro kecil dan

2
menengah (UMKM) telah dipandang sebagai pendorong utama di balik pembangunan ekonomi
negara maju dan berkembang karena jumlah dan tingkat partisipasi angkatan kerja yang besar
di dalamnya. Di tingkat negara berkembang, UKM menyumbang setidaknya 90% dari
perusahaan, 40-60% dari PDB, dan memberikan hampir 40% dari produksi industri dunia dan
35% dari ekspor dunia juga. (Al-Hakimi, Saleh, & Borade, 2021)
Hal ini sejalan dengan Okundaye, K., Fan, S.K., & Dwyer, R. J (2019) yang
mengemukakan bahwa perilaku kreatif dan inovatif yang belum optimal dalam menyikapi
perubahan yang mendasar dalam menerapkan teknologi informasi dan menajemen di dalam
mengelola bisnisnya. Hal ini diperkuat oleh Kirby dalam Hendro (2011) menyatakan bahwa
usaha kecil menengah memiliki beberapa masalah dalam pertumbuhannya yaitu kurangnya
nilai-nilai entrepreneur, pembiayaan dan pasar.
Dengan kreativitas, suatu organisasi dapat memberikan inovasi melalui pemikiran
kreatif untuk menghasilkan suatu produk yang menjawab kebutuhan pasar. Kreativitas juga
diperlukan untuk bersaing dengan perusahaan pesaing. Kreativitas diperlukan dalam proses
kegiatan pemasaran, khususnya kegiatan pemasaran di media sosial, karena media sosial
memiliki banyak fitur yang dapat digunakan pengguna secara kreatif termasuk dalam
meningkatkan kinerja bisnis. (Wardhani, 2022)
Inovasi juga telah menjadi kebutuhan bagi semua organiasi bisnis yang ingin bertahan
di tengah persaingan, perubahan teknologi, dan krisis yang berulang. Konsep inovasi mengacu
pada penggunaan teknologi baru atau praktik manajemen baru dalam suatu organisasi untuk
mencapai peningkatan yang ditargetkan dalam operasinya. Dari perspektif UMKM, inovasi
biasanya menunjukkan produk atau proses baru yang memenuhi kebutuhan pelanggan secara
lebih kompetitif dan menguntungkan daripada yang sudah ada. (Adam & Alarifi, 2021)
Pelaksanaan penelitian ini tidak terlepas dari penelitian-penelitian sebelumnya untuk
dijadikan bahan referensi, kajian, dan perbandingan. Penelitian-penelitian yang dijadikan
bahan perbandingan sesuai dengan topik penelitian yaitu mengenai kreativitas, inovasi, media
sosial dan Keberlanjutan bisnis. Diantaranya: Francis K. Kariuki, Beatrrice Ombaka, Teresia
Kyalo (2020) dengan judul Moderating effect of social media on relationship between
entrepreneurial networking and performance of youth owned agro-processing SMEs in Kenya.
Metode: Regresi., Temuan: UMKM perlu lebih membangun jaringan di luar lingkaran bisnis
mereka dan mencari jaringan dengan perusahaan lain yang lebih besar di pasar. Siti Maryam,
Agus Syam, Muhammad Hasan, Muhammad Dinar (2021) dengan judul Kreativitas, Inovasi,
dan Keberlanjutan bisnis: Studi kasus pada Usaha Kuliner Tradisional Jepang dimasa Pandemi
Covid 19., Metode: Deskriptif Kualitatif., Temuan: Jika menciptakan produk/layanan baru
yang belum pernah dilakukan sebelumnya, maka harus melakukan riset terlebih dahulu. Didik
Gunawan, Rizka Monika (2022) dengan judul Pemanfaatan Media Sosial Dan Efikasi Diri
Terhadap Keberlanjutan Wirausaha Dengan Inovasi Sebagai Variabel Mediasi Pada Pelaku
UMKM., Metode: SEM., Temuan: Inovasi dapat memediasi hubungan antara media sosial dan
efikasi diri terhadap Keberlanjutan wirausaha
Oleh karena itu, penulis tertarik melakukan Studi di Kota Bandung, dimana merupakan
salah satu kota dengan keberadaan UMKM yang besar dengan orang-orang kreatif dan inovatif
di dalamnya ditambah dengan memanfaatkan kemajuan teknologi dan informasi (sosial media)
diyakini akan terdapat temuan dan manfaat dalam pembahasan dan studi ini. Berdasarkan latar
belakang yang telah dipaparkan di atas dapat disimpulkan bahwa Keberlanjutan bisnis UMKM
sangat bergantung pada kreativitas, inovasi dan kemampuan pelaku UMKM memanfaatkan
teknologi. Berdasarkan hal tersebut, penulis memandang studi yang berjudul “Pengaruh
Kreativitas Dan Inovasi Terhadap Keberlanjutan bisnis Pada Pandemi Covid-19 (Studi Kasus
Pada UMKM Kuliner Di Kota Bandung)”.
Agar tidak menyimpang dan permasalahan lebih tearah, dalam penulisan penelitian ini
penulis membatasi ruang lingkup yaitu, penelitian ini bertujuan mengetahui pengaruh variabel

3
kreativitas dan inovasi terhadap keberlangsungan bisnis pada umkm kuliner di Kota Bandung
dan Penelitian ini fokus pada ruang lingkup UMKM kuliner berskala mikro di Kota Bandung
yang merasakan dampak pandemi Covid-19. Oleh sebab itu pada penelitian ini memiliki tujuan
penelitian sebagai berikut: T-1; Untuk mengetahui bagaimana pengaruh kreativitas terhadap
keberlanjutan bisnis. T2; Untuk mengetahui bagaimana pengaruh inovasi terhadap
keberlanjutan bisnis.

STUDI LITERATUR

Keberlanjutan Bisnis (Business Sustainability)


Pengusaha pasti menginginkan perusahaan yang dijalankan mengalami progresif dan
berkelanjutan. Keberadaan bisnis berguna jika lingkungan bisnis dapat menerima adanya
perjuangan. Keberlanjutan itu sendiri berarti bahwa perusahaan yang dibuat akan terus
beroperasi atau berkembang dalam jangka panjang. Beberapa bisnis dapat memiliki
keberlanjutan bisnis selama beberapa generasi. Kepemimpinan yang diwariskan pemilik
pertama kepada penerusnya membuat perjuangan terus berlanjut. Business Sustainability atau
yang biasa disebut dengan keberlangsungan bisnis adalah hal yang tentu diinginkan oleh para
pengusaha agar usahanya tetap berkembang dan berlanjut dengan meminimalisir hal-hal
negatif yang ada diperusahaan.
Keberlanjutan bisnis terdiri dari dua kata, yaitu Keberlanjutan dan bisnis. Dalam kamus
besar Bahasa Indonesia, keberlanjutan berarti ketahanan. Sedangkan dalam kamus sosiologi
dan kependudukan, keberlanjutan sama seperti survival value, yang artinya bahwa nilai
ketahanan merupakan kualitas suatu unsur yang memberikan kekuatan untuk seseorang atau
kelompok sosial untuk tetap bisa bertahan pada suatu kondisi atau situasi.
Nilai jangka panjang tersebut dapat ditingkatkan dengan konsisten dan stabil dalam
performa bisnis yang dapat mengimlementasikan nilai ekonomi, social, dan lingkungan
(Trimagnus, 2019). Menurut Widayanti et al (2017) Keberlanjutan bisnis adalah suatu
kestabilan dari keadaan usaha, yang mana keberlangsungan adalah sistem berlangsungnya
usaha yang mencakup pertambahan,kelanjutan dan pendekatan untuk melindungi
kelangsungan usaha dan ekspansi usaha.

Inovasi
Allan Afuah (2003) mendefinisikan inovasi sebagai penggunaan pengetahuan baru
untuk menawarkan produk atau layanan baru yang diinginkan pelanggan”. Namun, definisi ini
tidak termasuk inovasi proses (mengubah cara bisnis dilakukan) dan inovasi sistem (mengubah
cara proses dikendalikan dan diatur). Inovasi berkembang ketika perusahaan menggunakan
penelitian ilmiah dan teknologi untuk menghasilkan produk yang lebih responsif terhadap
kebutuhan pelanggan dan klien mereka yang sesuai dengan harapan mereka.
Weisberg (2010) dalam Salem & Beduk (2021) mengklaim bahwa inovasi adalah hasil
dari proses kreatif yang dikombinasikan dengan faktor pasar lain yang mempengaruhi produk,
layanan, sistem, atau proses. Tidak seperti kewirausahaan, ada sedikit perdebatan tentang ciri
khas inovator, tetapi ada penekanan pada model inovasi dan efek ekonomi dari beragam model
pada bisnis.
Dapat disimpulkan bahwa inovasi adalah keterampilan untuk menerapkan kreativitas
dalam pemecahan masalah dan menemukan peluang untuk mengembangkan produk yang ada.
Sesuatu yang baru dan berbeda dapat berupa hasil berupa barang/jasa, dan dapat pula berupa
proses seperti gagasan, metode, dan cara sesuatu yang baru dan berbeda yang tercipta melalui
proses berpikir kreatif dan tindakan inovatif seperti sebagai nilai tambah yang berharga.

Kreativitas

4
Suryana (2003) menyatakan bahwa kreativitas merupakan cara berpikir sesuatu yang
baru. Kreativitas sebagai kemampuan untuk mengembangkan ide-ide baru dan menemukan
cara-cara baru untuk memecahkan masalah dalam menghadapi peluang. Kreativitas menjadi
topik yang relevan tidak hanya bagi para wirausahawan pemula, tetapi juga bagi dunia usaha
dan kegiatan bisnis pada umumnya. Kretivitas merupakan sumber penting dalam penciptaan
daya saing bagi semua organisasi yang peduli dengan pertumbuhan dan perubahan. Alanis
(2009) memandang bahwa seorang wirausahawan harus mampu mentolerir ambiguitas dan
ketidakpastian yang menjadi ciri tahun-tahun pertama bisnis baru. Dalam hampir semua kasus,
kondisi bisnis atau pasar pasti berubah selama beberapa tahun pertama kehidupan bisnis baru,
menyebabkan ketidakpastian bagi usaha dan pengusaha.

Kerangka Pemikiran
Dalam upaya mencapai Keberlanjutan bisnis pelaku usaha UMKM kuliner di Kota
Bandung perlu memastikan trend yang sedang ramai dalam masyarakat sebagai dasar
pengambilan keputusan dan secara langsung dapat berkreasi dan berinovasi seputar produk
yang ditawarkan UMKM upaya dapat menarik target pasar untuk membeli. Dengan prilaku
atau sifat pengusaha yang kreatif dan inovatif dapat menghasilkan ide yang dapat di
kolaborasikan dengan perkembangan teknologi.
Pelaku UMKM membuat usaha harus cepat menanggulangi dan mengetahui masalah
yang terjadi supaya dapat berinovasi dan berkreasi dengan ide atas masalah yang muncul
sehingga dapat melakukan aksi seperti pemasaran melalui sosial media bahkan dengan
pemasaran secara langsung pada target pasar usaha tersebut dengan harapan UMKM dapat
mencapai Keberlanjutan bisnis.

Paradigma Penelitian

Gambar 2. Paradigma Penelitian


Sumber: Diolah Peneliti, 2023

Menurut Hamka et al (2021) yang berjudul pengaruh kreativitas dan inovasi terhadap
keberlangsungan usaha melalui pelaku usaha industry pengolahan makanan dan minuman di
kabupaten maros menyatakan bahwa Kreativitas memberikan pengaruh yang signifikan dalam
meningkatkan keberlangsungan usaha, dimana semakin tinggi kemampuan wirausaha
untuk selalu berkreasi dengan jenis usaha yang dikelola selama ini maka
dapat diikuti oleh adanya peningkatan keberlangsungan usaha.

5
Menurut D’orville (2019) yang berjudul the relationship between sustainability and
creativity menyatakan bahwa kreativitas berpengaruh positif dan signfikan terhadap
sustainability terutama pada bidang bisnis, ini berarti semakin banyak kreativitas yang
dilakukan maka semakin meningkat business sustainability.
H1: Kreativitas (X1) berpengaruh signifikan terhadap Business Sustainability
(Y)
Menurut Cahyono (2017) yang berjudul pengaruh kreativitas dan inovasi terhadap
perilaku wirausaha serta dampaknya pada keberlangsungan usaha jasa makanan dan minuman
di kota makassar, menyatakan bahwa inovasi secara simultan maupun parsial berpengaruh
langsung terhadap keberlangsungan usaha, artinya inovasi akan berimplikasi pada
keberlangsungan usaha melalui perilaku wirausaha dan variabel inovasi memiliki pengaruh
terbesar dalam menciptakan keberlangsungan usaha.
Menurut Hamka et al (2021) inovasi memberikan pengaruh yang signifikan dalam
meningkatkan keberlangsungan usaha, dimana semakin tinggi kemampuan wirausaha untuk
selalu berinovasi dengan jenis usaha yang dikelola selama ini maka dapat diikuti oleh adanya
peningkatan keberlangsungan usaha.
Berdasarkan uraian penelitian pendukung tersebut, maka hipotesis
pertama penelitian ini adalah sebagai berikut:
H2: Inovasi (X2) berpengaruh signifikan terhadap Business
Sustainability (Y).

METODOLOGI

Penelitian ini dilakukan secara kuantitatif yaitu memproses angka-angka pada


pengukuran variabel dan indikator dalam penelitian, untuk kemudian diolah menjadi data dan
selanjutnya dilakukan suatu analisis sehingga pada akhirnya dihasilkan suatu kesimpulan.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah survey. Unit analisis terdiri dari organisasi,
individu, pasangan, kelompok dan kebudayaan. Sedangkan unit analisis yang digunakan dalam
penelitian ini mengarah kepada individu (pemilik/manajemen) UMKM yang bergerak
dibidang kuliner di Kota Bandung.
Penelitian ini menggunakan metode Partial Least Square-Structural Equation Modelling
(PLS-SEM) dengan perangkat lunak SmartPLS. SEM meneliti struktur hubungan timbal balik
yang dinyatakan dalam serangkaian persamaan struktural. Konsep ini mirip dengan
memperkirakan serangkaian persamaan regresi berganda. Persamaan-persamaan tersebut
memodelkan semua hubungan antar konstruk, baik dependen maupun independen. (Malhotra,
Nunan, & Birks, 2017)
Populasi dalam penelitian ini yaitu UMKM yang bergerak dibidang kuliner di Kota
Bandung, berdasarkan data Dinas Koperasi dan UMKM terdapat 316 UMKM kuliner di Kota
Bandung yang terdaftar.
Penelitian ini mengikuti aturan umum untuk jumlah minimum sampel yang digunakan,
yaitu dengan jumlah total indikator dikali lima. (Hair, Black, Babin, & Anderson, 2010)
Penelitian ini menggunakan 15 indikator, maka jumlah minimum responden yang dibutuhkan
adalah 75 responden. Menurut Malhotra, et al (2017) apabila jumlah sampel semakin besar
maka probabilitas terjadinya error akan berkurang. Kemudian, peneliti menyimpulkan bahwa
jumlah sampel penelitian ini dianggap mewakili populasi apabila memiliki ≥ 75 responden,
untuk menghindari terjadinya error maka peneliti akan menambahkan sampel menjadi 100
responden.

6
HASIL

Hasil Analisis Deskriptif


Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) Kota Bandung yang terdiri dari beberapa jenis
usaha yang tersebar disetiap daerahnya. Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) Kota
Bandung dapat disebut kota yang banyak memproduksi berbagai produk, namun tidak
dipungkiri Kota Bandung terkenal akan produksi pakaian. Hal ini menjadi salah satu gambaran
Kota Bandung, namun sebenarnya masih banyak jenis-jenis usaha yang tidak berkaitan dengan
pakaian atau tekstil yaitu industri makanan dan minuman.

Gambar 3. Peta Distribusi Sampel Umkm Kuliner


Sumber: Data Diolah, 2023
Karakteristik Usaha

Omzet Perbulan

6%5% 1 Sampai 5 Juta


19% 6 sampai 10 Juta
11 sampai 20 juta
70%
>20 Juta

Gambar 4. Karakteristik Responden berdasarkan Omzet Perbulan


Sumber: Diolah Peneliti, 2023
Berdasarkan data kelompok usia pada gambar 4.2, diketahui bahwa responden paling banyak
berasal dari kelompok Omzet 1 Juta Sampai dengan 5 Juta perbulan dengan nilai 70 persen,
lalu disusul oleh kelompok Omzet 6 Juta Sampai dengan 10 Juta dengan nilai 19 persen, lalu
kelompok Omzet 11 Juta Sampai dengan 20 Juta dengan nilai 6 persen dan terakhir sebagian
kecil kelompok Omzet lebih dari 20 Juta perbulan dengan nilai 5 persen. Hal ini menunjukan

7
bahwa kepemilikan UMKM kuliner masih sangat diminati dan menguntungkan dalam usaha
mereka karena dinilai tetap memiliki pasarnya tersendiri walaupun dalam masa pandemi covid-
19.

Jumlah Karyawan

2%

1 sampai 9 Karyawan
10 Sampai 30 Karyawan

98%

Gambar 5. Karakteristik Responden berdasarkan Jumlah Karyawan


Sumber: Diolah Peneliti, 2023
Berdasarkan data kelompok usia pada gambar 4.2, diketahui bahwa responden paling
banyak berasal dari jumlah karyawan 1 sampai 9 karyawan dengan nilai 98 persen, lalu disusul
oleh kelompok 10 sampai 30 karyawan dengan nilai 2 persen, Hal ini menunjukan bahwa
UMKM Kuliner di Kota Bandung masih berkontribusi dalam pengadaan lapangan pekerjaan
yang tentu saja dapat membantu masyarakat dan pemerintah.

Hasil Uji Validitas


Convergent Validity
Outer model dinilai dengan cara melihat convergent validity (besarnya loading factor untuk
masing – masing konstruk). Loading factor di atas 0,70 sangat direkomendasikan, namun
demikian loading factor 0,50 – 0,60 masih dapat ditolerir sepanjang model masih dalam tahap
pengembangan. Begitu juga dengan AVE, nilai batas signifikansi AVE harus >0,5. (Hair, et
al., 2017) Tabel 2. menunjukkan bahwa semua indikator memiliki nilai loading factor diatas
0,50. Artinya dapat disimpulkan bahwa semua indikator variabel valid. Dan nilai AVE pada
tabel 4.6 telah menunjukkan >0,5.

Tabel 2. Hasil Uji Validitas


X1 X2 Y
Kreativitas Inovasi Keberlanjutan Bisnis

X1.1 0.889
X1.2 0.894
X1.3 0.907
X1.4 0.890
X1.5 0.869
X2.1 0.914
X2.2 0.816
X2.3 0.858
X2.4 0.816

8
X2.5 0.772
Y1 0.773
Y2 0.798
Y3 0.767
Y4 0.732
Y5 0.746
Sumber : Diolah Peneliti, 2023

Uji Reliabilitas
Tabel 3. Hasil Uji Reliabilitas
Average
Cronbach's Composite Variance
Variabel rho_A
Alpha Reliability Extracted
(AVE)
X1_Kreativitas 0.934 0.935 0.950 0.792
X2_Inovasi 0.892 0.906 0.921 0.700
Y_Keberlanjutan Bisnis 0.822 0.830 0.875 0.583
Sumber : Diolah Peneliti, 2023

Pada pengujian ini data dikatakan reliabel apabila memenuhi syarat nilai composite
reliability dan cronbach’s alpha lebih besar dari 0.7. Berdasarkan data pada tabel 3. dapat
diketahui bahwa hasil pengukuran memenuhi syarat reliabilitas sehingga dapat dikatakan
bahwa data yang digunakan bersifat reliabel.

Inner Model (R Squared, F Squared dan Uji T)


Hasil dari pengukuran inner model meliputi uji R-Squared dan uji T. R-Squared
bertujuan untuk melihat seberapa besar kontribusi variabel independen dalam menjelaskan
variabel dependen sedangkan uji T bertujuan untuk menguji hipotesis apakah ada pengaruh
masing-masing variabel independent terhadap variabel dependen.

R-Squared
Tabel 4. Koefisien Determinasi
R Square R Square Adjusted

Y_Keberlanjutan Bisnis 0.681 0.674

Sumber : Diolah Peneliti, 2023

Berdasarkan tabel 4. diketahui bahwa nilai R-Squared sebesar 0.681 dimana nilai ini
termasuk ke dalam kategori baik. Hal tersebut menunjukkan bahwa kreativitas dan inovasi
dinilai mampu menjelaskan dan mempengaruhi keberlanjutan bisnis sebesar 68 persen.
Sedangkan 32 persen sisanya dijelaskan oleh variabel lain yang tidak dilibatkan ke dalam
penelitian.

9
F-Squared
Tabel 5. Uji F-Squared
X1_Kreativitas X2_Inovasi Y_KeberlanjutanBisnis
X1_Kreativitas 0.893
X2_Inovasi 0.207
Sumber : Diolah Peneliti, 2023

Berdasarkan tabel 5. diketahui bahwa nilai F-Squared variabel kreativitas sebesar 0.893 dimana
nilai ini termasuk ke dalam kategori large effect hal ini dikarenakan nilai F-Squared variabel
kreatifitas lebih besar dari 0,35. Sedangkan nilai F-squared untuk variabel inovasi sebesar
0.207 dimana nilai ini termasuk dalam kategori medium effect dikarenakan nilai F-Squared
variabel inovasi berada di antara 0,15 dan lebih kecil dari 0,35.

Uji T
Dasar pengambilan keputusan dari uji T yaitu apabila t statistic > 1.984 atau p-value <
α dengan tingkat signifikansi yang digunakan adalah 5 persen. Selanjutnya hasil dari uji T ini
ditunjukkan pada tabel 5.

Tabel 6. Hasil Uji T


Original Sample T Statistics P
(O) (|O/STDEV|) Values
X1_Kreativitas -> Y_Keberlanjutan
0.679 9.399 0.000
Bisnis
X2_Inovasi -> Y_Keberlanjutan Bisnis 0.223 2.837 0.005
Sumber : Diolah Peneliti, 2023
Berdasarkan data di atas dapat disimpulkan bahwa pengaruh kreativitas (X1) terhadap
keberlanjutan bisnis (Y) ditunjukkan dengan nilai t statistic > 1.984 yaitu 9.399 > 1.984 dengan
tingkat signifikansi sebesar 0.000 < 0.05 dan nilai path coefficient sebesar 0.679, sehingga hasil
memenuhi dasar pengambilan keputusan yaitu 𝐻1 diterima. Lalu untuk pengaruh inovasi (X2)
terhadap keberlanjutan bisnis (Y) menunjukkan nilai t statistic > 1.984 yaitu 2.837 > 1.984
dengan tingkat signifikansi diketahui sebesar 0.000 < 0.05 dan nilai path coefficient sebesar
0.223, sehingga hasil memenuhi dasar pengambilan keputusan yaitu 𝐻2 diterima.

Berikut gambar yang menampilkan hasil yang menunjukkan nilai - nilai pada loading
factor pada analisis model pengukuran (outer model) dan koefisien – koefisien pengaruh untuk
model struktural (inner model):

10
Gambar 6. Hasil Pengujian Koefisien Pengaruh (Bootsrapping)
Sumber : Diolah Peneliti, 2023.

Pengaruh Kreativitas (X1) Terhadap Keberlanjutan Bisnis (Y)


Berdasarkan data pada tabel 6. menunjukan bahwa pengaruh kreativitas (X1) terhadap
keberlanjutan bisnis (Y) yang direpresentasikan dengan nilai t-statistic > t-table yaitu 9.399 >
1.984 dan tingkat signifikansi yang direpresentasikan dengan nilai p-values sebesar 0.000 <
0.05 yang mana memenuhi syarat p-values < tingkat signifikansi serta nilai path coefficient
menunjukan hasil yang positif yaitu sebesar 0.679. Hal ini menunjukan bahwa kreativitas (X1)
berpengaruh dan signifikan terhadap keberlanjutan bisnis (Y), karena dalam meningkatkan
penjualan dan menjadikan usaha yang berhasil, business owner harus memiliki kreativitas
dalam menjalankan bisnisnya. Dalam hal ini faktor yang paling berpengaruh adalah tingkat
ketanggapan business owner dalam menghadapi perubahan dan situasi bisnis yang kita ketahui
banyak perubahan dikarenakan perkembangan zaman dan pandemic COVID-19.
Kreativitas memainkan peran penting dalam keberlanjutan bisnis. Banyak sekali
keuntungan yang didapatkan oleh para pebisnis berawal dari kecerdikan mereka dalam melacak
perkembangan produk hingga pemasaran. Fenomena yang terjadi pada UMKM di Kota
Bandung bahwa UMKM cukup banyak yang kreatif dimana terdapat penambahan kreativitas
pada produk umkm di Kota Bandung.
Hasil penelitian ini didukung oleh penelitian Harahap (2022) yang menyatakan bahwa
kreativitas berpengaruh untuk keberlanjutan usaha. Penelitian ini juga diperkuat oleh penelitian
yang dilakukan oleh Susanto (2020) yang menyimpulkan bahwa kreativitas sangat
memengaruhi keberlanjutan suatu usaha UMKM.

Pengaruh Inovasi (X2) Terhadap Keberlanjutan Bisnis (Y)


Berdasarkan data pada tabel 6. menunjukan bahwa pengaruh inovasi (X2) terhadap
keberlanjutan bisnis (Y) menunjukkan nilai t statistic > t table yaitu 2.837 > 1.984 dan tingkat
signifikansi yang direpresentasikan dengan nilai p-values sebesar 0.000 < 0.05 yang mana
memenuhi syarat p-values < Tingkat signifikansi serta nilai path coefficient sebesar 0.223. Hal
ini menunjukan bahwa inovasi (X2) berpengaruh dan signifikan terhadap keberlanjutan bisnis
(Y), karena dalam rangka menciptakan bisnis yang berhasil sangat diperlukan inovasi mulai
dari inovasi terkait produk, teknologi hingga pemasaran dan dalam penelitian ini sangat
dipengaruhi oleh dimensi dari variabel inovasi. Artinya dalam penelitian ini menunjukan
bahwa variabel inovasi memiliki pengaruh yang signifikan terhadap keberlanjutan bisnis
UMKM di Kota Bandung.

11
Setiap orang yang terlibat dalam UMKM terutama pemilik dan pimpinan perlu
melakukan inovasi, karena inovasi akan meningkatkan daya saing bisnis. Pemimpin harus
memberikan contoh bagaimana menggunakan inovasi untuk memecahkan masalah
perusahaan. Persaingan bisnis yang ketat mendorong tumbuhnya inovasi dan memaksa para
pemimpin untuk mencoba berbagai hal, seperti mempelajari situasi bisnis. (Chemma, 2021)
Dalam penelitian ini inovasi berfokus pada mengetahui sejauh mana para UMKM
melakukan inovasi untuk menjaga keberlangsungan bisnisnya di era kemajuan teknologi dan
dampak pandemic COVID-19. Hasil penelitian ini di dukung oleh penelitian Chaniago (2022)
yang menyatakan bahwa kegiatan inovasi dapat mempercepat pencapaian target perusahaan
dan ini menjadi media praktis untuk menjaga keberlanjutan bisnis. Kegiatan inovasi pada
UMKM di latar belakangi tidak hanya karena motif ekonomi tetapi juga untuk menjaga
kelangsungan usaha.
Dalam rangka menciptakan keberlanjutan bisnis yang prepare dan propare sangat
diperlukan kreatifitas dan inovasi terkait produk, teknologi hingga pemasaran. Dimana jika
business owner memiliki tingkat kreatifitas dan inovasi dalam mengatur bisnisnya maka akan
semakin tinggi pula tingkat kebelanjutan bisnis UMKM kuliner di Kota Bandung yang business
owner tekuni.
Hasil penelitian ini mendukung penelitian sebelumnya yang telah dilakukan oleh
D’orville (2019) menyatakan bahwa kreativitas dan inovasi berpengaruh positif dan signifikan
terhadap sustainability terutama pada bidang bisnis, ini berarti semakin banyak kreativitas dan
inovasi yang dilakukan maka semakin meningkat business sustainability.

IMPLIKASI MANAJERIAL

Hasil penelitian untuk variabel Kreativitas menunjukan bahwa aspek yang perlu
dipertahankan pelaku UMKM kuliner di Kota Bandung adalah aspek Imajinatif dengan nilai
tertinggi sebesar 84,1 hal ini dikarenakan pelaku UMKM Kuliner tergolong dapat melihat
peluang yang hadir dan meramaikan dengan produk yang unik dan baru. Sedangkan aspek yang
perlu ditingkatkan berdasarkan hasil penelitian terhadap pelaku bisnis UMKM kuliner di kota
bandung adalah aspek solutif dengan nilai sebesar 78,6 hal ini dikarenakan sebagian besar
responden mengalami kendala dalam mengambil keputusan terlebih jika dalam kondisi
tertekan. Dalam usaha untuk meningkatkan aspek solutif dapat ditegaskan berdasarkan visi dan
misi usaha agar dalam pengambilan keputusan tidak akan terlampau menyimpang dari tujuan
awal usaha mereka.
Hasil penelitian untuk variabel inovasi menunjukan bahwa aspek yang perlu
dipertahankan pelaku UMKM kuliner di Kota Bandung adalah aspek inovasi produk dengan
nilai tertinggi sebesar 84,60. Dalam aspek hal yang perlu menjadi fokus perbaikan dan
pengembangan para pelaku UMKM kuliner di Kota Bandung adalah aspek inovasi administrasi
dengan nilai sebesar 80,50 yang mengindikasikan bahwa belum optimalnya aspek inovasi
administrasi di lingkungan UMKM kuliner karena masih banyak tidak melakukan pembukuan
dalam operasional usaha mereka. Dalam usaha meningkatkan inovasi administrasi terdapat
alternatif penggunaan pengelolaan aplikasi berbasis web seperti moka pos dll. Hal itu dapat
mempermudah dan membuat usaha menjadi profesional.
Hasil penelitian ini digunakan sebagai masukan bagi para pelaku bisnis UMKM kuliner
untuk memperhatikan faktor-faktor yang mempengaruhi pada keberlanjutan bisnis mereka
supaya usaha yang mereka tekuni dapat berkembang dan berjalan lebih baik dengan tetap dapat
mengikuti perkembangan zaman.

12
SIMPULAN

1. Kreativitas berpengaruh positif dan signifikan terhadap keberlanjutan bisnis pada lini bisnis
UMKM kuliner di Kota Bandung.
2. Inovasi berpengaruh positif dan signifikan terhadap keberlanjutan bisnis pada lini bisnis
UMKM kuliner di Kota Bandung.

MENGETAHUI

Kami mengucapkan terima kasih kepada seluruh pihak yang terlibat di dalamnya yaitu:
1. Prof. Dr. Ir. Harjanto Prabowo, MM Selaku rektor Binus University.
2. Dr. Agus Putranto., M.T., M.Sc. Selaku direktur Binus University Online Learning.
3. Brian Garda Muchardie, S.E., M.M. Selaku pembimbing yang selalu memberikan
semangat motivasi, arahan, serta bimbingan kepada penulis hingga penulis dapat
menyelesaikan penulisan tugas akhir ini.
4. Bapak/Ibu dosen serta staff Fakultas Ekonomi Binus University yang memberikan ilmu
serta pengalamannya kepada penulis selama kuliah.
5. Orang tua tercinta yang senantiasa memberikan doa dan dukungannya baik secara moril
maupun materil, serta motivasi yang mampu mendorong semangat penulis.
6. Keluarga besar yang selalu memberikan doa dan dukungannya kepada penulis

REFERENSI

Adam, N. A., & Alarifi, G. (2021). Innovation practices for survival of small and medium
enterprises (SMEs) in the COVID-19 times: the role of external support. Journal of
Innovation and Entrepreneurship, 10(15), 1-22.
Ahmad, N. N., Hanafi, W. N., Abdullah, W. M., Daud, S., & Toolib, N. S. (2020). The
Effectiveness of Additional PRIHATIN SME Economic Stimulus Package
(PRIHATIN SME+) in Malaysia Post-COVID-19 Outbreak: A Conceptual Paper.
Global Business and Management Research: An International Journal, 12(4), 754-763.
Al-Hakimi, M. A., Saleh, M. H., & Borade, D. B. (2021). Entrepreneurial orientation and
supply chain resilience of manufacturing SMEs in Yemen: the mediating effects of
absorptive capacity and innovation. Heliyon 7, 1-12.
Aknolt Kristian Pakpahan. (2020). COVID-19 dan Implikasi Bagi Usaha Mikro, Kecil, dan
Menengah. Universitas Katolik Parahyangan.
D’orville, H. (2019). The Relationship between Sustainability and Creativity.Cadmus Journal,
4(1), 65–73.
Doshi, H., Kumar, P., & Yerramilli , V. (2020). Uncertainty, Capital Investment, and Risk
Management. Management Science, 64(12), 5769-5786.
Ebersberger, B., & Kuckertz, A. (2021). Hop to it! The impact of organization type on
innovation response time to the COVID-19 crisis. Journal of Business Research 124,
126-135.
Hair, J. F., Black, W. C., Babin, B. J., & Anderson, R. E. (2010). Multivariate data analysis:
A global perspective 7th edition. London: Pearson Education Limited.
Hutahayan, B., & Yufra, S. (2019). Innovation speed and competitiveness of food small and
medium-sized enterprises (SME) in Malang, Indonesia Creative destruction as the
mediation. Journal of Science and Technology Policy Management, 10(5), 1152-1173.

13
Katadata Insight Center. (2020). Digitalisasi, Strategi UMKM Selamat dari Krisis. Diambil
kembali dari
https://katadata.co.id/katadatainsightscenter/analisisdata/5f03cf11e0198/digitalisasi-
strategi-umkm-selamat-dari-krisis
Krisgaharu, T., & Kusuma, B. O. (2021). Tingkat Efektivitas Online Marketing Untuk UMKM
Semasa Pandemi Covid-19. EXERO Journal of Research in Business and Economics,
4(2), 207-227.
Malhotra, N. K., Nunan, D., & Birks, D. (2017). Marketing Research An Applied Approach
Fifth Edition. New York: Pearson.
Okundaye, K., Fan, S. K., Dwyer, R. J., Fan, S. K., & Dwyer, R. J. (2019). Impact of
information and communication technology in Nigerian small- to medium-sized
enterprises. Journal of Ecomomic and Administrative Science
Thorgren, S., & Williams, T. A. (2020). Staying alive during an unfolding crisis: How SMEs
ward off impending disaster. Journal of Business Venturing Insights, 14(187), 1-11.
Wardhani, S. X. (2022). Creativity of Social Media Marketing as a Digital Marketing
Communication Strategy in Indonesia. Budapest International Research and Critics
Institute-Journal (BIRCI-Journal), 5(3), 28017-28028.
Widayanti, R., Damayanti, R., & Marwanti, F. (2017). Pengaruh Financial Literacy Terhadap
Keberlangsungan Usaha (Business Sustainability) Pada UMKM Desa Jatisari. Jurnal
Ilmiah Manajemen & Bisnis, 18(2), 153.

14

Anda mungkin juga menyukai